Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
1. 1
Berbahagialah Dengan Cara:
“Membuang Energi Negatif dan Menabung Energi Positif”
Ada serangkaian ayat al-Quran yang menyatakan tentang perintah
untuk berzakat dan bersedekah, yang di satu sisi bermakna ‘membuang’
energi negatif, dan di satu sisi bermakna ‘menabung’ energi positif.
Simaklah ayat-ayat al-Quran berikut:
ْمِهْي
َ
لَع
ّ
ِل َصَو اَهِب مِيه
ّ
ِكَز
ُ
تَو ْم
ُ
هُر
ّ
ِه َط
ُ
ت
ً
ة
َ
ق
َ
د َص ْمِهِلاَو
ْ
م
َ
أ ْنِم
ْ
ذ
ُ
خۖ
َ
ّنِإ
ْمُه
َ
ل ٌن
َ
كَس
َ
ك
َ
ت
َ
َل َصٌۗيمِلَع ٌيعِمَس ُ َ
اَّللَو
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan1
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka2
. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (QS at-Taubah/9: 103)
َعّْبَس ْتَتَنب
َ
أ ٍةَّبَح ِل
َ
ثَم
َ
ك ِ
َ
اَّلل ِيلِبَس ِِف ْمُه
َ
الَو
ْ
م
َ
أ
َ
وّن
ُ
قِفنُي َينِ
َ
اَّل
ُ
ل
َ
ث
َ
م
ٍةَّبَح
ُ
ة
َ
ائ
ّ
ِم ٍة
َ
لُنّبُس
ّ
ِ
ُ
ُك ِِف
َ
لِاب
َ
نَسُۗاء
َ
شَي نَمِل
ُ
فِعا
َ
ضُي ُ َ
اَّللَوُۗ َ
اَّللَو
﴿ ٌيمِلَع ٌعِاسَو١٦٢ِبَس ِِف ْمُه
َ
الَو
ْ
م
َ
أ
َ
وّن
ُ
قِفنُي َينِ
َ
اَّل ﴾
َ
َل َم
ُ
ث ِ
َ
اَّلل ِيل
ى
ً
ذ
َ
أ
َ
َلَو ا
ً
نَم وا
ُ
ق
َ
نف
َ
أ اَم
َ
وّنُعِّب
ْ
تُيۙ
ٌ
فْو
َ
خ
َ
َلَو ْمِهّ
ِبَر
َ
ندِع ْم
ُ
هُر
ْ
ج
َ
أ ْمُه
َ
ل
﴿
َ
وّن
ُ
نَز
ْ َ
َي ْم
ُ
ه
َ
َلَو ْمِهْي
َ
لَع١٦١﴾ن
ّ
ِم ٌ ْْي
َ
خ
ٌ
ةَرِف
ْ
غَمَو
ٌ
وفُر
ْ
ع
َ
م
ٌ
لْو
َ
ق
ى
ً
ذ
َ
أ اَهُعَّب
ْ
تَي ٍة
َ
ق
َ
د َصُۗ َ
اَّللَو﴿ ٌيمِلَح ٌ
ِيِن
َ
غ١٦٢
َ
َل واُنَآم َينِ
َ
اَّل اَه
ُ
ّي
َ
أ اَي ﴾
َ
َلَو ِاسَاّنل َاء
َ
ئِر ُ َ
اَلَم ُقِفنُي يِ
َ
َّل
َ
َك ٰى
َ
ذ
َ ْ
اْلَو ّ
ِنَم
ْ
الِب م
ُ
كِتا
َ
ق
َ
د َص وا
ُ
لِطّْب
ُ
ت
ِرِخ
ْ
اْل ِمْوَ ْ
اْلَو ِ
َ
اَّللِب ُنِم
ْ
ؤُيۖ
ُ
هَاب َص
َ
أ
َ
ف
ٌ
ابَر
ُ
ت ِهْي
َ
لَع ٍاّنَو
ْ
ف َص ِل
َ
ثَم
َ
ك
ُ
ه
ُ
ل
َ
ثَم
َ
ف
1
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda.
