2. Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
1. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan
sebagainya).
3. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya atau
pemecahan persoalan yang dimulai dengan
dugaan akan kebenarannya.
4. Kegiatan yang dimulai dari proses awal
didalam mempelajari serta mengevaluasi suatu
bentuk permasalahan (studi kasus).
2. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan
antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan.
3. Bisnis artinya usaha komersial dalam dunia perdagangan, atau bidang usaha, atau usaha
dagang. Adapun proses artinya tuntunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan
sesuatu. Makna lain, rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan
produk;
Proses artinya “Urutan pelaksanaan atau peristiwa yang terjadi secara alami atau didesain,
mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan sesuatu.
INPUT PROCESS OUTPUT
Menurut ilmu ekonomi, bisnis merupakan organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen untuk mendapatkan laba. Secara hisoris-linguistik, kata bisnis berasal dari kata
“busy” yang artinya sibuk karena banyak kegiatan atau aktivitas.
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
4. Business Process adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah input menjadi
sejumlah output (barang dan jasa) untuk orang lain dengan menggunakan orang dan alat
sebagai sumber daya. Setiap orang yang terlibat di dalamnya, satu sama lain, memainkan
peran sebagai “supplier” atau “customer”.
Proses penyampaian “feedback” atau timbal balik
Input Output
Di tengah ketatnya persaingan, apabila perusahaan masih menghendaki dapat bersaing di
pasar, ia dipaksa untuk melakukan ”perbaikan proses bisnis” secara terus menerus (tanpa
henti). Apa yang harus dilakukan?
SUPPLIER PROCESS CUSTOMER
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
5. 1. Bisnis: Kegiatan menghasilkan “sesuatu" yang mempunyai nilai (nilai dapat diartikan
sebagai besaran uang)
• Sesuatu bisa berarti benda, misalnya: mobil, motor, koran, semen, komputer, TV,
Handphone, Meja, Bangunan Gedung, PesawatTerbang, dll.
• Sesuatu bisa berartiJasa, Misalnya: Pengantar surat, Travel Agent, Cleaning
Service, TransportasiUdara, dll.
• Dalam terminologi Industrial Engineering "Sesuatu“ adalah product/produk.
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
2. Business is “the activity of making one's living or making
money by producing or buying and selling goods or services”
(Longman Business English Dictionary).
3. Business is “any activity or enterprise entered into for profit. It
does not mean it is a company, a corporation, partnership, or
have any such formal organization” (Burton, 2018).
6. Proses Bisnis adalah kumpulan pekerjaan yang saling terkait
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Proses
bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang
masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi
untuk mencapai tujuan dari superprosesnya
Apakah Analisis Proses Bisnis Itu?
Analisis Proses Bisnis “Kumpulan aktivitas yang membutuhkan satu
atau lebih input dan menghasilkan output yang bermanfaat/bernilai
bagi pelanggan” (Hammer dan Champy’s, 1993).
Proses bisnis: “Aktivitas terukur dan terstruktur untuk memproduksi output bagi kalangan
pelanggan tertentu, yang di dalamnya terdapat penekanan yang kuat tentang “bagaimana”
sebuah pekerjaan dijalankan, tidak terfokus pada aspek ‘apa’, sebagai urutan spesifik dari
aktivitas kerja lintas waktu dan ruang, dengan awalan dan akhiran, dan definisi input dan
output yang jelas” (Davenport, 1993).
7. Tipe dan Karakteristik Proses Bisnis
1. Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan
operasional dari sebuah sistem. Contohnya semisal
Manajemen Strategis
2. Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis
inti dan menciptakan aliran nilai utama. Contohnya
semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan
dan pemasaran, dan penjualan.
3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti.
Contohnya semisal akuntansi, rekruitmen, pusat
bantuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), tipe artinya “model, contoh, atau corak”.
Jadi, tipe proses bisnis berarti “model, contoh, atau corak” yang dikembangkan untuk
menjalankan kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan.
8. Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
1. Definitif: Memiliki batasan, masukan (input), dan keluaran (output) yang jelas.
2. Urutan: Terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai dengan ruang dan waktu.
3. Pelanggan: Mempunyai penerima hasil dari proses yang berlangsung.
4. Nilai Tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nnilai tambah
bagi penerima hasil.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus saling terkait dalam
suatu struktur organisasi.
6. Fungsi Silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa
fungsi sebagai bagian dari sebuah sistem.
