4. One Billion
Entrepreneur
o Target 2015:
• The birth of 400 million
entrepreneurs around
the world
• 1 of 19 people is an
entrepreneur
o Target 2020:
• The birth of
entrepreneur 1 billion
worldwide
• 2.3 out of 19 people is
an entrepreneur
6. GENIUS
is ....
o 1% Inspiration
o 29% Perspiration
o 5% Improvisation
o 8% Aspiration
o 7% Contemplation
o 15% Exploration
o 13% Daily frustration
o 11% Imitatioin
o 10,9% Desperation
o 0,1% Pure Elation
7. Definitions of
the Creative Industry
“Creative industries have their origin in individual creativity,
skill, and talent. They have the potential to create wealth and
jobs through the generation and use of intellectual property”
(the Arts of Australia).
The Creative Industries:
“Those industries which have their
origin in individual creativity, skill
and talent and which have a
potential for wealth and job
creation through the generation
and exploitation of intellectual
property" (DCMS, 2001: 04)
8. Definitions of
the Creative Industry
Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan suatu keterampil-
an, talenta dan kreativitas yang berpotensi dalam meningkatkan ke-
sejahteraan hidup (Simatupang, 2007).
Industri kreatif adalah industri yang asalnya dari pemanfaatan
keterampilan, kreativitas beserta bakat yang dimiliki oleh individu
dalam menciptakan kesejahteraan dan juga lapangan kerja. Industri
ini fokus dalam memberdayakan daya cipta dan daya kreasi individu
(Departemen Perdagangan RI, 2009: 5).
Howkins: Industri kreatif adalah industri yang memiliki ciri keunggul-
an dalam sisi kreativitas untuk menghasilkan dan menciptakan ber-
agam desain kreatif, yang melekat pada suatu produk barang atau
jasa yang telah dihasilkan (2001).
9. Source: Dubois (1993); Lucia and Lepsinger (1999); Boyatzis (1982: 23)
Trait-
Motive
Self-Concept
Attitudes-
Values
Knowledge
Skill
Self-Concept
Trait
Motive
Knowledge
Skill
Visible
Hidden
Surface: Most easily developed
The Iceberg Model
Interrelation the Creative
Industry and Softskill
Core Personality: Most
difficult to develop
10. Source: Department for Culture, Media, dan Sport, 2006.
Knowledge and
the Creative Industry
Scientific
Industry
Technological
Creativity
Economic
Creativity
Cultural
Creativity
11. 1. Advertising
2. Architecture
3. Arts and Antique Markets
4. Crafts
5. Design and Visual Communication
6. Designer Fashion
7. Film, Video, and Photography
8. Software, Computer Games, and
Electronic Publishing
9. Music and the Visual and
Performing Arts
10. Publishing and Printing
11. Television
12. Radio
Source: Department for Culture, Media, dan Sport, 2006.
Sectors of
the Creative Industries
12. The Reasons of
the Creative Industry Development
Source: Caves (2000)
1. Economic
contribution
2. Social impact
3. Innovation and
creativity
4. Renewable
resources
5. Evolving business
climate
6. Image and identity
of the nation
The Reasons
of
the Creative
Industry
The
Economic
Contribution
The
Social
Impact
The
Innovation
and
Creativity
The
Renewable
Resources The
Evolving
Business
Climat
The Image
and
Identity of
the Nation
13. The Reasons of
the Creative Industry Development
Source: Caves (2000)
• Investasi dan imigrasi
• Ekspor
• Pemerintahan
(government)
• Budaya dan warisan
budaya
• Pariwisata dan
turisme
• Sumber daya insani
14. The Characteristics of
the Creative Industry
Source: Caves (2000)
1. Demand uncertainty and the consumers'
reaction to a product
2. Originality, technical professional skill,
and harmony of creative goods
3. Complexity creative products
4. Products are differentiated by quality
and uniqueness
5. Skills are vertically differentiated and
proficiency in creative processes and or
products
6. Time is of the essence
7. Durability aspects that invoke copyright
protection
15. the ‘Cultural Industry‘ and
the ‘Creative Industry’
1. Cultural industry are best described as an adjunct-sector of
the creative industry.
2. Cultural industry include industries that focus on cultural
tourism and heritage, museum, and library, sport, and
outdoor activities, and a variety of 'way of life' activities that
arguably range from local pet shows to a host of hobbyist
concerns.
3. Cultural industry are more concerned about delivering other
kinds of value—including cultural wealth and social wealth—
rather than primarily providing monetary value.
