SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  68
FISIKA TEKNIK
PENGUKURAN, SATUAN, DIMENSI
DIAN NOORVY KHAERUDIN, ST., MT
1
PENGUKURAN
 Dalam Ilmu Alam dipelajari keadaan dan sifat-sifat
benda seperti perubahannya, juga mencari kaitan
energi dengan perubahan keadaan dan sifat benda-
benda tersebut.
 Ilmu Alam dapat dipelajari dengan kuantitatif dan
kualitatif.
 Untuk mempelajari sifat-sifat dan keadaan benda
dengan cara kuantitatif diperlukan PENGUKURAN.
 Ilmu Alam DISEBUT JUGA ILMU PENGUKURAN.
 KEADAAN DAN SIFAT BENDA-BENDA YANG
DAPAT DIUKUR  BESARAN.
 Misalnya : panjang, luas, volume, momentum, gaya
dll.2
BESARAN
 BESARAN : Sesuatu yang dapat diukur
 Suatu besaran dapat dinyatakan dengan besaran
yang lain yang lebih sederhana. Misalnya besaran
gaya, dapat dinyatakan dengan besaran massa,
panjang, dan waktu.
 1. BESARAN DASAR : Besaran yang cara
pengukurannya tidak tergantung pada besaran-
besaran yang lain.
 Contohnya : massa, panjang, waktu
 2. BESARAN TURUNAN : Besaran yang diturunkan
dari besaran-besaran dasar, artinya besaran yang
cara pengukurannya tergantung lebih dari satu
besaran pokok/dasar.
 Contohnya : gaya, energi, kecepatan dll3
SISTEM SATUAN
 Mengukur keadaan atau sifat suatu benda atau
mengukur besaran suatu benda dapat dilakukan
dengan membandingkan benda tersebut dengan
besaran standar yang telah didefinisikan. Contoh:
panjang rambut adalah 4 ruas jari telunjuk.
 Definisi dari Kecepatan ( besaran kecepatan) :
adalah perubahan posisi persatuan waktu. m/det
(satuan)
 Definisi dari Gaya (besaran gaya) : adalah penyebab
perubahan gerak Newton (satuan)
 Definisi dari Tekanan (besaran tekanan) : adalah
gaya persatuan luas. Pascal (satuan)
4
Satuan.....
 Satuan : Ukuran dari suatu besaran
 Satuan besaran standar dalam Sistem Internasional (SI) :
 Satuan panjang standar adalah 1 meter ( 1 m), yaitu
1.650.763,73 x panjang gelombang dalam hampa yang
dipancarkan oleh atom kripton – 86 pada peralihan
antara tingkat energi 2P10 dan 5d5
 Satuan masa standar adalah 1 kilogram (1kgm), yaitu
masa kilogram prototipe internasional berbentuk silinder
terbuat dari campuran platina dan iridium, yang disimpan
di kota Sevres Perancis.
 Satuan waktu standar adalah 1 sekon (1det, 1 s) yaitu
9.192.631,770 x to, dengan 1/to = frekuensi pancaran
yang dikeluarkan pada peralihan elektron atom caecium
13 antara sua tingkat “hyverfine”, yaitu tingkat F = 4, mf =
0 ke tingkat F = 3, mf = 0
5
 Satuan arus listrik standar 1 ampere (1A), yaitu arus listrik
yang bila dialirkan dalam dua kawat lurus sejajar yang sangat
panjang yang jaraknya 1 meter dalam hampa, mengahasilkan
gaya sebesar 2 x 10-7 newton pada setiap meter kawat.
 Satuan suhu standar adalah 1 kelvin (1 Kelvin), yaitu 1/273,16
x T dengan T = suhu titik tripel.
 Satuan intensitas cahaya standar adalah 1 kandela (1 cd),
yaitu intensitas cahaya dalam arah tegak lurus pada
permukaan benda hitam seluas 1/600.000 m2 pada suhu cair
platina pada tekanan luar 101.325 N/m2 .
 Satuan gram molekul standar adalah 1 mole (1 mol), yaitu
banyaknya zat yang mengandung unsur dasar zat yang sama
jumlahnya dengan jumlah atom carbon – 12 yang massanya
1,012 kgm.
 Satuan sudut standar adalah 1 radian (1 rad), yaitu sudut
pusat lingkaran yang mengahadapi busur sepanjang R,
dengan R adalah jari-jari lingkaran.
 Satuan sudu ruang adalah 1 steradian (1 sr) adalah sudut
pada pusat bola menghadapi permukaan bola seluas R2,
dengan R = jari-jari bola.
6
BESARAN DASAR/POKOK BESARAN TURUNAN
Besaran Satuan Simbol
Panjang meter m
Massa Kilogram Kgm
Waktu Sekon s atau det
Arus listrik Amper A
Suhu Kelvin K
Intensitas
Cahaya
Kandela Cd
Masa
Molekul
Mole mol
Sudut
standar
Radian rad
Sudut
ruang
Steradian sr
Besaran Definisi Simbol Satuan
Kecepata
n
Perubaha
n posisi
persatuan
waktu
V = ds/dt m/det
Percepata
n
Perubaha
n
kecepatan
persatuan
waktu
a = dv/dt m/det2
Gaya Penyebab
perubaha
n gerak
F = m x
a
Newton
Kg m/det2
Tekanan Gaya
persatuan
luas
P = F/A Newton/m2
7
 Sistem Satuan ada 4, yaitu:
 1. Sistem Statis (besar dan kecil)
 2. Sistem Dinamis (MKS dan CGS)
 3. Sistem Inggris (Absolut dan Teknik)
 4. Sistem International (SI)
Hubungan antara satuan-satuan besaran dasar dalam
berbagai sistem satuan dapat dicari dengan
membandingkan satuan dari suatu sistem dengan sistem
lainnya. Misalnya akan dicari hubungan antra panjang
dalam sistem Inggris dengan saltuan panjang dalam sistem
SI, dengan membandingkan satuan panjang dalam sistem
Inggris (1 foot) dengan (1 m) SI. Maka didapat :
1 foot = 0,3048 m
Lainnya, massa : 1 lbm = 0,45359 kgm dinamakan
KONVERSI
untuk besaran dasar waktu, dalam semua sistem sama, yaitu
1 det.8
SOAL KONVERSI
9
 Diketahui kelajuan suatu mobil :
38 m/sec
 Berapakah kelajuan tersebut
dalam mil/sec?
 Berapakah dalam mil/jam?
 Berapakah dalam km/jam?
 Apabila 1 mil = 1609 meter
Soal 2
10
 Diketahui : Aliran cairan (fluida) 3
m3/det
 Berapakah :
 Dalam liter/det?
 Dalam ml/det?
 Dalam liter/ hari?
 Dalam m3/hari?
 Apabila 1 m3 = 1000 liter
Soal 3
11
 Suatu kaveling berbentuk persegi panjang memiliki
ukuran 100 kaki x 150 kaki. Tentukan luas kaveling
dalam m2?
 1 kaki = 0,3048 meter
100 kaki = 100 x 0,3048 meter =30,48 meter
150 kaki = 150 x 0,3048 meter = 45,72 meter
Maka luas kaveling = 1393,5456 meter 2
Soal 4
12
 Air infus menetes dengan kecepatan 2 cm per det.
Tabung infus berukuran 1000 ml. Dengan tinggi
tabung 40 cm. Berapakah waktu yang diperlukan
untuk menghabiskan 1 tabung infus?
 1000 ml = 1 liter= 0,001 m3
 Luas alas tabung = 0,001 m3 / 0,4 = 0,01 m2
 Q = m3/det
 Q = 0,02 x 0,01 = 2 x 10-4 m3/det
 0,0005 = 4x10-5 m/det
 Waktu yang diperlukan untuk habis : 0,2 det
SOAL 2
13
 Pengukuran:
 Pilih Salah Satu Dari Pengukuran Berikut:
 1. Ukuran lantai
 2. Ukuran Ubin Rumah
 3. Ukuran kolom rumah
 4. Ukuran 30 meter jalan
 5. Ukuran Kolam Ikan
 Lakukan di kertas Folio bergaris dengan tabel
berikut dan gambar dengan skala 1 : 0,5
Pengukur :
nama :
NIM :
Kelas :
Alamat:
Kelompok :
Alat Pengukur
14
Lantai Lebar Panjang Jumlah
keramik
Ukuran
keramik
LUAS LANTAI
1
2
3
4
5
Gambar Lantai dengan skala : 1 : 0,5
Konversi yang lain ...
 Misal jarak antar kota, jika satuannya dipertahankan
dalam tulisan, terlalu besar bilangan yang harus
dituliskan. Maka dibuatkan 1 km.
 1km = 1000 m
 1 Angstrom (1A) = 10-10 m
 1 mikron (1 µm) = 10-6 m
 1 nano meter (1nm) = 10-9 m
 1 km = 0,6214 mil
 1 m = 39,37 inci
15
Satuan panjang, waktu, masa dan gaya dalam
berbagai sistem satuan
Sistem
Satuan
Panjang Waktu Massa Gaya
Statis besar m s kgm kg gaya
Statis kecil cm s gm gr gaya
Dinamis besar m s kgm newton
Dinamis kecil cm s kgm dyne
Inggris
absolut
ft s lbm Pdl
Inggris teknik ft s Slug lbf
16
DIMENSI
Cara penulisan dari
besaran-besaran dengan
menggunakan simbol-
simbol besaran dasar.
DIMENSI berfungsi untuk
:
1. Menurunkan satuan
dari suatu besaran
2. Meneliti kebenaran
suatu rumus-rumus
atau persamaan fisika
Besaran Satuan Dimensi
Panjang meter [L]
Massa Kilogram [M]
Waktu Sekon [t]
Arus listrik Amper [I]
Suhu Kelvin [T]
Intensitas
Cahaya
Kandela [A]
Masa
Molekul
Mole [N]
Sudut
standar
Radian rad
Sudut ruang Steradian sr
17
VEKTOR
18
 Jenis besaran yang mempunyai besar dan arah
pada sistem koordinat.
 Contoh besaran vektor : gaya, kecepatan,
percepatan
 Skalar : jenis besaran yang mempunyai besaran
saja, maka hasil pengukurannya tidak tergantung
pada sistem koordinat.
 Contoh besaran skalar : waktu, masa, temperatur,
kerja, energi
P
Q Dari gambar disamping PQ adalah
sebuah vektor dengan P apa yang
disebut titik tangkap vektor
Beberapa hal yang perlu diketahui:
19
B
A
Besaran vektor adalah besaran yang selain dinyatakan
dengan besar juga dinyatakan arahnya. Misalnya,
perpindahan partikel, kecepatan, percepatan, gaya,
momentum, dll.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya dinyatakan
dengan besarnya saja. Misalnya, massa, temperatur,
energi, volume, panjang lintasan dll.
Sebuah partikel pindah dari titik A ke titik B
lewat lintasan lengkung. Perpindahan partikel
dapat dinyatakan dengan menarik garis dari A
ke B, panjang garis menyatakan besar
perpindahan, sedang arah perpindahan
dinyatakan dengan memberi ujung anak
panah di B. Garis lengkung merupakan
lintasannya..
20
 Dua vektor dinyatakan sama bila panjang/besar dan
arahnya sama. Vektor B dan A’B’ adalah dua vektor
yang sama
 B
 B'
 A
 A’

