1. Hukum Taurat Dalam Kitab Keluaran 20 Ayat 3-17
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku 3 . h 20:4 Jangan membuat bagimu patung i yang
menyerupai apapun 4 yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam
air di bawah bumi. 20:5 Jangan sujud menyembah j kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku,
TUHAN, Allahmu, adalah Allah k yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa l kepada anakanaknya 5 , kepada keturunan m yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, 20:6
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu n orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan
yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. 20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan
sembarangan 6 , sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya o dengan
sembarangan. 20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat 7 : p 20:9 enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, q 20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat r TUHAN,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang
di tempat kediamanmu. 20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, s laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti t pada hari u ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya. 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu 8 , v supaya lanjut w umurmu di tanah x yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. 20:13 Jangan membunuh 9 . y 20:14 Jangan berzinah 10 . z 20:15
Jangan mencuri 11 . a 20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta 12 b tentang sesamamu. c 20:17 Jangan
mengingini 13 d rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya
perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
Godaan dan Kejatuhan
Kejadian 3:1-7
1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan
Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” 2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
“Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada
di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu
mati.” 4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi
Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” 6 Perempuan itu melihat, bahwa
buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya
juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. 7 Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Bagi saya, kita belum benar benar membaca 3 pasal Alkitab sebelum kita bertemu dengan kisah
kejatuhan manusia, an penjelasan mengenai kejatuhan yang sebenarnya hanyalah sepanjang
tujuh ayat. Labih dari itu, Adam bertanggung jawab atas kejatuhan tersebut, namun hampir
seluruh kejatuhan yang sebenarnya digambarkan oleh apa yang dilakukan oleh Hawa. Kejadian
ini terjadi begitu cepat dan begitu mudah, dan tampaknya juga tanpa adanya perlawanan atau
keraguan. Bagaimana ini bisa terjadi? Tak ada yang memiliki kehidupan lebih baik daripada
Adam dan Hawa. Mereka tak memiliki sifat dosa, yang mendorong mereka menuju kejahatan.
Mereka memiliki semua hal yang mereka perlukan, dan mereka hidup dalam dunia yang
2. sempurna. Jadi bagaimana Adam dan Hawa dapat dibujuk untuk melanggar perintah Allah dan
merusak segalanya?
Jawabannya ada beberapa bagian. Kita dapat melihat dari teks bahwa ular ialah yang paling
cerdik dari segala binatang. Kita belum diperkenalkan pada iblis sebelum ini, namun ular pasti
merupakan mahluk ciptaan Tuhan, dan karena itu Adam pasti sebelumnya telah memberinya
nama. Iblis sendiri adalah mahluk ciptaan (Yeheskiel 28:13,15). Kejatuhan iblis dijelaskan dalam
Yesaya 14:12-15 dan Yeheskiel 28:12-15. Dalam teks kita, ia menunjukkan kecerdikannya
dengan beberapa cara.
Pertama, iblis memutuskan untuk menyerang manusia melalui “penolongnya”, Hawa. Saya
percaya iblis melakukan ini karena ia merasa bahwa jika ia berhasil membujuk Hawa untuk
melanggar perintah Allah, Adam akan cenderung untuk mengikuti Hawa. Iblis juga pasti
mengetahui bahwa Tuhan tidak memberikan perintahNya mengenai buah terlarang secara
langsung kepada Hawa, namun memerintahkannya kepada Adam. Karena itu informasi yang
diterima Hawa berasal dari tangan kedua. Hawa juga tidak terlibat dalam pemberian nama
hewan-hewan, yang akan memperkuat fakta bahwa manusia berkuasa atas ciptaan Tuhan (dan
karena it berkuasa juga atas ular). Adam akan lebih peka terhadap kedurhakaan ular, yang berani
menipu perempuan itu dan membujuknya untuk melanggar perintah Allah.
Lebih jauh, ular mendekati Hawa seakan akan ia adalah pencari atau pembelajar. Ia datang
kepada Hawa dengan pertanyaan yang tampak lugu. Ia tampak bersedia untuk dikoreksi jika ia
salah. Serangannya tidak secara langsung berhadap-hadapan melawan perintah Allah, tapi
dengan siasat licik.
