Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi, pengertian Islam, ciri-ciri agama samawi dan ardhli, metode mempelajari Islam, manusia dan agama, komponen biologis manusia, ciri-ciri manusia, proses evolusi manusia, fitrah manusia, dan cara mempertahankan fitrah.
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
PAI
1. MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
Drs. H. Mahfudz Siddiq, MM
Pengajar Universitas jember
Kantor UPT BS MKU
Universitas Jember
2. Pengertian & Tujuan PAI di PTU
PAI di PTU adalah suatu matakuliah atau program
studi untuk menghasilkan para mhs yg memiliki
Jiwa Agama dan taat menjalankan perintah
agamanya, bukan menghasilkan mhs yg
berpenget. agama scr mendalam.
Tujuan PAI:
1. Utk membantu mhs. yg beriman dan bertakwa kpd
Allah SWT., berbudi pekerti luhur, berpikir
filosofis, bersikap rasional dan dinamis serta
berpand. luas.
2. Membekali mhs dg ajaran agama Islam scr utuh
agar mampu berpikir integral & konprehensip.
3. Menghasilkan lulusan (out put) yg bertakwa dan
toleran serta menghormati agama lain dalam
mewujudkan persatuan nasional.
3. PENGERTIAN ISLAM
Asal Kata Islam
– Salima : Selamat. Silman/silmun : kedamaian
– Aslama : tunduk, patuh, menyerahkan diri
Islam (etimologi) adlh kepatuhan/penyerahan diri scr
total kpd. Allah utk mendapatkan keselamatan,
kebahagiaan, dan kedamaian.
Islam (terminologi) adlh seperangkat nilai dan norma yg
datang dari Allah kpd manusia sbg pedoman hidup
melalui para utusan-Nya (sejak Nabi Adam s/d Nabi
SAW) agar manusia mendapatkan keselamatan,
kedamaian, dan kebahagiaan dunia-akhirat. Secara
khusus ajaran Allah terakhir yg disampaikan oleh Nabi
SAW utk seluruh umat manusia dan berlaku sepanjang
masa.
4. CIRI AGAMA SAMAWI DAN
ARDLI
Agama Samawi:
a. Berasal dari wahyu Allah swt.,
b. Ajaran ketuhanannya monoteisme (tauhid) mutlak,
c. Disampaikan oleh manusia pilihan Nabi/Rasu,
d. Mempunyai kitab suci yang asli (otentik),
e. Ajarannya bersifat tetap walau tafsirnya dapat berubah.
Agama Ardhi:
a. Hasil pikiran atau perasaan manusia
b. Ajaran ketuhanannya monotheis nisbi/politheisme
c. Tidak disampaikan oleh Nabi/Rasul Allah
d. Umumnya tidak memiliki kitab suci. Kalau ada telah
mengalami modifikasi dalam perjalanannya
e. Ajarannya berubah-ubah sesuai deg perubahan akal
5. METODE MEMPELAJARI ISLAM
• Pelajarilah Islam dari sumber dasarnya
(pokok) yaitu Al-qur’an, Al-hadits Rasulullah
SAW. , Ijtihad (Ijma’ dan Qiyas)
• Pelajarilah Islam secara integral (kulli) jangan
secara partial (Juz’i),
• Pelajarilah Islam dari referensi atau
kepustakaan ulama Islam, para cendikiawan
muslin yang teruji amaliyahnya secara Islam,
jangan mempelajari Islam pemula dengan
merujuk pada hasil pemikiran orientalis,
• Pelajarilah Islam dari kitab pedomannya sep.
di atas, jangan mempelajari Islam hanya dari
kenyataan perilaku umat Islam ansikh.
6. MANUSIA dan AGAMA
Mengapa Man Butuh Agama ?
1. Agama merupakan sumber akhlak
(moral)
2. Agama merupakan petunjuk
kebenaran Ilahi yang mutlak (absolut)
3. Agama merupakan sumber informasi
alam metafisika (ghaib)
4. Agama memberikan bimbingan
kepada manusia baik jasmani maupun
rohani dikala suka maupun duka
7. MANUSIA DAN AGAMA
ISTILAH MANUSIA DALAM ASPEK KEHIDUPAN
1. Aspek historis, manusia = Bani Adam ; anak cucu
Adam [selain Adam] (Al-A’raf: 7:31) :
2. Aspek biologis, manusia = Al-Basyar; mencerminkan
sifat fisik-kimia-biologisnya (Al-Mukminun, 23:33)
3. Aspek kecerdasan, manusia = Insan; makhluk
terbaik yg diberi akal shg mampu menyerap ilmu
pengetahuan (Ar-Rahman, 55:3-4)
4. Aspek sosiologis, manusia = Annas yg
menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama
jenisnya (Al-Baqarah, 2 : 21)
5. Aspek posisi, manusia = Abdun yg menunjukkan
kedudukannya sbg hamba Allah yg hrs tunduk dan
patuh kpd-Nya (Saba’, 34 : 9)
8. KOMPONEN BIOLOGIS
MANUSIA
. Thuraab, yaitu tanah gemuk (Al-Kahfi, 18:37) :
• Thiin, yaitu tanah lempung (As-Sajadah, 32:7):
• Thiinul lazib, yaitu tanah lempung yang pekat
(Ash-Shaffat, 37:11)
• Shalsalun, yaitu lempung yang dikatakan
kalfakhkhar (seperti tembikar).
• Shalsalun min hamain masnun,= dr tanah liat
kering yg berasal dari lumpur hitam yg diberi
bentuk (Al-Hijr, 14:26):
• Sulalatin min thiin, yaitu dari saripati lempung
(dari tanah).