Vektor dari titik A ke titik B = AB, sedang vektor
dari pusat koordinat ke titik A diberi simbol a,
vektor dari titik 0 ke titik B diberik simbol b.
Contoh: sebuah benda massanya sama yang satu ditarik dengan gaya 10
satuan ke arah mendatar, sedang yang lain di tarik dengan gaya juga 10
satuan, tetapi arahnya mengapit sudut α dengan sumbu mendatar, ternyata hasilnya
berlainan. Jadi gaya adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya, ini berarti
gaya adalah besarn vektor.
KOMPONEN VEKTOR DAN VEKTOR SATUAN
21
 Untuk memudahkan perhitungan vektor, setiap
vektor dapat diuraikan menjadi komponen ke arah
sumbu-sumbu koordinat. Dalam bidang datar, vektor
a dapat diuraikan menjadi komponen ax dan ay.
Sistem Koordinat
22
(X,,Y)
(-3,5)
(5,,3)
Sistem Koordinat Cartesian :
sumbu horizontal dan
vertikalnya berpotongan pada
suatu titik yang disebut
dengan titik asal.
(x,y)
r
α
α
y
x
r
Sistem Koordinat Polar (r, α)
: r, adalah jarak dari titik asal
ke titik yang memiliki
Koordinat Cartesian (x,y) dan
α adalah sudut antara garis yang
digambar dari titik asal ke titik
tersebut dengan suatu suatu
sumbu tetap.
RESUTAN VEKTOR
23
PENJUMLAHAN VEKTOR
24
SOAL
25
 Soal 1
 Sebuah persegi berada pada titik koordinat (2,y) dan berada
pada titik koordinat polar (r,30o).
 Tentukan y, dan r?
Soal 2
Sebuah vektor perpindahan pada bidang xy besarnya adalah 50
m dan arahnya 120o dari sumbu positif. Berapakah komponen
x dan y dari vektor tersebut?
SOAL 3
Dua titik pada sebuah bidang memiliki koordinat polar (2,5
meter; 30o) dan (3,8 meter;120o)
a)Tentukan koordinat cartesian dari kedua titik
b) Jarak antara dua titik
Contoh:
26
 Sebuah partikel pada titik R(2,3,4), koordinat
dinyatakan dalam meter, bergerak dengan
kecepatan v, besar kecepatan 5 m/det. Arahnya
mengapit sudut 60o, 60o, 45o berturut-turut dengan
sumbu X,Y,Z. Masa benda/partikel = 2 kgm.
 Penyelesaian
GERAK DALAM BIDANG DATAR
27
GERAK LURUS
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Lintasan gerak lurus beraturan adalah berupa garis
lurus yang dijalani benda dengan laju yang
konstan. Dengan demikian kecepatannya konstan
pula
Apabila untuk menempuh jarak S diperlukan waktu t,
maka kecepatan gerak adalah:
V = S/t , yang sama dengan kecepatan rata-rata
benda.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
28
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerakan benda
dengan lintasan lurus, yang dijalani benda dengan
kecepatan yang berubah secara teratur yaitu
sebesar a persatuan waktu.
Besaran a adalah apa yang disebut percepatan
benda, dengan satuan (dalam MKS) m/s2.
Bila vo, vt, dan S berturut-turut adalah kecepatan
awal, kecepatan pada waktu t dan jarak yang
ditempuh benda, maka pada GLBB berlaku
hubungan :
vt = vo + at
 S = ∫vt dt = vot + ½ at2
Juga : vt2 = vo2 = vo2 + 2aS
Sedangkan a = dvt/dt = konstanta
3. Grafik Gerak Lurus
29
 Grafik hubungan antara besaran-besaran geraknya.
 (i) Grafik kecepatan sebagai fungsi waktu
t
V
S
S = ∫ Vdt
Maka luas grafik yang diperoleh
menunjukkan besarnya jarak yang
ditempuh benda
(ii) Grafik percepatan sebagai fungsi waktu
Grafik ini menunjukkan hubungan antara a dengan t. Luas grafik yang
disajikan menunjukkan besarnya kecepatan benda
a
t
V
SOAL
30
 DIKETAHUI, Sebuah partikel bergerak dengan
lintasan :
 X = 10 t2 + 3t + 4, dimana X dalam meter (posisi), t
dalam detik (waktu).
 berapakah kecepatan rata-rata, pada waktu 2 det
dan 4 det?
 Berapakah kecepatan sesaat pada waktu 2 det?
 Berapakah waktu yang diperlukan pada saat partikel
berhenti?
 Berapakah percepatannya?
 Bagaimnakah Grafiknya? Hub antara t dan V, t dan
a?
LATIHAN DIRUMAH
31
SOAL
32
 Posisi dari suatu partikel yang bergerak dalam fluida
diamati pada waktu yang beda-beda menghasilkan
data pada tabel berikut:
 Carilah Kecepatan rata-rata dari pergerakan partikel
tersebut:
 A) pada detik pertama
 B) 3 detik terakhir dari pertama
 C) keseluruhan periode waktu
t(det) 0 1 2 3 4 5
X
(meter)
0 2,3 9,2 20,7 36,8 57,5
SOAL
33
 Partikel dalam darah bergerak dengan lintasan :
 X = 2 t2 +1t + 1, t dalam jam dan X dalam meter.
 Hitung:
 1. Kecepatan rata-rata pada waktu 0,5 jam dan 1
jam
 2. Kecepatan sesaat pada waktu 1 jam
 3. berapa m/det, kecepatan pada saat 1 jam?
 4. berapakah percepatannya?
 5. buatkan grafiknya?
DINAMIKA BENDA
DIAN NOORVY KHAERUDIN, ST., MT
FISIKA KEPERAWATAN
34
GAYA : PENYEBAB GERAK BENDA
35
 Gaya merupakan ukuran dari
berat, dengan inersia
(kelembaman).
 Inersia kecendruangan benda
untuk tetap dalam keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan.
Formula
36
F = m . a
 Satuan gaya = kg m/det2 = Newton
 Dinyatakan bahwa gaya merupakan
perkalian antara masa pada gaya itu
bekerja dikalikan dengan percepatan
yang dialami benda karena bekerjanya
gaya.
HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GAYA
37
 1. HUKUM NEWTON PERTAMA
 Bila gaya total yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol, maka vektor kecepatan (laju dan arah)
dari benda tidak berubah.
 Yaitu apabila tidak ada gaya yang bekerja pada
benda, bila benda mula-mula diam maka benda
akan tetap diam
 F = 0 , a = 0
 Apabila benda mula-mula bergerak, maka benda
akan tetap bergerak dengan kecepatan yang tetap,
laju konstan dan lintasan yang lurus.
2. HUKUM NEWTON KEDUA
38
 “ Bila pada suatu benda bekerja gaya F maka pada
benda tersebut akan bekerja percepatan a, yang
akan diberikan :
 a = F/m dengan m adalah masa dari benda
tersebut.”
 3. HUKUM NEWTON KETIGA
 “ Untuk setiap gaya yang bekerja pada suatu
benda akan terdapat gaya lain yang bekerja
pada benda itu yang sama besar dengan gaya
yang pertama, tetapi dengan arah yang
berlawanan.”
BERAT DAN MASA BENDA
39
 BERAT adalah gaya (tarik) gravitasi yang bekerja
pada benda itu.
 Masa Benda adalah ukuran kuantitas benda
 Berat benda ( W ) karena gaya tarik bumi
dirumuskan sebagai berikut:
W = m. g
F = m . a
MACAM-MACAM GAYA
40
 1. Gaya Interaksi : gaya yang ditimbulkan oleh
suatu benda pada benda lain walaupun letaknya
berjauhan.
 Yang tergolong dalam Gaya Interaksi ini adalah:
 1.1 gaya Gravitasi : yaitu gaya tarik-menarik antara
partikel-partikel yang berada di alam
 1.2 Gaya Elektromagnetik, yaitu gaya tarik atau tolak
yang berkaitan dengan partikel-partikel bermuatan
listrik
 Adanya medan ditimbulkan akibat gaya ini, interaksi.
Medan adalah ruagn yang merupakan daerah
pengaruh gaya akibat benda-benda dalam satu
medan tersebut akan menderita gaya.
2. GAYA KONTAK
41
 Adalah gaya yang terjadi hanya pada
benda-benda yang besentuhan.
 Yaitu :
 2.1 Gaya Normal
 2.2 Gaya Gesek
 2.3 Gaya Tegang Tali
GAYA NORMAL
42
 Gaya normal benda adalah gaya yang bekerja
menekan benda dan merupakan gaya reaksi
terhadap letak benda sehingga posisi gaya norma
adalah tegak lurus terhadap bidang.
N = gaya normal
pada bidang datar
W = m.g = gaya
berat benda
N = gaya normal
pada bidang
miring
Gaya normal dan gaya berat adalah merupakan gaya aksi
reaksi benda terhadap bidang dan benda terhadap bumi.
GAYA GESEK
43
 Adalah : gaya yang melawan gerak relatif antara dua
benda.
 Macam-macam gaya gesek adalah:
 1) gaya gesek antara zat padat dan zat padat
 2) gaya gesek antara zat padat dan zat cair (fluida)
 Arah gaya gesek selalu sejajar dengan bidang
tempat benda berada dan berlawanan arah dengan
arah gerak benda, jadi gaya gesek berlawanan
dengan gerak benda (melawan gerak benda).
GAYA GESEK ANTAR ZAT PADAT
44
 ADALAH : gaya yang disebabkan adanya interaksi
antara molekul-molekul benda yang saling bergerak
(relatif) berupa gaya-gaya adhesi dan kohesi.
 Besarnya gaya gesek (f) berbanding lurus dengan
gaya normal (N) dan µ = koefisien gesek.
 Gaya gesek pada gerak relatif antara dua benda
yang bersinggungan adalah gaya gesek kinetik
(luncur)
fk = µk . N
GAYA GESEK.....
45
 Gaya gesek luncur selalu melawan gerak benda,
berlawanan arah dengan kecepatan benda
 Ada 2 macam gaya gesek : gaya gesek statis dan
