SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  56
Télécharger pour lire hors ligne
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 1 
PRASARANA SISI DARAT
a. PERANCANGAN DASAR PRASARANA SISI DARAT
1) Daerah terminal
a) Fungsi dan Komposisi Daerah Terminal
Fungsi utama daerah terminal adalah sebagai aliran penumpang
dan barang pada suatu bandar udara, keluar masuk penumpang
dan kargo dari dan ke pesawat udara serta pencapaian ke kota
terdekat.
Selain itu daerah terminal juga berfungsi melayani operasi pesawat
udara, seperti pengisian bahan bakar pesawat udara, pengendalian
lalu lintas udara dan pemeliharaan bandar udara.
Fungsi terminal secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Fungsi Terminal Penumpang
No. Fungsi Keterangan
1 Pertukaran
Moda
Pada umumnya perjalanan udara merupakan
perjalanan berbagai moda, mencakup perjalanan
akses darat dan dilanjutkan dengan perjalanan
udara. Tidak banyak perjalanan udara yang
dilakukan secara langsung dari asal ke tujuan.
Dalam rangka pertukaran moda tersebut,
penumpang melakukan pergerakan di terminal
pada kawasan sirkulasi penumpang.
2 Pemrosesan Untuk proses yang menyangkut perjalanan udara,
seperti pertiketan, pendaftaran penumpang dan
bagasi, memisahkan bagasi dari penumpang dan
kemudian mempertemukannya kembali, fungsi ini
terjadi dalam kawasan penampungan penumpang.
3 Pertukaran Tipe
Pergerakan
Biasanya akses penumpang ke bandara udara,
secara terus menerus dating dan pergi dalam
grup-grup yang kecil dengan menggunakan bus,
mobil dan taksi. Dalam hal ini fungsi terminal pada
proses keberangkatan merupakan reservoir yang
mengumpulkan penumpang secara kontinyu. Pada
proses kedatangan, polanya terbalik. Untuk
memenuhi fubgsi ini dibutuhkan kawasan
penampungan penumpang
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 2 
b) Prosedur Perencanaan Daerah Terminal
Prosedur perencanaan terminal dan factor-faktor yang perlu
dipertimbangakan ditunjukkan dalam Gambar 1.
Hal utama dalam perencanaan daerah terminal suatu bandar udara
adalah menetapkan karakteristik tiap zona dan peletakan fasilitas
dalam tiap zona sesuai dengan fungsi dan karakteristirnya, serta
hubungan dengan landas pacu dan jalan masuk bandar udara.
Dalam perencanaan, perlu diketahui ukuran zona dan fasilitas
sesuai dengan kebutuhan. Ukuran yang dibutuhkan dapat diketahui
berdasarkan p[eramalan akan permintaan (demand), sehingga
dengan demikian segala fasilitas yang direncanakan dapat
memenuhi kebutuhan samapai dengan sedikitnya lima tahun
sesudah fasilitas dimaksud mulai digunakan.
Selanjutnya guna kelancaran dan efisiensi operasi penerbangan,
perlu di susun suatu aliran penumpang, kargo, pesawat udara dan
kendaraan. Rencana aliran ini erat kaitannya dengan zoning.
Karena bandar udara juga merupakan gerbang suatu daerah, maka
perlu pula dipertimbangan mengenai kenyamanan dan karakteristik
daerah.
c) Zoning Daerah Terminal
Bentuk dasar daerah terminakl ditunjukkan dalam Gambar 2.
Perhitungan
Kebutuhan
Luas Zona
Analisa
Hubungan
Antar Zona
Fungsi dan
Karakteristik
Luas Fasilitas
Perhitungan
Kebutuhan
Luas Fasilitas
Analisa
Hubungan
Antar Fasilitas
Zoning Daerah Terminal
Rencana Aliran dalam Daerah
Terminal
Penentuan Lokasi
Daerah Terminal
Rencana Peletakan Fasilitas
dalam tiap Zona
Rencana Aliran dalam Daerah
Terminal
Perumusan
Rencana Daerah
Terminal
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Hubungan dengan landas pacu
2. Hubungan dengan jalan masuk bandar udara
3. Lain-lain :
a. Kondisi topografi
b. Tata guna lahan
c. BKCP (Batas-batas Keselamatan Operasi Penerbangan)
Fungsi dan
Karakteristik
Luas Zona
Gambar 1 Prosedur Perencanaan Daerah Terminal
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 3 
Airport
Terminal
Area
Runway
Parking Lot
Administration
area
Cargo terminal
building
Cargo terminal
building
Cargo Apron Apron
Loading Apron
Night-stay apron
Maintenance-apron
Parking Lot
Administration
area
Administration
area
Administration
facilities
Parking Lot Parking Lot Parking Lot
Administration
area
Refuelling
area
Administration
area
Maintanance
area
Administration
area
Passenger
Terminal building
Refuelling
facilities
Maintanance
facilities
Passenger
Terminal building
Take
Off/
Landing
Zone
Gambar 2 Bentuk Dasar Daerah Terminal
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 4 
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 5 
Tabel 2 Terminal
Bangunan
Terminal
Penumpang
Penggunaan Pengoperasian
Penumpang dan
Bagasi
Keuntungan/
Kerugian
Gambar Konsep Terminal dan Kombinasi/ Variasinya
Konsep Pier Pesawat parkir
disamping Connecting
Corridor yang
berdekatan dengan
Terminal Utamr
Memusat Jumlah parkir
pesawat udara
cenderung sedikit
LINIER
PLAN VIEW
VARIASI DAN KOMBINASI KONSEP TERMINAL UTAMA
PIER
SATELIT
KOMBINASI TRANSPORTER
Konsep Satelit Pesawat udara parkir
mengelilingi bangunan
penghubung dengan
Terminal Utara melalui
koridor atau ruang
terbuka diatas/
dibawahnya
Memusat Dengan luas apron
minimum, jumlah
pesawat udara parkir
bias banyak
Konsep Linier Pesawat udara parkir
dalam satu garis lurus
di depan koridor/ ruang
terbuka penghubung
dengan fungsi lain di
Terminal
Menyebar/
Memusat
Apron harus lurus
Transporter Posisi pesawat udara
terpisah dari terminal
dan menggunakan
penghubung kendaraan
untuk mengangkut
penumpang dari dan ke
pesawat udara. terminal
utama
Memusat • Tidak
membutuhkan
koridor/ bangunan
penghubung
• Bangunan
penghubung
dibutuhkan di area
penerbangan
pesawat udara
• Memerlukan biaya
operasional dan
pemeliharaan
yang lebih besar.
Apron harus luas.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 7 
2 1
3 5
4
KERB
TERMINAL
Keterangan :
1. Boarding
2. Koridor Publik
3. Daerah Keberangkatan (lantai atas)
4. fasilitas Security
5. Operasional (lantai dasar)
Gambar 3 Konsep Pier
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 8 
3 5
1
4
2
Keterangan :
1. Boarding
2. Koridor Publik
3. Daerah Keberangkatan (lantai atas)
4. fasilitas Security
5. Operasional (lantai dasar)
Gambar 4 Konsep Satelit
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 9 
2 4
1 3
5
KERB
TERMINAL
Keterangan :
1. Boarding
2. Koridor Publik
3. Daerah Keberangkatan (lantai atas)
4. fasilitas Security
5. Operasional (lantai dasar)
Gambar 5 Konsep Linier
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 10 
2 4
KERB
TERMINAL
3
5
1
Keterangan :
1. Boarding
2. Koridor Publik
3. Daerah Keberangkatan (lantai atas)
4. fasilitas Security
5. Operasional (lantai dasar)
Gambar 6 Konsep Transporter
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 11 
2) Bangunan Terminal Penumpang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan bentuk Tata
Ruang Terminal Penumpang, baik itu dari peraturan dan ketentuan
yang berlaku, kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diberlakukan dari
subyek-subyek yang terlibat maupun ide-ide dari perancang sendiri.
Namun setidak-tidaknya hal-hal pokok berikut ini perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan dalam proses penataan ruang terminal.
a) Fungsi Bangunan Terminal
Ada tiga fungsi utama bangunan terminal yaitu :
(1) Fungsi operasional, yaitu kegiatan pelayanan alur penumpang
dan barang dari moda transportasi udara atau sebaliknya.
Yang termasuk dalam fungsi operasional antara lain :
− Fasilitas-fasilitas untuk memproses penumpang dan bagasi
− Fasilitas penunjang kegiatan proses penumpang dan
bagasi
− Unsur-unsur teknis yang dibutuhkan untuk melengkapi
fasilitas di atas bagi kelancaran pelayanan
(2) Fungsi Komersial, yaitu unsur yang ditempatkan dalam
terminal agar memberikan pemasukkan pendapatan bagi
bandar udara antara lain berupa restoran, toko, ruang pamer,
iklan, dll.
(3) Fungsi Administrasi, yaitu bagian terminal yang diperuntukan
sebagai kegiatan manajemen terminal baik dari unsur
pemerintah, pengelola maupun unsur keamanan.
b) Konsep Arsitektur
Bandar udara merupakan salah satu pintu gerbang daerah
sedangkan bangunan terminal adalag gerbang dari bandar udara
tersebut. Oleh karena itu di dalam membuat rancang bangun
terminal, diusahakan agar mencerminkan arsitektur daerah
setempat, baik pada bagian exterior maupun interiornya. Namun
persyaratan operasi terminal penumpang bandar udara tetap
terpenuhi.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 12 
c) Konsep Tata Ruang Bangunan Terminal
Bangunan terminal penumpang adalah tempat pelayanan umum
bandar udara yang berfungsi menjamin keselamatan proses
penumpang dan barang dari sisi darat ke sisi udara dan sebaliknya.
Didalamnya terdapat tiga macam ruangan yang bersifat berbeda
yaitu :
1. Ruang umum atau non steril yang berfungsi menampung
kegiatan penumpang, pengunjung, pegawai, pengusaha dan
kegiatan penumpang lainnya. Perencanaan fasilitas umum ini
bergantung pada kebutuhan, volume penumpang dan
karakteristik lalu lintas bandar udara. Fasilitas-fasilitas mendasar
servis, toilet harus direncanakan berdasarkan kebutuhan
minimum. Juga harus dipertimbangkan fasilitas khusus,
misalnya untuk orang cacat. Aksesibilitas dan akomodasi bagi
setiap fasilitas tersebut harus direncanakan dengan maksimum
(kemudahan pencapaian) bagi penumpang dan pengunjung. Di
dalam ruangan ini biasanya dilengkapi dengan ruang konsesi
meliputi Bank, Salon, Cafetaria, Money Changer, Duty free
Shop, P3k, Informasi, Gift Shop, Asuransi, Kios Koran/ Majalah,
Toko Obat, Nursery, Kantor Pos, Telepon, Restoran dan Toilet.
2. Ruang Semi Steril, yaitu ruang yang hanya untuk menampung
kegiatan pelayanan bagi penumpang saja. Pengunjung tidak
dibanarkan memasuki ruangan. Penumpang yang akan masuk
ke semi steril melalui petugas pemeriksa. Di dalam ruangan ini
masih dibenarkan adanya Ruang Konsesi.
3. Ruang Steril, yaitu ruang tunggu bagi penumpang yang akan
nail ke pesawat udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang
harus mempunyai pas naik pesawat dan melalui pemeriksa. Di
dalam ruangan ini tidak dibenarkan ada konsesi. Jadi dalam
merancang bangunan terminal penumpang harus
memperhatikan faktor keamanan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di dalam operasi keselamatan penerbangan.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 13 
Tabel 3 Program Ruang
Zone No Ruang Ruang
Umum
Ruang
Semi
Steril
Ruang
Steril
Daerah
Keberangkatan
1 Kerbside *
2 Hall umum *
3 Kerbside Bagage Check *
4 Kantor Airline *
5 Counter Check-in *
6 Bagage Make up Area *
7 Pemeriksaan Imigrasi *
8 Pemeriksaan Kesehatan *
9 Pemeriksaan Bea Cukai *
10 Duty Free Shops *
11 R. Tunggu Keberangkatan *
12 R. Tunggu Keberangkatan VIP *
13 Gate Check *
Daerah
Kedatangan
1 Bagage break-down Area *
2 Bagage Claim *
3 Lobby Kedatangan *
4 Lost & Found *
5 Pemeriksaan Imigrasi *
6 Pemeriksaan Kesehatan *
7 Pemeriksaan Bea Cukai *
8 Nursery *
9 Duty Free Shops *
10 Bagage Locker (deposit) *
11 Lobby Penjemput *
12 Kerbside *
Fasilitas
Penunjang
1 Kantor Administrasi/ Airline * *
2 Crew Room *
3 Toilet Crew *
4 Toilet Staff *
5 Kantin Staff *
6 Kion (majalah, dll) *
7 Restoran/ coffe shop *
8 Pemesanan Hotel *
9 Pemesanan Taxi/ kendaraan *
10 Asuransi Penerbangan *
11 Bank/ Money Changer * *
12 kantor Pos *
13 Telepon Umum/ Wartel *
14 Musholla * *
15 Toilet *
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 14 
d) Fasilitas Pelayanan Bangunan Terminal
Mengingat bahwa terminal adalah fasilitas pelayanan umum, maka
faktor kecepatan pelayanan, informasi dan kenyamanan
penumpang perlu diperhatikan. Ada tiga kelompok fasilitas yang
erat hubungannnya dengan pelayanan di bangunan terminal.
(1) Operasi pelyanan penumpang dan bagasi :
− Ruang Umum/ Non Steril
Seperti pelayanan mobil di sisi darat
− Ruang Semi Steril
Seperti proses penumpang dan bagasi
− Ruang Steril
Seperti proses pemeriksaan penumpang
(2) Fasilitas pelayanan umum yaitu menyangkut kegiatan
informasi, bank, telepon, taxi, hotel, dsb terdapat di ruang
umum/ non steril.
(3) Fasilitas yang berkaitan dengan masalah penumpang, tata
ruang bangunan terminal juga di lengkapi dengan peralatan
penunjang.
Terdiri dari :
Informasi :
− sign board/ grafic sign
− Sound system
− Flight information system
− Telepon
− TV
Pelayanan :
− counter-counter
− Conveyor belt
− Gravity roller
− Timbangan
− Trolley
− AC
− Kursi tunggu
− Sound system
− dll
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 15 
e) Pemanfaatan Ruang-Ruang di Terminal Untuk Menampung Fungsi
Komersial (Konsesi, Iklan, dll)
(1) Pengaturan atau peletakan daerah komersial adalah di :
− Daerah non steril (hall umum)
− Daerah semi steril
− Daerah land side (parkir kendaraan atau ruang istirahat
sopir)
(2) Persyaratan pengaturan periklanan :
− Tidak mengganggu tanda-tanda penunjuk arah/ graphic
sign
− Tidak mengganggu kegiatan operasional
(3) Penyajian/ pemasangan iklan harus teratur
f) Sirkulasi Penumpang
Secara garis besar/ umum sirkulasi penumpang dibagi menjadi 2
(dua) yaitu :
− Penumpang berangkat
− Penumpang datang/ transit
Kedua kegiatan tersebut terpisah satu sama lain namun tetap
berada dalam satu bangunan baik penerbangan domestik maupun
internasional. Apabila kegiatan penerbangan domestik dan
internasional tidak dilayani dalam satu bangunan maka masing-
masing kegiatan terpisah satu dengan yang lain.
Tabel 4 Distribusi Vertikal Aktivitas
No Bangunan Terminal Penggunaan (Keuntungan/ kerugian)
1 Lapisan satu/ tunggal Sesuai untuk terminal bandara
2 Lapisan satu setengah − Lebih baik dari konsep lapis tunggal
− Masih terdapat kemungkinan konflik
arus di sisi darat
3 Lapisan dua − Menghemat penggunaan tanah
− Karakteristik arus lebih baik, dengan
meminimumkan konflik arus
4 Lapisan tiga Dibedakan antara arus keberangkatan,
kedatangan dan arus bagasi
KEBERANGKATAN
DOMESTIK
F
KEBERANGKATAN
INTERNASIONAL
KEDATANGAN
DOMESTIK
KEDATANGAN
INTERNASIONAL
KEBERANGKATAN LANDSIDE KEDATANGAN
Check-in ke
Perusahaan
Penerbangan
Klaim BagasiC
F
C
Penumpang Internasional
Bagasi Internasional
Penumpang Domestik
Bagasi Domestik
C : Pemeriksaan Bagasi/ Pabean (Bila perlu)
F : Kontrol Batas (Bila perlu)
S : Pemeriksaan Sekuriti (Bila perlu)
S
AIRSIDE
Gambar 7 Arus Penumpang dan Bagasi
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 16 
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 18 
g) Standar Luas Terminal
Bangunan terminal penumpang sebagai profit centre, harus
mempertimbangkan biaya pemeliharaan minimum dalam
desainnya, tetapi maksimum dalam fleksibilitas operasionalnya,
terutama untuk kebutuhan palayanan kenyamanan penumpang
dan kepentingan komersialnya.
(1) Besaran ruang-ruang terminal :
Untuk menghitung kebutuhan luas terminal dapat dilakukan
dengan :
(a) Menghitung luas masing-masing ruangan di dalam
terminal, dengan dasar perhitungan :
− Jumlah penumpang waktu sibuk (p.w.s) adalah 60 %
dari jumlah maksimum tempat duduk pesawat (load
factor : 60 %)
− Perhitungan luas ruang yang dibutuhkan ditambah 20
% untuk toleransi gerak.
Dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5 Kebutuhan Ruang Terminal
No Uraian Besaran Keterangan
1 Kerb Keberangkatan Panjang Kerb :
(0,095 x a x p) meter
a : Penumpang waktu sibuk
berangkat
b : Penumpang transit
c : Penumpang waktu sibuk
datang
n : jumlah rata-rata
penumpang per mobil/
taxi
p : prosentase penumpang
yang menggunakan
mobil/ taxi
q : prosentase penumpang
yang menggunakan
ruang tunggu
r : prosentase penumpang
yang perlu diperiksa
s : Jumlah pengantar/
2 Lobby Keberangkatan Kebutuhan ruang :
0,75 x [a x ( 1+s)+6] m²
3 Check-in Counter Jumlah Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ +
1
60
t
ba
counter
4 Antrian Check-in Kebutuhan ruang :
0,25 x (a+b) m²
5 Pemeriksaan Pasport
(berangkat)
Kebutuhan Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ +
1
60
t
ba
counter
6 Ruang tunggu
keberangkatan
Kebutuhan ruang :
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ ×
30
2tq
a m²
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 19 
7 Security Check Kebutuhan X-ray :
300
ba +
unit
penjemput per
penumpang
t1 : Waktu layanan per
penumpang
t2 : Waktu yang dibutuhkan
penumpang di ruang
tunggu
8 Bagage Claim Area Kebutuhan ruang :
(0,9 x c) m²
9 Ruang Keberangkatan Kebutuhan ruang :
0,375 (b+ c+2 x c x r) m
10 Pemeriksaan Pasport
(datang)
Kebutuhan Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ +
1
60
t
cb
counter
11 Antrian pemeriksaan
pasport (datang)
Kebutuhan ruang :
0,25 x (b+ c) m²
12 Pemeriksaan Bea Cukai
(datang)
Jumlah Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ ×
1
60
t
rc
counter
13 Antrian Pemeriksaan Bea
Cukai (datang)
Kebutuhan ruang :
0,25 c x r m²
14 Kerb Kedatangan Panjang kerb :
0,095 x c x p) meter
