3. • 8 Elemen
Berpikir Ilmiah
1. Tujuan berpikir ilmiah
2. Pertanyaan ilmiah
3. Informasi ilmiah, data, fakta, pengamatan, dan
pengalaman
4. Interpretasi dan inferensi ilmiah, kesimpulan, solusi
5. Konsep, definisi, teori, prinsip, model ilmiah
6. Asumsi ilmiah, pengandaian, taken for granted
7. Konsekwensi dan implikasi ilmiah
8. Point of view
Analisis8Elemen
BerpikirIlmiah
4. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gender dalam
produksi dan pemanfaatan biogas rumah tangga pengguna
biogas di Kampung Areng, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini membahas
karakteristik rumah tangga pengguna biogas, tingkat kesetaraan
gender, kapasitas produksi biogas, serta pemanfaatan biogas.
Selain itu, tujuan penulisnya adalah untuk menganalisis
karakteristik rumah tangga.,menganalisis tingkat kesetaraan
gender dalam produksi biogas.,menganalisis kapasitas produksi
biogas.,menganalisis pemanfaatan biogas., menganalisis
hubungan antara karakteristik antara rumah tangga dengan
tingkat kesetaraan gender, menganalisis hubungan antara tingkat
kesetaraan gender dengan kapasitas produksi biogas,
menganalisis hubungan antara kapasitas produksi biogas dengan
pemanfaatan biogas.
TujuanBerpikirIlmiah
5. PERTANYAANILMIAH • Krisis energi di Indonesia semakin dirasakan bagi masyarakat
dengan ditambah adanya peningkatan jumlah pertumbuhan
penduduk. Masyarakat semakin sulit memperoleh kebutuhan
pokoknya karena krisis energi yang terjadi, termasuk
diantaranya kebutuhan energi rumah tangga. Dari isu ini
muncullah sebuah pertanyaan, bagaimana cara mengatasi krisis
enegeri di Indonesia?
• Isu gender dan pemanfaatan energi terbarukan seperti biogas
memiliki kaitan yang erat. Kebutuhan energi rumah tangga
tidak lepas kaitannya dengan peran perempuan dalam
pengelolaannya. Dari isu ini muncullah pertanyaan, bagaimana
kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan?
6. INFORMASIILMIAH,DATA,FAKTA,
PENGAMATAN,DANPENGALAMAN
• Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses penguraian
bahan-bahan organik oleh aktivitas mikroorganisme dalam
kondisi tanpa adanya oksigen atau disebut anaerobik (Saputra
2016).
• Biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi memiliki
komposisi gas metana (CH4), Karbondioksida (CO2), Hidrogen
(H2) dan gas lainnya. Penelitian Syamsuddin et al. (2011).
• Menurut BPPT (2018), kebutuhan energi sektor rumah tangga
meningkat dari 116 juta SBM atau setara barrel minyak pada
tahun 2016 menjadi 483 juta SBM pada tahun 2050 mendatang,
dengan pangsa terbesar adalah listrik diikuti LPG.
• Kebutuhan LPG meningkat dari 54,3 juta SBM (6,37 ton) pada
tahun 2016 menjadi 137,1 juta SBM (16,08 juta ton) pada tahun
2050 atau meningkat rata-rata 2,8 persen per tahun (BPPT
2019).
Next >>>
7. Kelompok 9
INFORMASIILMIAH,DATA,FAKTA,
PENGAMATAN,DANPENGALAMAN
• Fakta: Jumlah kepemilikan ternak sapi, luas Lahan, dan modal
• Pembuatan biogas dari kotoran hewan, khususnya sapi ini
berpotensi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan
karena selain dapat memanfaatkan limbah ternak, sisa dari
pembuatan biogas ini yaitu slurry dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik yang sangat subur dan kaya akan unsur-unsur
yang dibutuhkan oleh tanaman (Elizabeth et al. 2011).
• Salah satu warga Kampung Areng, Desa Cibodas yaitu Pak
Maskun bersama Dinas Sosial setempat memperkenalkan
biogas guna memanfaatkan limbah kotoran sapi di wilayah
tersebut. Kemudian, tahun 2005 dilakukan percobaan
pembuatan digester biogas yang saat itu masih menggunakan
bahan plastik atau sekedarnya. Dinas Peternakan juga sempat
datang tahun 2005 ke wilayah Kampung Areng untuk melihat
potensi yang ada dari limbah kotoran sapi. Pada tahun 2008,
wilayah Kampung Areng mendapatkan bantuan dari Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas Peternakan dan Perikanan,
Kabupaten Bandung Barat sebanyak 82 unit digester biogas
yang terbuat dari plastik.
8. INTERPRETASIDANINFERENSI
ILMIAH,KESIMPULAN,SOLUSI
• Perlu adanya dorongan kepada masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian serta pemahaman mengenai
penggunaan biogas.
• Bagi pemerintah Desa Cibodas, perlu meningkatkan
keterlibatan perempuan dalam produksi dan pemanfaatan
biogas.
