Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Al Quran dan Islam. Ayat-ayat Al Quran menjelaskan bahwa ilmu diperoleh melalui pengamatan alam semesta dan merupakan syarat untuk menjadi khalifah Allah. Ilmu dibedakan menjadi ilmu biasa, ilmu ilmiah, ilmu Tuhan yang kekal, ilmu makhluk yang terbatas, serta ilmu dharuri dan kasbi. Konsep ilmu dalam Islam mencakup tahswwur atau konsep ilmu
3. IQRA’ = Bacalah !
—ُمَۡركَ ۡٱأل َكُّبَرَو ۡأَۡرقٱ )۲( ٍقَلَع ۡنِم َنٰـ َنسِ ۡٱإل َقَلَخ )۱( َقَلَخ ىِذَّلٱ َكِّبَر ِم8 ۡٱسِب ۡأَۡرقٱ
)٥( ۡمَلۡعَي ۡمَل َام َنٰـ َنسِ ۡٱإل َمَّلَع )٤( ِم8َلَقۡلٱِب َمَّلَع ىِذَّلٱ )۳(
—( —) Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang telah
menciptakan (2) Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah (3) Bacalah, dan Tuhanmu Yang
Maha Mulia (4) Tuhan Yang mengajar manusia
dengan pena (5) Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al ‘Alaq : 1-5)
4. Baca dengan nama Tuhan
— Ayat pertama yang turun adalah ayat yang mengandung
perintah membaca “iqra’”.
— Iqra’ artinya membaca. Sebab membaca adalah kunci ilmu
pengetahuan.
— Membaca terbagi dua : (1) membaca alam semesta dan
manusia (2) Membaca apa yang ditulis.
— Membaca bagi muslim adalah membaca dengan nama Tuhan,
berarti tujuan membaca adalah untuk mengenal dan
beribadah kepada Tuhan yang mencipta.
— Oleh sebab itu di akhir surah ada perintah “ wasjud , dan
sujudlah kamu “, maka membaca bagi muslim adalah untuk
sujud dan tunduk kepada Tuhan.
5. Ilmu Mengangkat kedudukan
manusia
—ٌ۬يرِبَخ َنوُلَۡمعَت َاِمب َُّهللٱَو ٍٰۚ۬تـَجَرَد َمۡلِۡعلٱ ْاُوتُوأ َنيِذَّلٱَو ۡمُكنِم ْاُونَمَاء َنيِذَّلٱ َُّهللٱ ِعَفۡرَي
— Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al
Mujadilah : 11)
— Ilmu dan Iman : Mulia dunia dan akhirat.
— Sunnatullah kemenangan dunia dengan ilmu
6. Manusia sebagai Khalifah
—ًۖ۬ةَفيِ8لَخ ِۡضرَ ۡٱأل ِىف ٌ۬لِاعَج ِّىنِإ ِةَكِٕٮٰٓـَلَۡملِل َكُّبَر َلَاق ۡذِإ َو
— “ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di atas muka bumi“( QS. Al Baqarah :
30 ).
—َاهَّلُك َءآَم َۡس ۡٱأل َمَدَاء َمَّلَعَو
— Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama [benda-
benda] seluruhnya “ ( QS. AlBaqarah 31 )
— Malaikat sujud kepada Adam disebabkan Adam memiliki
ilmu tentang nama-nama benda.
— Ilmu merupakan syarat menjadi Khalifah.
7. Ilmu – Ulama
—َنِمَو ۚاَہُنَٲوۡلَأ ًافِلَتۡخُّم ٍ۟تَٲرَمَث ِۦهِب َانۡجَرۡخَأَف ً۟ءَآم ِءَآمَّسٱل َنِم َلَزَنأ َهَّلٱل َّنَأ َرَت ۡمَلَأ
ِّبَآوَّدَٱلو ِسّاَنٱل َنِمَو ٌ۟دُوس ُبِيبَارَغَو َاہُنَٲوۡلَأ ٌفِلَتۡخُّم ٌ۟رۡمُحَو ٌ۟ضِيب ُۢدَدُج ِلَابِجۡلٱ
ٌزِيزَع َهَّلٱل َّنِإ ْۗاُؤٰٓـَمَلُعۡلٱ ِهِدَابِع ۡنِم َهَّلٱل َىشۡخَي َامَّنِإ َۗكِلَٲذَك ۥ ُهُنَٲوۡلَأ ٌفِلَتۡخُم ِمٰـَعۡنَأۡلَٱو
ٌرُوفَغ
— Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan
dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-
gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka
macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan
demikian pula di antara manusia, binatang melata dan
binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan
jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hambaNya, hanyalah ulama )Surah al Fathir : 27 –
28 )
8. Analisa Ayat
— Dalam ayat tersebut, Allah menyuruh manusia
untuk memperhatikan ( penyelidikan ) alam
semesta, hujan, gunung, manusia, binatang dengan
berbagai macam jenis.