Tipe dan Karakteristik Proses Bisnis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakteristik artinya sifat khas sesuai
dengan perwatakan tertentu. Proses Bisnis pun memiliki ciri khas atau perwatakan tertentu
yang menjadi pembeda dari proses nonbisnis.
9. Untuk dapat bersaing, perusahaan harus melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) untuk mengukur dan memahami proses yang biasa dilakukan. Langkah
awalnya adalah membuat model perbaikan.
Analisis Proses Bisnis dan Improvement …
1. Mencatat dan memperhatikan apa yang dilakukan sekarang;
2. Mengukur proses berdasarkan apa yang dikehendaki oleh pasar;
3. Melakukan proses kembali berdasarkan kebutuhan pasar;
4. Mengukur hasil dengan proses yang baru (yang telah dicapai) berdasarkan asumsi pasar;
5. Mencatat dan menliti perbaikan yang telah dilakukan;
6. Mengulangi kembali semua tindakan sampai mencapai titik kepuasan pasar.
Document as
is process
Establish
measurement
Follow
process
Measure
performance
Identify a
implement
improvement
continuous improvement model
10. Tujuan Analisis Proses Bisnis …
1. Customer Friendliness (Keakraban dengan Konsumen)
• Meeting customer requirements closely: memberikan apa yang dibutuhkan oleh
konsumen sedekat mungkin agar dapat memenuhi harapannya.
• Providing convenience: memberi rasa nyaman kepada konsumen atas apa yang
dikomsumsinya.
2. Effectiveness (Keefektivan)
• Outcome-based approach: konsumen mendapat jaminan bahwa produk yang
digunakannya sesuai dengan harapannya.
• Gaining loyalty of customers: loyalitas konsumen terhadap produk
• Image and branding: kokohnya mereka dan citra produk di mata konsumen
3. Efficiency (Efesiensi)
• Cost: semua unsur biaya operasional yang digunakan
• Time: waktu yang butuhkan
• Effort: usaha dan kerja keras yang dilaksanakan
11. Alasan Melakukan Analisis Proses Bisnis …
1. Memperkuat posisi perusahaan (branding), baik di mata konsumen sebagai sumber
utama pertumbuhan perusahaan maupun di mata mitrabisnis (pihak ketiga);
2. Mengantisipasi masalah, baik yang berkaitan dengan internal maupun eksternal
perusahaan.
3. Mengatasi kelemahan perusahaan karena pesatnya pertumbuhan teknologi dan perilaku
konsumen yang mudah berubaha setiap saat.
Setiap perusahaan pasti berharap mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat
maksimal, dan memiliki daya saing yang kokoh. Itulah sebabnya, setiap perusahaan pasti
berusaha untuk melakukan analisis proses bisnis secara tepat dan akurat. Dengan kata
lain, setiap perusahaan memiliki alasan khusus dan utama ketika pengambil keputusan
memutuskan untuk melakukan analisis proses bisnis.
12. Spesifikasi Analisis Proses Bisnis …
1. Analisa proses bisnis harus dimulai dengan mengembangkan suatu pernyataan yang
jelas mengenai tujuan dan strategi perusahaan.
2. Pertimbangan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sebagai tujuan dibelakang
tujuan dan strategi perusahaan.
3. Menitik beratkan pada proses bisnis diatas fungsi bisnis dan menselaraskan antara
proses dan tujuan perusahaan.
4. Identifikasikan proses nilai tambah dan proses pendukungnya yang akan memberikan
kontribusi terhadap nilai.
5. Menggunakan tehnik dan alat manajemen yang tersedia dan yang sudah proven dengan
sebaik-baiknya untuk memastikan kualitas dari informasi yang digunakan dan
deliverables-nya.
Analisis proses bisnis yang sukses harus mengandung beberapa spesifikasi, sebagai berikut:
13. Spesifikasi Analisis Proses Bisnis …
6. Memberikan analisa terhadap operasi yang sedang berjalan dan mengidentifikasi proses
yang tidak memberikan nilai tambah.
7. Mengembangkan terobosan baru bagi suatu kerangka berpikir dan visi yang berani
untuk melakukan perubahan yang radikal daripada melakukan perubahan yang
bertahap.
8. Mempertimbangkan solusi dimana karyawan dikembangkan dan diperkuat dan teknologi
sebagai dasar untuk mengimplementasikan perubahan.
