Konservasi Energi Melalui Rekayasa Proses Shut Off Stripper Naphta II di Unit CDU-II Maksud dokumen ini adalah menjelaskan rencana FT-Prove OPPA untuk melakukan modifikasi operasi di CDU-II dengan menghentikan operasi stripper naphtha II guna mengurangi konsumsi energi serta mendukung pencapaian target KPI RU III tahun 2019 terkait efisiensi energi.

1. Fungtional Prove
FT – Prove OPPA
“Konservasi Energi Melalui Rekayasa Proses Shut
Off Stripper Naphta II di Unit CDU – II”
PT. Pertamina (Persero) RU III
November 2019
Dokumen Fungtional Prove
Stop Operasi sistem
Col-III (Stripper N-2)
Untuk Saving Energy.

2. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 2 of 13
Risalah Fungtional Prove
Nama Gugus : FT – Prove OPPA
(Optimasi Pekerja
Produktivitas Advand)
OVERVIEW BISNIS
Konsumsi energy merupakan cost terbesar (60–
70%) bagi operasional RU III Plaju yang masih
memakai teknologi sangat tua dari era 1930-an
sehingga tidak efisien dan boros. Tahun 2018,
biaya fuel (RFG, RFO dan Mixed Gas) RU III
mencapai 3,28 US$/Bbl crude intake yang dipakai
untuk pembangkitan listrik dan utilities, serta
bahan bakar di Fired Heater.
Pasca UU No. 22/2001, maka RU III harus
beroperasi secara unit bisnis untuk mendapatkan
keuntungan yang tercermin dari:
a. KPI Direktur Utama, Direktur Pengolahan dan
jajaran tentang aspek margin hilir positif.
b. Inisiatif energy yang sesuai visi Refining 2025
mencapai Asian Energy Champion dengan
target Quartile I Solomon.
c. KPI GM RU III: gross margin 8,40 US$/Bbl dan
target EII 169,0 point.
Untuk itu, Team Management RU III mendorong
partisipasi aktif managemen lini agar melakukan
penghematan energy di luar program rutin yang
telah ditetapkan dalam RKA 2019. Inisiatif shut off
stripper naphtha II di CDU–II hadir untuk sebagai
salah satu strategi upaya penghematan energi.
Fungsi : Production
UO/UB/AP : PT. PERTAMINA
(PERSERO) RU III PLAJU
Direktorat : PENGOLAHAN
SUSUNAN KEANGGOTAAN
Ketua : Heriyanto – CD&GP
Sekretaris : M Iqbal Ariansyah – CD&GP
Anggota :
1. Nopriadi – CD&GP
2. M Irsyan Siregar – CD&GP
3. Vellies Apeci – CD&GP
Fasilitator : Romie Silado – CD&GP
Dikukuhkan : November 2018
Tema yang
telah selesai
: Program peningkatan margin
Program value cretion
STRUKTUR ORGANISASI Resume Aktivitas FT-Prove OPPA Tahun 2019
Maksud : Setiap tahun, energy cost terus naik
dan menjadi beban terbesar di RUs.
Inisiatif modifikasi dan re-engineering
operasi di CDU-II dapat mengurangi
kebutuhan energy dengan tetap
menjaga operasi secara aman dan
efisien
Periode : November 2018–Juni 2019
Pertemuan : 7 (tujuh) kali ditambah dengan saat
SHM dan standing meeting di CDU-II
Tempat : Control room CDU- Utara
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
: Rencana :Realisasi
A
7. Standarisasi
8. Menentukan Tema Selanjutnya
4. Merencanakan Perbaikan
D 5. Melaksanakan Perbaikan
C 6. Evaluasi Hasil Perbaikan
Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019
Plant
1. Menentukan Tema dan Sasaran
2. Menentukan Penyebab Masalah
3. Menentukan Penyebab Dominan
Nov 2018 Des 2018 Jan 2019 Feb 2019 Mar 2019 April 2019
PDCA No. LANGKAH

3. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 3 of 13
I. PLAN
1. Menentukan Tema dan Sasaran
1.1 Introduksi Kegiatan Bisnis di RU III
Konsumsi energy merupakan cost terbesar bagi operasional unit pengolahan terutama bagi Kilang
RU III yang masih menggunakan teknologi era 1930-an yang tidak efisien dan boros. Secara
keseluruhan, biaya energy membebani 60–70% dari biaya operasional kilang Pertamina. Pada
tahun 2018, biaya total Refinery Fuel (RFG, RFO dan Mixed Gas) di RU III mencapai 3,28 US$/Bbl
crude intake yang digunakan utamanya sebagai untuk pembangkitan listrik dan utilities, serta
bahan bakar di Fired Heater.