2
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka
dan memerkembangkan harta benda mereka.
2. 2
َواً ْ
ْل َص
ُ
ه
َ
كَ َ
َت
َ
ف
ٌ
لِابۖواُّب َس
َ
ك اَم
ّ
ِم ٍءْ َ
َش ٰ َ َلَع
َ
وّنُرِد
ْ
ق
َ
ّي
َ
َلۗيِد
ْ
ه
َ
ّي
َ
َل ُ َ
اَّللَو
﴿ َينِرِف
َ
َك
ْ
ال َمْو
َ
ق
ْ
ال١٦٢َاء
َ
غِتْاب ُمُه
َ
الَو
ْ
م
َ
أ
َ
وّن
ُ
قِفنُي َينِ
َ
اَّل
ُ
ل
َ
ثَمَو ﴾
ْبَرِب ٍة
َ
نَج ِل
َ
ثَم
َ
ك ْمِه ِس
ُ
نف
َ
أ ْن
ّ
ِم اًيتِّب
ْ
ث
َ
تَو ِ
َ
اَّلل ِات
َ
ضْرَم
ٌ
لِابَو اَهَاب َص
َ
أ ٍةَو
ٌ
ل َط
َ
ف
ٌ
لِابَو اَهّْب ِصُي ْم
َ
ل ّنِإ
َ
ف ِ
ْ
ْي
َ
ف
ْ
ع ِض اَه
َ
ل
ُ
ك
ُ
أ ْت
َ
آت
َ
فۗ
َ
وّن
ُ
لَم
ْ
ع
َ
ت اَمِب ُ َ
اَّللَو
﴿ ٌْي ِصَب١٦٢ٍاب
َ
ن
ْ
ع
َ
أَو ٍيلِ
َ
َّن ن
ّ
ِم
ٌ
ة
َ
نَج ُ َ
َل
َ
وّن
ُ
ك
َ
ت ّن
َ
أ ْم
ُ
كُدَح
َ
أ
ُ
ّدَوَي
َ
أ ﴾
ِم اَيهِف ُ َ
َل ُارَه
ْ
ن
َ ْ
اْل اَهِت
ْ َ
َت نِم يِر
ْ َ
َتُ َ
َلَو ُ ََبِك
ْ
ال
ُ
هَاب َص
َ
أَو ِاتَرَمَاّثل
ّ
ِ
ُ
ُك ن
ْت
َ
قَ َ
َت
ْ
اح
َ
ف ٌار
َ
ن ِهيِف ٌار َص
ْ
عِإ اَهَاب َص
َ
أ
َ
ف ُاء
َ
فَع ُض
ٌ
ةَيّ
ِر
ُ
ذۗ
َ
ذ
َ
كُٰ َ
اَّلل ُ ّ
ِْيَبُي
َ
كِل
﴿
َ
وّنُر
َ
ك
َ
فَت
َ
ت ْم
ُ
ك
َ
لَع
َ
ل ِاتَي
ْ
اْل ُم
ُ
ك
َ
ل١٦٦وا
ُ
قِفن
َ
أ واُنَآم َينِ
َ
اَّل اَه
ُ
ّي
َ
أ اَي ﴾
ِاتَّبّ
ِي َط نِمِضْر
َ ْ
اْل َن
ّ
ِم م
ُ
ك
َ
ل ا
َ
ن
ْ
جَر
ْ
خ
َ
أ اَمِمَو ْمُت
ْ
ب َس
َ
ك اَمۖواُمَمَي
َ
ت
َ
َلَو
ِهيِف وا ُضِم
ْ
غ
ُ
ت ّن
َ
أ
َ
َلِإ ِهيِذِآخِب مُتْس
َ
لَو
َ
وّن
ُ
قِفن
ُ
ت
ُ
ه
ْ
نِم
َ
يثِّبَْ
اْلۚواُم
َ
ل
ْ
اعَو
﴿
ٌ
يدِ
َ
َح ٌ
ِيِن
َ
غ َ َ
اَّلل
َ
ّن
َ
أ١٦٢﴾
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah3
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian
mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memeroleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf4
lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang yang beriman,
3
Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk
kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah
dan lain-lain.