gaya gesek kinetis
V = arah gerak
benda
W = m.g
fk
P
N
Macam gaya gesek
46
 1. gaya gesek statis
 Terjadi pada saat benda diam fs = µs . N ,
merupakan gaya terkecil yang diperlukan benda saat
akan bergerak
 2. gaya gesek kinetis
 Berlaku pada saat benda bergerak atau sedang
bergerak = fk = µk . N adalah gaya relatif yang
mempertahankan gerak benda.
 Benda ditarik oleh P, benda belum bergerak karena
ada fs hingga P diperbesar maka benda mulai
bergerak dan bergerak.
47
P f Keadaan benda
0 0 diam
P
<
fs Diam tidak bergerak
P
=
fs Diam, mulai bergerak
P
=
fk Gerak lurus beraturan
P
>
fk Gerak lurus dipercepat
Persamaan : F = m.a
P – fk = m.a
benda pada bidang miring:
W.sin α – fk = m . a
jika benda bergerak dengan GLB (a=0)
maka : fk = m.g sin α
CONTOH SOAL
48
 Suatu benda yang beratnya 600 Newton harus diberi
percepatan 0,7 m/det2. Tentukan berapakah gaya
yang hars dikerjakan pada benda bila diketahui g =
9,8 m/det2.
 Penyelesaian
 W = m.g
 Maka masa benda adalah
 m = W / g = 600 / 9,8 Newton/m/det2 = 61,2 kg.
 Maka gaya yang harus diberikan untuk benda
adalah:
F = m . a = 61,2 x 0,7 = 42,8 Newton
CONTOH 2
49
 Sebuah balok bermasa 3 kg, ditarik dengan gaya P
pada bidang datar. Percepatan yang diinginkan
adalah sebesar 25 cm/det2. koefisien kekasaran
1,23 . Tentukan gaya yang dibutuhkan untuk dapat
menarik benda.
 Gaya mendatar 200 Newton diperlukan untuk
menggeser balok 15 kg sepanjang lintasan miring
30o dengan percepatan 25 cm/det2. Tentukan gaya
gesek pada balok dan koefisien geseknya.
USAHA DAN ENERGI
50
 Bila suatu gaya yang bekerja pada suatu benda m
menyebabkan benda tersebut bergeser sejauh x,
dikatakan bahwa gaya telah melakukan usaha
(kerja) sebesar :
 W = F . x W = F.x.cos α
 W adalah usaha α adalah sudut antara arah
vektor gaya dan arah vektor
gaya lintasan
 F = gaya
 x = jarak
ENERGI
51
 Adalah : kemampuan benda tersebut untuk
melakukan usaha
 Kemampuan energi suatu benda diukur berdasarkan
pada besarnya usaha yang dapat dilakukan benda,
maka satuan energi sama dengan satuan untuk
besaran usaha, yaitu joule atau erg.
 Energi dibedakan menjadi 2, yaitu energi kinetik dan
energi potensial
ENERGI KINETIK
52
 Adalah : energi yang dimiliki suatu benda karena
geraknya. Benda yang masanya m, yang bergerak
dengan kecepatan v mempunyai energi kinetik
sebesar :
Ek = ½ mv2
 Bekerjanya suatu gaya pada suatu benda menyebabkan
terjadinya perubahan kecepatan benda tersebut. Oleh
karena terjadinya perubahan kecepatan berarti terjadinya
perubahan energi kinetik, maka usaha yang telah
dilakukan suatu gaya pada suatu benda sama dengan
perubahan energi kinetik benda tersebut. Atau :
W = ½ mv2
2 – ½ mv1
2
ENERGI POTENSIAL
53
 ADALAH : energi = kemampuan kerja yang dimiliki
benda karena interaksinya dengan sesuatu medan.
Bila medan tersebut adalah medan gravitasi, maka
energi potensial benda adalah energi potensial
gravitasi.
 Bila medan tersebut adalah medan listrik, maka
energi potensial benda adalah energi potensial
listrik, dst.
 Suatu massa m pada ketinggian h akibat percepatan
gravitasi bumi g yang memiliki energi potensial :
 Ep = m.g. H
 Energi potensial suatu benda adalah fungsi posisi
sedemikian rupa sehingga selisih nilainya pada posisi
awal dan posisi akhir sama dengan usaha yang telah
dilakukan untuk memindahkan benda tersebut dari posisi
DAYA (P)
54
 Adalah Kemampuan, gambaran tentang banyaknya
usaha dapat dilakukan oleh suatu gaya persatuan waktu.
 P = W/t
 Dua gaya yang berbeda dapat menghasilkan sejumlah
kerja yang sama dalam waktu yang berbeda. Sehingga
gaya yang perlu waktu lebih singkat mempunyai daya
yang lebih besar. Dengan kata lain gaya yang memiliki
daya besar dalam waktu singkat dapat melakukan usaha
(kerja) besar.
 Satuan dari daya, dalam SI adalah Joule/sekon atau
Watt.
 Dapat pula menjadi daya kuda (horse power, Hp).
 Dimana : 1 hp = 746 Watt.
Contoh
55
 Suatu masa 10 kg berada pada lantai dengan
kemiringan 30o. Tentukan usaha yang dilakukan
oleh gaya berat bila benda bergesr 25 cm
 i) ke bawah
 ii) ke atas, dengan g = 10 m/sekon2
CONTOH 2
56
 Hitunglah usaha yang dilakukan sebuah pompa
yang menaikkan munyak sebanyak 600 liter ke
dalam tangki yang letaknya pada ketinggian 20 m
bila massa jenis minyak tersebut adalah adalah 0,82
g/cm3 dan g = 9,8 m/sec2
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
DIAN NOORVY KHAERUDIN, ST., MT
57
SYARAT KESEIMBANGAN
58
 Suatu benda dikatakan seimbang apabila benda
tersebut tidak mengalami percepatan, baik
percepatan linier, maupun percepatan sudut
(anguler)
 2 syarat keseimbangan benda:
 1. syarat gaya : jumlah vektor gaya yang bekerja
pada benda harus sama dengan nol. Atau ∑ F = 0
 2. syarat torsi (momen gaya): jumlah momen gaya yang
bekerja pada benda harus sama dengan nol. Atau ∑τ=0
PUSAT MASA
59
 PUSAT MASA suatu benda adalah suatu titik yang
akan bergerak seperti bergeraknya sebuah titik
masa yang besarnya sama dengan masa benda
tersebut, bila dikenai gaya yang sama.
 F = m. acm
 acm adalah percepatan pusat masa benda.
 Andaikata suatu benda terdiri atas titik-titik masa m1,
m2, m3..., mn yang berturut-turut terletak pada titik-
titik (x1, y1, z1), dst... Maka koordinat pusat
masanya diberikan oleh:
 xcm = ∑xi.mi/∑mi, ycm = ∑yi.mi/ ∑mi,
 zcm= ∑zi.mi/ ∑mi
PUSAT GRAVITASI
60
 Adalah suatu titik yang dapat dianggap
sebagai tempat terpusatnya seluruh berat
benda. Pusat gravitasi adalah titik tangkap
vektor gaya berat dari suatu benda.
 Contoh:...
Contoh 1
61
 Suatu batang logam homogen yang panjangnya L
dibebani oleh gaya 450 Newton pada jarak 0,25 L
dari ujung kanan. Tentukan besarnya gaya yang
bekerja pada penyangga A dan B apabila berat
batang tersebut 200 Newton.
F1
F2
0,5 L
0,25 L
200
N 400
N
Contoh 2
62
 Sebuah tangga AB dengan berat 160 Newton
bersandar pada dinding vertikal dengan membentuk
sudut 60o terhadap lantai, seperti terlihat pada
gambar. Dinding vertikal licin sehingga tidak ada
gesekan antar dinding dan tangga. Tentukan gaya-
gaya pada tangga di titik A dan B serta koefisien
gesekan lantai dengan angga bila C ada di tengah-
tangah tangga.
A
B
C
F
3
W F
1
F
2
60o
Contoh 3
63
 Masa-masa m1 = 10 kg, m2 = 30 kg, m3 = 15 kg,
dan m4 = 20 kg terletak pada titik-titik (-3,2), (0,0),
(3,4), (6,0). Tentukan letak pusat masa sistem
tersebut.
MEKANIKA FLUIDA
64
65
 Yang dimaksud dengan fluida dalam ilmu fisika
adalah zat alir yaitu zat zat yang relatif mudah
mengalir misalnya zat cair ( air, raksa, dsb ) dan juga
gas ( udara,uap,air,dsb) tinjauan tentang fluida
umumnya didasarkan pada asumsi bahwa fluida
yang sedang ditinjau adalah tak termampatkan
artinya volume fluida tersebut tidak dapat menyusut
karena tekanan.
FLUIDA TAK BERGERAK
66
 Adhesi dan kohesi
 Adhesi adalah gaya interaksi yang terjadi antara partikel
partikel zat dari jenis yang berbeda.
 Kohesi adalah gaya interaksi antara partikel-partikel zat
dari jenis yang sama
 contoh:
 Sifat adhesif terjadi pada kapur yang menempel papan,
lem yang merekatkan kertas, tinta yang menempel pada
kertas dsb.
 Sifat kohesif terjadi pada pengenceran cat, pemanasan
aspal terlebih dahulu sebelum disiramkan ke permukaan
jalan dsb.
 Pada dasarnya energi/panas itu diberikan untuk melawan
gaya kohesi sehingga partikel-partikel zat dapat
Penjelasan....
67
 Bila adhesi lebih kecil
dari kohesi maka sudut
kontak antara cairan
dan dinding bejana
akan lebih besar dari
90o. Dikatakan bahwa
fluida tidak akan
membasahi tempatnya.
Dalam pipa kapiler,
permukaan fluida
dengan sifat ini akan
turun.
 Contoh : Air – raksa
(Hg)
>90o
Lanjutan.....
68
 Bila adhesi lebih besar
dari kohesi maka sudut
kontak fluida dengan
dinding bejana akan
lebih kecil dari 90o.
Dikatakan bahwa zat
cair dengan sifat sifat ini
membasahi tempatnya.
Karena sifat ini pula
maka dalam pipa piler
fluida akan naik ke
permukaannya
 Contoh: air dan
sebagian besar zat cair.