• Air yang dianggap sebagai asal usul seluruh
kehidupan (Al-Furqan, 25:54)
9. CIRI-CIRI MANUSIA
• Makhluk paling menarik, karena dicipta paling baik
dan paling sempurna (Al-Tien: 4).
• Manusia memiliki potensi dasar beriman hanya
kepada Allah.
• Manusia diciptakan untuk beribadah kepadaNya
(Al-Dzariyat: 56).
• Manusia dicipta menjadi wakil Allah (Khalifah) di
bumi (Al-Baqoroh :30).
• Disamping akal dan kalbu manusia dilengkapi pula
perasaan dan kemauan atau berkehendak
• Manusia adalah makhluk yang berakhlak. Akhlak
adalah ciri utama manusia dari pada makhluk lain.
10.
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.“
11. QS. Al-BAQARAH: 30
• Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi; mereka berkata:
mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu org yg
akan berbuat kerusakan pdnya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dg memuji Engkau dan mensucikan
Engkau? Tuhan berfirman :Sesungguhnya Aku mengetahui apa yg
tidak kamu ketahui.
• Ayat tsb terkesan bhw manusia adalah khalifah pengganti manusia
sebelumnya, seperti yg diungkap Malaikat:
• Sayyid Quthub mengatakan ada 4 kemungkinan Malaikat
mengetahui umat sbl Adam dg berbagai argumen; (1) mengetahui
secara pasti, (2) eksperimen yg telah lalu, (3) ilham yg dimilikinya,
dan (4) kecenderungan kehidupan manusia di dunia
12. TUGAS MANUSIA SBG
KHALIFAH
1. Memakmurkan bumi (Hud ;61), oleh
karenanya manusia diberi potensi hidup
dinamis utk menjunjung potensinya (Al-
A’raf :74)
2. Menegakkan keadilan dan kebenaran
(Hud; 26)
3. Menjadi motivator dan dinamisator bagi
pembangunan yg tercermin dalam akhlak
dan tutur kata (Al-Anbiyak: 73)
13. Sesungguhnya Aku akan
menjadikan khalifah di bumi
1. Mayoritas Mufassirin: yakni suatu kaum
menggantikan kaum yg lain, kurun demi
kurun dan generasi demi generasi.
2. Ulama lain: menjadikan khalifah bagi
makhluk sebelumnya yg terdiri dari jin
atau makhluk lain yg mungkin berada di
muka bumi yg ada sebelum spesies
manusia.
14. POTENSI MANUSIA
• Fitrah : bawaan sejak lahir yg diberikan Allah
• Nafs : organ rohani yg besar pengaruhnya & paling
banyak dianggota rohani yg mengeluarkan instruksi
kpd anggota jasmani utk berbuat atau bertindak
• Qolbu : Jantung hati sanubari
- Dlomirun dari segi sembunyinya
- Fu’adun dari segi banyak gunanya
- Kabidun dari segi bendanya
- Qalbun dari segi berubah-ubahnya
- Sirrun dari segi tempat menyimpan rahasia
• Roh : bentuk dan hakekat roh tdk dpt diterangkan
• Akal : Tali pengikat, penghalang. Menghalangi
seseorang terjerumus dlm kesalahan dan dosa
15. PROSES EVOLUSI MANUSIA
(Hasil Riset)
• Makhluk yang paling tua yang bentuknya
mirip atau lebih hampir dengan manusia,
diistilahkan Austra Lopithecus (kera
Australia), fosilnya diperkirakan berumur
500-600 ribu tahun.
• Pithecanthropus Eructus, manusia kera
berdiri tegak, yang fosilnya berumur sekitar
400 ribu tahun.
• Homo Neanderthalensis, manusia
Neanderthal yg fosilnya berumur sekitar 100
ribu tahun.
16. FITRAH MANUSIA
• Fitrah = ciptaan , suci, dan seimbang
• Fitrah = sifat yg ada pd setiap awal
penciptaanNya, sifat alami manusia,
agama dan sunnah.
• Fitrah = kondisi dimana Allah
menciptakan manusia yg menghadapkan
dirinya kpd kebenaran dan kesiapan utk
menggunakan pikirannya
17. 9 MAKNA FITRAH (ULAMA)
1. Fitrah = suci jasmanai raohani
2. Fitrah = Islam (berpotensi menjadi org Islam)
3. Fitrah = mengakui ke Esaan Allah ( Tauhid)
4. Fitrah – murni (ikhlas) dlm menjalankan aktivitas
5. Fitrah = kondisi penciptaan manusia yg cendrung menerima kebenaran
6. Fitrah = potensi dasar manusia sbg alat utk mengabdi dan ma’rifatullah
7. Fitrah = ketetapan atau kejadian asal manusia mengenai kebahagiaan
atau kesesatannya
8. Fitrah = tabiat alami manusia (watak) yg berbda-beda
9. Fitrah = insting (gharizah)dan wahyu dr Allah (Al-Munazzalah). (1) F.
Almunazzalah = fitrah luar yg masuk ke dlm diri manusia sbagai
pembmbing dan kendalinya al-qur’an dan sunnah (2) Fitrah Gharizah =
fitrah inheren (berpautan)dlm diri manusia yg memberi daya akal yg
berguna utk mengembangkan potensi dasar manusia
18. CARA MEMPERTAHANKAN
FITRAH (AL-GAZALI)
1. Dg jalan Muraqabah; jiwa yg merasa diawasi Allah shg ia selalu takut
berbuat segala sesuatu yg menimbulkan kemarahanNya (QS Al Mujadilah : 7)
2. Dg jalan Mu’ahadah ; mengingat dan mengokohkan kembali perjanjian kita
dengan Allah di alam roh sblm menjadi janin dg janji dan kesaksian ttg Allah
(QS Al A’rof, 7: 172)
3. Dg jalan muhasabah (evaluasi);jiwa yg selalu memperhitungkan dan
mempertimbangkan segala amalannya dlm perspetif kehidupan akhirat (QS.
