Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan industri di Indonesia sejak masa Soekarno hingga Orde Baru. Pembangunan industri di Indonesia telah mengalami beberapa fase mulai dari inward looking di masa Soekarno, kemudian bergeser menjadi promosi ekspor di masa Orde Baru dengan peran penting Mafia Berkeley."
2. Fase Pembangunan Indonesia
Pada periode Soekarno, Indonesia masih tergolong
sebagai
negara
yang
tertinggal
dalam
hal
pembangunan
(least
developing
country).
Perekonomian mengalami stagnasi. Akibat inflasi
yang sangat tinggi, ketidakstabilan politik membuat
dunia bisnis terganggu.
Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan
Orde Baru diklasifikasikan dalam empat fase (Hill,
1992: 204 – 205)
3. Pertama, menciptakan iklim yang baik
untuk
meningkatkan
permintaan
konsumen, pertumbuhan ekonomi yang
cepat dan memberikan kesempatan
bagi investasi asing maupun domestik
Kedua, fase ini terkait dengan adanya
booming harga minyak bumi tahun
1973-1981,
dan
ditandai dengan
dibangunnya
banyak
industri,
meskipun tidak efisien
Fase ketiga yang diakhiri pada tahun
1985. dimana kebijakan pemerintah
memicu industri kemudian membawa
Indonesia
kepada
masalah
internasional
Fase keempat dimulai, pemerintah
mengubah
investasi
pemerintah,
campur tangan pemerintah, dan
industri subsitusi impor menjadi
investasi swasta yang berorientasi
pasar dan bersifat promosi ekspor
4. Periode 1966
Dalam era Soekarno sampai tahun 1966, pemerintah sangat
menginterverensi dan memilih ke dalam (inward looking)
dalam startegi pengembangan industri.
Fokus perhatian pemerintah dititikberatkan pada BUMN
yang bergerak dalam sektor manufaktur
Pada masa pemerintahan Soekarno, tatanan perekonomian
Indonesiamasih berbau kolonial hingga akhirnya muncul
suatu paradigma ekonomi yang disebut dengan membangun
karakter nasional Indonesia (national character building)
5. Rencana Urgensi Ekonomi (RUE)
Progam pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mencapai
kemandirian ekonomi
Tujuan RUE untuk mengembangkan industri manufaktur modern
yang dikuasai dan dikendalikan oleh Indonesia
Pembangunan industri hendaknya dibiayai oleh pemerintah dahulu
kemudian diserahkan kepada pihak swasta atau melalui perusahaan
patungan antara pemerintah dan swasta
RUE tidak dapat berjalan dengan cepat dan tersendat hingga
kemudian RUE digantikan dengan Rencana Pembangunan Lima
Tahun Pertama
6. Progam Benteng
(Djojohadikusomo 1986;35)
Progam ini digunakan untuk menyusun kekuatan tandingan untuk
menyaingi kepentingan ekonomi Belanda.
Progam ini dilakukan melalui penegmabnagan wiraswasta pribumi
yang tangguh dan menempatkannya pada sektor ekonomi yang
penting, yaitu perdagangan impor dibawah kendali nasional.
Progam benteng dilakukan dengan cara memberikan lisensi impor
kepada para pengusaha pribumi. Diharapkan melalui progam itu,
pengusaha pribumi tersebut dapat memupuk modal, kemudian
melakukan diversifikasi ke sektor usaha lainnya
7. Periode 1966 - 1985
Industrialisasi di Indonesia sejak jaman Presiden Soeharto hingga
saat ini saat ini telah mengubah perekonomian Indonesia. Indonesia
memiliki pertumbuhan industri 6,7% pertahun dalam tiga dekade.
Prestasi seperti itu hampir tidak ada NSB yang lain yang
mencapainya. Hal tersebut tidak terlepas dari peran Soeharto dan
sekelompok ekonom yang dijuluki “Mafia Barkeley yang duduk
dipemerintahannya serta faktor endowment dalam proses
transformasi struktural pada masa itu
8. Mafia Berkeley
Mafia Berkeley adalah julukan yang diberikan kepada
sekolompok menteri bidang ekonomi dan keuangan yang
menentukan kebijakan ekonomi Indonesia pada masa awal
pemerintahan Presiden Suharto.