Contenu connexe

Tendances

Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianRezky Amaliah
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hookeIlham Mubarak
 
2 a medan listrik
2 a medan listrik2 a medan listrik
2 a medan listrikMario Yuven
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiFisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiwww.kuTatangkoteteng.com
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2Dedi Wahyudin
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 

Tendances (20)

Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke3. a. ppt hyperlink   elastisitas dan hukum hooke
3. a. ppt hyperlink elastisitas dan hukum hooke
 
2 a medan listrik
2 a medan listrik2 a medan listrik
2 a medan listrik
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiFisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
 
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Dispersi cahaya
Dispersi cahayaDispersi cahaya
Dispersi cahaya
 
Materi 1 mekanika fluida 1
Materi 1 mekanika fluida 1Materi 1 mekanika fluida 1
Materi 1 mekanika fluida 1
 
Fisika vektor
Fisika vektorFisika vektor
Fisika vektor
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 

En vedette

Fisika dasar IPA
Fisika dasar IPAFisika dasar IPA
Fisika dasar IPAMOSES HADUN
 
Ppt pengukuran-salmi
Ppt pengukuran-salmiPpt pengukuran-salmi
Ppt pengukuran-salmilafika pbm
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANMOSES HADUN
 
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSITUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSIMOSES HADUN
 
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakanModul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakanMOSES HADUN
 
Modul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakanModul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakanMOSES HADUN
 
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1MOSES HADUN
 
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL MOSES HADUN
 
Memberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerjaMemberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerjaMOSES HADUN
 
Modul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelahModul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelahMOSES HADUN
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaModul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaMOSES HADUN
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarModul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Gambar teknik standar kertas dan tata letak
Gambar teknik   standar kertas dan tata letakGambar teknik   standar kertas dan tata letak
Gambar teknik standar kertas dan tata letakMOSES HADUN
 
Statika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTALStatika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTALMOSES HADUN
 

En vedette (20)

Fisika dasar IPA
Fisika dasar IPAFisika dasar IPA
Fisika dasar IPA
 
Presentasi Metrologi LIPI_Standardisasi Waktu_by Bapak Mego
Presentasi Metrologi LIPI_Standardisasi Waktu_by Bapak MegoPresentasi Metrologi LIPI_Standardisasi Waktu_by Bapak Mego
Presentasi Metrologi LIPI_Standardisasi Waktu_by Bapak Mego
 
