SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  62
i
LAPORAN PENELITIAN
ANALISA PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENDINGIN
AIR CONDITIONER KAPASITAS 2 HP MENGGUNAKAN
REFRIGERAN R22, R290 DAN R407C
Oleh :
Mahendra, ST., MT.
Muhammad Adrian, ST., MM.
Ozkar Firdaus Homzah, ST., MT., M.Sc.
PROGRAM STUDITEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA
POLITEKNIK SEKAYU
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Analisa Perbandingan Kinerja Mesin Pendingin Air
Conditioner Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran
R22, R290 dan R407C
1. Bidang Ilmu : Konversi Energi
2. Pengusul :
a. Nama Lengkap : Mahendra, S.T.,M.T
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIDN : 0205018601
d. Disiplin Ilmu : Energi/Refrigerasi
e. Jabatan Fungsional : Dosen Tetap Yayasan Politeknik Sekayu
f. Program Studi : Teknik Pendingin dan Tata Udara
g. Alamat Institusi : Jl. Kol Wahid Udin,Lingk. I Kayuara Sekayu
h. Telpon/Faks/E-mail : 0714321099
i. Alamat Rumah : Jl. Kol. Wahid Udin Lk. IV Sekayu
j. Telpon/Faks/E-mail : 081273414515
3. Jumlah Anggota : 2 Orang
a. Nama Anggota I : Muhammad Adrian, S.T., M.M.
b. Nama Anggota II : Ozkar Firdaus Homzah, S.T.,M.T.,M.Eng.
4. Lokasi Kegiatan : Politeknik Sekayu
5. Jumlah Biaya yang diusulkan : Rp. 5.300.000
Sekayu, 18 Agustus 2014
Menyetujui, Pengusul
Ketua Program Studi
Teknik Pendingin dan Tata Udara
H.Muhammad Adrian, S.T., M.M Mahendra, S.T.,M.T
Mengetahui,
Direktur Politeknik Sekayu
Hj. Murwani Ujihanti
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................v
ABSTRACT.....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................3
1.3 Batasan Masalah .........................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1Teori Refrigerasi ............................................................................5
2.2 Komponen Mesin Refrigerasi Kompresi Uap .............................5
2.3 Refrigeran ....................................................................................8
2.4 Retrofitting Atau Penggantian Refrigeran dari Refrigeran R22 ke
Refrigeran R290 (MC22). ..........................................................13
2.5 Parameter – Parameter Prestasi Mesin Kompresi Uap ................16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian .................................................................20
3.2 Bahan Penelitian............................................................................20
iv
3.3 Alat Penelitian...............................................................................20
3.4 Jadwal Penelitian...........................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R22 ..................23
4.2 Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R290.................31
4.3 Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R407C ..............39
4.4 Analisa dan Pembahasan...............................................................47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................50
5.2 Saran.............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas ke-hadirat Allah SWT,
Karena berkat rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan Laporan
Akhir ini yang diberi judul “Analisa Perbandingan Kinerja Mesin Pendingin Air
Conditioner Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 Dan R407C”,
membahas Kinerja mesin air conditioner antara refrigeran R22, R290 dan
R407C, serta komponen-komponen refrigerasi.
Penulis menyadari dalam penulisan Penelitian ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan Laporan Akhir ini di masa yang akan datang. Besar
harapan penulis agar Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
juga bagi para pembaca.
Sekayu, November 2014
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kebijakan global dibidang lingkungan mendorong teknologi
di bidang refrigeran untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan
hemat energi. Implementasinya dari sisi refrigeran dilakukan dengan pergantian
jenis refrigeran dari jenis R-22 (HCFC) ke jenis yang lebih ramah lingkungan
diantaranya R290 (Propana) dan R407C (HFC). Sedangkan dari sisi perangkat
kerasnya untuk mendapatkan penghematan pemakaian listrik berkembang jenis
inverter yang sebagian besar menggunakan refrigeran R410A.
Setelah periode CFCs, R22 merupakan refrigeran yang paling banyak
digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini beberapa
perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22
dalam produk-produk mereka. Meski refrigeran ini, termasuk juga refrigeran jenis
HCFCs lainnya, dijadwalkan untuk dihapuskan pada tahun 2030 (untuk negara
maju), namun beberapa negara Eropa telah mencanangkan jadwal yang lebih
progresif, misalnya Swedia telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs lainnya
pada mesin refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan Jerman
mengijinkan penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31
Desember 1999 (Indrayono, 2006).
Protokol Montreal memaksa para peneliti dan industri refrigerasi membuat
refrigeran sintetis baru, HFCs (Hydro Fluoro Carbons) untuk menggantikan
refrigeran lama yang ber-klorin yang dituduh menjadi penyebab rusaknya lapisan
ozon. Banyak kalangan menyebutkan bahwa Protokol Montreal adalah salah satu
perjanjian internasional di bidang lingkungan yang paling berhasil diterapkan.
Saat ini, HCFCs (yang pada dasarnya merupakan pengganti transisional untuk
CFCs) telah memiliki 2 kandidat pengganti, yakni R410A (campuran dengan sifat
mendekati zeotrop) dan R407C (campuran azeotrop). Hidrokarbon Propana
(R290) juga berpotensi menjadi pengganti R22. R407C merupakan campuran
antara R32/125/132a dengan komposisi 23/25/52, sedangkan R410A adalah
2
campuran R32/125 dengan komposisi 50/50. Saat ini, beberapa perusahaan
terkemuka di bidang refrigerasi dan pengkonsian udara telah menggunakan
R410A dalam produk mereka. (Indrayono, 2006)
Refrigeran hidrokarbon memiliki keunggulan dibandingkan refrigeran
sintetik, selain ramah lingkungan juga baik dari segi sifat fisika, termodinamika
dan dapat memberikan penghematan listrik. Penggunaan refrigeran hidrokarbon
sebagai pengganti R-22 sudah demikian berkembang karena penggantian tersebut
tidak memerlukan penggantian komponen dan tidak ada penggantian pelumas
pada kompresor. Namun, disatu sisi refrigeran hidrokarbon memiliki sisi
kelemahan dalam keamanan yaitu mudah terbakar. Hal ini menjadi penghambat
perkembangan hidrokarbon di Indonesia karena menjadi momok yang
menakutkan bagi konsumen dan teknisi yang kurang pemahaman akan
hidrokarbon dan perlakuannya. R407C yang merupakan refrigeran campuran dari
jenis HFC, ramah lingkungan seperti refrigeran hidrokarbon. Retrofit dari R22 ke
R407C juga memiliki kendala yaitu diharuskannya melakukan pergantian
pelumas, dimana R22 lebih menggunakan pelumas sintetik yang larut dengan
refrigeran, sedangkan R407C mengunakan pelumas mineral dari jenis ester.
R410A yang juga diproyeksikan sebagai pengganti R22 memiliki perbedaan
temperatur dan tekanan kerja yang significan terhadap R22. Hal ini akan
berpengaruh kepada beratnya kerja kompresor yang berarti besarnya konsumsi
energi. (ASHRAE, 2006)
Penelitian yang dilakukan disini dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana kinerja mesin yang mengunakan refrigeran R22, R290 dan R407C sebagai
bahan perbandingan dalam upaya penghematan energi dan penyelamatan
lingkungan dimasa depan. Pada Penelitian ini penulis akan mengambil topik
pembahasan mengenai Analisa Perbandingan Kinerja Pada Mesin Pendingin (Air
Conditioner) Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 dan R407C.
3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas maka masalah utama yang akan mendasari
penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin
menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Coefficient Of Performance
(COP).
2. Bagaimana pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin
menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Konsumsi Arus listrik di
kompresor.
1.3. Batasan Masalah
Penulisan laporan akhir “Analisa Perbandingan kinerja Pada Mesin
Pendingin (Air Conditioner) Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22,
R290 dan R407C” ini memiliki batasan masalah sebagai berikut :
1. Pengukuran dilakukan pada satu sistem yang sama.
2. Pengaruh lingkungan diabaikan.
3. Menganalisa prestasi kerja atau kinerja dari mesin pendingin AC
dengan refrigeran R22, R290 dan 407C.
1.4 . Tujuan Penelitian
Adapan Tujuan Dalam Penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin
pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Coefficient Of
Performance (COP).
2. Untuk mendapatkan pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin
pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Konsumsi Arus
listrik di kompresor.
4
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat Dalam Penelitian ini Meliputi:
1. Bagi pendidikan
Hasil dari penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan literatur
keilmuan terkait dengan Studi Analisa Perbandingan kinerja Pada Mesin
Pendingin (Air Conditioner) Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22,
R290 dan R407C.
2. Bagi Profesi
Meningkatkan keilmuan bagi profesi sebagai tenaga Pengajar terutama dalam
ruang lingkup Konversi energi dalam bidang keilmuan Refrigerasi.
3. Bagi Tempat Penelitian
Memberikan gambaran tentang hubungan antara Pengaruh penggantian
(retrofit) refrigeran pada mesin pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C
sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian dan pengaplikasi ilmu yang
terkait.
4. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian terutama dalam bidang refrigerasi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Refrigerasi
Refrigerasi adalah suatu usaha untuk mencapai sistem atau memperoleh dan
menjaga temperatur lebih rendah dari temperatur atmosfer. Mesin Refrigerasi
merupakan sebuah mekanisme berupa siklus yang mengambil energi (termal) dari
daerah bertemperatur rendah dan dibuang ke daerah bertemperatur lingkungan
atau yang lebih tinggi maka diperlukan energi untuk menjalankan siklus
refrigerasi (Rasta, 2010). seperti terlihat pada Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Skema siklus refrigerasi kompresi uap
2.1.1.Jenis – Jenis Refrigerasi Air Conditioning
Ada dua prinsip jenis plant refrigerasi yang diaplikasikan di industri yaitu
Refrigerasi Kompresi Uap /Vapour Compression Refrigeration (VCR) dan
Refrigerasi Penyerap Uap/Vapour Absorption Refrigeration (VAR). VCR
menggunakan energi mekanis sebagai energi penggerak untuk refrigerasinya,
sedangkan VAR menggunakan energi panas sebagai energi penggerak
refrigerasinya (Arora, 2009).
6
2.2. Komponen Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
Komponen utama dari sistem refrigerasi siklus kompresi uap terdiri dari
kompresor, alat ekspansi, kondensor dan evaporator. Disamping komponen utama
terdapat komponen tambahan seperti; strainer/filter dryer, pemisah oli, fan motor
dan chek valve.
2.2.1. Kompresor
Kompresor adalah bagian yang terpenting dari mesin refrigerasi. Pada
tubuh manusia, kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa
darah ke seluruh tubuh kita. Dalam mesin refrigerasi, kompresor menekan
refrigeran ke semua bagian dari sistem. Kompresor ini bekerja membuat
perbedaan tekanan sehingga refrigeran dapat mengalir dari satu bagian ke bagian
lainnya dari sistem. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi
dan sisi tekanan rendah maka refrigeran cair dapat mengalir melalui alat pengatur
refrigeran (alat ekspansi) ke evaporator. Tekanan gas di evaporator pada siklus
kompresi uap harus lebih tinggi dari pada tekanan gas didalam saluran hisap, agar
gas dingin dari evaporator dapat mengalir melalui saluran isap kompresor. Gas
dingin tersebut di dalam kompresor hermetic berguna untuk mendinginkan
kumparan motor listrik dan minyak pelumas kompresor. Kompresor pada sistem
refrigerasi berguna untuk :
1. Menurunkan tekanan di evaporator sehingga refrigeran cair di evaporator
dapat menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap panas lebih
banyak dari ruangan di dekat evaporator.
2. Menghisap refrigeran gas dari evaporator pada suhu dan tekanan rendah lalu
memanfatkan gas tersebut sehingga menjadi gas bertekanan dan bersuhu
tinggi. Kemudian mengalirkannya ke kondensor hingga gas tersebut berubah
fase menjadi cair (pengembunan) dengan melepaskan panas refrigeran ke
lingkungan atau kepada zat yang mendinginkan kondensor.
(Jones & Stoecker, 1989)
7
2.2.2. Kondensor
Kondensor merupakan pesawat penukar kalor yang berfungsi untuk
mengembunkan uap refrigeran yang mengalir dari kompresor. Untuk
mengembunkan uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi (yang
keluar dari kompresor) diperlukan usaha untuk melepaskan kalor sebanyak kalor
laten pengembunan dengan cara mendinginkan uap refrigeran tersebut. Jumlah
kalor yang dilepaskan pada kondensor sama dengan jumlah kalor yang diserap
refrigeran di dalam evaporator ditambah kalor yang ekivalen dengan energi yang
diperlukan untuk melakukan kerja kompresi dalam kompresor.
Ditinjau dari media yang digunakan untuk mendinginkan kondensor, maka
kondensor dapat dibagi menjadi :
a. Kondensor dengan pendinginan air (Water cooled condensor)
b. Kondensor dengan pendinginan udara (Air cooled condensor)
c. Kondensor dengan pendinginan air dan udara (Evaporative condensor)
2.2.3. Pipa Kapiler
Pipa kapiler juga disebut impedan V tube, chore tube, capillary tube dan
lain sebagainya. Adapun guna dari pipa kapiler adalah :
a. Menurunkan tekanan refrigeran berfasa cair yang mengalir di dalam pipa
tersebut.
b. Mengontrol atau mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir dari sisi
tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah.
Pipa kapiler banyak sekali macam dan ukurannya, dan dimensi yang
diukur yaitu diameter dalam, lain dengan pipa tembaga, yang diukur adalah
diameter luarnya. Pipa kapiler menghubungkan sisi tekanan tinggi dengan sisi
tekanan rendah atau antara saringan dengan evaporator dan pada bagian
tengahnya mungkin dilewatkan pada pipa hisap dan disolder. Bagian yang
disolder ini dinamakan heat exchanger.
8
2.3. Refrigeran
Refrigeran merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk
menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan.
Sifat-sifat fisik termodinamika refrigeran yang digunakan dalam sistem refrigerasi
perlu diperhatikan agar sistem dapat bekerja dengan aman dan ekonomis. Calm
(2002) membagi perkembangan refrigeran dalam 3 periode: Periode pertama,
1830-an hingga 1930-an, dengan kriteria refrigeran "apa pun yang bekerja di
dalam mesin refrigerasi". Refrigeran yang digunakan dalam periode ini adalah
ether, CO2, NH3, SO2, hidrokarbon, H2O, CCl4, CHCs. Periode ke-dua, 1930-an
hingga 1990-an menggunakan kriteria refrigeran: aman dan tahan lama (durable).
Refrigeran pada periode ini adalah CFCs (Chloro Fluoro Carbons), HCFCs
(Hydro Chloro Fluoro Carbons), HFCs (Hydro Fluoro Carbons), NH3, H2O.
Periode ke-tiga, setelah 1990-an, dengan kriteria refrigeran "ramah lingkungan".
Refrigeran pada periode ini adalah HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2.
Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya didorong oleh dua
masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global. Sifat merusak
ozon yang dimiliki oleh refrigeran utama yang digunakan pada periode ke-dua,
yakni CFC, dikemukakan oleh Molina dan Rowland (1974) yang kemudian
didukung oleh data pengukuran lapangan. Setelah keberadaan lubang ozon di
lapisan atmosfir diverifikasi secara saintifik, perjanjian internasional untuk
mengatur dan melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987
yang terkenal dengan sebutan Protokol Montreal. CFCs dan HCFCs merupakan
dua refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing-masing pada
tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara maju (United Nation Environment
Programme, 2000). Sedangkan untuk negara-negara berkembang, kedua
refrigeran utama tersebut masing-masing dijadwalkan untuk dihapus (phased-out)
pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs). Pada tahun 1997, Protokol Kyoto
mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk
HFCs (UNDP-KLH, 2008).
9
2.3.1. Refrigeran R22
Setelah periode CFCs, R22 merupakan refrigeran yang paling banyak
digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini beberapa
perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22
dalam produk-produk mereka. Pemakaian refrigeran R22 teruutama untuk air
conditioning yang sedang dan kecil, juga dipakai untuk freezer, cold strorage,
display cases dan banyak lagi pada pemakaian sistem refrigerasi suhu rendah.
Titik didih -14,4 F (-40,8 ºC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 28,3 psig pada
5 F dan tekanan kondensasi 158,2 psig pada 86 F. Kalor laten uap 100,6 Btu/lb
pada titik didih. (ASHRAE, 2006)
Mula-mula diperkenalkan pada tahun 1936 dikembangkan untuk pemakaian
pada suhu rendah, lalu kemudian banyak dipakai pada packaged air conditioner.
R-22 mempunyai tekanan dan suhu kerja yang lebih tinggi daripada R-12, maka
jika memakai kondensor dengan pendingin udara ukurannya harus disesuaikan
jangan terlalu kecil. Untuk kapasitas yang sama R-22 dibandingkan R-12
memerlukan pergerakan torak (piston displacement) yang lebih kecil, maka
bentuk kompresor juga kecil sehingga dapat ditempatkan dalam ruang yang
terbatas. Ini adalah keuntungan dari R-22, maka sangat sesuai untuk dipakai pada
packaged room air conditioner.
Gambar 2.2 Refrigeran R22
Keuntungan R-22 terhadap R-12 :
a. Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya 60% lebih besar
10
b. Untuk kapasitas yang sama, untuk kompresor lebih kecil. Pipa-pipa yang
dipakai juga lebih kecil ukurannya.
c. Pada suhu di evaporator antara -30 ºC s/d -40 ºC, tekanan R-22 lebih dari 1
atmosfir, sedangkan tekanan R-12 kurang dari 1 atmosfir.
R-22 tidak korosif terhadap banyak logam yang dipakai pada sistem
refrgerasi dan air conditioning seperti : besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja
tak berkarat, las perak, timah solder, babit dan lain-lain. Minyak pelumas dengan
R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur dengan baik, tetapi pada bagian
tekanan rendah, terutama di evaporator minyak lalu memisah. Suhu dimana
minyak pelumas memisah tergantung dari macam minyak pelumas yang dipakai
dan jumlah minyak pelumas yang bercampur dengan R-22. minyak pelumas mulai
memisah pada suhu 16 F (-8,9 ºC). Pada pemakaian suhu rendah, harus
ditambahkan pemisah minyak (oil separator) untuk mengembalikan minyak
pelumas ke kompresor. Pada evaporator yang direncanakan dengan baik, tidak
akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan minyak pelumas dari evaporator ke
kompresor. R-22 mempunyai kemampuan menyerap air tiga kali lebih besar
daripada R-12. Jarang sekali terjadi pembekuan air di evaporator pada sistem yang
memakai R-22. sebetulnya ini bukan merupakan keuntungan, karena di dalam
sistem harus bersih dari uap air dan air. Kebocoran dapat dicari dengan halide
leak detector, air sabun dan lain-lain.
Meski refrigeran ini termasuk juga refrigeran jenis HCFCs lainnya,
dijadwalkan untuk dihapuskan pada tahun 2030 (untuk negara maju), namun
beberapa negara Eropa telah mencanangkan jadwal yang lebih progresif, misalnya
Swedia telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs lainnya pada mesin
refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan Jerman mengijinkan
penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31 Desember 1999
(Indrayono, 2006).
11
2.3.2. Refrigeran R290
Refrigeran R290 (propana) adalah bahan pendingin alami jenis hidrokarbon
yang ramah lingkungan yang merupakan alternatif pengganti refrigeran
buatan dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan pendingin
Freon yang digantikannya.
Kelebihan propana jika dibandingkan dengan bahan pendingin sintetik,