aL-Hasyr; 18)
4. Dg jalan Mu’aqabah = selain mengingat perjanjian (mu’ahadah) sadar akan
pengawasan (muraqabah) dan sibuk mengkalkulasi diri dan perlu pula
meneladani sahabat dan salafus sholeh dalam mengiqab (menghukum atau
menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri . Atau jiwa yg selalu menghukum
dirinya apabila terlanjur khilaf berbuat maksiat (QS. Al Haj : 78)
5. Dg jalan Mujahadah = upaya keras utk bersungguh-sungguh melaksanakan
ibadah kpd Allah menjahui segala yg dilarang dan mengerjakan apa yg
diperintahkan-Nya (al-Hadits)
19. KERANGKA AJARAN ISLAM
(1) Aqidah (dasar hidup), (2) Syari’at (jalan
hidup), dan (3) Akhlak (sikap hidup)
• Akidah adalah peraturan yang berhubungan
dengan kepercayaan kepada Allah, Rasul-
Nya, kitab-Nya, Malaikat-Nya, Hari kiamat dan
qada’ dan qadar.
• Akidah (Hamka), diartikan mengikatkan hati
dan perasaan dg suatu kepercayaan dan tidak
bisa ditukar lagi dg yg lain, shg jiwa dan raga,
pikiran dan pandangan hidup terikat kuat
kepada-Nya.
20. Lanjutan AQIDAH
• Aqidah (bahasa) = yg dipercayai oleh hati”
• scr istilah (disiplin ilmu Tauhid), = suatu
perkara yg wajib dibenarkan/dipercaya dlm
hati, dg penuh keyakinan dl hati (kalbu/jiwa),
shg terhindar dr keragu-raguan.
• Aqidah = identik dg iman atau kepercayaan
• Aqidah berasal dari kata ‘aqoda - ya’qidu-
‘aqdan = mengikatkan atau mempercayai atau
meyakini. Jadi aqidah = ikatan, kepercayaan/
keyakinan.
• Aqidah = ”ikatan antara manusia dg Tuhan”
21. TINGKATAN AQIDAH
• Tk ragu-ragu (taklid), yakni org yg beraqidah
hanya karena ikut-ikutan saja, tdk mempunyai
pendirian sendiri.
• Tk Ilmu yakin, yaitu orang yg beraqidah dan
mampu menunjukkan bukti, alasan atau dalilnya,
namun belum mampu menemukan hubungan
kuat antara obyek dg data
• Tk ‘ainul yakin yakni org yg beraqidah atau
meyakini sesuatu scr rasional, ilmiah dan
mendalam. Ia mampu menemukan hub. antara
obyek dg data.
• Tk haqqul Yakin = org meyakini sesuatu scr
rasional, ilmiah dan mendalam. juga mampu
menemukan melalui pengamalan ajaran agama.
22. SINONIM AQIDAH
• Ilmu Tauhid; ilmu yg membahas ttg kepercayaan ke-
Esaan Allah Swt., dan segala sesuatu yg berhub. dg ke-
esaan Allah itu (rukun iman), berdasar dalil naqliyah
(Al-qur’an dan As-Sunnah) atau aqliyah (ratio),
• Ilmu kalam; ilmu yg membahas segala yg berhub. dg
kepercayaan agama Islam, terutama pembicaraan yg
bertalian dengan zat Tuhan Yang Maha Kuasa.
• Ilmu Ushuluddin; Suatu ilmu yg membahas pokok-
pokok dasar ajaran agama Islam yg bersumber dari
hukum naqli maupun aqli. Atau ilmu yg membicarakan
segala persoalan yg berhub. dg mengenal, prinsip-
prinsip meyakinkan adanya Allah.
• Ilmu Ma’rifat; suatu ilmu mengenal Allah berdasar
hukum naqli dan aqli, shg dg demikian kita benar-benar
dpt mengenal (ma’rifat) Allah dan hal-hal yg berhub. dg
kepercayaan dlm Islam dg penuh keyakinan positif dan
konkret.
23. TAUHID
• Tauhid (penyatuan) merup konsep monotheisme Islam yg
mempercayai bhw tuhan itu hanya satu.