There is often a question about the boundaries between creative
industries and the similar term of cultural industry.
16. Creativity and
the ‘Knowledge Industry'
The term creative industry begins to elide with Knowledge Economy
and questions of intellectual property ownership in general.
Florida's focus leads him to pay particular attention to the nature of
the creative workforce. In a study of why particular US cities such as
San Francisco seem to attract creative producers, Florida argues that
a high proportion of workers from the ‘creative class' provide a key
input to creative production, which enterprises seek out.
He seeks to quantitatively establish the importance of diversity and
multivulturalism in the cities concerned, for example the existence of
a significant public gay community, ethnic and religious variety, and
tolerance (source: Florida, 2002).
17. Pengertian
UMKM
• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
18. • Small Medium Enterprise (SMEs) is business with fewer than 300
employees while classifying firms with 500 or more employees as ‘large’
business (SMEs in Canada).
• Small Medium Enterprise (SMEs) is business with a headcount of fewer
than 250 is classified as medium-sized; a business with a headcount of
fewer than 50 is classified as small; and a business with a headcount of
fewer than 10 is classified as microbusiness. The European System also
takes into account a business’s turnover rate and its balance sheet (SMEs
in Europe).
• Small Medium Enterprise (SMEs) to indicate the largerst a concern can be
in order to still be considered a small business, and therefore able to
benefit from small business targetted funding. The concern cannot be
dominant in its field, ona national basis. It must be independently owned
and operated (SMEs in United State of America).
Mukti Fajar, Dr. UMKM di Indonesia, 2016.
Pengertian
UMKM
19. Kriteria UMKM
UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
Jenis Usaha Aset Usaha Omzet Usaha
• Usaha mikro Maksimal Rp 50 jt Maksimal Rp 300
jt
• Usaha kecil Besaran di antara
Rp 50 jt hingga
Rp 500 jt
Besaran di antara
Rp 300 jt hingga
Rp 3 milyar
• Usaha
menengah
Besaran di antara
Rp 500 jt hingga
Rp 10 milyar
Besaran di antara
Rp 2,5 milyar
hingga Rp 50
milyar
20. Peran UMKM dan Kinerja Ekspor,
Pertumbuhan Ekonomi
Determinan Aktivitas UMKM (Sumber:
Nicolescu, 2009)
21. Peran UMKM dan Kinerja Ekspor,
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut analisis ekonomi makro dan survei yang dilakukan terhadap 410
UKM Brazil, Rusia, India, Cina, dan Meksiko, UKM yang aktif di pasar
internasional memiliki kemungkinan untuk berhasil dua kali lebih besar
daripada UKM yang hanya beroperasi di dalam negeri. Menurut survey ini,
sebanyak 26% UKM yang melakukan perdagangan internasional secara
signifikan unggul di pasar mereka, dibandingkan dengan 13% UKM yang
beroperasi di dalam negeri.
Sumber: https://swa.co.id/
Sebab, memasuki pasar internasional sama dengan membuka akses untuk
menemukan pasar dan konsumen yang baru. Selain memasuki pasar yang
baru untuk produk dan jasa, perdagangan internasional juga memberikan
UKM akses ke praktek dan inovasi terbaik di tingkat internasional. Kondisi
ini tentu dapat mempertajam kinerja bisnis dan operasionalnya sehingga
membuat mereka lebih kompetitif (memiliki daya saing) di dalam negeri.
22. Peran UMKM dan Kinerja Ekspor,
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: https://swa.co.id/
Daya saing merupakan kemampuan perusahaan dalam memproduksi
barang atau jasa dengan biaya yang rendah, berkualitas baik, dan
dapat diterima oleh pasar (Simanjuntak, dalam Ariyanto, 2013; Faizah
dan Suib, 2019: 130).
Definisi lain, daya saing merupakan kemampuan negara dalam mena-
warkan produk yang memenuhi standar kualitas, harga pasar, dan
mendapatkan keuntungan yang tinggi sebagai pengganti biaya proses
produksi (Latruffe, dalam Faizah dan Suib, 2019: 130).
Daya saing, menurut Hitt, kemampuan perusahaan untuk memenuhi
permintaaan pasar dari barang dan jasa yang diproduksi dengan tetap
mempertahankan atau meningkatkan pendapatan dan karyawannya
(Eka Handriani, 2011; dalam Faizah dan Suib, 2019: 130).