Ppt pengukuran-salmi
Ppt pengukuran-salmiPpt pengukuran-salmi
Ppt pengukuran-salmi
 
Pengantar metrologi industri
Pengantar metrologi industriPengantar metrologi industri
Pengantar metrologi industri
 
Penilaian Kesesuaian dan Metrologi
Penilaian Kesesuaian dan MetrologiPenilaian Kesesuaian dan Metrologi
Penilaian Kesesuaian dan Metrologi
 
Bahan ajar Fisika
Bahan ajar FisikaBahan ajar Fisika
Bahan ajar Fisika
 
Sianida
SianidaSianida
Sianida
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
 
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSITUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
 
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakanModul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
 
Modul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakanModul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakan
 
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
 
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
 
Memberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerjaMemberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerja
 
Modul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelahModul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelah
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaModul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statika
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
 
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarModul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
 
Gambar teknik standar kertas dan tata letak
Gambar teknik   standar kertas dan tata letakGambar teknik   standar kertas dan tata letak
Gambar teknik standar kertas dan tata letak
 
Statika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTALStatika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTAL
 

Similaire à Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI

Similaire à Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI (20)

BESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANBESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUAN
 
Besaran dan Satuan
Besaran dan Satuan Besaran dan Satuan
Besaran dan Satuan
 
Besaran dan Satuan
Besaran dan SatuanBesaran dan Satuan
Besaran dan Satuan
 
Besaran dan satuan fisdas
Besaran dan satuan   fisdasBesaran dan satuan   fisdas
Besaran dan satuan fisdas
 
Heriawan fis x mipa 1-5
Heriawan fis x mipa 1-5Heriawan fis x mipa 1-5
Heriawan fis x mipa 1-5
 
Besaran dan Pengukuran
Besaran dan PengukuranBesaran dan Pengukuran
Besaran dan Pengukuran
 
P2_Besaran dan Satuan.ppt
P2_Besaran dan Satuan.pptP2_Besaran dan Satuan.ppt
P2_Besaran dan Satuan.ppt
 
Ringkasan materi fisika sma besaran dan
Ringkasan materi fisika sma besaran danRingkasan materi fisika sma besaran dan
Ringkasan materi fisika sma besaran dan
 
Besaran dan pengukuran revisi
Besaran dan pengukuran revisi Besaran dan pengukuran revisi
Besaran dan pengukuran revisi
 
Besaran-dan-Satuan
Besaran-dan-SatuanBesaran-dan-Satuan
Besaran-dan-Satuan
 
Bab 5 adi
Bab 5 adiBab 5 adi
Bab 5 adi
 
Bab 5 adi
Bab 5 adiBab 5 adi
Bab 5 adi
 
upload yang pertama...
upload yang pertama...upload yang pertama...
upload yang pertama...
 
Ringkasanmaterifisikadasar 181021062137
Ringkasanmaterifisikadasar 181021062137Ringkasanmaterifisikadasar 181021062137
Ringkasanmaterifisikadasar 181021062137
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Bab1 besaran dan satuan-
Bab1 besaran dan satuan-Bab1 besaran dan satuan-
Bab1 besaran dan satuan-
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 

Plus de MOSES HADUN

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARMOSES HADUN
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan MOSES HADUN
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1MOSES HADUN
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekanMOSES HADUN
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAMOSES HADUN
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanMOSES HADUN
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alamMOSES HADUN
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANMOSES HADUN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganMOSES HADUN
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUMOSES HADUN
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal MOSES HADUN
 

Plus de MOSES HADUN (20)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alam
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkungan
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal
 

