SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Télécharger pour lire hors ligne
1
PERTEMUAN 7
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN
7.1. Aturan Dasar Memberi Ukuran
Dalam memberikan ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus
menentukan secara jelas tujuannya, dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu
dibuatlah aturan-aturan dasar untuk memberi ukuran yang menentukan cara-caranya dalam
memberi ukuran.
1. Garis Ukur dan Garis Bantu
Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu melalui batas
gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus, hal ini ada pengecualiannya
pada garis bantu. Sebuah garis ukur, dengan mata panahnya, menunjukkan besarnya ukuran
dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik
dengan garis tipis.
Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur. Di beberapa negara seperti
Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak
sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu.
2. Tinggi dan Arah Angka Ukur
Angka ukur dan huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun
pada salinan gambar yang diperkecil. Pada tahun-tahun akhir ini dibuat microfilm dari gambar,
dibesarkan dan dicetak ulang. Walaupun demikian angka-angka atau huruf-huruf tetap harus
dapat dibaca dengan jelas. Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar
sebesar mungkin. Pada peraturan ISO 3098 ditentukan tinggi dan bentuk angka-angka dan
huruf-huruf. Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan sedikit di atas
garis ukur.
Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran horizontal atau
vertical. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar. Ini berarti bahwa angka
ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertical harus terletak di sebelah
kiri garis ukur. Angka dan garis ukur mempunyai jarak sedikit.
Di beberapa negara semua angka ukur ditulis mendatar, dalam hal ini garis ukur vertical
diputus ditengah-tengah untuk penempatan angka. Dengan demikiian semua angka dapat
dibaca dari bawah kertas gambar.
2
Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertical, harus ditulis sesuai dengan garis
ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan di letakkan didaerah yang diarsir. Ukuran Standar
(Normal) seperti dibawah ini :
Gb. 7.1 Ukuran-ukuran normal
Ukuran sudut, garis ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan
disini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis
ukur.
Gb. 7.2 Ukuran sudut
3. Ujung dan Pangkal Garis Ukur
Ujung dan pangkal garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur mulai dan berhenti.
Ada tiga cara untuk menunjukkan hal ini, yaitu dengan anak panah tertutup, garis miring dan
titik. Cara dengan garis miring banyak dipergunakan pada bidang sipil dan arsitektur. Pada
bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan. Bentuk anak panah ditentukan oleh
perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1 dan harus dihitamkan.
Tanda titik dipergunakan bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anak panah.
Hal ini umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun.
3
Gb. 7.3 Ujung dan pangkal garis ukur
4. Ukuran dan toleransinya
Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi
dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga.
1. Ukuran dengan Toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2768 “Penyimpangan Ukuran
yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya”.
2. Ukuran dengan ketentuan toleransi linier.
3. Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai ISO/R286 “Sistim
ISO tentang batas dan suaian : Bagian I Umum, toleransi dan penyimpangan”
4. Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linear, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi
bentuk dan posisi : Bagian I Umum, Penunjukkan dalam gambar” Toleransi posisi harus
diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yang telah ditentukan ukurannya.
5. Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi, hal ini
disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan.
Sebuah dimensi referensi diturunkan dari nilai-nilai yang tercantum dalam gambar atau
gambar-gambar yang mempunyai hubungan.
4
5. Dimensi fungsional, non-fungsional dan tambahan
Gb. 7.4 memperlihatkan sebuah tuas (link) yang dihubungkan pada sebuah benda dengan
sebuah pen. Sesuai fungsi dari susunan tersebut, ukuran-ukurannya dibagi dalam golongan-
golongan: ukuran-ukuran fungsional F, ukuran-ukuran bukan (non) funsional NF dan ukuran-