(b) Standar luas terminal untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kenyamanan penumpang dan pencapaian
aspek komersial.
Kebutuhan luas terminal diperoleh dengan mengalikan
jumlah penumpang waktu sibuk (PWS) dengan standar
tersebut pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6 Standar Luas Terminal
Jumlah Penumpang
Waktu Sibuk
Standart Kebutuhan
Ruang per Penumpang
50 penumpang 18 m²/ penumpang
100 penumpang 17,5 m²/ penumpang
500 penumpang 16 m²/ penumpang
1500 penumpang 15 m²/ penumpang
(c) Luas terminal penumpang untuk memenuhi standart
minimal pelayanan operasional dengan
mempertimbangkan keterbatasan dana pembangunan.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 20 
Tabel 7 Standart Luas Terminal Domestik
No Jumlah Penumpang/ Tahun Luas
1 < 10.000 120 m²
2 10.000 – 20.000 240 m²
3 20.001 – 40.000 540 m²
4 > 40.000 Non standart
Tabel 8 Standart Luas Terminal Internasional
No Jumlah Penumpang/ Tahun Luas
1 < 200.000 600 m²
Tabel 9 Luas Terminal Non Standart Berdasarkan
Perhitungan Penumpang Waktu sibuk
(PWS)
Domestik
No Jumlah Penumpang/ Tahun m²/ PWS
1 40.000 – 100.000 8
2 100.001 – 200.000 9
3 200.001 – 500.000 10
4 500.001 – 1.000.000 11
5 1.000.001 – 2.000.000 12
6 2.000.001 – 5.000.000 13
7 > 5.000.000 15
Internasional
No Jumlah Penumpang/ Tahun m²/ PWS
1 200.001 – 500.000 14
2 500.001 – 1.000.000 17
3 1.000.001 – 2.000.000 19
4 2.000.001 – 5.000.000 22
5 > 5.000.000 25
3) Bangunan Terminal Kargo
Penekanan konsep arsitektur bangunan terminal kargo terletak pada
fungsi dan aktivitas di dalamnya. Hal tersebut mempengaruhi bentuk
dasar bangunan terminal kargo. Akses estetika tidak merupakan
pertimbangan utama, dalam hal ini lay out fungsi lebih
dipertimbangkan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah
dibutuhkannya faktor keamanan yang maksimum untuk pengamanan
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 21 
kargo udara dan barang-barang pos dari resiko pencurian atau
tindakan-tindakan diluar hukum.
a) Fungsi Terminal Kargo
Fungsi terminal kargo secara umum adalah sebagai reservoir arus
kargo di bandar udara. Fasilitas terminal kargo, seperti juga
fasilitas terminal penumpang adalah sesuatu yang direncanakan
dan dirancang secara sistematis. Operasi penerbangan kargo
secara keseluruhan harus dilihat sebagai suatu sistem dari apron
kargo, melalui bangunan kargo menuju dok dan langsung ke sistem
jalan darat. Fungsi utama terminal kargo dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 10 Fungsi Utama Terminal Kargo
No Fungsi Keterangan
1 Konversi/ penukaran Untuk kemudahan penerbangan pada
sisi udara, sejumlah beban ringan
dikombinsikan ke dalam satuan yang
lebih besar, seperti pallet/ kontainer.
Konversi juga terjadi pada pola-pola
arus kargo, baik di sisi darat maupun di
sisi udara
2 Penyortiran Fungsi penyortiran terjadi apabila
terminal menerima beban-beban muatan
untuk sejumlah tujuan yang berbeda,
menyatukannya dan merupakan beban-
beban pesawat terbang untuk tujuan
tersendiri.
3 Penggudangan
(storing)
4 Pemeriksaan
(checking)
Fungsi ini perlu dilaksanakan pada
terminal kargo, dimana pemeriksaan
fisik sering terjadi antara angkutan darat
dan udara, juga pengawasan-
pengawasan yang berhubungan dengan
pemeriksaan seperti pabean yang biasa
diselenggarakan
b) Jenis Terminal Kargo
Terminal kargo secara umum dapat di bagi dalam 2 (dua) jenis,
berdasarkan konfigurasinya.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 22 
1) Bangunan kargo penggunaan tunggal
2) Bangunan kargo penggunaan ganda
Uraian secara ringkas dari kedua terminal kargo dapat dilihat pada
Tabel11.Jenis-jenis Terminal Kargo
No Jenis Keterangan
1 Bangunan kargo
penggunaan tunggal
Mengakomodasikan ekspor, import atau
kombinasi keduanya bagi terminal tunggal.
Harus dipertimbangkan hal-hal :
− Untuk penanganan kargo internasional dan
domestik, perlu disediakan porsi sisi udara
dari bangunan yang dibagi atas dua
kawasan yang terpisah untuk menjamin
segregasi kargo interbasional dan domestik.
Namun masih mungkin disediakan bagian
depan (frontage) yang menerus ke sisis
darat, sehingga semua fasilitas truk berlokasi
di satu tempat.
− Bila operasi kargo besar, atau bila peramalan
untuk peruntukan operasi kargo
mengidentifikasikan perlunya perluasan
fasilitas kargo dalam waktu dekat, perlu
dipertimbangkan adanya fasilitas sisi darat
yang terpisah.
2 Bangunan kargo
penggunaan ganda
Dialokasikan bagi sejumlah pemakai.
c) Arus Pergerakan (flow) dalam terminal Kargo
(1) Prinsip-prinsip Pergerakan Kargo (Cargo Flow Prinsiples)
Persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dalam desain dan
lay out untuk akomodasi fasilitas kargo adalah :
− Pesawat udara kargo harus melakukan bongkar muat di
terminal kargo
− Arus kargo menuju dan dari pesawat udara atau transfer
kargo antar pesawat udara harus lancar dan tidak
menyulitkan
− Jarak antara masing-masing bagian dalam urutan-urutan
pergerakan harus pendek atau sesingkat mungkin
− Akses menuju terminal kargo baik apron (airside) atau dari
jalan (landside) harus langsung, dekat dan tertutup/ aman
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 23 
− Pembatas fisik antara daerah penanganan impor dan
ekspor kargo udara harus dihindari, hal ini untuk
mempertimbangkan fleksibilitas ruang terutama untuk
gudang
− Penyediaaan ruang yang cukup bagi penanganan kontainer
dan pallet diantara terminal kargo, pesawat udara dan truk
(2) Apron Kargo
Untuk efisiensi penanganan kargo, apron kargo harus
diperlakukan sebagai penerus kargo. Parkir pesawat udara
nose-in atau nose-up dengan sistem penanganan mekanis
yang tetap dan sesuai dapat menghemat ukuran apron.
Setiap tata letak apron dan analisa sistem penanganannya
harus mengikutsertakan aspek-aspek sebagai berikut :
− Tipe pesawat udara yang digambarkan dalam peramalan
− Keperluan perusahaan penerbangan untuk keberangkatan
pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan
− Pertumbuhan perusahaan penerbangan terhadap biaya
peralatan dibanding dengan biaya tenaga kerja
− Sumber tenaga yang tersedia untuk operasi
− Lahan yang tersedia
(3) Fasilitas yang Diperlukan dalam Terminal Kargo
Kebutuhan fasilitas dasar terminal kargo harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
− Untuk memudahkan pemindahan barang, area yang
dialokasikan untuk pemindahan kosinyasi masuk, harus
mudah dicapai dari keseluruhan kawasan kosinyasi keluar
− Ruang yang cukup untuk presentase (membuka dan
memeriksa kargo) di daerah bea cukai
− Ruang yang cukup dan dekat dengan daerah pengiriman
akhir, untuk mengepakkan kembali kargo setelah
pemeriksaan bea cukai
− Gudang yang cukup dan memadai, baik yang bebas
maupun terikat termasuk ruang untuk persiapan pemuatan
ke pesawat atau pembongkaran muatan dari pesawat yang
datang
− Fasilitas untuk menimbang (weighting)
− Ruang pendingin (cold storage) untuk vaksin, makanan
dan bila perlu untuk penyimpanan jenasah
− Ruang yang aman untuk barang-barang berharga
− Akomodasi dan ruang khusus untuk binatang/ ternak
− Ruang tunggu
− Tempat penerimaan umum
− Kantor untuk otoritas pengawasan (bila perlu)
− Kantor untuk fungsi pengelolaan
− Ruang untuk awak pesawat dan ruang istirahatg untuk awak pesawat dan ruang istirahat
(4) Akses ke Kawasan Terminal Kargo(4) Akses ke Kawasan Terminal Kargo
Untuk perencanaan sistem transportasijalan umum yang
dihubungkan ke komplek terminal kargo, terdapat beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 9.
Untuk perencanaan sistem transportasijalan umum yang
dihubungkan ke komplek terminal kargo, terdapat beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 9.
Konsesi dari sistem jalan yang langsung ke apron terminal
kargo juga harus disediakan untuk digunakan oleh perusahaan
penerbangan dan kendaraan komersil yang diijinkan.
Konsesi dari sistem jalan yang langsung ke apron terminal
kargo juga harus disediakan untuk digunakan oleh perusahaan
penerbangan dan kendaraan komersil yang diijinkan.
(5) Parkir Terminal Kargo(5) Parkir Terminal Kargo
Fungsi parkir terminal kargo dapat dilihat pada Gambar 8 .Fungsi parkir terminal kargo dapat dilihat pada Gambar 8 .
Parkir untuk bongkar
muat kargo terletak
di sisi darat
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 24 
Gambar 8 Fungsi Parkir Terminal KargoGambar 8 Fungsi Parkir Terminal Kargo
Fungsi Parkir
Terminal
Kargo
Parkir Operasional
untuk kendaraan-kendaraan
yang mengambil dan
mengangkut kargo
Parkir personal
Lokasinya dekat dengan area
kerja
Parkir untuk tempat
penampungan
(holding area), yaitu
untuk menampung
kendaraan yang
menunggu untuk
dibongkar.
Lokasinya
berdekatan dengan
area pengambilan
dan pengangkutan
Parkir untuk agen.
Lokasinya
berdekatan dengan
terminal kargo
1. Pertimbangan
pemakaian
pada saat
peak hour
pemisahan flow
antara truk dan
kendaraan
penumpang
2. Jalan harus
cukup kuat
dan terang
untuk
menangani
kendaraan kargo
yang
diproyeksikan
3. Pola jalan
untuk
kemudahan
akses
terutama dari
sistem jalan
utama di luar
bandar udara
4. Adanya jalan
umum
penghubung
antara penumpang
dan terminal kargo
diusahakan agar
tidak 'cross' dengan
pelayanan jalan
lainnya
5. Kemungkinan
perluasan
Sistem jalan
disesuaikan
dengan
peramalan lalu
lintas
Perencanaan Sistem
Transportasi di Kompleks
Terminal Kargo
Gambar 9 Penerapan Sistem Transportasi Dalam Terminal
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 25 
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 26 
Juga perlu diperhatikan, studi untuk keperluan parkir di masa
yang akan datang serta kemungkinan penyediaan perluasan
fasilitas parkir sesuai dengan volume kargo udara yang
diperlukan dan perlu ditangani, maupun perkiraan perluasan
terminal kargo.
d) Konsep Perencanaan Arsitektur
Konsep perencanaan arsitektur secara umum meliputi :
(1) Konsep Fungsi
Konsep fungsi dapat mempertimbangkan :
− Kebutuhan ruang
− Rencana pengembangan
− Aspek ekonomi
− Keamanan, terutama untuk bangunan penghubung
langsung antara sisi udara dan sisi darat
− Kenyamanan bagi penumpang/ pengguna bangunan,
dengan memperhatikan fasilitas bangunan seperti : air
conditioner, lift, eskalator, pencahayaan dan lain-lain.
− Fleksibilitas operasional, dalam kaitannya dengan
organisasi ruang dan persyaratan kelengkapan khusus.
(2) Organisasi Ruang
Organisasi ruang harus memperhatikan :
− Pola arus penumpang/ pengguna bangunan, barang,
bagasi dan kendaraan
− Pemecahan sistem sirkulasi untuk pola di atas
(3) Konsep Pemintakatan (zoning)
Secara umum, pemintakatan ruang-ruang akan menghasilkan
bentuk selubung bangunan. Pada dasarnya pemintakatan
tersebut mencerminkan kebutuhan fungsional yang sudah
disesuaikan dengan kondisi site.
(4) Tampilan dan Finishing Bangunan
− Konsep dasar : clean and clear design dengan
mempertimbangkan segi konstruksi, operasional dan
pemeliharaannya
− Mengenalkan identitas lokal yang juga mencerminkan
airport modern untuk masa yang akan datang
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 27 
− Juga dengan mempertimbangkan masalah iklim tropis,
terutama dalam kaitannya dengan detail bangunan
4) Bangunan Operasi
a) Fungsi Bangunan operasi
(1) Bangunan teknik
(a) Sebagai tempat para petugas yang bekerja untuk
Keselamatan Operasi Penerbangan
(b) Untuk melindungi peralatan telekomunikasi, navigasi dan
listrik, terhadap pengaruh kondisi alam serta gangguan lain
(2) Bangunan Umum
(a) Sebagai tempat untuk menampung kegiatan yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan operasi
penerbangan
(b) Untuk memenuhi kebutuhan Karwayan Bandar Udara
dalam melaksanakan tugas
b) Konsep dan Kriteria Perancangan Bangunan Operasi
(1) Kriteria Perancangan :
(a) Mempertimbangkan kebutuhan serta fungsi bangunan
untuk menunjang operasi bandar udara sesuai tingkat
kebutuhan personil dan persyaratan teknis peralatan yang
digunakan
(b) Karakteristik peralatan (dimensi, jumlah, prosedur dan
persyaratan) yang akan ditempatkan di bangunan tersebut
(c) Kondisi fisik dan lingkungan bandar udara
(d) Kemungkinan untuk ditingkatkan fungsinya dan/ atau
dikembangkan di masa datang
(2) Konsep Perencanaan
(a) Menentukan kebutuhan luas untuk setiap jenis dan
klasifikasi bangunan sebagai dasar perhitungan
kebutuhan luas
(b) Menentukan tata letak bangunan sesuai dengan
persyaratan keselamatan operasi penerbangan dan
operasi peralatan
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 28 
(c) Menentukan jenis dan sistem konstruksi sehingga
memudahkan dalam pembangunan
(d) Menentukan jenis bahan bangunan disesuaikan
karakteristik peralatan di dalamnya
c) Jenis Bangunan Operasi
(1) Fasilitas Administrasi
(a) Fungsi
Fasilitas administrasi pada bandar udara dapat digolongkan
menjadi :
− Fungsi administrasi umum, meliputi :
a) Fungsi administrasi bandar udara
b) Keamanan bandar udara
− Fungsi Pengendalian
Untuk mengendalikan dan membimbing pesawat udara
sehingga dapat mendarat dan lepas landas dengan
aman
− Fungsi manajemen operasi
Meliputi manajemen operasi pesawat udara, seperti
konfirmasi mengenai bandar udara asal dan bandar
udara tujuan, jalur penerbangan dan waktu tempuh,
pemberian ijin dan penyediaan informasi
− Fungsi Meteorologi
Penelitian kondisi udara di sekitar bandar udara dan
pebyediaan informasi mengenai kondisi cuaca pada
bandar udaraasal, bandar udara tujuan dan jalur
penerbangan
− Fungsi Manajemen Fasilitas
Memelihara, mengelola dan mengoperasikan fasilitas
teknik bandar udara seperti landas pacu dan pelataran
parkir pesawat udara, serta fasilitas keselamatan
penerbangan seperti radio dan perlampuan
(b) Peletakan Fasilitas Administrasi
Untuk kelancaran fungsi setiap fasilitas, dalam
perencanaan tata letak fasilitas di daerah administrasi
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
− Hubungan yang mudah dengan fasilitas lain, seperti
terminal penumpang dan kargo
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 29 
− Pandangan yang jelas ke arah sisi udara
− Mempunyai akses langsung dengan palataran parkir
pesawat udara serta dekat dengan daerah pendaratan
dan lepas landas
(2) Bangunan PKPPK
(a) Fungsi
Sebagai tempat penyimpanan peralatan fasilitas
pertolongan kecelakaan pada pesawat udara dan
pemadam kebakaran
Faktor-faktor utama dalam usaha pertolongan kecelakaan
pesawat udara adalah :
− Bantuan yang diterima
− Efektifitas peralatan dan kecepatan personil serta
paralatan yang disediakan untuk tujuan pertolongan
dan pemadam kebakaran
(b) Kriteria Lokasi
− Mempunyai akses langsung ke seluruh landasan,
taxiway dan apron
− Maximum respon time dari pesawat terbang yang
mengalami kecelakaan di landasan yaitu 3 menit
− Guna memenuhi persyaratan tersebut, maka bandar
udara besar, bangunan PKPPK dapat lebih dari satu
(dimana yang satu berfungsi sebagai main-station dan
yang lain sebagai sub-station)
− Lokasi di sisi udara atau di lokasi lain dengan tetap
memenuhi kriteria respon time
− Mempunyai akses langsung ke landasan, tanpa
pembatasan serta harus meminimumkan jumlah
tikungan
− Garis pandang ke daerah pergerakan pesawat udara
harus tegak lurus lalu lintas pesawat udara
− Akses menuju menara kontrol tidak boleh memotong
landasan maupun taxiway
− Lokasi di airside
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 30 
(3) Menara Pengawas
(a) Fungsi
Sebagai pusat pengatur/ pengawas operasi lalu lintas
penerbangan dalam ruang udara maupun sebagai pusat
pemanduan pada saat pesawat udara melakukan
pendekatan, pendaratan maupun lepas landas
(b) Kriteria Lokasi
− Petugas di menara pengawas harus mempunyai daya
pandang maksimum dan bebas halangan ke seluruh
areal landasan, taxiway dan apron
− Harus mempunyai syarat transitional surface
− Menara pengawas tidak boleh mempengaruhi sinyal
yang dipancarkan oleh alat bantu navigasi (navaid)
yang ada
− Garis pandang ke daerah pergerakan pesawat udara
harus tegak lurus arus lalu lintas pesawat udara
− Akses menuju menara kontrol tidak boleh memotong
landasan maupun taxiway
− Lokasi di airside
(4) Stasiun Meteorologi
(a) Fungsi
Sebagai pusat pengamatan cuaca (iklim, angin ,
temperatur, curah hujan serta kelembaban) di wilayah
tertentu tempat bandar udara itu berlokasi.
(b) Kriteria Lokasi
− Pada bandar udara kecil lokasi stasiun meteorologi
yang terbaik adalah di dekat ruang/ kantor operasional
perusahaan penerbangan dan pada akses yang dilewati
oleh crew pesawat udara
− Stasiun meteorologi pada dasarnya terdiri dari :
• Pusat informasi meteorologi
• Stasiun pengamat
− Lokasi dari stasiun observasi harus memenuhi syarat :
• Mempunyai pandangan yang jelas ke landasan
• Aksesibilitas tinggi
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 31 
• Pada bandar udara yang mempunyai 2 (dua)
landasan maka lokasinya diantara kedua landasan
tersebut