Landasan usaha terobosan untuk mencapai keuntungan di Kilang RU III sebagai unit bisnis
pengolahan minyak serta secara umum di Direktorat Pengolahan tahun 2019, yaitu:
a. KPI Direktur Utama yang ter cascade menjadi KPI Direktur Pengolahan dan jajaran tentang
aspek margin hilir positif (refer NSP dan/atau Transfer Price).
b. Inisiatif energy yang merupakan bagian pelaksanaan EMS (Energy Management System)
sebagai bagian visi 2025 untuk mencapai Asian Energy Champion dengan target Q–I EII.
c. KPI General Manager (GM) RU III tahun 2019 terkait gross margin 8,40 US$/Bbl dari seluruh
total biaya di RU III (include intake cost, energy cost and others).
d. KPI SMOM RU III tahun 2019 pada konsumsi energi yang setara Energy Intensity Index (EII)
sebesar 183,19.
1.2 Stratifikasi Masalah
Sesuai target Gross Margin KPI GM RU III, SMOM RU III tahun 2019, FT – Prove OPPA
diinstruksikan untuk melakukan upaya–upaya program terobosan di lingkungan Kilang RU III
dengan pilihan opsi tema dari program kerja sebagai berikut, yaitu:
Tabel 1. Penentuan Tema berdasarkan Target KPI RU III Tahun 2019
No Tema sesuai KPI Operational % KPI Klasifikasi Tema Barchart
1 Pemakaian Refinery Fuel 10 Energy Efficiency
2 Primary & Secondary Shutdown Days 5 Reliability
3 Energy Intensity Index 20 Energy Efficiency
4 Refinery Loss 10 Loss Reduction
5 PROPER RU III 15 Environment
6 Energy Efficiency Improvement (EEI) 5 Energy Efficiency
TOTAL 65
Source: KPI RU III, SMOM, Production Manager RU III Tahun 2019
Berdasarkan perhitungan % KPI di atas, terlihat bahwa energy efficiency harus menjadi prioritas
pertama karena akan mempengaruhi 50% KPI tahun 2019. Untuk itu, FT-Prove OPPA
menentukan tema proyek Fungsional Prove tahun itu terkait dengan program efisiensi energi
(Efficiency Energy).
1.3 Menentukan Judul Proyek
Dari hasil brainstorming dan diskusi, beberapa inisiatif efisiensi energi di luar program kerja rutin
dalam RKAP 2019 serta berpeluang untuk segera diekseskusi, yaitu:
Tabel 2. Identifikasi Program dan Requirements (mil = juta)
No Project Initiatives Cost vs Benefit Identification Execution,
monthsCost, Mil. IDR Benefit, Mil.
IDR/Day
A Reduce Energy di stripper naphtha II CDU–II 10 0,9% 1,0 3,7% 1,0
B Recover Heat Long Residue CDU–II/III/IV 50 4,7% 3,0 11,1% 3,0*
C Operasional Coloumn 1-4 CDU-V mode SBPX 1.000 94,4% 23,04 85,2% 6,0*
TOTAL 1.060 100,0% 27,04 100,0%
(*) Strategi dengan Kontrak volume dan menggunakan type isolasi biasa (calsium carbonate)

4. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 4 of 13
(**) Belum memperhitungkan lama waktu pengadaan Heat Exchanger (6-mo) dan package kontrak (3-mo)
Dari perhitungan POT (payout time) judul inisiatif
proyek yang paling optimal dan waktu eksekusi
yang paling cepat, maka judul inisiatif “A”
(reduce energy di stripper naphtha II CDU–II)
telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Untuk itu, FT Prove OPPA tahun 2019
menetapkan judul inisiatif yang akan dikerjakan
tahun ini dan mendukung tema Energy
Efficiency, yaitu:
1.4 Analisa Resiko / Prediksi Masalah
a. Stripper naphtha II CDU–II berfungsi memisahkan umpan Light Naphtha yang berasal dari side
stream column 5 menjadi produk naphtha II, produk top coloumn 5 adalah SR Tops yang
digunakan sebagai umpan Unit Stabilizer C/A/B dan bottom coloumn 5 adalah komponen LKD
yang digunakan sebagai komponen blending solar.
b. Specific gravity SR Tops (0,7294 vs 0,7250 target) lebih ringan dibanding naphtha 2 (0,7411
vs 0,74 – 0,78 target) dengan yield SR Tops 15,2 %wt (avg 228,9 TSD) dan LKD 5,2 %wt (78
TSD) pada normal operasi: (Data Nov 2018, kap CDU-II 1.500 TSD).