ukuran tambahan Aux.
a) Suatu dimensi fungsional adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari bagian atau
komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara kerja dari bagian dan lain
sebagainya.
b) Suatu dimensi non fungsional adalah ukuran yang tidak langsung mempengaruhi fungsi
secara prinsipil.
c) Suatu dimensi tambahan adalah dimensi referansi yang telah disebut pada bagian
sebelumnya. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi, hanya sebagai
bahan informasi.
Gb. 7.4 Ukuran fungsional
7.2. Cara-cara memberi ukuran.
Sesuai dengan aturan dasar untuk memberi ukuran yang telah dibahas di atas, ukuran-ukuran
panjang, profil atau sudut harus diperinci oleh cara-cara khusus.
1) Dimensi Linear
Pada dasarnya ukuran-ukuran linear haris diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan angka ukur.
Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak panah dapat
diganti dengan titik (Gb. 7.6).
5
Contoh-contoh dan cara cara memberi ukuran dapat dilihat pada beberapa gambar di bawah
ini.
Gb. 7.5 Contoh memberi ukuran
Gb. 7.6 Ruang ukur yang sempit
6
Gb. 7.7 memberi ukuran gambar detail
2) Ukuran dengan koordinat
Gb. 7.8 Ukuran dengan koordinat
3) Ukuran diameter
7
Gb. 7.9 Ukuran diameter lingkaran
4) Ukuran Radius
Gb. 7.10 ukuran radius
8
5) Ukuran benda spherical (bola)
Langbang S digunakan dalam memberi ukuran pada bonda berbentuk bola, lalu diikuti
keterangan yang menunjukkan radius maupun diameter.
Gb. 7.11 Ukuran bola
6) Ukuran bentuk-bentuk tertentu (kurva)
Gb. 7.12 Ukuran pada kurva
9
7) Ukuran tirus
Gb. 7.13 ukuran pada benda tirus
8) Ukuran chamfer
Gb. 7.14 Ukuran chamfer
10
9) Memberikan catatan
Gb. 7.15 cara memberikan catatan
11
Tabel 7.1 Singkatan standar dalam pendimensian
7.3. Cara-cara memposisikan ukuran
Penempatan angka ukuran pada gambar kerja mengikuti prosedur sebagai berikut:
dilakukan 1 mm di atas garis ukur, ditengah-tengah dan teratur, angka dan garis ukuran harus
terbaca baik horisontal maupun vertikal, ukuran-ukuran kecil (di bawah 10 mm) tanda
panahnya ditempatkan di luar arah ukur dan ukurannya dicantumkan di atas atau disamping
12
tanda panah ukuran, serta pengukuran dimulai dari basis yang terkecil hingga yang terbesar.
Semua ukuran dalam gambar teknik mesin dalam satuan mm, dan tidak perlu dicantumkan
satuannya, apabila ukuran dalam satuan yang lain, maka satuannya dicantumkan (misal inchi).
Untuk membatasi bagian yang diberi ukuran pada ujung garis ukurnya diberi anak panah.
Perbandingan ukuran panjang dan lebar anak panah adalah 3 : 1 dan dihitamkan (Gb. 7.24). Jika
jarak antara dua garis lebih kecil dari 7mm, garis ukuran pada kedua sisinya diperpanjang
kemudian gambar panahnya diberikan sebelah luar, sedangkan untuk ukuran yang saling
merapat dapat digunakan titik sebagai pengganti anak panah.
Gb. 7.20. Tanda anak panah
Untuk menulis ukuran-ukuran pada gambar kerja dilakukan sebagai berikut: gambarlah
angka-angka ukuran dengan jelas, angka-angka ukuran digambarkan sedemikian, sehingga
dapat dibaca dari sebelah bawah dan kanan dari gambar, dan ukuran ditempatkan sedemikian
di mana bentuk atau profil dari potongan kerja diperlihatkan paling jelas. Untuk angka ukuran
yang tidak horisontal maupun vertikal, penempatannya diatur sedemikian sesuai dengan garis
ukurnya.
a) Ukuran berantai
Gb. 7.16 Ukuran berantai
13
b) Ukuran parallel
Gb. 7.17 Ukuran paralel
c) Ukuran kombinasi
Ukuran kombinasi, terjadi karena penggunaan ukuran berantai dan ukuran sejajar
secarabersamaan.
Gb. 7.18 ukuran kombinasi
14
d) Ukuran berjalan
Gb. 7.19 ukuran berjalan
15
Soal Soal
1) Buatlah sket jenis garis berikut: (a) garis tengah, (b) garis pemotongan bidang
2) Buatlah sket representasi dari bahan-bahan berikut: (a) perunggu, (b) besi cor,
(c) beton, (d) kayu dan (e) logam putih.
3) Sketsakanlah representasi konvensional sebagai berikut: (a) External threads, (b)
internal threads, (c) splined shaft, (d) bearing, (e) square on shaft, (f) compression
spring, (g) tension spring, (h) spur gear and (i) helical gear.
4) Sketsakan metode dimensioning chamfers dan countersunks.
5) Bagaimana, (a) sekrup benang dan (b) fitur meruncing, diberi ukuran?
6) Identifikasikan (i) Fungsional, (ii) Non-fungsional dan (iii) Auxiliary dimensions gamabr
berikut:
7) Identifikasikan ukuran and location dimensi gambar berikut:
16
8) Jelaskan maksud catatan pada gambar berikut:
9) Gambar berikut dimensinya belum tepat, perbaikilah sesuai standar

