Dokumen tersebut membahas sistem bagi hasil (profit sharing) yang digunakan dalam pengelolaan rumah makan Padang yang dikenal dengan istilah Mato. Sistem ini membagi keuntungan usaha setelah 100 hari berdasarkan jumlah poin yang dimiliki setiap karyawan, dengan poin yang lebih tinggi mendapat bagian yang lebih besar. Sistem ini dianggap lebih adil dibanding gaji bulanan dan dapat memotivasi karyawan untuk be
1. PRINSIP TRANSAKSI MATO DI RUMAH MAKAN PADANG
Makalah
Disusun oleh:
Rochman Hadi Mustofa S991702012
Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Ekonomi Syariah dibimbing oleh:
Drs. Soeprayitno, M.Sc., M.BA., Ph.D.
MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SEPTEMBER 2017
2. 1. Mengenal Sistem Bagi Hasil Rumah Makan Padang
Rumah Makan Padang (RM Padang) atau Restoran Padang atau Warung
Padang adalah suatu usaha rumah makan/warung/restoran yang menjual dan
menyajikan berbagai masakan atau kuliner Minangkabau yang berasal dari
Sumatera Barat. Masakannya sangat dikenal di seluruh Indonesia bahkan dunia dan
salah satu masakan khas RM Padang yaitu rendang, dinobatkan sebagai masakan
terlezat di dunia versi CNN pada tahun 2011. Ciri khas masakan RM Padang dapat
dijumpai di seluruh cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain masakannya,
RM Padang juga memiliki sistem pembagian keuntungan (profit sharing) diantara
pekerja/pegawainya yang berbeda dengan sistem gaji pada umumnya. Sistem
pembagian keuntungan tersebut dikenal dengan istilah MATO.
Sistem MATO menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam pengelolaan RM Padang. Karyawan tidak memperoleh
gaji bulanan sebagaimana badan usaha lain dalam menggaji karyawannya, tetapi
menggunakan perhitungan berdasarkan keuntungan bersih dikurangi zakat selama
100 hari. Apabila badan usaha lain menerapkan sistem gaji bulanan, tidak peduli
apakah usahanya untung atau rugi, besar atau kecilnya keuntungan, dan rajin atau
tidaknya karyawan, tetap akan mendapatkan gaji, sedangkan pada sistem bagi hasil
apabila badan usaha memperoleh untung, maka keuntungan akan dibagi sesuai
persentase peran karyawan, namun apabila badan usaha merugi maka juga akan
ditanggung oleh seluruh karyawan. Oleh karena itu sistem bagi hasil lebih
menimbulkan rasa memiliki (sense of belonging) di antara karyawan,
menumbuhkan motivasi untuk bekerja sebaik mungkin, serta mendukung
kelancaran manajemen usaha.
Sistem bagi hasil bukan merupakan hal baru yang digunakan dalam aspek
perekonomian di masyarakat. Pada masyarakat pedesaan yang masih memiliki
lahan pertanian misalnya, tidak semua tuan tanah atau pemilik lahan mau dan
mampu untuk “menggarap” atau mengerjakan lahan pertanian. Hal itu dikarenakan
pemilik lahan kadang mendapatkannya dari warisan dan sebagian lagi tidak
memiliki waktu dan keahlian untuk mengoleh lahan supaya lebih produktif.
3. Solusinya yaitu dengan mempercayakan kepada saudara, kerabat, atau orang lain
yang dipercaya atas dasar kesepakatan bersama. Sehingga sistem ini menciptakan
pihak pemilik tanah dan penggarap tanah. Pihak pemilik tanah biasanya tidak
memberi gaji atau upah kepada penggarap tanah, sebagai gantinya pihak pemilik
akan memperoleh bagi hasil (profit sharing) dari hasil pertanian yang dikerjakan
penggarap tanah.
Dalam pengelolaan RM Padang digunakan juga prinsip pemilik modal dan
pengelola usaha dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan (biasanya
50:50. 45:55 atau 40:60). Pihak yang berperan sebagai pemilik modal pada
umumnya hanya menyerahkan atau menitipkan modal usaha kepada pihak
pengelola usaha, namun bisa juga atas kesepakatan bersama, pemilik modal turut
serta dalam mengelola usaha. Sedangkan pengelola usaha adalah yang terlibat
langsung dalam operasional usaha. Secara garis besar pihak operasional usaha RM
Padang dibagi menjadi juru masak, keuangan, dan pelayanan.
