Dokumen ini membahas sistem akuntansi penjualan tunai di toko pengeceran. Secara umum dibahas mengenai prosedur penjualan tunai, bukti transaksi yang digunakan seperti faktur penjualan, bukti kas masuk, dan bukti setor bank. Juga dibahas mengenai aspek pengendalian internal seperti pemisahan fungsi, otorisasi penjualan, rekonsiliasi laporan bank.
1. Dosen Pengampu : Hari Agung B, M. Kom.
Marinah Khekma Sari
14.120.0017
2. Pada sistem ini, apabila pembeli sudah
memilih barang yang akan dibeli,
pembeli diharuskan membayar
dibagian kassa. Selain itu barang yang
dibeli dibawa langsung oleh pembeli.
Oleh karena itu tidak perlu ada
prosedur pengiriman barang pada
toko penjual.
3. Dewasa ini masih banyak toko pengecer yang
masih menggunakan akuntansi persediaan secara
periodik/pisik. Artinya perusahaan tidak akan
mencatat mutasi tiap jenis barang setiap saat.
Pada toko-toko tersebut, maka informasi yang
paling penting untuk diketahui manajemen
sehubungan dengan penjualan tunai adalah:
1. Jumlah penerimaan kas dari penjualan tunai
setiap hari.
2. Jumlah kas yang disetorkan ke bank setiap
hari.
4. Disamping toko-toko yang masih mengoperasikan
akuntansi persediaan secara periodik, sekarang
sudah mulai banyak toko-toko eceran yang
mengoperasikan akuntansi persediaan secara
perpetual. Dalam sistem ini mutasi setiap jenis
barang setiap saat selalu dicatat. Keadaan ini
terutama disebabkan bantuan sistem komputerisasi
untuk penjualan eceran yang disebut Point Of Sale
(POS). Pada toko demikian maka informasi yang
dibutuhkan manajemen lebih luas yaitu:
1. Jumlah penerima kas dari penjualan tunai tiap
hari
2. Jumlah kas yang disetor ke bank tiap hari
3. Jumlah penjualan tiap jenis barang setiap
periode tertentu
5. Fungsi-fungsi yang ada pada kebanyakan toko
pengecer adalah:
1. Pramuniaga
2. Kassa
3. Penyerahan barang
Pada toko-toko swalayan jumlah tenaga
pramuniaga bisa sangat sedikit, karenanya
fungsi yang ada biasanya:
1. Kassa
2. Petugas yang membantu mengemas barang
7. 2. Rekening buku besar
yaitu rekening kas, dan
penjualan (Gb. 9-2)
3. Buku pembantu
persediaan untuk setiap
jenis barang (Gb. 9-3)
8. Bukti transaksi yang digunakan meliputi:
1. Faktur penjualan tunai
Setiap kali terjadi penjualan selalu
dibuatkan faktur (atau nota) penjualan
tunai. Atas dasar faktur inilah bagian
Kassa akan menerima sejumlah uang dari
pembeli.
9. 2. Bukti kas masuk
Pada toko yang belum mengoperasikan POS, bukti
ini perlu dibuat sebagai dasar untuk mencatat transaksi
penjualan tunai ke buku jurnal penerimaan kas. Adalah
tidak praktis untuk membukukan setiap faktur penjualan
tunai ke jurnal penerimaan kas mengingat dalam dua jam
saja mungkin terjadi transaksi penjualan tunai puluhan
sampai ratusan kali. Oleh karena itu agar lebih praktis,
maka secara periodik yaitu setiap (dua, tiga, atau empat)
jam sekali, atau mungkin bahkan setiap hari, faktor
penjualan tunai dikumpulkan, kemudian dibuatkan bukti
kas masuk. Jadi setiap bukti kas masuk dilampiri
faktur/nota penjualan tunai.
Pada toko yang sudah mengoperasikan POS bukti kas
masuk tidak perlu dibuat, karena setiap kali petugas Kassa
memasukkan data (kode) persediaan yang terjual maka
data persediaan otomatis dimutahirkan.
10. 3. Pita kas register
Mesin kas register selalu dilengkapi dengan pita
penjualan. Selain pita yang biasanya diserahkan kepada
pembeli setelah pembeli membayar, di dalam mesin masih
terdapat pita lain yang utuh yang mencetak penerimaan-penerimaan
kas suatu hari.
4. Bukti setor bank
Faktur/nota penjualan tunai dapat dirancang
seperti pada gambar 9-4:
Pada toko eceran yang sudah mengoperasikan POS, maka
dalam merancang faktur penjualan tunai sangat perlu
untuk memasukan kolom “Nomor Kode Barang”, karena
kode inilah yang akan dimasukkan ke komputer bukan jenis
barangnya. Jenis barang otomatis akan dikenali oleh
sistem.
13. Bukti setor bank biasanya disediakan oleh
bank dimana perusahaan akan menyimpan
uangnya. Namun demikian rancangan bukti
setor bank yang dibuat oleh bank-bank pada
umumnya dapat tampak sebagai berikut:
14. Aspek sistem pengendalian interen dalam
sistem penjualan tunai pada toko pengecer meliputi:
1. Fungsi pramuniaga, kassa, penyerahan barang dan
akuntansi hendaknya dipisahkan.
2. Kunci kas register harus dipegang petugas selain
kassa.
3. Petugas yang melakukan rekonsiliasi laporan bank
tidak merangkap sebagai kasir.
4. Penjualan tunai diotorisasi oleh bagian kassa
setelah menerima pembayaran, dengan cara
menempel pita kas register, atau dengan memberi
cap lunas.
15. 5. Bagian kassa sebaiknya memiliki daftar
harga barang untuk mengecek kebenaran
harga satuan dari barang yang dijual.
6. Pramuniaga dilarang membawa tas ke
tempat kerja.
7. Jumlah kas yang diterima harus sama
dengan pita kas register.
8. Penerimaan kas suatu hari sebaiknya
disetor ke bank hari itu juga, atau
selambat-lambatnya satu hari berikutnya.
9. Setor ke bank harus dalam jumlah dan
bentuk yang utuh (intact).
16. F. Bagan Alir Arus Dokumen
Bagan aliran arus
dokumen dalam sistem
penjualan
Bagan aliran arus dokumen
dalam sistem penjualan
(lanjutan)