Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Etika penggunaan kata dalam berdakwah mochammad dawud
1. ETIKA PENGGUNAAN KATA
DALAM BERDAKWAH
(Kajian Tafsir Surat Taha 44, An Nisa 5, 9 dan 63)
KONSENTRASI DAKWAH
PROGRAM PASCASARJANA
Oleh: IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
Mochammad Dawud 2012
2. SURAH T}AHA> AYAT 44
فقوَل لَه قوَل لَيناا لَعلَّه يَتذكر أَو يَخْ شى
َ ْ ُ َّ َ َ ُ َ ِّ َ ُ َ ُ َ ْ ا
“Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
takut".
4. Menurut Yazid Ar Raqasyi:
Bertutur kata dengan orang yang menyukai dan
mendambakannya (yakni tak terbayangkan kelembutan
tutur katanya).
Wahb ibnu Munabbih :
Lebih banyak memaaf dan mengampuninya
daripada marah dan menghukuminya
Ikrimah :
Tidak ada Tuhan selain Allah
Hasan Al Basri:
Sesungguhnya engkau mempunyai Tuhan, dan engkau
mempunyai tempat kembali, dan sesungguhnya di
hadapanmu ada surga dan neraka
5. Ali bin Abi Thalib:
Kata-kata sindiran (bukan dengan kata-kata terus
terang)
Sufan As-Sauri:
Kata-kata yang lemah lembut, sopan santun, dan
belas kasihan; Dimaksudkan agar kesannya lebih
mendalam dan lebih menggugah perasaan serta
dapat membawa hasil yang positif
Zaid ibnu Amr ibnu Nufail :
Tidak mendoakan kebinasaan untuknya sebelm
kamu mengemukakan alasanmu kepadanya
6. - ْا
قَوًل لَيِّناا
- Amar makruf nahi munkar dengan perkataan
yang lembut jika dilakukan kepada seorang raja,
kepada penguasa yang mampu menjamin
keamanan
- Panggilan yang ia senangi oleh lawan bicara; kalau
diharapkan keIslamannya. Konteksnya ketika
umat Islam tertindas
- Ucapan yang tidak mengandung perkataan kasar
di dalamnya
- kamu akan Kupimpin ke jalan Tuhanmu
- Sesungguhnya kami adalah utusan Tuhanmu,
Tuhan semesta alam
7. ْا
قَوًل لَيِّناا
Kandungan ayat:
Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun berdakwah
dan mengajak Fir’aun beribadah kepada Allah dan
mengikrarkan bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Awalnya Nabi Musa sendirian berdakwah kepada
Firaun. Ini menunjukkan betapa mulianya Nabi Musa. Ia
kemudian bersama-sama Nabi Harun untuk kedua
kalinya.
Allah membekali Nabi Musa dan Nabi Harun dengan 9
mukjizat yang berfungsi sebagai bukti kenabian.
Mukjizat ini untuk memberikan bukti dan meyakinkan
Firaun dan kaumnya bahwa Nabi Musa dan Harun
adalah utusan Allah kepada Firaun dan kaumnya.
8. Allah SWT memilih Nabi Musa untuk
menerima wahyu dan risalah-Nya serta
menyampaikannya kepada seluruh manusia.
Firman Allah فقوًل له قول ليناadalah sebagai dalil
bolehnya melakukan amar makruf dan nahi
munkar. Kesemuanya itu dilakukan secara
lemah lembut kepada orang yang mempunyai
kekuasaan/kedudukan tinggi. Qoulu layyin
adalah perkataan tanpa kekerasan.
Takut terhadap musuh yang dholim, yang
sombong seperti Firaun adalah hal yang biasa.
Hal itu merupakan tabiat manusia.
9. SURAH AN NISA>’ AYAT 5
وَل تؤتوا السفهاء أَموالَكم الَّتِّي جعل اللَّه لَكم
ْ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُّ ُ ْ ُ َ َ
قِّيَاماا وارزقوهُ م فِّيها واكْسوهُ م وقولُوا لَهم
ْ ُ ُ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ َ
َ ْ ا َ ْ ُ ا
)5( قوَل معروفا
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-
orang yang belum sempurna akalnya, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah
mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu)
dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang
baik. “ (An Nisaa’:5)
10. berbuat baik kepada istri (keluarga) dan
orang-orang yang berada dalam
pemeliharaannya, yaitu berbuat baik secara
nyata dengan memberi nafkah berupa
sandang pangan disertai dengan kata-kata
yang baik dan akhlak yang mulia
kata-kata yang baik; yakni dalam rangka
berbuat bajik dan bersilaturahmi.
11. Doakanlah kepada mereka “barokallahu
fikum”, artinya mudah-mudahan Allah
memberkati kamu dan menjaga kamu serta
memelihara kamu. Dan saya siap menolong.
