Dokumen tersebut membahas perencanaan prasarana sisi darat bandara, khususnya daerah terminal. Terdapat beberapa poin penting yaitu zoning daerah terminal berdasarkan fungsi setiap zona, variasi konsep terminal seperti pier, satelit, linier dan transporter, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan bangunan terminal seperti fungsi, konsep arsitektur, dan program ruang yang terdiri dari ruang umum, semi steril, dan steril.
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
AIRPORT TERMINAL
1. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 1
PRASARANA SISI DARAT
a. PERANCANGAN DASAR PRASARANA SISI DARAT
1) Daerah terminal
a) Fungsi dan Komposisi Daerah Terminal
Fungsi utama daerah terminal adalah sebagai aliran penumpang
dan barang pada suatu bandar udara, keluar masuk penumpang
dan kargo dari dan ke pesawat udara serta pencapaian ke kota
terdekat.
Selain itu daerah terminal juga berfungsi melayani operasi pesawat
udara, seperti pengisian bahan bakar pesawat udara, pengendalian
lalu lintas udara dan pemeliharaan bandar udara.
Fungsi terminal secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Fungsi Terminal Penumpang
No. Fungsi Keterangan
1 Pertukaran
Moda
Pada umumnya perjalanan udara merupakan
perjalanan berbagai moda, mencakup perjalanan
akses darat dan dilanjutkan dengan perjalanan
udara. Tidak banyak perjalanan udara yang
dilakukan secara langsung dari asal ke tujuan.
Dalam rangka pertukaran moda tersebut,
penumpang melakukan pergerakan di terminal
pada kawasan sirkulasi penumpang.
2 Pemrosesan Untuk proses yang menyangkut perjalanan udara,
seperti pertiketan, pendaftaran penumpang dan
bagasi, memisahkan bagasi dari penumpang dan
kemudian mempertemukannya kembali, fungsi ini
terjadi dalam kawasan penampungan penumpang.
3 Pertukaran Tipe
Pergerakan
Biasanya akses penumpang ke bandara udara,
secara terus menerus dating dan pergi dalam
grup-grup yang kecil dengan menggunakan bus,
mobil dan taksi. Dalam hal ini fungsi terminal pada
proses keberangkatan merupakan reservoir yang
mengumpulkan penumpang secara kontinyu. Pada
proses kedatangan, polanya terbalik. Untuk
memenuhi fubgsi ini dibutuhkan kawasan
penampungan penumpang
2. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 2
b) Prosedur Perencanaan Daerah Terminal
Prosedur perencanaan terminal dan factor-faktor yang perlu
dipertimbangakan ditunjukkan dalam Gambar 1.
Hal utama dalam perencanaan daerah terminal suatu bandar udara
adalah menetapkan karakteristik tiap zona dan peletakan fasilitas
dalam tiap zona sesuai dengan fungsi dan karakteristirnya, serta
hubungan dengan landas pacu dan jalan masuk bandar udara.
Dalam perencanaan, perlu diketahui ukuran zona dan fasilitas
sesuai dengan kebutuhan. Ukuran yang dibutuhkan dapat diketahui
berdasarkan p[eramalan akan permintaan (demand), sehingga
dengan demikian segala fasilitas yang direncanakan dapat
memenuhi kebutuhan samapai dengan sedikitnya lima tahun
sesudah fasilitas dimaksud mulai digunakan.
Selanjutnya guna kelancaran dan efisiensi operasi penerbangan,
perlu di susun suatu aliran penumpang, kargo, pesawat udara dan
kendaraan. Rencana aliran ini erat kaitannya dengan zoning.
Karena bandar udara juga merupakan gerbang suatu daerah, maka
perlu pula dipertimbangan mengenai kenyamanan dan karakteristik
daerah.
c) Zoning Daerah Terminal
Bentuk dasar daerah terminakl ditunjukkan dalam Gambar 2.
3. Perhitungan
Kebutuhan
Luas Zona
Analisa
Hubungan
Antar Zona
Fungsi dan
Karakteristik
Luas Fasilitas
Perhitungan
Kebutuhan
Luas Fasilitas
Analisa
Hubungan
Antar Fasilitas
Zoning Daerah Terminal
Rencana Aliran dalam Daerah
Terminal
Penentuan Lokasi
Daerah Terminal
Rencana Peletakan Fasilitas
dalam tiap Zona
Rencana Aliran dalam Daerah
Terminal
Perumusan
Rencana Daerah
Terminal
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Hubungan dengan landas pacu
2. Hubungan dengan jalan masuk bandar udara
3. Lain-lain :
a. Kondisi topografi
b. Tata guna lahan
c. BKCP (Batas-batas Keselamatan Operasi Penerbangan)
Fungsi dan
Karakteristik
Luas Zona
Gambar 1 Prosedur Perencanaan Daerah Terminal
Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 3
4. Airport
Terminal
Area
Runway
Parking Lot
Administration
area
Cargo terminal
building
Cargo terminal
building
Cargo Apron Apron
Loading Apron
Night-stay apron
Maintenance-apron
Parking Lot
Administration
area
Administration
area
Administration
facilities
Parking Lot Parking Lot Parking Lot
Administration
area
Refuelling
area
Administration
area
Maintanance
area
Administration
area
Passenger
Terminal building
Refuelling
facilities
Maintanance
facilities
Passenger
Terminal building
Take
Off/
Landing
Zone
Gambar 2 Bentuk Dasar Daerah Terminal
Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 4
5. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 5
Tabel 2 Terminal
Bangunan
Terminal
Penumpang
Penggunaan Pengoperasian
Penumpang dan
Bagasi
Keuntungan/
Kerugian
Gambar Konsep Terminal dan Kombinasi/ Variasinya
Konsep Pier Pesawat parkir
disamping Connecting
Corridor yang
berdekatan dengan
Terminal Utamr
Memusat Jumlah parkir
pesawat udara
cenderung sedikit
LINIER
PLAN VIEW
VARIASI DAN KOMBINASI KONSEP TERMINAL UTAMA
PIER
SATELIT
KOMBINASI TRANSPORTER
Konsep Satelit Pesawat udara parkir
mengelilingi bangunan
penghubung dengan
Terminal Utara melalui
koridor atau ruang
terbuka diatas/
dibawahnya
Memusat Dengan luas apron
minimum, jumlah
pesawat udara parkir
bias banyak
Konsep Linier Pesawat udara parkir
dalam satu garis lurus
di depan koridor/ ruang
terbuka penghubung
dengan fungsi lain di
Terminal
Menyebar/
Memusat
Apron harus lurus
Transporter Posisi pesawat udara
terpisah dari terminal
dan menggunakan
penghubung kendaraan
untuk mengangkut
penumpang dari dan ke
pesawat udara. terminal
utama
Memusat • Tidak
membutuhkan
koridor/ bangunan
penghubung
• Bangunan
penghubung
dibutuhkan di area
penerbangan
pesawat udara
• Memerlukan biaya
operasional dan
pemeliharaan
yang lebih besar.
Apron harus luas.
6.
7. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 7
2 1
3 5
4
KERB
TERMINAL
Keterangan :
1. Boarding
2. Koridor Publik
3. Daerah Keberangkatan (lantai atas)
4. fasilitas Security
5. Operasional (lantai dasar)
Gambar 3 Konsep Pier
11. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 11
2) Bangunan Terminal Penumpang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan bentuk Tata
Ruang Terminal Penumpang, baik itu dari peraturan dan ketentuan
yang berlaku, kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diberlakukan dari
subyek-subyek yang terlibat maupun ide-ide dari perancang sendiri.
Namun setidak-tidaknya hal-hal pokok berikut ini perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan dalam proses penataan ruang terminal.
a) Fungsi Bangunan Terminal
Ada tiga fungsi utama bangunan terminal yaitu :
(1) Fungsi operasional, yaitu kegiatan pelayanan alur penumpang
dan barang dari moda transportasi udara atau sebaliknya.
Yang termasuk dalam fungsi operasional antara lain :
− Fasilitas-fasilitas untuk memproses penumpang dan bagasi
− Fasilitas penunjang kegiatan proses penumpang dan
bagasi
− Unsur-unsur teknis yang dibutuhkan untuk melengkapi
fasilitas di atas bagi kelancaran pelayanan
(2) Fungsi Komersial, yaitu unsur yang ditempatkan dalam
terminal agar memberikan pemasukkan pendapatan bagi
bandar udara antara lain berupa restoran, toko, ruang pamer,
iklan, dll.
(3) Fungsi Administrasi, yaitu bagian terminal yang diperuntukan
sebagai kegiatan manajemen terminal baik dari unsur
pemerintah, pengelola maupun unsur keamanan.
b) Konsep Arsitektur
Bandar udara merupakan salah satu pintu gerbang daerah
sedangkan bangunan terminal adalag gerbang dari bandar udara
tersebut. Oleh karena itu di dalam membuat rancang bangun
terminal, diusahakan agar mencerminkan arsitektur daerah
setempat, baik pada bagian exterior maupun interiornya. Namun
persyaratan operasi terminal penumpang bandar udara tetap
terpenuhi.
12. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 12
c) Konsep Tata Ruang Bangunan Terminal
Bangunan terminal penumpang adalah tempat pelayanan umum
bandar udara yang berfungsi menjamin keselamatan proses
penumpang dan barang dari sisi darat ke sisi udara dan sebaliknya.