Juru masak memegang peran yang vital karena citarasa masakan
bergantung pada keterampilannya mengolah bahan baku menjadi masakan khas
RM Padang yang disukai konsumen. Juru masak didampingi oleh dua kelompok
asisten yang bertugas sebagai koki I dan II. Koki I bertugas meramu bumbu masak
dan memasak sedangkan koki II bertugas berbelanja bahan baku, menyiapkan
bahan, membersihkan bahan baku serta peralatan masak.
Pada bagian keuangan RM Padang umumnya terdiri dari satu kasir kepala
dan beberapa asisten kasir. Tugasnya selain menerima dan mengawasi transaksi
pembayaran dari konsumen, juga berbelanja bahan baku dari juru masak,
melakukan pembayaran kepada pihak ketiga, serta melakukan perhitungan hasil
usaha untuk karyawan. Bagian kasir juga melayani bon dari karyawannya yang
hendak meminjam uang.
Bagian terakhir yaitu unit pelayanan atau “Palung” dalam istilah
Minangkabau merupakan karyawan yang bertugas melayani pesanan makanan dan
minuman dari konsumen, menata dan menyajikannya di meja, menjaga meja makan
4. dan peralatan makan tetap bersih dan rapi, dan menjaga kebersihan ruangan. Pada
umumnya unit pelayanan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
melayani pesanan makanan dari konsumen dan peralatan makan yang ada di meja
makan. Kelompok ini yang sering terlihat di televisi sebagai orang yang membawa
banyak piring pesanan (8 – 10 piring) tanpa terjatuh sehingga dibutuhkan
keterampilan. Hal ini menjadi ciri khas dari RM Padang yang mendunia dan
berbeda dengan rumah makan lainnya. Sedangkan kelompok kedua bertugas
menjaga kebersihan meja dari kotoran dan sisa makanan, membersihkan piring dan
peralatan makan yang kotor, merapikan ruangan, meja, kursi, dan membersihkan
lantai.
2. Cara Pembagian Bagi Hasil Rumah Makan Padang
Hasil bagi usaha pada RM Padang tidak dilakukan per bulan seperti rumah
makan lain namun dihitung selama 100 hari. Selain itu, sistem bagi hasil (profit
sharing) di RM Padang tidak menggunakan persentase (%) akan tetapi
menggunakan sistem ratio atau “point”. Sistem ini dikenal dengan sebutan Mata
atau Mato sebagai berikut.
Koki kepala : 6.0 – 7.0 mata/poin
Koki I : 4.0 – 5.0 mata/poin
Koki II : 2.0 – 3.5 mata/poin
Kasir kepala : 5.0 – 5.5 mata/poin
Kasir : 3.0 – 4.0 mata/poin
Palung : 4.0 – 4.5 mata/poin
Pelayan : 3.0 – 3.5 mata/poin
Cuci piring : 2.0 – 2.5 mata/poin
Skala pada lajur kiri merupakan poin pada saat awal bekerja sedangkan
pada sebelah kanan merupakan kenaikan poin pada saat sudah bekerja selama
beberapa waktu dilihat dari loyalitas, etos kerja, keterampilan, dan dedikasi yang
bersangkutan terhadap RM Padang. Setelah 100 hari diadakan perhitungan untung-
rugi usaha dengan membagi semua laba kotor usaha dengan biaya produksi,
5. penggantian peralatan yang rusak (jika ada), pajak, dan zakat usaha. Penetapan
zakat merupakan ketentuan syariat Islam yang dibebankan sebesar 2,5% dan
menjadi hak fakir miskin dan hak kelompok lain yang membutuhkan. Hal ini
menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu kebudayaan Minangkabau sudah
menerapkan prinsip perdagangan menggunakan syariat Islam sebagai pedoman dan
masih digunakan hingga saat ini di hampir semua RM Padang.