— Dengan penyelidikan sains tersebut manusia akan
mengakui wujud dan kekuasaan Tuhan.
— Pengakuan atas kebesaran dan kekuasaanNya itu
menimbulkan rasa takut kepadaNya.
— Orang berilmu yang takut kepada Allah itulah yang
disebut ulama.
10. DEFINISI ILMU
— Merujuk kepada Allah sebagai asal segala ilmu, ia
(ilmu ) adalah ketibaan makna sesuatu ke dalam diri
seseorang. Apabila merujuk kepada diri sendiri sebagai
pentafsir,ilmu adalah ketibaan diri seseorang kepada
makna tentang sesuatu ( Naquib Al Attas )
— Makna ialah pengenalan tentang kedudukan sesuatu
dalam satu sistem yang berlaku apabila hubungan
sesuatu itu dengan perkara lain dalam sistem itu
difahami secara jelas.
— Ilmu adalah makna dalam diri seseorang sesuai dengan
apa yang sebenarnya ia pada realitasnya ( Imam
Saiduddin al Amidi )
11. Ilmu biasa dan ilmu ilmiah
— Ilmu pengetahuan biasa (ordinary knowledge ) yaitu
pengetahuan tentang hal-hal keseharian seperti
ilmu pengetahuan memasak dan lain-lain.
— Ilmu pengetahuan ilmiah ( scientific knowledge )
yaitu pengetahuan yang tesusun secara sistematik,
serta mempunyai kaedah atau metodologi tertentu.
12. Ilmu Qadim, Hadis, Dharuri,
Kasbi
— Ilmu Tuhan ( ilmu qadim ) : ilmu yang bersifat
kekal, tidak bermula dan tidak berakhir, bersifat
mutlak dan tidak terbatas.
— Ilmu makhluk ( ilmu hadis ) : ilmu yang dicapai
oleh makhluk dengan sifat terbatas.
— Ilmu makhluk terbagi dua : (1) ilmu dharuri :
pengetahuan dari pancaindera dan otak tanpa
proses pembuktian (2) ilmu kasbi : pengetahuan
yang diperoleh melalui proses berfikir tu
pembuktian atau penyucian jiwa yang membawa
kepada ilham.
13. Ilmu : Konsep dan
Pembenaran
— Dari sudut konteks sesuatu ilmu terbagi ( 1)
Tahswwur /Konsep (2) Tashdiq ( Pembenaran )
— Konsep adalah pengetahuan tentang sesuatu
hakikat tanpa ada justifikasi hukum terhadapnya.
— Tasdiq : pengetahuan terhadap sesuatu disertai
hukum terhadapnya antara penetapan kebnaran
atau penafian.
14. Imam Syafi’i : Ilmu itu
Cahaya
—ِيظْفِح َءُوس ٍعِيكَو َىلإ ُتْوَكَش
— Aku pernah mengadu kepada guruku Waki’ (w.197 H) tentang
buruknya hafalanku
َاصيعامل ِكْرَت َىلإ ِينَدَشْرَأف
maka dia menyuruh aku agar meninggalkan
kemaksiatan
—ٌرُون َمْلِعال َّنَأب ِينَرَبْخَأو
— dan mengatakan kepadaku bahwa Ilmu itu adalah cahaya
—لعاصي يهدى ال اهلل ُرونو
— dan cahaya Allah itu tidak sampai kepada orang yang berbuat
maksiat.