Didalamnya terdapat tiga macam ruangan yang bersifat berbeda
yaitu :
1. Ruang umum atau non steril yang berfungsi menampung
kegiatan penumpang, pengunjung, pegawai, pengusaha dan
kegiatan penumpang lainnya. Perencanaan fasilitas umum ini
bergantung pada kebutuhan, volume penumpang dan
karakteristik lalu lintas bandar udara. Fasilitas-fasilitas mendasar
servis, toilet harus direncanakan berdasarkan kebutuhan
minimum. Juga harus dipertimbangkan fasilitas khusus,
misalnya untuk orang cacat. Aksesibilitas dan akomodasi bagi
setiap fasilitas tersebut harus direncanakan dengan maksimum
(kemudahan pencapaian) bagi penumpang dan pengunjung. Di
dalam ruangan ini biasanya dilengkapi dengan ruang konsesi
meliputi Bank, Salon, Cafetaria, Money Changer, Duty free
Shop, P3k, Informasi, Gift Shop, Asuransi, Kios Koran/ Majalah,
Toko Obat, Nursery, Kantor Pos, Telepon, Restoran dan Toilet.
2. Ruang Semi Steril, yaitu ruang yang hanya untuk menampung
kegiatan pelayanan bagi penumpang saja. Pengunjung tidak
dibanarkan memasuki ruangan. Penumpang yang akan masuk
ke semi steril melalui petugas pemeriksa. Di dalam ruangan ini
masih dibenarkan adanya Ruang Konsesi.
3. Ruang Steril, yaitu ruang tunggu bagi penumpang yang akan
nail ke pesawat udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang
harus mempunyai pas naik pesawat dan melalui pemeriksa. Di
dalam ruangan ini tidak dibenarkan ada konsesi. Jadi dalam
merancang bangunan terminal penumpang harus
memperhatikan faktor keamanan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di dalam operasi keselamatan penerbangan.
13. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 13
Tabel 3 Program Ruang
Zone No Ruang Ruang
Umum
Ruang
Semi
Steril
Ruang
Steril
Daerah
Keberangkatan
1 Kerbside *
2 Hall umum *
3 Kerbside Bagage Check *
4 Kantor Airline *
5 Counter Check-in *
6 Bagage Make up Area *
7 Pemeriksaan Imigrasi *
8 Pemeriksaan Kesehatan *
9 Pemeriksaan Bea Cukai *
10 Duty Free Shops *
11 R. Tunggu Keberangkatan *
12 R. Tunggu Keberangkatan VIP *
13 Gate Check *
Daerah
Kedatangan
1 Bagage break-down Area *
2 Bagage Claim *
3 Lobby Kedatangan *
4 Lost & Found *
5 Pemeriksaan Imigrasi *
6 Pemeriksaan Kesehatan *
7 Pemeriksaan Bea Cukai *
8 Nursery *
9 Duty Free Shops *
10 Bagage Locker (deposit) *
11 Lobby Penjemput *
12 Kerbside *
Fasilitas
Penunjang
1 Kantor Administrasi/ Airline * *
2 Crew Room *
3 Toilet Crew *
4 Toilet Staff *
5 Kantin Staff *
6 Kion (majalah, dll) *
7 Restoran/ coffe shop *
8 Pemesanan Hotel *
9 Pemesanan Taxi/ kendaraan *
10 Asuransi Penerbangan *
11 Bank/ Money Changer * *
12 kantor Pos *
13 Telepon Umum/ Wartel *
14 Musholla * *
15 Toilet *
14. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 14
d) Fasilitas Pelayanan Bangunan Terminal
Mengingat bahwa terminal adalah fasilitas pelayanan umum, maka
faktor kecepatan pelayanan, informasi dan kenyamanan
penumpang perlu diperhatikan. Ada tiga kelompok fasilitas yang
erat hubungannnya dengan pelayanan di bangunan terminal.
(1) Operasi pelyanan penumpang dan bagasi :
− Ruang Umum/ Non Steril
Seperti pelayanan mobil di sisi darat
− Ruang Semi Steril
Seperti proses penumpang dan bagasi
− Ruang Steril
Seperti proses pemeriksaan penumpang
(2) Fasilitas pelayanan umum yaitu menyangkut kegiatan
informasi, bank, telepon, taxi, hotel, dsb terdapat di ruang
umum/ non steril.
(3) Fasilitas yang berkaitan dengan masalah penumpang, tata
ruang bangunan terminal juga di lengkapi dengan peralatan
penunjang.
Terdiri dari :
Informasi :
− sign board/ grafic sign
− Sound system
− Flight information system
− Telepon
− TV
Pelayanan :
− counter-counter
− Conveyor belt
− Gravity roller
− Timbangan
− Trolley
− AC
− Kursi tunggu
− Sound system
− dll
15. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 15
e) Pemanfaatan Ruang-Ruang di Terminal Untuk Menampung Fungsi
Komersial (Konsesi, Iklan, dll)
(1) Pengaturan atau peletakan daerah komersial adalah di :
− Daerah non steril (hall umum)
− Daerah semi steril
− Daerah land side (parkir kendaraan atau ruang istirahat
sopir)
(2) Persyaratan pengaturan periklanan :
− Tidak mengganggu tanda-tanda penunjuk arah/ graphic
sign
− Tidak mengganggu kegiatan operasional
(3) Penyajian/ pemasangan iklan harus teratur
f) Sirkulasi Penumpang
Secara garis besar/ umum sirkulasi penumpang dibagi menjadi 2
(dua) yaitu :
− Penumpang berangkat
− Penumpang datang/ transit
Kedua kegiatan tersebut terpisah satu sama lain namun tetap
berada dalam satu bangunan baik penerbangan domestik maupun
internasional. Apabila kegiatan penerbangan domestik dan
internasional tidak dilayani dalam satu bangunan maka masing-
masing kegiatan terpisah satu dengan yang lain.
Tabel 4 Distribusi Vertikal Aktivitas
No Bangunan Terminal Penggunaan (Keuntungan/ kerugian)
1 Lapisan satu/ tunggal Sesuai untuk terminal bandara
2 Lapisan satu setengah − Lebih baik dari konsep lapis tunggal
− Masih terdapat kemungkinan konflik
arus di sisi darat
3 Lapisan dua − Menghemat penggunaan tanah
− Karakteristik arus lebih baik, dengan
meminimumkan konflik arus
4 Lapisan tiga Dibedakan antara arus keberangkatan,
kedatangan dan arus bagasi
18. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 18
g) Standar Luas Terminal
Bangunan terminal penumpang sebagai profit centre, harus
mempertimbangkan biaya pemeliharaan minimum dalam
desainnya, tetapi maksimum dalam fleksibilitas operasionalnya,
terutama untuk kebutuhan palayanan kenyamanan penumpang
dan kepentingan komersialnya.
(1) Besaran ruang-ruang terminal :
Untuk menghitung kebutuhan luas terminal dapat dilakukan
dengan :
(a) Menghitung luas masing-masing ruangan di dalam
terminal, dengan dasar perhitungan :
− Jumlah penumpang waktu sibuk (p.w.s) adalah 60 %
dari jumlah maksimum tempat duduk pesawat (load
factor : 60 %)
− Perhitungan luas ruang yang dibutuhkan ditambah 20
% untuk toleransi gerak.
Dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5 Kebutuhan Ruang Terminal
No Uraian Besaran Keterangan
1 Kerb Keberangkatan Panjang Kerb :
(0,095 x a x p) meter
a : Penumpang waktu sibuk
berangkat
b : Penumpang transit
c : Penumpang waktu sibuk
datang
n : jumlah rata-rata
penumpang per mobil/
taxi
p : prosentase penumpang
yang menggunakan
mobil/ taxi
q : prosentase penumpang
yang menggunakan
ruang tunggu
r : prosentase penumpang
yang perlu diperiksa
s : Jumlah pengantar/
2 Lobby Keberangkatan Kebutuhan ruang :
0,75 x [a x ( 1+s)+6] m²
3 Check-in Counter Jumlah Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ +
1
60
t
ba
counter
4 Antrian Check-in Kebutuhan ruang :
0,25 x (a+b) m²
5 Pemeriksaan Pasport
(berangkat)
Kebutuhan Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ +
1
60
t
ba
counter
6 Ruang tunggu
keberangkatan
Kebutuhan ruang :
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ ×
30
2tq
a m²
19. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 19
7 Security Check Kebutuhan X-ray :
300
ba +
unit
penjemput per
penumpang
t1 : Waktu layanan per
penumpang
t2 : Waktu yang dibutuhkan
penumpang di ruang
tunggu
8 Bagage Claim Area Kebutuhan ruang :
(0,9 x c) m²
9 Ruang Keberangkatan Kebutuhan ruang :
0,375 (b+ c+2 x c x r) m
10 Pemeriksaan Pasport
(datang)
Kebutuhan Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ +
1
60
t
cb
counter
11 Antrian pemeriksaan
pasport (datang)
Kebutuhan ruang :
0,25 x (b+ c) m²
12 Pemeriksaan Bea Cukai
(datang)
Jumlah Counter :
⎥
⎦
⎤
⎢
⎣
⎡
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛ ×
1
60
t
rc
counter
13 Antrian Pemeriksaan Bea
Cukai (datang)
Kebutuhan ruang :
0,25 c x r m²
14 Kerb Kedatangan Panjang kerb :
0,095 x c x p) meter
(b) Standar luas terminal untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kenyamanan penumpang dan pencapaian
aspek komersial.
Kebutuhan luas terminal diperoleh dengan mengalikan
jumlah penumpang waktu sibuk (PWS) dengan standar
tersebut pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6 Standar Luas Terminal
Jumlah Penumpang
Waktu Sibuk
Standart Kebutuhan
Ruang per Penumpang
50 penumpang 18 m²/ penumpang
100 penumpang 17,5 m²/ penumpang
500 penumpang 16 m²/ penumpang
1500 penumpang 15 m²/ penumpang
(c) Luas terminal penumpang untuk memenuhi standart
minimal pelayanan operasional dengan
mempertimbangkan keterbatasan dana pembangunan.
20. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 20
Tabel 7 Standart Luas Terminal Domestik
No Jumlah Penumpang/ Tahun Luas
1 < 10.000 120 m²
2 10.000 – 20.000 240 m²
3 20.001 – 40.000 540 m²
4 > 40.000 Non standart
Tabel 8 Standart Luas Terminal Internasional
No Jumlah Penumpang/ Tahun Luas
1 < 200.000 600 m²
Tabel 9 Luas Terminal Non Standart Berdasarkan
Perhitungan Penumpang Waktu sibuk
(PWS)
Domestik
No Jumlah Penumpang/ Tahun m²/ PWS
1 40.000 – 100.000 8
2 100.001 – 200.000 9
3 200.001 – 500.000 10
4 500.001 – 1.000.000 11
5 1.000.001 – 2.000.000 12
6 2.000.001 – 5.000.000 13
7 > 5.000.000 15
Internasional
No Jumlah Penumpang/ Tahun m²/ PWS
1 200.001 – 500.000 14
2 500.001 – 1.000.000 17
3 1.000.001 – 2.000.000 19
4 2.000.001 – 5.000.000 22
5 > 5.000.000 25
3) Bangunan Terminal Kargo
Penekanan konsep arsitektur bangunan terminal kargo terletak pada
fungsi dan aktivitas di dalamnya. Hal tersebut mempengaruhi bentuk
dasar bangunan terminal kargo. Akses estetika tidak merupakan
pertimbangan utama, dalam hal ini lay out fungsi lebih
dipertimbangkan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah
dibutuhkannya faktor keamanan yang maksimum untuk pengamanan
21. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 21
kargo udara dan barang-barang pos dari resiko pencurian atau
tindakan-tindakan diluar hukum.
a) Fungsi Terminal Kargo
Fungsi terminal kargo secara umum adalah sebagai reservoir arus
kargo di bandar udara. Fasilitas terminal kargo, seperti juga
fasilitas terminal penumpang adalah sesuatu yang direncanakan
dan dirancang secara sistematis. Operasi penerbangan kargo
secara keseluruhan harus dilihat sebagai suatu sistem dari apron
kargo, melalui bangunan kargo menuju dok dan langsung ke sistem
jalan darat. Fungsi utama terminal kargo dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 10 Fungsi Utama Terminal Kargo
No Fungsi Keterangan
1 Konversi/ penukaran Untuk kemudahan penerbangan pada
sisi udara, sejumlah beban ringan
dikombinsikan ke dalam satuan yang
lebih besar, seperti pallet/ kontainer.
Konversi juga terjadi pada pola-pola
arus kargo, baik di sisi darat maupun di
sisi udara
2 Penyortiran Fungsi penyortiran terjadi apabila
terminal menerima beban-beban muatan
untuk sejumlah tujuan yang berbeda,
menyatukannya dan merupakan beban-
beban pesawat terbang untuk tujuan
tersendiri.
3 Penggudangan
(storing)
4 Pemeriksaan
(checking)
Fungsi ini perlu dilaksanakan pada
terminal kargo, dimana pemeriksaan
fisik sering terjadi antara angkutan darat
dan udara, juga pengawasan-
pengawasan yang berhubungan dengan
pemeriksaan seperti pabean yang biasa
diselenggarakan
b) Jenis Terminal Kargo
Terminal kargo secara umum dapat di bagi dalam 2 (dua) jenis,
berdasarkan konfigurasinya.
22. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 22
1) Bangunan kargo penggunaan tunggal
2) Bangunan kargo penggunaan ganda
Uraian secara ringkas dari kedua terminal kargo dapat dilihat pada
Tabel11.Jenis-jenis Terminal Kargo
No Jenis Keterangan
1 Bangunan kargo
penggunaan tunggal
Mengakomodasikan ekspor, import atau
kombinasi keduanya bagi terminal tunggal.
Harus dipertimbangkan hal-hal :
− Untuk penanganan kargo internasional dan
domestik, perlu disediakan porsi sisi udara
dari bangunan yang dibagi atas dua
kawasan yang terpisah untuk menjamin
segregasi kargo interbasional dan domestik.
Namun masih mungkin disediakan bagian
depan (frontage) yang menerus ke sisis
darat, sehingga semua fasilitas truk berlokasi
di satu tempat.
− Bila operasi kargo besar, atau bila peramalan
untuk peruntukan operasi kargo
mengidentifikasikan perlunya perluasan
fasilitas kargo dalam waktu dekat, perlu
dipertimbangkan adanya fasilitas sisi darat
yang terpisah.
2 Bangunan kargo
penggunaan ganda
Dialokasikan bagi sejumlah pemakai.
c) Arus Pergerakan (flow) dalam terminal Kargo
(1) Prinsip-prinsip Pergerakan Kargo (Cargo Flow Prinsiples)
Persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dalam desain dan
lay out untuk akomodasi fasilitas kargo adalah :
− Pesawat udara kargo harus melakukan bongkar muat di
terminal kargo
− Arus kargo menuju dan dari pesawat udara atau transfer
kargo antar pesawat udara harus lancar dan tidak
menyulitkan
− Jarak antara masing-masing bagian dalam urutan-urutan
pergerakan harus pendek atau sesingkat mungkin
− Akses menuju terminal kargo baik apron (airside) atau dari
jalan (landside) harus langsung, dekat dan tertutup/ aman
23. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 23
− Pembatas fisik antara daerah penanganan impor dan
ekspor kargo udara harus dihindari, hal ini untuk
mempertimbangkan fleksibilitas ruang terutama untuk
gudang
− Penyediaaan ruang yang cukup bagi penanganan kontainer
dan pallet diantara terminal kargo, pesawat udara dan truk
(2) Apron Kargo
Untuk efisiensi penanganan kargo, apron kargo harus
diperlakukan sebagai penerus kargo. Parkir pesawat udara
nose-in atau nose-up dengan sistem penanganan mekanis
yang tetap dan sesuai dapat menghemat ukuran apron.
Setiap tata letak apron dan analisa sistem penanganannya
harus mengikutsertakan aspek-aspek sebagai berikut :
− Tipe pesawat udara yang digambarkan dalam peramalan
− Keperluan perusahaan penerbangan untuk keberangkatan
pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan
− Pertumbuhan perusahaan penerbangan terhadap biaya
peralatan dibanding dengan biaya tenaga kerja
− Sumber tenaga yang tersedia untuk operasi
− Lahan yang tersedia
(3) Fasilitas yang Diperlukan dalam Terminal Kargo
Kebutuhan fasilitas dasar terminal kargo harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
− Untuk memudahkan pemindahan barang, area yang
dialokasikan untuk pemindahan kosinyasi masuk, harus
mudah dicapai dari keseluruhan kawasan kosinyasi keluar
− Ruang yang cukup untuk presentase (membuka dan
memeriksa kargo) di daerah bea cukai
− Ruang yang cukup dan dekat dengan daerah pengiriman
akhir, untuk mengepakkan kembali kargo setelah
pemeriksaan bea cukai
− Gudang yang cukup dan memadai, baik yang bebas
maupun terikat termasuk ruang untuk persiapan pemuatan
ke pesawat atau pembongkaran muatan dari pesawat yang
datang
− Fasilitas untuk menimbang (weighting)
− Ruang pendingin (cold storage) untuk vaksin, makanan
dan bila perlu untuk penyimpanan jenasah
24. − Ruang yang aman untuk barang-barang berharga
− Akomodasi dan ruang khusus untuk binatang/ ternak
− Ruang tunggu
− Tempat penerimaan umum
− Kantor untuk otoritas pengawasan (bila perlu)
− Kantor untuk fungsi pengelolaan
− Ruang untuk awak pesawat dan ruang istirahatg untuk awak pesawat dan ruang istirahat
(4) Akses ke Kawasan Terminal Kargo(4) Akses ke Kawasan Terminal Kargo
Untuk perencanaan sistem transportasijalan umum yang
dihubungkan ke komplek terminal kargo, terdapat beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 9.
Untuk perencanaan sistem transportasijalan umum yang
dihubungkan ke komplek terminal kargo, terdapat beberapa
hal penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 9.
Konsesi dari sistem jalan yang langsung ke apron terminal
kargo juga harus disediakan untuk digunakan oleh perusahaan
penerbangan dan kendaraan komersil yang diijinkan.
Konsesi dari sistem jalan yang langsung ke apron terminal
kargo juga harus disediakan untuk digunakan oleh perusahaan
penerbangan dan kendaraan komersil yang diijinkan.
(5) Parkir Terminal Kargo(5) Parkir Terminal Kargo
Fungsi parkir terminal kargo dapat dilihat pada Gambar 8 .Fungsi parkir terminal kargo dapat dilihat pada Gambar 8 .
Parkir untuk bongkar
muat kargo terletak
di sisi darat
Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 24
Gambar 8 Fungsi Parkir Terminal KargoGambar 8 Fungsi Parkir Terminal Kargo
Fungsi Parkir
Terminal
Kargo
Parkir Operasional
untuk kendaraan-kendaraan
yang mengambil dan
mengangkut kargo
Parkir personal
Lokasinya dekat dengan area
kerja
Parkir untuk tempat
penampungan
(holding area), yaitu
untuk menampung
kendaraan yang
menunggu untuk
dibongkar.
Lokasinya
berdekatan dengan
area pengambilan
dan pengangkutan
Parkir untuk agen.