Balaslah ucapan mereka dengan ucapan yang
baik. Maksudnya, jika kamu membalas
ucapan, maka tunjukkanlah akhlak yang
mulia.
12. Ayat ini memberi pesan :
Larangan untuk menghamburkan harta dan
kewajiban untuk mengaturnya serta
menggunakannya kepada hal-hal yang baik. Karena
Allah SWT menjadikan harta tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Kewajiban mencegah sufaha yang menghamburkan
harta ada 2 macam:
Mencegah mereka dari harta mereka untuk
dibelanjakan secara sembarangan dan tetap
menyimpan harta mereka.
13. Wali anak yatim boleh menggunakan harta anak
yatim untuk membiayai kebutuhan hidup anak
yatim tersebut (baik pakaian atau makanan).
Hukum persamaan kewajiban antara wali safih
dengan wali orang dloif.
Sufaha adalah anak yatim, atau orang-orang
yang menghambur-hamburkan harta, atau
wanita dan anak-anak kecil.
Kata-kata yang baik adalah kata-kata yang
melegakan hati.
14. SURAH AN NISA>’ AYAT 9
ا ِّ ِّ ْ َ ْ ِّ ِّ ْ ِّ ا
وليَخْ ش الَّذين لَو تَركوا من خلفهم ذُريَّة ضعَافا
ُ َ ْ َ ِّ َ َْ
َ ْ ا ُ َّ ْ َ ْ ِّ ْ
خافوا عَ لَيهم فليَتقوا اللَّه وليَقولُوا قوَل
ُ َْ َ ُ َ
َ ِّ ا
)9( سديدا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-
orang yang seandainya meninggalkan di
belakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar.” (An Nisaa’:9)
15. Perkataan yang benar
Takutlah kalian kepada Allah
16. perintahkanlah kepada orang yang sakit agar
mengeluarkan hartanya untuk sesuatu yang
menjadi kewajiban baginya
ucapkanlah kepada orang yang akan
meninggal perkataan yang benar. Maksudnya
mentalkinkan kalimat la ilaha illallah di sisi
orang yang sekarat sehingga dia
mendengarnya dan ikut mengucapkannya.
jangan menghardik anak yatim ataupun
merendahkan mereka
17. SURAH AN NISA>’ AYAT 63
أولَئِّك الَّذين يَعلَم اللَّه ما فِّي قلُوبِّهم فأَعْ رض
ْ ِّ َ ْ ِّ ُ َ ُ ُ ْ َ ِّ َ ُ
عَ نهم وعظهم وقل لَهم فِّي أَنفسهم قوَل
ْ ُ ِّ ِّ ْ َ ْ ا ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ ْ ِّ َ ْ ُ ْ
ا
)63( بَلِّيغا
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati
mereka, karena itu berpalinglah kamu dari
mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka. “
(An Nisaa’:63)
18. A. Tafsir Ibnu Kathir - قوَل بَلِّيغا
ا َ ْ ا
perkataan yang membekas dalam jiwa
mereka lagi membuat mereka tercegah
dari niat jahatnya.
19. َ ْ ا
B. Tafsir Al Qurtubi - قوَل بَلِّيغا
ا
perkataan tekanan secara
rahasia/sembunyi-sembunyi/pelan-pelan.
Serulah mereka dengan seruan yang
paling mengena secara rahasia dan
sembunyi-sembunyi
jika kalian menampakkan apa yang ada di
dalam hati kalian, maka aku akan
memerangi atau membunuh kalian
Menyampaikan isi hati dengan retorika
sehingga merasuk ke hati orang yang di
ajak bicara.
20. Tata cara bersikap baik pada orang munafik :
Berpaling dari mereka, atau dari ancaman mereka, atau
rasio/alasan yang mereka buat. Dan menghadapi mereka
dengan senyum/wajah yang ceria.
Dengan cara memberikan mauidloh, ancaman dan
nasehat serta bimbingan kepada kebaikan. Menasehati,
menakut-nakuti, memberi petunjuk kepada kebaikan
dengan metode yang bisa membangkitkan pikiran,
membuat hati mereka luluh untuk mendengarnya.
Mengancam dengan ancaman keras berupa membuat
perjanjian perang jika mereka terus-terusan bersifat
munafik. Dan mengabarkan kepada mereka bahwa
mereka menyembunyikan kemunafikan tanpa takut
kepada Allah SWT., mereka termasuk golongan kafir,
bahkan lebih jelek dari kafir. Allah akan mengadzab
mereka dengan neraka paling bawah. Ibid, juz 5, hal. 135-
136.
21. TERIMA KASIH
Mochammad Dawud
Jl. Sunan Giri XIIIA/10A
Gresik – Jawa Timur
Phone: 08123453032
Email: nagakecil2000@gmail.com