9. Menyajikan suatu masalah bisnis secara lengkap dan memberikan informasi dan
argumen yang meyakinkan untuk pengambilan keputusan.
10. Mengembangkan suatu rencana implementasi yang dapat dilakukan yang berisi
spesifikasi tugas, sumber daya , jangka waktu dan persetujuan.
14. Strategi Analisis Proses Bisnis …
1. Kemampuan distingtif suatu bisnis
2. Segmentasi konsumen atau segmen pasar yang dibidik untuk bisnis tersebut.
3. Keunggulan kompetitifnya yang dimiliki, apakah dapat bertahan lama ataukah tidak.
Keputusan untuk melakukan analisis proses bisnis memiliki dua kemungkinan, sesuai
dengan konteksnya. Ada keputusan yang bersifat strategis dan ada pula yang bersifat
taktis. Kegiatan analisis proses bisnis yang bersifat “strategic context” mempunyai tiga
komponen kunci:
Harap dipahami bahwa kemampuan distingtif (diferensiatif) suatu bisnis, bila diaplikasikan
pada segmen konsumen dan target pasar yang tepat akan memberikan keunggulan (daya)
kompetitif yang sangat kuat bagi bisnis tersebut. Tidak hanya itu, eksistensi dan daya saing
bisnis tersebut akan mampu bertahan lama, meskipun berada dalam tingkat persaingan
yang sangat kuat.
15. Strategi Analisis Proses Bisnis …
1. Mengidentifikasi proses inti operasional dan manajerial, lalu membandingkannya dengan
hasil peta proses tingkat tinggi (high level process map).
2. Melakukan evaluasi secara terstruktur, terukur, dan terarah berkaitan dengan adanya
dampak yang mungkin muncul terhadap pelanggan, tingkat kesuksesannya dan
“fisibilitas” kelayakan atau tidaknya bila dilakukan perancangan ulang.
3. Mengembangkan visi dan misi tentang cara sebuah organisasi beroperasi pada masa
yang akan datang.
4. Menentukan satu atau dua proses inti lainnya yang mendapatkan prioritas utama untuk
dilakukannya perancangan ulang.
Strategi proses bisnis sangat ditentukan oleh interaksi antara lingkungan, stakeholder,
pesaing , pelanggan, dan pemasok. Sebaliknya, operasional bisnis sangat ditentukan oleh
interaksi antara orang dalam organisasi, jenis pekerjaan, infrastuktur yang dimiliki, sistem
dan prosedur yang berlaku. Strategi bisnis menentukan teknis operasional, dan sebaliknya,
teknis operasional sangat menentukan hasil akhir yang diharapkan.
16. Taktik Analisis Proses Bisnis …
1. Mengetahui secara jelas situasi dan kondisi bisnis, termasuk persoalan yang berkaitan
dengan perilaku konsumen;
2. Apa yang bisa menambah nilai pada bisnis;
3. Apa yang mempengaruhi hirarki manajemen;
4. Bagaimana melakukan diagnosis terhadap operasional bisnis;
5. Bagaimana menggunakan teknik dan peralatan yang sangat esensial
6. Bagaimana secara sukses dapat mengelola perubahan.
Analisis proses bisnis yang bersifat taktis lazim disebut operasionalisasi praktis. Secara
praktis, analisis ini harus mendukung strategi bisnis yang sudah digagas dan akan
dilaksanakan. Analisis proses bisnis operasional lebih sederhana dan praktis, serta dapat
dilakukan oleh manajer di semua tingkatan.
Di dalam ada beberapa faktor kritis yang harus dipahami untuk mendukung suksesnya
penerapan analisis proses bisnis yang bersifat taktis.
17. Signifikansi Pemetaan Proses …
Dalam gambar tampak terdapat “relationship”, yaitu proses pengiriman atau sesuatu
yang “dikirim ke” seorang pelanggan. Bagi seorang pelanggan, kiriman itu bisa menjadi
satu atau lebih dari kiriman. Gambar memperlihatkan proses “shipment” dari satu bagian
ke bagian dalam sebuah sistem yang terpadu.
18. Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Melakukan pengembangan visi bisnis dan tujuan proses yang hendak dilakukan dalam
rangka mewujudkan visi bisnis tersebut.
2. Mengindentifikasi proses yang perlu didesai ulang (redesign) dalam rangka mendukung
pencapaian visi bisnis.
3. Mengerti dan mengukur proses yang ada agar dapat disesuaikan atau dilakukan
perbaikan ulang.
