2. Pengertian Daya Saing
“Competition is at the core of the
success or failure of firms”
(Porter, 1995: 5).
“Daya saing adalah kemampuan
untuk bersaing” (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, KBBI, 2008).
“Daya saing adalah kemampuan yang usaha
berkelanjutan untuk memperoleh keuntungan
dan mempertahankan pasar” (Martin at. all,
Widodo, 1998: 19),
3. “Daya saing berarti kemampuan mencapai lebih dari yang lain
atau memiliki keunggulan tertentu” (Tumar Sumihardjo, 2008).
“Daya saing adalah kemampuan perusahaan untuk bersaing
dengan perusahaan pesaingnya berdasarkan strategi bersaing
yang digagasnya, dan keunggulan bersaing yang harus
difokuskan pada proses yang dinamis” (Cravens, 1996: 8).
“Daya saing adalah
kemampuan atau ketangguhan
dalam bersaing untuk merebut
perhatian dan loyalitas
konsumen” (Noor, dalam Yuli
Fitrianty, 2007: 204).
Pengertian Daya Saing
4. “Daya saing negara adalah derajat sebuah negara yang berada di bawah kendali
pasar bebas mampu menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi uji pasar
internasional, dan yang secara simultan melakukan perluasan pendapatan riil bagi
warga negaranya sehingga menghasilkan kinerja produktivitas superior”(Cho, 2003;
dalam Millah, 2013: 15).
Pengertian Daya Saing
“Daya saing adalah kemampuan untuk
memproduksi barang dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan pasar
internasional, diiringi dengan kemampuan
mempertahankan pendapatan yang tinggi
dan berkelanjutan, lebih umumnya
adalah kemampuan (regions) untuk
menciptakan pendapatan dan
kesempatan kerja yang relatif tinggi,
sementara terekspos pada daya saing
eksternal” (the European Commission,
1999: 4; dalam PPSK-BI 2008).
6. Dimensi dan Indikator Daya Saing
• Biaya meliputi empat indikator: produksi, produktivitas tenaga kerja,
penggunaan kapasitas produksi dan persediaan.
• Kualitas meliputi: fitur (tampilan), waktu penerimaan, daya tahan,
kecepatan penyelesaian keluhan konsumen, dan kesesuaian produk
terhadap spesifikasi desain.
• Waktu penyampaian/pendistribusian: ketepatan waktu produksi,
pengurangan waktu tunggu produksi, dan ketepatan waktu
penyampaian produk.
Muhardi (2007:40) dengan mengutip Ward et all (1998:1036-1037)
• Fleksibilitas meliputi: jenis produk
yang dihasilkan, kecepatan
menyesuaikan dengan
kepentingan lingkungan.
7. Dimensi dan Indikator Daya Saing
• Institutions,
• Infrastructure,
• Macroeconomic environment,
• Health and primary,
• Factor-efficiency economies (higher
education and training),
• Goods market efficiency,
• Labor market efficiency,
• Financial market development,
• Technological readiness,
• Market size, dan
• Innovation-driven economies
(business sophistication, innovation).
Michael Porter (2008:419) membagi
indikator daya saing menjadi tiga
jenis:
• Harga bersaing
• Kualitas produk
• Keunggulan bersaing
Sumber: the Global Economics Forum (Schwab, 2013)
Ada dimensi yang berbeda tentang dimensi dan indikator Daya Saing,
antara yang dipahami oleh “the Global Economics Forum” dan Porter:
8. Daya Saing: Teori Keunggulan Komparatif
Perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif
antarnegara. Keunggulan komparatif hanya akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada
negara lainnya.
Sumber: theory of comparative advantage, David Ricardo
Dalam teori keunggulan komparatif dapat meningkatkan standar kehidupan dan
pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang
atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
Contoh: Negara A dan B memproduksi kopi dan timah. Negara A
mampu memproduksi kopi secara efisien, dengan biaya murah, tapi tak
mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Negara B
mampu memproduksi timah secara efisien, dengan biaya murah, tapi
tak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Jadi, Negara
A memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi, sedangkan
Negara B memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah
9. Daya Saing: Teori Keunggulan Kompetitif
Sumber: Michael E. Porter (1990), “The Competitive Advantage of Nations”.