Lokasinya
berdekatan dengan
terminal kargo
25. 1. Pertimbangan
pemakaian
pada saat
peak hour
pemisahan flow
antara truk dan
kendaraan
penumpang
2. Jalan harus
cukup kuat
dan terang
untuk
menangani
kendaraan kargo
yang
diproyeksikan
3. Pola jalan
untuk
kemudahan
akses
terutama dari
sistem jalan
utama di luar
bandar udara
4. Adanya jalan
umum
penghubung
antara penumpang
dan terminal kargo
diusahakan agar
tidak 'cross' dengan
pelayanan jalan
lainnya
5. Kemungkinan
perluasan
Sistem jalan
disesuaikan
dengan
peramalan lalu
lintas
Perencanaan Sistem
Transportasi di Kompleks
Terminal Kargo
Gambar 9 Penerapan Sistem Transportasi Dalam Terminal
Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 25
26. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 26
Juga perlu diperhatikan, studi untuk keperluan parkir di masa
yang akan datang serta kemungkinan penyediaan perluasan
fasilitas parkir sesuai dengan volume kargo udara yang
diperlukan dan perlu ditangani, maupun perkiraan perluasan
terminal kargo.
d) Konsep Perencanaan Arsitektur
Konsep perencanaan arsitektur secara umum meliputi :
(1) Konsep Fungsi
Konsep fungsi dapat mempertimbangkan :
− Kebutuhan ruang
− Rencana pengembangan
− Aspek ekonomi
− Keamanan, terutama untuk bangunan penghubung
langsung antara sisi udara dan sisi darat
− Kenyamanan bagi penumpang/ pengguna bangunan,
dengan memperhatikan fasilitas bangunan seperti : air
conditioner, lift, eskalator, pencahayaan dan lain-lain.
− Fleksibilitas operasional, dalam kaitannya dengan
organisasi ruang dan persyaratan kelengkapan khusus.
(2) Organisasi Ruang
Organisasi ruang harus memperhatikan :
− Pola arus penumpang/ pengguna bangunan, barang,
bagasi dan kendaraan
− Pemecahan sistem sirkulasi untuk pola di atas
(3) Konsep Pemintakatan (zoning)
Secara umum, pemintakatan ruang-ruang akan menghasilkan
bentuk selubung bangunan. Pada dasarnya pemintakatan
tersebut mencerminkan kebutuhan fungsional yang sudah
disesuaikan dengan kondisi site.
(4) Tampilan dan Finishing Bangunan
− Konsep dasar : clean and clear design dengan
mempertimbangkan segi konstruksi, operasional dan
pemeliharaannya
− Mengenalkan identitas lokal yang juga mencerminkan
airport modern untuk masa yang akan datang
27. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 27
− Juga dengan mempertimbangkan masalah iklim tropis,
terutama dalam kaitannya dengan detail bangunan
4) Bangunan Operasi
a) Fungsi Bangunan operasi
(1) Bangunan teknik
(a) Sebagai tempat para petugas yang bekerja untuk
Keselamatan Operasi Penerbangan
(b) Untuk melindungi peralatan telekomunikasi, navigasi dan
listrik, terhadap pengaruh kondisi alam serta gangguan lain
(2) Bangunan Umum
(a) Sebagai tempat untuk menampung kegiatan yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan operasi
penerbangan
(b) Untuk memenuhi kebutuhan Karwayan Bandar Udara
dalam melaksanakan tugas
b) Konsep dan Kriteria Perancangan Bangunan Operasi
(1) Kriteria Perancangan :
(a) Mempertimbangkan kebutuhan serta fungsi bangunan
untuk menunjang operasi bandar udara sesuai tingkat
kebutuhan personil dan persyaratan teknis peralatan yang
digunakan
(b) Karakteristik peralatan (dimensi, jumlah, prosedur dan
persyaratan) yang akan ditempatkan di bangunan tersebut
(c) Kondisi fisik dan lingkungan bandar udara
(d) Kemungkinan untuk ditingkatkan fungsinya dan/ atau
dikembangkan di masa datang
(2) Konsep Perencanaan
(a) Menentukan kebutuhan luas untuk setiap jenis dan
klasifikasi bangunan sebagai dasar perhitungan
kebutuhan luas
(b) Menentukan tata letak bangunan sesuai dengan
persyaratan keselamatan operasi penerbangan dan
operasi peralatan
28. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 28
(c) Menentukan jenis dan sistem konstruksi sehingga
memudahkan dalam pembangunan
(d) Menentukan jenis bahan bangunan disesuaikan
karakteristik peralatan di dalamnya
c) Jenis Bangunan Operasi
(1) Fasilitas Administrasi
(a) Fungsi
Fasilitas administrasi pada bandar udara dapat digolongkan
menjadi :
− Fungsi administrasi umum, meliputi :
a) Fungsi administrasi bandar udara
b) Keamanan bandar udara
− Fungsi Pengendalian
Untuk mengendalikan dan membimbing pesawat udara
sehingga dapat mendarat dan lepas landas dengan
aman
− Fungsi manajemen operasi
Meliputi manajemen operasi pesawat udara, seperti
konfirmasi mengenai bandar udara asal dan bandar
udara tujuan, jalur penerbangan dan waktu tempuh,
pemberian ijin dan penyediaan informasi
− Fungsi Meteorologi
Penelitian kondisi udara di sekitar bandar udara dan
pebyediaan informasi mengenai kondisi cuaca pada
bandar udaraasal, bandar udara tujuan dan jalur
penerbangan
− Fungsi Manajemen Fasilitas
Memelihara, mengelola dan mengoperasikan fasilitas
teknik bandar udara seperti landas pacu dan pelataran
parkir pesawat udara, serta fasilitas keselamatan
penerbangan seperti radio dan perlampuan
(b) Peletakan Fasilitas Administrasi
Untuk kelancaran fungsi setiap fasilitas, dalam
perencanaan tata letak fasilitas di daerah administrasi
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
− Hubungan yang mudah dengan fasilitas lain, seperti
terminal penumpang dan kargo
29. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 29
− Pandangan yang jelas ke arah sisi udara
− Mempunyai akses langsung dengan palataran parkir
pesawat udara serta dekat dengan daerah pendaratan
dan lepas landas
(2) Bangunan PKPPK
(a) Fungsi
Sebagai tempat penyimpanan peralatan fasilitas
pertolongan kecelakaan pada pesawat udara dan
pemadam kebakaran
Faktor-faktor utama dalam usaha pertolongan kecelakaan
pesawat udara adalah :
− Bantuan yang diterima
− Efektifitas peralatan dan kecepatan personil serta
paralatan yang disediakan untuk tujuan pertolongan
dan pemadam kebakaran
(b) Kriteria Lokasi
− Mempunyai akses langsung ke seluruh landasan,
taxiway dan apron
− Maximum respon time dari pesawat terbang yang
mengalami kecelakaan di landasan yaitu 3 menit
− Guna memenuhi persyaratan tersebut, maka bandar
udara besar, bangunan PKPPK dapat lebih dari satu
(dimana yang satu berfungsi sebagai main-station dan
yang lain sebagai sub-station)
− Lokasi di sisi udara atau di lokasi lain dengan tetap
memenuhi kriteria respon time
− Mempunyai akses langsung ke landasan, tanpa
pembatasan serta harus meminimumkan jumlah
tikungan
− Garis pandang ke daerah pergerakan pesawat udara
harus tegak lurus lalu lintas pesawat udara
− Akses menuju menara kontrol tidak boleh memotong
landasan maupun taxiway
− Lokasi di airside
30. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 30
(3) Menara Pengawas
(a) Fungsi
Sebagai pusat pengatur/ pengawas operasi lalu lintas
penerbangan dalam ruang udara maupun sebagai pusat
pemanduan pada saat pesawat udara melakukan
pendekatan, pendaratan maupun lepas landas
(b) Kriteria Lokasi
− Petugas di menara pengawas harus mempunyai daya
pandang maksimum dan bebas halangan ke seluruh
areal landasan, taxiway dan apron
− Harus mempunyai syarat transitional surface
− Menara pengawas tidak boleh mempengaruhi sinyal
yang dipancarkan oleh alat bantu navigasi (navaid)
yang ada
− Garis pandang ke daerah pergerakan pesawat udara
harus tegak lurus arus lalu lintas pesawat udara
− Akses menuju menara kontrol tidak boleh memotong
landasan maupun taxiway
− Lokasi di airside
(4) Stasiun Meteorologi
(a) Fungsi
Sebagai pusat pengamatan cuaca (iklim, angin ,
temperatur, curah hujan serta kelembaban) di wilayah
tertentu tempat bandar udara itu berlokasi.
(b) Kriteria Lokasi
− Pada bandar udara kecil lokasi stasiun meteorologi
yang terbaik adalah di dekat ruang/ kantor operasional
perusahaan penerbangan dan pada akses yang dilewati
oleh crew pesawat udara
− Stasiun meteorologi pada dasarnya terdiri dari :
• Pusat informasi meteorologi
• Stasiun pengamat
− Lokasi dari stasiun observasi harus memenuhi syarat :
• Mempunyai pandangan yang jelas ke landasan
• Aksesibilitas tinggi
31. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 31
• Pada bandar udara yang mempunyai 2 (dua)
landasan maka lokasinya diantara kedua landasan
tersebut
(5) DPPU
(a) Fungsi
− Sebagai pusat atau tempat penyimpanan bahan bakar
pesawat udara
− Bentuk fasilitas ini tergantung dari cara pengisian
bahan bakar dari depo ke pesawat udara yaitu :
a) Melalui mobil tangki
b) Melalui sistem hidrant/ pipa
(b) Kriteria Lokasi
− Lokasi dekat dengan areal pengisian bahan bakar
pesawat
− Sebaiknya menjahui sumber kebakaran/ api
− Pertimbangan dampak terhadap lingkungan
sehubungan dengan kemungkinan tumpahan bahan
bakar, kebocoran dan bau (karena hembusan angin)
Dengan demikian dalam meletakan fasilitas ini perlu
diperhatikan lokasi areal pemukiman dan arah angin
(6) Fasilitas Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
(a) Fungsi
Untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penumpang dan
karwayan bandar udara.