• Tauhid itu adalah azas akidah
• Tauhid = menegaskan penyatuan dg Allah
• Ilmu Tauhid = ilmu yg menerangkan hk-2 syara’ dlm bid
I’tiqad yg diperoleh dr dalil-2 qath’I (pasti) yg berdasar
ketetapan al-qur’an, hadits, dan akal
• Tauhid adalah pembebasan thd penyembahan kpd semua
yg bukan kpd Allah dan penerimaan dg hati serta
pengibadahan hanya kpd Allah semata
• Lihat Al-Baqarah : 163 dan QS: 40: 41-42
24. MACAM-MACAM TAUHID
1. Tauhid Rububiyah = berasal dari kata “robb” pengakuan
bhw sesungguhya Allah adalah Tuhan yg maha
pencipta, pengatur, pembimbing, pendidik, pemilik,
penguasa, dan pemelihara thd alam semesta atau
seluruh makhluk-Nya. Tauhid ini bermaksud bhw Allah =
pengatur segala sesuatu, Dia pemiliknya, Dia pencipta
aturannya dan pemberi riskinya, Dia yg menghidupkan
dan mematikan, pemberi manfaat dan madlarat, Dia
menerima do’a, ditanganNya terletak seluruh kebaikan,
Dia berkuasa atas segala apa yg Dia kehendaki
(QS35:15), dan tiga surat (QS 10;31, QS,43;87, QS,
29;63) 3 dalil ini = org musyrik mengakui wujud Allah tapi
menyekutukan-Nya dg yg lain
25. 2. Tauhid Uluhiyah
• Tauhid Uluhiyah/Tauhid Ubudiyah/Ibadah
/iradat/kehendak= dr kt ‘ilah (tuhan yg patut
disembah) ikhlas mengesakan Allah dg melakukan
berbagai macam ibadah yg disyari’atkan, sep; berdoa,
meminta, memohon pertolongan hanya kpd Allah,
thawaf, menyembelih binatang qurban, bernadzar dan
ibadah lainnya hanya karena Allah. Megesakan Allah
dlm peribadatan (ini yg dingkari org musyrik dan org
kafir). QS, Al-fatihah; 5, thaha; 14. QS;9:129, QS,
25:58, QS, 39:2, QS, 39:38, QS, 39:64-66). Ikhlas,
rasa cinta, takut , mengharap, tawakkal, gemar dan
hormat secara total hanya kpd Allah
26. 3. Tauhid Asma wa Sifat
• Mengesakan Allah melalui nama-nama dan sifat-
sifat-Nya= bahwa Allah memp nama dan sifat-sifat
yg baik yg sesuai dg keagingannya yg terdiri dr 99
(QS. 42:11). Tauhid ini = ikrar bhw
sesungguhnyaAllah maha Tahukeadaan segala
sesuatu, Maha Kuasa, Dia Maha hidp , tidak tidur
dan tidak lupa dll. Dg T. ini tdk cukup seorang
menjadi muslim , tp harus disertai dg tauhid
rububiyah = pengesaan Allah dlm pengaturan dan
T. Uluhiyah =pengesaan Allah dlm keTuhanan.
Dasar 3 macam tauhid tsb (QSMaryam : 65)
27. DEFINISI IMAN
1. Iman berasal dari kata kerja : amina-ya’manu-
amanan artinya percaya atau pembenaran
atau pembenaran hati terhadap apa yang
didengar oleh telinga. Iman; percaya yg
menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.
2. Secara harfiyah iman ; rasa aman artinya
kesejahteraan kesentosaan al-amanah
(kepercayaan) ; keadaan bisa dipercaya atau
diandalkan. Orang beriman jiwanya akan
merasa tenang dan sikapnya penuh keyakinan
dalam menghadapi semua problem hidup.
28. LANJUTAN IMAN
3. Iman tidak hanya percaya adanya Tuhan namun hrs
ada konsekuensi nyata sep. hanya kpd-Nya tempat
bersandar atau berserah diri (tawakal), tempat
menggantungkan harapan, optimis dan
berpandangan posistif hanya kpd-Nya, menaruh
kepercayaan dan cinta, rindu hanya kpd-Nya dsb.
4. HR. Ibnu Majah; Iman = keyakinan dlm hati,
diikrarkan oleh lisan dan diwujudkan dlm amal
perbuatan. Jadi Imam merup. keselarasan antara
hati, ucapan dan tingkah laku.
5. Iman = suatu kekuatan yg ada dlm diri manusia yg
tak mudah diketahui scr pasti ttg keadaan yg
sebenarnya krn ia tak mudah dilihat. Ia hanya
diketahui gejala lahiriyahnya yg tampak pd perilaku
lahiriyah.
29. HIKMAH KEIMANAN BAGI
MANUSIA
• Terbebasnya jiwa dr kekuasaan org lain (Al-A’rof:
188)
• Dpt menimbulkan keberanian dan ingin terus maju
krn membela kebenaran (Alu-Imran :145)
• Akan menimbulkan keyakinan bhw Allah jualah yg
kuasa memberi rizki, mencabut dsb..(Hud: 6)
• Mendatangkan ketenangan hati& jiwa (Ar-Ra’d: 28)
• Dpt mengangkat kekuatan seseorg kemudian
menghub. dg sifat dari zat Allah yg Maha Tinggi yg
merup. sumber kebaikan (Yunus : 90)
• Kehidupan yg baik, adil, dan makmur akan
dipercepat oleh Allah perolehannya bagi org
mukmin, selagi mereka masih hidup.
30. MENGENAL ALLAH
• Kata ilah, diartikan “Tuhan“, dlm al-Qur’an dipakai
utk menyatakan berbagai obyek yg dibesarkan atau
dipentingkan manusia, misalnya QS. Al-Jatsiyah : 23
: Maka pernahkah kamu melihat org yg menjadikan
hawa nafsunya sebagai Tuhannya...QS. Al-Qashash :
38, kata ilah dipakai Fir’aun utk dirinya sendiri:“Dan
Fir’aun berkata : Wahai pembesar kaumku, aku tdk
mengetahui tuhan bagimu selain aku”.
• Ayat-ayat tsb menunjuk bhw ilah bisa mengandung
arti berbagai benda, baik abstraks (nafsu atau
keinginan pribadi ) maupun benda konkret (Fir’aun
atau penguasa yg dipatuhi & dipuja).
• Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga dipakai dlm
bentuk tunggal (mufrad: ilahun), ganda (mutsanna:
ilahaini), dan banyak (jama’: alihatun).
31. PROSES PEMIKIRAN TTG TUHAN
(Teori Evolusionisme)
• Dinanisme; Menurut paham ini, manusia
sejak zaman primitif telah mengaku adanya
kekuatan yg berpengaruh dlm kehidupan.
Mula-mula sesuatu yg berpengaruh tsb
ditujukan pd benda. Setiap benda memp.
pengaruh pd manusia, ada positif, ada negatif.
• Animisme; mempercayai peran ruh dlm
hidupnya. tiap benda yg dianggap benda baik,
memp. ruh. Oleh masyarakat primitif, ruh
dipercayai sbg sesuatu yg aktif sekalipun
bendanya telah mati.