Contenu connexe

Tendances

Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linierndirocket
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Endang Saefullah
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGuniversitas negri yogyakarta
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoThoharudin Hanafi
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)tekpal14
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2Ardy YM
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikAhmad Faozi
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 

Tendances (20)

Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Tanda pengerjaan
Tanda pengerjaanTanda pengerjaan
Tanda pengerjaan
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 

Similaire à ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR

Tugas menggambar teknik kelompok 1
Tugas menggambar teknik kelompok 1Tugas menggambar teknik kelompok 1
Tugas menggambar teknik kelompok 1MOSES HADUN
 
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerjaBab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerjagemilang tegar kusuma
 
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi abMateri 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi abSyaifi Al-Mahfudzi
 
gambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambargambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambarArdy YM
 
gambar persektif.pptx
gambar persektif.pptxgambar persektif.pptx
gambar persektif.pptxAduhHaay
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Sarwanto.S.Pd.T
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINSarwanto.S.Pd.T
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxpes20226
 
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINBab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Bab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualBab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualSaeful Fajri
 
Gambar Teknik Pertemuan 4.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 4.pptxGambar Teknik Pertemuan 4.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 4.pptxjohanpambudi1
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanNovi Antoro
 
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdfMatematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdfssuser14f01f
 
Gambar 1 SAMBUNGAN
Gambar 1 SAMBUNGANGambar 1 SAMBUNGAN
Gambar 1 SAMBUNGANMOSES HADUN
 
Menggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget arsMenggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget arsFasrilah Aris
 
Materi kd 7
Materi kd 7Materi kd 7
Materi kd 7gona tri
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3LAZY MAGICIAN
 
Standarisasi menggambar teknik_untuk_ars
Standarisasi menggambar teknik_untuk_arsStandarisasi menggambar teknik_untuk_ars
Standarisasi menggambar teknik_untuk_arsAziz Ariefind A
 

Similaire à ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR (20)

Tugas menggambar teknik kelompok 1
Tugas menggambar teknik kelompok 1Tugas menggambar teknik kelompok 1
Tugas menggambar teknik kelompok 1
 
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerjaBab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
 
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi abMateri 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
 
Gambar teknik
Gambar teknikGambar teknik
Gambar teknik
 
gambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambargambar teknik - pemotongan gambar
gambar teknik - pemotongan gambar
 
gambar persektif.pptx
gambar persektif.pptxgambar persektif.pptx
gambar persektif.pptx
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptx
 
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINBab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
 
Bab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualBab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manual
 
Gambar Teknik Pertemuan 4.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 4.pptxGambar Teknik Pertemuan 4.pptx
Gambar Teknik Pertemuan 4.pptx
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik Pemesinan
 
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdfMatematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
 
Gambar 1 SAMBUNGAN
Gambar 1 SAMBUNGANGambar 1 SAMBUNGAN
Gambar 1 SAMBUNGAN
 
Menggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget arsMenggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget ars
 
Materi 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulirMateri 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulir
 
Materi kd 7
Materi kd 7Materi kd 7
Materi kd 7
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3
 
Standarisasi menggambar teknik_untuk_ars
Standarisasi menggambar teknik_untuk_arsStandarisasi menggambar teknik_untuk_ars
Standarisasi menggambar teknik_untuk_ars
 

Plus de MOSES HADUN

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARMOSES HADUN
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan MOSES HADUN
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1MOSES HADUN
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekanMOSES HADUN
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAMOSES HADUN
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanMOSES HADUN
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alamMOSES HADUN
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANMOSES HADUN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganMOSES HADUN
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUMOSES HADUN
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal MOSES HADUN
 

Plus de MOSES HADUN (20)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alam
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkungan
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal
 

ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR

  • 1. 1 PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN 7.1. Aturan Dasar Memberi Ukuran Dalam memberikan ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya, dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu dibuatlah aturan-aturan dasar untuk memberi ukuran yang menentukan cara-caranya dalam memberi ukuran. 1. Garis Ukur dan Garis Bantu Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus, hal ini ada pengecualiannya pada garis bantu. Sebuah garis ukur, dengan mata panahnya, menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis. Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur. Di beberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu. 2. Tinggi dan Arah Angka Ukur Angka ukur dan huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Pada tahun-tahun akhir ini dibuat microfilm dari gambar, dibesarkan dan dicetak ulang. Walaupun demikian angka-angka atau huruf-huruf tetap harus dapat dibaca dengan jelas. Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin. Pada peraturan ISO 3098 ditentukan tinggi dan bentuk angka-angka dan huruf-huruf. Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan sedikit di atas garis ukur. Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran horizontal atau vertical. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertical harus terletak di sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur mempunyai jarak sedikit. Di beberapa negara semua angka ukur ditulis mendatar, dalam hal ini garis ukur vertical diputus ditengah-tengah untuk penempatan angka. Dengan demikiian semua angka dapat dibaca dari bawah kertas gambar.
  • 2. 2 Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertical, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan di letakkan didaerah yang diarsir. Ukuran Standar (Normal) seperti dibawah ini : Gb. 7.1 Ukuran-ukuran normal Ukuran sudut, garis ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan disini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis ukur. Gb. 7.2 Ukuran sudut 3. Ujung dan Pangkal Garis Ukur Ujung dan pangkal garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan hal ini, yaitu dengan anak panah tertutup, garis miring dan titik. Cara dengan garis miring banyak dipergunakan pada bidang sipil dan arsitektur. Pada bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan. Bentuk anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1 dan harus dihitamkan. Tanda titik dipergunakan bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anak panah. Hal ini umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun.
  • 3. 3 Gb. 7.3 Ujung dan pangkal garis ukur 4. Ukuran dan toleransinya Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga. 1. Ukuran dengan Toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2768 “Penyimpangan Ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya”. 2. Ukuran dengan ketentuan toleransi linier. 3. Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai ISO/R286 “Sistim ISO tentang batas dan suaian : Bagian I Umum, toleransi dan penyimpangan” 4. Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linear, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi bentuk dan posisi : Bagian I Umum, Penunjukkan dalam gambar” Toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yang telah ditentukan ukurannya. 5. Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi, hal ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan. Sebuah dimensi referensi diturunkan dari nilai-nilai yang tercantum dalam gambar atau gambar-gambar yang mempunyai hubungan.