Dernier

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 

Dernier (14)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 

Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI

  • 1. FISIKA TEKNIK PENGUKURAN, SATUAN, DIMENSI DIAN NOORVY KHAERUDIN, ST., MT 1
  • 2. PENGUKURAN  Dalam Ilmu Alam dipelajari keadaan dan sifat-sifat benda seperti perubahannya, juga mencari kaitan energi dengan perubahan keadaan dan sifat benda- benda tersebut.  Ilmu Alam dapat dipelajari dengan kuantitatif dan kualitatif.  Untuk mempelajari sifat-sifat dan keadaan benda dengan cara kuantitatif diperlukan PENGUKURAN.  Ilmu Alam DISEBUT JUGA ILMU PENGUKURAN.  KEADAAN DAN SIFAT BENDA-BENDA YANG DAPAT DIUKUR  BESARAN.  Misalnya : panjang, luas, volume, momentum, gaya dll.2
  • 3. BESARAN  BESARAN : Sesuatu yang dapat diukur  Suatu besaran dapat dinyatakan dengan besaran yang lain yang lebih sederhana. Misalnya besaran gaya, dapat dinyatakan dengan besaran massa, panjang, dan waktu.  1. BESARAN DASAR : Besaran yang cara pengukurannya tidak tergantung pada besaran- besaran yang lain.  Contohnya : massa, panjang, waktu  2. BESARAN TURUNAN : Besaran yang diturunkan dari besaran-besaran dasar, artinya besaran yang cara pengukurannya tergantung lebih dari satu besaran pokok/dasar.  Contohnya : gaya, energi, kecepatan dll3
  • 4. SISTEM SATUAN  Mengukur keadaan atau sifat suatu benda atau mengukur besaran suatu benda dapat dilakukan dengan membandingkan benda tersebut dengan besaran standar yang telah didefinisikan. Contoh: panjang rambut adalah 4 ruas jari telunjuk.  Definisi dari Kecepatan ( besaran kecepatan) : adalah perubahan posisi persatuan waktu. m/det (satuan)  Definisi dari Gaya (besaran gaya) : adalah penyebab perubahan gerak Newton (satuan)  Definisi dari Tekanan (besaran tekanan) : adalah gaya persatuan luas. Pascal (satuan) 4
  • 5. Satuan.....  Satuan : Ukuran dari suatu besaran  Satuan besaran standar dalam Sistem Internasional (SI) :  Satuan panjang standar adalah 1 meter ( 1 m), yaitu 1.650.763,73 x panjang gelombang dalam hampa yang dipancarkan oleh atom kripton – 86 pada peralihan antara tingkat energi 2P10 dan 5d5  Satuan masa standar adalah 1 kilogram (1kgm), yaitu masa kilogram prototipe internasional berbentuk silinder terbuat dari campuran platina dan iridium, yang disimpan di kota Sevres Perancis.  Satuan waktu standar adalah 1 sekon (1det, 1 s) yaitu 9.192.631,770 x to, dengan 1/to = frekuensi pancaran yang dikeluarkan pada peralihan elektron atom caecium 13 antara sua tingkat “hyverfine”, yaitu tingkat F = 4, mf = 0 ke tingkat F = 3, mf = 0 5
  • 6.  Satuan arus listrik standar 1 ampere (1A), yaitu arus listrik yang bila dialirkan dalam dua kawat lurus sejajar yang sangat panjang yang jaraknya 1 meter dalam hampa, mengahasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 newton pada setiap meter kawat.  Satuan suhu standar adalah 1 kelvin (1 Kelvin), yaitu 1/273,16 x T dengan T = suhu titik tripel.  Satuan intensitas cahaya standar adalah 1 kandela (1 cd), yaitu intensitas cahaya dalam arah tegak lurus pada permukaan benda hitam seluas 1/600.000 m2 pada suhu cair platina pada tekanan luar 101.325 N/m2 .  Satuan gram molekul standar adalah 1 mole (1 mol), yaitu banyaknya zat yang mengandung unsur dasar zat yang sama jumlahnya dengan jumlah atom carbon – 12 yang massanya 1,012 kgm.  Satuan sudut standar adalah 1 radian (1 rad), yaitu sudut pusat lingkaran yang mengahadapi busur sepanjang R, dengan R adalah jari-jari lingkaran.  Satuan sudu ruang adalah 1 steradian (1 sr) adalah sudut pada pusat bola menghadapi permukaan bola seluas R2, dengan R = jari-jari bola. 6
  • 7. BESARAN DASAR/POKOK BESARAN TURUNAN Besaran Satuan Simbol Panjang meter m Massa Kilogram Kgm Waktu Sekon s atau det Arus listrik Amper A Suhu Kelvin K Intensitas Cahaya Kandela Cd Masa Molekul Mole mol Sudut standar Radian rad Sudut ruang Steradian sr Besaran Definisi Simbol Satuan Kecepata n Perubaha n posisi persatuan waktu V = ds/dt m/det Percepata n Perubaha n kecepatan persatuan waktu a = dv/dt m/det2 Gaya Penyebab perubaha n gerak F = m x a Newton Kg m/det2 Tekanan Gaya persatuan luas P = F/A Newton/m2 7
  • 8.  Sistem Satuan ada 4, yaitu:  1. Sistem Statis (besar dan kecil)  2. Sistem Dinamis (MKS dan CGS)  3. Sistem Inggris (Absolut dan Teknik)  4. Sistem International (SI) Hubungan antara satuan-satuan besaran dasar dalam berbagai sistem satuan dapat dicari dengan membandingkan satuan dari suatu sistem dengan sistem lainnya. Misalnya akan dicari hubungan antra panjang dalam sistem Inggris dengan saltuan panjang dalam sistem SI, dengan membandingkan satuan panjang dalam sistem Inggris (1 foot) dengan (1 m) SI. Maka didapat : 1 foot = 0,3048 m Lainnya, massa : 1 lbm = 0,45359 kgm dinamakan KONVERSI untuk besaran dasar waktu, dalam semua sistem sama, yaitu 1 det.8
  • 9. SOAL KONVERSI 9  Diketahui kelajuan suatu mobil : 38 m/sec  Berapakah kelajuan tersebut dalam mil/sec?  Berapakah dalam mil/jam?  Berapakah dalam km/jam?  Apabila 1 mil = 1609 meter
  • 10. Soal 2 10  Diketahui : Aliran cairan (fluida) 3 m3/det  Berapakah :  Dalam liter/det?  Dalam ml/det?  Dalam liter/ hari?  Dalam m3/hari?  Apabila 1 m3 = 1000 liter
  • 11. Soal 3 11  Suatu kaveling berbentuk persegi panjang memiliki ukuran 100 kaki x 150 kaki. Tentukan luas kaveling dalam m2?  1 kaki = 0,3048 meter 100 kaki = 100 x 0,3048 meter =30,48 meter 150 kaki = 150 x 0,3048 meter = 45,72 meter Maka luas kaveling = 1393,5456 meter 2
  • 12. Soal 4 12  Air infus menetes dengan kecepatan 2 cm per det. Tabung infus berukuran 1000 ml. Dengan tinggi tabung 40 cm. Berapakah waktu yang diperlukan untuk menghabiskan 1 tabung infus?  1000 ml = 1 liter= 0,001 m3  Luas alas tabung = 0,001 m3 / 0,4 = 0,01 m2  Q = m3/det  Q = 0,02 x 0,01 = 2 x 10-4 m3/det  0,0005 = 4x10-5 m/det  Waktu yang diperlukan untuk habis : 0,2 det
  • 13. SOAL 2 13  Pengukuran:  Pilih Salah Satu Dari Pengukuran Berikut:  1. Ukuran lantai  2. Ukuran Ubin Rumah  3. Ukuran kolom rumah  4. Ukuran 30 meter jalan  5. Ukuran Kolam Ikan  Lakukan di kertas Folio bergaris dengan tabel berikut dan gambar dengan skala 1 : 0,5
  • 14. Pengukur : nama : NIM : Kelas : Alamat: Kelompok : Alat Pengukur 14 Lantai Lebar Panjang Jumlah keramik Ukuran keramik LUAS LANTAI 1 2 3 4 5 Gambar Lantai dengan skala : 1 : 0,5
  • 15. Konversi yang lain ...  Misal jarak antar kota, jika satuannya dipertahankan dalam tulisan, terlalu besar bilangan yang harus dituliskan. Maka dibuatkan 1 km.  1km = 1000 m  1 Angstrom (1A) = 10-10 m  1 mikron (1 µm) = 10-6 m  1 nano meter (1nm) = 10-9 m  1 km = 0,6214 mil  1 m = 39,37 inci 15
  • 16. Satuan panjang, waktu, masa dan gaya dalam berbagai sistem satuan Sistem Satuan Panjang Waktu Massa Gaya Statis besar m s kgm kg gaya Statis kecil cm s gm gr gaya Dinamis besar m s kgm newton Dinamis kecil cm s kgm dyne Inggris absolut ft s lbm Pdl Inggris teknik ft s Slug lbf 16
  • 17. DIMENSI Cara penulisan dari besaran-besaran dengan menggunakan simbol- simbol besaran dasar. DIMENSI berfungsi untuk : 1. Menurunkan satuan dari suatu besaran 2. Meneliti kebenaran suatu rumus-rumus atau persamaan fisika Besaran Satuan Dimensi Panjang meter [L] Massa Kilogram [M] Waktu Sekon [t] Arus listrik Amper [I] Suhu Kelvin [T] Intensitas Cahaya Kandela [A] Masa Molekul Mole [N] Sudut standar Radian rad Sudut ruang Steradian sr 17
  • 18. VEKTOR 18  Jenis besaran yang mempunyai besar dan arah pada sistem koordinat.  Contoh besaran vektor : gaya, kecepatan, percepatan  Skalar : jenis besaran yang mempunyai besaran saja, maka hasil pengukurannya tidak tergantung pada sistem koordinat.  Contoh besaran skalar : waktu, masa, temperatur, kerja, energi P Q Dari gambar disamping PQ adalah sebuah vektor dengan P apa yang disebut titik tangkap vektor
  • 19. Beberapa hal yang perlu diketahui: 19 B A Besaran vektor adalah besaran yang selain dinyatakan dengan besar juga dinyatakan arahnya. Misalnya, perpindahan partikel, kecepatan, percepatan, gaya, momentum, dll. Besaran skalar adalah besaran yang hanya dinyatakan dengan besarnya saja. Misalnya, massa, temperatur, energi, volume, panjang lintasan dll. Sebuah partikel pindah dari titik A ke titik B lewat lintasan lengkung. Perpindahan partikel dapat dinyatakan dengan menarik garis dari A ke B, panjang garis menyatakan besar perpindahan, sedang arah perpindahan dinyatakan dengan memberi ujung anak panah di B. Garis lengkung merupakan lintasannya..
