Dokumen tersebut membahas tentang skrining ibu bersalin dan deteksi dini komplikasi persalinan. Beberapa alat untuk skrining dan deteksi dini yang disebutkan adalah partograf dan kardiotokografi. Dokumen ini juga menjelaskan tanda-tanda komplikasi yang perlu dirujuk selama keempat fase persalinan.
2. Jayani Putri Lestarini p 27224012 145
Karisna Setyowati p 27224012 146
Lidya anneke Putri p 27224012 148
Lilis Sriyani Nuraeni p 27224012 149
KELOMPOK 5
3. Skrining merupakan alat untuk melakukan
deteksi dini. Skrining untuk menemukan keadaan
yang abnormal merupakan peran bidan yang
penting. Diagnostik tes dilakukan untuk
memberikan jawaban pasti.
4. Alat untuk mendeteksi komplikasi yang terjadi pada
persalinan :
1. Partograf
2. Kardiotokografi
Deteksi Dini Penyulit Persalinan
5. 1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan
dalam.
2. Mencatat kondisi ibu dan janin.
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran.
4. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal. Dengan demikian juga dapat secara dini
mengidentifikas iadanya penyulit.
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu.
Tujuan Penggunaan Partograf :
6. Partograf harus digunakan :
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan
Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan
7. Kala I:
1.Riwayat Bedah Sesar
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan bedah sesar
2.Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah, jangan
melakukan pemeriksaan dalam, miring kiri, infus, RUJUK
3.Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir
8. 4.Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi :
temperatur tubuh > 38 derajat C,
menggigil,
nyeri abdomen,
cairan ketuban yang berbau -> Baringkan ibu miring ke
kiri, Pasang infus
5.Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium
kental,atau sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin:
- Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam)
- Ketuban pecah pada kehamilan kurang
6. TD lebih dari 160/110 dan atau terdapat protein dalam urin
(pre-eklampsia berat) -> Baringkan ibu miring kiri
Pasang infus, jika mungkin berikan dosis awal 4 gr MgSO4 20%
IV selama 20 menit
Segera rujuk ibu, Suntikan 10 g MgSO4 50% (5 g IM pada
bokong kiri dan kanan)
Lanj..
9. 7.Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion, ke
hamilan ganda)
-> Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk
melakukan bedah sesar. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
8.DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit (gawat janin)
-> Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas
secara teratur, pasang infus, segera rujuk, dampingi.
9.Primipara dalam persalinan fase aktif dengan palpasi kepala
janin masih 5/5
-> Baringkan ibu miring ke kiri, segera rujuk, dampingi ibu ke
tempat rujukan
Lanj..
10. 10. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang,letak lintang
dll)
Baringkan ibu miring kekiri, segera rujuk, dampingi ibu ke
tempat rujukan
11. Persentasi ganda (majemuk)
miring ke kiri, segera rujuk, dampingi ibu ketempat rujukan
12. Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)
Gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi, letakkan 1
tangan di vagina dan jauhkan kepala janin dari tali pusat
janin, segera rujuk, dampingi ibu ke tempat rujukan
13. Tanda & gejala syok : nadi cepat, tekanan darahnya
rendah, pucat, berkeringat dingin, cemas, produksi urin sedikit
Miring kiri, posisi trendelenburg, pasang infus, rujuk
Lanj..
11. 14. Tanda dan gejala persalinan dengan fase laten yang memanjang
-> pembukaan serviks < dr 4 cm stlh 8 jam, kontraksi teratur (lebih
dari 2 dalam 10 menit) -> Rujuk
15.Tanda dan gejala belum inpartu
-> < 2 kontraksi dalam 10 menit, berlangsung < 20 detik, tidak ada
perubahan serviks dalam waktu 1 - 2 jam -> makan,minum, jalan-
jalan, pulang jika kontraksi berhenti
16.Tanda & gejala partus lama
-> Φ melebihi garis waspada, Φ < 1 cm / jam, kontraksi < 2X dlm
10 menit
-> rujuk
Lanj..
12. 1.Syok
Nadi cpt, TD menurun , pucat pasi, berkeringat dingin, nafas
cepat, cemas, produksi urin sedikit
2.Dehidrasi
nadi >100 x , menggigil, ketuban berbau
3.Infeksi
Urin pekat, produksi urin sedikit (< 30ml/jam)
4.PER
TD diastolik 90-110 mmHg, Protein uria hingga 2+
5.PEB
TD diastolik 110 mmHg atau >, TD diastolik9 0 mmHg atau >
dengan kejang, nyeri kepala,gangguan penglihatan, kejang
setiap saat
KALA II
13. 6.Inersia uteri
kontraksi <3x dlm 10menit, masing-masing kontraksi
berlangsung < 40 dtk
7.Gawat janin
DJJ < 120 atau > 160 X/mnt,mulai waspada adanya gawat janin
8.Kepala bayi tidak turun
Anjurkan ibu untuk meneran sambil jongkok, jika bayi tidak lahir
dalam 1 jam (primi) 2 jam (multi) lakukan rujukan
9.Distosia bahu
Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar, bahu bayi tidak
lahir
10.Cairan ketuban bercampur mekonium
Lanj..
14. 11.Tali pusat menumbung
12.Lilitan tali pusat
Jika longgar lepaskan tali pusat, jika melilit erat klem tali
pusat lalu gunting
13.Kehamilan kembar tak terdeteksi
Jika bayi ke 2 presentasi kepala , lahirkan secara normal, jika
tidak terpenuhi baringkan miring kiri
Lanj..
15. 1.Retensio plasenta
Plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi
2.Avulsi tali pusat
Tali pusat putus, plasenta tidak lahir
3.Atonia uteri
Uterus tidak berkontraksi
4.Robekan jalan lahir
Akibat dari perineum yang kaku
5.Syok
Nadi cepat, lemah TD menurun, telapak tangan dingin, wajah pucat
6.Dehidrasi
7.Infeksi
8.PER, PEB
9.Kandung kemih penuh
KALA III DAN IV
16. Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga
disebut Fetal Monitor adalah alat yang digunakan untuk
memeriksa kondisi kesehatan janin.
Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-
9 bulan dan pada saat persalinan.
Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama
denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim.
Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila
denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif
dan dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat.
KARDIOTOKOGRAFI