c. Untuk operasi stripper naphtha II, dibutuhkan equipment pendukung: pompa P-10/11/36/37,
cooler 4-5/6 (semua dalam kondisi normal).
d. Saat naphtha II stripper stop beroperasi maka light naphtha dari column 5 tidak didistilasi
sehingga SR Tops dan naphtha II digabung menjadi new naphtha II sebagai komponen
blending premium dan produk naphtha export.
e. Total produksi SR Tops dari CDU II/III/IV sebesar 408 TSD (data average Juni 2018) vs 201,5
TSD target kapasitas Unit Stabilizer C/A/B sesuai RKAP 2018.
Secara umum program efisiensi energi dengan inisiatif stop operasi stripper naphtha II di CDU II
tidak akan mengalami limitasi dari sisi proses dan peralatan serta membutuhkan investasi tinggi.
1.5 Menentukan Sasaran Proyek
Tabel 3. Tinjauan Panca Mutu
Faktor Sasaran Identifikasi Manfaat Identifikasi Masalah
Q
Quality
Kualitas Sr.Tops tidak off spec
dengan batasan: End Point
(max.180 °C spec EP naphtha II)
dan % yield min 15% wt
Sr.Tops masih on spec
sebagai intake feed unit
stabilizer C/A/B yang akan
menghasilkan valueble
produk berupa SBPX
Diversifikasi produk
CDU-II berkurang
(tidak ada naphtha II)
Q
Quantity
 Saving energy: reduksi
konsumsi listrik 28 kWH dan
cooling water 2.500 TSD
 Peningkatan produksi naphtha
export dari naphtha 140 TSD
 Total produksi SR Top ex CDU
II/III/IV sesuai target RKAP
 Saving biaya energy dan
utilities dari stop pompa
dan HE
 Potensi revenue dari
peningkatan stock
naphtha export
 Unit Stabilizer C/A/B
operasi sesuai RKAP
 Kapasitas stabilizer
C/A/B lebih rendah
dari RKAP saat
satu CDU stop
 Tidak terliftingnya
naphtha export ke
RUs atau luar
negeri
C
Cost
 Benefit saving energy sebesar
2,86 USD/Day
 Revenue dari naphtha export:
18.6 Milyar Rupiah/Tahun
Inisiatif mendukung
pencapaian KPI gross
margin positif di RU III
n/a
Konservasi Energi Melalui Rekayasa Proses Shut Off Stripper Naphtha II di Unit
CDU-II
0.33 0.55
1.431
3
6
0
5
10
A B C
MONTH POT Execution Duration

5. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 5 of 13
D
Delivery
Hasil analisa lab produk CDU II
menjadi lebih cepat karena
jumlah sampel lebih sedikit
Saving waktu, chemical, dan
energy untuk analisa di
laboratorium
n/a
M
Morale
Memotivasi frontline ikut aktif
dalam upaya optimasi CDU II
Kepercayaan frontline dalam
pencapaian kinerja RU III menurun,
refer hasil kuesioner tingkat
kepuasan pekerja pada pencapaian
kinerja RU III hanya 3.0 vs skala 4
target)
Demotivasi pekerja
karena tidak ada
inprovement di area
CDU II
1.6 Evaluasi Program Efisiensi Energi melalui Stop Operasi Stripper Naphtha II di CDU II
a. Penghematan energi dengan stop operasi pompa.
PUMP Deskripsi
Ampere Power,
KWH
Saving, Juta
IDR/YearActual Target Δreduce
P–10
 Transport to stripper
naphtha II 18 0 18,0 5,0 35.98
P–11
 Transport to stripper
naphtha II 18 0 18,0 7,5 35.98
P–36/37 Produk naphtha II 15 0 15,0 12,5 71.96
TOTAL 51,0 25,0 143.942
b. Penghematan konsumsi cooling water dengan stop operasi cooler 4–5/6 di line produksi
naphtha II sebesar estimate 2.500 TSD yang dihitung estimate design kebutuhan CW cooler
dan condenser tersebut 275.629.500 Juta Rupiah/Tahun
c. Proyeksi Profil yiled CDU II sebelum stop operasi stripper naphtha II vs RKAP 2018
Berdasarkan estimate, pasca
stop stripper naphtha II, yield
Sr.Tops naik 3,2 %wt sehingga
total stock intake feed ditanki K
(feed unit stabilizer C/A/B)
meningkat. Selain itu, octane
number naphtha II secara
otomatis juga naik dan
mendorong peningkatan
produksi Premium di RU III.