antara lain (Pertamina, 2014) :
1. Menghemat pemakaian listrik/bahan bakar hingga 30%.
2. Tidak perlu penggantian/penambahan komponen pada Mesin AC atau mesin
pendingin lain.
3. Memberikan efek pendinginan lebih baik.
4. Meringankan kerja kompresor, sehingga umur pemakaian kompresor AC
atau mesin pendingin menjadi lebih panjang.
5. Tidak memerlukan penggantian/penambahan komponen.
6. Tidak merusak AC atau Mesin pendingin
7. Ramah lingkungan, karena tidak merusak lapisan Ozon dan tidak
menimbulkan Effek Rumah Kaca/Pemanasan Global.
Kelebihan-kelebihan dari refrigeran propana tersebut disebabkan oleh sifat
Fisika dan Thermodinamikanya yang lebih baik jika dibandingkan dengan Freon.
Namun secara umum dapat dikemukakan, bahwa recovery/Konversi Freon dengan
R290 dapat menurunkan pemakaian tenaga listrik yang cukup signifikan, sehingga
dapat memberikan keuntungan finansial yang tidak sedikit bagi pemilik Mesin
AC, berupa :
1. Penurunan biaya listrik, sehingga biaya konversi yang dikeluarkan akan
kembali dalam waktu yang relative singkat dari dana penghematan Biaya
Listrik yang diperoleh setiap bulan, sehingga Perusahaan praktis tidak
mengeluarkan anggaran biaya tambahan ( Return of Investment berkisar
antara 2 bulan s/d 8 bulan, tergantung dari durasi pemakaian setiap unit
AC-nya ).
2. Mengurangi Maintenance Cost
3. Memperpanjang Replacement Cost, dll.
12
Gambar 2.3 Refrigeran MC22 (R290)
Adapun sifat refrigeran yang baik adalah :
1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi, untuk menghindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang rendah sehingga perbandingan kompresinya
rendah dan penurunan prestasi kompresor dapat dihindari.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi agar panas yang diserap oleh
evaporator lebih besar jumlahnya, sehingga untuk kapasitas yang sama,
jumlah refrigeran yang dibutuhkan semakin sedikit.
4. Koefisien prestasi harus tinggi, ini merupakan parameter yang penting
untuk menentukan biaya operasi.
5. Konduktifitas thermal yang tinggi untuk menentukan karakteristik
perpindahan panas.
6. Viskositas yang rendah dalam fasa cair atau gas. Dengan turunnya tahanan
aliran refrigeran dalam pipa kerugian tekanannya akan berkurang.
7. Konstata dielektrik yang kecil, tahanan listrik yang besar serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolasi listrik.
8. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang
digunakan sehingga tidak menyebabkan korosi.
9. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau.
10. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan meledak.
11. Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak dan
mempengaruhinya.
12. Harganya murah dan mudah dideteksi jika terjadi kebocoran.
13
2.3.3.Refrigeran R407C
R407C merupakan campuran refrigeran HFC dirancang untuk
menggantikan R22 dalam aplikasi mesin pendingin. Banyak manufaktur peralatan
yang dirancang menggunakan refrigeran ini. R407C komposisi terdiri dari: HFC-
32 (23%), HFC-125 (25%), HFC-134a (52%). Campuran ini adalah gas yang
tidak mudah terbakar dan tidak beracun. R407C memiliki 0 ODP dan 1526
GWP. Untuk pelumas, refrigeran R407C menggunakan pelumas mineral jenis
ester. Untuk proses retrofit dari R22 ke R407C diperlukan pergantian pelumas
karena berbedanya sifat kedua jenis refrigeran ini. Pada gambar 2.4 dapat dilihat
tabung refrigeran R407C. (ASHRAE, 2006)
Gambar 2.4. Refrigeran R407C
2.4. Retrofitting Atau Penggantian Refrigeran dari Refrigeran R22 ke
Refrigeran R290 (MC22).
Petunjuk Pemakaian
1. Zat pendingin Hidrokarbon Musicool MC-22 dapat digunakan untuk
berbagai peralatan pendingin yang sebelumnya menggunakan HCFC R-22
2. Musicool MC-22 memiliki kesesuaian dengan oli yang ada dalam
kompresor.
3. Sebaiknya tabung Musicool digoyang-goyangkan sebelum digunakan
untuk mendapatkan campuran yang baik.
14
4. Pengisian ke dalam peralatan pendingin hanya diperlukan maksimum 30%
dari berat pengisian oleh HCFC R-22. Pengisian yang berlebih akan
mengakibatkan pendiginan tidak optimal
Petunjuk Penyimpanan
1. Zat pendingin Hidrokarbon Musicool memiliki sifat tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak beracun.
2. Simpan di tempat berventilasi dan temperatur ruang tidak melebihi 40o C.
3. Tempat penyimpanan Musicool harus kering dan bersih.
4. Hindarkan dari sumber dan percikan api
5. Tidak dibenarkan memindahkan sebagian isi Musicool ke tabung lain
untuk menghindari kontaminasi.
6. Pengisian ulang harus dilakukan oleh produsen agen Musicool.
Proses Vakum
1. Pasang manifold gauge/ Analyzer pada peralatan pendingin dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Selang warna biru dihubungkan pada niple disisi hisap (Low
pressure)
 Selang warna merah dihubungkan ke niple sisi tekan (High
pressure) bila ada, bila ditutup
 Slang warna kuning dihubungkan ke pompa vakum
2. Putar kran warna merah dan biru ke arah terbuka sampai maksimum (kran
di high dan low pressure).
3. Jalankan pompa vakum selama minimum 20 menit
4. Perhatikan bilamana sistem setelah divakum perlu ditambahkan oli melalui
sisi hisap. Disarankan oli yang dipakai memiliki viscositas 4 GS atau 5 GS
5. Setelah sistem divakum putar kran merah dan biru ke arah tertutup.
Petunjuk Pengisian Regrigeran Musicool
1. Ambil tabung Musicool MC-22 dan hubungkan slang warna kuning ke
tabung Musicool tersebut.
15
2. Buka (putar) kran di tabung Musicool 1/3 bagian saja (hati-hati jangan
melebihi 1/3 bagian).
3. Lakukan flushing (pembilasan), dengan cara membuka salah satu ujung
slang warna kuning yang berhubungan dengan manifold gauge, agar udara
di dalam slang warna kuning keluar, setelah itu kencangkan kembali.
4. Buka (putar) 1/3 bagian kran low pressure agar Musicool bisa masuk ke
dalam sistem pendingin. Karena Musicool masuk ke dalam sistem dalam
wujud cair maka pengisian harus dilakukan perlahan-Iahan.
5. Jalankan AC sampai tekanan di dalam sistem stabil. Sistem AC yang
bekerja dengan baik akan menunjukkan tekanan suction 60-80 Psig untuk
AC Split dan AC Window.
6. Dianjurkan pengisian menggunakan timbangan dan jumlah pengisian
maksimum 30% dari berat freon.
7. Bila low pressure di dalam sistem sudah normal, kran warna biru dan
merah ditutup dan slangnya dapat dilepas. Cek temperatur udara keluar
grill.
8. Jangan lupa stiker Musicool ditempel pada alat mesin pendingin yang
telah diisi refrigeran Musicool.
9. Dilarang merokok, hindarkan dari percikan api pada saat pengisian
Musicool dan bekerjalah dengan baik dan benar.
Petunjuk Perbaikan & Penggantian Komponen Peralatan Pendingin yang
Menggunakan Musicool.
Apabila sistem tidak dingin atau tidak berfungsi dengan baik sehingga diputuskan
untuk mengganti katup ekspansi, filter drier, kapiler atau komponen lainnya,
maka ikuti petunjuk berikut ini:
1. Bila sistem masih bertekanan, pasang manifold gauge dan buanglah
Musicool ke tempat yang berventilasi melalui suction port atau discharge
port secara perlahan-Iahan atau arahkan slang pembuangan pada tempat
yang kosong berisi air, supaya tidak terjadi pengkabutan.
16
2. Pastikan sistem pemipaan kosong dari Musicool bila memungkinkan
lakukan pemvakuman sistem sebelum melakukan perbaikan atau
penggantian komponen.
3. Bila akan memperbaiki atau membersihkan evaporator/ blower, kapiler
atau mengganti katup ekspansi maka pastikan terdapat sirkulasi udara yang
baik di dalam ruangan.
4. Apabila akan melakukan penyambungan pipa dengan pengelasan pastikan
item 1 dan item 2 sudah dilakukan dengan baik.
5. Tidak dibenarkan menampung refrigeran Musicool di dalam tabung lain
atau kondensor pada saat melakukan pengelasan lakukan pengelasan di
luar instalasi.
6. Tidak dibenarkan membuka evaporator atau blower, katup ekspansi,
kapiler atau sambungan pipa di dalam ruang pada saat sistem masih
bertekanan, hal ini untuk menghindari peningkatan konsentrasi pada suatu
tempat.
7. Dilarang merokok, hindarkan percikan api pada saat melakukan perbaikan
dan bekerjalah dengan baik dan benar.
(Pertamina, 2014)
2.5. Parameter – Parameter Prestasi Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
Untuk menyatakan unjuk kerja dari suatu siklus kompresi uap, yang
ditinjau adalah dampak refrigerasi, laju pelepasan kalor, kerja kompresi,
Coefficient of Performance (COP) dan Performance Factor (PF) (Moran &
Shapiro, 2006), yang dapat dijelaskan dengan gambar 2.4 :
17
Gambar 2.5. Aliran Refrigran pada P-H diagram (Moran, 2006)
2.5.1. Dampak Refrigerasi (ER)
Dampak Refrigerasi (ER) adalah besarnya panas yang dapat diserap oleh
refrigeran persatuan massa. Besarnya dihitung dengan selisih entalpi refrigeran
masuk dan keluar Evaporator (Jones & Stoecker.1989). atau Dampak refrigerasi
merupakan jumlah kalor yang diserap oleh refrigeran di dalam evaporator untuk
setiap satu satuan massa refrigeran (Moran dan Shapiro, 2006).
ER = h1 – h4 (kJ/kg) (2.1)
2.5.2. Kerja Kompresi (Wk)
Kerja Kompresi (Wk) yang dibutuhkan pada proses kompresi uap
refrigeran di dalam kompresor besarnya sama dengan selisih Enthalpi pada proses
1 ke 2. Hubungan ini diturunkan dari “Steady flow energy equation” dengan
mengabaikan adanya perubahan energi kinetik dan energi potensial.
Jadi:
h1 + q = h2 + Wk
Oleh karena proses 1 ke 2 berlangsung secara adiabatic reversible (q = 0), maka
Wk = h1 – h2 (kJ/kg) (2.2)
Selisih enthalpi ini mempunyai harga negatif berarti bahwa kerja diberikan ke
sistim dari luar.
18
2.5.3. Panas yang dilepaskan di Kondensor (qk)
Dari kesetimbangan energi, kalor yang dilepaskan di kondensor haruslah
sama dengan jumlah efek refrigerasi dan kalor yang ekivalen dengan kerja yang
diberikan kepada refrigeran selama langkah kompresi di kompresor (Wk).
Panas yang harus dibuang dari kompresor dapat dihitung dengan menggunakan
Hukum Termodinamika 1. Laju Pendinginan di kondensor dihitung dengan
menggunakan hukum pertama dan mengetahui kondisi refrigeran R134a cairan
jenuh pada tekanan kondisi 3 (P3), maka nilai entalpi (h3) temperatur (T3) dapat
ditentukan menggunakan tabel sifat refrigeran jenuh (Uap - Cair) tabel tekanan
(Moran dan Shapiro, 2006).
qk = h2 – h3 (kJ/kg) (2.3)
dimana:
h2 = Enthalpy uap refrigeran pada masukan kondensor
h3 = Enthalpy cairan refrigeran pada keluaran kondensor
2.5.4. Kinerja Mesin / Coefficient Of Performance (COP)
Coefficient of Performance (COP) adalah suatu koefisien yang besarnya
sama dengan efek refrigerasi (ER) dibagi dengan kerja kompresi (Wk)
COP = (ER) (Wk) =
h1−h4
h2 − h1
(2.4)
Koefisien prestasi ini identik dengan efisiensi pada motor bakar. Makin tinggi
harga COP nya, maka akan semakin baik sistem refrigerasi tersebut. Harga COP
ini biasanya lebih besar dari pada satu (1).
2.5.5. Faktor Prestasi / Perfomance Factor (PF)
Kerja bermanfaat pada mesin ini yaitu pada proses pelepasan panas di
kondensor dan dinyatakan dengan Performance Factor (PF). Indeks prestasi ini
didefinisikan sebagai kerja bemanfaat yang diinginkan dibagi dengan masukan
kerja (Moran dan Shapiro, 2006).
PF =
Kerja bermanfaat
Kerja Input
=
Qout
Wk
=
h2−h3
h2−h1
(2.5)
19
Atau
PF =
Qk
Wk
Panas bermanfaat (Qk) pada siklus mesin ini yaitu proses pelepasan panas
dari refrigeran ke lingkungan dikondensor. Masukan kerja (Wk) yaitu proses
kompresi di kompresor yang menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dan
tekanan refrigeran (Jones & Stoecker, 1989).
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Metode Litelatur yaitu dengan mempelajari literatur dari jurnal Ilmiah baik
nasional maupun internasional sebagai bahan informasi untuk menyelesaikan
penelitian.
2. Metode Observasi Langsung yaitu dengan cara meneliti langsung alat yang
digunakan untuk mendapatkan data data yang diperlukan.
3.2. Bahan Penelitian
Bahan Untuk Penelitian ini menggunakan :
Refrigeran R22 (HCFC), R290 (propana/MC22) dan R407C (HFC/blend) sebagai
Fluida Kerja Sistem.
3.3. Alat Penelitian
Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah Mesin Trainer AC Split
kapasitas 2 HP.
Gambar 3.1. Instalasi Pengujian Mesin Pendingin
21
Gambar 3.1 menunjukan tata letak sistem pemipaan dan pengoperasian
sudut sudut kabin untuk meresirkulasi udara serta sistem sensor untuk membantu
pengambilan data, sudut kabin resirkulasi udara dapat diatur sesuai dengan setting
yang diinginkan.
3.3.1. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian terdiri dari langkah persiapan dan langkah
pengujian/pengambilan data. Langkah persiapan meliputi perakitan/setting
instalasi uji, pemvakuman, pengisian refrigeran dan tes kebocoran. Langkah
pengujian/pengambilan data dilakukan setelah sistem beroperasi sekitar 30 menit
(sampai sistem bekerja normal/steady). Pengambilan data dilakukan dengan
parameter perubah yaitu mengganti refrigeran. Kemudian setiap penggantian
refrigeran dilakukan pengukuran data tekanan dan temperatur masuk/keluar
refrigeran setiap komponen sistem kompresor, kondensor, dan evaporator. Semua
pengukuran dilakukan pada waktu yang bersamaan. Semua data dicatat pada
lembaran data. Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 (lima) kali dengan
interval waktu 50 menit untuk satu pengujian refrigeran.
3.4. Jadwal Penelitian:
Rencana penyelesaian penelitian ini meliputi :
1 Juli s.d. 30 Juli. 2014
- Usul Judul dan persetujuan judul
- Pembuatan dan persetujuan Proposal
- Pengumpulan referensi
1 Agustus 2013 – 7 September 2014
- Pengumpulan data penelitian
- Pemilihan data yang dapat digunakan
8 September 2013 – 21 Oktober 2014
- Pengolahan data
22
- Penyelesaian Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Asistensi Hasil
22 Oktober – 30 Oktober
Seminar hasil penelitian
1 Nopember s.d. 30 Nopember 2014
- Perbaikan Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Penyelesaian Kesimpulan
- Persetujuan seluruh hasil penelitian
- Pengumpulan Laporan
Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
NO
Uraian
Kegiantan
Tahun 2014
Juli Agustus September Oktober Nopember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pembuatan
Proposal
2
Pengumpulan
Kebutuhan
Data
3 Analisis Data
4
Seminar
Penelitian
5
Penulisan
laporan
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R22
Data yang telah diambil digunakan untuk menganalisa performansi dari
refrigeran R22 pada AC split kapasitas 2 HP. Berikut data yang telah di peroleh
dalam bentuk tabel 4.1:
Tabel 4.1 data pengukuran R22
Parameter
Menit ke :
Satuan
10 20 30 40 50
T1 19,4 18,5 19,4 19,0 17,2 °C
T2 85,0 85,0 85,0 85,0 85,0 °C
T3 33,1 33,3 34,4 34,5 33,0 °C
T4 11,4 11,5 11,6 11,6 10,6 °C
P1 5.6 5.5 5.7 5.7 5.6 Bar (absolut)
P2 17.8 18.2 17.8 18.1 17.8 Bar (absolut)
P3 17.7 17.8 17.8 17.8 17.7 Bar (absolut)
P4 7.0 7.0 7.1 7.1 7.1 Bar (absolut)
I 7,5 7,6 7,5 7,7 7,7 Ampere
Keterangan :
 T1 : Tempratur setelah evaporator
 T2 :Tempratur setelah kompresor
24
 T3 :Tempratur setelah kondensor
 T4 :Tempratur setelah ekspansi
 P1 :Tekanan sebelum kompresor
 P2 :Tekanan sebelum kondensor
 P3 :Tekanan sebelum ekspansi
 P4 :Tekanan sebelum evaporator
Berdasarkan tabel data pengukuran R22 pada tabel 4.1, Dengan
menggunakan tabel Apendix A-8 dan A-9 (Moran & Shapiro, 2006) didapat
entalpi, fasa dan volume jenis Refrigeran R22 maka akan didapat:
a. Kapasitas Pendinginan/Efek Refrigerasi (Qin/ER)
b. Kerja Kompresi (Wk)
c. Coeficient Of Performance (COP)
Asumsi :
 Temperatur lingkungan adalah T0 = 30o C
 Energi kinetik dan potensial yang terjadi diabaikan.
 Tidak terjadi perubahan tekanan pada evaporator dan kondensor.
a. Pengujian pada menit ke-10 refrigeran R22
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-10 , didapatkan data-data
sebagai berikut :
Pada T1 = 19,4 o C, P1= 56 bar A=7,5 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2= 17,8 bar
Pada T3 = 33,1oC , P3=17,7 Bar
Pada T4 = 11,4oC, P4=7,0 Bar
25
h1= 260 kj/kg
h2= 300 kj/kg
h3=h4= 83 kj/kg
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg
𝑊𝑘 = 40 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.5A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 7,5 A x 220 V
= 1650 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
Wk
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,65 𝑘J/s
40 kJ/kg
= 0,04125 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,04125 kg/s (260 kJ/kg– 83 kJ/kg)
= 7,3012 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
7301 .2Watt
1650 Watt
= 4,41
26
b. Pengujian pada menit ke-20 refrigeran R22
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-20 , didapatkan data-data
sebagai berikut :
Pada T1 = 18,5 o C, P1= 5,5bar A=7,6 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2= 18,2 bar
Pada T3 = 33,3oC , P3=17,8Bar
Pada T4 = 11,5oC, P4=7,0 Bar
h1= 259 kj/kg
h2= 299 kj/kg
h3=h4= 82 kj/kg
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 299 kJ/kg − 259 kJ/kg
𝑊𝑘 = 40 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.6A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 7,5 A x 220 V
= 1672 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
W 𝑘
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,672 kJ/s
40 kJ/kg
= 0,0418kg/s
27
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,0418 kg/s (259 kJ/kg– 82 kJ/kg)
= 7,3928 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
7398,6 Watt
1672Watt
= 4,42
c. Pengujian pada menit ke-30 refrigeran R22
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-30 , didapatkan data-data
sebagai berikut :
Pada T1 = 19,4 o C, P1= 5,7bar A=7,5 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2= 17,8 bar
Pada T3 = 34,4oC , P3=17,8Bar
Pada T4 = 11,6oC, P4=7,1 Bar
h1= 260 kj/kg
h2= 300 kj/kg
h3=h4= 84 kj/kg
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg
𝑊𝑘 = 40 kJ/kg
28
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.5A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 7,5 A x 220 V
= 1650 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
W 𝑘
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,650 kJ/s
40 kJ/kg
= 0,04125 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0.04125 kg/s (260 kJ/kg– 84 kJ/kg)
= 7,26 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
7260Watt
1650Watt
= 4,4
d. Pengujian pada menit ke-40 refrigeran R22
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-40 , didapatkan data-data
sebagai berikut :
Pada T1 = 19,0 o C, P1= 5,7bar A=7,7 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2= 18,1 bar
Pada T3 = 34,5oC , P3=17,8Bar
29
Pada T4 = 11,6oC, P4=7,1 Bar
h1= 260 kj/kg
h2= 300 kj/kg
h3=h4= 83 kj/kg
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg
𝑊𝑘 = 40 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.7A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 7,7 A x 220 V
= 1694 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
Wk
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,694 kJ/s
40 kJ/kg
= 0,04235 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,04235 kg/s (260 kJ/kg– 83 kJ/kg)
= 7,4959 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
7495,9Watt
1694Watt
= 4,41
30
e. Pengujian pada menit ke-50 refrigeran R22
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-50 , didapatkan data-data
sebagai berikut :
Pada T1 = 17,2o C, P1= 5,6bar A=7,7 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2= 17,8 bar
Pada T3 = 33,0oC , P3=17,7Bar
Pada T4 = 10,6oC, P4=7,1 Bar
h1= 260 kj/kg
h2= 300 kj/kg
h3=h4= 84 kj/kg
Kerja Kompresor(Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg
𝑊𝑘 = 40 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.7A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 7,5 A x 220 V
= 1694 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
W 𝑘
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,694 kJ/s
40 kJ/kg
= 0,04235 kg/s
31
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,04235 kg/s (260 kJ/kg– 84 kJ/kg)
= 7,4536 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
7453,6Watt
1694Watt
= 4,4
4.2. Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R290 (propana)
Data yang telah di peroleh pada refrigeran R290 pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Data Pengukuan R290.
Parameter
Menit ke :
Satuan
10 20 30 40 50
T1 29.8 29.4 29.4 29.2 29.2 °C
T2 84.0 84.0 84.0 83.2 83.0 °C
T3 36.4 36.2 36.6 35.9 35.3 °C