15. Ruang Lingkup Ilmu
— Tuhan dengan sifat-sifat kesempurnaan, keindahan
dan keagungan.
— Alam semesta ( Al Mulk ) yaitu apa saja yang dapat
dicapai oleh pancaindera baik secara langsung atau
melalui alat kajian seperti mikroskop, teleskop dan
lan-lain.
— Alam Ghaib ( al Malakut ) perkara yang wujud di
luar alam yang tidak dapat dicapai oleh panca
indera seperti pengatahuan tentang malaikat, dan
lain sebagainya.
16. Sumber Ilmu
— Sumber ilmu (1) Hawas : Panca indera (2) Khabar
Shadiq : Informasi yang diakui kebenarannya (3)
Akal.
— Hawas : (1) Hawas Dzahir : Lihat, Dengar, Rasa,
Raba, Hidu (2) Hawas batin : Otak
— Khabar Shadiq : (1) Mutawatir (2) Ahad
— Mutawatir disampaikan oleh banyak sumber berita,
Ahad disampaikan oleh satu sumber berita.
— Khabar Rasul : Khabar sahih sebab kerasulan
dibuktikan dengan mukjizat.
17. Syarat mendapat Ilmu
—بستة إال العلم تنال لن اخي
— Saudaraku engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali
dengan enam perkara
ببيان تفصيلها عن سأنبيك
Aku jelaskan kepadamu secara rinci
—وبلغة وإجتهاد وحرص ذكاء
— Kepandaian, Tamak dengan ilmu, kesungguhan, dan biaya
زمان وطول أستاذ وصحبة
Berkawan dengan guru, dan waktu yang panjang.
18. Ilmu : Fardhu Ain – Fardhu
Kifayah
— Manusia sebagai Hamba dan Khalifah
— Penghambaan dengan ilmu fardhu ain
— Khalifah dengan ilmu fardhu kifayah.
— Ilmu Fardu Ain : Tauhid, Hukum, Akhak
— Ilmu Fardu Kifayah : Ilmu Penguasaan alam.
— Kaedah Ushul Fiqih : واجب فهو به اال الواجب يتم ال Tidak
sempurna kewajiban dengan sesuatu, maka
sesuatu itu menjadi wajib.
19. Khalifah : Iman dan amal
shaleh
—َفَلۡخَت8 ۡٱس اََمڪ ِۡضرَ ۡٱأل ِىف ۡمُهَّن8َفِۡ8لخَت8 ۡسَيَل ِٰتـَحِ8لٰـ َّٱلص ْاُولِمَعَو ۡمُكنِم ْاُونَمَاء َنيِذَّلٱ َُّهللٱ َدَعَو
(٥٥:ُّورنال ُةَۡرو ُ)س ۡمِهِ8لۡب8َق ِنم َنيِذَّلٱ
— Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal
yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa ( QS. AnNur : 55 )
— KHALIFAH : AMAL SALEH - SUNNATULLAH – SUKSES
DUNIA
— IMAN : AMAL SALEH - IBADAH – SUKSES AKHIRAT
20. Orang saleh sebagai pewaris
bumi
—َنُوِحلَّاصال َيِدَابِع َاهُثِرَي َضْرَْألا َّنَأ
— bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-
Ku yang saleh. ( QS.al Anbiya : 105)
—الذي الصالح ،األرض من الصالح ِّنكُمي اهلل أن املعنى ويكون .الدنيا أرض بها ُرادي األرض
)محمد ًاكافر كان ْنوإ حتى عمله ثمار اإلنسان يحرم ال تعالى اهلل ألن ًاكافر كان ولو ُرهامْعَي
(الشعراوي متولي
— Bumi yag dimaksud adalah bumi dunia dan Allah akan
memberikan kepada orang yang shaleh dalam
memakmurkan dunia, sebab Allah tidak mengharamkan
manusia untuk mendapatkan buah perbuatannya walau
kepada orang kafir jika dia memiliki ( Tafsir Mutawali
Sya’rawi )
21. Saleh Dunia – Saleh Akhirat
—املادي الصالح ]105 :[األنبياء } َنوُحِال َّٱلص َيِدَابِع َاهُثِرَي { :اآلية تشمل وهكذا
ستجد فإنك ،إميان بال ًاُطلقم الصالح َتأخذ ْنفإ ،األخروي املعنوي والصالح ،الدنيوي
(الشعراوي متولي ) عليك ينقلب ثم ،حني إلى ثمرته
— Saleh dalam ayat ini meliputi saleh secara dunia
dan saleh maknawi yang ukhrawi. Jika kesalehan
dunia tanpa iman, mak mereka mendapat kejayan
di dunia sedang di akhirat tidak mendapat ( Tafsir
Mutawali Sya’rawi )
— Orang mukmin : shaleh dunia – saleh akhirat
— Orang islam : tidak saleh dunia – saleh akhirat.