4
Perkataan yang baik. Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan
maksud pemberian maaf ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari si
penerima.
3. 3
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak
bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir5
. Dan perumpamaan
orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan
untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi
yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat.
jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan
Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. Apakah ada salah seorang di antaramu
yang ingin memunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai; Dia memunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian
datanglah masa tua pada orang itu sedang Dia memunyai keturunan yang masih
kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu
terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya
kamu memikirkannya6
. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk
lalu kamu menafkahkan darinya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS al-Baqarah/2: 261-267)
Energi Negatif maupun (Energi) Positif senantiasa hadir dalam diri
manusia dan memengaruhinya, oleh karena kedua energi inilah setiap
manusia memiliki keragaman sikap dan perilaku serta pola pikir yang
menjadikannya menjadi baik atau menjadi buruk ketika salah satu energi
telah menguasai bahkan memerangkap alam bawah sadar yang sebenarnya
harus diterjemahkan dengan positif pula namun karena egosentrisme
manusia, seringkali sikap positif harus terkekang dan terkalahkan.
Namun demikian, jika kedua energi tersebut tidak ada juga belum
dianggap sebagai manusia biasa. Karena bagaimanapun juga tanpa
terkecuali mereka selalu dihiasi oleh kedua energi tersebut. Tinggal
manusialah yang dapat mengendalikan energi negatif dan menonjolkan
energi positif. Karena kemampuan untuk mengendalikan energi negatif dan
menonjolkan energi positif menjadikan kecenderungan seseorang akan selalu
berfikir positif dalam menghadapi hidup baik dalam menilai diri sendiri
maupun orang lain.
5
Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan
tidak pula mendapat pahala di akhirat.
6
Inilah perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya karena riya’,
membangga-banggakan tentang pemberiannya kepada orang lain, dan menyakiti hati
orang.
4. 4
Dalam ajaran Islam kedua energi tersebut disebut sebagai akhlak,
atau tepatnya disebut: al-akhlâq al-madzmûmah (akhlak yang buruk) dan al-
akhlâq al-mahmûdah (akhlak yang baik). Akhlak diartikan sebagai bentuk
kekuatan batin yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu tanpa
dipikirkan dan direncanakan. Jika dia berbuat baik maka secara otomatis
akhlak baik menjadi dimensi penting dalam kehidupannya begitu juga jika
perilaku jahat yang senantiasa menguasai dirinya maka sudah dapat
dipastikan akhlaknya adalah buruk. Sedangkan dalam filsafat China disebut
dengan Yin dan Yang, yang selalu memengaruhi sifat manusia. Dan dari
sinilah sumber keberhasilan, apakah mereka lebih didominasi kebaikan atau
bahkan sebaliknya, jika mereka lebih dipengaruhi akhlak buruknya maka
secara otomatis segala sesuatu yang akan diperbuatnya merupakan
kejahatan, apalagi semua yang diperbuat oleh orang lain, meskipun
lawannya berniat dan telah berbuat baik maka secara otomatis segalanya
menjadi buruk dan selalu mendapatkan perlawanan alias dibenci tanpa
memandang sisi kebaikannya.
Meskipun ajaran Islam dan filsafat China berbeda dalam
memahami konsep energi baik dan buruk akan tetapi sebenarnya semua
memiliki konsep yang serupa. Menghendaki setiap manusia lebih
mendahulukan energi positif dari pada energi negatif, karena jika energi
positif lebih kuat maka kebaikan pun akan mereka peroleh dan sebaliknya
jika energi negatif yang mendominasi maka keburukan pulalah yang akan
mereka dapatkan.
Terlepas dari paparan yang begitu ‘njlimet’ tentang energi yang ada
dalam diri manusia, di antara energi negatif tersebut adalah kebencian dalam
dada, yang setiap detik selalu bertambah bahkan seperti memuncak,
akibatnya apapun yang dilakukan oleh orang lain akan dianggap salah dan
berkonotasi negatif, padahal sebenarnya yang dipikirkan tidak selalu koheren
dengan apa yang dipahami oleh orang lain.