23. Sumber: Faizah dan Suib (2019: 130)
Peningkatan
Produktivitas
Perluasan Pasar
(Market)
Daya Saing
Kemampuan dalam mempertahankan pangsa
pasar (market share)
Suplai tepat waktu dan harga
Flesibilitas dan manajemen diferensiasi produk
Kemampuan berinovasi dan efektivitas pemasaran
Daya saing menjadi tolak
ukur bagi UKM untuk meng-
etahui posisi produk, perusa-
haan, industri, dan negara
dalam persaingan, baik nasio-
nal maupun internasional.
Daya saing UKM berdampak
besar pada kinerja perusaha-
an, baik internal maupun eks-
ternal.
Berikut adalah proses meraih
daya saing (Rahmana, 2009;
dalam Faizah dan Suib (2019:
130).
24. Peran UMKM dan Kinerja Ekspor,
Pertumbuhan Ekonomi
Agar mampu bersaing di kancah regional dan internasional, ada be-
berapa hal yang harus dipenuhi oleh UKM (Wardhani dan Agustina,
2015; dalam dalam Faizah dan Suib (2019: 130).
Satu, mampu menciptakan lingkungan internal yang kondusif.
Kemampuan ini meliputi kualitas sumber daya manusia, menguasai
teknologi dan informasi, sistem manajemen dan organisasi yang baik,
kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar.
Dua, mampu menciptakan lingkungan eksternal yang kondusif.
Kemampuan ini meliputi sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh,
kondisi infrastruktur, dan tingkat pendidikan masyarakat.
Bagian kedua merupakan domain atau kewajiban pemerintah, baik
infrastruktur maupun suprastruktur.
25. Pengukuran dan Penilaian Kinerja
• consider each activity and the organization it self from the customer’s
perspective,
• evaluate each activity using customer–validated measure of
performance,
“Performance measurement is perhaps the most important, most misunder-
stood, and most difficult task in management accounting. An effective system
of performance measurement containts critical performance indicator (perfor-
mance measures) that (Atkinson, at. al., 1995):
• consider all facets of activity
performance that affect customers and,
therefore, are comprehensive, and
• provide feed-back to help organization
members identity problems and
opportunities for improvement.
27. Mengukur Kinerja UMKM
• Nilai Tambah. Kinerja ekonomi Indonesia yang diciptakan oleh UKM
tergambarkan secara nyata dalam Produk Domestik Bruto (PDB) UMKM.
Dengan melihat data PDB, pertumbuhan kinerja UMKM akan dapat
diketahui sehingga seberapa besar kontribusi UMKM terhadap total PDB
Indonesia akan terlacak.
• Unit Usaha dan Tenaga Kerja. Jumlah unit yang dikelola dan jumlah
tenaga kerja yang digunakan dalam pengembangan bisnis proses
menandakan kemakmuran UMKM. Semakin besar unit usaha dan tenaga
kerja yang digunakan semakin baik kinerja UMKM.
• Ekspor UMKM. Peningkatan hasil produksi UKM yang diekspor ke luar
negeri dari tahun ke tahun menjadi petunjuk bahwa UMKM memiliki kinerja
ekspor yang sangat baik. Namun, perlu diperhatikan pula tentang peranan
UMKM terhadap total ekspor nonmigas nasional setiap tahunnya.
Kinerja UMKM Indonesia dapat ditinjau dari beberapa asek: a) nilai tambah;
b) unit usaha, tenaga kerja, dan produktivitas; c) nilai ekspor.
28. Indikator Kinerja Ekspor UMKM
• Intensitas ekpor sebagai prosentasi dari total penjualan ekspor (export
sales intensity). Maksudnya, tingkat keseringan sebuah perusahaan
UMKM dalam melakukan ekspor barangnya per tahunnya ke luar
negeri.
• Pertumbuhan penjualan ekspor (export sales growth). Pertumbuhan
ekspor diukur dari prosentasi peningkatan penjualan ekspor setiap
tahunnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dibandingkan
dengan perusahaan sejenis.
• Perolehan keuntungan penjualan ekspor (export sales profitability).
Keuntungan penjualan ekspor diperoleh dari perbandingan biaya
operasional terhadap perolehan volume penjualan.
Untuk menilai keberhasilan usaha mikro, kecil dan menengah dalam melakukan
ekspor, ada beberapa yang lazim dijadikan alat ukur: intensitas penjualan ekspor;
peningkatan angka penjualan ekspor; jumlah profit dari penjualan ekspor (Aaby
and Slater, 1989); Madsen (1987); Shoham and Albaum (1994).