Semua orang, termasuk penyandang disabilitas, dalam penanggulangan bencana. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam merespons apa yang terjadi sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana.
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
Kepemimpinan Penyandang Disabilitas Dalam Penanggulangan Bencana
1. Semua orang, termasuk penyandang disabilitas, dalam
penanggulangan bencana. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
telah menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk
memastikan tidak ada yang tertinggal dalam merespons apa yang
terjadi sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Kepemimpinan Penyandang Disabilitas
Dalam Penanggulangan Bencana
2. 2
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Bencana merupakan salah satu penyebab utama
meningkatnya jumlah penyandang disabilitas di dunia.
Penelitian menunjukkan penyandang disabilitas lebih
rentan meninggal dua hingga empat kali dibandingkan
populasi umum ketika bencana terjadi. Di Indonesia,
sebuah negara yang rentan bencana seperti gempa
bumi dan gunung meletus karena terletak di wilayah
cincin api, populasi penyandang disabilitas mencapai
8,56% dari populasi penduduk Indonesia atau sekitar
21 juta jiwa.
LESTARI MOERDIJAT
3. 3
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Akan tetapi, penyandang disabilitas
masih sering dilupakan ketika terjadi
bencana. Penelitian menunjukkan
penyandang disabilitas kesulitan untuk
mengakses peringatan dini dan
informasi-informasi keselamatan
bencana karena mereka dikucilkan
secara sosial.
LESTARI MOERDIJAT
4. 4
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
jarang mempertimbangkan penyandang disabilitas dalam
respons bencana. Rendahnya kesadaran akan disabilitas
pada masyarakat menciptakan stigma bahwa
penyandang disabilitas adalah kelompok rentan. Stigma
ini membuat mereka sulit mengakses bantuan dan
pelayanan ketika terjadi bencana. Keterlibatan
penyandang disabilitas dalam kegiatan respons bencana
bisa mengurangi jumlah korban meninggal atau orang
yang menjadi penyandang disabilitas karena bencana.
LESTARI MOERDIJAT
5. 5
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Melalui sebuah kerangka kerja internasionalnya, PBB
telah menyerukan pemberdayaan penyandang disabilitas
agar mereka tidak hanya dapat terlibat secara aktif, tapi
juga memimpin. Kepemimpinan penyandang disabilitas
juga penting agar respons bencana dapat secara efektif
memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas itu sendiri.
Seruan dan pembahasan tentang keterlibatan
penyandang disabilitas sudah mulai dilakukan, tapi belum
banyak yang membahas tentang peran dan
kepemimpinan mereka dalam penanggulangan bencana.
LESTARI MOERDIJAT
6. 6
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Kepemimpinan penyandang disabilitas dalam
bencana menjadi fokus penelitian yang
dilakukan oleh Pradytia Putri Pertiwi (mahasiswa
PhD dari Univeristas Sidney) sepanjang tahun
2017-2018. Penelitian ini dilakukan pada tiga
program kebencanaan dari Organisasi
Penyandang Disabilitas (OPD) di Provinsi Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra Barat dengan
pendekatan studi kasus.
LESTARI MOERDIJAT
7. 7
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Penelitian tersebut menemukan setidaknya
tiga cara untuk memberdayakan penyandang
disabilitas agar dapat memimpin dan
mengelola program kegiatan penanggulangan
bencana di tingkat lokal. Pertama,
pengembangan kapasitas adalah langkah awal
untuk meningkatkan kecakapan dan
kepercayaan diri OPD untuk terlibat dan
memimpin kegiatan kebencanaan.
LESTARI MOERDIJAT
8. 8
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Penelitian yang telah dilakukan sebuah model
untuk pengembangan kapasitas OPD. Model ini
mengkombinasikan tatap muka di kelas dan praktik
lapangan. Contohnya, anggota OPD dilatih
bagaimana mengumpulkan data disabilitas, seperti
jumlah penyandang disabilitas dan tantangan yang
mereka hadapi terkait dengan bencana, dan cara
menggunakan data tersebut untuk praktik advokasi
kepada pemerintah dan LSM.