− Adapun kebutuhan air bersih di bandar udara untuk
melayani kebutuhan air di :
− Terminal penumpang
− Bangunan opersi
− Bangunan PKPPK
− Hanggar pemeliharaan pesawat
− Perumahan dinas
Sedangkan fasilitas sanitasi terdiri dari :
− Jaringan sanitasi
− Pompa sanitasi
− Bangunan untuk chlorination dan ditaleration
− Bangunan pencuci limbah
32. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 32
(7) Bangunan Katering Penerbangan
(a) Fungsi
− Untuk mempersiapkan dan menyimpan makanan,
minuman dan kebutuhan kabin pesawat udara yang
lainnya dalam jumlah yang cukup besar
− Fasilitas ini tidak mutlak disediakan di sekitar bandar
udara
(b) Kriteria Lokasi
Fasilitas ini dapat diletakan di daerah sisi darat ataupun di
luar areal bandar udara, namun dengan akses ke apron
yang cukup baik
(8) Garasi dan Bengkel Pesawat Udara
(a) Fungsi
Untuk menyimpan dan merawat peralatan Ground
Handling (traktor, tangga pesawat udara, container, high
loader, bus, dll) beserta peralatan suku cadangnya
(b) Kriteria Lokasi
Fasilitas ini sebaiknya diletakkan diantara terminal
penumpang dan terminal kargo, serta dekat dengan apron
(9) Fasilitas Perawatan Pesawat Udara
(a) Fungsi
− Merupakan pusat perawatan pesawat terbang, baik
yang bersifat “home base” untuk perawatan besar
(major maintenance) atau hanya bersifat perawatan
ringan (little maintenance) maupun kombinasi
keduanya
− Fasilitas ini tidak mutlak ada di setiap bandar udara,
karena untuk pemeriksaan ringan dapat dilakukan
afrow
(b) Kriteria Lokasi
Lokasi fasilitas perawatan pesawat terbang perlu
mempertimbangkan faktor-faktor :
− Mempunyai akses langsung ke taxiway
− Jauh dari lalu lintas yang sedang melintasi cross
runway
− Harus mempertimbangkan gangguan kebisingan
(noise) yang ditimbulkan
33. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 33
(10) Fasilitas General Aviation
Defenisi General Aviation, menurut Airport Planning Manual
Part 1 Master Planning, 1977 adalah seluruh penerbangan sipil
yang tidak diklarifikasikan sebagai penerbangan komersial,
termasuk di dalamnya berbagai tipe dan kategori pesawat
terbang General Aviation yang terdiri dari pesawat udara
untuk penerbangan pribadi, angkutan orang atau kargo oleh
pesawat udara pribadi, air taxi, penerbangan untuk pertanian
dan pesawat udara latih.
(a) Fungsi
Fungsi fasilitas General Aviation adalah untuk menampung
aktivitas pergerakan pasawat udara dan pergerakan orang/
barang yang termasuk dalam klasifikasi General Aviation.
(b) Kriteria Lokasi
− Apabila kegiatan operasional General Aviation ini cukup
tinggi, maka fasilitas ini diletakkan pada bagian yang
terpisah dari kegiatan terminal area untuk penerbangan
komersial
− Lokasi fasilitas ini berada perlu mempertimbangkan
akses (kemudahan pencapaian) bagi pengguna dan
areal yang cukup luas untuk penempatan hanggar,
peralatan parkir pesawat udara dan untuk pengiriman
bahan bakar serta perawatan pesawat udara
(11) Stasiun Tenaga Listrik (Power House)
(a) Fungsi
Fasilitas ini digunakan sebagai tempat penyimpanan
generator listrik bandar udara atau sebagai pusat
pembangkit tenaga listrik bandara udara
(b) Kriteria Lokasi
Sebaiknya menghindari jalur pelayanan yang panjang dan
menjauhi sumber api
(12) Pusat Kesehatan (Sentra Medica)
(a) Fungsi
Fasilitas ini perlu disediakan untuk :
− Melayani penumpang dan karyawan yang memerlukan
pertolongan
34. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 34
− Pemeriksaan kesehatan awak pesawat (medical
inspection)
− Menangani keadaan darurat (emergency & rescue)
(b) Kriteria Lokasi
Lokasi fasilitas ini tergantung dari besar fasilitas dan tujuan
penggunaannya, dimana harus mempertimbangkan faktor-
faktor sebagai berikut :
− Dekat (with in walking distance) dengan area terminal
− Aksesibilitas yang tertinggi ke lokasi kecelakaan
pesawat udara
− Luas area mencukupi untuk menampung arus
kendaraan keluar/ masuk untuk pertolongan pertama
d) Dasar Perhitungan Kebutuhan Luas Bangunan Operasi
(1) Bangunan Teknik
(a) Fungsi bangunan tersebut terhadap peralatan di dalamnya
(b) Kebutuhan ruang untuk peralatan yang digunakan
berdasarkan persyaratan teknis operasional
(c) Kebutuhan ruang untuk petugas/ operator
(2) Bangunan umum
(a) Fungsi bangunan tersebut terhadap aktifitas di dalamnya
(b) Standar kebutuhan luas berdasarkan standar Cipta Karya/
Direktorat Tata Bangunan
e) Standar Bangunan
Tabel 12 Standar Luas Bangunan Teknik yang Melibatkan
Direktorat Lain (Dit. Kespen dan Dit. Faslektrik)
No. Jenis Bangunan Luas bangunan (m2)
A Tower - ATC
01. 0/ 3 Lt 98
02. 0/ 4 Lt 123
03. 0/ 5 Lt 148
04. 0/ 6 Lt 173
B PK-PPK
01. Type - A 24
02. Type - B 48
03. Type - C 72
04. Type - D 96
C C C R
35. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 35
01. Type - A 48
02. Type - B 96
D ILS
01. Localizer Glide Path 18
02. Localizer Glide Path 21
03. Border Marker 12
04. Middle Marker 15
E DVOR/ DME
01. Type - A 24
02. Type - B 48
03. Type - C 72
F NDB
01. Type - A 24
01. Type - A 48
G APP
01. 100
H AMSC
01. 72
I Works shop
01. Type - A 100
02. Type - B 200
J Power House
01. Type - A 12
02. Type - B 24
03. Type - C 48
04. Type - D 96
K Bangunan Stasiun Pancar Ulang VHF-ER
01. 96
L Bangunan Stasiun Pemancar TX
01. 96
M Bangunan Stasiun Penerima RX
01. 96
N Radar
01. 336
O Pengamat Meteorologi
01.
P Sentra Telekomunikasi
01.
Q R. Dara/ M. Wara
01.
36. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 36
Gambar 10 Bagan Proses Pembangunan Fasilitas Bangunan Operasi
5) Prasarana Penunjang Sisi Darat
a) Fasilitas Penunjang Jalan dan Daerah Parkir
(1) Agar fasilitas bandar udara dapat berfungsi dengan baik, perlu
disiapkan jalan dan daerah parkir. Jalan pada suatu bandar
udara dapat digolongkan menjadi seperti ditunjukkan pada
Gambar 11.
KEBUTUHAN FASILITAS
OPERASIONAL BANDARA
TRAFFIC PENERBANGAN
(DIT.ANGUD)
KESELAMATAN OPERASI
PENERBANGAN (DIT. KESPEN)
FASILITAS PERALATAN &
BANGUNAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN NAVIGASI &
LISTRIK (DIT. FASLEKTRIK)
BANGUNAN & PRASARANA
SISI DARAT (DIT. BANDARA)
PROYEK
PEMELIHARAAN &
OPERASIONAL BANDARA
37. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 37
Jalan Operasi
Jalan Inspeksi
Jalan Bandar UdaraDaerah Parkir
Gambar 11 Fasilitas Jalan di Dalam Bandar Udara
(a) Jalan Bandar Udara (Jalan service)
Digunakan untuk umum dan terletak di depan terminal
penumpang. Dalam merencanakan jalan bandar udara,
perlu diramalkan volume lalu lintas untuk setiap jenis
kendaraan (penumpang, pengantar/ penjemput, karyawan
bandar udara, dll).
(b) daerah Parkir
Dalam ramal/ duga kebutuhan luas daerah parkir perlu
diperhatikan pertumbuhan lalu lintas pada jalan
menghubung antara bandar udara dengan kota yang
dilayani, selain itu perlu juga dilakukan studi perbandingan
dengan bandar udara lain yang memiliki karakteristik yang
mirip dengan bandar udara yang direncanakan.
Dalam menentukan struktur dalam lokasi daerah parkir
perlu diperhatikan kaitan keberangkatan daerah parkir
tersebut dengan fasilitas lain dalam bandar udara dan
dengan keselamatan. Selain itu juga perlu di kaji mengenai
kebutuhan ruang untuk tiap kendaraan, lebar jalur
kendaraan, serta metoda parkir, termasuk pertimbangan
untuk kemungkinan pengembangan di masa datang.
(c) Jalan Inspeksi
Jalan inspeksi di bangun sekeliling batas bandar udara dan
digunakan untuk kendaraan pemeliharaan, kendaraan
pencegah dan pada keadaan darurat dapat digunakan oleh
kendaraan PKPPK.
38. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 38
(d) Jalan Operasi
Jalan operasi di bangun untuk lalu lintas kendaraaan
inspeksi fasilitas dasar bandar udara dan untuk kendaraan
PKPPK pada keadaan darurat.
(2) Persyaratan Umum
(a) Kapasitas minimum harus dapat memenuhi kebutuhan
nominal dari bandar udara
(b) Memenuhi syarat-syarat keamanan dan dampak
lingkungan
(c) Memiliki keandalan dan perpaduan yang tinggi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan bandar udara dalam memberi
pelayanan secara kontinyu.