1.7 Analisa Resiko / Prediksi Issue
PT-Prove OPPA menggunakan Risk Assesment Matrix (RAM) sesuai dengan TKO No. B-
071/E13500/2016-S9 perihal Pelaksanaan Risk Assestment sebagai metode untuk
menganalisa risiko dari permasalahan terpilih yaitu rendahnya intake crude. Sesuai dengan analisa
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa masalah tersebut memiliki risiko tinggi.
0
10
20
30
40
50
60
GAS SR.TOPS NAPTHA 2 LKD LCT LONG RES
2.3
12.6
6.6
3.7
14.7
59.1
0.9
9.7
3.3
8.5
22.9
47.8
2.6
13.6
0
3.7
14.7
59.1
Sebelum Stop Stripper
RKAP 2018
Sesudah Stop Stripper

6. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 6 of 13
1.8 Persetujuan Asset Holder
Berdasarkan stratifikasi permasalahan dan analisis diatas, gugus sepakat untuk membahas dan
menyelesaikan permasalahan dengan judul “Konservasi Energi Melalui Rekayasa Proses Shut
Off Stripper Naphtha II di Unit CDU-II”
Plaju, 08 April 2019
Disetujui oleh:
Antoni R Doloksaribu, S.T, M.T
CD&GP Section Head
No Aspek Dampak / Resiko
1. Quality
Target KPI GM terkait EII tidak tercapai, dimana realisasi TW I tahun 2018 yaitu 170.56 vs 169
KPI (refer Laporan KPI GM RU III TW I 2018)
2. Cost
Opportunity loss margin karena tidak tercapainya produksi BMM, khususnya Premium.
Realiasasi TW I tahun 2018 11.05 vs 12.71 MBCD RKAP (hanya 75% on target) refer laporan
harian pengolahan produksi RU III
3. Delivery
Ketersediaan stok BBM area Sumbagsel tidak terjamin, refer Laporan SLA Jan - Mar 2018
realisasi lifting Premium hanya mencapai 92% on Master Program
4. HSSE
Unsafe operating condition CDU karena pengolahan waste oil dengan kualitas tidak menentu,
dimana terjadi fluktuasi pressure kolom pertama CDU refer data PIMS periode Jan - Feb 2018
hingga mencapai > 2,5 kg/cm2g (melebihi normal operating windows)
5 Morale
Kepercayaan frontline dalam pencapaian kinerja RU III menurun, refer hasil kuesioner tingkat
kepuasan pekerja pada pencapaian kinerja RU III hanya 3.0 vs skala 4 target)
Tanggapan Atasan

7. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 7 of 13
2. Mencari Faktor-Faktor Penyebab
2.1 Analisa Faktor Penyebab melalui Diagram Sebab Akibat
2.2 Evaluasi Faktor-Faktor Penyebab
Tabel 4. Data dan Root-Cause Permasalahan
Permasalahan Penyebab Standar Fakta
Pola operasi lima
column dan dua
stripper di CDU II
tidak hemat
energy
Belum ada guidance
operasi CDU II dengan
satu stripper
Pengaturan operasi pasca
modifikasi harus tercantum
di dokumen SOP dan TKPA
Review dan revisi SOP
dan TKPA belum
dilaksanakan
Operator belum punya
pengalaman operasi CDU
II cukup dengan satu
stripper
CDU II dapat beroperasi
dengan atau tanpa stripper
naphtha II sesuai strategi
STS
Pola operasi satu
stripper belum pernah
dilakukan di CDU II
Belum dilakukan
modifikasi pada
equipment penting
Perubahan konfigurasi unit
harus melalui mekanisme
MKP
Dokumen usulan MOC
dan ABP perlu segera
disusun
3. Menetapkan Faktor Penyebab Dominan
Tabel 5. Evaluasi Faktor Penyebab
Faktor Penyebab Evaluasi
Metode A
Belum ada guidance operasi CDU-
II dengan satu stripper
 Evaluasi pola operasi CDU II dengan satu stripper
 Simulasi perhitungan yield dan saving energy
Manusia B
Operator belum punya
pengalaman operasi CDU II cukup
dengan satu stripper
 Knowledge sharing perubahan pola operasi CDU
II berikut dengan pola penanggulangannya
 Uji Coba operasi CDU II dengan satu stripper saja
Alat C
Belum dilakukan modifikasi pada
equipment penting
 Pembuatan dokumen modifikasi atas perubahan
operasional CDU II
Merefer pada aktivitas sejenis (misal pekerjaan engineering study oleh EPC company atau
modifikasi sejenis), FT-Prove OPPA menentukan faktor penyebab dominan melalui pendekatan
estimasi total manhour yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek. Estimasi dilakukan dengan
menghitung kebutuhan waktu kerja dari level manager, section head CD&GP, senior supervisor,
dan atau operator yang disesuaikan dengan role and responsibility tiap pihak terkait.

8. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 8 of 13
Faktor
Total
Manhour
Kum
Total
Manhour
%-
tase
Kum,
%
A 210 210 60 60
B 88 298 25 85
C 52 350 15 15
TOTAL 350 100
Berdasarkan tabel dan pareto penyebab masalah, FT-Prove OPPA menetapkan :
 Penyebab “A–Metode” merupakan penyebab dominan sehingga upaya tersebut harus
dilakukan pertama kali (berdasarkan urutannya) serta menjadi prioritas.
 Penyebab “B–Manusia” menjadi urutan berikutnya untuk dilaksanakan serta yang terakhir
penyebab “C–Alat” menempati urutan terakhir.
Penyelesaian penyebab A, B, dan C harus tetap dilaksanakan sehingga inisiatif program efisiensi
energy dengan metode stop operasi stripper naphtha II di unit CDU II dapat tercapai (target
pencapaian 100%).
4. Menentukan Rencana Solusi
Tabel 6. Alternatif Penyelesaian Solusi
Faktor Penyebab Alternatif Solusi Solusi yang dipilih
A
Metode
Belum ada guidance
operasi CDU II dengan
satu stripper
Pengaturan kondisi operasi pasca
stop stripper naphtha II untuk
menjaga kestabilan kualitas produk
Alternatif tersebut dipilih
karena hemat biaya dan
waktu dengan hasil
optimal
B
Manusia
Operator belum punya
pengalaman operasi
CDU II cukup dengan
satu stripper
1. Kontrak EPC company untuk
melakukan evalusi dan menyusun
dokumen SOP yang baru
2. Diskusi dan mengajak secara aktif
frontline ikut optimasi.
Dipilih alt. 2 karena tidak
membutuhkan biaya dan
sebagai bagian know-
ledge sharing secara
langsung
C
Alat
Belum dilakukan
modifikasi pada
equipment penting
1. Uji coba stop stripper naphtha II
serta evaluasi aspek proses.
2. Modifikasi line stream produk.
Kedua alternatif dipilih
karena operasi CDU II
harus dipastikan aman dan
sustain
Tabel 7. Rencana Solusi
No Why How What When Where Who
How
Much
A Belum ada guidance
operasi CDU II
dengan satu stripper
Mengatur kondisi
operasi column
untuk menjaga
kestabilan kualitas
produk
Optimalisasi
kondisi operasi
agar kualitas
produk tetap on
spec W3 Mar
s/d W4
April
2019
CDU-II
CDGP
PIC:
Heriyant
o, M
Iqbal,
Romie S
0
B Operator belum
punya pengalaman
operasi CDU II cukup
dengan satu stripper
Diskusi dan
sosialisasi
mengajak secara
aktif frontline ikut
optimasi
Prosedur dan
hasil optimasi
dapat dipahami
operator dan
shareholder
lainnya
PIC:
Novriadi,
M
Irsyan,
Vellies A
0
60.00%
85.14%
100.00%
0.00%
50.00%
100.00%
0
50
100
150
200
250
300
350
A B C
Cumulative(%)
TotalManHOur
Diagram Pareto Stop Stripper N-2 CDU II

9. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 9 of 13
C Belum dilakukan
modifikasi pada
equipment penting
 Uji coba stop
stripper naphtha
CDU II dan
evaluasi aspek
proses.
 Modifikasi line
stream produk.