• Bagi kelompok kemasyarakatan terkait peternak dan biogas
perlu diadakan penyuluhan dan pendampingan mengenai
penggunaan biogas maupun pemanfaatan limbah sehingga
masyarakat dapat meningkatkan produksi biogas dan
pendapatan rumah tangga.
• Bagi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang,
perlu mengadakan pelatihan dan pengontrolan kepada
peternak terkait usaha ternak sapi perah dan penggunaan
biogas.
Next >>>
9. INTERPRETASIDANINFERENSI
ILMIAH,KESIMPULAN,SOLUSI • Mayoritas pekerjaan utama masyarakat Kampung Areng, Desa Cibodas
yaitu petani sayur dan peternak sapi perah laki-laki dan perempuan
hampir memiliki curahan waktu sosial yang sama yaitu antara 5 sampai 6
jam per hari.
• Jenis usaha ternak di Kampung Areng, Desa Cibodas merupakan jenis
usaha ternak rakyat.
• Pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas memiliki manfaat
baik dalam hal ekonomi, lingkungan, dan sosial.
• Hubungan karakteristik rumah tangga dengan kesetaraan gender
memiliki hubungan yang signifikan pada beberapa variabel yaitu
hubungan curahan waktu dengan karakteristik rumah tangga memiliki
hubungan signifikan yang negatif.
• Hubungan kesetaraan gender dengan kapasitas produksi biogas hanya
memiliki hubungan yang signifikan pada curahan waktu produktif laki-
laki dengan jumlah limbah kotoran hewan saja yang menunjukkan
bahwa semakin sering peternak memberikan pakan ternak, maka
semakin banyak limbah kotoran yang dihasilkan oleh hewan
ternak.Hubungan kapasitas produksi biogas dengan pemanfaatan biogas
secara keseluruhan tidak menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan.
10. Kelompok 9
KONSEP,DEFINISI,TEORI,PRNSIP,
MODELILMIAH
• Secara etimologis, kata gender berasal dari bahasa Inggris, “gender” berarti
“jenis kelamin” atau dapat diartikan sebagai suatu konsep yang digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari
segi sosial-budaya (Supiandi 2008).
• Gender merupakan konsep yang menjelaskan atribut secara sosial, peran, dan
tanggung jawab yang berkaitan dengan pria maupun wanita di masyarakat
(March et al. 1999).
• Nurhasanah et al. (2009) menyatakan bahwa Wilayah Provinsi Jawa Tengah
sangat potensial dalam pengembangan digester yang menghasilkan energi
biogas yaitu daerah Boyolali yang waktu pembangunan digesternya juga
sudah mulai pada tahun 2000-an dengan tipe fixed dome dengan kapasitas 18
m3 yang dapat digunakan sebagai bahan baku alat memasak dan juga
penerangan.
• Limbah merupakan suatu zat polutan yang sangat mengganggu kelestarian
lingkungan. Jumlah limbah kotoran ternak yang melimpah ini kemudian
berpotensi menjadi bahan bakar atau energi alternatif biogas yang dapat
dipergunakan untuk memasak. Pemanfaatan limbah kotoran ternak ini menjadi
biogas menjadi solusi bahkan pemasukan tambahan bagi masyarakat
pedesaan.
11. ASUMSIILMIAH,PENGANDAIAN,
TAKENFORGRANTED
• Diduga terdapat hubungan antara karakteristik rumah tangga
dengan tingkat kesetaraan gender
• Diduga terdapat hubungan antara tingkat kesetaraan gender
dengan kapasitas produksi biogas
• Diduga terdapat hubungan antara kapasitas produksi biogas
dengan pemanfaatan biogas.
12. KONSEKWENSIDANIMPIKASI
ILMIAH
• Hubungan karakteristik rumah tangga dengan kesetaraan
gender memiliki hubungan yang signifikan pada beberapa
variabel yaitu hubungan curahan waktu dengan karakteristik
rumah tangga memiliki hubungan signifikan yang negatif.
• Hubungan kesetaraan gender dengan kapasitas produksi
biogas hanya memiliki hubungan yang signifikan pada curahan
waktu produktif laki-laki dengan jumlah limbah kotoran hewan
saja yang menunjukkan bahwa semakin sering peternak
memberikan pakan ternak, maka semakin banyak limbah
kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak.
• Hubungan kapasitas produksi biogas dengan pemanfaatan
biogas secara keseluruhan tidak menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan.
13. POINTOFVIEW
(KERANGKABERPIKIR,PERSPEKTIF,ORIENTASI)
Gender merupakan suatu konsep atau sudut pandang yang
digunakan untuk mengidentifikasikan perbedaan antara lakilaki
dan perempuan dilihat dari segi sosialbudaya atau juga dilihat
dari sudut pandang non-biologis (Supiandi 2008). Konsep
gender ini erat kaitannya dalam kegiatan rumah tangga,
termasuk rumah tangga ternak di pedesaan.
Penelitian ini melihat terdapat hubungan kesetaraan gender
dengan karakteristik rumah tangga pengguna biogas dan
kapasitas produksi biogas. Terdapat pula hubungan antara
kapasitas produksi biogas dengan pemanfaatan biogas dalam
rumah tangga.