T4 8.9 8.8 8.9 9.0 8.8 °C
P1 4.6 4.4 4.6 4.6 4.6 Bar (absolut)
P2 14.8 14.8 14.8 14.8 14.8 Bar (absolut)
P3 14.8 14.8 14.8 14.4 14.4 Bar (absolut)
P4 5.37 5.30 5.30 5.30 5.30 Bar (absolut)
I 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 Ampere
32
Berdasarkan tabel data pengukuran R290 pada tabel 4.2, Dengan
menggunakan tabel Apendix A-17 dan A-18 (Moran & Shapiro, 2006) didapat
entalpi, fasa dan volume jenis Refrigeran R290 kemudian akan didapat:
a. Kapasitas Pendinginan/Efek Refrigerasi (Qin/ER)
b. Kerja Kompresi (Wk)
c. Coeficient Of Performance (COP)
Asumsi :
 Temperatur lingkungan adalah T0 = 30o C
 Energi kinetik dan potensial yang terjadi diabaikan.
 Tidak terjadi perubahan tekanan pada evaporator dan kondensor.
a. Pengujian pada menit ke-10 refrigeran R290
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-10 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 29,8 o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp
Pada T2 = 84,0o C, P2= 14,8 bar
Pada T3 = 36,4oC , P3=14,8Bar
Pada T4 = 8,9oC, P4=5,37 Bar
h1= 510 kj/kg
h2= 600 kj/kg
h3=h4= 199 kj/kg
33
Kerja Kompresi (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 510 kJ/kg
𝑊𝑘 = 90 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 6,3 A x 220 V
= 1386 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
W 𝑘
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,386 kJ/s
90 kJ/kg
= 0,0154 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,0154 kg/s (510 kJ/kg– 199 kJ/kg)
= 4,7894 kw
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
4789,4 Watt
1386 Watt
= 3,4
b. Pengujian pada menit ke-20 refrigeran R290
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-20 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
34
Pada T1 = 29,4 o C, P1= 4,4bar A=6,3 Amp
Pada T2 = 84,0o C, P2= 14,8 bar
Pada T3 = 36,2oC , P3=14,8Bar
Pada T4 = 8,8oC, P4=5,30 Bar
h1= 510 kj/kg h3=h4= 190 kj/kg
h2= 600 kj/kg
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 600kJ/kg − 510kJ/kg
𝑊𝑘 = 90kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 6,3 A x 220 V
= 1386 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
W 𝑘
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,386 kJ/s
90 kJ/kg
= 0,0154 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,0154 kg/s (510 kJ/kg– 190 kJ/kg)
= 4,928 kw
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
4928 Watt
1386 Watt
= 3,5
35
c. Pengujian pada menit ke-30 refrigeran R290
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-30 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 29,4 o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp
Pada T2 = 84,0o C, P2= 14,8 bar
Pada T3 = 36,6oC , P3=14,8Bar
Pada T4 = 8,9oC, P4=5,30 Bar
h1= 510 kj/kg
h2= 600 kj/kg
h3=h4= 185 kj/kg
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 510 kJ/kg
𝑊𝑘 = 90 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 6,3 A x 220 V
= 1386 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
Wk
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,386 kJ/s
90 kJ/kg
= 0,0154 kg/s
36
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,0154 kg/s (510 kJ/kg– 185 kJ/kg)
= 5,005 kw
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
5005 Watt
1386 Watt
= 3,6
d. Pengujian pada menit ke-40 refrigeran R290
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-40 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 29,2o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp
Pada T2 = 83,2o C, P2= 14,8 bar
Pada T3 = 35,9oC , P3=14,4Bar
Pada T4 = 9,0oC, P4=5,30 Bar
h1= 519 kj/kg
h2= 600 kj/kg
h3=h4= 199 kj/kg
Kerja Kompresor(Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 519 kJ/kg
𝑊𝑘 = 81 kJ/kg
37
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 6,3 A x 220 V
= 1386 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
Wk
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,386 kJ/s
81 kJ/kg
= 0,01711 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,01711 kg/s (519 kJ/kg– 184 kJ/kg)
= 5,7318 kw
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
5731 ,8 Watt
1386 Watt
= 4,1
e. Pengujian pada menit ke-50 refrigeran R290
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-50 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 29,2 o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp
Pada T2 = 83,0o C, P2= 14,8 bar
Pada T3 = 35,3oC , P3=14,8Bar
38
Pada T4 = 8,8oC, P4=5,30 Bar
h1= 519 kj/kg
h2= 600 kj/kg
h3=h4= 190 kj/kg
Kerja Kompresi (Wk)
𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1
𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 519 kJ/kg
𝑊𝑘 = 81 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 6,3 A x 220 V
= 1386 Watt
Wk = ṁ (h2 – h1)
𝑚̇ =
Wk
(ℎ2 − ℎ1)
=
1,386 kJ/s
81 kJ/kg
= 0,01711 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = ṁ (h1 − h4)
= 0,01711 kg/s (519 kJ/kg– 190 kJ/kg)
= 5,6291 kw
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
5629,1 Watt
1386 Watt
= 4,0
39
4.3. Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R407C
Dari pengukuran mengunakan refrigeran R407C maka didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Data pengukuran dengan refrigeran R407C
No Parameter
Pengukuran pada menit ke-
Satuan10 20 30 40 50
1 T1 20,6 20,6 20,5 19,8 19,4 ° C
2 T2 85,0 85,0 85,0 85,0 85,0 ° C
3 T3 33,1 32,1 32,7 32,0 32,1 ° C
4 T4 3,4 2,6 2,7 2,5 2,5 ° C
5 P1 4,9 4,7 4,7 4,7 4,7 bar(abs)
6 P2 18,3 18,3 18,3 18,3 19,2 bar(abs)
7 P3 18,5 18,3 18,3 18,3 19,2 bar(abs)
8 P4 5,7 5,7 5,8 5,8 5,8 bar(abs)
9 I 8,1 7,9 7,8 7,9 8,0 Ampere
Keterangan:
 T1 : Temperatur Keluaran Evaporator
 T2 : Temperatur Keluaran Kompresor
 T3 : Temperatur Keluaran Kondensor
 T4 : Temperatur Keluaran Kapiler ( Ekspansi )
 P1 : Tekanan Keluaran Evaporator
 P2 : Tekanan Keluaran Kompresor
40
 P3 : Tekanan Keluaran Kondensor
 P4 : Tekanan Keluaran Kapiler (Ekspansi)
Berdasarkan tabel data pengukuran R407C pada tabel 4.2, Dengan
menggunakan software Coolpack (ASHRAE) didapat entalpi, fasa dan volume
jenis Refrigeran R407C kemudian akan didapat:
a. Kapasitas Pendinginan/Efek Refrigerasi (Qin/ER)
b. Kerja Kompresi (Wk)
c. Coeficient Of Performance (COP)
Asumsi :
 Temperatur lingkungan adalah T0 = 30o C
 Energi kinetik dan potensial yang terjadi diabaikan.
 Tidak terjadi perubahan tekanan pada evaporator dan kondensor
a. Pengujian pada menit ke-10 Refrigeran R407C
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-10 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 20,6 o C, P1 =57 Psi = 4,9 bar A = 8,1 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2 = 252 Psi = 18,3 bar
Pada T3 = 33,1oC , P3 = 254 Psi = 15,5 bar
Pada T4 = 3,4oC, P4 = 69 Psi = 5,7 bar
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = h2 − h1
41
𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 284 kJ/kg
𝑊𝑘 = 44 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,7 A dengan volt 220 V.
Wk = I . V
= 8,1 A x 220 V
= 1782 Watt
Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut:
Wk = mref (h2 – h1)
mref =
𝑊 𝑘
(h2−h1)
=
1,782 kJ/s
44 kJ/kg
= 0,04 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = mref (h1 − h4)
= 0,04 kg/s (284 kJ/kg– 106 kJ/kg)
= 7,12 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
7120 Watt
1782 Watt
= 3,99
b. Pengujian pada menit ke-20 Refrigeran R407C
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-20 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 20,6 o C, P1 = 55 Psi = 4,7 bar A = 7,9 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2 = 251 Psi = 18,3 bar
Pada T3 = 33,1oC , P3 = 251 Psi = 18,3 bar
42
Pada T4 = 2,6oC, P4 = 69 Psi = 5,7 bar
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = h2 − h1
𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 284 kJ/kg
𝑊𝑘 = 44 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,8 A dengan volt 220 V.
Wk = I . V
= 7,8 A x 220 V
= 1716 Watt
Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut:
Wk = mref (h2 – h1)
mref =
𝑊 𝑘
(h2−h1)
=
1,716 kJ/s
44 kJ/kg
= 0,039 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = mref (h1 − h4)
= 0,039 kg/s (284 kJ/kg– 105 kJ/kg)
= 6,98 kW
Coeficient Of Performance (COP)
COP =
Qin
Wk
=
6,981 Watt
1716 Watt
= 4,06
43
c. Pengujian pada menit ke-30 Refrigeran R407C
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-30 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 20,5 o C, P1 = 55 Psi = 5,7 bar A = 7,8 Amp
Pada T2 = 85o C, P2 = 251 Psi = 17,8 bar
Pada T3 = 2,7oC , P3 = 251 Psi = 18,1 bar
Pada T4 = 4,7oC, P4 = 69 Psi = 7,0 bar
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = h2 − h1
𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 283 kJ/kg
𝑊𝑘 = 44 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,8 A dengan volt 220 V.
Wk = I . V
= 7,8 A x 220 V
= 1716 Watt
Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut:
Wk = mref (h2 – h1)
mref =
𝑊 𝑘
(h2−h1)
=
1,716 kJ/s
44 kJ/kg
= 0,039 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = mref (h1 − h4)
= 0,039 kg/s (284 kJ/kg– 106 kJ/kg)
= 6,946 kW
44
Coeficient Of Performance (COP)
Untuk mendapatkan COP dapat di lihat dari rumus[2.4]
COP =
Qin
Wk
=
6946 Watt
1716 Watt
=4,55
a. Pengujian pada menit ke-40 Refrigeran R407C
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-40 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 19,8 o C, P1 = 55 Psi = 4,7 bar A = 7,9 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2 = 251 Psi = 18,3 bar
Pada T3 = 32,50C , P3 = 251 Psi = 18,3bar
Pada T4 = 2,5oC, P4 = 70 Psi = 5,8 bar
Kerja Kompresor(Wk)
𝑊𝑘 = h2 − h1
𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 283 kJ/kg
𝑊𝑘 = 45 kJ/kg
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,9 A dengan volt 220 V.
Daya kompresor
Wk = I . V
= 7,9 A x 220 V
= 1738 Watt
Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut:
Wk = mref (h2 – h1)
mref =
𝑊 𝑘
(h2−h1)
=
1,738 kJ/s
45 kJ/kg
= 0,038 kg/s
45
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = mref (h1 − h4)
= 0,038 kg/s (283 kJ/kg– 104 kJ/kg)
= 6,802 kW
Coeficient Of Performance (COP)
Untuk mencari COP dapat di lihat pada rumus[2.4]
COP =
Qin
Wk
=
6802 Watt
1738Watt
= 3,913
e. Pengujian pada menit ke-50 Refrigeran R407C
Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di
Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-50 ,
didapatkan data-data sebagai berikut :
Pada T1 = 19,4 o C, P1 = 55 Psi = 4,7bar A = 8,0 Amp
Pada T2 = 85,0o C, P2 = 265 Psi = 19,2 bar
Pada T3 = 32,1oC , P3 = 265 Psi = 19,2 bar
Pada T4 = 2,5oC, P4 = 70 Psi = 5,8 bar
Kerja Kompresor (Wk)
𝑊𝑘 = h2 − h1
𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 283 kJ/kg
𝑊𝑘 = 45 kJ/kg
46
Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 8,0 A dengan volt 220 V.
Wk = I . V
= 8,0 A x 220 V
= 1760 Watt
Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut:
Wk = mref (h2 – h1)
mref =
𝑊 𝑘
(h2−h1)
=
1,760 kJ/s
45 kJ/kg
= 0,039 kg/s
Kapasitas Pendinginan (Qin)
Qin = mref (h1 − h4)
= 0,039 kg/s (283 kJ/kg– 106 kJ/kg)
= 6,903 kW
1. Coeficient Of Performance (COP)
Untuk mendapatkan COP dapat di lihat pada rumus[2.4]
COP =
Qin
Wk
=
6903 Watt
1760 Watt
= 3.92
47
4.4. Analisa dan Pembahasan
4.4.1. Perbandingan Kapasitas Pendinginan (Qin)
Berikut hasil perbandingan kapasitas pendinginan mesin refrigerasi yang
diuji dengan berbagai refrigeran selama 50 menit terhitung mulai menit 10
(Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Perbandingan Kapasitas Pendinginan
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada pengujian awal yang
menggunakan Refrigeran R22, terlihat kapasitas pendinginannya lebih tinggi dari
menit awal pengambilan data hingga menit akhir. Sedangkan pada penggunaan
R407C memiliki nilai kapasitas pendinginan mendekati R22. Sedangkan pada
MC22 memiliki nilai kapasitas pendinginan yang lebih rendah dari pada R22 dan
R407C. Pada gambar 4.1 Terlihat nilai kapasitas pendinginan pada R22 yaitu
rata-rata sebesar 7,38 kW, MC22 5,217 kW dan R407C 6,95 kW.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
10 20 30 40 50
Qin(kW)
Waktu (menit)
PerbandinganKapasitas Pendinginan(Qin)
R22
MC22
R407C
48
4.4.2. Perbandingan Kerja Kompresor (Wk)
Pada pengujian ini dilakukan pengisian refrigeran R22, MC22 dan R407C,
temperatur lingkungan berkisar 30oC. Berikut hasil perbandingan Kerja
Kompresor mesin refrigerasi yang diuji dengan berbagai refrigeran selama 50
menit terhitung mulai menit ke-10 (Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Perbandingan Kerja Kompresor
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada pengujian awal yang menggunakan
R22, terlihat kerja kompresornya lebih besar dibanding pengujian kedua dan
ketiga dari menit awal pengambilan data hingga menit akhir. Sedangkan pada
R407C hampir memiliki nilai kerja kompresor yang sama namun lebih rendah
dari pada pengujian pertama. Pada gambar 4.2 terlihat nilai kerja kompresor pada
pengujian pertama yaitu rata-rata sebesar 1.672 kW, 1.386 kW dan pengujian
ketiga 1.743 kW.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
10 20 30 40 50
DayaKOmp(W)
Waktu (menit)
Daya
R22
MC22
R407C
49
4.4.3. Perbandingan Coefisien Of Performance (COP)
Pada pengujian ini dilakukan pengisian tiga jenis refrigeran yaitu R22,
MC22 dan R407C, temperatur lingkungan berkisar 30oC. Berikut hasil
perbandingan Coefisien of Performance mesin refrigerasi yang diuji dengan
berbagai refrigeran selama 50 menit terhitung mulai menit 10 (Gambar 4.3).
Gambar 4.3 Perbandingan COP
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada pengujian awal yang menggunakan
R22r, terlihat nilai kinerja (COP) lebih baik dibanding pengujian kedua dan ketiga
dari menit awal pengambilan data hingga menit akhir. Sedangkan pada
penggunaan MC22 memiliki nilai COP yang lebih rendah dari pada pengujian
dengan R22 namun menjelang akhir pengambilan data, tepatnya pada menit ke 40
dan 50 terdapat kenaikan nilai COP yang medekati COP R22 dan R407C. Pada
pengujian dengan refrigeran R407C hampir memiliki nilai COP yang sama tapi
lebih rendah dari pada pengujian pertama. Pada gambar 4.3. Terlihat nilai COP
pada pengujian pertama (R22) yaitu rata-rata sebesar 4,408, pengujian kedua
(MC22) 3,72 dan pengujian ketiga (407C) 4,086.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
10 20 30 40 50
(COP)
Waktu (menit)
COP
R22
MC22
R407C
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan berdasarkan analisa terhadap hasil pegujian alat.
Kesimpulan yang dapat diambil dari dari penelitian ini adalah :
1. Perubahan refrigeran berpengaruh terhadap kapasitas pendinginan, kerja
kompresor dan kinerja alat.
2. Refrigeran R22 memiliki COP dan kapasitas pendinginan lebih baik yaitu
sebesar 4,408 dan 7,3807 kW dibanding MC22 dan R407C.
3. Pada penelitian ini MC22 memiliki kerja kompresor yang terkecil dibanding
2 refrigeran lainya yaitu sebesar 1,386 kW. Hal ini seakan menutupi
kelemahannya yang mudah terbakar.
4. R407C yang digunakan pada pengujian cukup layak untuk menggantikan R22
karena kinerjanya cukup mendekati kinerja R22 dengan kelebihan pada
ramah lingkungan dan tidak mudah terbakarnya.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian perbandingan refrigeran yang lebih banyak agar
didapat hasil yang lebih optimum.
2. Pergantian oli kompresor pada pengujian R407C sebaiknya dilakukan
seoptimal mungkin untuk menghindari terjadinya pencampuran antara oli
lama dan oli baru yang berdampak pada kinerja alat.
3. Untuk menjaga kondisi kompresor tetap berjalan dengan baik, saat pengisian
refrigeran R-22, usahakan agar selang pemasukan lebih panjang, sehingga
refrigeran yang masuk dapat dipastikan berupa uap.
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Arora, CP. 2009. “Refrigeration and Air Conditioning”, Third Edition.
McGraw- Hill, International Edition.
2. ASHRAE. 2006. ASHRAE Fundamentals Handbook (SI). United State of
America.
3. Calm, J.M. 2002. Options and Outlook for Chiller Refrigerants.
International Journal of Refrigeration 25 (2002) 705–715.
4. Dossat. 1981. Principles of Refrigeration. John Wiley and Sons, Inc.
Toppan Company, Ltd. Tokyo Japan.
5. http://gasdom.pertamina.com/produk_dan_services_musicool_22.aspx.
2014.
6. Indartono, Y.S. 2006. Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1).
Berit@ Iptek.com. Available from: URL: http://www.beritaiptek.com.
7. Jones dan Stoecker. 1989. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Edisi
kedua, Jakarta : Erlangga.
8. Moran & Sapiro. 2006 Fundamentals of Engineering Thermodynamics
5th Edition
9. Rasta, dkk. Evaluasi Pengelolaan Refrigeran CFC, dan HFC dengan
Mesin 3R dan Uji Unjuk Kerja Mesin Pendingin Studi Kasus Pada
Bengkel Ac Mobildi Denpasar – Bali. Magister Teknik Lingkungan
UNUD. Jurnal. Oktober 2010.
10. Rowland, F.S., Molina, M.J. 1974. Stratospheric Sink for
Chloroflouromethanes: Chlorine Atom-Catalysed Destruction Ozone.
Jounal Nature, 249, pp.810-2.
11. UNDP-KLH. 2008. Kumpulan Peraturan Pemerintah Tentang Program
Perlindungan Lapisan Ozon. Unit Ozon Nasional. Asdep Urusan
Pengendalian Dampak Perubahan Iklim. Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. Jakarta, Februari 2008.
12. UNEP. 2000. Study on the Potential for Hydrocarbon Replacements in
Existing Domestic and Small Commercial Refrigeration Appliances.
52
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
No. Uraian Total Biaya
1. Honorarium Rp. 1.590.000,-
2. Peralatan dan Bahan Penerapan Iptek Rp. 2.120.000,-
3. Belanja Barang Non-Peralatan Rp. 795.000,-
4. Perjalanan dan Lain-lain Rp. 795.000,-
Jumlah Keseluruhan Rp. 5.300.000,-
53
Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Penelitian ini ditunjang oleh 3 laboratorium yang ada di Politeknik Sekayu adalah:
1. Laboratorium Dasar Refrigerasi
2. Laboratorium Bengkel Mekanik
3. Laboratorium Kontrol RHVAC
54
Lampiran 3. Foto Pengambilan Data
Peralatan Kerja
55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas
1. Nama Lengkap : Mahendra
2. Tempat, tanggal Lahir : Indralaya, 05 Januari 1986
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Agama : Islam
5. Status Pernikahan : Menikah
6. Alamat Rumah
a. Jalan : Merdeka Sekayu
b. Kelurahan : Balai Agung
c. Kecamatan : Sekayu
d. Kabupaten/Kota : Musi Banyuasin
e. Provinsi : Sumatera Selatan
f. Telepon : 081273414515
g. email : mahendslaya@gmail.com
II. Pendidikan Reguler
1. SD : SDN 1 Indralaya
2. SLTP : MTS Ponpes Raudhatul Ulum
Sakatiga
3. SLTA : SMAN 1 Indralaya
4. Pendidikan S1
a. Nama Universitas : Universitas Bengkulu
b. Bidang Ilmu/Jurusan : Teknik / Teknik Mesin
c. Tahun Masuk : 2003
5. Pendidikan S2
a. Nama Universitas : Universitas Diponegoro
b. Bidang Ilmu/Jurusan : Teknik / Teknik Mesin
c. Tahun Masuk : 2011
56
III. Pendidikan Non-Reguler
NAMA PELATIHAN TEMPAT TAHUN
Metodologi Pengajaran Politeknik Sriwijaya 2009
Dasar Sistem Refrigerasi Palembang 2009
Elektronika Dasar Lucas-Nule 2010
Programmable Logic Control Lucas-Nule 2010
TOEFL and English Conversation
Kampung Inggris
Pare Kediri -
Surabaya
2011
IV. Pekerjaan
1. Pekerjaan : Tenaga Pengajar / Dosen
2. Mata Kuliah yang di ampuh :
- Dasar-dasar Pemrograman
- Laboratorium Dasar-dasar Pemrograman
- Laboratorium Perencanaan Sistem Refrigerasi
- Teknik dan Manajemen Perawatan
- Refrigerasi Terapan
- Sistem Kontrol RHVAC
- Laboratorium Instrumentasi dan Kontrol
3. Menjabat Struktural Sebagai : Kepala Laboratorium PS
Teknik Pendingin dan Tata Udara
4. Jabatan Fungsional : Dosen Tetap Yayasan
Politeknik Sekayu
5. Alamat Kantor : Jl. Kol. Wahid udin Lk.I Kel
Kayuara, Sekayu.30711
6. Telp/Fax : 0714 321099
7. Web : www.polsky.ac.id
8. Mail :polsky@polsky.ac.id
57
V. Pengalaman Publikasi Ilmiah:
- Developing ofA Prototype Portable Machine Recovery For
Refrigerant R22 (Thermofluid V – UGM 2013).
- Analysis Effect of Speed Variation in Evaporator Air Flow
Against the Performance Vapor Compression Machine with
R134a Refrigerantm (Thermofluid VI – UGM 2014).
VI. Pengalaman Pengabdian Kepada masyarakat:
- Dasar refrigerasi dan tata udara di SMKN 2 Sekayu - 2010
- Sistem Kelistrikan pada system refrigerasi dan tata udara di
SMKN 2 Sekayu-2013
Sekayu, November 2014
Penulis,
Mahendra, S.T., M.T.