Perubahan pola
operasi dapat
diterapkan
secara aman
dan
berkelanjutan
PIC: Tim
FT-
Prove
OPPA
IDR 1
Juta
(snack
& soft
drink)
II. DO
5. Melaksanakan Solusi
Tabel 8. Pelaksanaan Solusi
No Why How What When Where Who
How
Much
A Belum ada
guidance
operasi CDU II
dengan satu
stripper
Adjustment kondisi operasi:
a. Personal tim FT-Prove
OPPA CD&GP ikut shift
memberikan guidance
langsung
b. Menambah point check
parameter operasi untuk
monitoring operasi
Optimalisasi
kondisi operasi
agar kualitas
produk tetap on
spec
24–28
Maret
2019
CDU-II/III/IV(Controlroom)
PIC:
Heriyanto, M
Irsyan,
Romie S
0
B Operator belum
punya
pengalaman
operasi CDU II
cukup dengan
satu stripper
Saat melakukan optimasi,
memberdayakan frontline
dalam adjustment kondisi
operasi
Prosedur dan hasil
optimasi dapat
dipahami operator
dan shareholder
lainnya
31 Maret–
11 Apr
2019
PIC:
Novriadi, M
Iqbal, Vellies
A
0
C Belum dilakukan
modifikasi pada
equipment
penting
Modifikasi line stream
produk
Perubahan pola
operasi dapat
diterapkan
berkelanjutan
24 Maret–
18 April
2019
PIC: All Tim
FT-Prove
OPPA
IDR
1 Juta
5.1 Form Monitoring Pelaksanaan Optimasi
Atas upaya FT-Prove OPPA telah dan berlangsung upaya optimasi pola operasi unit CDU-II untuk
menyelesaikan permasalahan dengan judul “Konservasi Energi Melalui Rekayasa Proses Shut
Off Stripper Naphtha II di Unit CDU-II”
Plaju, 11 Mei 2019
Disetujui oleh:
Antoni R Doloksaribu, S.T, M.T
CD&GP Section Head
Arahan Atasan

10. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 10 of 13
III. CHECK
6. Mengevaluasi Hasil
6.1 Memeriksa Hasil Perbaikan
a. Penghematan energi dengan stop operasi pompa.
PUMP
Ampere Power,
KWH
Saving, Juta
IDR/YearActual Target ΔReduce
P–10 (side stream coloumn 5) 29 20 9 3,8 35.98
P–11 (side stream coloumn 5) 18 0 18 7,5 35.98
P–36/37 (produksi Naphtha II) 15 0 15 12,2 71.96
42 23,8 143.942
Dengan menggunakan software EmissionCalc ver 1.22, saving energy tersebut memberikan
saving emisi CO2 sebesar 8,55 ton eq-CO2/bulan.
b. Penghematan konsumsi cooling water dengan stop operasi cooler 4–5/6 di line bottom stripper
naphtha II sejumlah 2.340 Ton/Day yang senilai 80.9 USD/Day atau setara 275.629.600 Juta
IDR/year.
Diskripsi Konsumsi CW, TSD Average
Sebelum Proyek Jan: 29.772 Feb: 28.792 Mar: 29.066 29.210
Sesudah Proyek Apr: 27.388 Mei: 26.354 26.871
Delta (Saving) Cooling Water, TSD 2.339
Saving Revenue, IDR/Day 275.629.600
c. Profil yield CDU II setelah stop operasi stripper naphtha II vs RKAP 2019
Perubahan kinerja CDU-II pada yield dan
jumlah produk selama proyek , yaitu:
 Yield Sr.Tops naik 1,2%wt dan 3,2%wt
sedang yield gas turun 0,1%wt.
 CDU II berhasil tidak lagi memproduksi
naphtha II (yield 0%wt)
 Dengan basis RKAP 2019, perubahan
yield tersebut meningkatkan stock Naphtha
Export sebesar 291,7 Bbl/Day Naphtha II.
Nilai keekonomian peningkatan produksi stock naphtha export dihitung dengan basis sbb:
 Crude run CDU II sesuai dengan RKAP 2019: 1.514,2 TSD atau 21,44 MBSD.
 Harga product mengacu RKAP 2019, yaitu: harga Gas dihitung sebagai LPG sedangkan
Sr.Tops mengacu berdasarkan breakdown komponen penyusunnya (refer yield RKAP).
Parameter
Harga,
US$/Bbl
Specific
Gravity
Selisih
Yield, %wt
ΔFlow,
TSD
ΔFlow,
BSD
Value, US$
Gas 95,28 0,569 (0,05) (1,51) (16,70) (1.591)
SR Tops 103,08 0,730 (1,03) (30,25) (260,79) (26.882)
Naphtha 2 104,39 0,740 1,15 33,84 287,80 30.044
LKD 104,39 0,750 3,16 92,84 779,05 81.326
ΔRevenue per hari, US$/Day 3620.92
ΔRevenue per tahun, US$/year 1.321.636
Milyar IDR/Year 18.5029
d. Pola Pengoperasian CDU II
0
2
4
6
8
10
12
14
Gas Sr.Tops Naptha 2 LKD
2.3
6.5
12.6
7.95
0.9 1
9.7
6.6
2.2
7.8
0
10.15
Sebelum Stop Stripper
RKAP 2019
Sesudah Stop Stripper

11. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 11 of 13
CDU II dapat dioperasikan dengan satu stripper pasca optimasi vs dua stripper normal operasi.