(5) DPPU
(a) Fungsi
− Sebagai pusat atau tempat penyimpanan bahan bakar
pesawat udara
− Bentuk fasilitas ini tergantung dari cara pengisian
bahan bakar dari depo ke pesawat udara yaitu :
a) Melalui mobil tangki
b) Melalui sistem hidrant/ pipa
(b) Kriteria Lokasi
− Lokasi dekat dengan areal pengisian bahan bakar
pesawat
− Sebaiknya menjahui sumber kebakaran/ api
− Pertimbangan dampak terhadap lingkungan
sehubungan dengan kemungkinan tumpahan bahan
bakar, kebocoran dan bau (karena hembusan angin)
Dengan demikian dalam meletakan fasilitas ini perlu
diperhatikan lokasi areal pemukiman dan arah angin
(6) Fasilitas Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
(a) Fungsi
Untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penumpang dan
karwayan bandar udara.
− Adapun kebutuhan air bersih di bandar udara untuk
melayani kebutuhan air di :
− Terminal penumpang
− Bangunan opersi
− Bangunan PKPPK
− Hanggar pemeliharaan pesawat
− Perumahan dinas
Sedangkan fasilitas sanitasi terdiri dari :
− Jaringan sanitasi
− Pompa sanitasi
− Bangunan untuk chlorination dan ditaleration
− Bangunan pencuci limbah
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 32 
(7) Bangunan Katering Penerbangan
(a) Fungsi
− Untuk mempersiapkan dan menyimpan makanan,
minuman dan kebutuhan kabin pesawat udara yang
lainnya dalam jumlah yang cukup besar
− Fasilitas ini tidak mutlak disediakan di sekitar bandar
udara
(b) Kriteria Lokasi
Fasilitas ini dapat diletakan di daerah sisi darat ataupun di
luar areal bandar udara, namun dengan akses ke apron
yang cukup baik
(8) Garasi dan Bengkel Pesawat Udara
(a) Fungsi
Untuk menyimpan dan merawat peralatan Ground
Handling (traktor, tangga pesawat udara, container, high
loader, bus, dll) beserta peralatan suku cadangnya
(b) Kriteria Lokasi
Fasilitas ini sebaiknya diletakkan diantara terminal
penumpang dan terminal kargo, serta dekat dengan apron
(9) Fasilitas Perawatan Pesawat Udara
(a) Fungsi
− Merupakan pusat perawatan pesawat terbang, baik
yang bersifat “home base” untuk perawatan besar
(major maintenance) atau hanya bersifat perawatan
ringan (little maintenance) maupun kombinasi
keduanya
− Fasilitas ini tidak mutlak ada di setiap bandar udara,
karena untuk pemeriksaan ringan dapat dilakukan
afrow
(b) Kriteria Lokasi
Lokasi fasilitas perawatan pesawat terbang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor :
− Mempunyai akses langsung ke taxiway
− Jauh dari lalu lintas yang sedang melintasi cross
runway
− Harus mempertimbangkan gangguan kebisingan
(noise) yang ditimbulkan
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 33 
(10) Fasilitas General Aviation
Defenisi General Aviation, menurut Airport Planning Manual
Part 1 Master Planning, 1977 adalah seluruh penerbangan sipil
yang tidak diklarifikasikan sebagai penerbangan komersial,
termasuk di dalamnya berbagai tipe dan kategori pesawat
terbang General Aviation yang terdiri dari pesawat udara
untuk penerbangan pribadi, angkutan orang atau kargo oleh
pesawat udara pribadi, air taxi, penerbangan untuk pertanian
dan pesawat udara latih.
(a) Fungsi
Fungsi fasilitas General Aviation adalah untuk menampung
aktivitas pergerakan pasawat udara dan pergerakan orang/
barang yang termasuk dalam klasifikasi General Aviation.
(b) Kriteria Lokasi
− Apabila kegiatan operasional General Aviation ini cukup
tinggi, maka fasilitas ini diletakkan pada bagian yang
terpisah dari kegiatan terminal area untuk penerbangan
komersial
− Lokasi fasilitas ini berada perlu mempertimbangkan
akses (kemudahan pencapaian) bagi pengguna dan
areal yang cukup luas untuk penempatan hanggar,
peralatan parkir pesawat udara dan untuk pengiriman
bahan bakar serta perawatan pesawat udara
(11) Stasiun Tenaga Listrik (Power House)
(a) Fungsi
Fasilitas ini digunakan sebagai tempat penyimpanan
generator listrik bandar udara atau sebagai pusat
pembangkit tenaga listrik bandara udara
(b) Kriteria Lokasi
Sebaiknya menghindari jalur pelayanan yang panjang dan
menjauhi sumber api
(12) Pusat Kesehatan (Sentra Medica)
(a) Fungsi
Fasilitas ini perlu disediakan untuk :
− Melayani penumpang dan karyawan yang memerlukan
pertolongan
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 34 
− Pemeriksaan kesehatan awak pesawat (medical
inspection)
− Menangani keadaan darurat (emergency & rescue)
(b) Kriteria Lokasi
Lokasi fasilitas ini tergantung dari besar fasilitas dan tujuan
penggunaannya, dimana harus mempertimbangkan faktor-
faktor sebagai berikut :
− Dekat (with in walking distance) dengan area terminal
− Aksesibilitas yang tertinggi ke lokasi kecelakaan
pesawat udara
− Luas area mencukupi untuk menampung arus
kendaraan keluar/ masuk untuk pertolongan pertama
d) Dasar Perhitungan Kebutuhan Luas Bangunan Operasi
(1) Bangunan Teknik
(a) Fungsi bangunan tersebut terhadap peralatan di dalamnya
(b) Kebutuhan ruang untuk peralatan yang digunakan
berdasarkan persyaratan teknis operasional
(c) Kebutuhan ruang untuk petugas/ operator
(2) Bangunan umum
(a) Fungsi bangunan tersebut terhadap aktifitas di dalamnya
(b) Standar kebutuhan luas berdasarkan standar Cipta Karya/
Direktorat Tata Bangunan
e) Standar Bangunan
Tabel 12 Standar Luas Bangunan Teknik yang Melibatkan
Direktorat Lain (Dit. Kespen dan Dit. Faslektrik)
No. Jenis Bangunan Luas bangunan (m2)
A Tower - ATC
01. 0/ 3 Lt 98
02. 0/ 4 Lt 123
03. 0/ 5 Lt 148
04. 0/ 6 Lt 173
B PK-PPK
01. Type - A 24
02. Type - B 48
03. Type - C 72
04. Type - D 96
C C C R
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 35 
01. Type - A 48
02. Type - B 96
D ILS
01. Localizer Glide Path 18
02. Localizer Glide Path 21
03. Border Marker 12
04. Middle Marker 15
E DVOR/ DME
01. Type - A 24
02. Type - B 48
03. Type - C 72
F NDB
01. Type - A 24
01. Type - A 48
G APP
01. 100
H AMSC
01. 72
I Works shop
01. Type - A 100
02. Type - B 200
J Power House
01. Type - A 12
02. Type - B 24
03. Type - C 48
04. Type - D 96
K Bangunan Stasiun Pancar Ulang VHF-ER
01. 96
L Bangunan Stasiun Pemancar TX
01. 96
M Bangunan Stasiun Penerima RX
01. 96
N Radar
01. 336
O Pengamat Meteorologi
01.
P Sentra Telekomunikasi
01.
Q R. Dara/ M. Wara
01.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 36 
Gambar 10 Bagan Proses Pembangunan Fasilitas Bangunan Operasi
5) Prasarana Penunjang Sisi Darat
a) Fasilitas Penunjang Jalan dan Daerah Parkir
(1) Agar fasilitas bandar udara dapat berfungsi dengan baik, perlu
disiapkan jalan dan daerah parkir. Jalan pada suatu bandar
udara dapat digolongkan menjadi seperti ditunjukkan pada
Gambar 11.
KEBUTUHAN FASILITAS
OPERASIONAL BANDARA
TRAFFIC PENERBANGAN
(DIT.ANGUD)
KESELAMATAN OPERASI
PENERBANGAN (DIT. KESPEN)
FASILITAS PERALATAN &
BANGUNAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN NAVIGASI &
LISTRIK (DIT. FASLEKTRIK)
BANGUNAN & PRASARANA
SISI DARAT (DIT. BANDARA)
PROYEK
PEMELIHARAAN &
OPERASIONAL BANDARA
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 37 
Jalan Operasi
Jalan Inspeksi
Jalan Bandar UdaraDaerah Parkir
Gambar 11 Fasilitas Jalan di Dalam Bandar Udara
(a) Jalan Bandar Udara (Jalan service)
Digunakan untuk umum dan terletak di depan terminal
penumpang. Dalam merencanakan jalan bandar udara,
perlu diramalkan volume lalu lintas untuk setiap jenis
kendaraan (penumpang, pengantar/ penjemput, karyawan
bandar udara, dll).
(b) daerah Parkir
Dalam ramal/ duga kebutuhan luas daerah parkir perlu
diperhatikan pertumbuhan lalu lintas pada jalan
menghubung antara bandar udara dengan kota yang
dilayani, selain itu perlu juga dilakukan studi perbandingan
dengan bandar udara lain yang memiliki karakteristik yang
mirip dengan bandar udara yang direncanakan.
Dalam menentukan struktur dalam lokasi daerah parkir
perlu diperhatikan kaitan keberangkatan daerah parkir
tersebut dengan fasilitas lain dalam bandar udara dan
dengan keselamatan. Selain itu juga perlu di kaji mengenai
kebutuhan ruang untuk tiap kendaraan, lebar jalur
kendaraan, serta metoda parkir, termasuk pertimbangan
untuk kemungkinan pengembangan di masa datang.
(c) Jalan Inspeksi
Jalan inspeksi di bangun sekeliling batas bandar udara dan
digunakan untuk kendaraan pemeliharaan, kendaraan
pencegah dan pada keadaan darurat dapat digunakan oleh
kendaraan PKPPK.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 38 
(d) Jalan Operasi
Jalan operasi di bangun untuk lalu lintas kendaraaan
inspeksi fasilitas dasar bandar udara dan untuk kendaraan
PKPPK pada keadaan darurat.
(2) Persyaratan Umum
(a) Kapasitas minimum harus dapat memenuhi kebutuhan
nominal dari bandar udara
(b) Memenuhi syarat-syarat keamanan dan dampak
lingkungan
(c) Memiliki keandalan dan perpaduan yang tinggi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan bandar udara dalam memberi
pelayanan secara kontinyu.
(3) Fungsi dan Dimensi
Tabel 13 fungsi dan Dimensi Jalan Operasi
No.
Jenis
Jalan
Fungsi
Dimensi
Lebar
Perkerasan
Shoulder
(kiri/
kanan)
Drainage
(kiri/
kanan)
1. Jl. Inspeksi a. Untuk kendaraan
pemeliharaan
b. Untuk kendaraan survai
pencegahan
c. Untuk darurat (PK-PPK)
(3 – 5,5) m 1 m 0,5 m
2. Jl. Operasi a. Untuk kendaraan survai
fasilitas dasar bandar
udara (R/W, T/W, dll)
b. Untuk PK-PPK
(3 – 4) m
5 m
1 m
5 m
0,5 m
3. Jl. service a. Umum
b. Di depan terminal
penumpang
6 m
13 m
1 m
1,5 m
0,7 m
1 m
(4) Desain dan Penggunaan Lahan
(a) Untuk tanah dasar dengan CBR < 3 %, perlu dilakukan
perbaikan tanah dengan alternatif sebagai berikut :
− Perbaikan tanah dengan mengganti tanah yang jelek
− Perbaikan tanah dengan cerucuk
− Perbaikan dengan stabilisasi
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 39 
Desain untuk tanah dengan CBR < 3 % harus
dikonsultasikan kepada Direktorat Teknik Bandar Udara.
(b) Selanjutnya desain di sesuaikan dengan alternatif-alternatif
berikut untuk tanah dengan CBR > 3 %.
Untuk kelas jalan dengan muatan yang cukup berat,
misalnya pada jalan PK=PPK atau DPPU, tebal lapis
pondasi bawah dengan sirtu dan dengan lapis permukaan
penetrasi aspal dan kolakan atau beton aspal adalah
sebagai berikut (Tabel 14) :
Tabel 14 Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk Kelas
Jalan dengan Muatan Berat
Untuk CBR Tanah Dasar (3 - 5)%
LHR 25 50 100 200
Pondasi Bawah sirtu sirtu sirtu sirtu
Penetrasi aspal 25 30 37.50 42.50
Kolakan 20.50 27.50 35 37.50
Beton aspal 15 25 30.50 37.50
Muatan maksimum (10-20) ton 30 ton 40 ton 50 ton
Untuk CBR Tanah Dasar >5%
Penetrasi aspal 20 22.50 30 35
Kolakan 15 20.50 27.50 32.50
Beton aspal 15 17.50 22.50 30
Catatan :
− LHR : Lintasan Harian Rata-rata
− Tebal rata-rata lapis permukaan 5 cm
− Tebal rata-rata lapis pondasi 15 cm
− Untuk parkir tebal perkerasan ditambah 10 %
Seluruh kelas jalan dengan muatan ringan, misalnya jalan
inspeksi atau jalan lingkungan, tebal lapis pondasi bawah
dengan sirtu dan lepas lapis permukaan penetrasi aspal
atau kolakan atau beton aspal adalah sebagai berikut
(Tabel 15) :
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 40 
Tabel 15 Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk Jalan
dengan Muatan Ringan
Untuk CBR Tanah Dasar (3 - 5)%
LHR 25 50 100 200
Pondasi Bawah sirtu sirtu sirtu sirtu
Penetrasi aspal 20 25 30 35.00
Kolakan 15 20.50 25.50 32.50
Beton aspal 15 15 20 25.50
Muatan maksimum (10-20) ton 30 ton 40 ton 50 ton
Untuk CBR Tanah Dasar >5%
Penetrasi aspal 15 20 22.50 30
Kolakan 15 15 20 25
Beton aspal 15 15 15 20
Catatan :
− LHR : Lintasan Harian Rata-rata
− Tebal rata-rata lapis permukaan 5 cm
− Tebal rata-rata lapis pondasi 15 cm
− Untuk parkir tebal perkerasan ditambah 10 %
Tabel 16 Tebal Standar Perkerasan Jalan
Lapis Permukaan : Rata-rata 4 cm
Lapis Pondasi : Rata-rata 15 cm
Lapis Pondasi Bawah
b) Pagar
Fungsi pagar
(1) Untuk pembatas daerah bandar udara (tinggi > 2,10 m),
alternatif pagar adalah sebagai berikut :
(a) Kawat berduri rangka kayu
(b) Kawat berduri rangka besi
(c) Kawat harmonika rangka kayu
(d) Kawat harmonika rangka besi
(e) Wire mesh rangka besi
(2) Untuk pembatas bangunan (tinggi > 0,90 m), alternatif pagar
adalah sebagai berikut :
(a) Pagar BRC
(b) Kawat harmonika rangka kayu
(c) Kawat harmonika rangka besi
(d) Pagar Profit
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 41 
(e) Pagar Kayu
(f) Pagar tanaman
(3) Untuk pembatas bangunan khusus, misalnya DPPU (tinggi =
1,80 m)
(a) Pagar BRC
(b) Kawat harmonika rangka kayu
(c) Kawat harmonika rangka besi
(d) Wire mesh rangka besi
c) Landscaping
(1) Fungsi
Landscaping berfungsi sebagai elemen penyejuk, penyegar
dan peneduh lingkungan juga sebagai elemen barrier
terhadap debu dan suara maupun pengaruh lain
(2) Unsur-unsur landscaping antara lain :
− Tanaman
− Batu-batuan asli
− Batu-batuan artifisial
− Landmark
(3) Implementasi
Landscaping umumnya diterapkan pada exterior area
(architecture landscape) namun ada pula yang berada pada
interior area (landscape architecture). Unsur landscaping
dalam suatu area berkisar antara 10 % - 15 % luas area.
d) Prasarana Utilitas
Pada perencanaan penataan bandar udara antara lain perlu
ditangani fasilitas utilitas seperti :
(1) Air bersih
− Kualitas air
− Kualitas air baku
− Volume kebutuhan per hari
− Sistem distribusi
− Pengolahan air minum
(2) Air Limbah
− Sumber limbah
− Macam limbah
− Cara pengumpulan, pengangkutan dan penampungan
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 42 
− Cara pengolahan
(3) Limbah Padat
− Sumber limbah
− Volume yang dihasilkan per hari
− Cara pengumpulan dan penampungan
− Cara pemusnahan/ penanganan air
Adapun kriteria pengadaan air bersih tersebut adalah sebagai
berikut :
(a) Kualitas Air
Pada umunya syarat untuk air bersih/ air minum di
Indonesia akan mengacu pada standar yang dikeluarkan
oleh DEPKES Nomor ; 416/ Menkes/ Pes/ IX/ 1990 dan
tidak jauh berbeda dengan syarat air minum yang
dikeluarkan oleh WHO.
Syarat tersebut antara lain :
Fisik : tidak berbau, tidak berbusa, tidak
keruh, tidak berwarna
Temperatur : suhu kamar
Mikrobiologi : kaliform harus O per 100 ml sampel air
dan total kali adalah 3 per 100 ml.
(b) Kualitas Air Baku
Untuk memenuhi jumlah kebutuhan air untuk setiap
bandar udara tergantung pada kualitas sumber air.
Sumber air yang dapat digunakan antara lain :
− Sumur air dalam
− Sumur air dangkal
− Air permukaan (sungai atau danau)
− PDAM
(c) Kebutuhan Air Bersih
Penetuan kebutuhan luas bangunan air di bandar udara
terutama ditentukan oleh kebutuhan air untuk penumpang,
bangunan operasi, pemadam kebakaran (PK-PPK) dan
perumahan dinas bandar udara.
Untuk kebutuhan air bagi penumpang, bangunan operasi
dan perumahan dinas, air yang digunakan adalah air
bersih sedangkan n untuk PK-PPK tidak harus air bersih.
Kebutuhan air :
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 43 
− Untuk operasional bandar udara :
• Kebutuhan air untuk penumpang = 20 l/
penumpang/ hari fisik
• Kebutuhan air untuk karyawan bandar udara = 100
l/ karyawan/ hari
• Jumlah karyawan 1/200 x jumlah penumpang
tahunan
• Kebutuhan air untuk hanggar = 5-10 m³/ pesawat
udara yang masuk hanggar/ hari (1m³~100 l)
• Pompa air bekerja 8 jam/ hari
• Kebocoran dalam distribusi = 20%
Kebutuhan air per hari untuk operasional bandar udara
• Untuk bandar udara tanpa hanggar
= 1,2 x {(3 x ∑ penumpang tahunan) + (100 x ∑
penumpang tahunan)}
= A liter/ hari
• Untuk bandar udara dengan hanggar
= A + 1,2 (5 s/d 10) x 1.000 x pesawat udara
masuk hanggar
= B liter/ hari
Debit air yang dibuthkan untuk operasi bandar udara
• Untuk bandar udara tanpa hanggar
= menitliter
A
/
608×
• Untuk bandar udara dengan hanggar
= menitliter
B
/
608×
Kapasitas Bak air :
• Untuk bandar udara tanpa hanggar
= 3
1000
m
A
• Untuk bandar udara dengan hanggar
= 3
1000
m
B
• Untuk perumahan dinas bandar udara
• Asumsi
o Kebutuhan air = 150 l/ orang/ hari
o Sebuah rumah dinas di huni oleh 6 orang
o Kebocoran dalam distribusi = 20 %
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 44 
o Pompa air bekerja 8 jam/ hari
• Kebutuhan air untuk sebuah rumah dinas
= 1,2 x 6 x 150 l/ hari
= 1.080 l/ hari
• Debit air yang dibutuhkan untuk sebuah rumah
dinas
= liter/1
606
080.1
×
= 2,25 liter/ hari
• Kapasitas bak air = 3
1000
080.1
m
rumahdinas×
− Untuk PKPPK
• Air untuk PKPPK tidak perlu air yang dapat diminum
• Air yang diperlukan untuk membuat busa pemadam
kebakaran yang harus dilengkapi dengan bubuk
kimia kering atau Holo Carbon atau CO2
• Air untuk kebutuhan PKPPK disediakan dalam suatu
bak khusus
• Untuk pengamanan, volume bak air dibuat dua kali
volume kebutuhan air
Tabel 17 Standart Kebutuhan Air untuk PKPPK
Kategoti
Pesawat untuk
PKPPK
Jenis Pesawat
Udara
Volume Bak Air
(m3)
Holo Carbon (CO2)
kg kg
2 BN 2 A, Cessna 10 90 180
3 DHC-6<NC 212 10 135 270
4 CN-235, HS 748 10 135 270
5 F-27 20 180 360