(3) Fungsi dan Dimensi
Tabel 13 fungsi dan Dimensi Jalan Operasi
No.
Jenis
Jalan
Fungsi
Dimensi
Lebar
Perkerasan
Shoulder
(kiri/
kanan)
Drainage
(kiri/
kanan)
1. Jl. Inspeksi a. Untuk kendaraan
pemeliharaan
b. Untuk kendaraan survai
pencegahan
c. Untuk darurat (PK-PPK)
(3 – 5,5) m 1 m 0,5 m
2. Jl. Operasi a. Untuk kendaraan survai
fasilitas dasar bandar
udara (R/W, T/W, dll)
b. Untuk PK-PPK
(3 – 4) m
5 m
1 m
5 m
0,5 m
3. Jl. service a. Umum
b. Di depan terminal
penumpang
6 m
13 m
1 m
1,5 m
0,7 m
1 m
(4) Desain dan Penggunaan Lahan
(a) Untuk tanah dasar dengan CBR < 3 %, perlu dilakukan
perbaikan tanah dengan alternatif sebagai berikut :
− Perbaikan tanah dengan mengganti tanah yang jelek
− Perbaikan tanah dengan cerucuk
− Perbaikan dengan stabilisasi
39. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 39
Desain untuk tanah dengan CBR < 3 % harus
dikonsultasikan kepada Direktorat Teknik Bandar Udara.
(b) Selanjutnya desain di sesuaikan dengan alternatif-alternatif
berikut untuk tanah dengan CBR > 3 %.
Untuk kelas jalan dengan muatan yang cukup berat,
misalnya pada jalan PK=PPK atau DPPU, tebal lapis
pondasi bawah dengan sirtu dan dengan lapis permukaan
penetrasi aspal dan kolakan atau beton aspal adalah
sebagai berikut (Tabel 14) :
Tabel 14 Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk Kelas
Jalan dengan Muatan Berat
Untuk CBR Tanah Dasar (3 - 5)%
LHR 25 50 100 200
Pondasi Bawah sirtu sirtu sirtu sirtu
Penetrasi aspal 25 30 37.50 42.50
Kolakan 20.50 27.50 35 37.50
Beton aspal 15 25 30.50 37.50
Muatan maksimum (10-20) ton 30 ton 40 ton 50 ton
Untuk CBR Tanah Dasar >5%
Penetrasi aspal 20 22.50 30 35
Kolakan 15 20.50 27.50 32.50
Beton aspal 15 17.50 22.50 30
Catatan :
− LHR : Lintasan Harian Rata-rata
− Tebal rata-rata lapis permukaan 5 cm
− Tebal rata-rata lapis pondasi 15 cm
− Untuk parkir tebal perkerasan ditambah 10 %
Seluruh kelas jalan dengan muatan ringan, misalnya jalan
inspeksi atau jalan lingkungan, tebal lapis pondasi bawah
dengan sirtu dan lepas lapis permukaan penetrasi aspal
atau kolakan atau beton aspal adalah sebagai berikut
(Tabel 15) :
40. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 40
Tabel 15 Tebal Lapis Pondasi Bawah Untuk Jalan
dengan Muatan Ringan
Untuk CBR Tanah Dasar (3 - 5)%
LHR 25 50 100 200
Pondasi Bawah sirtu sirtu sirtu sirtu
Penetrasi aspal 20 25 30 35.00
Kolakan 15 20.50 25.50 32.50
Beton aspal 15 15 20 25.50
Muatan maksimum (10-20) ton 30 ton 40 ton 50 ton
Untuk CBR Tanah Dasar >5%
Penetrasi aspal 15 20 22.50 30
Kolakan 15 15 20 25
Beton aspal 15 15 15 20
Catatan :
− LHR : Lintasan Harian Rata-rata
− Tebal rata-rata lapis permukaan 5 cm
− Tebal rata-rata lapis pondasi 15 cm
− Untuk parkir tebal perkerasan ditambah 10 %
Tabel 16 Tebal Standar Perkerasan Jalan
Lapis Permukaan : Rata-rata 4 cm
Lapis Pondasi : Rata-rata 15 cm
Lapis Pondasi Bawah
b) Pagar
Fungsi pagar
(1) Untuk pembatas daerah bandar udara (tinggi > 2,10 m),
alternatif pagar adalah sebagai berikut :
(a) Kawat berduri rangka kayu
(b) Kawat berduri rangka besi
(c) Kawat harmonika rangka kayu
(d) Kawat harmonika rangka besi
(e) Wire mesh rangka besi
(2) Untuk pembatas bangunan (tinggi > 0,90 m), alternatif pagar
adalah sebagai berikut :
(a) Pagar BRC
(b) Kawat harmonika rangka kayu
(c) Kawat harmonika rangka besi
(d) Pagar Profit
41. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 41
(e) Pagar Kayu
(f) Pagar tanaman
(3) Untuk pembatas bangunan khusus, misalnya DPPU (tinggi =
1,80 m)
(a) Pagar BRC
(b) Kawat harmonika rangka kayu
(c) Kawat harmonika rangka besi
(d) Wire mesh rangka besi
c) Landscaping
(1) Fungsi
Landscaping berfungsi sebagai elemen penyejuk, penyegar
dan peneduh lingkungan juga sebagai elemen barrier
terhadap debu dan suara maupun pengaruh lain
(2) Unsur-unsur landscaping antara lain :
− Tanaman
− Batu-batuan asli
− Batu-batuan artifisial
− Landmark
(3) Implementasi
Landscaping umumnya diterapkan pada exterior area
(architecture landscape) namun ada pula yang berada pada
interior area (landscape architecture). Unsur landscaping
dalam suatu area berkisar antara 10 % - 15 % luas area.
d) Prasarana Utilitas
Pada perencanaan penataan bandar udara antara lain perlu
ditangani fasilitas utilitas seperti :
(1) Air bersih
− Kualitas air
− Kualitas air baku
− Volume kebutuhan per hari
− Sistem distribusi
− Pengolahan air minum
(2) Air Limbah
− Sumber limbah
− Macam limbah
− Cara pengumpulan, pengangkutan dan penampungan
42. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 42
− Cara pengolahan
(3) Limbah Padat
− Sumber limbah
− Volume yang dihasilkan per hari
− Cara pengumpulan dan penampungan
− Cara pemusnahan/ penanganan air
Adapun kriteria pengadaan air bersih tersebut adalah sebagai
berikut :
(a) Kualitas Air
Pada umunya syarat untuk air bersih/ air minum di
Indonesia akan mengacu pada standar yang dikeluarkan
oleh DEPKES Nomor ; 416/ Menkes/ Pes/ IX/ 1990 dan
tidak jauh berbeda dengan syarat air minum yang
dikeluarkan oleh WHO.
Syarat tersebut antara lain :
Fisik : tidak berbau, tidak berbusa, tidak
keruh, tidak berwarna
Temperatur : suhu kamar
Mikrobiologi : kaliform harus O per 100 ml sampel air
dan total kali adalah 3 per 100 ml.
(b) Kualitas Air Baku
Untuk memenuhi jumlah kebutuhan air untuk setiap
bandar udara tergantung pada kualitas sumber air.
Sumber air yang dapat digunakan antara lain :
− Sumur air dalam
− Sumur air dangkal
− Air permukaan (sungai atau danau)
− PDAM
(c) Kebutuhan Air Bersih
Penetuan kebutuhan luas bangunan air di bandar udara
terutama ditentukan oleh kebutuhan air untuk penumpang,
bangunan operasi, pemadam kebakaran (PK-PPK) dan
perumahan dinas bandar udara.
Untuk kebutuhan air bagi penumpang, bangunan operasi
dan perumahan dinas, air yang digunakan adalah air
bersih sedangkan n untuk PK-PPK tidak harus air bersih.