Apalagi jika aktivitas tersebut dilakukan oleh – misalnya -- seorang
politikus, meskipun sebenarnya baik, karena sikap benci yang berlebih-
lebihan maka semuanya pasti dicap sebagai politisasi, atau rekayasa yang
bertujuan untuk simpati atau perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Tidak
menutup kemungkinan itu kawan separtai maupun lawan politik, jika
aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan berbagai momentum penting
maka dapat dipastikan akan banyak prasangka buruk (sû’u zhan) yang akan
diterimanya.
Namun demikian, semua akan berkaitan dengan reaksi orang lain
terhadap apa yang kita lakukan, karena semua memang sudah menjadi sifat
yang sengaja dipertahankan sebagai bentuk kepribadiannya. Namun
demikian siapa saja yang menghendaki kebaikan, energi positif semestinya
5. 5
lebih mendominasi aktivitas sehari-hari agar kebaikan selalu hadir dalam
kehidupan kita.
Kehidupan bagaikan sebuah pengembaraan. Banyak yang manusia
temui sepanjang perjalanan hidupnya. Banyak hal yang tak pasti dan tak dapat
diprediksi. Terkadang manusia mengalami kebahagian, kadang ia juga
mengalami kesedihan. Banyak hal yang dilakukan untuk menghilangkan efek
dari satu pengalaman yang didapat dari perjalanan hidup, salah satunya adalah
husnu zhan.
Husnuzhan adalah suatu sikap berbaik sangka dalam segala hal, baik
dalam menyikapi informasi negatif tentang orang lain atau dirinya.
Husnuzhan juga dapat diartikan ber-positive thinking (berpikir positif) terhadap
suatu kejadian yang tidak nyaman yang dialami oleh seseorang dengan hal-
hal yang baik agar lebih bermakna dan dapat diambil hikmahnya.
Sikap husnu zhan dalam hidup sangatlah penting. Ketika manusia
diberi cobaan hidup oleh Allah SWT, yang muncul terkadang adalah
keputusasaan yang berujung pada kecemasan hingga mengakibatkan stres.
Di sinilah peran husnuzhan membantu manusia dalam mengatasi kecemasan
dan stres hidup yang disebab oleh suatu kejadian.
Dengan ber-husnu zhan akan timbul suatu ketenangan batin yang
berdampak pada kebahagiaan hidup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
SAW,
''Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk
sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian
saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib
yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia),
janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling
membenci, dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara.'' (HR al-Bukhari-Muslim
dari Abu Hurairah).
6. 6
Allah SWT berfirman pada QS Yûnus/10: 36 tentang orang-orang
yang senantiasa berburuk sangka dalam memaknai suatu kejadian,
ۚ
ۚ
''Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk
mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka kerjakan.'' (QS Yûnus/10: 36).
Sikap su'uzhan atau buruk sangka itu tidak membuat tenteram hati.
Kecurigaan dan kegelisahan datang silih berganti menyelimuti diri, dan
membuat manusia menderita. Oleh karenanya, dengan husnuzhan hidup
dapat lebih baik. Selain terhindar dari penyakit hati seperti iri, dengki, dan
marah juga dapat terhindar dari penyakit psikologis seperti trauma,
kecemasan, stres, dan depresi.
"Jadikanlah hari-hari kita dengan sikap husnu zhan." Inilah sikap
pembersihan jiwa dari kotoran dan pemaknaan yang lebih berarti untuk
melangkah ke arah masa depan yang lebih baik.
Mulailah dan isilah hidup ini dengan husnu zhan (prasangka
positif) dan buanglah jauh-jauh sû’u zhan (prasangka negatif). Insyâallâh,
semuanya akan berbuah menjadi sesuatu yang serba ‘positif’, dan kita pun
akan memeroleh kebahagian karenanya.
(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Muhammad, dalam
http://filsafat.kompasiana.com/2013/10/15/refleksi-energi-positif-dan-
negatif-599189.html)