EVA
P
3-1
COL
-I
COL
-IV
COL
- II
COL
-V
COL
-III
LONG
RES
LCT
LKD
N-2
SR.TOPS
GAS
C C
Feed
Crude
Koktail
EVAP
3-1
COL-I
COL-
IV
COL-
II
COL-
V
COL-
III
LONG
RES
LCT
LKD
N-2
SR.TOPS
GAS
C
NEW N-2
C
Feed Crude
Koktail
Pola Operasi Normal CDU II Pola Operasi Optimasi Stop Stripper Naphtha II
e. Monitoring Pelaksanaan dan Hasil
Dari monitoring, tidak ada perubahan signifikan kondisi operasi pasca stop stripper naphtha II
CDU II
Parameter Operasi Tag Number UoM Before Field Test Monitoring
Flow Reflux FC-8211 TSD 140,3 133,5 137,5
Temp Top Column 5 T-8247 °C 107,6 101,3 104,4
Level Acc 8-1 LC-8211 % 23,1 22,8 23,5
Pressure Column 5 P-8216 Kg/cm2g 0,51 0,47 0,5
Temp Rundown Temp gun °C 51,0 51,3 52,9
f. Dampak Lain Hasil Proyek
Dampak Parameter Result Strategi Mitigasi Kapan
Positif
Reduksi energy
sesuai EII EMS RU
Inisiatif ini membantu
penurunan EII 0,06
Menjaga agar inisiatif stop
operasi stripper naphtha II
sustain
W4 Mei –
Des 2019
Negatif
a. Diversifikasi
produk
Diversifikasi produk
berkurang karena
tidak ada produksi
naphtha II dari CDU
II
 Optimalisasi produksi SR
Tops dari CDU-II/III/IV
 Mengoperasikan naphtha
II stripper unit CDU-II saat
TA CDUs
W3 Apr –
Des 2021
b. Kapasitas fasilitas
(pipa, pompa, flow
meter) eksisting
 Flowmeter tidak
mencukupi
 Pipa dan pompa
masih mencukupi
 Melakukan resetting dan
kalibrasi flowmeter
Sr.Tops
W1 Apr
2019
6.2 Analisa Permasalahan Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Tabel 9. Perbandingan Pencapaian Proyek
Permasalahan Target Perbaikan
Data Sebelum Data Sesudah
Manhour Kum %Kum Manhour Kum %Kum
Belum ada guidance operasi
CDU II dengan satu stripper
a. Personal tim FT-Prove
OPPA ikut shift produksi
b. Menambah point check
parameter operasi
210 210 60% 0 0 0%
Operator belum punya
pengalaman operasi CDU II
cukup dengan satu stripper
Saat optimasi, memberdayakan
frontline dalam adjustment
kondisi operasi
88 298 85% 0 0 0%

12. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 12 of 13
Belum dilakukan modifikasi
pada equipment penting
Modifikasi line stream produk 52 350 100% 0 0 0%
Faktor
Score Sebelum Solusi Score Sesudah Solusi
% Kum on target
Manhour Kum. % % Kum Manhour Kum. % % Kum
A 210 210 60 60 0 0 0 0 100%
B 88 298 25 85 0 0 0 0 100%
C 52 350 15 100 0 0 0 0 100%
350 - 100 - 0 - 0 - -
Sebelum Sesudah
Dari evaluasi dan komparasi antara data sebelum vs sesudah proyek terlihat bahwa faktor
Metode (A), Manusia (B) dan Alat (C) dapat diselesaikan dengan pencapaian sasaran antara
yaitu 100% on target.
6.3 Analisa Perbaikan terhadap Aspek Panca Mutu
Tabel 10. Aspek Panca Mutu dari Perbaikan
Faktor Sasaran Target Sesudah Solusi
Q
Quality
Kualitas Naphtha 2 tidak off spec
dengan batasan: IBP (50–60 °C)
dan End Point/EP (max 175 °C)
Naphtha 2 on spec sebagai
komponen blending
Premium
Naphtha 2 masih on
spec: rerata IBP 56
°C dan EP 154 °C.