6 F-28, DC-9 30 225 450
7 - - - -
8 A 300, DC 10 60 450 900
9 B 747 60 450 900
(d) Distribusi Air
untuk bandar udara yang tidak mempunyai instalasi dari
Perusahaan Air Minum (PAM), perlu dibuat jaringan
distribusi air tersendiri. Alternatif sistem distribusi air :
− Bak reservoir ̶ pompa ̶ menara air ̶ distribusi
− Bak reservoir ̶ pompa ̶ tanki tekanan (hidrofor) ̶
distribusi
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 45 
Dimensi bak reservoir ± (0,2 x volume kebutuhan air/ hari)
(e) Pengolahan Air Minum
Bila air bersih akan digunakan pula sebagai air minum
maka perlu diolah terlebih dahulu. Cara pengolahan air ini
akan berbeda tergantung pada macam sumber airnya
sebagai berikut :
− Pengolahan air dari sumber sumur dalam (deep well)
Gambar 12 Bagan Pengolahan Air Minum dari
Sumber Sumur Dalam
Gambar 13 Bagan Pengolahan Air dari Sumber
Danau
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 46 
Gambar 14 Bagan Pengolahan Air dari Sumber Air
e) Prasarana Limbah Cair
(a) Pengertian air limbah adalah semua jenis air buangan hasil
kegiatan manusia yang berbentuk cair. Penghasil limbah di
bandar udara antara lain :
− Terminal Penumpang
• Jumlah penumpang yang mendarat setiap hari
• Jumlah penumpang yang akan berangkat
• Jumalh pengantar/ penjemput
• Jumlah petugas pelayanan
• Luas kantor
− Bangunan Pendukung
• Luas kantor administrasi
• Luas gudang
• Luas hangar/ bengkel
• Luas petugas pelayanan
• Luas dapur katering
• Luas asrama/ perumahan
• Luas menara kontrol
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 47 
(b) Sistem Pelayanan
Pelayanan air dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu :
− Sistem On Site
Pengumpulan dilakukan di lokasi, misalnya dengan
dibuatnya septi tank
− Sistem Off Site
Pengumpulan dilakukan pada suatu lokasi dan diolah agar
memenuhi persyaratan air permukaan
− Sistem Kombinasi On Site dan Off Site
(c) Sistem Pengumpulan
− Sistem Riool, limbah dialirkan menuju penampungan/
pengumpulan dengan melalui perpipaan
− Sistem kommual, petugas mengambil dari tempat-tempat
pengumpulan individu yang telah disediakan, dengan
mempergunakan peralatan truk tangki
f) Prasarana Mekanikal Bnadar Udara
(a) Jenis-jenis Prasarana Mekanikal Bandar Udara
Pemilihan jenis mekanikal bandar udara dipengaruhi oleh
faktor-faktor :
− Besar bandar udara yang bersangkutan
− Jenis pesawat udara yang beroperasi
− Konsep perencanaan bandar udara
− Jumlah penumpang
− Besarnya modal
− Biaya pemeliharaan dan pengawasan
Berikut adalah jenis fasilitas yang umumnya digunakan pada
bandar udara dari :
(1) Alat angkut penumpang, yang terdiri darI :
(a) Angkutan vertikal : elevator, escalator, inclining
moving side walk
(b) Angkutan horisontal : moving side walk, automated
guideway transit system, ramp bus, intra building
vehicle
(2) Peralatan untuk boarding penumpang
(3) Peralatan penanganan bagasi
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 48 
(4) Peralatan pemasok daya pesawat udara : peralatan
pemasok udara, peralatan pemasok daya listrik,
peralatan pemasok tekanan udara.
(b) Perencanaan Peralatan Mekanikal Bandar Udara
(1) Alat Angkutan Penumpang Vertikal
(a) Elevator
Elevator harus diletakkan berdekatan dengan
tangga pada suatu area dimana terdapat aliran/ lalu
lintas penumpang yang memerlukan transport
vertikal sebagai alat transportasi bagi penumpang
“handicapped” yang menggunakan kursi roda.
Walaupun ada alat transportasi vertikal lain yang
dapat digunakan bagi penumpang “handicapped”
(escalator, MSW/ Moving Side Walk), namun
elevator merupakan peralatan yang paling memadai
ditinjau dari aspek “instalation space”, keselamatan
penumpang dan biaya.
Dari sudut pandang keamanan, elevator dapat
digunakan dalam rangka pemisahan penumpang
yang berangkat dan datang bagi penerbangan
internasional. Namun elevator hanya interior dalam
kapasitas transportasi penumpang apabila
dibandingkan dengan escalator dan ‘inclining MSC’
yang dapat mengangkut penumpang secara terus
menerus. Dengan demikian elevator hanya di
pasang sebagai peralatan tanbahan bagi tangga dan
escalator.
(b) Escalator
Escalator harus dipasang pada daerah aliran
penumpang. Escalator perlu untuk bandar udara
yang melayani pesawat udara dengan ukuran besar
karena escalator memiliki kemampuan untuk
mengangkut penumpang secara terus menerus.
Harus diperhatikan bahwa tidak seperti elevator,
escalator membutuhkan ruang yang luas untuk
instalasinya.
(c) Inclining Moving Side Walk (MSW)
Pada dasarnya, inclining MSW mempunyai
kegunaan yang sama seperti escalator, tetapi hanya
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 49 
dapat digunakan bila perbedaan anatar lantai tidak
terlalu besar sehingga sudut kemiringan MSW tidak
terlalu besar.
(2) Alat Angkutan Penumpang Horisontal
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
bangunan terminal bandar udara adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan perlengkapan bangunan terminal
yang besar tanpa mengorbankan kenyamanan
penumpang. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan
konsep bangunan dengan sistem frontal, sistem jari
(finger0, sistem satelit atau kombinasi dari sistem-sistem
tersebut. Ditetapkan pula jarak maksimum pencapaian
dari terminal ke pintu masuk pesawat udara tidak
melebihi 300 m. Bilamana lebih dari 450 m biasanya
digunakan alat angkutan horisontal sebagai alat bagi
penumpang.
(a) Moving System Walk (MSW)
MSW dipasang sepanjang jalur berjalan kaki sebagai
alat bantu untuk berjalan. MSW dipasang sejajar
jalur berjalan kaki sehingga jalur berjalan tetap
dapat digunakan pada keadaan bila MSW tidak
dapat digunakan karena rusak atau sedang dalam
pemeriksaan berkala.
Panjang MSW tergantung pada kebutuhan. Bila
terminal menggunakan sistem jari (finger), jarak
antara pintu harus sepanjang 1 (satu) unit MSW.
Bila ruang utama terminal dan satelitnya
dihubungkan dengan MSW, panjang MSW harus
sepanjang mungkin sehingga dapat mengurangi
waktu transit dan memberi kenyamanan bagi
penumpang.
(b) Automated Guideway Transit System (AGT)
Bila dibutuhkan lebih banyak pintu dan dalam hal
digunakan sistem jari (finger) maka perlu untuk
menambah panjang jari atau untuk menambah
jumlah jari yang berhubungan dengan terminal
utama. Akibatnya, jarak tempuh penumpang
menjadi lebih panjang sehingga mengurangi
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 50 
kenyamanan penumpang yang akan pindah
pesawat udara.
Pada kasus terminal penumpang dengan sistem
satelit, biasanya digunakan sistem AGT untuk
menghubungkan ruang utama bangunan terminal
dengan satelit.
Dalam memilih sistem AGT perlu diperhatikan
bagaimana pemeliharaannya demi kenyamanan
penumpang, kenyamanan bagi penumpang dengan
frekuensi yang tinggi, kemampuan untuk melayani
penumpang pada waktu sibuk, kebisingan dan
getaran yang ditimbulkan cukup rendah, dan
nyaman untuk digunakan. Bilamana menggunakan
sistem MSW, kerusakan pada MSW tidak akan
mengakibatkan pengaruh yang fatal pada fungsi
pelayanan bandar udara karena penumpang dapat
berjalan pada jalur berjalan kaki. Tapi di sisi lain
dengan menggunakan sistem AGT diperlukan
kehandalan yang tinggi karena pada umumnya tidak
disediakan sistem alternatif, karena itu harus dipilih
sistem AGT yang memiliki kehandalan yang tinggi.
(c) Ramp Bus
Bila pintu-pintu penumpang (gate) tidak mencukupi,
biasanya digunakan pintu-pintu jarak jauh (remote
gate) yang letaknya terpisah dari bangunan terminal
penumpang. Pada kasus demikian dapat digunakan
ramp bus untuk mengurangi waktu tempuh
penumpang dan menjaga keselamatan penumpang.
Kemiringan dan tinggi PBB ditentukan dengan
memperhatikan lantai bangunan terminal, fixed
bridge yang menghubungkan bangunan terminal,
PBB dan lokasi pesawat udara.
(3) Baggage Handing System (BHS)
BHS digunakan untuk mengangkut bagasi dari area
check-in menuju handing area. BHS diklasifikasikan atas
sistem penanganan bagasi berangkat dan sistem
penanganan bagasi datang, seperti dapat dilihat pada
Gambar 15 berikut :
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 51 
Gambar 15 Baggage Handing System (BHS)
Rencana pemasangan sistem penanganan bagasi
berangkat harus memperhatikan karakteristik rute dari
perusahaan penerbangan , karakteristik bagasi,
karakteristik penanganan bagasi, dan konsep rencana
bangunan terminal. Rencana pemasangan sistem
penanganan bagasi datang harus memperhatikan
penggunaan kendaraan GSE (Ground Service equipment)
secara efektif, efisiensi penanganan bagasi transit,
efisiensi penyerahan bagasi kepada penumpang dan
konsep rencana bangunan terminal.
(a) Jenis BHS
− Sistem Penanganan Bagasi Berangkat
Sistem ini bertujuan memuat bagasi penumpang
ke dalam pesawat udara secara efisien dan
ekonomis. Untuk itu perlu disediakan area
handling dan suatu ruang di apron untuk
memilah kembali bagasi penumpang demi
efisiensi pemuatan bagasi ke dalam pesawat
udara.
Secara umum sistem penanganan bagasi
berangkat dapat diklasifikasikan sebagai berikut
:
BHS Departure Baggage
Handing System
Direct Feed
(manual sorting)
Automatic Sorting
Linier Conveyor
Carrousel Conveyor Type
(Race tract conveyor type)
Arrival Baggage
Handing System
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 52 
a) Pemuatan langsung (dengan memilih secara
manual)
b) Pemilahan bagasi secara otomatis (dengan
menggunakan mesin pemilah otomatis)
− Sistem Penanganan Bagasi Datang
Sistem ini bertujuan menyerahkan bagasi kepada
penumpang yang datang secara efisien dan
ekonomis.
Secara umum sistem penanganan bagasi datang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Jenis ban berjalan linier (Linier conveyor belt)
b) Jenis ban berjalan karosel (Carrousel
conveyor type/ race track conveyor type)
(b) Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalan
merencanakan BHS
− Jenis BHS
Penentuan BHS rute sangat tergantung pada
karakteristik rute dari perusahaan penerbangan
seperti ditunjukkan pada Tabel 18 berikut :
Tabel 18 Karakteristik Perusahaan Penerbangan
Kelas Karakteristik
Perusahaan
Penerbangan
− Melayani rute-rute utama pada bandar udara hub.
− Mempunyai banyak rute penerbangan dan melayani
penumpang dalam jumlah besar
− Melayani bagasi dalam jumlah besar
− Pada kebanyakan kasus, transit dilakukan antar
penerbangan dari perusahaan yang sama
− Penerbangan dijadwalkan setiap hari dan
perbandingan waktu sibuk adalah besar
− Tingkat penggunaan tempat parkir dan fasilitas
adalah tinggi
Perusahaan
Penerbangan
sedang dan
kecil
− Pola penerbangan sederhana
− Rute penerbangan sedikit dan melayani sedikit
penumpang
− Jumlah penumpang transit sedikit dan rute transit
sederhana
− Tingkat penggunaan tenpat parkir dan fasilitas
adalah rendah
− Penerbangan tidak dijadwalkan setiap hari
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 53 
Dengan demikian bandar udara yang merupakan
hub bagi perusahaan penerbangan besar perlu
dilengkapi dengan sistem pemilahan otomatis
berskala besar.
− Karakteristik transit antara jalur penerbangan
internasional dan domestik
Pada bandar udara yang melayani jalur
penerbangan inetrnasional dan domestik, perlu
diperhatikan kelancaran aliran penumpang dan
bagasi khususnya penumpang/ bagasi transit
darim penerbangan domestik ke penerbangan
internasional dan sebaliknya
− Jarak penumpang mengangkat bagasi
Penumpang harus mengangkat barangnya
sendiri di tempat turun dari bis/ kendaraan
menuju ke counter check-in atau dari area
kedatangan menuju bis/ kendaraan. Untuk itu
dalam merencanakan konsep bangunan terminal
perlu diperhatikan penyediaan pelayanan untuk
kelancaran aliran penumpang.
− Biaya Penanganan Bagasi
Selain biaya untuk investasi perangkat BHS,
perlu pula diperhitungkan biaya langsung untuk
karyawan/ buruh penanganan bagasi.
− Biaya Konstruksi
Biaya konstruksi BHS meliputi pengeluaran untuk
perangkat ban berjalan (conveyor), perangkat
perawatan (control), fasilitas daya listrik dan
pekerjaan instalasi.
Pada kasus dimana digunakan sistem pemilahan
otomatis, perlu pula diperhitungkan biaya intuk
perangkat pendeteksi bagasi dan perangkat
pusat pengawasan bagasi (centre control).
Perlu pula diperhitungkan biaya operasi dan
pemeliharaan BHS.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 54 
b. PERANCANGAN SISTEM STRUKTUR
Sistem struktur yang terbaik yang dapat dipakai dalam perencanaan
bangunan di bandar udara adalah yang memenuhi persyaratan-
persyaratan fungsional dan arsitektural dengan biaya yang minimal.
Pertimbangan-pertimbangan juga harus diberikan untuk pemanfaatan-
pemanfaatan struktur di masa datang, kemungkinan perubahan dan biaya
pemeliharaan.
Juga mempertimbangkan kemudahan pembongkaran struktur sementara.
Sistem yang baik adalah sistem yang menggunakan material yang efisien,
memberikan pemanfaatan ruang yang maksimum, meminimalkan
penggunaan peralatan khusus dan dapat dibangun dengan konvensional.
Pertimbangan Pendahuluan
1) Faktor yang mempengaruhi pemilihan material
Faktor yang mempengaruhi pemilihan material seperti pada tabel di
bawah ini :
a) Memenuhi persyaratan teknis (termasuk persyaratan peralatan dan
keselamatan penerbangan)
b) Ekonomis dan mudah diperoleh di lokasi
c) Secara teknis dapat dilaksanakan di lokasi serta sesuai dengan
kondisi fisik lingkungan
2) Sistem Kerangka Struktur
Pemilihan macam kerangka struktur (dinding pemikul dan rangka)
dilakukan dengan pertimbangan faktor-faktor :
a) Memenuhi persyaratan teknis (termasuk persyaratan peralatan dan
keselamatan penerbangan)
b) Ekonomis dan mudah diperoleh di lokasi
c) Secara teknis dapat dilaksanakan di lokasi serta sesuai dengan
kondisi fisik lingkungan
Faktor yang mempengaruhi pemilihan material disajikan Tabel 19.
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 55 
Tabel 19 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Material
Faktor Sasaran Umum Pertimbangan Rinci
Ketersediaan
Material
Penggunaan material
dengan ukuran atau bentuk
yang sudah tersedia
1. Gunakan material yang tersedia di lokasi
2. Hindari pemakaian bentuk baja khusus yang
mengakibatkan beban ekstra
Kecepatan
Pemasangan
Secara umum, penghematan
waktu mencerminkan
penghematan biaya
1. Pertimbangkan pemakaian unit-unit pra-cetak untuk
pekerjaan yang berulang-ulang daripada membuat beton
cor di tempat
2. Sistem pembetonan dengan plat pra-cetak dan penutup
cor di tempat dapat dipakai untuk mengurangi bekisting.
Konstruksi demikian dapat berfungsi sekaligis untuk
memikul beban hidup jika “Sheer Corrects” yang memadai
digunakan pada bagian-bagian interface pra-cetak dan cor
di tempat.
3. Bekisting plat besi gelombang permanen dapat dipakai
sebagai pengganti besi biasa.
4. Bila praktis, gunakan jaringan tulangan yang dilas
daripada menggunakan penulangan biasa.
5. Beton yang cepat mengeras dapat digunakan untuk
mempercepat pembongkaran bekisting dengan segera.
Sifat tahan
api
Pemilihan material yang
berkaitan dengan
persyaratan tahan api pada
struktur (hal ini sering
merupakan kontrol
pertimbangan dalam memilih
material)
1. Mengacu pada kriteria resmi pada buku peraturan bahan
bangunan tahan api
2. Konstruksi beton secara terpadu tahan api dan tidak
memerlukan perawatan lebih lanjut
3. Untuk mengurangi berat, pertimbangkan perlindungan
baja dengan vermialite sebagai garis pelapis dari beton
pada rangka baja
Perlindungan
terhadap
kelembaban
Pembatasan peresapan
lembab terhadap struktur
dan pencegahan
kelembaban (atau
kondensasi) dari kontak
langsung dari baja atau kayu
1. Gunakan campuran beton yang padat
2. Pasang water strop pada semua sambungan dinding beton
dan plat di bawah tanah
3. Pasangan bahan tahan air (membras) untuk ruang di
bawah tanah
4. Gunakan kayu yang di awetkan
Daya Tahan Pemilihan material yang
cocok untuk menjamin
drainase proyek
1. Pertimbangkan udara yang berada di bawah beton untuk
struktur terbuka terhadap kondisis udara yang ekstrim
2. Gunakan baja tahan karat terutama baja kadar tenbaga
(upper bearling steel) apabila perawatannya sulit.
3. Gunakan lapis pelindung sebagai pengganti material lain
yang mahal :
a. Kayu yang diawetkan
b. Material yang digalvanisir
c. Lapisan beton pelindung “barcrete jacket”
4. Perhatikan pembusukan kayu
5. Perhatikan berkaratbya berbagai jenis baja
Pekerja Penggunaan material dan 1. Hindari sistem-sistem yang sulit atau fabriksi yang
Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 56 
setempat dan
metode
pelaksanaan
metode-metode pelaksanaan
yang biasa bagi para pekerja
setempat
menghendaki perletakan yang tepat, penyesuaian ayng
tidak perlu kecuali pekerja ahli tersedia
2. Gunakan pemasangan-pemasangan “pre-fabricated’ yang
dapat dikerjakan oleh pekerja-pekerja yang setengah ahli.