4. Mengidentifikasi kapabilitas “information technology” sehingga mendukung proses bisnis
yang dilakukan.
5. Merancang “design” dan membuat prototipe proses baru.
Metodologi “Bussines Process Reengineering” dengan “Rapid Reengineering”
(rekayasa ulang cepat). Alasannya, “Rapid Reengineering” didesain untuk mendapatkan
hasil secara cepat. Menurut Davenport dan Short (1990), “Bussines Process
Reengineering” ini mencakup lima tahap.
19. Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Discover. Titik berat bagian “discover” adalah menentukan visi dan strategi bisnis yang
ditetapkan. Dalam tahap ini, fungsi utama “discover” adalah tahap untuk menentukan
visi dan strategi suatu organisasi.
2. Redesign. Bagian ini meliputi semua aktivitas dan keahlian yang dibutuhkan. “Redesign”
merupakan tahap yang melibatkan kemampuan managemen dalam mendesain proses.
3. Realize. Bagian ini berupa teknik manajemen perubahan, pembentukan “Business
Process Reengineering Team”, membangun komunikasi, pengukuran performansi dan
manajemen resistensi. Di bagian “realize”, “redesign process” diimplementasikan.
Proses komunikasi dibentuk. Pun tentang proses tentang proses perubahan,
manajemen resistensi dan “performance measurement”.
Berbeda dengan Davenport dan Short (1990) yang berpendapat bahwa “Bussines Process
Reengineering” mencakup lima tahap. Johansson (1993) justru berpandangan bahwa siklus
“Business Process Reengineering” hanya memerlukan tiga tahapan.
20. Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Menetapkan Visi. Penetapan visi dan tujuan (objektivasi) merupakan langkah awal
sebelum “redesign process” dilakukan.
2. Prioritas dan komitmen. Menetapkan skala prioritas dan komitmen organisasi dalam
rangka menentukan peringkat dari “reengineering effort”. Pada bagian ini, ditentukan
pula siapa saja (sumber daya manusia) yang menjadi penanggung-jawab dan kapan
waktu pelaksanaannya.
3. Redesign dan test. CNC Consulting menggunakan laboratorium simulasi sebagai
instrumen untuk melakuan pengujian ‘redesign process” yang telah dirancangnya.
4. Implementasi. Dalam proses implementasi melibatkan semua bagian “organizational
transformation” dalam rangka mendukung sepenuhya “Business Process
Reengineering” yang telah diteapkan.
Berbeda dengan Davenport dan Short (1990) dan Johansson (1993), CSC Consulting
(1993), konsultan pertama yang memberikan jasa “reengineering” menawarkan empat tahap
“Business Process Reengineering”.
21. Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Melakukan “setting effort” sebagai langkah awal.
2. Menetapkan “baseline” dan “benchmark”. Pada tahap ini, ada dua tahap penting yang
harus dilakukan, yaitu menganalisis “existing process” dan mengevaluasi kebutuhan
konsumen.
3. Menentukan visi ke depan, khususnya berkaitan dengan posisi produk.
4. Menemukan “problem solving” yang tepat, termasuk langkah melakukan identifikasi
atas “breakthrough” dalam berbagai macam aspek perubahan.
5. Perencanaan yang komprehensif dalam rangka melakukan perbaikan proses.
6. Melaksanakan implementasi.
7. Melakukan “continuous improvement” untuk mengukur “performance effort”.
Setelah Davenport dan Short (1990), Johansson (1993), dan CSC Consulting (1993), pakar
lain yang mengajukan tahapan “Business Process Reengineering” adalah Harrisson and
Pratt (1993). Mereka mengajukan metodologi terstruktur dari “Business Process
Reengineering” dalam tujuh tahap.
22. Tahap Rekayasa Proses Bisnis
1. Envision: Komitmen manajemen, tindakan identifikasi atas oportunitas untuk melakukan
rekayasa berkaitan dengan strategi bisnis, dan IT yang diperlukan.
2. Initiatiation: Pengorganisasian tim rekayasa dan menentukan target kinerja.
3. Diagnostic: dokumentasi existing process dan identifikasi performance gaps
4. Indentification: Redesign alternatif, prototyping, dan seleksi IT platforms.
5. Reconstruct: Implementasi dan melakukan instal ulang komponen IT dan re-organisasi
komponen bisnis lainnya.