“Keunggulan kompetitif merupakan jantung dari kinerja perusahaan
dalam pasar yang kompetitif ... Keunggulan kompetitif berkaitan
dengan cara bagaimana sebuah perusahaan benar-benar
menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik. Keunggulan
kompetitif bertumbuh secara fundamental dari nilai yang
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai itu bagi para
pembelinya melebihi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menciptakannya” (Porter, 1985, p.xv)
Keunggulan kompetitif sebagai “apa pun yang perusahaan lakukan lebih
baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan”. Ketika
perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
perusahaan saingan atau memiliki sesuatu yang diinginkan perusahaan
saingan, maka itu dapat merepresentasikan keunggulan kompetitif (David,
2011, p. 9)
10. Daya Saing: Teori Keunggulan Kompetitif
1. Kondisi faktor produksi (factor conditions): posisi suatu negara
dalam faktor produksi: tenaga kerja terampil, infrastruktur, dan
teknologi) yang dibutuhkan untuk bersaing.
2. Kondisi permintaan (demand conditions): sifat permintaan domestik
atas produk atau jasa industry tertentu.
3. Industri terkait dan industri pendukung (related and supporting
industries): keberadaan atau ketiadaan industri pemasok dan
“industri terkait” yang kompetitif secara internasional di negara
tersebut.
4. Strategi, struktur, dan persaingan perusahaan: kondisi dalam negeri
yang menentukan cara perusahaan dibentuk, diorganisasikan,
dikelola, dan sifat persaingan domestik yang terjadi.
10
Sumber: Michael E. Porter (1990), “The Competitive Advantage of Nations”.
12. 12
Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing
• Lokasi—letak menjadi sangat penting untuk memenuhi kemudahan pelanggan dalam
berkunjung dan seringkali menjadi daya tarik konsumen (Frans, 2003:439).
• Harga—jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan oleh konsumen atas manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga menentukan apakah sebuah supermarket,
minimarket, atau swalayan banyak dikunjungi konsumen atau tidak. (Sunarto (2004:206).
Harga adalah nilai barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang.
• Program pelayanan—persediaan produk, produk yang bermutu, rasa nyaman, tempat
parkir yang nyaman, penerangan ruangan yang baik, keramahan karyawan.
• Kualitas produk—faktor pendukung memenangkan persaingan pasar. “Product quality is
the appropriateness of design specifications to function and use as well as the degree to
which the product conforms to the design specifications”. (Adam dan Ebert ; dalam Muhardi ,
2007: 40) .
• Promosi—promosi penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa. Promosi penjualan ini mencakup variasi
yang luas dari alat-alat promosi yang didesain untuk merangsang respons pasar yang lebih
cepat, atau yang lebih kuat (Sunarto , 2004:298).
Ward et all , 1998:1036-1037); dalam Muhardi, 2007:40;
13. Mengidentifikasi Persaingan
• Persaingan Merek: terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan atau jasa
serupa pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama
• Persaingan Industri: terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk
yang sama.
Menurut Kotler (2001: 295), tingkat persaingan mengacu pada tingkat subtitusi produk. Dalam
hal ini, ada empat jenis persaingan yang harus diperhatikan oleh UMKM:
• Persaingan Bentuk: terjadi apabila suatu
perusahaan menganggap para pesaingnya
adalah semua perusahaan yang memproduksi
produk yang memberikan jasa yang sama.
• Persaingan Generik: terjadi apabila suatu
perusahaan menganggap para pesaingnya
adalah semua perusahaan yang bersaing
untuk mendapatkan rupiah yang sama.