Contenu connexe

Tendances

TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisRendi Fahreza
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat beratAhmad Wiratama
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDmuhamad ulul azmi
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileIMRA MORALDY
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGtrisna gallaran
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017NUR SETIAJI
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 

Tendances (20)

TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 

Similaire à AIRPORT TERMINAL

Bahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalBahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalElangga Sofwan
 
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201dichelmichelle
 
Laporan bandara hang nadim batam ergi
Laporan bandara hang nadim batam ergiLaporan bandara hang nadim batam ergi
Laporan bandara hang nadim batam ergiergi bari
 
Lapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdfLapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdfZamzamNurFauzi
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Arjuna Ahmadi
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070ayunitamulyana
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...chysar
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Yusrizal Mahendra
 
Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)
Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)
Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)IB Ilham Malik
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalJuleha Usmad
 
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraSkop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraJulmazli Dempollok
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxbaronascarhafid
 

Similaire à AIRPORT TERMINAL (20)

Bahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminalBahan presentasi rekayasa terminal
Bahan presentasi rekayasa terminal
 
Makalah lapter
Makalah lapterMakalah lapter
Makalah lapter
 
Bandar udara
Bandar udaraBandar udara
Bandar udara
 
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
8c756635be1fd2a77efe4b056fa5201d
 
Revisi bab 1
Revisi bab 1Revisi bab 1
Revisi bab 1
 
2007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 22007 1-00353-sp-bab 2
2007 1-00353-sp-bab 2
 
Laporan bandara hang nadim batam ergi
Laporan bandara hang nadim batam ergiLaporan bandara hang nadim batam ergi
Laporan bandara hang nadim batam ergi
 
Isi lapangan terbang
Isi lapangan terbangIsi lapangan terbang
Isi lapangan terbang
 
Lapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdfLapangan-Terbang-LapTer.pdf
Lapangan-Terbang-LapTer.pdf
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12
 
KELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptxKELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptx
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
 
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
1834 chapter iiAnalisa dan Perencanaan Landside Bandar Udara Wirasaba Purbali...
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
 
Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)
Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)
Dasar dasar sistem transportasi (bagian 3)
 
Lapter nanda
Lapter nandaLapter nanda
Lapter nanda
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udaraSkop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
Skop dan bidang tugas pegawai kawalan trafik udara
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
 
Kuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomiKuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomi
 

Dernier

struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 

Dernier (14)

struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 

AIRPORT TERMINAL

  • 1. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 1  PRASARANA SISI DARAT a. PERANCANGAN DASAR PRASARANA SISI DARAT 1) Daerah terminal a) Fungsi dan Komposisi Daerah Terminal Fungsi utama daerah terminal adalah sebagai aliran penumpang dan barang pada suatu bandar udara, keluar masuk penumpang dan kargo dari dan ke pesawat udara serta pencapaian ke kota terdekat. Selain itu daerah terminal juga berfungsi melayani operasi pesawat udara, seperti pengisian bahan bakar pesawat udara, pengendalian lalu lintas udara dan pemeliharaan bandar udara. Fungsi terminal secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Fungsi Terminal Penumpang No. Fungsi Keterangan 1 Pertukaran Moda Pada umumnya perjalanan udara merupakan perjalanan berbagai moda, mencakup perjalanan akses darat dan dilanjutkan dengan perjalanan udara. Tidak banyak perjalanan udara yang dilakukan secara langsung dari asal ke tujuan. Dalam rangka pertukaran moda tersebut, penumpang melakukan pergerakan di terminal pada kawasan sirkulasi penumpang. 2 Pemrosesan Untuk proses yang menyangkut perjalanan udara, seperti pertiketan, pendaftaran penumpang dan bagasi, memisahkan bagasi dari penumpang dan kemudian mempertemukannya kembali, fungsi ini terjadi dalam kawasan penampungan penumpang. 3 Pertukaran Tipe Pergerakan Biasanya akses penumpang ke bandara udara, secara terus menerus dating dan pergi dalam grup-grup yang kecil dengan menggunakan bus, mobil dan taksi. Dalam hal ini fungsi terminal pada proses keberangkatan merupakan reservoir yang mengumpulkan penumpang secara kontinyu. Pada proses kedatangan, polanya terbalik. Untuk memenuhi fubgsi ini dibutuhkan kawasan penampungan penumpang
  • 2. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 2  b) Prosedur Perencanaan Daerah Terminal Prosedur perencanaan terminal dan factor-faktor yang perlu dipertimbangakan ditunjukkan dalam Gambar 1. Hal utama dalam perencanaan daerah terminal suatu bandar udara adalah menetapkan karakteristik tiap zona dan peletakan fasilitas dalam tiap zona sesuai dengan fungsi dan karakteristirnya, serta hubungan dengan landas pacu dan jalan masuk bandar udara. Dalam perencanaan, perlu diketahui ukuran zona dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan. Ukuran yang dibutuhkan dapat diketahui berdasarkan p[eramalan akan permintaan (demand), sehingga dengan demikian segala fasilitas yang direncanakan dapat memenuhi kebutuhan samapai dengan sedikitnya lima tahun sesudah fasilitas dimaksud mulai digunakan. Selanjutnya guna kelancaran dan efisiensi operasi penerbangan, perlu di susun suatu aliran penumpang, kargo, pesawat udara dan kendaraan. Rencana aliran ini erat kaitannya dengan zoning. Karena bandar udara juga merupakan gerbang suatu daerah, maka perlu pula dipertimbangan mengenai kenyamanan dan karakteristik daerah. c) Zoning Daerah Terminal Bentuk dasar daerah terminakl ditunjukkan dalam Gambar 2.
  • 3. Perhitungan Kebutuhan Luas Zona Analisa Hubungan Antar Zona Fungsi dan Karakteristik Luas Fasilitas Perhitungan Kebutuhan Luas Fasilitas Analisa Hubungan Antar Fasilitas Zoning Daerah Terminal Rencana Aliran dalam Daerah Terminal Penentuan Lokasi Daerah Terminal Rencana Peletakan Fasilitas dalam tiap Zona Rencana Aliran dalam Daerah Terminal Perumusan Rencana Daerah Terminal Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Hubungan dengan landas pacu 2. Hubungan dengan jalan masuk bandar udara 3. Lain-lain : a. Kondisi topografi b. Tata guna lahan c. BKCP (Batas-batas Keselamatan Operasi Penerbangan) Fungsi dan Karakteristik Luas Zona Gambar 1 Prosedur Perencanaan Daerah Terminal Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 3 
  • 4. Airport Terminal Area Runway Parking Lot Administration area Cargo terminal building Cargo terminal building Cargo Apron Apron Loading Apron Night-stay apron Maintenance-apron Parking Lot Administration area Administration area Administration facilities Parking Lot Parking Lot Parking Lot Administration area Refuelling area Administration area Maintanance area Administration area Passenger Terminal building Refuelling facilities Maintanance facilities Passenger Terminal building Take Off/ Landing Zone Gambar 2 Bentuk Dasar Daerah Terminal Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 4 
  • 5. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 5  Tabel 2 Terminal Bangunan Terminal Penumpang Penggunaan Pengoperasian Penumpang dan Bagasi Keuntungan/ Kerugian Gambar Konsep Terminal dan Kombinasi/ Variasinya Konsep Pier Pesawat parkir disamping Connecting Corridor yang berdekatan dengan Terminal Utamr Memusat Jumlah parkir pesawat udara cenderung sedikit LINIER PLAN VIEW VARIASI DAN KOMBINASI KONSEP TERMINAL UTAMA PIER SATELIT KOMBINASI TRANSPORTER Konsep Satelit Pesawat udara parkir mengelilingi bangunan penghubung dengan Terminal Utara melalui koridor atau ruang terbuka diatas/ dibawahnya Memusat Dengan luas apron minimum, jumlah pesawat udara parkir bias banyak Konsep Linier Pesawat udara parkir dalam satu garis lurus di depan koridor/ ruang terbuka penghubung dengan fungsi lain di Terminal Menyebar/ Memusat Apron harus lurus Transporter Posisi pesawat udara terpisah dari terminal dan menggunakan penghubung kendaraan untuk mengangkut penumpang dari dan ke pesawat udara. terminal utama Memusat • Tidak membutuhkan koridor/ bangunan penghubung • Bangunan penghubung dibutuhkan di area penerbangan pesawat udara • Memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih besar. Apron harus luas.
  • 6.
  • 7. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 7  2 1 3 5 4 KERB TERMINAL Keterangan : 1. Boarding 2. Koridor Publik 3. Daerah Keberangkatan (lantai atas) 4. fasilitas Security 5. Operasional (lantai dasar) Gambar 3 Konsep Pier
  • 8. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 8  3 5 1 4 2 Keterangan : 1. Boarding 2. Koridor Publik 3. Daerah Keberangkatan (lantai atas) 4. fasilitas Security 5. Operasional (lantai dasar) Gambar 4 Konsep Satelit
  • 9. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 9  2 4 1 3 5 KERB TERMINAL Keterangan : 1. Boarding 2. Koridor Publik 3. Daerah Keberangkatan (lantai atas) 4. fasilitas Security 5. Operasional (lantai dasar) Gambar 5 Konsep Linier
  • 10. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 10  2 4 KERB TERMINAL 3 5 1 Keterangan : 1. Boarding 2. Koridor Publik 3. Daerah Keberangkatan (lantai atas) 4. fasilitas Security 5. Operasional (lantai dasar) Gambar 6 Konsep Transporter
  • 11. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 11  2) Bangunan Terminal Penumpang Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan bentuk Tata Ruang Terminal Penumpang, baik itu dari peraturan dan ketentuan yang berlaku, kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diberlakukan dari subyek-subyek yang terlibat maupun ide-ide dari perancang sendiri. Namun setidak-tidaknya hal-hal pokok berikut ini perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam proses penataan ruang terminal. a) Fungsi Bangunan Terminal Ada tiga fungsi utama bangunan terminal yaitu : (1) Fungsi operasional, yaitu kegiatan pelayanan alur penumpang dan barang dari moda transportasi udara atau sebaliknya. Yang termasuk dalam fungsi operasional antara lain : − Fasilitas-fasilitas untuk memproses penumpang dan bagasi − Fasilitas penunjang kegiatan proses penumpang dan bagasi − Unsur-unsur teknis yang dibutuhkan untuk melengkapi fasilitas di atas bagi kelancaran pelayanan (2) Fungsi Komersial, yaitu unsur yang ditempatkan dalam terminal agar memberikan pemasukkan pendapatan bagi bandar udara antara lain berupa restoran, toko, ruang pamer, iklan, dll. (3) Fungsi Administrasi, yaitu bagian terminal yang diperuntukan sebagai kegiatan manajemen terminal baik dari unsur pemerintah, pengelola maupun unsur keamanan. b) Konsep Arsitektur Bandar udara merupakan salah satu pintu gerbang daerah sedangkan bangunan terminal adalag gerbang dari bandar udara tersebut. Oleh karena itu di dalam membuat rancang bangun terminal, diusahakan agar mencerminkan arsitektur daerah setempat, baik pada bagian exterior maupun interiornya. Namun persyaratan operasi terminal penumpang bandar udara tetap terpenuhi.
  • 12. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 12  c) Konsep Tata Ruang Bangunan Terminal Bangunan terminal penumpang adalah tempat pelayanan umum bandar udara yang berfungsi menjamin keselamatan proses penumpang dan barang dari sisi darat ke sisi udara dan sebaliknya. Didalamnya terdapat tiga macam ruangan yang bersifat berbeda yaitu : 1. Ruang umum atau non steril yang berfungsi menampung kegiatan penumpang, pengunjung, pegawai, pengusaha dan kegiatan penumpang lainnya. Perencanaan fasilitas umum ini bergantung pada kebutuhan, volume penumpang dan karakteristik lalu lintas bandar udara. Fasilitas-fasilitas mendasar servis, toilet harus direncanakan berdasarkan kebutuhan minimum. Juga harus dipertimbangkan fasilitas khusus, misalnya untuk orang cacat. Aksesibilitas dan akomodasi bagi setiap fasilitas tersebut harus direncanakan dengan maksimum (kemudahan pencapaian) bagi penumpang dan pengunjung. Di dalam ruangan ini biasanya dilengkapi dengan ruang konsesi meliputi Bank, Salon, Cafetaria, Money Changer, Duty free Shop, P3k, Informasi, Gift Shop, Asuransi, Kios Koran/ Majalah, Toko Obat, Nursery, Kantor Pos, Telepon, Restoran dan Toilet. 2. Ruang Semi Steril, yaitu ruang yang hanya untuk menampung kegiatan pelayanan bagi penumpang saja. Pengunjung tidak dibanarkan memasuki ruangan. Penumpang yang akan masuk ke semi steril melalui petugas pemeriksa. Di dalam ruangan ini masih dibenarkan adanya Ruang Konsesi. 3. Ruang Steril, yaitu ruang tunggu bagi penumpang yang akan nail ke pesawat udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus mempunyai pas naik pesawat dan melalui pemeriksa. Di dalam ruangan ini tidak dibenarkan ada konsesi. Jadi dalam merancang bangunan terminal penumpang harus memperhatikan faktor keamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam operasi keselamatan penerbangan.
  • 13. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 13  Tabel 3 Program Ruang Zone No Ruang Ruang Umum Ruang Semi Steril Ruang Steril Daerah Keberangkatan 1 Kerbside * 2 Hall umum * 3 Kerbside Bagage Check * 4 Kantor Airline * 5 Counter Check-in * 6 Bagage Make up Area * 7 Pemeriksaan Imigrasi * 8 Pemeriksaan Kesehatan * 9 Pemeriksaan Bea Cukai * 10 Duty Free Shops * 11 R. Tunggu Keberangkatan * 12 R. Tunggu Keberangkatan VIP * 13 Gate Check * Daerah Kedatangan 1 Bagage break-down Area * 2 Bagage Claim * 3 Lobby Kedatangan * 4 Lost & Found * 5 Pemeriksaan Imigrasi * 6 Pemeriksaan Kesehatan * 7 Pemeriksaan Bea Cukai * 8 Nursery * 9 Duty Free Shops * 10 Bagage Locker (deposit) * 11 Lobby Penjemput * 12 Kerbside * Fasilitas Penunjang 1 Kantor Administrasi/ Airline * * 2 Crew Room * 3 Toilet Crew * 4 Toilet Staff * 5 Kantin Staff * 6 Kion (majalah, dll) * 7 Restoran/ coffe shop * 8 Pemesanan Hotel * 9 Pemesanan Taxi/ kendaraan * 10 Asuransi Penerbangan * 11 Bank/ Money Changer * * 12 kantor Pos * 13 Telepon Umum/ Wartel * 14 Musholla * * 15 Toilet *
  • 14. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 14  d) Fasilitas Pelayanan Bangunan Terminal Mengingat bahwa terminal adalah fasilitas pelayanan umum, maka faktor kecepatan pelayanan, informasi dan kenyamanan penumpang perlu diperhatikan. Ada tiga kelompok fasilitas yang erat hubungannnya dengan pelayanan di bangunan terminal. (1) Operasi pelyanan penumpang dan bagasi : − Ruang Umum/ Non Steril Seperti pelayanan mobil di sisi darat − Ruang Semi Steril Seperti proses penumpang dan bagasi − Ruang Steril Seperti proses pemeriksaan penumpang (2) Fasilitas pelayanan umum yaitu menyangkut kegiatan informasi, bank, telepon, taxi, hotel, dsb terdapat di ruang umum/ non steril. (3) Fasilitas yang berkaitan dengan masalah penumpang, tata ruang bangunan terminal juga di lengkapi dengan peralatan penunjang. Terdiri dari : Informasi : − sign board/ grafic sign − Sound system − Flight information system − Telepon − TV Pelayanan : − counter-counter − Conveyor belt − Gravity roller − Timbangan − Trolley − AC − Kursi tunggu − Sound system − dll
  • 15. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 15  e) Pemanfaatan Ruang-Ruang di Terminal Untuk Menampung Fungsi Komersial (Konsesi, Iklan, dll) (1) Pengaturan atau peletakan daerah komersial adalah di : − Daerah non steril (hall umum) − Daerah semi steril − Daerah land side (parkir kendaraan atau ruang istirahat sopir) (2) Persyaratan pengaturan periklanan : − Tidak mengganggu tanda-tanda penunjuk arah/ graphic sign − Tidak mengganggu kegiatan operasional (3) Penyajian/ pemasangan iklan harus teratur f) Sirkulasi Penumpang Secara garis besar/ umum sirkulasi penumpang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : − Penumpang berangkat − Penumpang datang/ transit Kedua kegiatan tersebut terpisah satu sama lain namun tetap berada dalam satu bangunan baik penerbangan domestik maupun internasional. Apabila kegiatan penerbangan domestik dan internasional tidak dilayani dalam satu bangunan maka masing- masing kegiatan terpisah satu dengan yang lain. Tabel 4 Distribusi Vertikal Aktivitas No Bangunan Terminal Penggunaan (Keuntungan/ kerugian) 1 Lapisan satu/ tunggal Sesuai untuk terminal bandara 2 Lapisan satu setengah − Lebih baik dari konsep lapis tunggal − Masih terdapat kemungkinan konflik arus di sisi darat 3 Lapisan dua − Menghemat penggunaan tanah − Karakteristik arus lebih baik, dengan meminimumkan konflik arus 4 Lapisan tiga Dibedakan antara arus keberangkatan, kedatangan dan arus bagasi
  • 16. KEBERANGKATAN DOMESTIK F KEBERANGKATAN INTERNASIONAL KEDATANGAN DOMESTIK KEDATANGAN INTERNASIONAL KEBERANGKATAN LANDSIDE KEDATANGAN Check-in ke Perusahaan Penerbangan Klaim BagasiC F C Penumpang Internasional Bagasi Internasional Penumpang Domestik Bagasi Domestik C : Pemeriksaan Bagasi/ Pabean (Bila perlu) F : Kontrol Batas (Bila perlu) S : Pemeriksaan Sekuriti (Bila perlu) S AIRSIDE Gambar 7 Arus Penumpang dan Bagasi Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 16 
  • 17.
  • 18. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 18  g) Standar Luas Terminal Bangunan terminal penumpang sebagai profit centre, harus mempertimbangkan biaya pemeliharaan minimum dalam desainnya, tetapi maksimum dalam fleksibilitas operasionalnya, terutama untuk kebutuhan palayanan kenyamanan penumpang dan kepentingan komersialnya. (1) Besaran ruang-ruang terminal : Untuk menghitung kebutuhan luas terminal dapat dilakukan dengan : (a) Menghitung luas masing-masing ruangan di dalam terminal, dengan dasar perhitungan : − Jumlah penumpang waktu sibuk (p.w.s) adalah 60 % dari jumlah maksimum tempat duduk pesawat (load factor : 60 %) − Perhitungan luas ruang yang dibutuhkan ditambah 20 % untuk toleransi gerak. Dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5 Kebutuhan Ruang Terminal No Uraian Besaran Keterangan 1 Kerb Keberangkatan Panjang Kerb : (0,095 x a x p) meter a : Penumpang waktu sibuk berangkat b : Penumpang transit c : Penumpang waktu sibuk datang n : jumlah rata-rata penumpang per mobil/ taxi p : prosentase penumpang yang menggunakan mobil/ taxi q : prosentase penumpang yang menggunakan ruang tunggu r : prosentase penumpang yang perlu diperiksa s : Jumlah pengantar/ 2 Lobby Keberangkatan Kebutuhan ruang : 0,75 x [a x ( 1+s)+6] m² 3 Check-in Counter Jumlah Counter : ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + 1 60 t ba counter 4 Antrian Check-in Kebutuhan ruang : 0,25 x (a+b) m² 5 Pemeriksaan Pasport (berangkat) Kebutuhan Counter : ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + 1 60 t ba counter 6 Ruang tunggu keberangkatan Kebutuhan ruang : ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × 30 2tq a m²
  • 19. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 19  7 Security Check Kebutuhan X-ray : 300 ba + unit penjemput per penumpang t1 : Waktu layanan per penumpang t2 : Waktu yang dibutuhkan penumpang di ruang tunggu 8 Bagage Claim Area Kebutuhan ruang : (0,9 x c) m² 9 Ruang Keberangkatan Kebutuhan ruang : 0,375 (b+ c+2 x c x r) m 10 Pemeriksaan Pasport (datang) Kebutuhan Counter : ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + 1 60 t cb counter 11 Antrian pemeriksaan pasport (datang) Kebutuhan ruang : 0,25 x (b+ c) m² 12 Pemeriksaan Bea Cukai (datang) Jumlah Counter : ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × 1 60 t rc counter 13 Antrian Pemeriksaan Bea Cukai (datang) Kebutuhan ruang : 0,25 c x r m² 14 Kerb Kedatangan Panjang kerb : 0,095 x c x p) meter (b) Standar luas terminal untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kenyamanan penumpang dan pencapaian aspek komersial. Kebutuhan luas terminal diperoleh dengan mengalikan jumlah penumpang waktu sibuk (PWS) dengan standar tersebut pada Tabel 6 berikut : Tabel 6 Standar Luas Terminal Jumlah Penumpang Waktu Sibuk Standart Kebutuhan Ruang per Penumpang 50 penumpang 18 m²/ penumpang 100 penumpang 17,5 m²/ penumpang 500 penumpang 16 m²/ penumpang 1500 penumpang 15 m²/ penumpang (c) Luas terminal penumpang untuk memenuhi standart minimal pelayanan operasional dengan mempertimbangkan keterbatasan dana pembangunan.
  • 20. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 20  Tabel 7 Standart Luas Terminal Domestik No Jumlah Penumpang/ Tahun Luas 1 < 10.000 120 m² 2 10.000 – 20.000 240 m² 3 20.001 – 40.000 540 m² 4 > 40.000 Non standart Tabel 8 Standart Luas Terminal Internasional No Jumlah Penumpang/ Tahun Luas 1 < 200.000 600 m² Tabel 9 Luas Terminal Non Standart Berdasarkan Perhitungan Penumpang Waktu sibuk (PWS) Domestik No Jumlah Penumpang/ Tahun m²/ PWS 1 40.000 – 100.000 8 2 100.001 – 200.000 9 3 200.001 – 500.000 10 4 500.001 – 1.000.000 11 5 1.000.001 – 2.000.000 12 6 2.000.001 – 5.000.000 13 7 > 5.000.000 15 Internasional No Jumlah Penumpang/ Tahun m²/ PWS 1 200.001 – 500.000 14 2 500.001 – 1.000.000 17 3 1.000.001 – 2.000.000 19 4 2.000.001 – 5.000.000 22 5 > 5.000.000 25 3) Bangunan Terminal Kargo Penekanan konsep arsitektur bangunan terminal kargo terletak pada fungsi dan aktivitas di dalamnya. Hal tersebut mempengaruhi bentuk dasar bangunan terminal kargo. Akses estetika tidak merupakan pertimbangan utama, dalam hal ini lay out fungsi lebih dipertimbangkan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah dibutuhkannya faktor keamanan yang maksimum untuk pengamanan
  • 21. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 21  kargo udara dan barang-barang pos dari resiko pencurian atau tindakan-tindakan diluar hukum. a) Fungsi Terminal Kargo Fungsi terminal kargo secara umum adalah sebagai reservoir arus kargo di bandar udara. Fasilitas terminal kargo, seperti juga fasilitas terminal penumpang adalah sesuatu yang direncanakan dan dirancang secara sistematis. Operasi penerbangan kargo secara keseluruhan harus dilihat sebagai suatu sistem dari apron kargo, melalui bangunan kargo menuju dok dan langsung ke sistem jalan darat. Fungsi utama terminal kargo dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10 Fungsi Utama Terminal Kargo No Fungsi Keterangan 1 Konversi/ penukaran Untuk kemudahan penerbangan pada sisi udara, sejumlah beban ringan dikombinsikan ke dalam satuan yang lebih besar, seperti pallet/ kontainer. Konversi juga terjadi pada pola-pola arus kargo, baik di sisi darat maupun di sisi udara 2 Penyortiran Fungsi penyortiran terjadi apabila terminal menerima beban-beban muatan untuk sejumlah tujuan yang berbeda, menyatukannya dan merupakan beban- beban pesawat terbang untuk tujuan tersendiri. 3 Penggudangan (storing) 4 Pemeriksaan (checking) Fungsi ini perlu dilaksanakan pada terminal kargo, dimana pemeriksaan fisik sering terjadi antara angkutan darat dan udara, juga pengawasan- pengawasan yang berhubungan dengan pemeriksaan seperti pabean yang biasa diselenggarakan b) Jenis Terminal Kargo Terminal kargo secara umum dapat di bagi dalam 2 (dua) jenis, berdasarkan konfigurasinya.
  • 22. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 22  1) Bangunan kargo penggunaan tunggal 2) Bangunan kargo penggunaan ganda Uraian secara ringkas dari kedua terminal kargo dapat dilihat pada Tabel11.Jenis-jenis Terminal Kargo No Jenis Keterangan 1 Bangunan kargo penggunaan tunggal Mengakomodasikan ekspor, import atau kombinasi keduanya bagi terminal tunggal. Harus dipertimbangkan hal-hal : − Untuk penanganan kargo internasional dan domestik, perlu disediakan porsi sisi udara dari bangunan yang dibagi atas dua kawasan yang terpisah untuk menjamin segregasi kargo interbasional dan domestik. Namun masih mungkin disediakan bagian depan (frontage) yang menerus ke sisis darat, sehingga semua fasilitas truk berlokasi di satu tempat. − Bila operasi kargo besar, atau bila peramalan untuk peruntukan operasi kargo mengidentifikasikan perlunya perluasan fasilitas kargo dalam waktu dekat, perlu dipertimbangkan adanya fasilitas sisi darat yang terpisah. 2 Bangunan kargo penggunaan ganda Dialokasikan bagi sejumlah pemakai. c) Arus Pergerakan (flow) dalam terminal Kargo (1) Prinsip-prinsip Pergerakan Kargo (Cargo Flow Prinsiples) Persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dalam desain dan lay out untuk akomodasi fasilitas kargo adalah : − Pesawat udara kargo harus melakukan bongkar muat di terminal kargo − Arus kargo menuju dan dari pesawat udara atau transfer kargo antar pesawat udara harus lancar dan tidak menyulitkan − Jarak antara masing-masing bagian dalam urutan-urutan pergerakan harus pendek atau sesingkat mungkin − Akses menuju terminal kargo baik apron (airside) atau dari jalan (landside) harus langsung, dekat dan tertutup/ aman