32. LANJUTAN PROSES
PEMIKIRAN TTG TUHAN
• Politheisme ; Keperc. thp Ruh kemudian disebut
dewa. Dewa mempuyai tugas dan kekuasaan
tertentu sesuai dg bidangnya. Ada dewa yg
bertanggungjawab thd cahaya, air, angin dsb
• Henotheisme; Satu bangsa hanya mengakui satu
dewa yg disebut Tuhan, namun manusia masih
mengakui Tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan
satu Tuhan utk satu bangsa = henotheisme
• Monotheisme; Kepercayaan dlm bentuk
henoteisme melangkah menjadi monoteisme.
Dlm monotheisme hanya diakui satu Tuhan utk
seluruh bangsa dan bersifat internasional.
Bentuk monotheisme ditinjau dr filsafat
Ketuhanan terbagi dlm tiga paham yaitu: deisme,
panteisme dan teisme.
33. PROSES MENGENAL ALLAH
(Dalam Perspektif Qur’an)
• Melalui Akal pikiran dg melihat, merenung,
dan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya, (Yunus :
101, As-Saba’ :46, Yusuf : 105, Al-A’raf : 179,
Al-Baqarah: 219-220, Yunus :101)
• Melalui Sifat-Sifat-Nya, keagungan-Nya,
kenyataan-kenyataan dan keluhuran-Nya,,
bukti-bukti kesucian-Nya, kelengkapan ilmu-
Nya, kelangsungan Kekuasaan-Nya dan
keesaan-Nya dalam hal menciptakan yg baru
(An-Naml: 59:64, An-Nur : 4)
• Melalui Nama-Nama-Nya yg tercantum dalam
Asmaul Husna (Al-Isra’:110, Al-A’raf : 180)
34. MENGENAL ALLAH MELALUI
(Sifat-Sifat-Nya)
1. Sifat Dzat yaitu Sifat-sifat Tsubutiyah atau
sifat-sifat Ma’nawiyah, meliputi: Sifat hidup,
mengetahui, kuasa berkehendak,
mendengar, melihat dan berfirman
2. Sifat Af’al seperti sifat menciptakan dan
sifat memberi rizki
3. Sifat Salbiyah (yang menarik atau yang
meniadakan dari Allah) sep. awal dan akhir,
maha Esa, tidak serupa dg sesuatu.
35. MENGENAL NABI/RASUL
• Persamaan : Keduanya mendapatkan wahyu Allah SWT
• Perbedaan (1) Nabi : mendapat wahyu ttp tdk
berkewajiban menyampaikan ajaran Allah kpd umatnya
(2) Rasul : mendapat wahyu & wajib menyampaikan
kpd umat manusia
• Sifat Rasul As-Shiddiq (benar/jujur), Al Amanah (dpt
dipercaya), At-Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah
(cerdas/ pandai)
• Ulul ‘Azmi = para rasul yg dianugerahi ketabahan dan
kesabaran luar biasa dlm menjalankan misi kerasulan
sekalipun mendapat tantangan yg berat dari umat
dizamannya (ada 5 yaitu NIMIM)
• Mu’jizat = Kejadian laur biasa yg dianugerahkan Allah
kpd Pr Nabi/Rasul sbgi bukti atas kerasulannya dan
bersifat mengalahkan lawannya sesuai dg zamannya
36. TUGAS PARA RASUL
• Menyampaikan syari’at rabbani kpd umat manusia
• Menjelaskan makna nash yg diturunkan kpd
manusia
• Menuntun umat kpd kebaikan & melarang
keburukan
• Mendidik manusia dg met. syari’at rabbani = met.
yg lurus & penuh petunjuk (Hidayah Al-Irsyad)
Indikator Pembawa Syari’at Rabbani
• Tdk berharap keuntungan pribadi (Al-An’am :90)
• Berlaku bijak dan memberi nasehat (An-Nahl:125)
• Ber- Amar ma’ruf nahi munkar (As-Syuara’214-215)
• Menjadi suri tauladan bagi umatnya (Hud:88)
• Memimp.umat dlm urusan agama & dunia (An-
Nisa’:64)
37. HIKMAH MENGENAL RASUL
ALLAH
1. Meneruskan tugas rasul
2. Meneladani sifat-sifat Rasul
3. Meneladani perilaku Rasul
4. Mentaati perintah dan menjahui larangan
Rasul
Tujuan hidup Manusia:
1. Mengabdi kepada Allah SWT
2. Menjadi Pewaris/pelanjut para Nabi
3. Menjadi Khalifah di bumi Allah
4. Diuji siapa yg paling baik amalnya
38. MA’RIFAT ALAM AKHIRAT
• Akhirat/akhir; sesuatu yg dtg kemudian, yg penghabisan
• Kronologi alam Akhirat: (1) Barzah = alam transisi tdk dunia,
tdk akhirat, namun lebih dekat ke akhirat. (2) Ba’ats =
kebangkitan dr alam kubur sth kiamat, (3) Mahsyar =
berkumpulnya manusia utk mempertanggung jawabkan, (4)
Wukuf = berada di mahsyar menunggu hisab, (5) Hisab =
perhitungan amal manusia selama hidup (pengadilan Allah),
(6) Shuhuf = catatan amal hidup di dunia yg dicatat malaikat
utk diserahkan kpd manusia (ada ash-habul yamin = tangan
kanan = syurga dan ada ashbul syimal = tangan kiri =
neraka), (7) Telaga (danau) = sbg sumber air minum Nabi
dan Umatnya, digunakan minum setelah proses padang
mahsyar sebelum masuk syurga, (8) Shirat = jembatan; di
atas neraka jahannam yg dilalui sekembalinya dr mahsyar,
(9) Syafa’at = pertol. yg diberikan Nabi, (10) Syurga = tempat
kenikamatan, dan kesenangan yg tdk bisa dilukiskan dg bhs
dunia (11) Neraka = tempat siksaan, dan (12) Melihat Allah =
org mukmin dpt melihat dg mata kepala (asy’ariyah &
AlMaturidi), Mu’tazilah sebaliknya Allah tak dpt dilihat.