Kebutuhan air :
43. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 43
− Untuk operasional bandar udara :
• Kebutuhan air untuk penumpang = 20 l/
penumpang/ hari fisik
• Kebutuhan air untuk karyawan bandar udara = 100
l/ karyawan/ hari
• Jumlah karyawan 1/200 x jumlah penumpang
tahunan
• Kebutuhan air untuk hanggar = 5-10 m³/ pesawat
udara yang masuk hanggar/ hari (1m³~100 l)
• Pompa air bekerja 8 jam/ hari
• Kebocoran dalam distribusi = 20%
Kebutuhan air per hari untuk operasional bandar udara
• Untuk bandar udara tanpa hanggar
= 1,2 x {(3 x ∑ penumpang tahunan) + (100 x ∑
penumpang tahunan)}
= A liter/ hari
• Untuk bandar udara dengan hanggar
= A + 1,2 (5 s/d 10) x 1.000 x pesawat udara
masuk hanggar
= B liter/ hari
Debit air yang dibuthkan untuk operasi bandar udara
• Untuk bandar udara tanpa hanggar
= menitliter
A
/
608×
• Untuk bandar udara dengan hanggar
= menitliter
B
/
608×
Kapasitas Bak air :
• Untuk bandar udara tanpa hanggar
= 3
1000
m
A
• Untuk bandar udara dengan hanggar
= 3
1000
m
B
• Untuk perumahan dinas bandar udara
• Asumsi
o Kebutuhan air = 150 l/ orang/ hari
o Sebuah rumah dinas di huni oleh 6 orang
o Kebocoran dalam distribusi = 20 %
44. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 44
o Pompa air bekerja 8 jam/ hari
• Kebutuhan air untuk sebuah rumah dinas
= 1,2 x 6 x 150 l/ hari
= 1.080 l/ hari
• Debit air yang dibutuhkan untuk sebuah rumah
dinas
= liter/1
606
080.1
×
= 2,25 liter/ hari
• Kapasitas bak air = 3
1000
080.1
m
rumahdinas×
− Untuk PKPPK
• Air untuk PKPPK tidak perlu air yang dapat diminum
• Air yang diperlukan untuk membuat busa pemadam
kebakaran yang harus dilengkapi dengan bubuk
kimia kering atau Holo Carbon atau CO2
• Air untuk kebutuhan PKPPK disediakan dalam suatu
bak khusus
• Untuk pengamanan, volume bak air dibuat dua kali
volume kebutuhan air
Tabel 17 Standart Kebutuhan Air untuk PKPPK
Kategoti
Pesawat untuk
PKPPK
Jenis Pesawat
Udara
Volume Bak Air
(m3)
Holo Carbon (CO2)
kg kg
2 BN 2 A, Cessna 10 90 180
3 DHC-6<NC 212 10 135 270
4 CN-235, HS 748 10 135 270
5 F-27 20 180 360
6 F-28, DC-9 30 225 450
7 - - - -
8 A 300, DC 10 60 450 900
9 B 747 60 450 900
(d) Distribusi Air
untuk bandar udara yang tidak mempunyai instalasi dari
Perusahaan Air Minum (PAM), perlu dibuat jaringan
distribusi air tersendiri. Alternatif sistem distribusi air :
− Bak reservoir ̶ pompa ̶ menara air ̶ distribusi
− Bak reservoir ̶ pompa ̶ tanki tekanan (hidrofor) ̶
distribusi
45. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 45
Dimensi bak reservoir ± (0,2 x volume kebutuhan air/ hari)
(e) Pengolahan Air Minum
Bila air bersih akan digunakan pula sebagai air minum
maka perlu diolah terlebih dahulu. Cara pengolahan air ini
akan berbeda tergantung pada macam sumber airnya
sebagai berikut :
− Pengolahan air dari sumber sumur dalam (deep well)
Gambar 12 Bagan Pengolahan Air Minum dari
Sumber Sumur Dalam
Gambar 13 Bagan Pengolahan Air dari Sumber
Danau
46. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 46
Gambar 14 Bagan Pengolahan Air dari Sumber Air
e) Prasarana Limbah Cair
(a) Pengertian air limbah adalah semua jenis air buangan hasil
kegiatan manusia yang berbentuk cair. Penghasil limbah di
bandar udara antara lain :
− Terminal Penumpang
• Jumlah penumpang yang mendarat setiap hari
• Jumlah penumpang yang akan berangkat
• Jumalh pengantar/ penjemput
• Jumlah petugas pelayanan
• Luas kantor
− Bangunan Pendukung
• Luas kantor administrasi
• Luas gudang
• Luas hangar/ bengkel
• Luas petugas pelayanan
• Luas dapur katering
• Luas asrama/ perumahan
• Luas menara kontrol
47. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 47
(b) Sistem Pelayanan
Pelayanan air dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu :
− Sistem On Site
Pengumpulan dilakukan di lokasi, misalnya dengan
dibuatnya septi tank
− Sistem Off Site
Pengumpulan dilakukan pada suatu lokasi dan diolah agar
memenuhi persyaratan air permukaan
− Sistem Kombinasi On Site dan Off Site
(c) Sistem Pengumpulan
− Sistem Riool, limbah dialirkan menuju penampungan/
pengumpulan dengan melalui perpipaan
− Sistem kommual, petugas mengambil dari tempat-tempat
pengumpulan individu yang telah disediakan, dengan
mempergunakan peralatan truk tangki
f) Prasarana Mekanikal Bnadar Udara
(a) Jenis-jenis Prasarana Mekanikal Bandar Udara
Pemilihan jenis mekanikal bandar udara dipengaruhi oleh
faktor-faktor :
− Besar bandar udara yang bersangkutan
− Jenis pesawat udara yang beroperasi
− Konsep perencanaan bandar udara
− Jumlah penumpang
− Besarnya modal
− Biaya pemeliharaan dan pengawasan
Berikut adalah jenis fasilitas yang umumnya digunakan pada
bandar udara dari :
(1) Alat angkut penumpang, yang terdiri darI :
(a) Angkutan vertikal : elevator, escalator, inclining
moving side walk
(b) Angkutan horisontal : moving side walk, automated
guideway transit system, ramp bus, intra building
vehicle
(2) Peralatan untuk boarding penumpang
(3) Peralatan penanganan bagasi
48. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 48
(4) Peralatan pemasok daya pesawat udara : peralatan
pemasok udara, peralatan pemasok daya listrik,
peralatan pemasok tekanan udara.
(b) Perencanaan Peralatan Mekanikal Bandar Udara
(1) Alat Angkutan Penumpang Vertikal
(a) Elevator
Elevator harus diletakkan berdekatan dengan
tangga pada suatu area dimana terdapat aliran/ lalu
lintas penumpang yang memerlukan transport
vertikal sebagai alat transportasi bagi penumpang
“handicapped” yang menggunakan kursi roda.
Walaupun ada alat transportasi vertikal lain yang
dapat digunakan bagi penumpang “handicapped”
(escalator, MSW/ Moving Side Walk), namun
elevator merupakan peralatan yang paling memadai
ditinjau dari aspek “instalation space”, keselamatan
penumpang dan biaya.
Dari sudut pandang keamanan, elevator dapat
digunakan dalam rangka pemisahan penumpang
yang berangkat dan datang bagi penerbangan
internasional. Namun elevator hanya interior dalam
kapasitas transportasi penumpang apabila
dibandingkan dengan escalator dan ‘inclining MSC’
yang dapat mengangkut penumpang secara terus
menerus. Dengan demikian elevator hanya di
pasang sebagai peralatan tanbahan bagi tangga dan
escalator.
(b) Escalator
Escalator harus dipasang pada daerah aliran
penumpang. Escalator perlu untuk bandar udara
yang melayani pesawat udara dengan ukuran besar
karena escalator memiliki kemampuan untuk
mengangkut penumpang secara terus menerus.
Harus diperhatikan bahwa tidak seperti elevator,
escalator membutuhkan ruang yang luas untuk
instalasinya.
(c) Inclining Moving Side Walk (MSW)
Pada dasarnya, inclining MSW mempunyai
kegunaan yang sama seperti escalator, tetapi hanya
49. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 49
dapat digunakan bila perbedaan anatar lantai tidak
terlalu besar sehingga sudut kemiringan MSW tidak
terlalu besar.
(2) Alat Angkutan Penumpang Horisontal
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
bangunan terminal bandar udara adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan perlengkapan bangunan terminal
yang besar tanpa mengorbankan kenyamanan
penumpang. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan
konsep bangunan dengan sistem frontal, sistem jari
(finger0, sistem satelit atau kombinasi dari sistem-sistem
tersebut. Ditetapkan pula jarak maksimum pencapaian
dari terminal ke pintu masuk pesawat udara tidak
melebihi 300 m. Bilamana lebih dari 450 m biasanya
digunakan alat angkutan horisontal sebagai alat bagi
penumpang.
(a) Moving System Walk (MSW)
MSW dipasang sepanjang jalur berjalan kaki sebagai
alat bantu untuk berjalan. MSW dipasang sejajar
jalur berjalan kaki sehingga jalur berjalan tetap
dapat digunakan pada keadaan bila MSW tidak
dapat digunakan karena rusak atau sedang dalam
pemeriksaan berkala.
Panjang MSW tergantung pada kebutuhan. Bila
terminal menggunakan sistem jari (finger), jarak
antara pintu harus sepanjang 1 (satu) unit MSW.
Bila ruang utama terminal dan satelitnya
dihubungkan dengan MSW, panjang MSW harus
sepanjang mungkin sehingga dapat mengurangi
waktu transit dan memberi kenyamanan bagi
penumpang.
(b) Automated Guideway Transit System (AGT)
Bila dibutuhkan lebih banyak pintu dan dalam hal
digunakan sistem jari (finger) maka perlu untuk
menambah panjang jari atau untuk menambah
jumlah jari yang berhubungan dengan terminal
utama. Akibatnya, jarak tempuh penumpang
menjadi lebih panjang sehingga mengurangi
50. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 50
kenyamanan penumpang yang akan pindah
pesawat udara.
Pada kasus terminal penumpang dengan sistem
satelit, biasanya digunakan sistem AGT untuk
menghubungkan ruang utama bangunan terminal
dengan satelit.
Dalam memilih sistem AGT perlu diperhatikan
bagaimana pemeliharaannya demi kenyamanan
penumpang, kenyamanan bagi penumpang dengan
frekuensi yang tinggi, kemampuan untuk melayani
penumpang pada waktu sibuk, kebisingan dan
getaran yang ditimbulkan cukup rendah, dan
nyaman untuk digunakan. Bilamana menggunakan
sistem MSW, kerusakan pada MSW tidak akan
mengakibatkan pengaruh yang fatal pada fungsi
pelayanan bandar udara karena penumpang dapat
berjalan pada jalur berjalan kaki. Tapi di sisi lain
dengan menggunakan sistem AGT diperlukan
kehandalan yang tinggi karena pada umumnya tidak
disediakan sistem alternatif, karena itu harus dipilih
sistem AGT yang memiliki kehandalan yang tinggi.
(c) Ramp Bus
Bila pintu-pintu penumpang (gate) tidak mencukupi,
biasanya digunakan pintu-pintu jarak jauh (remote
gate) yang letaknya terpisah dari bangunan terminal
penumpang. Pada kasus demikian dapat digunakan
ramp bus untuk mengurangi waktu tempuh
penumpang dan menjaga keselamatan penumpang.
Kemiringan dan tinggi PBB ditentukan dengan
memperhatikan lantai bangunan terminal, fixed
bridge yang menghubungkan bangunan terminal,
PBB dan lokasi pesawat udara.