6. Monitor: Identifikasi indikator performansi dan menghubungkannya dengan program
“incremental improvements”.
Instrumen kunci dalam “Business Process Reengineering” sesungguhnya terletak pada
total quality management (TQM), benchmarking, customer satisfaction measurement, cross-
functional team building dan process of mapping techniques. Menurut Guha ((1993),
keberhasilan “Business Process Reengineering” sangat bergantung pada proses
perubahan radikal atau incremental melalui tahap berikut.
23. Memahami Kebutuhan Konsumen
1. Perubahan pasar (a market change). Titik fokus perubahan ini terletak pada tuntutan
konsumen atas produk yang dikonsumsinya. Di sisi lain, perubahan pada diri konsumen
terkai erat dengan perubahan perilakunya.
2. Perubahan teknologi (a technologi change). Dukungan teknologi akan semakin
memperkuat keharusan bagi organisasi bisnis untuk melakukan rekayasa ulang atas
proses bisnisnya.
3. Perubahan lingkungan, termasuk di dalamnya budaya dan gaya hidup manusia.
Salah satu penentu kekuatan daya saing adalah pemahaman yang baik tentang organisasi
dan apa yang hendak dicapai saat ini (visi). Pemahaman ini harus dilengkapi oleh kekuatan
teknologi dan proses yang digunakan, serta lingkungan yang kompetitif.
Setiap organisasi bisnis pasti merasa butuh untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis
yang dimiliki saat ia memahami (recognizing the need) adanya perubahan yang sangat
cepat dalam tiga hal berikut.
24. Mengembangkan Kesepakatan Eksekutif
Dalam organisasi bisnis, pengembangan bisnis itu dibagi dalam dua tahap: strategi dan
taktis. Pengembangan strategi merupakan tugas utama para eksekutif yang kemudian akan
ditindak-lanjuti oleh bagian fungsional.
Program tentang “developing executive consensus” (pengembangan kesepakatan
eksekutif) biasanya dilakukan secara resmi pada waktu dan situasi tertentu. Proses kajian
atas isu-isu strategis dilakukan bisa bersifat face-to-face (orang per orang) atau melalui
pertemuan antarkelomok—lazim disebut focus group discussion (FGD).
Media yang lazim digunakan sebelum FGD dilakukan adalah
melakukan percakapan ringan, memberikan memorandum,
mengirim orang atau tim ke seminar-seminar, melakukan
perencanaan ulang, perbincangan dengan teman sejawat di
perusahaan lain yang sejenis, dan melakukan pengamatan
secara intensif atas situasi bisnis.
25. Pelatihan Tim Rekayasa Ulang
1. Visi dan misi yang telah ditetapkan oleh manajemen;
2. Teknik membangun kerja sama yang solid;
3. Menemukan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan kepada mitrabisnis;
4. Memilih dan menetapkan alat-alat manual/otomatis yang tepat dan sesuai untuk
digunakan dalam pelaksanaan proyek perubahan dan rekayasa;
5. Menemukan akar masalah dan langkah penyelesaiannya (problem solving);
6. Membangun mental pejuang agar siap bekerja di emua saluran dan lapangan yang telah
ditargetkan;
7. Membangun jiwa leadership agar siap merima/memikul tanggung jawab untuk proyek.
Untuk menindak-lanjuti hasil kesepakatan eksekutif adalah dibentuknya tim pelaksana tugas.
Langkah awalnya adalah melakukan pelatihan bagi seluruh anggota Tim Rekayasa Ulang
(training the reengineering team).
Adapun materi yang harus dipelajari oleh “the reengineering team”, sebagai berikut.
26. Pemetaan dan Proses Rekayasa Ulang
“Reengineering Process”, hakikatnya, merupakan proses perubahan dan perbaikan kinerja
perusahaan secara drastis dan radikal dengan tujuan utama meningkatkan kualitas layanan,
produktivitas, dan keuntungan usaha. Menurut Jack I. Huffman (1997), “Reengineering
Process” memiliki empat bentuk strategi.
1. Perbaikan proses, bukan karena prosesnya salah (to fix that which is not broken);
Strategi perbaikan untuk mengembalikannya pada desain semula.
2. Memperbaiki produk, sistem, proses, dan aktivitas secara berkelanjutan (continuous
improvement strategy) dengan melibatkan seluruh karyawan perusahaan.
3. Strategi yang mengakibatkan perbaikan secara drastis, tetapi tidak banyak melakukan
perubahan. Lazim disebut strategi renovasi.