39. ALAM YG DILALUI MANUSIA
• Alam Roh: alam yg tidak diberitahukan letak dan
suasananya oleh Allah (Al Isra’ :85)
• Alam Arham: alam kandungan dalam rahim ibu
(Ali-Imran:6, Az-Zuar:6)
• Alam Dunia: Alam tempat manusia berbuat (Al-
An’am:130, Al-A’raf:32)
• Alam Barzah: alam transisi (tidak di dunia dan
belum di akhirat) setelah manusia meninggalkan
dunia fana ini (Al Mukminun : 99-100)
• Alam Akhirat: alam yg abadi dan tdk
berkesudahan (Al-Baqarah: 6-8)
40. NAMA-NAMA SYURGA DALAM
AL-QUR’AN
1. Jan-nah al-ma'wa (surga tempat kembali),
2. Jannah `adn (surga sebagai tempat tinggal
yang kekal),
3. dar al-khulud (negeri yang kekal),
4. Firdaus, dar as-.salam (negeri yang sejahtera),
5. dar al-maqamah (negeri ketenangan),
6. Jannah an na’im (surga kenikmatan),
7. dan lain-lain
41. NAMA-NAMA NERAKA DALAM
AL-QUR’AN
(1) neraka wail (paling ringan siksaannya; QS.104:7),
(2) neraka haawiyah (yg sangat dalam; QS.101:4-11),
(3) neraka laza (yg bergejolak apinya & dapat
mengelupaskan kulit kepala; QS.70:75-78),
(4) neraka sa'ir (yg menyala-nyala &menyediakan alat--
alat pelempar setan; QS.67:5),
(5) neraka saqar (yg membakar manusia &
mengoyakkan kulitnya, yg terus berganti &
berulang; QS.74:26-30),
(6) neraka khuthamah (yg membakar manusia sampai
ke ulu hati; QS.104: 4),
(7) neraka jahim dan jahanam (yg paling dlm dan berat
siksaannya, org yg tlh masuk ke dalamnya tdk akan
pernah bisa keluar lagi; QS.7:179 dan QS.50:30).
42. PENGERTIAN SYARI’AT
• Syari’at (etimologi) = jalan menuju sumber air,
jalan yang nyata, jelas, dan peraturan
• Syari’at (teminologi). = Kumpulan peraturan-
peraturan Allah yg diturunkan kpd Rasul-Nya utk
manusia berakal, agar mengimani dan
mempraktekkannya, dg demikian mereka
memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat, baik yg
berhub. dg kepercayaan, hukum maupun akhlak
• Dua kandungan Ibadah ; (1) Muqadimatul Ibadah :
seperti Jenis-jenis air, najis, mandi, wudlu, dan
tayamum (2) Maqoshidul Ibadah; Seperti yang
tercantum dalam 5 rukum Islam
43. AZAS-AZAS HUKUM DALAM
AL-QUR’AN
1. Meniadakan kesempitan dan kesukaran (Al-
Jah:78, Al-Baqarah 286, Ibadah & makanan)
2. Sedikit Pembebanan (Al-Maidah :101, jenis
binatang qurban)
3. Bertahap dalam sosialisasi hukum agama
(Ibadah & mu’amalah, hukum zina)
4. Sejalan dengan kemaslahatan umat manusia
(arah kiblat, wasiyat, ziarah kubur)
5. Mewujudkan keadilan (tanpa memandang
status sosial)
44. PRINSIP-PRINSIP
SYARI’AT/HUKUM ISLAM
1. Tauhid (Alu-Iram:64)
2. Berkomunikasi langsung (Al-Mukmin:60,Al Baqarah:186
3. Menghargai Fungsi akal (Al-Baqarah 44,76,17,Yusuf:76)
4. Menyempurnakan Iman (Al-Furqan: 63)
5. Menjadikan Kewajiban untuk Membersihkan Jiwa (Al-
Maidah :6, Al-Taubah : 103)
6. Memperhatikan Kepent. agama & Dunia (Al-Qoshas:77)
7. Persamaan dan keadilan (Al-Hujurat :13)
8. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
9. Musyawarah
10. Toleransi (Al-Baqarah 256, Al-Kafirun : 6)
11. Kemerdekaan dan Kebebasan (Al-Kahfi : 29)
12. Hidup Gotong Royong
45. PENGERTIAN DAN SYARAT
DITERIMANYA IBADAH
Ibadah = Segala aktivitas yang di sukai dan diridloi
oleh Allah, baik berupa perkataan atau perbuatan,
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi dan
secara lahir maupun batin (menurut ulama)
• Dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT.
(Al-Bayyinah : 5) dan HR. Nasa’i (sesungguhnya
Allah SWT., tidak menerima amal kecuali yang
dikerjakan secara ikhlas dan untuk mendapatkan
keridloaan-Nya)
• Dilakukan sesuai dengan petunjuk agama atau
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT. (QS. Al-Kahfi :110)
46. ESENSI DAN MOTIVASI
PERIBADATAN HAMBA
• Disatu sisi; adnya kesadaran diri seseorang
atas keterbatasannya dan pengakuan diri atas
segala kemutlakan zat yang Maha Kuasa.
• Disisi lain; Yang bersangkutan menyadari akan
posisinya dihadapan Allah sebagai hamba
yang dimiliki, dikuasai dan diatur.