Sebagai tambahan, ular tampak seolah olah seperti seorang teman yang memikirkan
kepentingan Hawa. Iblis tidak memberitahukan maksudnya yang sebenarnya. Ia tidak datang
sebagai penipu atau pembunuh, walaupun sebenarnya itulah identitas aslinya (Yohanes 8:44). Ia
datang sebagai seorang teman, sebagai pihak ketiga yang tak berkepentingan yang hanya
memikirkan kepentingan Hawa, memberitahukan pengetahuan yang tidak dimiliki Hawa.
Kelicikannya tampak dengan kemampuannya untuk mengubah sama sekali sudut pandang
Hawa, sehingga ia memilih untuk melanggar perintah Allah daripada taat pada perintahNya.
Iblis ini begitu liciknya sehingga ia dapat membujuk Hawa untuk lebih percaya padanya, dan
pada kata-katanya, daripada pada Tuhan, dan firmanNya. Disini secara singkat digambarkan apa
yang dilakukan oleh iblis:
Awalnya, iblis tampak merendah dan “dapat diajar,” namun dengan segera ia menjadi percaya
diri dan berkuasa. Ia tampak seperti seseorang yang tahu apa yang sedang dibicarakannya,
seseorang yang dapat dipercaya.
Iblis memancing hasrat sensual Hawa. Hawa pasti telah melihat keelokan buah pohon itu dan
membayangkan kenikmatan rasanya, namun buah ini terlarang. Hawa melihat buah ini sebagai
buah yang menarik, titik.
Iblis secara tersamar menciptakan keraguan akan Allah dengan mengecilkan kasih karuniaNya,
dan dengan mendorong Hawa untuk memandang Allah sebagai Allah yang pelit, yang tidak mau
memberikan sesuatu yang benar-benar baik kepada Hawa.
Iblis membuat Hawa meragukan Firman Tuhan dan mempercayai jaminan iblis (“Kamu
pastilah tidak akan mati!”).
Iblis membujuk Hawa untuk mementingkan dirinya sendiri di atas segalanya, dan bertindak
sendiri diluar suaminya dan Tuhan, untuk meraih apa yang dianggapnya sebagai yang terbaik.
Iblis memakai Hawa untuk membawa suaminya pada dosa.
3. Tindakan Adam lebih mengherankan daripada tindakan istrinya. Kita tahu dari kata-kata Paulus
dalam Perjanjian Baru bahwa ada perbedaan yang mendasar antara dosa Adam dan dosa istrinya:
Hawa tertipu, tapi Adam tidak (2 Korintus 11:3; 1 Timotius 2:14). Jika Adam tidak tertipu, lalu
mengapa ia tidak mentaati Allah? Dan mengapa peristiwa Adam memakan buah terlarang
tampak hanya sebagai catatan kecil saja atas kisah dosa Hawa?
Kita tahu dari Kejadian 3:17 bahwa Tuhan mempersalahkan Adam karena ia menuruti perkataan
Hawa. Adam tidak memimpin; ia mengikuti. Ia melakukan apa yang disuruhkan istrinya
kepadanya, dan tidak mentaati perintah Allah kepadanya. Sungguh menyedihkan untuk
mengakui bahwa tampaknya jika dilihat dari ayat 6, Adam selama itu berada bersama Hawa,
juga pada saat Hawa menawarkan kepadanya beberapa buah terlarang.
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan
dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya (Kejadian 3:6, penekanan oleh saya).
Tidaklah mengherankan Adam begitu cepat memakan buah terlarang itu! Ia berada disana
selama itu. Adam seharusnya berkuasa atas ciptaan Tuhan. Adam seharusnya memimpin istrinya
(yang prioritasnya atas Hawa tampak dengan diciptakan lebih dulu, dengan menjadi sumber
kehidupan Hawa, dan dengan memberi nama Hawa), dan bersama sama dengan Hawa, berkuasa
atas ciptaan Tuhan. Namun kita melihat bahwa Adam berdiri diam disitu sementara mahluk itu
menipu istrinya dan menghujat Allah. Bagaimana ia bisa berbuat demikian? Apakah ia terlalu
takjub akan kecantikan Hawa hingga ia menurutinya, karena itu secara sengaja melanggar
perintah Allah? Kita mungkin takkan tahu mengapa Adam menuruti istrinya, tapi kita tahu
bahwa ia menuruti istrinya, dan karena itu ia berdosa.