Mafia Berkeley dengan proyek AS (terutama CIA) untuk
menggulingkan
Soekarno,
melenyapkan
pengaruh komunis di Indonesia, mendudukan Soeharto di
kekuasaan untuk menjalankan kebijakan politik dan
ekonomi yang berorientasi pada Barat. dengan
pembantaian massal eks PKI pada akhir tahun 1960-an
9. Asal Mula
Pada pertengahan tahun 1950-an, sebagian besar ekonom yang nantinya disebut
sebagai Mafia Berkeley adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (FEUI). Saat itu fakultas dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo,
seorang ekonom yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri serta
Menteri Keuangan. Sumitro ketika itu adalah satu-satunya dosen yang memiliki
gelar doktor ekonomi. Karenanya ia meminta bantuan kawan-kawan dosen
dari Belanda dan dari fakultas lainnya untuk membantu pendidikan mahasiswa
FEUI.
Saat tensi antara pemerintah Indonesia dan Belanda sedang tinggi akibat perebutan
Irian Barat (sekarang disebut sebagai Papua Barat, para pengajar dari Belanda itu
mulai meninggalkan Indonesia. Sumitro meminta bantuan Ford Foundation, yang
kemudian memutuskan untuk mengadakan program beasiswa di mana beberapa
mahasiswa FEUI dipilih untuk dikirim ke luar negeri dan belajar di University of
California, Berkeley. Program ini dimulai pada tahun 1957 dan beberapa tahun
kemudian, pada tahun 1960-an, seluruh mahasiswa yang dikirim telah kembali
pulang ke Indonesia. Mereka kemudian ditugaskan mengajar di Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SESKOAD).
10. Lanjutan.......
Pada tahun 1966, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan di
Indonesia dari Presiden Soekarno melalui Supersemar. Meskipun
belum menjadi presiden hingga dua tahun berikutnya, Soeharto mulai
membangun dasar-dasar pemerintahan yang nantinya akan disebut
sebagai rezim Orde Baru. Pada akhir Agustus 1966, Soeharto
mengadakan seminar di SESKOAD untuk mendiskusikan masaldah
ekonomi dan politik serta bagaimana Orde Baru akan mengatasi
permasalahan itu. Ekonom-ekonom FEUI, yang diketuai oleh Widjojo
Nitisastro, mengikuti seminar itu.
Dalam seminar, para ekonom mempresentasikan ide mereka serta
rekomendasi kebijakan kepada Soeharto. Soeharto kagum akan ide
mereka dan dengan cepat meminta mereka untuk bekerja sebagai Tim
Ahli di bidang Ekonomi dan Keuangan
11. Pencapaian dan Kontroversi
Pada 3 Oktober 1966, atas saran dari para ekonom ini, Soeharto mengumumkan program
untuk menstabilisasi dan merehabilitasi ekonomi Indonesia. Pada akhir masa
kepemimpinan Soekarno, inflasi di Indonesia secara tak terkendali telah mencapai empat
digit dan tumpukan hutang yang besar. Hal ini terjadi karena pemerintahan di bawah
Soekarno menghabiskan uang besar-besaran untuk membangun monumen, menasionalisasi
industri, dan membiayai defisit anggaran dengan pinjaman luar negeri. Mafia Berkeley
memperbaikinya dengan melakukan deregulasi dan berusaha menurunkan inflasi serta
menyeimbangkan anggaran.
Efek dari program tersebut berlangsung cepat dengan turunnya tingkat inflasi dari 650%
pada tahun 1966 menjadi hanya 13% pada tahun 1969. Rencana itu juga menekankan
rehabilitasi infrastruktur dan juga pengembangan di bidang pertanian. Ketika Soeharto
akhirnya menjadi presiden pada tahun 1968, Mafia Berkeley segera diberi berbagai jabatan
menteri di kabinet Soeharto. Dengan posisi ini, Mafia Berkeley memiliki pengaruh kuat
dalam kebijakan ekonomi dan membawa perekonomian Indonesia ke tingkat pertumbuhan
yang sangat tinggi. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
6,5 persen per tahun antara tahun 1965 hingga 1997, ketika Asia Tenggara dilanda krisis
moneter.
12. Lanjutan.......
Namun demikian, tidak semua orang menyukai pendekatan liberal yang
dijalankan Mafia Berkeley. Beberpa orang, menganggap Mafia Berkeley
sebagai pengkhianat karena langkah privatisasi yang mereka lakukan
dinilai sebagai bentuk penjualan aset-aset bangsa. Pada masa kenaikan
harga minyak pada tahun 1970-an, Indonesia yang kaya akan cadangan
minyak meraup banyak keuntungan. Soeharto mulai berpaling ke kelompok
ekonomi nasionalis dan kekuatan Mafia Berkeley pun dikurangi.