Q
Quantity
 Saving energy: reduksi
konsumsi listrik 28 kWH dan
Cooling Water 2.500 TSD
 Peningkatan produksi Naphtha
Export dari Naphtha 140 TSD
 Total produksi SR Top ex CDU
II/III/IV sesuai target RKAP
 Saving biaya energy dari
stop pompa dan HE
 Potensi revenue dari
peningkatan stock
Naphtha Export
 Unit Stabilizer C/A/B
beroperasi sesuai RKAP
(201,5 TSD)
 Realisasi saving
energy 23,8 KWH
dan CW 2.339 TSD
 Produksi Naphtha
Export meningkat
94,92 TSD
 Kapasitas Unit Stab
C/A/B: 340,3 TSD
C
Cost
 Benefit saving energy sebesar
2.86 USD/Day atau 410.95
Juta IDR/year
 Revenue dari peningkatan
stock Naphtha Export senilai
18.5 Milyar IDR/Year
Inisiatif mendukung
pencapaian KPI gross
margin positif di RU III
 Realisasi saving
biaya energy 410.9
Juta IDR/year
 Revenue produksi
Naphtha Export
18.5 MIlyar
IDR/Year
D
Delivery
Hasil analisa lab produk CDU II
menjadi lebih cepat karena
jumlah sampel lebih sedikit
Saving waktu, chemical,
dan energy untuk analisa di
laboratorium
Analisa di lab dapat
dilakukan lebih cepat:
+1 jam
M
Morale
Kepercayaan Frontliner dalam
pencapaian kinerha RU III
menurun, refer hasil kuisioner
tingkat kepuasan pekerja pada
Peran aktif frontliner untuk
memodifikasi yang telah
dilakukan meningkat 75%.
Refer hasil kuisioner tingkat
kepuasan pekerja dalam
Peran aktif frontliner
untuk modifikasi yang
telah dilakukan
meningkat 93%.refer
hasil kuesoner tingkat
60.00%
85.14%
100.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
0
50
100
150
200
250
300
350
A B C
Cumulative(%)
TotalManHOur
Diagram Pareto Stop Stripper N-2 CDU II
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
0
50
100
150
200
250
300
350
A B C
Cumulative(%)
TotalManHour
Diagram Pareto Stop Stripper N-2 CDU II

13. PT Pertamina (Persero) RU III
FT – Prove “OPPA” 2019
Page 13 of 13
pencapaian kinerja RU III hanya
3.0 vs skala 4 Target
pencapaian kinerja RU III
skala 4.5 vs skala 4 targer
dan tingkat keaktifan
pekerja dalam berinovasi
mencapai 4.1 Vs skala 4
target
kepuasan pekerja
dalam pencapaian
kinerja RU III skala
5.5 vs skala 4 target
dan tingkat keaktifan
pekerja dalam
berinovasi mencapai
5.0 skala 4 target
IV. ACTION
7. Standardisasi
7.1 Standar Masukan, Proses dan Hasil
Tabel 11. Standar Masukan, Proses, dan Hasil
Jenis Parameter Standar Mekanisme Check & Recheck When
Masukan a. Kualitas Naphtha
II
Color product
clear and bright
 Sampel feed tiap shift min 1 kali.
 Kontak Laboratorium untuk hasil
analisa kualitas produk segera.
W1 April
2019
b. Temperatur run
down Naphtha II
Max temperature
produk Naphtha II:
40 °C
 Lakukan plant patrol terjadwal.
 Catat temperatur output di log
book.
W4
Maret
2019
Proses a. Pengaturan
variable operasi
di Column 5
 Temperature
top: 100–110 °C
 Temp bottom:
max 200 °C
 Cek penunjukkan TI tiap 2 Jam.
 Isi log sheet kondisi operasi tiap
2 jam sekali
W4
Maret
2019
Hasil a. Naphtha II on
spec sebagai
LOMC dan
Naphtha Export
 Color max. 0,5
Lovibond
 End Point max
180 °C
 Sampling stream rutin per shift
 Hasil analisa harus dicatat di log
sheet produk
W4
Maret
2019
7.2 Jaminan Kontinuitas Pelaksanaan Prosedur
Legalisasi atas perubahan yang telah dilaksanakan oleh FT-Prove OPPA dalam rangka Program
Efisiensi Energi melalui Stop Operasi Stripper Naphtha II CDU II Bagian CD&GP, telah dibuat
dalam:
a. MOC (Management of Change) No.MOC : 688/MOCT/E13210/2019 “Modifikasi line discharge
P-36/37 ke line discharge P-46/47/48 produksi SR Tops”
b. Notulen rapat shift&handover dan cross functional meeting unit CD&GP.
c. TKO O.B-022/ E13112/2019-S9 Rev.3 “Normal Shut down CDU-II dan Persiapan TA”
V. LAMPIRAN
Lampiran – 1: Ringkasan risalah
Lampiran – 2: Form audit kegiatan
Lampiran – 3: Form audit implementasi
Lampiran – 4: Verifikasi keuangan
Lampiran – 5: MOC Modifikasi line discharge P-36/37 ke line discharge P-46/47/48
Lampiran – 6: Bukti upload portal KOMET
Lampiran – 7: Lampiran tambahan