Contenu connexe

Tendances

5.sistem pelumasan motor diesel
5.sistem pelumasan motor diesel5.sistem pelumasan motor diesel
5.sistem pelumasan motor diesel
WahyuIchsan4
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
sutjiharso suwargo
 
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fixSistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
Hera E
 
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takPerbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Didiek Ferdy
 
LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2
LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2
LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2
dawuh budilaksono
 

Tendances (20)

5.sistem pelumasan motor diesel
5.sistem pelumasan motor diesel5.sistem pelumasan motor diesel
5.sistem pelumasan motor diesel
 
Reversting system
Reversting systemReversting system
Reversting system
 
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGANPROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
 
Modul Dasar Otomasi
Modul Dasar OtomasiModul Dasar Otomasi
Modul Dasar Otomasi
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
 
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi DasarBahan Ajar Refrigerasi Dasar
Bahan Ajar Refrigerasi Dasar
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam Puisi
 
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fixSistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
 
Turbin gas
Turbin gas Turbin gas
Turbin gas
 
Heat exchanger
Heat exchangerHeat exchanger
Heat exchanger
 
Tabung pitot baru2
Tabung pitot baru2Tabung pitot baru2
Tabung pitot baru2
 
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2takLangkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
 
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takPerbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
 
User Manual Toyota
User Manual ToyotaUser Manual Toyota
User Manual Toyota
 
Kimia Kelas X Minyak bumi
Kimia Kelas X Minyak bumiKimia Kelas X Minyak bumi
Kimia Kelas X Minyak bumi
 
Surat pengalaman kerja
Surat pengalaman kerjaSurat pengalaman kerja
Surat pengalaman kerja
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2
LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2
LAPORAN Pekerjaan Overhaul Sabroe (2-9,02,11)Plant 2
 
Abdurrahman wahid
Abdurrahman wahidAbdurrahman wahid
Abdurrahman wahid
 
Module.pid3
Module.pid3Module.pid3
Module.pid3
 

En vedette

Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariahMakalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
Renol Doang
 
Soal termodinamika dan
Soal termodinamika danSoal termodinamika dan
Soal termodinamika dan
Victor Maruli
 

En vedette (20)

Teknik dasar teknik pendingin
Teknik dasar teknik pendinginTeknik dasar teknik pendingin
Teknik dasar teknik pendingin
 
Modul mesin pendingin
Modul mesin pendinginModul mesin pendingin
Modul mesin pendingin
 
Perancangan alat proses
Perancangan alat prosesPerancangan alat proses
Perancangan alat proses
 
2014 k5 simpeg makalah.
2014 k5 simpeg makalah.2014 k5 simpeg makalah.
2014 k5 simpeg makalah.
 
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
 
Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...
Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...
Jurnal pdp vol 2 no 2 iwan dan m taufik perawatan-perbaikan mesin pendingin t...
 