1. Karena dorongan lil-khaufi/rasa takut
2. Karena dorongan lir-Rojai/rasa pengharapan
3. Karena dorongan lil-wujub/kewajiban
4. Karena dorongan lil-mahabbah/rasa cinta
5. Karena dorongan lit-taladzdzudzi/rasa nikmat
47. CARA MERAWAT IBADAH
1. Al- Istiqomah; ajek, kontinyu, terus-
menerus dalam ibadah
2. Az-Zuhdu; hati tidak tertarik dengan
kemewahan duniawi baik yang dimiliki
sendiri amupun milik orang lain
3. Al-Faqru; Terus menerus merasa
membutuhkan Allah baik dikala suka
atau duka
48. PEMBAGIAN IBADAH
• Ibadah Mahdlah (ibadah murni) adalah
ibadah yang tata cara, jumlah, waktu,
gerakan, dan bacaannya sudah
ditentukan secara baku oleh agama (5
Rukun Islam)
• Ibadah Ghairu mahdlah adalah ibadah
yang tata cara, jumlah, waktu dan
bacaannya diserahkan kepada
kemampuan individu masing-masing
(ibadah sosial)
49. Tujuan Hidup dan
Tk Kebutuhan manusia
1. Untuk beribadah kepada Allah. (Al-Dzariyat : 56)
2. Untuk diuji siapa yang terbaik amaliyahnya (Al-
Mulk : 2)
3. Untuk menjadi Kholifah Allah di muka bumi
dengan segala tanggung jawabnya (Al-Baqarah :
30)
Kebutuhan manusia:
1. Kebutuhan kepada udara
2. Kebutuhan kepada minuman
3. Kebutuhan kepada makan
4. Kebutuhan kepada seksual
5. Kebutuhan kepada Allah (agama/keyakinan)
50. Al-Qur’an memadukan antara:
akal & kalbu, pikir & dzikir, iman & ilmu
• Akal tanpa kalbu ; menjadikan manusia
menjadi robot
• Fikir tanpa dzikir; menjadikan manusia
seperti syetan
• Iman tanpa Ilmu; seperti pelita di tangan
bayi
• Ilmu tanpa Iman; seperti pelita di tangan
pencuri
51. SUMBER HUKUM ISLAM
1. AL-Qur’an
2. AL-Hadits/As-Sunnah
3. Ijtihad =Ijtihad = mengerjakan sesuatu dg
segala kesungguhan atau menggunakan
segala kemampuan berpikir utk menetapkan
hk-hk agama. Atau Ijtihad = upaya sungguh-
sungguh seorang (bbrp org) ulama tertentu ,
yg memiliki syarat-syarat tertentu, pd waktu-
waktu tertentu, utk merumuskan kepastian hk
(penilaian hk) mengenai suatu (bbrp) perkara
tertentu yg tdk ada kepastian hk.nya scr tegas
dan positis dlm Al-Qur’an dan As-Sunnah
52. ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN
1. Bidang Ketauhidan,
2. Janji dan Ancaman Tuhan,
3. Bidang Ibadah,
4. Jalan dan Cara Mencapai
Kebahagiaan, dan
5. Ceritera-ceritera atau Sejarah
Umat Manusia sebelum Nabi
Muhammad Saw. Dll.
53. Isyarat-Isyarat Ilmiah
Al-qur’an (M. Quraish Shihab)
• Ihwal reproduksi manusia,
• Ihwal kejadian alam semesta,
• Ihwal pemisah dua laut,
• Ihwal awan,
• Ihwal gunung,
• Ihwal pohon hijau, dan
• Ihwal kalender syamsiah dan qomariah.
54. DEFINISI
AS-SUNNAH/AL-HADITS
As-Sunnah/Hadits (etimologi); adat-istiadat,
termasuk adat istiadat masyarakat Arab dalam
pra Islam, baik persoalan agama, social
maupun hukum. Karena itu adat istiadat
zaman jahiliyah disebut sunnah jahiliyah.
As-Sunnah (terminologi); sesuatu yang
merupakan perkataan perkataan, perbuatan-
perbuatan, dan taqrir (penetapan) Rasulullah
SAW. Atau segala sesuatu yang datangnya
dari Nabi Muhammad SAW. baik berupa
perkataan, perbuatan, sifat-sifat tingkah laku
ataupun ketetapan/pengakuan.
55. FUNGSI AL-HADITS
1. Menjelaskan masalah yang masih bersifat global
(Bayanul Mujmal), Sep. cara shalat, zakat, haji dll
2. Membatasi masalah yang belum jelas
batasannya (Taqyidul Mutalaq). Misalnya batasan
potong tangan.
3. Mengkhususkan masalah yang masih umum
4. (Takhshishul ‘Am). Misalnya anak laki dua kali
dari perempuan, waris anak yang lain agama
5. Sunnah/Hadits merupakan ketetapan hukum
yang bersifat tambahan terhadap hal yang tidak
terdapat dalam al-qur’an, seperti diharamkannya
memakai cincin dan pakaian sutra bagi pria.
56. (1) DEFINISI IJMA’ DAN
KEDUDUKANNYA
Ijma’ (terminologi) berarti sepakat, setuju atau
sependapat. Secara terminology (istilah syara’)
Ijma’ adalah kebulatan pendapat semua ahli
ijtihad umat Muhammad SAW., sesudah beliau
wafat pd suatu masa ttg suatu perkara (hukum).
Kedudukan Hukum Ijma’ adalah berkedudukan
sebagai dasar hukum (hujjah) selam dalam
suatu masalah tidak didapati nashnya dalam al-
qur’an dan hadits. Ijma’ dalam kedudukan
hukum Islam menempati ketiga setelah al-qur’an
dan al-hadits. (QS. An-Nisa’ ; 59)
57. (2) DEFINISI QIYAS
• Qiyas (etimologi) berarti mengukur,
membatasi.