  • 20. 20  Dua vektor dinyatakan sama bila panjang/besar dan arahnya sama. Vektor B dan A’B’ adalah dua vektor yang sama  B  B'  A  A’  Vektor dari titik A ke titik B = AB, sedang vektor dari pusat koordinat ke titik A diberi simbol a, vektor dari titik 0 ke titik B diberik simbol b. Contoh: sebuah benda massanya sama yang satu ditarik dengan gaya 10 satuan ke arah mendatar, sedang yang lain di tarik dengan gaya juga 10 satuan, tetapi arahnya mengapit sudut α dengan sumbu mendatar, ternyata hasilnya berlainan. Jadi gaya adalah besaran yang ditentukan oleh besar dan arahnya, ini berarti gaya adalah besarn vektor.
  • 21. KOMPONEN VEKTOR DAN VEKTOR SATUAN 21  Untuk memudahkan perhitungan vektor, setiap vektor dapat diuraikan menjadi komponen ke arah sumbu-sumbu koordinat. Dalam bidang datar, vektor a dapat diuraikan menjadi komponen ax dan ay.
  • 22. Sistem Koordinat 22 (X,,Y) (-3,5) (5,,3) Sistem Koordinat Cartesian : sumbu horizontal dan vertikalnya berpotongan pada suatu titik yang disebut dengan titik asal. (x,y) r α α y x r Sistem Koordinat Polar (r, α) : r, adalah jarak dari titik asal ke titik yang memiliki Koordinat Cartesian (x,y) dan α adalah sudut antara garis yang digambar dari titik asal ke titik tersebut dengan suatu suatu sumbu tetap.
  • 25. SOAL 25  Soal 1  Sebuah persegi berada pada titik koordinat (2,y) dan berada pada titik koordinat polar (r,30o).  Tentukan y, dan r? Soal 2 Sebuah vektor perpindahan pada bidang xy besarnya adalah 50 m dan arahnya 120o dari sumbu positif. Berapakah komponen x dan y dari vektor tersebut? SOAL 3 Dua titik pada sebuah bidang memiliki koordinat polar (2,5 meter; 30o) dan (3,8 meter;120o) a)Tentukan koordinat cartesian dari kedua titik b) Jarak antara dua titik
  • 26. Contoh: 26  Sebuah partikel pada titik R(2,3,4), koordinat dinyatakan dalam meter, bergerak dengan kecepatan v, besar kecepatan 5 m/det. Arahnya mengapit sudut 60o, 60o, 45o berturut-turut dengan sumbu X,Y,Z. Masa benda/partikel = 2 kgm.  Penyelesaian
  • 27. GERAK DALAM BIDANG DATAR 27 GERAK LURUS 1. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Lintasan gerak lurus beraturan adalah berupa garis lurus yang dijalani benda dengan laju yang konstan. Dengan demikian kecepatannya konstan pula Apabila untuk menempuh jarak S diperlukan waktu t, maka kecepatan gerak adalah: V = S/t , yang sama dengan kecepatan rata-rata benda.
  • 28. 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) 28 Gerak lurus berubah beraturan adalah gerakan benda dengan lintasan lurus, yang dijalani benda dengan kecepatan yang berubah secara teratur yaitu sebesar a persatuan waktu. Besaran a adalah apa yang disebut percepatan benda, dengan satuan (dalam MKS) m/s2. Bila vo, vt, dan S berturut-turut adalah kecepatan awal, kecepatan pada waktu t dan jarak yang ditempuh benda, maka pada GLBB berlaku hubungan : vt = vo + at  S = ∫vt dt = vot + ½ at2 Juga : vt2 = vo2 = vo2 + 2aS Sedangkan a = dvt/dt = konstanta
  • 29. 3. Grafik Gerak Lurus 29  Grafik hubungan antara besaran-besaran geraknya.  (i) Grafik kecepatan sebagai fungsi waktu t V S S = ∫ Vdt Maka luas grafik yang diperoleh menunjukkan besarnya jarak yang ditempuh benda (ii) Grafik percepatan sebagai fungsi waktu Grafik ini menunjukkan hubungan antara a dengan t. Luas grafik yang disajikan menunjukkan besarnya kecepatan benda a t V
  • 30. SOAL 30  DIKETAHUI, Sebuah partikel bergerak dengan lintasan :  X = 10 t2 + 3t + 4, dimana X dalam meter (posisi), t dalam detik (waktu).  berapakah kecepatan rata-rata, pada waktu 2 det dan 4 det?  Berapakah kecepatan sesaat pada waktu 2 det?  Berapakah waktu yang diperlukan pada saat partikel berhenti?  Berapakah percepatannya?  Bagaimnakah Grafiknya? Hub antara t dan V, t dan a?
  • 32. SOAL 32  Posisi dari suatu partikel yang bergerak dalam fluida diamati pada waktu yang beda-beda menghasilkan data pada tabel berikut:  Carilah Kecepatan rata-rata dari pergerakan partikel tersebut:  A) pada detik pertama  B) 3 detik terakhir dari pertama  C) keseluruhan periode waktu t(det) 0 1 2 3 4 5 X (meter) 0 2,3 9,2 20,7 36,8 57,5
  • 33. SOAL 33  Partikel dalam darah bergerak dengan lintasan :  X = 2 t2 +1t + 1, t dalam jam dan X dalam meter.  Hitung:  1. Kecepatan rata-rata pada waktu 0,5 jam dan 1 jam  2. Kecepatan sesaat pada waktu 1 jam  3. berapa m/det, kecepatan pada saat 1 jam?  4. berapakah percepatannya?  5. buatkan grafiknya?
  • 34. DINAMIKA BENDA DIAN NOORVY KHAERUDIN, ST., MT FISIKA KEPERAWATAN 34
  • 35. GAYA : PENYEBAB GERAK BENDA 35  Gaya merupakan ukuran dari berat, dengan inersia (kelembaman).  Inersia kecendruangan benda untuk tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan.
  • 36. Formula 36 F = m . a  Satuan gaya = kg m/det2 = Newton  Dinyatakan bahwa gaya merupakan perkalian antara masa pada gaya itu bekerja dikalikan dengan percepatan yang dialami benda karena bekerjanya gaya.
  • 37. HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GAYA 37  1. HUKUM NEWTON PERTAMA  Bila gaya total yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka vektor kecepatan (laju dan arah) dari benda tidak berubah.  Yaitu apabila tidak ada gaya yang bekerja pada benda, bila benda mula-mula diam maka benda akan tetap diam  F = 0 , a = 0  Apabila benda mula-mula bergerak, maka benda akan tetap bergerak dengan kecepatan yang tetap, laju konstan dan lintasan yang lurus.
  • 38. 2. HUKUM NEWTON KEDUA 38  “ Bila pada suatu benda bekerja gaya F maka pada benda tersebut akan bekerja percepatan a, yang akan diberikan :  a = F/m dengan m adalah masa dari benda tersebut.”  3. HUKUM NEWTON KETIGA  “ Untuk setiap gaya yang bekerja pada suatu benda akan terdapat gaya lain yang bekerja pada benda itu yang sama besar dengan gaya yang pertama, tetapi dengan arah yang berlawanan.”
  • 39. BERAT DAN MASA BENDA 39  BERAT adalah gaya (tarik) gravitasi yang bekerja pada benda itu.  Masa Benda adalah ukuran kuantitas benda  Berat benda ( W ) karena gaya tarik bumi dirumuskan sebagai berikut: W = m. g F = m . a
  • 40. MACAM-MACAM GAYA 40  1. Gaya Interaksi : gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda pada benda lain walaupun letaknya berjauhan.  Yang tergolong dalam Gaya Interaksi ini adalah:  1.1 gaya Gravitasi : yaitu gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang berada di alam  1.2 Gaya Elektromagnetik, yaitu gaya tarik atau tolak yang berkaitan dengan partikel-partikel bermuatan listrik  Adanya medan ditimbulkan akibat gaya ini, interaksi. Medan adalah ruagn yang merupakan daerah pengaruh gaya akibat benda-benda dalam satu medan tersebut akan menderita gaya.
  • 41. 2. GAYA KONTAK 41  Adalah gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang besentuhan.  Yaitu :  2.1 Gaya Normal  2.2 Gaya Gesek  2.3 Gaya Tegang Tali
  • 42. GAYA NORMAL 42  Gaya normal benda adalah gaya yang bekerja menekan benda dan merupakan gaya reaksi terhadap letak benda sehingga posisi gaya norma adalah tegak lurus terhadap bidang. N = gaya normal pada bidang datar W = m.g = gaya berat benda N = gaya normal pada bidang miring Gaya normal dan gaya berat adalah merupakan gaya aksi reaksi benda terhadap bidang dan benda terhadap bumi.
  • 43. GAYA GESEK 43  Adalah : gaya yang melawan gerak relatif antara dua benda.  Macam-macam gaya gesek adalah:  1) gaya gesek antara zat padat dan zat padat  2) gaya gesek antara zat padat dan zat cair (fluida)  Arah gaya gesek selalu sejajar dengan bidang tempat benda berada dan berlawanan arah dengan arah gerak benda, jadi gaya gesek berlawanan dengan gerak benda (melawan gerak benda).
  • 44. GAYA GESEK ANTAR ZAT PADAT 44  ADALAH : gaya yang disebabkan adanya interaksi antara molekul-molekul benda yang saling bergerak (relatif) berupa gaya-gaya adhesi dan kohesi.  Besarnya gaya gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal (N) dan µ = koefisien gesek.  Gaya gesek pada gerak relatif antara dua benda yang bersinggungan adalah gaya gesek kinetik (luncur) fk = µk . N