LESTARI MOERDIJAT
9. 9
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Model ini sudah diujicobakan pada lebih dari 50 OPD di
empat provinsi di Indonesia. Temuannya bahwa model
pengembangan kapasitas ini berkontribusi untuk
meningkatkan kerja sama antara OPD dan pemerintah
serta LSM yang bekerja dalam bidang penanggulangan
bencana. Penelitian ini juga mengamati dua lembaga
internasional - Arbeiter Samariter Bund (ASB) dan CBM
Indonesia - yang telah melakukan upaya pengembangan
kapasitas OPD untuk terlibat dalam respons bencana di
Sulawesi Tengah tahun 2018.
LESTARI MOERDIJAT
10. 10
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Segera setelah gempa, ASB melatih OPD di Palu,
Sulawesi Tengah dan kabupaten terdampak lainnya.
ASB juga bermitra untuk mengumpulkan data real
time terkait kebutuhan penyandang disabilitas
korban bencana melalui penilaian pasca bencana
yang inklusif. Dalam program respons bencana ASB,
OPD juga berperan dalam distribusi bantuan alat-
alat penunjang kebersihan pribadi untuk korban
bencana di tempat evakuasi bencana.
LESTARI MOERDIJAT
11. 11
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Sementara itu, CBM Indonesia membentuk
kelompok kerja yang terdiri dari anggota OPD
setempat untuk menjangkau penyandang
disabilitas dan orang tua yang menjadi korban
bencana alam. CBM melatih mereka untuk
menjadi pelaku dan advokat bencana yang
membantu pemerintah untuk merespons situasi
dan kebutuhan penyandang disabilitas korban
bencana.
LESTARI MOERDIJAT
12. 12
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Cara kedua adalah melalui alokasi pendanaan
yang diberikan secara langsung dari lembaga
donor dan organisasi internasional untuk
dikelola oleh OPD. Alokasi pendanaan ini
memberikan peluang untuk OPD dalam
merencanakan dan melaksanakan inisiatif
program kebencanaan mereka untuk
memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas.
LESTARI MOERDIJAT
13. 13
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Hasil penelitian yang telah dilakukan juga
menunjukkan bahwa tiga OPD mampu
mengelola dana yang mencapai US$20.000
atau sekitar Rp282,4 juta dari lembaga donor
internasional. Pemanfaatan dana ini
berkontribusi untuk meningkatkan
kesiapsiagaan penyandang disabilitas dan
masyarakat sekitar di tiga provinsi.
LESTARI MOERDIJAT
14. 14
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Cara selanjutnya untuk memampukan kepemimpinan
OPD adalah dengan pemberian pendampingan
teknis. Penelitian tentang OPD di negara-negara
berkembang menunjukkan keterbatasan kemampuan
manajemen organisasi dan keuangan mereka.
Lembaga donor dan internasional bisa memberikan
pendampingan teknis lanjutan kepada OPD untuk
mengembangkan kapasitas dalam manajemen
organisasi dan keuangan mereka.
LESTARI MOERDIJAT
15. 15
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Pemerintah Indonesia telah menyerukan pelibatan
aktif penyandang disabilitas dalam penanggulangan
bencana. Akan tetapi, baru pada 2018 pemerintah
menerbitkan peraturan baru yang memungkinkan
kepemimpinan penyandang disabilitas dalam
respons bencana. Peraturan yang diterbitkan setelah
gempa dan tsunami yang mengguncang Sulawesi
Tengah ini menginstruksikan organisasi internasional
untuk bermitra dengan lembaga lokal dalam
pelaksanaan program respons bencana.
LESTARI MOERDIJAT
16. 16
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Peraturan ini dapat memperluas peluang OPD
untuk terlibat dan memimpin inisiatif respons
bencana. Diharapkan, mereka dapat menjangkau
penyandang disabilitas yang terdampak bencana.
Praktik baru ini menggantikan pendekatan lama
yang mengatur organisasi internasional agar
memberikan bantuan secara langsung kepada
masyarakat. Pendekatan lama ini rentan
melupakan penyandang disabilitas.
LESTARI MOERDIJAT
17. 17
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Dengan adanya peraturan baru ini,
pemerintah, lembaga donor, dan
organisasi internasional yang
menginginkan untuk bermitra dengan OPD
dapat mempertimbangkan tiga cara di
atas untuk memastikan bahwa respons
bencana melibatkan semua pihak yang
terdampak bencana.
LESTARI MOERDIJAT