• Qiyas (terminology) berarti
menetapkan hukum suatu perkara
yang belum ada ketentuan hukumnya
berdasarkan suatu hukum yang telah
ditentukan oleh nash, karena adanya
persamaan illat (sebab) hukum
diantara keduanya
58. Bentuk Ijtihad
(Ijma’, qiyas,Istihsan, Mashalah Mursalah,
Istish-hab, dan Saddudz Dzari’ah)
Istihsan = menganggap baik sesuatu hal atau
menjalankan keputusan yg tdk didasarkan atas qiyas,
ttp didasarkan atas kepentingan umum atau
kepentingan keadilan. Sep. boleh tidaknya wanita haid
membaca Al-qur’an. Hk qiyas mengharamkan krn
diqiyaskan dg lk-lk junub (illat keduanya sama-sama
tdk suci). Istihsan membolehkan krn utk kepentingan
umum, haid waktunya lama. Hk qiyas tdk dipakai
Mashalahah Mursalah atau istishlah = kebaikan yg tdk
disinggung-singgung oleh syara’ utk
mengerjakannya /meninggalkannya ttp jika dikerjakan
akan membawa manfaat /terhindar dr keburukan. Sep.
pengumpulan al-Qur’an di zaman Abu Bakar.
Pengumpulan tidak dilarang dan tidak diperintah
agama, ttp sahabat bersepakat utk mengumpulkan dan
menulis utk kebaikan umat. Hal yg sama dikerjakan
Utsman
59. LANJUTAN:
ISTISH-HAB & SADDUDZ DZARI’AH
Istish-hab = istishhabtu ma kaana fill maadhi = saya
membawa serta apa yg tlh ada waktu lampau sampai
skrg / menjadikan hk yg tlh tetap pd masa lampau
terus berlaku sampai skrg krn tdk diketahui ada dalil
yg mengubahnya. Suami-istri sbg pasangan dua org
tetap dikatakan pasangan suami-istri sampai ada
dalil yg mengatakan bhw hub keduanya tlh terputus.
Saddudz Dzari’ah = menutup/menyumbat jalan.
Dzari’ah= perkara yg lahiriya hanya boleh (mubah)
ttp membuka jalan kpd jalan yg dilarang/melarang yg
lahiriyahnya mubah, krn perkara itu membuka jalan/
mendorong kpd perbuatan yg dilarang oleh agama.
Suatu perkara yg sekalipun hukumnya mubah, dpt
saja dilarang kalau kemubahannya membawa jalan
kpd perbuatan maksiat
60. PERBEDAAN ETIKA, MORAL,
DAN AKHLAK
• Etika; ajaran yang membahas kebaikan
dan keburukan berdasarkan ukuran akal
• Moral; ajaran ttg kebaikan & keburukan dg
ukuran tradisi yg berlaku di suatu masy.
tertentu.
• Akhlak; ajaran yg membahas ttg kebaikan
dan keburukan, terpuji dan tercela, baik
perkataan atau perbuatan manusia lahir
dan bathin berdasarkan wahyu.
61. Definisi Akhlak
Akhlak (Al-Ghazali) adalah suatu yang tertanam
dalam jiwa yang dari sifat itu timbul perbuatan –
perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan akal pikiran (lebih
dahulu)
Obyek Kajian Akhlak
• Pengertian baik dan buruk
• Menetapkan apa yang harus dilakukan oleh
seorang manusia terhadap manusia lainnya
• Menjelaskan tujuan yang seharusnya dicapai oleh
manusia dengan perbuatan-perbuatannya
• Menerangkan jalan yang harus dilalui untuk
berbuat
63. MANFAAT AKHLAK BAGI
MANUSIA
• Memberi pengetahuan pada manusia
tentang hal-hal yang hak dan yang bathil
• Dapat menghindarkan manusia dari sifat
munafik
• Mendidik manusia untuk memiliki disiplin
dalam hidup
• Menuntun manusia untuk selalu berbuat
kebajikan dan menghindarkan diri dari
perbuatan tercela.
64. DASAR TOLERANSI DALAM
ISLAM
1. Tidak ada paksaan dlm memeluk agama (QS. Al-
Baqarah:256)
2. Allah tidak melarang kalian berbuat kebaikan dan jujur
terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian (QS. Al-
Mumtahinah: 8-9)
3. Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana (QS.
An-Nahl:125)
4. Bersikap lemah lembut terhadap orang lain, tidak kasar dan
berkeras kepala. (QS. Alu-Imran: 159)
5. Tawaran untuk beriman atau kufur/ingkar (QS. 18:29)
6. Tidak perlu dipaksa manusia mau beriman atau tidak (QS.
Yunus: 99)
7. Ketidak mampuan manusia untuk memberi petunjuk kepada
siapapun (QS. Al-Qashas:56)
8. Kewenangan memberi petunjuk hanyalah Allah (QS. An-
Nahl:37)
65. UPAYA MEMLIHARA KERUKUNAN
• Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kpd Allah
• Membina sikap saling menghormati antara pemeluk agama.
• Membina kerjasama & kerukunan sesama pemeluk agama
• Meningkatkan kesadaran bahwa masing-masing pemeluk
agama sebagai makhluk Tuhan
• Membina dan mengembangkan sikap mencintai sesama
manusia dan bertenggang rasa
• Meningkatkan kesadaran bahwa berani membela kebenaran
dan keadilan dengan penuh kegigihan
• Membina dan menjunjung tinggi persatuan dengan berdasar
prinsip Bhinneka Tunggal Ika
• Membina dan menjunjung tinggi nilai kebenaran & keadilan
• Tdk memaksa org lain memeluk agama yg seagama dg kita
• Mengakui bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhjan
adalah hubungan pribadi yang hakiki