— Orang kafir : saleh dunia – tidak saleh akhirat
22. Rasul sebagai Khalifah
— Nabi Adam : Agrobisnis ( gandum menjadi roti, kulit
hewan menjadi pakaian )
— Nabi Idris : Penjahit baju
— Nabi Nuh, Zakaria : Tukang kayu
— Nabi Ibrahim : Pedagang
— Nabi Musa, Syuaib : Peternak
— Nabi Daud : Industri baju besi
— Nabi Sulaiman : Pakar Komunikasi
— Nabi Muhammad : Pengembala kambing, pedagang,
guru, petani kurma, dan lain lain.
23. Sahabat sebagai Khalifah
— Abubakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib dalam kepemimpinan.
— Khalid bin Walid sebagai panglima perang.
— Bilal bin Rabah dalam tugas memanggil orang
shalat, dan penyampai informasi.
— Salman al Farisi sebagai pakar teknik/arsitek.
— Abdullah bin Mas’ud sebagai pakar hukum .
— Ibnu Abbas pakar tafsir al Quran.
— Setiap sahabat menjadi khalifah dalam bidang dan
kepakaran masing-masing.
24. 10 SIKAP KHALIFAH
— IQRA’ ( Surah Al Alaq : 1 )
— WAL “ASHRI ( Surah Al Ashr : 1 )
— ISTIKHLAF ( Surah an-Nur : 55 ) TASKHIR ( Surah Al Jatsiyah : 13 ) DAN ISTI’MAR ( Surah
Hud : 61 )
— FASTABIQUL KHAIRAT ( Surah Al Baqarah : 48 )
— KHAIRU UMMAH ( Surah Ali Imran : 110 )
— MA QADAMAT LIGHADIN ( Surah Al Hasyr : 18 )
— DAKWAH BILHIKMAH ( Surah An Nahl : 125 )
— RAHMATAN LIL ALAMIN ( Surah Al Anbiya : 107 )
— UMMATAN WASATHA ( Surah Al Baqarah : 143 )
— SYUHADA ‘ALANNASS ( Surah Al Baqarah : 143 )
25. KHALIFAH – ILMU – AMAL SHALEH
— MANUSIA DICIPTAKAN DENGAN TUGAS SEBAGAI
KHALIFAH : DARI NABI ADAM SAMPAI HARI KIAMAT
— MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DENGAN MEMAKAI
SUNNATULLAH DAN HUKUM ALLAH MENJADI AMAL
SHALEH = IBADAH
— SUNATULLAH : ILMU FARDHU KIFAYAH
— HUKUM ALLAH : ILMU FARDHU AIN
— KHALIFAH DENGAN MEMBERDAYAKAN POTENSI
DIRI SESUAI DENGAN KEADAAN, PERAN DAN
POSISI UNTUK MENCARI RIDHA ALLAH DENGAN
PELAYANAN UMAT ( AMAL JARIYAH )
27. Budaya Ilmu
— Budaya Ilmu adalah budaya yang meletakkan nilai
tertinggi dan asas kepada ilmu pengetahuan
sebagai kunci segala kebaikan dan keutamaan
lainnya yang dicari dan dikembangkan pada setiap
masa dan di setiap tempat ( Wan Mohd Nor Wan
Daud , Penjelasan Budaya Ilmu, hal.40 )
28. BUDAYA ILMU YUNANI
— Di Athena, pendidikan bukanlah satu kegiatan yang
terbatas pada waktu tertentu, di tempat tertentu,
atau pada peringkat tertentu. Pendidikan
merupakan tujuan utama masyarakat. Suasana
Kota itu mendidik manusia. Manusia di Athena
dididik pleh budaya, oleh paidea. ( Wan Mohd. Nor
an Daud, Budaya Ilmu, hal. 14 )
29. BUDAYA ILMU YAHUDI
— Mereka ( bangsa yahudi ) mempunyai tradisi ilmu
yang lama, bersumber dari kitab Taurat dan tulisan
Rabbi dan cendikiaan mereka. Mereka menghayati
apa yang disebut oleh Eban sebagai “ Satu
keghairahan mencari makna ( passion for
meaning ) yang telah membuat mereka
mengharungi segala kesusahan sepanjang sejarah.