Contoh:
Setelah 100 hari, sebuah RM Padang memiliki laba bersih usaha dikurangi zakat
sebesar 200 juta, perjanjian antara pihak pemodal dengan pengelola RM Padang
sebesar 40% : 60%, dengan jumlah mata/poin keseluruhan karyawan adalah 50
mata/poin, sehingga pembagian keuntungannya sebagai berikut.
a.) Pihak pemodal : 40% x 200 juta = 80 juta
b.) Pihak operasional : 60% x 200 juta = 120 juta, yang dibagi menjadi:
Koki kepala 6/50 x 120 juta = 14,4 juta
Kasir kepala 5/50 x 120 juta = 12 juta
Cuci piring 2/50 x 120 juta = 4,8 juta
dan seterusnya
Berdasarkan contoh tersebut, dapat kita ketahui bahwa sistem bagi hasil
mato berbeda dengan sistem gaji bulanan yang digunakan pada umumnya. Sistem
mato memiliki kelebihan diantaranya sebagai berikut:
1. Transparan dalam melakukan bagi hasil usaha.
2. Adanya keadilan dan apresiasi bagi pekerja berdasarkan kinerjanya, hal ini
tentunya tidak dijumpai dalam sistem gaji bulanan karena saat sebuah usaha
untung besar, gaji karyawan cenderung tetap, meskipun terdapat bonus kinerja
bagi beberapa jenis usaha namun pihak manajer akan mendapatkan laba yang
lebih besar.
3. Memotivasi karyawan untuk bekerja secara lebih optimal dan konsisten.
Sebagai contoh sistem bagi hasil 100 hari kerja akan memudahkan perhitunga n
bagi hasil karyawan, karena dalam 100 hari apabila ada hari dimana karyawan
tidak masuk kerja, secara otomatis akan mengurangi mato.
6. 4. Perbaikan kualitas pelayanan secara terus menerus karena menerapkan filosofi
“memuaskan konsumen adalah hal utama”.
5. Karyawan akan termotivasi untuk mengembangkan diri secara terus menerus
dan kepuasan bekerja lebih terasa karena apa yang didapat adalah dari apa yang
diusahakan.
6. Muncul rasa memiliki dan kerja sama terhadap usaha yang mereka jalankan
bersama.
7. Sesuai dengan syariat Agama Islam sehingga merupakan ibadah.
Menurut Kotler, tingkat kepuasan konsumen tercermin dari refleksi kinerja
dengan harapan. Apabila kinerja berada di atas atau memenuhi harapan konsumen
maka konsumen dikatakan puas, sebaliknya jika kinerja berada di bawah harapan
konsumen maka konsumen belum dapat dikatakan puas secara pelayanan. Oleh
karena itu di beberapa RM Padang dapat dijumpai slogan “Bila Anda puas
sampaikan pada sahabat Anda dan bila Anda kurang puas segera sampaikan pada
kami” yan menjadi refleksi bagi kinerja RM Padang. Penilaian konsumen tentu
adalah hal yang mutlak bagi kelangsungan industri jasa.
Dari segi sistem kontrol kualitas penyajian, setiap RM Padang menyajikan
hidangan selalu berisi 2 (dua) potong makanan baik daging, ikan, ayam, telur, dan
sebagainya kecuali sayur, konsumen juga membayar sebanyak hidangan yang dia
ambil bukan dari hidangan yang disajikan. Hal ini secara tidak langsung lebih
memberikan kepuasan dari segi penyajian kepada konsumen dimana mereka
merasa benar-benar dilayani dan diberikan pilihan.
7. DAFTAR PUSTAKA
Solihin, F. (2004). Profit Sharing dalam Pengelolaan Rumah Makan “Padang”.
Journal The Winners, 5 (1), hal. 45 – 51.
Aufa, M. (2014). Price Setting dan Manajemen Operasional yang Diterapkan
Dalam Kebudayaan Minangkabau (Studi Usaha Rumah Makan Padang).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB, 2 (2), hal. 1 – 16.
Yunus, M. (2014, 3 Mei). Di Balik Kesuksesan Rumah Makan Padang Mendunia.
Diperoleh pada 20 September 2017, dari
http://www.kompasiana.com/sangpemenangpembelajar/di-balik-
kesuksesan-rumah-makan-padang-mendunia_54f76f3ea3331119368b4880.