Optimaliasi mesin edc
Optimaliasi mesin edcOptimaliasi mesin edc
Optimaliasi mesin edc
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariahMakalah sistem informasi bisnis bank syariah
Makalah sistem informasi bisnis bank syariah
 
Contoh proposal PKMT
Contoh proposal PKMTContoh proposal PKMT
Contoh proposal PKMT
 
Makalah sistem informasi manajemen dan intelijen
Makalah sistem informasi manajemen dan intelijenMakalah sistem informasi manajemen dan intelijen
Makalah sistem informasi manajemen dan intelijen
 
Sistem informasi dalam manajemen pendidikan islam
Sistem informasi dalam manajemen pendidikan islamSistem informasi dalam manajemen pendidikan islam
Sistem informasi dalam manajemen pendidikan islam
 
Sistem refrigerasi-dan-tata-udara-jilid-2
Sistem refrigerasi-dan-tata-udara-jilid-2Sistem refrigerasi-dan-tata-udara-jilid-2
Sistem refrigerasi-dan-tata-udara-jilid-2
 
Jurnal Teknosains STTM Cileungsi Juli 2015
Jurnal Teknosains STTM Cileungsi Juli 2015Jurnal Teknosains STTM Cileungsi Juli 2015
Jurnal Teknosains STTM Cileungsi Juli 2015
 
Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara, Teknik Mesin FTI-ITS
Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara, Teknik Mesin FTI-ITSTeknik Pendingin dan Pengkondisian Udara, Teknik Mesin FTI-ITS
Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara, Teknik Mesin FTI-ITS
 
soal-soal termodinamika
soal-soal termodinamikasoal-soal termodinamika
soal-soal termodinamika
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Soal termodinamika dan
Soal termodinamika danSoal termodinamika dan
Soal termodinamika dan
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboran
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan genset
 

Similaire à Mahendra (mc n 407)

Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
Helmas Tanjung
 
Download contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itb
Download contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itbDownload contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itb
Download contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itb
illend
 
7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)
7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)
7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)
Doni Rachman
 
Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi
Reandy Risky
 
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...
sumadhijono
 

Similaire à Mahendra (mc n 407) (20)

Pimnas Presentasi PKMP
Pimnas Presentasi PKMPPimnas Presentasi PKMP
Pimnas Presentasi PKMP
 
Refrijeran
RefrijeranRefrijeran
Refrijeran
 
RencanaPembelajaranSemester Mesin-Mesin Pendingin.doc
RencanaPembelajaranSemester Mesin-Mesin Pendingin.docRencanaPembelajaranSemester Mesin-Mesin Pendingin.doc
RencanaPembelajaranSemester Mesin-Mesin Pendingin.doc
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
 
Refrigeran hidrokarbon
Refrigeran hidrokarbonRefrigeran hidrokarbon
Refrigeran hidrokarbon
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
 
Download contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itb
Download contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itbDownload contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itb
Download contoh-presentasi-yang-baik-lpik-itb
 
7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)
7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)
7 muhammad hasan-basri-so-edit-peb-2009 (1)
 
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnot
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnotTermodinamika (13) f pompa_panas_carnot
Termodinamika (13) f pompa_panas_carnot
 
perancangan proses kimia
perancangan proses kimiaperancangan proses kimia
perancangan proses kimia
 
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docxPANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
PANDUAN PRAKTIKUM TPTU SMKN 8.docx
 
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
1 pengaruh debit terhadap unjuk kerja alat penukar kalor dan penurunan suhu r...
 
Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi
 
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)Chapter   ac and refrigeration (bahasa indonesia)
Chapter ac and refrigeration (bahasa indonesia)
 
termo
termotermo
termo
 
Presentasi B Indo Kelompok 4.pptx
Presentasi B Indo Kelompok 4.pptxPresentasi B Indo Kelompok 4.pptx
Presentasi B Indo Kelompok 4.pptx
 
1648 3067-1-sm
1648 3067-1-sm1648 3067-1-sm
1648 3067-1-sm
 
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
 
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIAT...
 

Dernier

397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 

Dernier (20)

Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 

Mahendra (mc n 407)