  • 23. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 23  − Pembatas fisik antara daerah penanganan impor dan ekspor kargo udara harus dihindari, hal ini untuk mempertimbangkan fleksibilitas ruang terutama untuk gudang − Penyediaaan ruang yang cukup bagi penanganan kontainer dan pallet diantara terminal kargo, pesawat udara dan truk (2) Apron Kargo Untuk efisiensi penanganan kargo, apron kargo harus diperlakukan sebagai penerus kargo. Parkir pesawat udara nose-in atau nose-up dengan sistem penanganan mekanis yang tetap dan sesuai dapat menghemat ukuran apron. Setiap tata letak apron dan analisa sistem penanganannya harus mengikutsertakan aspek-aspek sebagai berikut : − Tipe pesawat udara yang digambarkan dalam peramalan − Keperluan perusahaan penerbangan untuk keberangkatan pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan − Pertumbuhan perusahaan penerbangan terhadap biaya peralatan dibanding dengan biaya tenaga kerja − Sumber tenaga yang tersedia untuk operasi − Lahan yang tersedia (3) Fasilitas yang Diperlukan dalam Terminal Kargo Kebutuhan fasilitas dasar terminal kargo harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : − Untuk memudahkan pemindahan barang, area yang dialokasikan untuk pemindahan kosinyasi masuk, harus mudah dicapai dari keseluruhan kawasan kosinyasi keluar − Ruang yang cukup untuk presentase (membuka dan memeriksa kargo) di daerah bea cukai − Ruang yang cukup dan dekat dengan daerah pengiriman akhir, untuk mengepakkan kembali kargo setelah pemeriksaan bea cukai − Gudang yang cukup dan memadai, baik yang bebas maupun terikat termasuk ruang untuk persiapan pemuatan ke pesawat atau pembongkaran muatan dari pesawat yang datang − Fasilitas untuk menimbang (weighting) − Ruang pendingin (cold storage) untuk vaksin, makanan dan bila perlu untuk penyimpanan jenasah
  • 24. − Ruang yang aman untuk barang-barang berharga − Akomodasi dan ruang khusus untuk binatang/ ternak − Ruang tunggu − Tempat penerimaan umum − Kantor untuk otoritas pengawasan (bila perlu) − Kantor untuk fungsi pengelolaan − Ruang untuk awak pesawat dan ruang istirahatg untuk awak pesawat dan ruang istirahat (4) Akses ke Kawasan Terminal Kargo(4) Akses ke Kawasan Terminal Kargo Untuk perencanaan sistem transportasijalan umum yang dihubungkan ke komplek terminal kargo, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9. Untuk perencanaan sistem transportasijalan umum yang dihubungkan ke komplek terminal kargo, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9. Konsesi dari sistem jalan yang langsung ke apron terminal kargo juga harus disediakan untuk digunakan oleh perusahaan penerbangan dan kendaraan komersil yang diijinkan. Konsesi dari sistem jalan yang langsung ke apron terminal kargo juga harus disediakan untuk digunakan oleh perusahaan penerbangan dan kendaraan komersil yang diijinkan. (5) Parkir Terminal Kargo(5) Parkir Terminal Kargo Fungsi parkir terminal kargo dapat dilihat pada Gambar 8 .Fungsi parkir terminal kargo dapat dilihat pada Gambar 8 . Parkir untuk bongkar muat kargo terletak di sisi darat Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 24  Gambar 8 Fungsi Parkir Terminal KargoGambar 8 Fungsi Parkir Terminal Kargo Fungsi Parkir Terminal Kargo Parkir Operasional untuk kendaraan-kendaraan yang mengambil dan mengangkut kargo Parkir personal Lokasinya dekat dengan area kerja Parkir untuk tempat penampungan (holding area), yaitu untuk menampung kendaraan yang menunggu untuk dibongkar. Lokasinya berdekatan dengan area pengambilan dan pengangkutan Parkir untuk agen. Lokasinya berdekatan dengan terminal kargo
  • 25. 1. Pertimbangan pemakaian pada saat peak hour pemisahan flow antara truk dan kendaraan penumpang 2. Jalan harus cukup kuat dan terang untuk menangani kendaraan kargo yang diproyeksikan 3. Pola jalan untuk kemudahan akses terutama dari sistem jalan utama di luar bandar udara 4. Adanya jalan umum penghubung antara penumpang dan terminal kargo diusahakan agar tidak 'cross' dengan pelayanan jalan lainnya 5. Kemungkinan perluasan Sistem jalan disesuaikan dengan peramalan lalu lintas Perencanaan Sistem Transportasi di Kompleks Terminal Kargo Gambar 9 Penerapan Sistem Transportasi Dalam Terminal Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 25 
  • 26. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 26  Juga perlu diperhatikan, studi untuk keperluan parkir di masa yang akan datang serta kemungkinan penyediaan perluasan fasilitas parkir sesuai dengan volume kargo udara yang diperlukan dan perlu ditangani, maupun perkiraan perluasan terminal kargo. d) Konsep Perencanaan Arsitektur Konsep perencanaan arsitektur secara umum meliputi : (1) Konsep Fungsi Konsep fungsi dapat mempertimbangkan : − Kebutuhan ruang − Rencana pengembangan − Aspek ekonomi − Keamanan, terutama untuk bangunan penghubung langsung antara sisi udara dan sisi darat − Kenyamanan bagi penumpang/ pengguna bangunan, dengan memperhatikan fasilitas bangunan seperti : air conditioner, lift, eskalator, pencahayaan dan lain-lain. − Fleksibilitas operasional, dalam kaitannya dengan organisasi ruang dan persyaratan kelengkapan khusus. (2) Organisasi Ruang Organisasi ruang harus memperhatikan : − Pola arus penumpang/ pengguna bangunan, barang, bagasi dan kendaraan − Pemecahan sistem sirkulasi untuk pola di atas (3) Konsep Pemintakatan (zoning) Secara umum, pemintakatan ruang-ruang akan menghasilkan bentuk selubung bangunan. Pada dasarnya pemintakatan tersebut mencerminkan kebutuhan fungsional yang sudah disesuaikan dengan kondisi site. (4) Tampilan dan Finishing Bangunan − Konsep dasar : clean and clear design dengan mempertimbangkan segi konstruksi, operasional dan pemeliharaannya − Mengenalkan identitas lokal yang juga mencerminkan airport modern untuk masa yang akan datang
  • 27. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 27  − Juga dengan mempertimbangkan masalah iklim tropis, terutama dalam kaitannya dengan detail bangunan 4) Bangunan Operasi a) Fungsi Bangunan operasi (1) Bangunan teknik (a) Sebagai tempat para petugas yang bekerja untuk Keselamatan Operasi Penerbangan (b) Untuk melindungi peralatan telekomunikasi, navigasi dan listrik, terhadap pengaruh kondisi alam serta gangguan lain (2) Bangunan Umum (a) Sebagai tempat untuk menampung kegiatan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan operasi penerbangan (b) Untuk memenuhi kebutuhan Karwayan Bandar Udara dalam melaksanakan tugas b) Konsep dan Kriteria Perancangan Bangunan Operasi (1) Kriteria Perancangan : (a) Mempertimbangkan kebutuhan serta fungsi bangunan untuk menunjang operasi bandar udara sesuai tingkat kebutuhan personil dan persyaratan teknis peralatan yang digunakan (b) Karakteristik peralatan (dimensi, jumlah, prosedur dan persyaratan) yang akan ditempatkan di bangunan tersebut (c) Kondisi fisik dan lingkungan bandar udara (d) Kemungkinan untuk ditingkatkan fungsinya dan/ atau dikembangkan di masa datang (2) Konsep Perencanaan (a) Menentukan kebutuhan luas untuk setiap jenis dan klasifikasi bangunan sebagai dasar perhitungan kebutuhan luas (b) Menentukan tata letak bangunan sesuai dengan persyaratan keselamatan operasi penerbangan dan operasi peralatan
  • 28. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 28  (c) Menentukan jenis dan sistem konstruksi sehingga memudahkan dalam pembangunan (d) Menentukan jenis bahan bangunan disesuaikan karakteristik peralatan di dalamnya c) Jenis Bangunan Operasi (1) Fasilitas Administrasi (a) Fungsi Fasilitas administrasi pada bandar udara dapat digolongkan menjadi : − Fungsi administrasi umum, meliputi : a) Fungsi administrasi bandar udara b) Keamanan bandar udara − Fungsi Pengendalian Untuk mengendalikan dan membimbing pesawat udara sehingga dapat mendarat dan lepas landas dengan aman − Fungsi manajemen operasi Meliputi manajemen operasi pesawat udara, seperti konfirmasi mengenai bandar udara asal dan bandar udara tujuan, jalur penerbangan dan waktu tempuh, pemberian ijin dan penyediaan informasi − Fungsi Meteorologi Penelitian kondisi udara di sekitar bandar udara dan pebyediaan informasi mengenai kondisi cuaca pada bandar udaraasal, bandar udara tujuan dan jalur penerbangan − Fungsi Manajemen Fasilitas Memelihara, mengelola dan mengoperasikan fasilitas teknik bandar udara seperti landas pacu dan pelataran parkir pesawat udara, serta fasilitas keselamatan penerbangan seperti radio dan perlampuan (b) Peletakan Fasilitas Administrasi Untuk kelancaran fungsi setiap fasilitas, dalam perencanaan tata letak fasilitas di daerah administrasi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : − Hubungan yang mudah dengan fasilitas lain, seperti terminal penumpang dan kargo
  • 29. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 29  − Pandangan yang jelas ke arah sisi udara − Mempunyai akses langsung dengan palataran parkir pesawat udara serta dekat dengan daerah pendaratan dan lepas landas (2) Bangunan PKPPK (a) Fungsi Sebagai tempat penyimpanan peralatan fasilitas pertolongan kecelakaan pada pesawat udara dan pemadam kebakaran Faktor-faktor utama dalam usaha pertolongan kecelakaan pesawat udara adalah : − Bantuan yang diterima − Efektifitas peralatan dan kecepatan personil serta paralatan yang disediakan untuk tujuan pertolongan dan pemadam kebakaran (b) Kriteria Lokasi − Mempunyai akses langsung ke seluruh landasan, taxiway dan apron − Maximum respon time dari pesawat terbang yang mengalami kecelakaan di landasan yaitu 3 menit − Guna memenuhi persyaratan tersebut, maka bandar udara besar, bangunan PKPPK dapat lebih dari satu (dimana yang satu berfungsi sebagai main-station dan yang lain sebagai sub-station) − Lokasi di sisi udara atau di lokasi lain dengan tetap memenuhi kriteria respon time − Mempunyai akses langsung ke landasan, tanpa pembatasan serta harus meminimumkan jumlah tikungan − Garis pandang ke daerah pergerakan pesawat udara harus tegak lurus lalu lintas pesawat udara − Akses menuju menara kontrol tidak boleh memotong landasan maupun taxiway − Lokasi di airside
  • 30. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 30  (3) Menara Pengawas (a) Fungsi Sebagai pusat pengatur/ pengawas operasi lalu lintas penerbangan dalam ruang udara maupun sebagai pusat pemanduan pada saat pesawat udara melakukan pendekatan, pendaratan maupun lepas landas (b) Kriteria Lokasi − Petugas di menara pengawas harus mempunyai daya pandang maksimum dan bebas halangan ke seluruh areal landasan, taxiway dan apron − Harus mempunyai syarat transitional surface − Menara pengawas tidak boleh mempengaruhi sinyal yang dipancarkan oleh alat bantu navigasi (navaid) yang ada − Garis pandang ke daerah pergerakan pesawat udara harus tegak lurus arus lalu lintas pesawat udara − Akses menuju menara kontrol tidak boleh memotong landasan maupun taxiway − Lokasi di airside (4) Stasiun Meteorologi (a) Fungsi Sebagai pusat pengamatan cuaca (iklim, angin , temperatur, curah hujan serta kelembaban) di wilayah tertentu tempat bandar udara itu berlokasi. (b) Kriteria Lokasi − Pada bandar udara kecil lokasi stasiun meteorologi yang terbaik adalah di dekat ruang/ kantor operasional perusahaan penerbangan dan pada akses yang dilewati oleh crew pesawat udara − Stasiun meteorologi pada dasarnya terdiri dari : • Pusat informasi meteorologi • Stasiun pengamat − Lokasi dari stasiun observasi harus memenuhi syarat : • Mempunyai pandangan yang jelas ke landasan • Aksesibilitas tinggi
  • 31. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 31  • Pada bandar udara yang mempunyai 2 (dua) landasan maka lokasinya diantara kedua landasan tersebut (5) DPPU (a) Fungsi − Sebagai pusat atau tempat penyimpanan bahan bakar pesawat udara − Bentuk fasilitas ini tergantung dari cara pengisian bahan bakar dari depo ke pesawat udara yaitu : a) Melalui mobil tangki b) Melalui sistem hidrant/ pipa (b) Kriteria Lokasi − Lokasi dekat dengan areal pengisian bahan bakar pesawat − Sebaiknya menjahui sumber kebakaran/ api − Pertimbangan dampak terhadap lingkungan sehubungan dengan kemungkinan tumpahan bahan bakar, kebocoran dan bau (karena hembusan angin) Dengan demikian dalam meletakan fasilitas ini perlu diperhatikan lokasi areal pemukiman dan arah angin (6) Fasilitas Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi (a) Fungsi Untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penumpang dan karwayan bandar udara. − Adapun kebutuhan air bersih di bandar udara untuk melayani kebutuhan air di : − Terminal penumpang − Bangunan opersi − Bangunan PKPPK − Hanggar pemeliharaan pesawat − Perumahan dinas Sedangkan fasilitas sanitasi terdiri dari : − Jaringan sanitasi − Pompa sanitasi − Bangunan untuk chlorination dan ditaleration − Bangunan pencuci limbah
  • 32. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 32  (7) Bangunan Katering Penerbangan (a) Fungsi − Untuk mempersiapkan dan menyimpan makanan, minuman dan kebutuhan kabin pesawat udara yang lainnya dalam jumlah yang cukup besar − Fasilitas ini tidak mutlak disediakan di sekitar bandar udara (b) Kriteria Lokasi Fasilitas ini dapat diletakan di daerah sisi darat ataupun di luar areal bandar udara, namun dengan akses ke apron yang cukup baik (8) Garasi dan Bengkel Pesawat Udara (a) Fungsi Untuk menyimpan dan merawat peralatan Ground Handling (traktor, tangga pesawat udara, container, high loader, bus, dll) beserta peralatan suku cadangnya (b) Kriteria Lokasi Fasilitas ini sebaiknya diletakkan diantara terminal penumpang dan terminal kargo, serta dekat dengan apron (9) Fasilitas Perawatan Pesawat Udara (a) Fungsi − Merupakan pusat perawatan pesawat terbang, baik yang bersifat “home base” untuk perawatan besar (major maintenance) atau hanya bersifat perawatan ringan (little maintenance) maupun kombinasi keduanya − Fasilitas ini tidak mutlak ada di setiap bandar udara, karena untuk pemeriksaan ringan dapat dilakukan afrow (b) Kriteria Lokasi Lokasi fasilitas perawatan pesawat terbang perlu mempertimbangkan faktor-faktor : − Mempunyai akses langsung ke taxiway − Jauh dari lalu lintas yang sedang melintasi cross runway − Harus mempertimbangkan gangguan kebisingan (noise) yang ditimbulkan
  • 33. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 33  (10) Fasilitas General Aviation Defenisi General Aviation, menurut Airport Planning Manual Part 1 Master Planning, 1977 adalah seluruh penerbangan sipil yang tidak diklarifikasikan sebagai penerbangan komersial, termasuk di dalamnya berbagai tipe dan kategori pesawat terbang General Aviation yang terdiri dari pesawat udara untuk penerbangan pribadi, angkutan orang atau kargo oleh pesawat udara pribadi, air taxi, penerbangan untuk pertanian dan pesawat udara latih. (a) Fungsi Fungsi fasilitas General Aviation adalah untuk menampung aktivitas pergerakan pasawat udara dan pergerakan orang/ barang yang termasuk dalam klasifikasi General Aviation. (b) Kriteria Lokasi − Apabila kegiatan operasional General Aviation ini cukup tinggi, maka fasilitas ini diletakkan pada bagian yang terpisah dari kegiatan terminal area untuk penerbangan komersial − Lokasi fasilitas ini berada perlu mempertimbangkan akses (kemudahan pencapaian) bagi pengguna dan areal yang cukup luas untuk penempatan hanggar, peralatan parkir pesawat udara dan untuk pengiriman bahan bakar serta perawatan pesawat udara (11) Stasiun Tenaga Listrik (Power House) (a) Fungsi Fasilitas ini digunakan sebagai tempat penyimpanan generator listrik bandar udara atau sebagai pusat pembangkit tenaga listrik bandara udara (b) Kriteria Lokasi Sebaiknya menghindari jalur pelayanan yang panjang dan menjauhi sumber api (12) Pusat Kesehatan (Sentra Medica) (a) Fungsi Fasilitas ini perlu disediakan untuk : − Melayani penumpang dan karyawan yang memerlukan pertolongan
  • 34. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 34  − Pemeriksaan kesehatan awak pesawat (medical inspection) − Menangani keadaan darurat (emergency & rescue) (b) Kriteria Lokasi Lokasi fasilitas ini tergantung dari besar fasilitas dan tujuan penggunaannya, dimana harus mempertimbangkan faktor- faktor sebagai berikut : − Dekat (with in walking distance) dengan area terminal − Aksesibilitas yang tertinggi ke lokasi kecelakaan pesawat udara − Luas area mencukupi untuk menampung arus kendaraan keluar/ masuk untuk pertolongan pertama d) Dasar Perhitungan Kebutuhan Luas Bangunan Operasi (1) Bangunan Teknik (a) Fungsi bangunan tersebut terhadap peralatan di dalamnya (b) Kebutuhan ruang untuk peralatan yang digunakan berdasarkan persyaratan teknis operasional (c) Kebutuhan ruang untuk petugas/ operator (2) Bangunan umum (a) Fungsi bangunan tersebut terhadap aktifitas di dalamnya (b) Standar kebutuhan luas berdasarkan standar Cipta Karya/ Direktorat Tata Bangunan e) Standar Bangunan Tabel 12 Standar Luas Bangunan Teknik yang Melibatkan Direktorat Lain (Dit. Kespen dan Dit. Faslektrik) No. Jenis Bangunan Luas bangunan (m2) A Tower - ATC 01. 0/ 3 Lt 98 02. 0/ 4 Lt 123 03. 0/ 5 Lt 148 04. 0/ 6 Lt 173 B PK-PPK 01. Type - A 24 02. Type - B 48 03. Type - C 72 04. Type - D 96 C C C R
  • 35. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 35  01. Type - A 48 02. Type - B 96 D ILS 01. Localizer Glide Path 18 02. Localizer Glide Path 21 03. Border Marker 12 04. Middle Marker 15 E DVOR/ DME 01. Type - A 24 02. Type - B 48 03. Type - C 72 F NDB 01. Type - A 24 01. Type - A 48 G APP 01. 100 H AMSC 01. 72 I Works shop 01. Type - A 100 02. Type - B 200 J Power House 01. Type - A 12 02. Type - B 24 03. Type - C 48 04. Type - D 96 K Bangunan Stasiun Pancar Ulang VHF-ER 01. 96 L Bangunan Stasiun Pemancar TX 01. 96 M Bangunan Stasiun Penerima RX 01. 96 N Radar 01. 336 O Pengamat Meteorologi 01. P Sentra Telekomunikasi 01. Q R. Dara/ M. Wara 01.
  • 36. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 36  Gambar 10 Bagan Proses Pembangunan Fasilitas Bangunan Operasi 5) Prasarana Penunjang Sisi Darat a) Fasilitas Penunjang Jalan dan Daerah Parkir (1) Agar fasilitas bandar udara dapat berfungsi dengan baik, perlu disiapkan jalan dan daerah parkir. Jalan pada suatu bandar udara dapat digolongkan menjadi seperti ditunjukkan pada Gambar 11. KEBUTUHAN FASILITAS OPERASIONAL BANDARA TRAFFIC PENERBANGAN (DIT.ANGUD) KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (DIT. KESPEN) FASILITAS PERALATAN & BANGUNAN YANG DIBUTUHKAN PERALATAN NAVIGASI & LISTRIK (DIT. FASLEKTRIK) BANGUNAN & PRASARANA SISI DARAT (DIT. BANDARA) PROYEK PEMELIHARAAN & OPERASIONAL BANDARA
  • 37. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 37  Jalan Operasi Jalan Inspeksi Jalan Bandar UdaraDaerah Parkir Gambar 11 Fasilitas Jalan di Dalam Bandar Udara (a) Jalan Bandar Udara (Jalan service) Digunakan untuk umum dan terletak di depan terminal penumpang. Dalam merencanakan jalan bandar udara, perlu diramalkan volume lalu lintas untuk setiap jenis kendaraan (penumpang, pengantar/ penjemput, karyawan bandar udara, dll). (b) daerah Parkir Dalam ramal/ duga kebutuhan luas daerah parkir perlu diperhatikan pertumbuhan lalu lintas pada jalan menghubung antara bandar udara dengan kota yang dilayani, selain itu perlu juga dilakukan studi perbandingan dengan bandar udara lain yang memiliki karakteristik yang mirip dengan bandar udara yang direncanakan. Dalam menentukan struktur dalam lokasi daerah parkir perlu diperhatikan kaitan keberangkatan daerah parkir tersebut dengan fasilitas lain dalam bandar udara dan dengan keselamatan. Selain itu juga perlu di kaji mengenai kebutuhan ruang untuk tiap kendaraan, lebar jalur kendaraan, serta metoda parkir, termasuk pertimbangan untuk kemungkinan pengembangan di masa datang. (c) Jalan Inspeksi Jalan inspeksi di bangun sekeliling batas bandar udara dan digunakan untuk kendaraan pemeliharaan, kendaraan pencegah dan pada keadaan darurat dapat digunakan oleh kendaraan PKPPK.
  • 38. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 38  (d) Jalan Operasi Jalan operasi di bangun untuk lalu lintas kendaraaan inspeksi fasilitas dasar bandar udara dan untuk kendaraan PKPPK pada keadaan darurat. (2) Persyaratan Umum (a) Kapasitas minimum harus dapat memenuhi kebutuhan nominal dari bandar udara (b) Memenuhi syarat-syarat keamanan dan dampak lingkungan (c) Memiliki keandalan dan perpaduan yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan bandar udara dalam memberi pelayanan secara kontinyu. (3) Fungsi dan Dimensi Tabel 13 fungsi dan Dimensi Jalan Operasi No. Jenis Jalan Fungsi Dimensi Lebar Perkerasan Shoulder (kiri/ kanan) Drainage (kiri/ kanan) 1. Jl. Inspeksi a. Untuk kendaraan pemeliharaan b. Untuk kendaraan survai pencegahan c. Untuk darurat (PK-PPK) (3 – 5,5) m 1 m 0,5 m 2. Jl. Operasi a. Untuk kendaraan survai fasilitas dasar bandar udara (R/W, T/W, dll) b. Untuk PK-PPK (3 – 4) m 5 m 1 m 5 m 0,5 m 3. Jl. service a. Umum b. Di depan terminal penumpang 6 m 13 m 1 m 1,5 m 0,7 m 1 m (4) Desain dan Penggunaan Lahan (a) Untuk tanah dasar dengan CBR < 3 %, perlu dilakukan perbaikan tanah dengan alternatif sebagai berikut : − Perbaikan tanah dengan mengganti tanah yang jelek − Perbaikan tanah dengan cerucuk − Perbaikan dengan stabilisasi
  • 39. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 39  Desain untuk tanah dengan CBR < 3 % harus dikonsultasikan kepada Direktorat Teknik Bandar Udara. (b) Selanjutnya desain di sesuaikan dengan alternatif-alternatif berikut untuk tanah dengan CBR > 3 %. Untuk kelas jalan dengan muatan yang cukup berat, misalnya pada jalan PK=PPK atau DPPU, tebal lapis pondasi bawah dengan sirtu dan dengan lapis permukaan penetrasi aspal dan kolakan atau beton aspal adalah sebagai berikut (Tabel 14) : Tabel 14 Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk Kelas Jalan dengan Muatan Berat Untuk CBR Tanah Dasar (3 - 5)% LHR 25 50 100 200 Pondasi Bawah sirtu sirtu sirtu sirtu Penetrasi aspal 25 30 37.50 42.50 Kolakan 20.50 27.50 35 37.50 Beton aspal 15 25 30.50 37.50 Muatan maksimum (10-20) ton 30 ton 40 ton 50 ton Untuk CBR Tanah Dasar >5% Penetrasi aspal 20 22.50 30 35 Kolakan 15 20.50 27.50 32.50 Beton aspal 15 17.50 22.50 30 Catatan : − LHR : Lintasan Harian Rata-rata − Tebal rata-rata lapis permukaan 5 cm − Tebal rata-rata lapis pondasi 15 cm − Untuk parkir tebal perkerasan ditambah 10 % Seluruh kelas jalan dengan muatan ringan, misalnya jalan inspeksi atau jalan lingkungan, tebal lapis pondasi bawah dengan sirtu dan lepas lapis permukaan penetrasi aspal atau kolakan atau beton aspal adalah sebagai berikut (Tabel 15) :
