Kimia SMA Kelas XI Bab Minyak Bumi, membahas tentang proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. Selain itu, menjelaskan tentang bensin, serta dampak penggunaanya terhadap lingkungan.
1. MINYAK BUMI
KELOMPOK 1 :
1. AFTHONAH (01)
2. ALIFIAN PRIYAMBODO (02)
3. MARDELIA NUR FATANA (20)
4. RATIH FITRIA DEWI (24)
5. TRISNA ITMAMUL WAFA (32)
2. GAS ALAM
A. Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam
1. Terbentuk dari jasad renik yang telah mati.
2. Terbawa air sungai bersama lumpur, dan mengendap di dasar
laut.
3. Pengaruh waktu yang lama, temperature tinggi, tekanan
lapisan di atasnya, mengubah jasad renik menjadi bintik dan
gelembung minyak atau gas.
4. Lumpur yang bercampur dengan jasad renik berubah menjadi
batuan sedimen berpori.
3. 5. Bintik minyak dan gas bergerak ke tempat bertekanan rendah
dan terakumulasi pada daerah batuan kedap.
6. Pada daerah batuan kedap tersebut, gas alam, minyak bumi, dan
air terakumulasi sebagai deposit minyak bumi.
7. Rongga bagian atas merupakan gas alam. Cairan minyak
mengambang di atas deposit air.
4.
5. BENSIN
Bensin merupakan fraksi minyak bumi dengan trayek titik didihnya
antara 700 – 1400 C.
Diperoleh dari distilasi minyak bumi yang mengandung alkana rantai
lurus.
Banyak digunakan sebagai penggerak mesin.
Bensin di dalam mesin kendaraan bermotor mengalami pembakaran
menghasilkan energy untuk menjalankan mesin kendaraan.
Efisiensi energy hasil pembakaran berhubungan dengan struktur
hidrokarbon.
Dua senyawa sebagai komponen utama bensin : normal heptana dan
isooktana.
6. Bensin kaya akan alkane rantai lurus sangat mudah terbakar,
sehingga menimbulkan ketukan (knocking) dalam motor.
Knocking terjadi karena bensin terbakar sangat cepat, meledak
dalam silinder dan mendorong piston dengan keras. Hal inilah
yang menyebabkan mesin cepat rusak.
Angka oktan digunakan sebagai skala untuk mengukur sifat
knocking.
7. Bilangan oktan merupakan perbandingan antara kecenderungan
memberikan ketukan suatu bensin dengan campuran n-heptane
dan isooktana.
Senyawa n-heptane memberikan ketukan sangat tinggi diberi skala
0.
Senyawa isooktana tidak memberikan ketukan pada pembakaran
diberi skala 100.
Jadi, makin tinggi angka oktan yang dimiliki bensin, makin tinggi
pula mutu bensinnya.
8. Tiga metode pengukuran bilangan oktan :
o Pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya
dinyatakan sebagai bilangan oktan mesin.
o Pengukuran pada kecepatan sedang, hasilnya dinamakan
bilangan oktan penelitian.
o Pengukuran hidrokarbon murni, dinamakan bilangan oktan
road index.
9.
10. Peningkatan mutu bensin dapat dilakukan dengan cara
menambahkan bahan aditif yang dikenal dengan TEL (Tetra Etil
Lead) atau timbal tetra etil.
Rumus kimia TEL adalah Pb(C2H5)4.
Penambahan TEL dapat menaikkan angka oktan menjadi 80-90%.
Contoh : Premium memiliki angka oktan 88. Artinya, mutu premium
sama dengan campuran 88% isooktana dan 12% n-heptane.
Kelemahan TEL adalah bahwa TEL menghasilkan gas buang atau
debu PbBr2 yang mencemari lingkungan.
11. Telah dikembangkan zat aditif lain bebas timbal (unleaded
gasoline), yaitu MTBE (Metil Tersier Butil Eter).
Campuran bensin premium dengan MTBE disebut pertamax.
Contoh : Pertamax 92. Artinya bensin premium dengan 20% MTBE
dan angka oktannya 92.
12. Zat aditif lainnya untuk menaikkan angka oktan adalah oksigenat
alcohol dan eter.
Oksigenat alcohol yang telah dipakai : etanol (Produk Amerika
Serikat) dan campuran methanol dan tersier -butyl alcohol (TBA),
dikenal dengan nama axinol.
13. Pembakaran bensin yang tidak sempurna menghasilkan : gas
karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dan jelaga (C).
CxHy + O2 C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)
14. DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI
A. Sumber Bahan Pencemaran
Pembakaran tidak sempurna
Menghasilkan gas karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dan
jika udara yang tersedia sangat kurang, dapat menghasilkan jelaga (C)
yang tidak terbakar.
Pengotor dalam bahan bakar
Minyak bumi pada saat dibakar, akan mengubah belerang yang
dikandungnya menjadi belerang dioksida.
Bahan Aditif
Contoh : TEL yang menghasilkan gas buang.
15. B. Asap Kendaraan Bermotor
Karbon Dioksida
Peningkatan kosentrasi CO2 menningkatkan suhu permukaan bumi.
Karbon Monoksida (CO)
Konsentrasi CO yang melebihi 100 bpj, dapat mengganggu proses respirasi makhluk
hidup.
Oksida Belerang
SO2 yang terhirup menyebabkan gatal-gatal pada saluran pernapasan.
Oksida Nitrogen
Gas NO dapat teroksidasi menjadi gas NO2 yang berbahaya.
Partikulat
Partikulat logam dapat terakumulasi dalam tubuh yang menyebabkan keracunan,
seperti timbal, raksa, cadmium, berilium, mangan, dan arsen.