  • 1. i LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENDINGIN AIR CONDITIONER KAPASITAS 2 HP MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22, R290 DAN R407C Oleh : Mahendra, ST., MT. Muhammad Adrian, ST., MM. Ozkar Firdaus Homzah, ST., MT., M.Sc. PROGRAM STUDITEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA POLITEKNIK SEKAYU 2014
  • 2. ii HALAMAN PENGESAHAN Judul Penelitian : Analisa Perbandingan Kinerja Mesin Pendingin Air Conditioner Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 dan R407C 1. Bidang Ilmu : Konversi Energi 2. Pengusul : a. Nama Lengkap : Mahendra, S.T.,M.T b. Jenis Kelamin : Laki-Laki c. NIDN : 0205018601 d. Disiplin Ilmu : Energi/Refrigerasi e. Jabatan Fungsional : Dosen Tetap Yayasan Politeknik Sekayu f. Program Studi : Teknik Pendingin dan Tata Udara g. Alamat Institusi : Jl. Kol Wahid Udin,Lingk. I Kayuara Sekayu h. Telpon/Faks/E-mail : 0714321099 i. Alamat Rumah : Jl. Kol. Wahid Udin Lk. IV Sekayu j. Telpon/Faks/E-mail : 081273414515 3. Jumlah Anggota : 2 Orang a. Nama Anggota I : Muhammad Adrian, S.T., M.M. b. Nama Anggota II : Ozkar Firdaus Homzah, S.T.,M.T.,M.Eng. 4. Lokasi Kegiatan : Politeknik Sekayu 5. Jumlah Biaya yang diusulkan : Rp. 5.300.000 Sekayu, 18 Agustus 2014 Menyetujui, Pengusul Ketua Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara H.Muhammad Adrian, S.T., M.M Mahendra, S.T.,M.T Mengetahui, Direktur Politeknik Sekayu Hj. Murwani Ujihanti
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iii ABSTRAK.......................................................................................................v ABSTRACT.....................................................................................................vi KATA PENGANTAR ...................................................................................vii DAFTAR ISI ..................................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................3 1.3 Batasan Masalah .........................................................................3 1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................3 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1Teori Refrigerasi ............................................................................5 2.2 Komponen Mesin Refrigerasi Kompresi Uap .............................5 2.3 Refrigeran ....................................................................................8 2.4 Retrofitting Atau Penggantian Refrigeran dari Refrigeran R22 ke Refrigeran R290 (MC22). ..........................................................13 2.5 Parameter – Parameter Prestasi Mesin Kompresi Uap ................16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian .................................................................20 3.2 Bahan Penelitian............................................................................20
  • 4. iv 3.3 Alat Penelitian...............................................................................20 3.4 Jadwal Penelitian...........................................................................21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R22 ..................23 4.2 Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R290.................31 4.3 Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R407C ..............39 4.4 Analisa dan Pembahasan...............................................................47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .................................................................................50 5.2 Saran.............................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 5. v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas ke-hadirat Allah SWT, Karena berkat rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang diberi judul “Analisa Perbandingan Kinerja Mesin Pendingin Air Conditioner Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 Dan R407C”, membahas Kinerja mesin air conditioner antara refrigeran R22, R290 dan R407C, serta komponen-komponen refrigerasi. Penulis menyadari dalam penulisan Penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan Laporan Akhir ini di masa yang akan datang. Besar harapan penulis agar Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi para pembaca. Sekayu, November 2014 Penulis
  • 6. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kebijakan global dibidang lingkungan mendorong teknologi di bidang refrigeran untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Implementasinya dari sisi refrigeran dilakukan dengan pergantian jenis refrigeran dari jenis R-22 (HCFC) ke jenis yang lebih ramah lingkungan diantaranya R290 (Propana) dan R407C (HFC). Sedangkan dari sisi perangkat kerasnya untuk mendapatkan penghematan pemakaian listrik berkembang jenis inverter yang sebagian besar menggunakan refrigeran R410A. Setelah periode CFCs, R22 merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini beberapa perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22 dalam produk-produk mereka. Meski refrigeran ini, termasuk juga refrigeran jenis HCFCs lainnya, dijadwalkan untuk dihapuskan pada tahun 2030 (untuk negara maju), namun beberapa negara Eropa telah mencanangkan jadwal yang lebih progresif, misalnya Swedia telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs lainnya pada mesin refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan Jerman mengijinkan penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31 Desember 1999 (Indrayono, 2006). Protokol Montreal memaksa para peneliti dan industri refrigerasi membuat refrigeran sintetis baru, HFCs (Hydro Fluoro Carbons) untuk menggantikan refrigeran lama yang ber-klorin yang dituduh menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon. Banyak kalangan menyebutkan bahwa Protokol Montreal adalah salah satu perjanjian internasional di bidang lingkungan yang paling berhasil diterapkan. Saat ini, HCFCs (yang pada dasarnya merupakan pengganti transisional untuk CFCs) telah memiliki 2 kandidat pengganti, yakni R410A (campuran dengan sifat mendekati zeotrop) dan R407C (campuran azeotrop). Hidrokarbon Propana (R290) juga berpotensi menjadi pengganti R22. R407C merupakan campuran antara R32/125/132a dengan komposisi 23/25/52, sedangkan R410A adalah
  • 7. 2 campuran R32/125 dengan komposisi 50/50. Saat ini, beberapa perusahaan terkemuka di bidang refrigerasi dan pengkonsian udara telah menggunakan R410A dalam produk mereka. (Indrayono, 2006) Refrigeran hidrokarbon memiliki keunggulan dibandingkan refrigeran sintetik, selain ramah lingkungan juga baik dari segi sifat fisika, termodinamika dan dapat memberikan penghematan listrik. Penggunaan refrigeran hidrokarbon sebagai pengganti R-22 sudah demikian berkembang karena penggantian tersebut tidak memerlukan penggantian komponen dan tidak ada penggantian pelumas pada kompresor. Namun, disatu sisi refrigeran hidrokarbon memiliki sisi kelemahan dalam keamanan yaitu mudah terbakar. Hal ini menjadi penghambat perkembangan hidrokarbon di Indonesia karena menjadi momok yang menakutkan bagi konsumen dan teknisi yang kurang pemahaman akan hidrokarbon dan perlakuannya. R407C yang merupakan refrigeran campuran dari jenis HFC, ramah lingkungan seperti refrigeran hidrokarbon. Retrofit dari R22 ke R407C juga memiliki kendala yaitu diharuskannya melakukan pergantian pelumas, dimana R22 lebih menggunakan pelumas sintetik yang larut dengan refrigeran, sedangkan R407C mengunakan pelumas mineral dari jenis ester. R410A yang juga diproyeksikan sebagai pengganti R22 memiliki perbedaan temperatur dan tekanan kerja yang significan terhadap R22. Hal ini akan berpengaruh kepada beratnya kerja kompresor yang berarti besarnya konsumsi energi. (ASHRAE, 2006) Penelitian yang dilakukan disini dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja mesin yang mengunakan refrigeran R22, R290 dan R407C sebagai bahan perbandingan dalam upaya penghematan energi dan penyelamatan lingkungan dimasa depan. Pada Penelitian ini penulis akan mengambil topik pembahasan mengenai Analisa Perbandingan Kinerja Pada Mesin Pendingin (Air Conditioner) Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 dan R407C.
  • 8. 3 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan Uraian diatas maka masalah utama yang akan mendasari penelitian ini meliputi: 1. Bagaimana pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Coefficient Of Performance (COP). 2. Bagaimana pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Konsumsi Arus listrik di kompresor. 1.3. Batasan Masalah Penulisan laporan akhir “Analisa Perbandingan kinerja Pada Mesin Pendingin (Air Conditioner) Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 dan R407C” ini memiliki batasan masalah sebagai berikut : 1. Pengukuran dilakukan pada satu sistem yang sama. 2. Pengaruh lingkungan diabaikan. 3. Menganalisa prestasi kerja atau kinerja dari mesin pendingin AC dengan refrigeran R22, R290 dan 407C. 1.4 . Tujuan Penelitian Adapan Tujuan Dalam Penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisa pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Coefficient Of Performance (COP). 2. Untuk mendapatkan pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C terhadap Konsumsi Arus listrik di kompresor.
  • 9. 4 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat Dalam Penelitian ini Meliputi: 1. Bagi pendidikan Hasil dari penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan literatur keilmuan terkait dengan Studi Analisa Perbandingan kinerja Pada Mesin Pendingin (Air Conditioner) Kapasitas 2 HP Menggunakan Refrigeran R22, R290 dan R407C. 2. Bagi Profesi Meningkatkan keilmuan bagi profesi sebagai tenaga Pengajar terutama dalam ruang lingkup Konversi energi dalam bidang keilmuan Refrigerasi. 3. Bagi Tempat Penelitian Memberikan gambaran tentang hubungan antara Pengaruh penggantian (retrofit) refrigeran pada mesin pendingin menggunakan R22, R290 dan R407C sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian dan pengaplikasi ilmu yang terkait. 4. Bagi Peneliti Memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian terutama dalam bidang refrigerasi.
  • 10. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu usaha untuk mencapai sistem atau memperoleh dan menjaga temperatur lebih rendah dari temperatur atmosfer. Mesin Refrigerasi merupakan sebuah mekanisme berupa siklus yang mengambil energi (termal) dari daerah bertemperatur rendah dan dibuang ke daerah bertemperatur lingkungan atau yang lebih tinggi maka diperlukan energi untuk menjalankan siklus refrigerasi (Rasta, 2010). seperti terlihat pada Gambar 2.1: Gambar 2.1 Skema siklus refrigerasi kompresi uap 2.1.1.Jenis – Jenis Refrigerasi Air Conditioning Ada dua prinsip jenis plant refrigerasi yang diaplikasikan di industri yaitu Refrigerasi Kompresi Uap /Vapour Compression Refrigeration (VCR) dan Refrigerasi Penyerap Uap/Vapour Absorption Refrigeration (VAR). VCR menggunakan energi mekanis sebagai energi penggerak untuk refrigerasinya, sedangkan VAR menggunakan energi panas sebagai energi penggerak refrigerasinya (Arora, 2009).
  • 11. 6 2.2. Komponen Mesin Refrigerasi Kompresi Uap Komponen utama dari sistem refrigerasi siklus kompresi uap terdiri dari kompresor, alat ekspansi, kondensor dan evaporator. Disamping komponen utama terdapat komponen tambahan seperti; strainer/filter dryer, pemisah oli, fan motor dan chek valve. 2.2.1. Kompresor Kompresor adalah bagian yang terpenting dari mesin refrigerasi. Pada tubuh manusia, kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh kita. Dalam mesin refrigerasi, kompresor menekan refrigeran ke semua bagian dari sistem. Kompresor ini bekerja membuat perbedaan tekanan sehingga refrigeran dapat mengalir dari satu bagian ke bagian lainnya dari sistem. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah maka refrigeran cair dapat mengalir melalui alat pengatur refrigeran (alat ekspansi) ke evaporator. Tekanan gas di evaporator pada siklus kompresi uap harus lebih tinggi dari pada tekanan gas didalam saluran hisap, agar gas dingin dari evaporator dapat mengalir melalui saluran isap kompresor. Gas dingin tersebut di dalam kompresor hermetic berguna untuk mendinginkan kumparan motor listrik dan minyak pelumas kompresor. Kompresor pada sistem refrigerasi berguna untuk : 1. Menurunkan tekanan di evaporator sehingga refrigeran cair di evaporator dapat menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap panas lebih banyak dari ruangan di dekat evaporator. 2. Menghisap refrigeran gas dari evaporator pada suhu dan tekanan rendah lalu memanfatkan gas tersebut sehingga menjadi gas bertekanan dan bersuhu tinggi. Kemudian mengalirkannya ke kondensor hingga gas tersebut berubah fase menjadi cair (pengembunan) dengan melepaskan panas refrigeran ke lingkungan atau kepada zat yang mendinginkan kondensor. (Jones & Stoecker, 1989)
  • 12. 7 2.2.2. Kondensor Kondensor merupakan pesawat penukar kalor yang berfungsi untuk mengembunkan uap refrigeran yang mengalir dari kompresor. Untuk mengembunkan uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi (yang keluar dari kompresor) diperlukan usaha untuk melepaskan kalor sebanyak kalor laten pengembunan dengan cara mendinginkan uap refrigeran tersebut. Jumlah kalor yang dilepaskan pada kondensor sama dengan jumlah kalor yang diserap refrigeran di dalam evaporator ditambah kalor yang ekivalen dengan energi yang diperlukan untuk melakukan kerja kompresi dalam kompresor. Ditinjau dari media yang digunakan untuk mendinginkan kondensor, maka kondensor dapat dibagi menjadi : a. Kondensor dengan pendinginan air (Water cooled condensor) b. Kondensor dengan pendinginan udara (Air cooled condensor) c. Kondensor dengan pendinginan air dan udara (Evaporative condensor) 2.2.3. Pipa Kapiler Pipa kapiler juga disebut impedan V tube, chore tube, capillary tube dan lain sebagainya. Adapun guna dari pipa kapiler adalah : a. Menurunkan tekanan refrigeran berfasa cair yang mengalir di dalam pipa tersebut. b. Mengontrol atau mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir dari sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah. Pipa kapiler banyak sekali macam dan ukurannya, dan dimensi yang diukur yaitu diameter dalam, lain dengan pipa tembaga, yang diukur adalah diameter luarnya. Pipa kapiler menghubungkan sisi tekanan tinggi dengan sisi tekanan rendah atau antara saringan dengan evaporator dan pada bagian tengahnya mungkin dilewatkan pada pipa hisap dan disolder. Bagian yang disolder ini dinamakan heat exchanger.
  • 13. 8 2.3. Refrigeran Refrigeran merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik termodinamika refrigeran yang digunakan dalam sistem refrigerasi perlu diperhatikan agar sistem dapat bekerja dengan aman dan ekonomis. Calm (2002) membagi perkembangan refrigeran dalam 3 periode: Periode pertama, 1830-an hingga 1930-an, dengan kriteria refrigeran "apa pun yang bekerja di dalam mesin refrigerasi". Refrigeran yang digunakan dalam periode ini adalah ether, CO2, NH3, SO2, hidrokarbon, H2O, CCl4, CHCs. Periode ke-dua, 1930-an hingga 1990-an menggunakan kriteria refrigeran: aman dan tahan lama (durable). Refrigeran pada periode ini adalah CFCs (Chloro Fluoro Carbons), HCFCs (Hydro Chloro Fluoro Carbons), HFCs (Hydro Fluoro Carbons), NH3, H2O. Periode ke-tiga, setelah 1990-an, dengan kriteria refrigeran "ramah lingkungan". Refrigeran pada periode ini adalah HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2. Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya didorong oleh dua masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global. Sifat merusak ozon yang dimiliki oleh refrigeran utama yang digunakan pada periode ke-dua, yakni CFC, dikemukakan oleh Molina dan Rowland (1974) yang kemudian didukung oleh data pengukuran lapangan. Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfir diverifikasi secara saintifik, perjanjian internasional untuk mengatur dan melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987 yang terkenal dengan sebutan Protokol Montreal. CFCs dan HCFCs merupakan dua refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing-masing pada tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara maju (United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk negara-negara berkembang, kedua refrigeran utama tersebut masing-masing dijadwalkan untuk dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs). Pada tahun 1997, Protokol Kyoto mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk HFCs (UNDP-KLH, 2008).
  • 14. 9 2.3.1. Refrigeran R22 Setelah periode CFCs, R22 merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini beberapa perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan refrigeran R22 dalam produk-produk mereka. Pemakaian refrigeran R22 teruutama untuk air conditioning yang sedang dan kecil, juga dipakai untuk freezer, cold strorage, display cases dan banyak lagi pada pemakaian sistem refrigerasi suhu rendah. Titik didih -14,4 F (-40,8 ºC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 28,3 psig pada 5 F dan tekanan kondensasi 158,2 psig pada 86 F. Kalor laten uap 100,6 Btu/lb pada titik didih. (ASHRAE, 2006) Mula-mula diperkenalkan pada tahun 1936 dikembangkan untuk pemakaian pada suhu rendah, lalu kemudian banyak dipakai pada packaged air conditioner. R-22 mempunyai tekanan dan suhu kerja yang lebih tinggi daripada R-12, maka jika memakai kondensor dengan pendingin udara ukurannya harus disesuaikan jangan terlalu kecil. Untuk kapasitas yang sama R-22 dibandingkan R-12 memerlukan pergerakan torak (piston displacement) yang lebih kecil, maka bentuk kompresor juga kecil sehingga dapat ditempatkan dalam ruang yang terbatas. Ini adalah keuntungan dari R-22, maka sangat sesuai untuk dipakai pada packaged room air conditioner. Gambar 2.2 Refrigeran R22 Keuntungan R-22 terhadap R-12 : a. Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya 60% lebih besar
  • 15. 10 b. Untuk kapasitas yang sama, untuk kompresor lebih kecil. Pipa-pipa yang dipakai juga lebih kecil ukurannya. c. Pada suhu di evaporator antara -30 ºC s/d -40 ºC, tekanan R-22 lebih dari 1 atmosfir, sedangkan tekanan R-12 kurang dari 1 atmosfir. R-22 tidak korosif terhadap banyak logam yang dipakai pada sistem refrgerasi dan air conditioning seperti : besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja tak berkarat, las perak, timah solder, babit dan lain-lain. Minyak pelumas dengan R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur dengan baik, tetapi pada bagian tekanan rendah, terutama di evaporator minyak lalu memisah. Suhu dimana minyak pelumas memisah tergantung dari macam minyak pelumas yang dipakai dan jumlah minyak pelumas yang bercampur dengan R-22. minyak pelumas mulai memisah pada suhu 16 F (-8,9 ºC). Pada pemakaian suhu rendah, harus ditambahkan pemisah minyak (oil separator) untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Pada evaporator yang direncanakan dengan baik, tidak akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan minyak pelumas dari evaporator ke kompresor. R-22 mempunyai kemampuan menyerap air tiga kali lebih besar daripada R-12. Jarang sekali terjadi pembekuan air di evaporator pada sistem yang memakai R-22. sebetulnya ini bukan merupakan keuntungan, karena di dalam sistem harus bersih dari uap air dan air. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, air sabun dan lain-lain. Meski refrigeran ini termasuk juga refrigeran jenis HCFCs lainnya, dijadwalkan untuk dihapuskan pada tahun 2030 (untuk negara maju), namun beberapa negara Eropa telah mencanangkan jadwal yang lebih progresif, misalnya Swedia telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs lainnya pada mesin refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan Jerman mengijinkan penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31 Desember 1999 (Indrayono, 2006).