  • 40. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 40  Tabel 15 Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk Jalan dengan Muatan Ringan Untuk CBR Tanah Dasar (3 - 5)% LHR 25 50 100 200 Pondasi Bawah sirtu sirtu sirtu sirtu Penetrasi aspal 20 25 30 35.00 Kolakan 15 20.50 25.50 32.50 Beton aspal 15 15 20 25.50 Muatan maksimum (10-20) ton 30 ton 40 ton 50 ton Untuk CBR Tanah Dasar >5% Penetrasi aspal 15 20 22.50 30 Kolakan 15 15 20 25 Beton aspal 15 15 15 20 Catatan : − LHR : Lintasan Harian Rata-rata − Tebal rata-rata lapis permukaan 5 cm − Tebal rata-rata lapis pondasi 15 cm − Untuk parkir tebal perkerasan ditambah 10 % Tabel 16 Tebal Standar Perkerasan Jalan Lapis Permukaan : Rata-rata 4 cm Lapis Pondasi : Rata-rata 15 cm Lapis Pondasi Bawah b) Pagar Fungsi pagar (1) Untuk pembatas daerah bandar udara (tinggi > 2,10 m), alternatif pagar adalah sebagai berikut : (a) Kawat berduri rangka kayu (b) Kawat berduri rangka besi (c) Kawat harmonika rangka kayu (d) Kawat harmonika rangka besi (e) Wire mesh rangka besi (2) Untuk pembatas bangunan (tinggi > 0,90 m), alternatif pagar adalah sebagai berikut : (a) Pagar BRC (b) Kawat harmonika rangka kayu (c) Kawat harmonika rangka besi (d) Pagar Profit
  • 41. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 41  (e) Pagar Kayu (f) Pagar tanaman (3) Untuk pembatas bangunan khusus, misalnya DPPU (tinggi = 1,80 m) (a) Pagar BRC (b) Kawat harmonika rangka kayu (c) Kawat harmonika rangka besi (d) Wire mesh rangka besi c) Landscaping (1) Fungsi Landscaping berfungsi sebagai elemen penyejuk, penyegar dan peneduh lingkungan juga sebagai elemen barrier terhadap debu dan suara maupun pengaruh lain (2) Unsur-unsur landscaping antara lain : − Tanaman − Batu-batuan asli − Batu-batuan artifisial − Landmark (3) Implementasi Landscaping umumnya diterapkan pada exterior area (architecture landscape) namun ada pula yang berada pada interior area (landscape architecture). Unsur landscaping dalam suatu area berkisar antara 10 % - 15 % luas area. d) Prasarana Utilitas Pada perencanaan penataan bandar udara antara lain perlu ditangani fasilitas utilitas seperti : (1) Air bersih − Kualitas air − Kualitas air baku − Volume kebutuhan per hari − Sistem distribusi − Pengolahan air minum (2) Air Limbah − Sumber limbah − Macam limbah − Cara pengumpulan, pengangkutan dan penampungan
  • 42. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 42  − Cara pengolahan (3) Limbah Padat − Sumber limbah − Volume yang dihasilkan per hari − Cara pengumpulan dan penampungan − Cara pemusnahan/ penanganan air Adapun kriteria pengadaan air bersih tersebut adalah sebagai berikut : (a) Kualitas Air Pada umunya syarat untuk air bersih/ air minum di Indonesia akan mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh DEPKES Nomor ; 416/ Menkes/ Pes/ IX/ 1990 dan tidak jauh berbeda dengan syarat air minum yang dikeluarkan oleh WHO. Syarat tersebut antara lain : Fisik : tidak berbau, tidak berbusa, tidak keruh, tidak berwarna Temperatur : suhu kamar Mikrobiologi : kaliform harus O per 100 ml sampel air dan total kali adalah 3 per 100 ml. (b) Kualitas Air Baku Untuk memenuhi jumlah kebutuhan air untuk setiap bandar udara tergantung pada kualitas sumber air. Sumber air yang dapat digunakan antara lain : − Sumur air dalam − Sumur air dangkal − Air permukaan (sungai atau danau) − PDAM (c) Kebutuhan Air Bersih Penetuan kebutuhan luas bangunan air di bandar udara terutama ditentukan oleh kebutuhan air untuk penumpang, bangunan operasi, pemadam kebakaran (PK-PPK) dan perumahan dinas bandar udara. Untuk kebutuhan air bagi penumpang, bangunan operasi dan perumahan dinas, air yang digunakan adalah air bersih sedangkan n untuk PK-PPK tidak harus air bersih. Kebutuhan air :
  • 43. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 43  − Untuk operasional bandar udara : • Kebutuhan air untuk penumpang = 20 l/ penumpang/ hari fisik • Kebutuhan air untuk karyawan bandar udara = 100 l/ karyawan/ hari • Jumlah karyawan 1/200 x jumlah penumpang tahunan • Kebutuhan air untuk hanggar = 5-10 m³/ pesawat udara yang masuk hanggar/ hari (1m³~100 l) • Pompa air bekerja 8 jam/ hari • Kebocoran dalam distribusi = 20% Kebutuhan air per hari untuk operasional bandar udara • Untuk bandar udara tanpa hanggar = 1,2 x {(3 x ∑ penumpang tahunan) + (100 x ∑ penumpang tahunan)} = A liter/ hari • Untuk bandar udara dengan hanggar = A + 1,2 (5 s/d 10) x 1.000 x pesawat udara masuk hanggar = B liter/ hari Debit air yang dibuthkan untuk operasi bandar udara • Untuk bandar udara tanpa hanggar = menitliter A / 608× • Untuk bandar udara dengan hanggar = menitliter B / 608× Kapasitas Bak air : • Untuk bandar udara tanpa hanggar = 3 1000 m A • Untuk bandar udara dengan hanggar = 3 1000 m B • Untuk perumahan dinas bandar udara • Asumsi o Kebutuhan air = 150 l/ orang/ hari o Sebuah rumah dinas di huni oleh 6 orang o Kebocoran dalam distribusi = 20 %
  • 44. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 44  o Pompa air bekerja 8 jam/ hari • Kebutuhan air untuk sebuah rumah dinas = 1,2 x 6 x 150 l/ hari = 1.080 l/ hari • Debit air yang dibutuhkan untuk sebuah rumah dinas = liter/1 606 080.1 × = 2,25 liter/ hari • Kapasitas bak air = 3 1000 080.1 m rumahdinas× − Untuk PKPPK • Air untuk PKPPK tidak perlu air yang dapat diminum • Air yang diperlukan untuk membuat busa pemadam kebakaran yang harus dilengkapi dengan bubuk kimia kering atau Holo Carbon atau CO2 • Air untuk kebutuhan PKPPK disediakan dalam suatu bak khusus • Untuk pengamanan, volume bak air dibuat dua kali volume kebutuhan air Tabel 17 Standart Kebutuhan Air untuk PKPPK Kategoti Pesawat untuk PKPPK Jenis Pesawat Udara Volume Bak Air (m3) Holo Carbon (CO2) kg kg 2 BN 2 A, Cessna 10 90 180 3 DHC-6<NC 212 10 135 270 4 CN-235, HS 748 10 135 270 5 F-27 20 180 360 6 F-28, DC-9 30 225 450 7 - - - - 8 A 300, DC 10 60 450 900 9 B 747 60 450 900 (d) Distribusi Air untuk bandar udara yang tidak mempunyai instalasi dari Perusahaan Air Minum (PAM), perlu dibuat jaringan distribusi air tersendiri. Alternatif sistem distribusi air : − Bak reservoir ̶ pompa ̶ menara air ̶ distribusi − Bak reservoir ̶ pompa ̶ tanki tekanan (hidrofor) ̶ distribusi
  • 45. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 45  Dimensi bak reservoir ± (0,2 x volume kebutuhan air/ hari) (e) Pengolahan Air Minum Bila air bersih akan digunakan pula sebagai air minum maka perlu diolah terlebih dahulu. Cara pengolahan air ini akan berbeda tergantung pada macam sumber airnya sebagai berikut : − Pengolahan air dari sumber sumur dalam (deep well) Gambar 12 Bagan Pengolahan Air Minum dari Sumber Sumur Dalam Gambar 13 Bagan Pengolahan Air dari Sumber Danau
  • 46. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 46  Gambar 14 Bagan Pengolahan Air dari Sumber Air e) Prasarana Limbah Cair (a) Pengertian air limbah adalah semua jenis air buangan hasil kegiatan manusia yang berbentuk cair. Penghasil limbah di bandar udara antara lain : − Terminal Penumpang • Jumlah penumpang yang mendarat setiap hari • Jumlah penumpang yang akan berangkat • Jumalh pengantar/ penjemput • Jumlah petugas pelayanan • Luas kantor − Bangunan Pendukung • Luas kantor administrasi • Luas gudang • Luas hangar/ bengkel • Luas petugas pelayanan • Luas dapur katering • Luas asrama/ perumahan • Luas menara kontrol
  • 47. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 47  (b) Sistem Pelayanan Pelayanan air dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu : − Sistem On Site Pengumpulan dilakukan di lokasi, misalnya dengan dibuatnya septi tank − Sistem Off Site Pengumpulan dilakukan pada suatu lokasi dan diolah agar memenuhi persyaratan air permukaan − Sistem Kombinasi On Site dan Off Site (c) Sistem Pengumpulan − Sistem Riool, limbah dialirkan menuju penampungan/ pengumpulan dengan melalui perpipaan − Sistem kommual, petugas mengambil dari tempat-tempat pengumpulan individu yang telah disediakan, dengan mempergunakan peralatan truk tangki f) Prasarana Mekanikal Bnadar Udara (a) Jenis-jenis Prasarana Mekanikal Bandar Udara Pemilihan jenis mekanikal bandar udara dipengaruhi oleh faktor-faktor : − Besar bandar udara yang bersangkutan − Jenis pesawat udara yang beroperasi − Konsep perencanaan bandar udara − Jumlah penumpang − Besarnya modal − Biaya pemeliharaan dan pengawasan Berikut adalah jenis fasilitas yang umumnya digunakan pada bandar udara dari : (1) Alat angkut penumpang, yang terdiri darI : (a) Angkutan vertikal : elevator, escalator, inclining moving side walk (b) Angkutan horisontal : moving side walk, automated guideway transit system, ramp bus, intra building vehicle (2) Peralatan untuk boarding penumpang (3) Peralatan penanganan bagasi
  • 48. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 48  (4) Peralatan pemasok daya pesawat udara : peralatan pemasok udara, peralatan pemasok daya listrik, peralatan pemasok tekanan udara. (b) Perencanaan Peralatan Mekanikal Bandar Udara (1) Alat Angkutan Penumpang Vertikal (a) Elevator Elevator harus diletakkan berdekatan dengan tangga pada suatu area dimana terdapat aliran/ lalu lintas penumpang yang memerlukan transport vertikal sebagai alat transportasi bagi penumpang “handicapped” yang menggunakan kursi roda. Walaupun ada alat transportasi vertikal lain yang dapat digunakan bagi penumpang “handicapped” (escalator, MSW/ Moving Side Walk), namun elevator merupakan peralatan yang paling memadai ditinjau dari aspek “instalation space”, keselamatan penumpang dan biaya. Dari sudut pandang keamanan, elevator dapat digunakan dalam rangka pemisahan penumpang yang berangkat dan datang bagi penerbangan internasional. Namun elevator hanya interior dalam kapasitas transportasi penumpang apabila dibandingkan dengan escalator dan ‘inclining MSC’ yang dapat mengangkut penumpang secara terus menerus. Dengan demikian elevator hanya di pasang sebagai peralatan tanbahan bagi tangga dan escalator. (b) Escalator Escalator harus dipasang pada daerah aliran penumpang. Escalator perlu untuk bandar udara yang melayani pesawat udara dengan ukuran besar karena escalator memiliki kemampuan untuk mengangkut penumpang secara terus menerus. Harus diperhatikan bahwa tidak seperti elevator, escalator membutuhkan ruang yang luas untuk instalasinya. (c) Inclining Moving Side Walk (MSW) Pada dasarnya, inclining MSW mempunyai kegunaan yang sama seperti escalator, tetapi hanya
  • 49. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 49  dapat digunakan bila perbedaan anatar lantai tidak terlalu besar sehingga sudut kemiringan MSW tidak terlalu besar. (2) Alat Angkutan Penumpang Horisontal Hal utama yang perlu diperhatikan dalam merencanakan bangunan terminal bandar udara adalah bagaimana memenuhi kebutuhan perlengkapan bangunan terminal yang besar tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan konsep bangunan dengan sistem frontal, sistem jari (finger0, sistem satelit atau kombinasi dari sistem-sistem tersebut. Ditetapkan pula jarak maksimum pencapaian dari terminal ke pintu masuk pesawat udara tidak melebihi 300 m. Bilamana lebih dari 450 m biasanya digunakan alat angkutan horisontal sebagai alat bagi penumpang. (a) Moving System Walk (MSW) MSW dipasang sepanjang jalur berjalan kaki sebagai alat bantu untuk berjalan. MSW dipasang sejajar jalur berjalan kaki sehingga jalur berjalan tetap dapat digunakan pada keadaan bila MSW tidak dapat digunakan karena rusak atau sedang dalam pemeriksaan berkala. Panjang MSW tergantung pada kebutuhan. Bila terminal menggunakan sistem jari (finger), jarak antara pintu harus sepanjang 1 (satu) unit MSW. Bila ruang utama terminal dan satelitnya dihubungkan dengan MSW, panjang MSW harus sepanjang mungkin sehingga dapat mengurangi waktu transit dan memberi kenyamanan bagi penumpang. (b) Automated Guideway Transit System (AGT) Bila dibutuhkan lebih banyak pintu dan dalam hal digunakan sistem jari (finger) maka perlu untuk menambah panjang jari atau untuk menambah jumlah jari yang berhubungan dengan terminal utama. Akibatnya, jarak tempuh penumpang menjadi lebih panjang sehingga mengurangi
  • 50. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 50  kenyamanan penumpang yang akan pindah pesawat udara. Pada kasus terminal penumpang dengan sistem satelit, biasanya digunakan sistem AGT untuk menghubungkan ruang utama bangunan terminal dengan satelit. Dalam memilih sistem AGT perlu diperhatikan bagaimana pemeliharaannya demi kenyamanan penumpang, kenyamanan bagi penumpang dengan frekuensi yang tinggi, kemampuan untuk melayani penumpang pada waktu sibuk, kebisingan dan getaran yang ditimbulkan cukup rendah, dan nyaman untuk digunakan. Bilamana menggunakan sistem MSW, kerusakan pada MSW tidak akan mengakibatkan pengaruh yang fatal pada fungsi pelayanan bandar udara karena penumpang dapat berjalan pada jalur berjalan kaki. Tapi di sisi lain dengan menggunakan sistem AGT diperlukan kehandalan yang tinggi karena pada umumnya tidak disediakan sistem alternatif, karena itu harus dipilih sistem AGT yang memiliki kehandalan yang tinggi. (c) Ramp Bus Bila pintu-pintu penumpang (gate) tidak mencukupi, biasanya digunakan pintu-pintu jarak jauh (remote gate) yang letaknya terpisah dari bangunan terminal penumpang. Pada kasus demikian dapat digunakan ramp bus untuk mengurangi waktu tempuh penumpang dan menjaga keselamatan penumpang. Kemiringan dan tinggi PBB ditentukan dengan memperhatikan lantai bangunan terminal, fixed bridge yang menghubungkan bangunan terminal, PBB dan lokasi pesawat udara. (3) Baggage Handing System (BHS) BHS digunakan untuk mengangkut bagasi dari area check-in menuju handing area. BHS diklasifikasikan atas sistem penanganan bagasi berangkat dan sistem penanganan bagasi datang, seperti dapat dilihat pada Gambar 15 berikut :
  • 51. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 51  Gambar 15 Baggage Handing System (BHS) Rencana pemasangan sistem penanganan bagasi berangkat harus memperhatikan karakteristik rute dari perusahaan penerbangan , karakteristik bagasi, karakteristik penanganan bagasi, dan konsep rencana bangunan terminal. Rencana pemasangan sistem penanganan bagasi datang harus memperhatikan penggunaan kendaraan GSE (Ground Service equipment) secara efektif, efisiensi penanganan bagasi transit, efisiensi penyerahan bagasi kepada penumpang dan konsep rencana bangunan terminal. (a) Jenis BHS − Sistem Penanganan Bagasi Berangkat Sistem ini bertujuan memuat bagasi penumpang ke dalam pesawat udara secara efisien dan ekonomis. Untuk itu perlu disediakan area handling dan suatu ruang di apron untuk memilah kembali bagasi penumpang demi efisiensi pemuatan bagasi ke dalam pesawat udara. Secara umum sistem penanganan bagasi berangkat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : BHS Departure Baggage Handing System Direct Feed (manual sorting) Automatic Sorting Linier Conveyor Carrousel Conveyor Type (Race tract conveyor type) Arrival Baggage Handing System
  • 52. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 52  a) Pemuatan langsung (dengan memilih secara manual) b) Pemilahan bagasi secara otomatis (dengan menggunakan mesin pemilah otomatis) − Sistem Penanganan Bagasi Datang Sistem ini bertujuan menyerahkan bagasi kepada penumpang yang datang secara efisien dan ekonomis. Secara umum sistem penanganan bagasi datang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Jenis ban berjalan linier (Linier conveyor belt) b) Jenis ban berjalan karosel (Carrousel conveyor type/ race track conveyor type) (b) Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalan merencanakan BHS − Jenis BHS Penentuan BHS rute sangat tergantung pada karakteristik rute dari perusahaan penerbangan seperti ditunjukkan pada Tabel 18 berikut : Tabel 18 Karakteristik Perusahaan Penerbangan Kelas Karakteristik Perusahaan Penerbangan − Melayani rute-rute utama pada bandar udara hub. − Mempunyai banyak rute penerbangan dan melayani penumpang dalam jumlah besar − Melayani bagasi dalam jumlah besar − Pada kebanyakan kasus, transit dilakukan antar penerbangan dari perusahaan yang sama − Penerbangan dijadwalkan setiap hari dan perbandingan waktu sibuk adalah besar − Tingkat penggunaan tempat parkir dan fasilitas adalah tinggi Perusahaan Penerbangan sedang dan kecil − Pola penerbangan sederhana − Rute penerbangan sedikit dan melayani sedikit penumpang − Jumlah penumpang transit sedikit dan rute transit sederhana − Tingkat penggunaan tenpat parkir dan fasilitas adalah rendah − Penerbangan tidak dijadwalkan setiap hari
  • 53. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 53  Dengan demikian bandar udara yang merupakan hub bagi perusahaan penerbangan besar perlu dilengkapi dengan sistem pemilahan otomatis berskala besar. − Karakteristik transit antara jalur penerbangan internasional dan domestik Pada bandar udara yang melayani jalur penerbangan inetrnasional dan domestik, perlu diperhatikan kelancaran aliran penumpang dan bagasi khususnya penumpang/ bagasi transit darim penerbangan domestik ke penerbangan internasional dan sebaliknya − Jarak penumpang mengangkat bagasi Penumpang harus mengangkat barangnya sendiri di tempat turun dari bis/ kendaraan menuju ke counter check-in atau dari area kedatangan menuju bis/ kendaraan. Untuk itu dalam merencanakan konsep bangunan terminal perlu diperhatikan penyediaan pelayanan untuk kelancaran aliran penumpang. − Biaya Penanganan Bagasi Selain biaya untuk investasi perangkat BHS, perlu pula diperhitungkan biaya langsung untuk karyawan/ buruh penanganan bagasi. − Biaya Konstruksi Biaya konstruksi BHS meliputi pengeluaran untuk perangkat ban berjalan (conveyor), perangkat perawatan (control), fasilitas daya listrik dan pekerjaan instalasi. Pada kasus dimana digunakan sistem pemilahan otomatis, perlu pula diperhitungkan biaya intuk perangkat pendeteksi bagasi dan perangkat pusat pengawasan bagasi (centre control). Perlu pula diperhitungkan biaya operasi dan pemeliharaan BHS.
  • 54. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 54  b. PERANCANGAN SISTEM STRUKTUR Sistem struktur yang terbaik yang dapat dipakai dalam perencanaan bangunan di bandar udara adalah yang memenuhi persyaratan- persyaratan fungsional dan arsitektural dengan biaya yang minimal. Pertimbangan-pertimbangan juga harus diberikan untuk pemanfaatan- pemanfaatan struktur di masa datang, kemungkinan perubahan dan biaya pemeliharaan. Juga mempertimbangkan kemudahan pembongkaran struktur sementara. Sistem yang baik adalah sistem yang menggunakan material yang efisien, memberikan pemanfaatan ruang yang maksimum, meminimalkan penggunaan peralatan khusus dan dapat dibangun dengan konvensional. Pertimbangan Pendahuluan 1) Faktor yang mempengaruhi pemilihan material Faktor yang mempengaruhi pemilihan material seperti pada tabel di bawah ini : a) Memenuhi persyaratan teknis (termasuk persyaratan peralatan dan keselamatan penerbangan) b) Ekonomis dan mudah diperoleh di lokasi c) Secara teknis dapat dilaksanakan di lokasi serta sesuai dengan kondisi fisik lingkungan 2) Sistem Kerangka Struktur Pemilihan macam kerangka struktur (dinding pemikul dan rangka) dilakukan dengan pertimbangan faktor-faktor : a) Memenuhi persyaratan teknis (termasuk persyaratan peralatan dan keselamatan penerbangan) b) Ekonomis dan mudah diperoleh di lokasi c) Secara teknis dapat dilaksanakan di lokasi serta sesuai dengan kondisi fisik lingkungan Faktor yang mempengaruhi pemilihan material disajikan Tabel 19.
  • 55. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 55  Tabel 19 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Material Faktor Sasaran Umum Pertimbangan Rinci Ketersediaan Material Penggunaan material dengan ukuran atau bentuk yang sudah tersedia 1. Gunakan material yang tersedia di lokasi 2. Hindari pemakaian bentuk baja khusus yang mengakibatkan beban ekstra Kecepatan Pemasangan Secara umum, penghematan waktu mencerminkan penghematan biaya 1. Pertimbangkan pemakaian unit-unit pra-cetak untuk pekerjaan yang berulang-ulang daripada membuat beton cor di tempat 2. Sistem pembetonan dengan plat pra-cetak dan penutup cor di tempat dapat dipakai untuk mengurangi bekisting. Konstruksi demikian dapat berfungsi sekaligis untuk memikul beban hidup jika “Sheer Corrects” yang memadai digunakan pada bagian-bagian interface pra-cetak dan cor di tempat. 3. Bekisting plat besi gelombang permanen dapat dipakai sebagai pengganti besi biasa. 4. Bila praktis, gunakan jaringan tulangan yang dilas daripada menggunakan penulangan biasa. 5. Beton yang cepat mengeras dapat digunakan untuk mempercepat pembongkaran bekisting dengan segera. Sifat tahan api Pemilihan material yang berkaitan dengan persyaratan tahan api pada struktur (hal ini sering merupakan kontrol pertimbangan dalam memilih material) 1. Mengacu pada kriteria resmi pada buku peraturan bahan bangunan tahan api 2. Konstruksi beton secara terpadu tahan api dan tidak memerlukan perawatan lebih lanjut 3. Untuk mengurangi berat, pertimbangkan perlindungan baja dengan vermialite sebagai garis pelapis dari beton pada rangka baja Perlindungan terhadap kelembaban Pembatasan peresapan lembab terhadap struktur dan pencegahan kelembaban (atau kondensasi) dari kontak langsung dari baja atau kayu 1. Gunakan campuran beton yang padat 2. Pasang water strop pada semua sambungan dinding beton dan plat di bawah tanah 3. Pasangan bahan tahan air (membras) untuk ruang di bawah tanah 4. Gunakan kayu yang di awetkan Daya Tahan Pemilihan material yang cocok untuk menjamin drainase proyek 1. Pertimbangkan udara yang berada di bawah beton untuk struktur terbuka terhadap kondisis udara yang ekstrim 2. Gunakan baja tahan karat terutama baja kadar tenbaga (upper bearling steel) apabila perawatannya sulit. 3. Gunakan lapis pelindung sebagai pengganti material lain yang mahal : a. Kayu yang diawetkan b. Material yang digalvanisir c. Lapisan beton pelindung “barcrete jacket” 4. Perhatikan pembusukan kayu 5. Perhatikan berkaratbya berbagai jenis baja Pekerja Penggunaan material dan 1. Hindari sistem-sistem yang sulit atau fabriksi yang
  • 56. Sisi Darat  ‐ Kuliah Lapangan Terbang  Hal 56  setempat dan metode pelaksanaan metode-metode pelaksanaan yang biasa bagi para pekerja setempat menghendaki perletakan yang tepat, penyesuaian ayng tidak perlu kecuali pekerja ahli tersedia 2. Gunakan pemasangan-pemasangan “pre-fabricated’ yang dapat dikerjakan oleh pekerja-pekerja yang setengah ahli.