Soeharto kembali ke Mafia Berkeley saat pertumbuhan ekonomi Indonesia
mulai terhambat karena turunnya harga minyak di pertengahan tahun
1980-an. Mafia Berkeley sekali lagi melakukan liberalisasi dan deregulasi,
sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat.
Namun sekali lagi, saat perekonomian Indonesia tumbuh, Mafia Berekley
menghadapi
oposisi
politik.
Kali
ini
lawan
mereka
adalah Sudharmono dan Ginandjar Kartasasmita yang menginginkan
nasionalisme ekonomi serta dari BJ Habibie yang menginginkan
pengembangan ekonomi berbasis teknologi.
13. Periode Penurunan Harga 1986-1996
Berkaitan denga repelita VI, tujuan jangka panjangnya adalah
bagaimana mengembangkan sektor industri agar setara dengan
pertanian
Tujuan pokok jangka menengahnya adalah menciptakan lapangan
kerja, promosi ekspor, subtitusi impor, pembangunan wilayah dan
pengolahan sumber daya alam domestik.
Tujuan dalam jangka pendek, prioritas lebih ditekankan pada
industri mesin, barang antara, dan penyedia input pertanian atau
pengolahan output pertanian. Ditekankan pula pembangunan
industri skala kecil
Instrumen utama yang dapat memfasilitasi pembangunan industri
adalah tersedianya kredit dan sejumlah skema kredit yag
dikeluarkan. Namun, akses kredit masih menjadi masalah,
khususnya bagi perusahaan kecil dan pribumi
14. Ada 3 fokus pemerintah mengenai sektor
industri dikala mengalami dikala harga
minyak mulai turun (1998)
Pengembangan industri subtitusi impor
dengan pendalaman dan pemantapan struktur
industri
Pengembangan industri melalui penguasaan
teknologi di beberapa bidang (pesawat
terbang, mesin dan perkapalan)
Pengembangan industri orientasi ekspor
15. Pola pikir dan wawasan yang melandasi sektor industri
Perlu ditempuh sejumlah upaya agar pembangunan industri nasional bergerak
semakin cepat dan meningkat
Upaya tersebut diimplemantasikan dengan kebijakan industri yang nasional yang
memadai, dukungan iklim usaha yang kondusif, Dukungan partisipasi masyarakat,
dukungan PMDA, PMDN dan non PMDA/PMDN, berkembangnya UMKM
Sesuai dengan amanat GBHN pada waktu itu, sektor industri diharapkan mampu
mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang, yakni sektor industri yang maju di
dukung oleh sektor pertanian yang unggul
Perlunya penggerak utama pembangunan melalui ekspor nonmigas dengan peranan
ekspor hasil industri yang semakin dominan
16. Debat yang sering dipermasalahkan
tentang industrialisasi indonesia
Seberapa besar peran asing yang diperbolehkan?
Bagaimana keseimbangan yang seharusnya antara Jawa dan
Luar Jawa
Bagaimana seharusnya industri rumah tangga dan golongan
ekonomi lemah diproteksi dan dimajukan
Bagaimana hubungan dengan ekonomi internasional diatur
Bagaimana cara yang paling efektif untuk menciptakan
lapangan kerja
Siapa yang harus memiliki BUMN
17. Hal penting yang harus diperhatikan
dalam membahas industri di Indonesia
Industri Indonesia sangat beragam, mulai dari
industri pertambangan besar di pedalaman hingga
ribuan industri rumah tangga yang tersebar di
seluruh pelosok negeri
Penting untuk membagi industri Indonesia
menjadi dua bagian, yakni sektor migas dan non
migas
18. Beberapa permasalahan struktural pada
industri Indonesia (World Bank 1993)