  • 16. 11 2.3.2. Refrigeran R290 Refrigeran R290 (propana) adalah bahan pendingin alami jenis hidrokarbon yang ramah lingkungan yang merupakan alternatif pengganti refrigeran buatan dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan pendingin Freon yang digantikannya. Kelebihan propana jika dibandingkan dengan bahan pendingin sintetik, antara lain (Pertamina, 2014) : 1. Menghemat pemakaian listrik/bahan bakar hingga 30%. 2. Tidak perlu penggantian/penambahan komponen pada Mesin AC atau mesin pendingin lain. 3. Memberikan efek pendinginan lebih baik. 4. Meringankan kerja kompresor, sehingga umur pemakaian kompresor AC atau mesin pendingin menjadi lebih panjang. 5. Tidak memerlukan penggantian/penambahan komponen. 6. Tidak merusak AC atau Mesin pendingin 7. Ramah lingkungan, karena tidak merusak lapisan Ozon dan tidak menimbulkan Effek Rumah Kaca/Pemanasan Global. Kelebihan-kelebihan dari refrigeran propana tersebut disebabkan oleh sifat Fisika dan Thermodinamikanya yang lebih baik jika dibandingkan dengan Freon. Namun secara umum dapat dikemukakan, bahwa recovery/Konversi Freon dengan R290 dapat menurunkan pemakaian tenaga listrik yang cukup signifikan, sehingga dapat memberikan keuntungan finansial yang tidak sedikit bagi pemilik Mesin AC, berupa : 1. Penurunan biaya listrik, sehingga biaya konversi yang dikeluarkan akan kembali dalam waktu yang relative singkat dari dana penghematan Biaya Listrik yang diperoleh setiap bulan, sehingga Perusahaan praktis tidak mengeluarkan anggaran biaya tambahan ( Return of Investment berkisar antara 2 bulan s/d 8 bulan, tergantung dari durasi pemakaian setiap unit AC-nya ). 2. Mengurangi Maintenance Cost 3. Memperpanjang Replacement Cost, dll.
  • 17. 12 Gambar 2.3 Refrigeran MC22 (R290) Adapun sifat refrigeran yang baik adalah : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi, untuk menghindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi. 2. Tekanan pengembunan yang rendah sehingga perbandingan kompresinya rendah dan penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. 3. Kalor laten penguapan harus tinggi agar panas yang diserap oleh evaporator lebih besar jumlahnya, sehingga untuk kapasitas yang sama, jumlah refrigeran yang dibutuhkan semakin sedikit. 4. Koefisien prestasi harus tinggi, ini merupakan parameter yang penting untuk menentukan biaya operasi. 5. Konduktifitas thermal yang tinggi untuk menentukan karakteristik perpindahan panas. 6. Viskositas yang rendah dalam fasa cair atau gas. Dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa kerugian tekanannya akan berkurang. 7. Konstata dielektrik yang kecil, tahanan listrik yang besar serta tidak menyebabkan korosi pada material isolasi listrik. 8. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang digunakan sehingga tidak menyebabkan korosi. 9. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau. 10. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan meledak. 11. Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak dan mempengaruhinya. 12. Harganya murah dan mudah dideteksi jika terjadi kebocoran.
  • 18. 13 2.3.3.Refrigeran R407C R407C merupakan campuran refrigeran HFC dirancang untuk menggantikan R22 dalam aplikasi mesin pendingin. Banyak manufaktur peralatan yang dirancang menggunakan refrigeran ini. R407C komposisi terdiri dari: HFC- 32 (23%), HFC-125 (25%), HFC-134a (52%). Campuran ini adalah gas yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun. R407C memiliki 0 ODP dan 1526 GWP. Untuk pelumas, refrigeran R407C menggunakan pelumas mineral jenis ester. Untuk proses retrofit dari R22 ke R407C diperlukan pergantian pelumas karena berbedanya sifat kedua jenis refrigeran ini. Pada gambar 2.4 dapat dilihat tabung refrigeran R407C. (ASHRAE, 2006) Gambar 2.4. Refrigeran R407C 2.4. Retrofitting Atau Penggantian Refrigeran dari Refrigeran R22 ke Refrigeran R290 (MC22). Petunjuk Pemakaian 1. Zat pendingin Hidrokarbon Musicool MC-22 dapat digunakan untuk berbagai peralatan pendingin yang sebelumnya menggunakan HCFC R-22 2. Musicool MC-22 memiliki kesesuaian dengan oli yang ada dalam kompresor. 3. Sebaiknya tabung Musicool digoyang-goyangkan sebelum digunakan untuk mendapatkan campuran yang baik.
  • 19. 14 4. Pengisian ke dalam peralatan pendingin hanya diperlukan maksimum 30% dari berat pengisian oleh HCFC R-22. Pengisian yang berlebih akan mengakibatkan pendiginan tidak optimal Petunjuk Penyimpanan 1. Zat pendingin Hidrokarbon Musicool memiliki sifat tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak beracun. 2. Simpan di tempat berventilasi dan temperatur ruang tidak melebihi 40o C. 3. Tempat penyimpanan Musicool harus kering dan bersih. 4. Hindarkan dari sumber dan percikan api 5. Tidak dibenarkan memindahkan sebagian isi Musicool ke tabung lain untuk menghindari kontaminasi. 6. Pengisian ulang harus dilakukan oleh produsen agen Musicool. Proses Vakum 1. Pasang manifold gauge/ Analyzer pada peralatan pendingin dengan ketentuan sebagai berikut:  Selang warna biru dihubungkan pada niple disisi hisap (Low pressure)  Selang warna merah dihubungkan ke niple sisi tekan (High pressure) bila ada, bila ditutup  Slang warna kuning dihubungkan ke pompa vakum 2. Putar kran warna merah dan biru ke arah terbuka sampai maksimum (kran di high dan low pressure). 3. Jalankan pompa vakum selama minimum 20 menit 4. Perhatikan bilamana sistem setelah divakum perlu ditambahkan oli melalui sisi hisap. Disarankan oli yang dipakai memiliki viscositas 4 GS atau 5 GS 5. Setelah sistem divakum putar kran merah dan biru ke arah tertutup. Petunjuk Pengisian Regrigeran Musicool 1. Ambil tabung Musicool MC-22 dan hubungkan slang warna kuning ke tabung Musicool tersebut.
  • 20. 15 2. Buka (putar) kran di tabung Musicool 1/3 bagian saja (hati-hati jangan melebihi 1/3 bagian). 3. Lakukan flushing (pembilasan), dengan cara membuka salah satu ujung slang warna kuning yang berhubungan dengan manifold gauge, agar udara di dalam slang warna kuning keluar, setelah itu kencangkan kembali. 4. Buka (putar) 1/3 bagian kran low pressure agar Musicool bisa masuk ke dalam sistem pendingin. Karena Musicool masuk ke dalam sistem dalam wujud cair maka pengisian harus dilakukan perlahan-Iahan. 5. Jalankan AC sampai tekanan di dalam sistem stabil. Sistem AC yang bekerja dengan baik akan menunjukkan tekanan suction 60-80 Psig untuk AC Split dan AC Window. 6. Dianjurkan pengisian menggunakan timbangan dan jumlah pengisian maksimum 30% dari berat freon. 7. Bila low pressure di dalam sistem sudah normal, kran warna biru dan merah ditutup dan slangnya dapat dilepas. Cek temperatur udara keluar grill. 8. Jangan lupa stiker Musicool ditempel pada alat mesin pendingin yang telah diisi refrigeran Musicool. 9. Dilarang merokok, hindarkan dari percikan api pada saat pengisian Musicool dan bekerjalah dengan baik dan benar. Petunjuk Perbaikan & Penggantian Komponen Peralatan Pendingin yang Menggunakan Musicool. Apabila sistem tidak dingin atau tidak berfungsi dengan baik sehingga diputuskan untuk mengganti katup ekspansi, filter drier, kapiler atau komponen lainnya, maka ikuti petunjuk berikut ini: 1. Bila sistem masih bertekanan, pasang manifold gauge dan buanglah Musicool ke tempat yang berventilasi melalui suction port atau discharge port secara perlahan-Iahan atau arahkan slang pembuangan pada tempat yang kosong berisi air, supaya tidak terjadi pengkabutan.
  • 21. 16 2. Pastikan sistem pemipaan kosong dari Musicool bila memungkinkan lakukan pemvakuman sistem sebelum melakukan perbaikan atau penggantian komponen. 3. Bila akan memperbaiki atau membersihkan evaporator/ blower, kapiler atau mengganti katup ekspansi maka pastikan terdapat sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan. 4. Apabila akan melakukan penyambungan pipa dengan pengelasan pastikan item 1 dan item 2 sudah dilakukan dengan baik. 5. Tidak dibenarkan menampung refrigeran Musicool di dalam tabung lain atau kondensor pada saat melakukan pengelasan lakukan pengelasan di luar instalasi. 6. Tidak dibenarkan membuka evaporator atau blower, katup ekspansi, kapiler atau sambungan pipa di dalam ruang pada saat sistem masih bertekanan, hal ini untuk menghindari peningkatan konsentrasi pada suatu tempat. 7. Dilarang merokok, hindarkan percikan api pada saat melakukan perbaikan dan bekerjalah dengan baik dan benar. (Pertamina, 2014) 2.5. Parameter – Parameter Prestasi Mesin Refrigerasi Kompresi Uap Untuk menyatakan unjuk kerja dari suatu siklus kompresi uap, yang ditinjau adalah dampak refrigerasi, laju pelepasan kalor, kerja kompresi, Coefficient of Performance (COP) dan Performance Factor (PF) (Moran & Shapiro, 2006), yang dapat dijelaskan dengan gambar 2.4 :
  • 22. 17 Gambar 2.5. Aliran Refrigran pada P-H diagram (Moran, 2006) 2.5.1. Dampak Refrigerasi (ER) Dampak Refrigerasi (ER) adalah besarnya panas yang dapat diserap oleh refrigeran persatuan massa. Besarnya dihitung dengan selisih entalpi refrigeran masuk dan keluar Evaporator (Jones & Stoecker.1989). atau Dampak refrigerasi merupakan jumlah kalor yang diserap oleh refrigeran di dalam evaporator untuk setiap satu satuan massa refrigeran (Moran dan Shapiro, 2006). ER = h1 – h4 (kJ/kg) (2.1) 2.5.2. Kerja Kompresi (Wk) Kerja Kompresi (Wk) yang dibutuhkan pada proses kompresi uap refrigeran di dalam kompresor besarnya sama dengan selisih Enthalpi pada proses 1 ke 2. Hubungan ini diturunkan dari “Steady flow energy equation” dengan mengabaikan adanya perubahan energi kinetik dan energi potensial. Jadi: h1 + q = h2 + Wk Oleh karena proses 1 ke 2 berlangsung secara adiabatic reversible (q = 0), maka Wk = h1 – h2 (kJ/kg) (2.2) Selisih enthalpi ini mempunyai harga negatif berarti bahwa kerja diberikan ke sistim dari luar.
  • 23. 18 2.5.3. Panas yang dilepaskan di Kondensor (qk) Dari kesetimbangan energi, kalor yang dilepaskan di kondensor haruslah sama dengan jumlah efek refrigerasi dan kalor yang ekivalen dengan kerja yang diberikan kepada refrigeran selama langkah kompresi di kompresor (Wk). Panas yang harus dibuang dari kompresor dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Termodinamika 1. Laju Pendinginan di kondensor dihitung dengan menggunakan hukum pertama dan mengetahui kondisi refrigeran R134a cairan jenuh pada tekanan kondisi 3 (P3), maka nilai entalpi (h3) temperatur (T3) dapat ditentukan menggunakan tabel sifat refrigeran jenuh (Uap - Cair) tabel tekanan (Moran dan Shapiro, 2006). qk = h2 – h3 (kJ/kg) (2.3) dimana: h2 = Enthalpy uap refrigeran pada masukan kondensor h3 = Enthalpy cairan refrigeran pada keluaran kondensor 2.5.4. Kinerja Mesin / Coefficient Of Performance (COP) Coefficient of Performance (COP) adalah suatu koefisien yang besarnya sama dengan efek refrigerasi (ER) dibagi dengan kerja kompresi (Wk) COP = (ER) (Wk) = h1−h4 h2 − h1 (2.4) Koefisien prestasi ini identik dengan efisiensi pada motor bakar. Makin tinggi harga COP nya, maka akan semakin baik sistem refrigerasi tersebut. Harga COP ini biasanya lebih besar dari pada satu (1). 2.5.5. Faktor Prestasi / Perfomance Factor (PF) Kerja bermanfaat pada mesin ini yaitu pada proses pelepasan panas di kondensor dan dinyatakan dengan Performance Factor (PF). Indeks prestasi ini didefinisikan sebagai kerja bemanfaat yang diinginkan dibagi dengan masukan kerja (Moran dan Shapiro, 2006). PF = Kerja bermanfaat Kerja Input = Qout Wk = h2−h3 h2−h1 (2.5)
  • 24. 19 Atau PF = Qk Wk Panas bermanfaat (Qk) pada siklus mesin ini yaitu proses pelepasan panas dari refrigeran ke lingkungan dikondensor. Masukan kerja (Wk) yaitu proses kompresi di kompresor yang menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dan tekanan refrigeran (Jones & Stoecker, 1989).
  • 25. 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode Penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Metode Litelatur yaitu dengan mempelajari literatur dari jurnal Ilmiah baik nasional maupun internasional sebagai bahan informasi untuk menyelesaikan penelitian. 2. Metode Observasi Langsung yaitu dengan cara meneliti langsung alat yang digunakan untuk mendapatkan data data yang diperlukan. 3.2. Bahan Penelitian Bahan Untuk Penelitian ini menggunakan : Refrigeran R22 (HCFC), R290 (propana/MC22) dan R407C (HFC/blend) sebagai Fluida Kerja Sistem. 3.3. Alat Penelitian Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah Mesin Trainer AC Split kapasitas 2 HP. Gambar 3.1. Instalasi Pengujian Mesin Pendingin
  • 26. 21 Gambar 3.1 menunjukan tata letak sistem pemipaan dan pengoperasian sudut sudut kabin untuk meresirkulasi udara serta sistem sensor untuk membantu pengambilan data, sudut kabin resirkulasi udara dapat diatur sesuai dengan setting yang diinginkan. 3.3.1. Prosedur Pengujian Prosedur pengujian terdiri dari langkah persiapan dan langkah pengujian/pengambilan data. Langkah persiapan meliputi perakitan/setting instalasi uji, pemvakuman, pengisian refrigeran dan tes kebocoran. Langkah pengujian/pengambilan data dilakukan setelah sistem beroperasi sekitar 30 menit (sampai sistem bekerja normal/steady). Pengambilan data dilakukan dengan parameter perubah yaitu mengganti refrigeran. Kemudian setiap penggantian refrigeran dilakukan pengukuran data tekanan dan temperatur masuk/keluar refrigeran setiap komponen sistem kompresor, kondensor, dan evaporator. Semua pengukuran dilakukan pada waktu yang bersamaan. Semua data dicatat pada lembaran data. Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 (lima) kali dengan interval waktu 50 menit untuk satu pengujian refrigeran. 3.4. Jadwal Penelitian: Rencana penyelesaian penelitian ini meliputi : 1 Juli s.d. 30 Juli. 2014 - Usul Judul dan persetujuan judul - Pembuatan dan persetujuan Proposal - Pengumpulan referensi 1 Agustus 2013 – 7 September 2014 - Pengumpulan data penelitian - Pemilihan data yang dapat digunakan 8 September 2013 – 21 Oktober 2014 - Pengolahan data
  • 27. 22 - Penyelesaian Hasil Penelitian dan Pembahasan - Asistensi Hasil 22 Oktober – 30 Oktober Seminar hasil penelitian 1 Nopember s.d. 30 Nopember 2014 - Perbaikan Hasil Penelitian dan Pembahasan - Penyelesaian Kesimpulan - Persetujuan seluruh hasil penelitian - Pengumpulan Laporan Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian NO Uraian Kegiantan Tahun 2014 Juli Agustus September Oktober Nopember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pembuatan Proposal 2 Pengumpulan Kebutuhan Data 3 Analisis Data 4 Seminar Penelitian 5 Penulisan laporan
  • 28. 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R22 Data yang telah diambil digunakan untuk menganalisa performansi dari refrigeran R22 pada AC split kapasitas 2 HP. Berikut data yang telah di peroleh dalam bentuk tabel 4.1: Tabel 4.1 data pengukuran R22 Parameter Menit ke : Satuan 10 20 30 40 50 T1 19,4 18,5 19,4 19,0 17,2 °C T2 85,0 85,0 85,0 85,0 85,0 °C T3 33,1 33,3 34,4 34,5 33,0 °C T4 11,4 11,5 11,6 11,6 10,6 °C P1 5.6 5.5 5.7 5.7 5.6 Bar (absolut) P2 17.8 18.2 17.8 18.1 17.8 Bar (absolut) P3 17.7 17.8 17.8 17.8 17.7 Bar (absolut) P4 7.0 7.0 7.1 7.1 7.1 Bar (absolut) I 7,5 7,6 7,5 7,7 7,7 Ampere Keterangan :  T1 : Tempratur setelah evaporator  T2 :Tempratur setelah kompresor
  • 29. 24  T3 :Tempratur setelah kondensor  T4 :Tempratur setelah ekspansi  P1 :Tekanan sebelum kompresor  P2 :Tekanan sebelum kondensor  P3 :Tekanan sebelum ekspansi  P4 :Tekanan sebelum evaporator Berdasarkan tabel data pengukuran R22 pada tabel 4.1, Dengan menggunakan tabel Apendix A-8 dan A-9 (Moran & Shapiro, 2006) didapat entalpi, fasa dan volume jenis Refrigeran R22 maka akan didapat: a. Kapasitas Pendinginan/Efek Refrigerasi (Qin/ER) b. Kerja Kompresi (Wk) c. Coeficient Of Performance (COP) Asumsi :  Temperatur lingkungan adalah T0 = 30o C  Energi kinetik dan potensial yang terjadi diabaikan.  Tidak terjadi perubahan tekanan pada evaporator dan kondensor. a. Pengujian pada menit ke-10 refrigeran R22 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-10 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 19,4 o C, P1= 56 bar A=7,5 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2= 17,8 bar Pada T3 = 33,1oC , P3=17,7 Bar Pada T4 = 11,4oC, P4=7,0 Bar
  • 30. 25 h1= 260 kj/kg h2= 300 kj/kg h3=h4= 83 kj/kg Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg 𝑊𝑘 = 40 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.5A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 7,5 A x 220 V = 1650 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = Wk (ℎ2 − ℎ1) = 1,65 𝑘J/s 40 kJ/kg = 0,04125 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,04125 kg/s (260 kJ/kg– 83 kJ/kg) = 7,3012 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 7301 .2Watt 1650 Watt = 4,41
  • 31. 26 b. Pengujian pada menit ke-20 refrigeran R22 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-20 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 18,5 o C, P1= 5,5bar A=7,6 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2= 18,2 bar Pada T3 = 33,3oC , P3=17,8Bar Pada T4 = 11,5oC, P4=7,0 Bar h1= 259 kj/kg h2= 299 kj/kg h3=h4= 82 kj/kg Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 299 kJ/kg − 259 kJ/kg 𝑊𝑘 = 40 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.6A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 7,5 A x 220 V = 1672 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = W 𝑘 (ℎ2 − ℎ1) = 1,672 kJ/s 40 kJ/kg = 0,0418kg/s
  • 32. 27 Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,0418 kg/s (259 kJ/kg– 82 kJ/kg) = 7,3928 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 7398,6 Watt 1672Watt = 4,42 c. Pengujian pada menit ke-30 refrigeran R22 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-30 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 19,4 o C, P1= 5,7bar A=7,5 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2= 17,8 bar Pada T3 = 34,4oC , P3=17,8Bar Pada T4 = 11,6oC, P4=7,1 Bar h1= 260 kj/kg h2= 300 kj/kg h3=h4= 84 kj/kg Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg 𝑊𝑘 = 40 kJ/kg
  • 33. 28 Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.5A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 7,5 A x 220 V = 1650 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = W 𝑘 (ℎ2 − ℎ1) = 1,650 kJ/s 40 kJ/kg = 0,04125 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0.04125 kg/s (260 kJ/kg– 84 kJ/kg) = 7,26 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 7260Watt 1650Watt = 4,4 d. Pengujian pada menit ke-40 refrigeran R22 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-40 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 19,0 o C, P1= 5,7bar A=7,7 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2= 18,1 bar Pada T3 = 34,5oC , P3=17,8Bar
  • 34. 29 Pada T4 = 11,6oC, P4=7,1 Bar h1= 260 kj/kg h2= 300 kj/kg h3=h4= 83 kj/kg Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg 𝑊𝑘 = 40 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.7A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 7,7 A x 220 V = 1694 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = Wk (ℎ2 − ℎ1) = 1,694 kJ/s 40 kJ/kg = 0,04235 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,04235 kg/s (260 kJ/kg– 83 kJ/kg) = 7,4959 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 7495,9Watt 1694Watt = 4,41
  • 35. 30 e. Pengujian pada menit ke-50 refrigeran R22 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara pada menit ke-50 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 17,2o C, P1= 5,6bar A=7,7 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2= 17,8 bar Pada T3 = 33,0oC , P3=17,7Bar Pada T4 = 10,6oC, P4=7,1 Bar h1= 260 kj/kg h2= 300 kj/kg h3=h4= 84 kj/kg Kerja Kompresor(Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 300 kJ/kg − 260 kJ/kg 𝑊𝑘 = 40 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7.7A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 7,5 A x 220 V = 1694 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = W 𝑘 (ℎ2 − ℎ1) = 1,694 kJ/s 40 kJ/kg = 0,04235 kg/s