( Budaya Ilmu, hal. 18 )
30. Budaya Ilmu Jepang
— Manusia tidak dilahirkan mulia atau hina, kaya atau
miskin, tetapi dilahirkan sama dengan yang lain.
Barangsiapa yang sungguh-sungguh belajar dan
menguasai ilmu dengan baik akan menjadi mulia
dan kaya, tetapi ,erela yang bodoh akan menjadi
papa dan hina ( Yukichi Fukuzawa / The
Modernization of Japanese Education – Budaya
Ilmu hal.30 )
31. Budaya Ilmu di Amerika
— Virginia yang tidak mempunyai satu universitas pun
pada masa itu (abad 18) telah melahirkan
Benjamin Franklin, George Washington, Thomas
Jefferson, Jhon Adams, James Madison dan lain-
lain yang menjadi pemimpin politik dan pemikiran
bangsa Amerika. Budaya ilmu ternyata berakar
umbi disana sehingga banyak orangtua
mewasiatkan anaknya membaca beberapa buku
klasik daripada tradisi keilmuan mereka ( Wan
Mohd Nor, Budaya Ilmu, hal.81 )
32. Pencarian Data Ilmu
Amerika
— Undang-Undang Amerika No.480 mengizinkan
sebagian dari pembayaran uang bantuan yang
diberikan kepada negara lain dibayar dengan bahan
cetak seperti buku, majalah, risalah dan manuskrip
dari negara tersebut kepada Unit Library of
Congress Amerika yang terdapat di setiap kedutaan
Amerika yang berada di negara yang menerima
bantuan keuangan tersebut.
33. Budaya Ilmu dalam Sejarah
Islam
— Sejarah Rasul
— Ilmu pada masa sahabat : penulisan al Quran, sistem
pemerintahan, peradaban Islam.
— Ilmu pada masa Umayah.
— Ilmu pada masa Abbasiah
— Ilmu pada masa Islam di Andalus
— Ilmu pada masa Usmaniah
— Ilmu di Nusantara : Dayah Cotkala, Masjid
Baiturrahman Banda Aceh, dll.
34. Budaya Ilmu Masyarakat
Muslim
— Madrasah, Pendidikan merupakan kewajiban
keagamaan tertinggi yang berlaku di rumah, masjid,
perpustakaan, rumah sakit, zawiyah sufi, malahan
juga di pasar. Sesungguhnya dalam Islam pemisahan
sebagaimana yang dikenal pada zaman ini sebagai
pendidikan formal, informal, dan non-formal tidak
wujud karena semua bentuk pendidikan adalah
ibadah. ( Franz Rosenthal, The Concept of
Knowledge in Midieval Islam/ Wan Mohd Nor,
Budaya Ilmu, hal.58 )
35. BUDAYA ILMU ULAMA
ISLAM
— Ibnu Sina membaca buku sebanyak 40 kali.
— Ibnu Rusyd sepanjang hidupnya hanya tidak
membaca pada hari perkawinannya dan hari
meninggal orangtuanya.
— Ibnu Taimiyah menyuruh orang membacakan buku
sewaktu dia berada di dalam kamar mandi.
— Abu Daud membuat tempat buku di tangan
jubahnya agar dapat membaca sepanjang jalan.