Tingginya konsentrasi dalam perekonomian dan banyaknya
monopoli, baik yang terselubung maupun yang terang – terangan
pada pasar yag diproteksi
Dominasi kelompok bisnis pemburu rente ternyata belom
memanfaatkan keunggulan mereka dalam skala produksi dan
kekuatan finansial untuk bersaing di pasar global
Lemahnya hubungan intraindustri sebagaimana ditunjukkan oleh
minimnya perusahaan yang bersifat spesialis yang mampu
menghubungkan klien bisnisnya yang berjumlah besar secara
efisien
19. Lanjutan......
Struktur industri Indonesia terbukti masih dangkal,
dengan minimnya sektor industri menengah
Masih kakunya BUMN sebagai pemasok input maupun
sebagai pendorong kemajuan teknologi
Investor asing masih cenderung pada orientasi pasar
domestik dan sasaran usahanya sebagian besar masih
pada pasar yang diproteksi
20. Penyebab terjadi oligopoli di Indonesia
(Econit 1995)
Adanya proteksi (tata niaga), misalnya untuk industri
minyak goreng, tepung terigu, semen
Besarnya modal yang diperlukan untuk investasi
misalnya untuk industri semen dan non besi
Tingginya teknologi yang digunakan, misalnya untuk
industri produk kaca, non besi dan peralatan profesional
Adanya preferensi terhadap produk, misalnya untuk
industri rokok
21. Kinerja Industri
Harga komoditas unggulan Indonesia lebih tinggi sekitar
22% dibanding harga dunia. Pada gilirannya ini
meyebabkan rendahnya daya saing produk unggulan kita di
pasar global
Industri yang konsentrasinya tinggi cenderung tidak mau
banyak terlibat aktivitas ekspor dan lebih suka menggarap
pasar domestik.
22. Pola industri Akamatsu : Konsep Original
Pola Angsa Terbang (Flying-Geese)
Tahapan pertama ditandai dengan impor barang dari negara
– negara maju. Industri diklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori, seperti barang – barang konsumsi dan barang –
barang modal
Tahapan kedua ditandai dengan produksi sendiri barang –
barang manufaktur yang awalnya diimpor. Pada tahapan
kedua, barang – barang manufaktur yang pada tahapan awal
diimpor sudah mulai diproduksi sendiri,
23. Lanjutan....
Tahapan ketiga, ditandai dengan munculnya
industri – industri lokal yang telah
memproduksi barang – barang konsumsi untuk
orientasi ekspor
Tahapan keempat ditandai dengan penurunan
ekspor barang – barang konsumsi digantikan
oleh peningkatan ekspor barang – barang
modal
24. Kojima & Ozawa : Konsep Modern
Paradigma “Multisequentalist”
Konsep modern yang membahas paradigma multitahap
Konsep tersebut menerangkan fenomena industri di Jepang yang
secara bertahap mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut dimulai dari industri tekstil kemudian ke
kimia, besi dan baja, mobil, elektronik.
Selanjutnya industri – industri dalam negeri yang tidak efisien
dipindahkan atau direlokasi ke negara – negara seperti ASEAN,
Cina, Vietnam, India
25. Tahapan Multi-sequentialist
Tahap awal berupa tahapan dimana industri –
industri
terdiri
dari
industri
yang
menggunakan tenaga kerja tidak terampil
Tahap
kedua
adalah
industri
yang
berkembang dengan basis modal manusia
Tahap selanjutnya adalah tahapan industri
berbasis teknologi
26. Model Catch-up Industrilization
Kunci model catch-up industrilization
adalah bagaimana negara pendatang
baru dalam dunia perindustrian (NSB
atau
terbelakang)
mengejar
ketertinggalannya dengan negara –
negara yang industrinya sudah maju
27. 3 hal yang menjadi perhatian utama dalam
mengejar ketertinggalan (frederich List-1841)
Intervensi dari pemerintah
Teori ekonomi pembangunan yang
menekankan pada kekuatan produksi
Penekanan
nasionalisme
pada
ideologi
28. 3 hal yang menjadi perhatian utama dalam
mengejar ketertinggalan (Gerschenkron)
Saat NSB memulai industrinya, sebagian besar
teknologi yang digunakan berasal dari negara – negara
yang telah memulai industrialisasinya terlebih dahulu
NSB lebih memilih spesialisasi dengan menggunakan
teknologi yang modern dan efesien
Industrialisasi di NSB berlangsung bertahap melalui
produksi massal dan perubahan pembangunan sosial
29. 4 hal terpenting dalam teori industri Gershenkron
Kemampuan NSB terhadap penguasaan teknologi yang telah
diciptakan oleh negara maju
Industrialisasi akan meningkatkan bobot dari sektor
manufaktur menimbulkan permintaan dalam skala besar
Hal terbesar dan terpenting untuk negara yang ekonominya
terbelakang adalah mengenai elemen kelembagaan untuk
meningkatkan penawaran modal kepada mereka
Industrialisasi di NSB memerlukan ideologi industrialisasi yang
spesifik atau stimulus ideologi yang kuat untuk mendukung
industrialisasi