14. Strategi Peningkatan Daya Saing
• Nilai pelanggan—perbedaan antara nilai total yang diterima dan
dirasakan oleh pelanggan dan biaya total yang dikeluarkan
pelanggan terhadap penawaran pemasaran (‘laba’ bagi pelanggan);
Setiap perusahaan pasti berusaha untuk dapat memenangkan persaingan melalui
kuatnya keunggulan bersaing. Menurut Kotler (2001: 295), untuk memiliki
keunggulan bersaing, kata kuncinya adalah kemampuan perusahaan untuk
membangun hubungan pelanggan berdasarkan pada dua hal berikut:
• Kepuasan pelanggan—sejauhmana kinerja
yang diberikan oleh sebuah produk sepadan
dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk
kurang dari yang diharapkan, dari pembeli
akan muncul rasa tidak puas (dissatisfaction).
Kepuasan pelanggan terhadap pembelian
tergantung pada kinerja nyata sebuah
produk, relatif terhadap harapan pembeli.
15. Strategi Pemasaran Bersaing
• Strategi bersaing dasar—a) Kepemimpinan biaya keseluruhan; b) Pembedaan
(diferensiasi); c) Fokus (Michael porter, 1980: 61-78)
• Strategi pemimpin pasar—perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar terus
berkreasi dan berinovasi dalam hal melakukan efesiensi dan terus melakukan
perubahan harga, pengenalan produk baru, cakupan penyaluran, dan pengeluaran
promosi.
Menurut Kotler (2001: 319) ada lima strategi pemasaran bersaing yang luas yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan.
• Strategi penantang pasar—strategi perusahaan
peringkat kedua yang sedang berjuang keras untuk
meningkatkan pangsa pasarnya.
• Strategi pengikut pasar—strategi perusahaan
peringkat kedua yang ingin mempertahankan
pangsa pasarnya tanpa menggangu keseimbangan.
• Strategi perelung pasar—strategi perusahaan
yang melayani segmen kecil yang dilupakan atau
diabaikan perusahaan lain.
16. Daya Inovasi dan Daya Saing
Banyak penelitian yang berhasil membuktikan bahwa inovasi memiliki korelasi yang
sangat kuat dengan daya saing. Itulah sebabnya, setiap perusahaan dituntut
memiliki kreavitias dan inovasi yang berkelanjutan agar memiliki daya saing yang
kuat. Inovasi memiliki empat tipe yang harus diperhatikan:
17. Pengertian Kinerja Ekspor
• “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseoran g dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2000:
67).
• “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya” (Sulistiyani , 2003 : 223).
• “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu” (Hasibuan,
2001:34).
• “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran
umum ketrampikan” (Whitmore, 1997 : 104).
• “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan
dengan target yang telah ditentukan” (Cushway, 2002 : 1998).
18. Pengertian Kinerja Ekspor
• “Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
dalam perusahaan” (Rivai, 2004 : 309).
• “Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan” (Mathis dan Jackson, 2001: 78).
• “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau
suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”
(Witmore, 1997: 104).
• “Kinerja merupakan prestasi kerja individu yang ditandai oleh beberapa
karakteristik, yaitu berorientasi pada prestasi; memiliki tingkat kepercayaan
diri yang kuat; berperngendalian diri yang sangat baik; dan memiliki
kompetensi (Mink, 1993 : 76).
• “Performance is: (1) the process or manner of performing, (2) a notable
action or achievement, (3) the performing of a play or other entertainment”
(Hawkins, The Oxford Paperback Dictionary, 1979).
19. Pengertian Kinerja Ekspor
• Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem
pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah
disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Adapun permintaan ekspor adalah
jumlah barang/jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu negara ke negara
lain (Sukirno, 2010).
• Ekspor adalah proses mengeluarkan barang dari dalam keluar daerah
pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku (Punan, 1992: 2).
• Ekspor adalah barang dan jasa yang dijual kepada negara asing untuk
ditukarkan dengan barang lain, baik dalam bentuk produk maupun uang
(Curry, 2001: 145).
• Ekspor adalah barang-barang, termasuk jasa-jasa, yang dijual kepada
penduduk negara lain, ditambah dengan jasa-jasa yang diselenggarakan
kepada penduduk negara tersebut berupa pengangkutan permodalan dan
hal-hal lain yang membantu ekspor tersebut (Winardi, 1992:203).
• Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 206)
20. Pengukuran dan Penilaian Kinerja
• consider each activity and the organization it self from the customer’s
perspective,
• evaluate each activity using customer –validated measure of
performance,
“Performance measurement is perhaps the most important, most misunderstood, and
most difficult task in management accounting. An effective system of performance
measurement containts critical performance indicator (performance measures) that
(Atkinson, at. al., 1995):
• consider all facets of activity
performance that affect customers and,
therefore, are comprehensive, and
• provide feed-back to help organization
members identity problems and
opportunities for improvement.
22. Mengukur Kinerja UMKM
• Nilai Tambah. Kinerja ekonomi Indonesia yang diciptakan oleh UKM
tergambarkan secara nyata dalam Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM.
Dengan melihat data PDB, pertumbuhan kinerja UMKM akan dapat
diketahui sehingga seberapa besar kontribusi UMKM terhadap total PDB
Indonesia akan terlacak.
• Unit Usaha dan Tenaga Kerja. Jumlah unit yang dikelola dan jumlah
tenaga kerja yang digunakan dalam pengembangan bisnis proses
menandakan kemakmuran UMKM. Semakin besar unit usaha dan tenaga
kerja yang digunakan semakin baik kinerja UMKM.
• Ekspor UMKM. Peningkatan hasil produksi UKM yang diekspor ke luar
negeri dari tahun ke tahun menjadi petunjuk bahwa UMKM memiliki kinerja
ekspor yang sangat baik. Namun, perlu diperhatikan pula tentang peranan
UMKM terhadap total ekspor nonmigas nasional setiap tahunnya.
Kinerja UMKM Indonesia dapat ditinjau dari beberapa asek: a) nilai tambah; b) unit
usaha, tenaga kerja, dan produktivitas; c) nilai ekspor.
23. Indikator Kinerja Ekspor UMKM
• Intensitas ekpor sebagai prosentasi dari total penjualan ekspor (export
sales intensity). Maksudnya, tingkat keseringan sebuah perusahaan UMKM
dalam melakukan ekspor barangnya per tahunnya ke luar negeri.
• Pertumbuhan penjualan ekspor (export sales growth). Pertumbuhan ekspor
diukur dari prosentasi peningkatan penjualan ekspor setiap tahunnya
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dibandingkan dengan
perusahaan sejenis.
• Perolehan keuntungan penjualan ekspor (export sales profitability).
Keuntungan penjualan ekspor diperoleh dari perbandingan biaya
operasional terhadap perolehan volume penjualan.
Untuk menilai keberhasilan usaha mikro, kecil dan menengah dalam melakukan
ekspor, ada beberapa yang lazim dijadikan alat ukur: intensitas penjualan ekspor;
peningkatan angka penjualan ekspor; jumlah profit dari penjualan ekspor (Aaby and
Slater, 1989); Madsen (1987); Shoham and Albaum (1994).
24. Indikator UMKM yang Berprestasi
UMKM
Berprestasi
Keuntungan
Negara
Keuntungan
Bisnis
Keuntungan
Masyarakat
Kesejahteraan
Masyarakat
Ramah
Lingkungan
Kesejahteraan
Lingkungan
Kesejahteraan
Pekerja
CSR
Relasi Bisnis dan
Ek. Lokal
25. Ciri UMKM Eksportir
o Sebagian besar UMKM tidak melakukan ekspor secara langsung,
tapi melalui mitra dengan eksportir besar, atau menjual secara lokal
kepada asing. Alasannya:
• Hambatan kelembagaan dan bisnis yang belum terpecahkan;
• Hambatan finansial karena sebagian besar UMKM bermodal kecil;
o Sebagian besar UMKM tidak melakukan
ekspor secara langsung, tapi melalui mitra
dengan eksportir besar, atau menjual secara
lokal Hanya sebagian kecil produk yang
berorientasi ekspor
o Sebagian besar UMKM di Indonesia
membentuk kluster sehingga kegiatan
ekspor berorientasi di lokasi yang sama
untuk produk yang sama.