36. BUDAYA ILMU DI MASJID
— Masjid Baiturrahman (dibangun thn.1292) di Aceh
disamping tempat ibadah juga merupakan
universitas terbesar di Asia Tenggara pada waktu
itu yang memiliki Fakultas : Tafsir dan Hadis,
Kedokteran, Kimia, Sejarah, Matematik, Ilmu
Politik, Fisika, Pertanian, Hukum, Filsafat, Teologi,
Administrasi Pemerintahan, Ilmu Keuangan, Ilmu
Pertambangan, Ilmu Bahasa, Perbandingan Agama,
dan Ilmu Militer ( Ali Hasymi, Sejarah Kebudayaan
Aceh, hal. 197 ).
37. BUDAYA RISET DALAM
ISLAM
— Pada abad ke 10, cara belajar umat Islam tertulis
di depan pintu gerbang Universitas Andalusia :
“ ) ًاِفرَاع ْنُكَت ْظِحَالَو ْبِّرَج Lakukan riset / ekspriment, dan
observasi, maka anda akan mendapat ilmu ).
— Pada waktu yang sama cara belajar orang Eropah
adalah : “ Ikuti kata guru, jangan bertanya , maka
anda dapat ilmu “. Sebab orang eropah harus
mengikuti apa kata pendeta dan tidak boleh
membantah dan bertanya.
38. BUDAYA RISET ULAMA
ISLAM
— AL Jahiz dirumahnya banyak binatang seperti tikus,
kalajengking dan lain-lain, dia perhatikan semua
binatang tersebut dan hasil pengamatan ditulis dalam
kitab “ Al Hayawan al Kubra “ (ensiklopedia hewan)
— Al Battan di belakang rumahnya ada kebun, dia
perhatikan perkembangan setiap pohon sehingga dia
menulis buku tentang tumbuh-tumbuhan sehingga
namanya menjadi asal ilmu Botany.
— Ibnu Haitsam memperhatikan lobang di rumah
kurungannya sehingga menemukan ilmu optik.
— Al Idrisi suka mengembara dan menggambar gambar
sehingga dia menjadi penulis peta pertama di dunia.
39. Kewajiban Menuntut Ilmu
— “ Menuntut ilmu itu adalah kewajiban setiap
muslim “( Hadis riwayat Ibnu Majah )
— “ Mencari ilmu itu ibadah, mempelajarinya adalah
tasbih, dan melakukan penelitian dan riset itu
adalah jihad “ ( Muadz bin Jabal )
— “ Berpikir tentang penciptaan alam itu lebih baik
daripada ibadah shalat sunat sepanjang malam
“ ( Hasan al Bashri )
40. Mencari Ilmu = Jihad
— “ Membaca itu adalah ibadah, mengulang kaji itu
adalah tasbih, dan melakukan riset dan kajian yang
mendalam adalah jihad “.
— “ Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk
menuntut ilmu maka dia itu berada seperti orang
yang sedang berperang di jalan Allah sampai dia
kembali ke rumahnya “
41. Tujuan Menuntut Ilmu
—ِىف ْاُوهَّقَفَتَيِّل ٌ۬ةَفِٕٮآَط ۡمُہۡن8ِّم ٍ۬ةَقۡرِف ِّلُك ِنم َرَفَن َۡالوَلَف ًۚ۬ةَّفَآڪ ْاُورِفَنيِل َنوُن8ِۡمؤُ ۡٱمل َنَاك َامَو
َنوُرَذۡحَي ۡمُهَّلَعَل ۡمِہۡيَلِإ ْآوُعَجَر َاذِإ ۡمُهَمۡوَق ْاُورِذُنيِلَو ِينِّدٱل
— Tidak sepatutnya bagi orang mu’min itu pergi
semuanya [ke medan perang]. Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya. ( QS. at Taubah : 122)
— Tujuan mencari ilmu adalah mencari ridha Allah
dengan memberikan informasi bermanfaat bagi
masyarakat sehingga menjadi amal jariyah.
42. Contoh Amal Jariyah Ilmuwan
Muslim
— Al Battan dengan ilmu Botani.
— Ibnu Sina dengan teori ilmu kedokteran.
— Ibnu Haitham dengan ilmu optik
— Al Khawarizmi dengan angka 0 dan ilmu Matematik.