  • 4. 4 5. Dimensi fungsional, non-fungsional dan tambahan Gb. 7.4 memperlihatkan sebuah tuas (link) yang dihubungkan pada sebuah benda dengan sebuah pen. Sesuai fungsi dari susunan tersebut, ukuran-ukurannya dibagi dalam golongan- golongan: ukuran-ukuran fungsional F, ukuran-ukuran bukan (non) funsional NF dan ukuran- ukuran tambahan Aux. a) Suatu dimensi fungsional adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara kerja dari bagian dan lain sebagainya. b) Suatu dimensi non fungsional adalah ukuran yang tidak langsung mempengaruhi fungsi secara prinsipil. c) Suatu dimensi tambahan adalah dimensi referansi yang telah disebut pada bagian sebelumnya. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi, hanya sebagai bahan informasi. Gb. 7.4 Ukuran fungsional 7.2. Cara-cara memberi ukuran. Sesuai dengan aturan dasar untuk memberi ukuran yang telah dibahas di atas, ukuran-ukuran panjang, profil atau sudut harus diperinci oleh cara-cara khusus. 1) Dimensi Linear Pada dasarnya ukuran-ukuran linear haris diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan angka ukur. Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak panah dapat diganti dengan titik (Gb. 7.6).
  • 5. 5 Contoh-contoh dan cara cara memberi ukuran dapat dilihat pada beberapa gambar di bawah ini. Gb. 7.5 Contoh memberi ukuran Gb. 7.6 Ruang ukur yang sempit
  • 6. 6 Gb. 7.7 memberi ukuran gambar detail 2) Ukuran dengan koordinat Gb. 7.8 Ukuran dengan koordinat 3) Ukuran diameter
  • 7. 7 Gb. 7.9 Ukuran diameter lingkaran 4) Ukuran Radius Gb. 7.10 ukuran radius
  • 8. 8 5) Ukuran benda spherical (bola) Langbang S digunakan dalam memberi ukuran pada bonda berbentuk bola, lalu diikuti keterangan yang menunjukkan radius maupun diameter. Gb. 7.11 Ukuran bola 6) Ukuran bentuk-bentuk tertentu (kurva) Gb. 7.12 Ukuran pada kurva
  • 9. 9 7) Ukuran tirus Gb. 7.13 ukuran pada benda tirus 8) Ukuran chamfer Gb. 7.14 Ukuran chamfer
  • 10. 10 9) Memberikan catatan Gb. 7.15 cara memberikan catatan
  • 11. 11 Tabel 7.1 Singkatan standar dalam pendimensian 7.3. Cara-cara memposisikan ukuran Penempatan angka ukuran pada gambar kerja mengikuti prosedur sebagai berikut: dilakukan 1 mm di atas garis ukur, ditengah-tengah dan teratur, angka dan garis ukuran harus terbaca baik horisontal maupun vertikal, ukuran-ukuran kecil (di bawah 10 mm) tanda panahnya ditempatkan di luar arah ukur dan ukurannya dicantumkan di atas atau disamping
  • 12. 12 tanda panah ukuran, serta pengukuran dimulai dari basis yang terkecil hingga yang terbesar. Semua ukuran dalam gambar teknik mesin dalam satuan mm, dan tidak perlu dicantumkan satuannya, apabila ukuran dalam satuan yang lain, maka satuannya dicantumkan (misal inchi). Untuk membatasi bagian yang diberi ukuran pada ujung garis ukurnya diberi anak panah. Perbandingan ukuran panjang dan lebar anak panah adalah 3 : 1 dan dihitamkan (Gb. 7.24). Jika jarak antara dua garis lebih kecil dari 7mm, garis ukuran pada kedua sisinya diperpanjang kemudian gambar panahnya diberikan sebelah luar, sedangkan untuk ukuran yang saling merapat dapat digunakan titik sebagai pengganti anak panah. Gb. 7.20. Tanda anak panah Untuk menulis ukuran-ukuran pada gambar kerja dilakukan sebagai berikut: gambarlah angka-angka ukuran dengan jelas, angka-angka ukuran digambarkan sedemikian, sehingga dapat dibaca dari sebelah bawah dan kanan dari gambar, dan ukuran ditempatkan sedemikian di mana bentuk atau profil dari potongan kerja diperlihatkan paling jelas. Untuk angka ukuran yang tidak horisontal maupun vertikal, penempatannya diatur sedemikian sesuai dengan garis ukurnya. a) Ukuran berantai Gb. 7.16 Ukuran berantai
  • 13. 13 b) Ukuran parallel Gb. 7.17 Ukuran paralel c) Ukuran kombinasi Ukuran kombinasi, terjadi karena penggunaan ukuran berantai dan ukuran sejajar secarabersamaan. Gb. 7.18 ukuran kombinasi
  • 14. 14 d) Ukuran berjalan Gb. 7.19 ukuran berjalan
  • 15. 15 Soal Soal 1) Buatlah sket jenis garis berikut: (a) garis tengah, (b) garis pemotongan bidang 2) Buatlah sket representasi dari bahan-bahan berikut: (a) perunggu, (b) besi cor, (c) beton, (d) kayu dan (e) logam putih. 3) Sketsakanlah representasi konvensional sebagai berikut: (a) External threads, (b) internal threads, (c) splined shaft, (d) bearing, (e) square on shaft, (f) compression spring, (g) tension spring, (h) spur gear and (i) helical gear. 4) Sketsakan metode dimensioning chamfers dan countersunks. 5) Bagaimana, (a) sekrup benang dan (b) fitur meruncing, diberi ukuran? 6) Identifikasikan (i) Fungsional, (ii) Non-fungsional dan (iii) Auxiliary dimensions gamabr berikut: 7) Identifikasikan ukuran and location dimensi gambar berikut:
  • 16. 16 8) Jelaskan maksud catatan pada gambar berikut: 9) Gambar berikut dimensinya belum tepat, perbaikilah sesuai standar