(3) Baggage Handing System (BHS)
BHS digunakan untuk mengangkut bagasi dari area
check-in menuju handing area. BHS diklasifikasikan atas
sistem penanganan bagasi berangkat dan sistem
penanganan bagasi datang, seperti dapat dilihat pada
Gambar 15 berikut :
51. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 51
Gambar 15 Baggage Handing System (BHS)
Rencana pemasangan sistem penanganan bagasi
berangkat harus memperhatikan karakteristik rute dari
perusahaan penerbangan , karakteristik bagasi,
karakteristik penanganan bagasi, dan konsep rencana
bangunan terminal. Rencana pemasangan sistem
penanganan bagasi datang harus memperhatikan
penggunaan kendaraan GSE (Ground Service equipment)
secara efektif, efisiensi penanganan bagasi transit,
efisiensi penyerahan bagasi kepada penumpang dan
konsep rencana bangunan terminal.
(a) Jenis BHS
− Sistem Penanganan Bagasi Berangkat
Sistem ini bertujuan memuat bagasi penumpang
ke dalam pesawat udara secara efisien dan
ekonomis. Untuk itu perlu disediakan area
handling dan suatu ruang di apron untuk
memilah kembali bagasi penumpang demi
efisiensi pemuatan bagasi ke dalam pesawat
udara.
Secara umum sistem penanganan bagasi
berangkat dapat diklasifikasikan sebagai berikut
:
BHS Departure Baggage
Handing System
Direct Feed
(manual sorting)
Automatic Sorting
Linier Conveyor
Carrousel Conveyor Type
(Race tract conveyor type)
Arrival Baggage
Handing System
52. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 52
a) Pemuatan langsung (dengan memilih secara
manual)
b) Pemilahan bagasi secara otomatis (dengan
menggunakan mesin pemilah otomatis)
− Sistem Penanganan Bagasi Datang
Sistem ini bertujuan menyerahkan bagasi kepada
penumpang yang datang secara efisien dan
ekonomis.
Secara umum sistem penanganan bagasi datang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Jenis ban berjalan linier (Linier conveyor belt)
b) Jenis ban berjalan karosel (Carrousel
conveyor type/ race track conveyor type)
(b) Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalan
merencanakan BHS
− Jenis BHS
Penentuan BHS rute sangat tergantung pada
karakteristik rute dari perusahaan penerbangan
seperti ditunjukkan pada Tabel 18 berikut :
Tabel 18 Karakteristik Perusahaan Penerbangan
Kelas Karakteristik
Perusahaan
Penerbangan
− Melayani rute-rute utama pada bandar udara hub.
− Mempunyai banyak rute penerbangan dan melayani
penumpang dalam jumlah besar
− Melayani bagasi dalam jumlah besar
− Pada kebanyakan kasus, transit dilakukan antar
penerbangan dari perusahaan yang sama
− Penerbangan dijadwalkan setiap hari dan
perbandingan waktu sibuk adalah besar
− Tingkat penggunaan tempat parkir dan fasilitas
adalah tinggi
Perusahaan
Penerbangan
sedang dan
kecil
− Pola penerbangan sederhana
− Rute penerbangan sedikit dan melayani sedikit
penumpang
− Jumlah penumpang transit sedikit dan rute transit
sederhana
− Tingkat penggunaan tenpat parkir dan fasilitas
adalah rendah
− Penerbangan tidak dijadwalkan setiap hari
53. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 53
Dengan demikian bandar udara yang merupakan
hub bagi perusahaan penerbangan besar perlu
dilengkapi dengan sistem pemilahan otomatis
berskala besar.
− Karakteristik transit antara jalur penerbangan
internasional dan domestik
Pada bandar udara yang melayani jalur
penerbangan inetrnasional dan domestik, perlu
diperhatikan kelancaran aliran penumpang dan
bagasi khususnya penumpang/ bagasi transit
darim penerbangan domestik ke penerbangan
internasional dan sebaliknya
− Jarak penumpang mengangkat bagasi
Penumpang harus mengangkat barangnya
sendiri di tempat turun dari bis/ kendaraan
menuju ke counter check-in atau dari area
kedatangan menuju bis/ kendaraan. Untuk itu
dalam merencanakan konsep bangunan terminal
perlu diperhatikan penyediaan pelayanan untuk
kelancaran aliran penumpang.
− Biaya Penanganan Bagasi
Selain biaya untuk investasi perangkat BHS,
perlu pula diperhitungkan biaya langsung untuk
karyawan/ buruh penanganan bagasi.
− Biaya Konstruksi
Biaya konstruksi BHS meliputi pengeluaran untuk
perangkat ban berjalan (conveyor), perangkat
perawatan (control), fasilitas daya listrik dan
pekerjaan instalasi.
Pada kasus dimana digunakan sistem pemilahan
otomatis, perlu pula diperhitungkan biaya intuk
perangkat pendeteksi bagasi dan perangkat
pusat pengawasan bagasi (centre control).
Perlu pula diperhitungkan biaya operasi dan
pemeliharaan BHS.
54. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 54
b. PERANCANGAN SISTEM STRUKTUR
Sistem struktur yang terbaik yang dapat dipakai dalam perencanaan
bangunan di bandar udara adalah yang memenuhi persyaratan-
persyaratan fungsional dan arsitektural dengan biaya yang minimal.
Pertimbangan-pertimbangan juga harus diberikan untuk pemanfaatan-
pemanfaatan struktur di masa datang, kemungkinan perubahan dan biaya
pemeliharaan.
Juga mempertimbangkan kemudahan pembongkaran struktur sementara.
Sistem yang baik adalah sistem yang menggunakan material yang efisien,
memberikan pemanfaatan ruang yang maksimum, meminimalkan
penggunaan peralatan khusus dan dapat dibangun dengan konvensional.
Pertimbangan Pendahuluan
1) Faktor yang mempengaruhi pemilihan material
Faktor yang mempengaruhi pemilihan material seperti pada tabel di
bawah ini :
a) Memenuhi persyaratan teknis (termasuk persyaratan peralatan dan
keselamatan penerbangan)
b) Ekonomis dan mudah diperoleh di lokasi
c) Secara teknis dapat dilaksanakan di lokasi serta sesuai dengan
kondisi fisik lingkungan
2) Sistem Kerangka Struktur
Pemilihan macam kerangka struktur (dinding pemikul dan rangka)
dilakukan dengan pertimbangan faktor-faktor :
a) Memenuhi persyaratan teknis (termasuk persyaratan peralatan dan
keselamatan penerbangan)
b) Ekonomis dan mudah diperoleh di lokasi
c) Secara teknis dapat dilaksanakan di lokasi serta sesuai dengan
kondisi fisik lingkungan
Faktor yang mempengaruhi pemilihan material disajikan Tabel 19.
55. Sisi Darat ‐ Kuliah Lapangan Terbang Hal 55
Tabel 19 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Material
Faktor Sasaran Umum Pertimbangan Rinci
Ketersediaan
Material
Penggunaan material
dengan ukuran atau bentuk
yang sudah tersedia
1. Gunakan material yang tersedia di lokasi
2. Hindari pemakaian bentuk baja khusus yang
mengakibatkan beban ekstra
Kecepatan
Pemasangan
Secara umum, penghematan
waktu mencerminkan
penghematan biaya
1. Pertimbangkan pemakaian unit-unit pra-cetak untuk
pekerjaan yang berulang-ulang daripada membuat beton
cor di tempat
2. Sistem pembetonan dengan plat pra-cetak dan penutup
cor di tempat dapat dipakai untuk mengurangi bekisting.
Konstruksi demikian dapat berfungsi sekaligis untuk
memikul beban hidup jika “Sheer Corrects” yang memadai
digunakan pada bagian-bagian interface pra-cetak dan cor
di tempat.
3. Bekisting plat besi gelombang permanen dapat dipakai
sebagai pengganti besi biasa.
4. Bila praktis, gunakan jaringan tulangan yang dilas
daripada menggunakan penulangan biasa.
5. Beton yang cepat mengeras dapat digunakan untuk
mempercepat pembongkaran bekisting dengan segera.
Sifat tahan
api
Pemilihan material yang
berkaitan dengan
persyaratan tahan api pada
struktur (hal ini sering
merupakan kontrol
pertimbangan dalam memilih
material)
1. Mengacu pada kriteria resmi pada buku peraturan bahan
bangunan tahan api
2. Konstruksi beton secara terpadu tahan api dan tidak
memerlukan perawatan lebih lanjut
3. Untuk mengurangi berat, pertimbangkan perlindungan
baja dengan vermialite sebagai garis pelapis dari beton
pada rangka baja
Perlindungan
terhadap
kelembaban
Pembatasan peresapan
lembab terhadap struktur
dan pencegahan
kelembaban (atau
kondensasi) dari kontak
langsung dari baja atau kayu
1. Gunakan campuran beton yang padat
2. Pasang water strop pada semua sambungan dinding beton
dan plat di bawah tanah
3. Pasangan bahan tahan air (membras) untuk ruang di
bawah tanah
4. Gunakan kayu yang di awetkan
Daya Tahan Pemilihan material yang
cocok untuk menjamin
drainase proyek
1. Pertimbangkan udara yang berada di bawah beton untuk
struktur terbuka terhadap kondisis udara yang ekstrim
2. Gunakan baja tahan karat terutama baja kadar tenbaga
(upper bearling steel) apabila perawatannya sulit.
3. Gunakan lapis pelindung sebagai pengganti material lain
yang mahal :
a. Kayu yang diawetkan
b. Material yang digalvanisir
c. Lapisan beton pelindung “barcrete jacket”
4. Perhatikan pembusukan kayu
5. Perhatikan berkaratbya berbagai jenis baja
Pekerja Penggunaan material dan 1. Hindari sistem-sistem yang sulit atau fabriksi yang