4. Strategi yang paling dramatis, yaitu perubahan terutama dalam proses yang berlaku
secara dramatis, drastis, radikal, dan totalitas.
27. Pemetaan dan Proses Rekayasa Ulang
1. Proses pelanggan: hasil akhir yang diharapkan muncul adalah barang atau jasa yang
langsung dapat dinikmati dan sesuai dengan harapan pelanggan.
2. Proses administratif: Proses yang berlangsung dalam perusahaan ini sama sekali tidak
diketahui oleh pelanggan, tapi menjadi penentu bagi proses pelanggan.
3. Proses manajemen: proses ini menjadi tanggung jawab penuh bagi manajer fungsional
untuk mendukung proses bisnis secara umum, semisal penetapan target bisnis, cara
membuat perencanaan sehari-hari, mengalokasikan sumber dana.
Secara praktis, perubahan proses memerlukan “road map”, dan karena itu, lazim disebut
pemetaan proses (process mapping). Pemetaan proses (process mapping) merupakan
alat manajemen yang difungsikan untuk mengenal proses yang berjalan sekarang, sekaligus
menunjukkan jalan menuju proses baru yang hendak diwujudkan dalam rangka melakukan
“reengineering”.
28. Pemetaan dan Variabel Proses
Dalam pemetaan proses (process mapping) terdapat hubungan yang sangat erat antara
kinerja perorangan dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dikenali dalam tiga
variabel yang mengacu pada proses.
1. Tujuan Proses. Setiap proses pelanggan dan proses administratif memberi kontribusi
pada satu atau beberapa tujuan perusahaan, dan karena itu, setiap proses itu harus
diukur sesuai dengan tujuan prosesnya.
2. Desain Proses. Desain proses dibuat untuk mencapai tujuan proses. Maka, untuk
memperoleh bentuk yang cocok, perlu dibentuk tim antarfungsi yang membuat atau
mengkaji hubungan antarproses dan subproses.
3. Manajemen Proses. Proses ini berfungsi memastikan bahwa setiap proses tidak
berjalan atau berhasil dengan sendirinya (by design), tapi melalui pengelolaan yang
dipengaruhi oleh manajemen tujuan proses; manajemen kinerja; manajemen sumber
daya; dan manajemen antarfungsi.
29. Pemetaan dan Variabel Proses
Seorang pengambil keputusan harus mampu membedakan antara pengertian ‘peta proses’
dan ‘pemetaan proses’. Keduanya memiliki pengertian filosofis-substantial. Sebab, peta
proses hanyalah sekadar gambaran grafis mengenai sebuah proses.
1. Mengenali suatu proses atau system dengan menciptakan ‘peta proses’ yang secara
grafis menunjukkan hal-hal dan aktivitas yang dilakukan oleh orang atau mesin.
2. Membedakan antara fungsi apa yang harus dilaksanakan oleh suatu system dan
bagaiamana suatu system itu disusun untuk melaksanakan fungsi terssebut.
3. Membuat struktur dari peta proses secara hirarkis denga fungsi utama di atas, dan
proses selajutnya dari pada peta yang lebih terperinci. Setiap peta harus konsisten.
4. Membuat jadwal berkala untuk penelitian kembali peta proses tersebut. Ini untuk
menjaga agar dan membuktikan bahwa tim yang ditunjuk melakukan usaha terbaik
dalam memperbaiki proses.
30. Pemetaan dan Variabel Proses
Kebanyakan perusahaan berminat untuk melakukan proses rekayasa ulang (reengineering
process) karena alasan klasik, yaitu mengurangi biaya. Tapi, temuan Grant Thornton (1994)
menyebutkan bahwa ada lima alasan utama perusahaan melakukan rekayasa ulang.
1. Mengurangi biaya operasional dan melakukan efisiensi (84%);
2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan (79%);
3. Meningkatkan kecepatan (produksi) dengan kualitas yang baik (62%);
4. Memecahkan ancaman kompetisi yang setiap saat masuk dan meningkatkan daya saing
(50%);
5. Mengubah struktur organisasi (35%).
Di antara lima alasan itu, kesempatan terbesar yang sangat penting (signifikan) dan urgen
dalam “reengineering process” terletak pada tiga hal berikut: a) proses rekayasa fungsional
(65%); b) rekayasa produk (23%); c) rekayasa secara umum (12%).