  • 36. 31 Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,04235 kg/s (260 kJ/kg– 84 kJ/kg) = 7,4536 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 7453,6Watt 1694Watt = 4,4 4.2. Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R290 (propana) Data yang telah di peroleh pada refrigeran R290 pada tabel berikut ini: Tabel 4.2. Data Pengukuan R290. Parameter Menit ke : Satuan 10 20 30 40 50 T1 29.8 29.4 29.4 29.2 29.2 °C T2 84.0 84.0 84.0 83.2 83.0 °C T3 36.4 36.2 36.6 35.9 35.3 °C T4 8.9 8.8 8.9 9.0 8.8 °C P1 4.6 4.4 4.6 4.6 4.6 Bar (absolut) P2 14.8 14.8 14.8 14.8 14.8 Bar (absolut) P3 14.8 14.8 14.8 14.4 14.4 Bar (absolut) P4 5.37 5.30 5.30 5.30 5.30 Bar (absolut) I 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 Ampere
  • 37. 32 Berdasarkan tabel data pengukuran R290 pada tabel 4.2, Dengan menggunakan tabel Apendix A-17 dan A-18 (Moran & Shapiro, 2006) didapat entalpi, fasa dan volume jenis Refrigeran R290 kemudian akan didapat: a. Kapasitas Pendinginan/Efek Refrigerasi (Qin/ER) b. Kerja Kompresi (Wk) c. Coeficient Of Performance (COP) Asumsi :  Temperatur lingkungan adalah T0 = 30o C  Energi kinetik dan potensial yang terjadi diabaikan.  Tidak terjadi perubahan tekanan pada evaporator dan kondensor. a. Pengujian pada menit ke-10 refrigeran R290 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-10 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 29,8 o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp Pada T2 = 84,0o C, P2= 14,8 bar Pada T3 = 36,4oC , P3=14,8Bar Pada T4 = 8,9oC, P4=5,37 Bar h1= 510 kj/kg h2= 600 kj/kg h3=h4= 199 kj/kg
  • 38. 33 Kerja Kompresi (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 510 kJ/kg 𝑊𝑘 = 90 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 6,3 A x 220 V = 1386 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = W 𝑘 (ℎ2 − ℎ1) = 1,386 kJ/s 90 kJ/kg = 0,0154 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,0154 kg/s (510 kJ/kg– 199 kJ/kg) = 4,7894 kw Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 4789,4 Watt 1386 Watt = 3,4 b. Pengujian pada menit ke-20 refrigeran R290 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-20 , didapatkan data-data sebagai berikut :
  • 39. 34 Pada T1 = 29,4 o C, P1= 4,4bar A=6,3 Amp Pada T2 = 84,0o C, P2= 14,8 bar Pada T3 = 36,2oC , P3=14,8Bar Pada T4 = 8,8oC, P4=5,30 Bar h1= 510 kj/kg h3=h4= 190 kj/kg h2= 600 kj/kg Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 600kJ/kg − 510kJ/kg 𝑊𝑘 = 90kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 6,3 A x 220 V = 1386 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = W 𝑘 (ℎ2 − ℎ1) = 1,386 kJ/s 90 kJ/kg = 0,0154 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,0154 kg/s (510 kJ/kg– 190 kJ/kg) = 4,928 kw Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 4928 Watt 1386 Watt = 3,5
  • 40. 35 c. Pengujian pada menit ke-30 refrigeran R290 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-30 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 29,4 o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp Pada T2 = 84,0o C, P2= 14,8 bar Pada T3 = 36,6oC , P3=14,8Bar Pada T4 = 8,9oC, P4=5,30 Bar h1= 510 kj/kg h2= 600 kj/kg h3=h4= 185 kj/kg Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 510 kJ/kg 𝑊𝑘 = 90 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 6,3 A x 220 V = 1386 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = Wk (ℎ2 − ℎ1) = 1,386 kJ/s 90 kJ/kg = 0,0154 kg/s
  • 41. 36 Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,0154 kg/s (510 kJ/kg– 185 kJ/kg) = 5,005 kw Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 5005 Watt 1386 Watt = 3,6 d. Pengujian pada menit ke-40 refrigeran R290 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-40 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 29,2o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp Pada T2 = 83,2o C, P2= 14,8 bar Pada T3 = 35,9oC , P3=14,4Bar Pada T4 = 9,0oC, P4=5,30 Bar h1= 519 kj/kg h2= 600 kj/kg h3=h4= 199 kj/kg Kerja Kompresor(Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 519 kJ/kg 𝑊𝑘 = 81 kJ/kg
  • 42. 37 Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 6,3 A x 220 V = 1386 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = Wk (ℎ2 − ℎ1) = 1,386 kJ/s 81 kJ/kg = 0,01711 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,01711 kg/s (519 kJ/kg– 184 kJ/kg) = 5,7318 kw Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 5731 ,8 Watt 1386 Watt = 4,1 e. Pengujian pada menit ke-50 refrigeran R290 Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R290 pada menit ke-50 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 29,2 o C, P1= 4,6bar A=6,3 Amp Pada T2 = 83,0o C, P2= 14,8 bar Pada T3 = 35,3oC , P3=14,8Bar
  • 43. 38 Pada T4 = 8,8oC, P4=5,30 Bar h1= 519 kj/kg h2= 600 kj/kg h3=h4= 190 kj/kg Kerja Kompresi (Wk) 𝑊𝑘 = ℎ2 − ℎ1 𝑊𝑘 = 600 kJ/kg − 519 kJ/kg 𝑊𝑘 = 81 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 6,3A dengan voltase 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 6,3 A x 220 V = 1386 Watt Wk = ṁ (h2 – h1) 𝑚̇ = Wk (ℎ2 − ℎ1) = 1,386 kJ/s 81 kJ/kg = 0,01711 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = ṁ (h1 − h4) = 0,01711 kg/s (519 kJ/kg– 190 kJ/kg) = 5,6291 kw Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 5629,1 Watt 1386 Watt = 4,0
  • 44. 39 4.3. Data hasil Pengujian Menggunakan Refrigeran R407C Dari pengukuran mengunakan refrigeran R407C maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.3. Data pengukuran dengan refrigeran R407C No Parameter Pengukuran pada menit ke- Satuan10 20 30 40 50 1 T1 20,6 20,6 20,5 19,8 19,4 ° C 2 T2 85,0 85,0 85,0 85,0 85,0 ° C 3 T3 33,1 32,1 32,7 32,0 32,1 ° C 4 T4 3,4 2,6 2,7 2,5 2,5 ° C 5 P1 4,9 4,7 4,7 4,7 4,7 bar(abs) 6 P2 18,3 18,3 18,3 18,3 19,2 bar(abs) 7 P3 18,5 18,3 18,3 18,3 19,2 bar(abs) 8 P4 5,7 5,7 5,8 5,8 5,8 bar(abs) 9 I 8,1 7,9 7,8 7,9 8,0 Ampere Keterangan:  T1 : Temperatur Keluaran Evaporator  T2 : Temperatur Keluaran Kompresor  T3 : Temperatur Keluaran Kondensor  T4 : Temperatur Keluaran Kapiler ( Ekspansi )  P1 : Tekanan Keluaran Evaporator  P2 : Tekanan Keluaran Kompresor
  • 45. 40  P3 : Tekanan Keluaran Kondensor  P4 : Tekanan Keluaran Kapiler (Ekspansi) Berdasarkan tabel data pengukuran R407C pada tabel 4.2, Dengan menggunakan software Coolpack (ASHRAE) didapat entalpi, fasa dan volume jenis Refrigeran R407C kemudian akan didapat: a. Kapasitas Pendinginan/Efek Refrigerasi (Qin/ER) b. Kerja Kompresi (Wk) c. Coeficient Of Performance (COP) Asumsi :  Temperatur lingkungan adalah T0 = 30o C  Energi kinetik dan potensial yang terjadi diabaikan.  Tidak terjadi perubahan tekanan pada evaporator dan kondensor a. Pengujian pada menit ke-10 Refrigeran R407C Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-10 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 20,6 o C, P1 =57 Psi = 4,9 bar A = 8,1 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2 = 252 Psi = 18,3 bar Pada T3 = 33,1oC , P3 = 254 Psi = 15,5 bar Pada T4 = 3,4oC, P4 = 69 Psi = 5,7 bar Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = h2 − h1
  • 46. 41 𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 284 kJ/kg 𝑊𝑘 = 44 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,7 A dengan volt 220 V. Wk = I . V = 8,1 A x 220 V = 1782 Watt Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut: Wk = mref (h2 – h1) mref = 𝑊 𝑘 (h2−h1) = 1,782 kJ/s 44 kJ/kg = 0,04 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = mref (h1 − h4) = 0,04 kg/s (284 kJ/kg– 106 kJ/kg) = 7,12 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 7120 Watt 1782 Watt = 3,99 b. Pengujian pada menit ke-20 Refrigeran R407C Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-20 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 20,6 o C, P1 = 55 Psi = 4,7 bar A = 7,9 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2 = 251 Psi = 18,3 bar Pada T3 = 33,1oC , P3 = 251 Psi = 18,3 bar
  • 47. 42 Pada T4 = 2,6oC, P4 = 69 Psi = 5,7 bar Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = h2 − h1 𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 284 kJ/kg 𝑊𝑘 = 44 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,8 A dengan volt 220 V. Wk = I . V = 7,8 A x 220 V = 1716 Watt Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut: Wk = mref (h2 – h1) mref = 𝑊 𝑘 (h2−h1) = 1,716 kJ/s 44 kJ/kg = 0,039 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = mref (h1 − h4) = 0,039 kg/s (284 kJ/kg– 105 kJ/kg) = 6,98 kW Coeficient Of Performance (COP) COP = Qin Wk = 6,981 Watt 1716 Watt = 4,06
  • 48. 43 c. Pengujian pada menit ke-30 Refrigeran R407C Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-30 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 20,5 o C, P1 = 55 Psi = 5,7 bar A = 7,8 Amp Pada T2 = 85o C, P2 = 251 Psi = 17,8 bar Pada T3 = 2,7oC , P3 = 251 Psi = 18,1 bar Pada T4 = 4,7oC, P4 = 69 Psi = 7,0 bar Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = h2 − h1 𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 283 kJ/kg 𝑊𝑘 = 44 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,8 A dengan volt 220 V. Wk = I . V = 7,8 A x 220 V = 1716 Watt Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut: Wk = mref (h2 – h1) mref = 𝑊 𝑘 (h2−h1) = 1,716 kJ/s 44 kJ/kg = 0,039 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = mref (h1 − h4) = 0,039 kg/s (284 kJ/kg– 106 kJ/kg) = 6,946 kW
  • 49. 44 Coeficient Of Performance (COP) Untuk mendapatkan COP dapat di lihat dari rumus[2.4] COP = Qin Wk = 6946 Watt 1716 Watt =4,55 a. Pengujian pada menit ke-40 Refrigeran R407C Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-40 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 19,8 o C, P1 = 55 Psi = 4,7 bar A = 7,9 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2 = 251 Psi = 18,3 bar Pada T3 = 32,50C , P3 = 251 Psi = 18,3bar Pada T4 = 2,5oC, P4 = 70 Psi = 5,8 bar Kerja Kompresor(Wk) 𝑊𝑘 = h2 − h1 𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 283 kJ/kg 𝑊𝑘 = 45 kJ/kg Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 7,9 A dengan volt 220 V. Daya kompresor Wk = I . V = 7,9 A x 220 V = 1738 Watt Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut: Wk = mref (h2 – h1) mref = 𝑊 𝑘 (h2−h1) = 1,738 kJ/s 45 kJ/kg = 0,038 kg/s
  • 50. 45 Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = mref (h1 − h4) = 0,038 kg/s (283 kJ/kg– 104 kJ/kg) = 6,802 kW Coeficient Of Performance (COP) Untuk mencari COP dapat di lihat pada rumus[2.4] COP = Qin Wk = 6802 Watt 1738Watt = 3,913 e. Pengujian pada menit ke-50 Refrigeran R407C Data pengukuran yang didapatkan dari unit AC kapasitas 2 HP di Laboratorium refrigerasi dan tata udara menggunakan R407C pada menit ke-50 , didapatkan data-data sebagai berikut : Pada T1 = 19,4 o C, P1 = 55 Psi = 4,7bar A = 8,0 Amp Pada T2 = 85,0o C, P2 = 265 Psi = 19,2 bar Pada T3 = 32,1oC , P3 = 265 Psi = 19,2 bar Pada T4 = 2,5oC, P4 = 70 Psi = 5,8 bar Kerja Kompresor (Wk) 𝑊𝑘 = h2 − h1 𝑊𝑘 = 328 kJ/kg − 283 kJ/kg 𝑊𝑘 = 45 kJ/kg
  • 51. 46 Diketahui Arus yang bekerja pada kompresor sebesar 8,0 A dengan volt 220 V. Wk = I . V = 8,0 A x 220 V = 1760 Watt Maka laju aliran refrigeran di dapat sebagai berikut: Wk = mref (h2 – h1) mref = 𝑊 𝑘 (h2−h1) = 1,760 kJ/s 45 kJ/kg = 0,039 kg/s Kapasitas Pendinginan (Qin) Qin = mref (h1 − h4) = 0,039 kg/s (283 kJ/kg– 106 kJ/kg) = 6,903 kW 1. Coeficient Of Performance (COP) Untuk mendapatkan COP dapat di lihat pada rumus[2.4] COP = Qin Wk = 6903 Watt 1760 Watt = 3.92
  • 52. 47 4.4. Analisa dan Pembahasan 4.4.1. Perbandingan Kapasitas Pendinginan (Qin) Berikut hasil perbandingan kapasitas pendinginan mesin refrigerasi yang diuji dengan berbagai refrigeran selama 50 menit terhitung mulai menit 10 (Gambar 4.1). Gambar 4.1 Perbandingan Kapasitas Pendinginan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada pengujian awal yang menggunakan Refrigeran R22, terlihat kapasitas pendinginannya lebih tinggi dari menit awal pengambilan data hingga menit akhir. Sedangkan pada penggunaan R407C memiliki nilai kapasitas pendinginan mendekati R22. Sedangkan pada MC22 memiliki nilai kapasitas pendinginan yang lebih rendah dari pada R22 dan R407C. Pada gambar 4.1 Terlihat nilai kapasitas pendinginan pada R22 yaitu rata-rata sebesar 7,38 kW, MC22 5,217 kW dan R407C 6,95 kW. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 20 30 40 50 Qin(kW) Waktu (menit) PerbandinganKapasitas Pendinginan(Qin) R22 MC22 R407C
  • 53. 48 4.4.2. Perbandingan Kerja Kompresor (Wk) Pada pengujian ini dilakukan pengisian refrigeran R22, MC22 dan R407C, temperatur lingkungan berkisar 30oC. Berikut hasil perbandingan Kerja Kompresor mesin refrigerasi yang diuji dengan berbagai refrigeran selama 50 menit terhitung mulai menit ke-10 (Gambar 4.2). Gambar 4.2 Perbandingan Kerja Kompresor Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada pengujian awal yang menggunakan R22, terlihat kerja kompresornya lebih besar dibanding pengujian kedua dan ketiga dari menit awal pengambilan data hingga menit akhir. Sedangkan pada R407C hampir memiliki nilai kerja kompresor yang sama namun lebih rendah dari pada pengujian pertama. Pada gambar 4.2 terlihat nilai kerja kompresor pada pengujian pertama yaitu rata-rata sebesar 1.672 kW, 1.386 kW dan pengujian ketiga 1.743 kW. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 10 20 30 40 50 DayaKOmp(W) Waktu (menit) Daya R22 MC22 R407C
  • 54. 49 4.4.3. Perbandingan Coefisien Of Performance (COP) Pada pengujian ini dilakukan pengisian tiga jenis refrigeran yaitu R22, MC22 dan R407C, temperatur lingkungan berkisar 30oC. Berikut hasil perbandingan Coefisien of Performance mesin refrigerasi yang diuji dengan berbagai refrigeran selama 50 menit terhitung mulai menit 10 (Gambar 4.3). Gambar 4.3 Perbandingan COP Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada pengujian awal yang menggunakan R22r, terlihat nilai kinerja (COP) lebih baik dibanding pengujian kedua dan ketiga dari menit awal pengambilan data hingga menit akhir. Sedangkan pada penggunaan MC22 memiliki nilai COP yang lebih rendah dari pada pengujian dengan R22 namun menjelang akhir pengambilan data, tepatnya pada menit ke 40 dan 50 terdapat kenaikan nilai COP yang medekati COP R22 dan R407C. Pada pengujian dengan refrigeran R407C hampir memiliki nilai COP yang sama tapi lebih rendah dari pada pengujian pertama. Pada gambar 4.3. Terlihat nilai COP pada pengujian pertama (R22) yaitu rata-rata sebesar 4,408, pengujian kedua (MC22) 3,72 dan pengujian ketiga (407C) 4,086. 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 10 20 30 40 50 (COP) Waktu (menit) COP R22 MC22 R407C
  • 55. 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penarikan kesimpulan berdasarkan analisa terhadap hasil pegujian alat. Kesimpulan yang dapat diambil dari dari penelitian ini adalah : 1. Perubahan refrigeran berpengaruh terhadap kapasitas pendinginan, kerja kompresor dan kinerja alat. 2. Refrigeran R22 memiliki COP dan kapasitas pendinginan lebih baik yaitu sebesar 4,408 dan 7,3807 kW dibanding MC22 dan R407C. 3. Pada penelitian ini MC22 memiliki kerja kompresor yang terkecil dibanding 2 refrigeran lainya yaitu sebesar 1,386 kW. Hal ini seakan menutupi kelemahannya yang mudah terbakar. 4. R407C yang digunakan pada pengujian cukup layak untuk menggantikan R22 karena kinerjanya cukup mendekati kinerja R22 dengan kelebihan pada ramah lingkungan dan tidak mudah terbakarnya. 5.2. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian perbandingan refrigeran yang lebih banyak agar didapat hasil yang lebih optimum. 2. Pergantian oli kompresor pada pengujian R407C sebaiknya dilakukan seoptimal mungkin untuk menghindari terjadinya pencampuran antara oli lama dan oli baru yang berdampak pada kinerja alat. 3. Untuk menjaga kondisi kompresor tetap berjalan dengan baik, saat pengisian refrigeran R-22, usahakan agar selang pemasukan lebih panjang, sehingga refrigeran yang masuk dapat dipastikan berupa uap.
  • 56. 51 DAFTAR PUSTAKA 1. Arora, CP. 2009. “Refrigeration and Air Conditioning”, Third Edition. McGraw- Hill, International Edition. 2. ASHRAE. 2006. ASHRAE Fundamentals Handbook (SI). United State of America. 3. Calm, J.M. 2002. Options and Outlook for Chiller Refrigerants. International Journal of Refrigeration 25 (2002) 705–715. 4. Dossat. 1981. Principles of Refrigeration. John Wiley and Sons, Inc. Toppan Company, Ltd. Tokyo Japan. 5. http://gasdom.pertamina.com/produk_dan_services_musicool_22.aspx. 2014. 6. Indartono, Y.S. 2006. Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1). Berit@ Iptek.com. Available from: URL: http://www.beritaiptek.com. 7. Jones dan Stoecker. 1989. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Edisi kedua, Jakarta : Erlangga. 8. Moran & Sapiro. 2006 Fundamentals of Engineering Thermodynamics 5th Edition 9. Rasta, dkk. Evaluasi Pengelolaan Refrigeran CFC, dan HFC dengan Mesin 3R dan Uji Unjuk Kerja Mesin Pendingin Studi Kasus Pada Bengkel Ac Mobildi Denpasar – Bali. Magister Teknik Lingkungan UNUD. Jurnal. Oktober 2010. 10. Rowland, F.S., Molina, M.J. 1974. Stratospheric Sink for Chloroflouromethanes: Chlorine Atom-Catalysed Destruction Ozone. Jounal Nature, 249, pp.810-2. 11. UNDP-KLH. 2008. Kumpulan Peraturan Pemerintah Tentang Program Perlindungan Lapisan Ozon. Unit Ozon Nasional. Asdep Urusan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta, Februari 2008. 12. UNEP. 2000. Study on the Potential for Hydrocarbon Replacements in Existing Domestic and Small Commercial Refrigeration Appliances.
  • 57. 52 LAMPIRAN Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian No. Uraian Total Biaya 1. Honorarium Rp. 1.590.000,- 2. Peralatan dan Bahan Penerapan Iptek Rp. 2.120.000,- 3. Belanja Barang Non-Peralatan Rp. 795.000,- 4. Perjalanan dan Lain-lain Rp. 795.000,- Jumlah Keseluruhan Rp. 5.300.000,-
  • 58. 53 Lampiran 2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian ini ditunjang oleh 3 laboratorium yang ada di Politeknik Sekayu adalah: 1. Laboratorium Dasar Refrigerasi 2. Laboratorium Bengkel Mekanik 3. Laboratorium Kontrol RHVAC
  • 59. 54 Lampiran 3. Foto Pengambilan Data Peralatan Kerja
  • 60. 55 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas 1. Nama Lengkap : Mahendra 2. Tempat, tanggal Lahir : Indralaya, 05 Januari 1986 3. Jenis Kelamin : Laki – laki 4. Agama : Islam 5. Status Pernikahan : Menikah 6. Alamat Rumah a. Jalan : Merdeka Sekayu b. Kelurahan : Balai Agung c. Kecamatan : Sekayu d. Kabupaten/Kota : Musi Banyuasin e. Provinsi : Sumatera Selatan f. Telepon : 081273414515 g. email : mahendslaya@gmail.com II. Pendidikan Reguler 1. SD : SDN 1 Indralaya 2. SLTP : MTS Ponpes Raudhatul Ulum Sakatiga 3. SLTA : SMAN 1 Indralaya 4. Pendidikan S1 a. Nama Universitas : Universitas Bengkulu b. Bidang Ilmu/Jurusan : Teknik / Teknik Mesin c. Tahun Masuk : 2003 5. Pendidikan S2 a. Nama Universitas : Universitas Diponegoro b. Bidang Ilmu/Jurusan : Teknik / Teknik Mesin c. Tahun Masuk : 2011
  • 61. 56 III. Pendidikan Non-Reguler NAMA PELATIHAN TEMPAT TAHUN Metodologi Pengajaran Politeknik Sriwijaya 2009 Dasar Sistem Refrigerasi Palembang 2009 Elektronika Dasar Lucas-Nule 2010 Programmable Logic Control Lucas-Nule 2010 TOEFL and English Conversation Kampung Inggris Pare Kediri - Surabaya 2011 IV. Pekerjaan 1. Pekerjaan : Tenaga Pengajar / Dosen 2. Mata Kuliah yang di ampuh : - Dasar-dasar Pemrograman - Laboratorium Dasar-dasar Pemrograman - Laboratorium Perencanaan Sistem Refrigerasi - Teknik dan Manajemen Perawatan - Refrigerasi Terapan - Sistem Kontrol RHVAC - Laboratorium Instrumentasi dan Kontrol 3. Menjabat Struktural Sebagai : Kepala Laboratorium PS Teknik Pendingin dan Tata Udara 4. Jabatan Fungsional : Dosen Tetap Yayasan Politeknik Sekayu 5. Alamat Kantor : Jl. Kol. Wahid udin Lk.I Kel Kayuara, Sekayu.30711 6. Telp/Fax : 0714 321099 7. Web : www.polsky.ac.id 8. Mail :polsky@polsky.ac.id
  • 62. 57 V. Pengalaman Publikasi Ilmiah: - Developing ofA Prototype Portable Machine Recovery For Refrigerant R22 (Thermofluid V – UGM 2013). - Analysis Effect of Speed Variation in Evaporator Air Flow Against the Performance Vapor Compression Machine with R134a Refrigerantm (Thermofluid VI – UGM 2014). VI. Pengalaman Pengabdian Kepada masyarakat: - Dasar refrigerasi dan tata udara di SMKN 2 Sekayu - 2010 - Sistem Kelistrikan pada system refrigerasi dan tata udara di SMKN 2 Sekayu-2013 Sekayu, November 2014 Penulis, Mahendra, S.T., M.T.