— Imam Syafii dengan ilmu ushul fikh ( kaedah
pengambilan hukum dalam Islam )
— Semua ulama dan ilmuwan muslim dengan ilmu dan
kitab yang ditulis dan terus dibaca oleh manusia
sepanjang zaman.
44. Mengapa perlu islamisasi?
— Problem terpenting bagi umat Islam adalah msalah
ilmu pengetahuan.
— Ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai sebab
dipengaruhi oleh pandangan keagamaan,
kebudayaan, dan filsafat yang
mencerminkankesadaran dan pengalaman manusia
Barat.
— Umat Islam perlu mengislamkan simbol-simbol
linguistik mengenai relitas dan kebenaran yang
digali dari pengalaman spiritual intelektual dan
pencapaian kebudayaan umat Islam.
45. Ilmu : Objektif - Subjektif
— Kognisi manusia adalah subjektif karena jiwa
terlibat dalam menafsirkan objek pengetahuan, dan
objektif karena interpretasi jiwa bukan semata-
mata kilasan khayalan dari objek pengetahuan yang
benar-benar eksis secara independen dari otak
manusia.
46. Tingkatan kebenaran
— Kebenaran suatu objek llmu pengetahuan partikular
adalah sama bagi setiap orang meskipun tingkat
kepastiannya ( degress of certainty ) dapat
berbeda. Oleh sebab itu kebenaran dalam al Quran
disebut dalam tiga tingkatan yaitu ilmu yakin, ainul
yakin, dan haqqul yakin.
47. Dasar Falsafah dan Peradaban
Barat
— Kekuatan akal semata (rasional)
— Prinsip Dualisme dalam realitas dan kebenaran.
— Pandangan Sekular ( Pemisahan agama dari
kehidupan ).
— Paham Humanisme ( manusia sebagai standar
kebenaran )
— Konsep Drama/Tragedi : Pencarian terus menerus
tanpa akhir.
48. Deislamisasi
— Deislamisasi terjadi melalaui proses
penyamarataan kategori dasar pengetahuan, yaitu
fardhu ain dan fardhu kifayah yang dapat
mendorong pada kebingungan terhadap hakikat
masing-masing dan metode pendekatan terhadap
kedua-duanya.
49. Islamisasi
— Islamisasi adalah pembebasan manusia dari tradisi
dan tidak adil-magis, mitologis, animistis, kultur
nasional ( yang bertentangan dengan islam ) dan
dari belenggu paham sekular terhadap pemikiran
dan bahasa..juga pembebasan dari kontrol
dorongan fisiknya yang cenderung sekular dan
tidak adil terhadap hakikat diri dan jiwanya.
50. Islamisasi Ilmu
pengetahuan
— Islamisasi pengetahuan adalah pembebasan ilmu
pengetahuan dari penafsiran yang berdasarkan
ideologi, makna-makna, dan ungkapan-ungkapan
sekular dengan cara : (1) pemisahan elemen dan
konsep kunci yang membentuk kebudayaan dan
peradaban Barat. (2) Pemasukan elemen-elemen
Islam dan konsep-konsep kunci ke dalam setiap
cabang ilmu penegtahuan masa kini yang relevan.
51. Islamisasi : Fardhu Ain-Fardhu
Kifayah
— Pengajaran disiplin ilmu dalam kategori fardhu an
yang meliputi ilmu-ilmu agama secara alami akan
mengislamkan ilmu-ilmu fardhu kifayah yang terdiri
dari ilmu-ilmu rasional, intelektual dan filosofis
sehingga akan menjamin kesinambungan dan
keterpaduan tahapan perkembangan pendidkan
dari ilmu-ilmu agama ke ilmu-ilmu rasional,
intelektual dan filosofis dan sebaliknya.
52. ILMU
Fardhu Ain
( Wahyu )
Hamba
Iman - Tauhid
Islam - Syariah
Ihsan – Akhlak
Fardhu Kifayah
( Akal )
Khalifah
Istikhlaf - Sains
Taskhir- Teknologi
Isti’mar- Attitude
AMAL SHALEH /JARIAH – PENEMUAN INTELEKTUAL – INOVASI
TEKNOLOGI
PERADABAN DUNIA DENGAN IMAN DAN TAQWA