  • 45. GAYA GESEK..... 45  Gaya gesek luncur selalu melawan gerak benda, berlawanan arah dengan kecepatan benda  Ada 2 macam gaya gesek : gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis V = arah gerak benda W = m.g fk P N
  • 46. Macam gaya gesek 46  1. gaya gesek statis  Terjadi pada saat benda diam fs = µs . N , merupakan gaya terkecil yang diperlukan benda saat akan bergerak  2. gaya gesek kinetis  Berlaku pada saat benda bergerak atau sedang bergerak = fk = µk . N adalah gaya relatif yang mempertahankan gerak benda.  Benda ditarik oleh P, benda belum bergerak karena ada fs hingga P diperbesar maka benda mulai bergerak dan bergerak.
  • 47. 47 P f Keadaan benda 0 0 diam P < fs Diam tidak bergerak P = fs Diam, mulai bergerak P = fk Gerak lurus beraturan P > fk Gerak lurus dipercepat Persamaan : F = m.a P – fk = m.a benda pada bidang miring: W.sin α – fk = m . a jika benda bergerak dengan GLB (a=0) maka : fk = m.g sin α
  • 48. CONTOH SOAL 48  Suatu benda yang beratnya 600 Newton harus diberi percepatan 0,7 m/det2. Tentukan berapakah gaya yang hars dikerjakan pada benda bila diketahui g = 9,8 m/det2.  Penyelesaian  W = m.g  Maka masa benda adalah  m = W / g = 600 / 9,8 Newton/m/det2 = 61,2 kg.  Maka gaya yang harus diberikan untuk benda adalah: F = m . a = 61,2 x 0,7 = 42,8 Newton
  • 49. CONTOH 2 49  Sebuah balok bermasa 3 kg, ditarik dengan gaya P pada bidang datar. Percepatan yang diinginkan adalah sebesar 25 cm/det2. koefisien kekasaran 1,23 . Tentukan gaya yang dibutuhkan untuk dapat menarik benda.  Gaya mendatar 200 Newton diperlukan untuk menggeser balok 15 kg sepanjang lintasan miring 30o dengan percepatan 25 cm/det2. Tentukan gaya gesek pada balok dan koefisien geseknya.
  • 50. USAHA DAN ENERGI 50  Bila suatu gaya yang bekerja pada suatu benda m menyebabkan benda tersebut bergeser sejauh x, dikatakan bahwa gaya telah melakukan usaha (kerja) sebesar :  W = F . x W = F.x.cos α  W adalah usaha α adalah sudut antara arah vektor gaya dan arah vektor gaya lintasan  F = gaya  x = jarak
  • 51. ENERGI 51  Adalah : kemampuan benda tersebut untuk melakukan usaha  Kemampuan energi suatu benda diukur berdasarkan pada besarnya usaha yang dapat dilakukan benda, maka satuan energi sama dengan satuan untuk besaran usaha, yaitu joule atau erg.  Energi dibedakan menjadi 2, yaitu energi kinetik dan energi potensial
  • 52. ENERGI KINETIK 52  Adalah : energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya. Benda yang masanya m, yang bergerak dengan kecepatan v mempunyai energi kinetik sebesar : Ek = ½ mv2  Bekerjanya suatu gaya pada suatu benda menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan benda tersebut. Oleh karena terjadinya perubahan kecepatan berarti terjadinya perubahan energi kinetik, maka usaha yang telah dilakukan suatu gaya pada suatu benda sama dengan perubahan energi kinetik benda tersebut. Atau : W = ½ mv2 2 – ½ mv1 2
  • 53. ENERGI POTENSIAL 53  ADALAH : energi = kemampuan kerja yang dimiliki benda karena interaksinya dengan sesuatu medan. Bila medan tersebut adalah medan gravitasi, maka energi potensial benda adalah energi potensial gravitasi.  Bila medan tersebut adalah medan listrik, maka energi potensial benda adalah energi potensial listrik, dst.  Suatu massa m pada ketinggian h akibat percepatan gravitasi bumi g yang memiliki energi potensial :  Ep = m.g. H  Energi potensial suatu benda adalah fungsi posisi sedemikian rupa sehingga selisih nilainya pada posisi awal dan posisi akhir sama dengan usaha yang telah dilakukan untuk memindahkan benda tersebut dari posisi
  • 54. DAYA (P) 54  Adalah Kemampuan, gambaran tentang banyaknya usaha dapat dilakukan oleh suatu gaya persatuan waktu.  P = W/t  Dua gaya yang berbeda dapat menghasilkan sejumlah kerja yang sama dalam waktu yang berbeda. Sehingga gaya yang perlu waktu lebih singkat mempunyai daya yang lebih besar. Dengan kata lain gaya yang memiliki daya besar dalam waktu singkat dapat melakukan usaha (kerja) besar.  Satuan dari daya, dalam SI adalah Joule/sekon atau Watt.  Dapat pula menjadi daya kuda (horse power, Hp).  Dimana : 1 hp = 746 Watt.
  • 55. Contoh 55  Suatu masa 10 kg berada pada lantai dengan kemiringan 30o. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya berat bila benda bergesr 25 cm  i) ke bawah  ii) ke atas, dengan g = 10 m/sekon2
  • 56. CONTOH 2 56  Hitunglah usaha yang dilakukan sebuah pompa yang menaikkan munyak sebanyak 600 liter ke dalam tangki yang letaknya pada ketinggian 20 m bila massa jenis minyak tersebut adalah adalah 0,82 g/cm3 dan g = 9,8 m/sec2
  • 57. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR DIAN NOORVY KHAERUDIN, ST., MT 57
  • 58. SYARAT KESEIMBANGAN 58  Suatu benda dikatakan seimbang apabila benda tersebut tidak mengalami percepatan, baik percepatan linier, maupun percepatan sudut (anguler)  2 syarat keseimbangan benda:  1. syarat gaya : jumlah vektor gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Atau ∑ F = 0  2. syarat torsi (momen gaya): jumlah momen gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Atau ∑τ=0
  • 59. PUSAT MASA 59  PUSAT MASA suatu benda adalah suatu titik yang akan bergerak seperti bergeraknya sebuah titik masa yang besarnya sama dengan masa benda tersebut, bila dikenai gaya yang sama.  F = m. acm  acm adalah percepatan pusat masa benda.  Andaikata suatu benda terdiri atas titik-titik masa m1, m2, m3..., mn yang berturut-turut terletak pada titik- titik (x1, y1, z1), dst... Maka koordinat pusat masanya diberikan oleh:  xcm = ∑xi.mi/∑mi, ycm = ∑yi.mi/ ∑mi,  zcm= ∑zi.mi/ ∑mi
  • 60. PUSAT GRAVITASI 60  Adalah suatu titik yang dapat dianggap sebagai tempat terpusatnya seluruh berat benda. Pusat gravitasi adalah titik tangkap vektor gaya berat dari suatu benda.  Contoh:...
  • 61. Contoh 1 61  Suatu batang logam homogen yang panjangnya L dibebani oleh gaya 450 Newton pada jarak 0,25 L dari ujung kanan. Tentukan besarnya gaya yang bekerja pada penyangga A dan B apabila berat batang tersebut 200 Newton. F1 F2 0,5 L 0,25 L 200 N 400 N
  • 62. Contoh 2 62  Sebuah tangga AB dengan berat 160 Newton bersandar pada dinding vertikal dengan membentuk sudut 60o terhadap lantai, seperti terlihat pada gambar. Dinding vertikal licin sehingga tidak ada gesekan antar dinding dan tangga. Tentukan gaya- gaya pada tangga di titik A dan B serta koefisien gesekan lantai dengan angga bila C ada di tengah- tangah tangga. A B C F 3 W F 1 F 2 60o
  • 63. Contoh 3 63  Masa-masa m1 = 10 kg, m2 = 30 kg, m3 = 15 kg, dan m4 = 20 kg terletak pada titik-titik (-3,2), (0,0), (3,4), (6,0). Tentukan letak pusat masa sistem tersebut.
  • 65. 65  Yang dimaksud dengan fluida dalam ilmu fisika adalah zat alir yaitu zat zat yang relatif mudah mengalir misalnya zat cair ( air, raksa, dsb ) dan juga gas ( udara,uap,air,dsb) tinjauan tentang fluida umumnya didasarkan pada asumsi bahwa fluida yang sedang ditinjau adalah tak termampatkan artinya volume fluida tersebut tidak dapat menyusut karena tekanan.
  • 66. FLUIDA TAK BERGERAK 66  Adhesi dan kohesi  Adhesi adalah gaya interaksi yang terjadi antara partikel partikel zat dari jenis yang berbeda.  Kohesi adalah gaya interaksi antara partikel-partikel zat dari jenis yang sama  contoh:  Sifat adhesif terjadi pada kapur yang menempel papan, lem yang merekatkan kertas, tinta yang menempel pada kertas dsb.  Sifat kohesif terjadi pada pengenceran cat, pemanasan aspal terlebih dahulu sebelum disiramkan ke permukaan jalan dsb.  Pada dasarnya energi/panas itu diberikan untuk melawan gaya kohesi sehingga partikel-partikel zat dapat
  • 67. Penjelasan.... 67  Bila adhesi lebih kecil dari kohesi maka sudut kontak antara cairan dan dinding bejana akan lebih besar dari 90o. Dikatakan bahwa fluida tidak akan membasahi tempatnya. Dalam pipa kapiler, permukaan fluida dengan sifat ini akan turun.  Contoh : Air – raksa (Hg) >90o
  • 68. Lanjutan..... 68  Bila adhesi lebih besar dari kohesi maka sudut kontak fluida dengan dinding bejana akan lebih kecil dari 90o. Dikatakan bahwa zat cair dengan sifat sifat ini membasahi tempatnya. Karena sifat ini pula maka dalam pipa piler fluida akan naik ke permukaannya  Contoh: air dan sebagian besar zat cair.