SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Télécharger pour lire hors ligne
1
UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KARASIBAZHU
(Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur)
Istighfâr dan Taubat sebagai Pintu Rezeki
Iftitâh
Setiap manusia berpotensi untuk melakukan kesalahan, dan sebaik-
baik orang-orang yang (pernah) berbuat salah adalah orang-orang yang
bertaubat. Inilah sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang berasal
dari sahabatnya – Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu. – yang dikutip oleh Ibnu
Majah:
ُ
ّ ‫ل‬
‫ُك‬ُُ ِ‫ن‬َ‫ب‬َُُ‫م‬
َ
‫آد‬ُُ‫اء‬ َ‫ّط‬
َ
‫خ‬،ُُ‫ل‬ ْ‫ي‬
َ
‫خ‬َ‫و‬َُُ‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ّط‬َْ
‫اْل‬ُُ
َ
‫ّون‬‫ل‬‫اب‬َ‫ّو‬َ‫اّتل‬.
"Semua Bani Adam (manusia) pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik
orang yang salah adalah yang segera bertaubat." (HR Ibnu Majah, Sunan ibn
Mâjah, juz V, hal. 321, hadits no. 4251)
Pernyataan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ini selaras dengan
firman Allah:
ُِ‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ُُ
ْ
‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬
‫ل‬
‫ث‬ُُ
ْ
‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬
‫ل‬
‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ
‫َل‬ِ‫إ‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
ْ
‫ع‬
ِ
‫ت‬َ‫م‬
‫ل‬
‫ي‬َُُ‫ت‬
َ
‫ّم‬ًُ‫اع‬ُ‫ا‬
ً
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ُُ
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ُُ‫ل‬َ‫ج‬
َ
‫أ‬ُ
ُ ً‫ّم‬ َ‫س‬
ّ
‫ّم‬ُُِ‫ت‬
ْ
‫ؤ‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ
َ ‫ل‬
‫ُك‬ُ‫ي‬ِ‫ذ‬ُُ‫ل‬
ْ
‫ض‬
َ
‫ف‬ُُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ض‬
َ
‫ف‬ُ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ُُ
ْ
‫ا‬ْ‫ّو‬
َ
‫ّل‬َ‫ّو‬
َ
‫ت‬َُُ ِ
‫ّن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ُُ
‫ل‬
‫اف‬
َ
‫خ‬
َ
‫أ‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ
َُ‫اب‬
َ
‫ذ‬َ‫ع‬ُُ‫م‬ْ‫ّو‬َ‫ي‬ُُ‫ي‬ِ‫ب‬
َ
‫ك‬
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepadaNya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang
yang memunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS
Hûd/11: 3)
‫ا‬َ‫م‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ
‫ل‬
‫ة‬َ‫ّب‬ْ‫ّو‬َ‫اّتل‬ُُ
َ َ‫َع‬ُُِ
َ
‫اّلل‬َُُ‫ين‬ِ
َ
‫َّل‬ِ‫ل‬ُُ
َ
‫ّون‬
‫ل‬
‫ل‬َ‫م‬
ْ
‫ع‬
َ
‫ي‬َُُ‫ء‬َ‫ّو‬ ّ‫الس‬ُُ‫ة‬
َ
‫اّل‬َ‫ه‬َ
ِ‫ِب‬َُُ‫م‬
‫ل‬
‫ث‬ُُ
َ
‫ّون‬‫ل‬‫ّوّب‬‫ل‬‫ت‬
َ
‫ي‬ُ‫ن‬ِ‫ّم‬ُ
ُ‫يب‬ِ‫ر‬
َ
‫ق‬ُُ
َ
‫ك‬ِ
َ
‫َل‬ْ‫و‬
‫ل‬
‫أ‬
َ
‫ف‬ُُ‫ل‬‫ّوب‬‫ل‬‫ت‬
َ
‫ي‬ُُ‫ل‬ َ
‫اّلل‬ُُْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُُ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬َ‫و‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ َ
‫ّلل‬ُُ
ً
‫يما‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُُ
ً
‫يما‬ِ‫ك‬َ‫ح‬
2
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan1, yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS an-Nisâ’/4: 17)
Oleh karena itu, jangan sampai kita menunda taubat kita, dengan
memerbanyak istighfâr dan membuktikan taubat kita dengan tindakan nyata.
Membuka Pintu Rezeki dengan Istighfâr dan Taubat
Berkaitan dengan istighfâr dan taubat ini, banyak ulama yang
menyatakan bahwa di antara sebab terpenting diturunkannya rezeki adalah
istighfâr (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun
dan Maha Menutupi (kesalahan).
Untuk itu, pembahasan mengenai hal ini kami bagi menjadi dua
pembahasan. Pertama, hakikat istighfâr dan taubat. Kedua, dalil syar’i bahwa
istighfâr dan taubat termasuk miftâh ar-rizq (kunci rezeki).
Pertama : Hakikat Istighfâr dan Taubat
Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfâr dan taubat
hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan: “Aku
mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya“. Tetapi kalimat-
kalimat di atas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam
perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfâr dan taubat jenis ini adalah
perbuatan orang-orang dusta.
Para ulama telah menjelaskan hakikat istighfâr dan taubat.
Imam Ar-Raghib al-Ashfihani menerangkan: “Dalam istilah syara’,
taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang
telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha
melakukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah
terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna”. (Al-Mufradât Fî Gharîbil
Qur’ân, hal. 76)
Sementara itu Imam an-Nawawi dengan menjelaskan: “Para ulama
berkata, bahwa bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika
maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya
dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia
menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya.
1
Maksudnya ialah: (1) orang yang berbuat maksiat dengan tidak
mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu;
(2) orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak dan (3) orang
yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau
karena dorongan hawa nafsu.
3
Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah
satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.
Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada
empat. Ketiga syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri
(memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya
maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau
sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau
meminta maaf kepadanya. Jika berupa ghîbah (menggunjing), maka ia harus
meminta maaf”. (An-Nawawi, Riyâdhush Shâlihîn, hal. 41-42)
Adapun istighfâr, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib al-
Asfahani adalah “Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan”,
berpijak pada firman Allah,
ُ‫ل‬‫ت‬
ْ
‫ل‬
‫ل‬
‫ق‬
َ
‫ف‬ُ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬
َ
‫ف‬
َ
‫غ‬
“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia Maha Pengampun“. (QS Nûh/71: 10)
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya
dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga
dikatakan, memohon ampun (istighfâr) hanya dengan lisan saja tanpa disertai
perbuatan adalah pekerjaan para pendusta”. (Al-Mufradât fî Gharîil Qur’ân,
dari asal kata “ghafara” hal. 362)
Kedua: Istighfâr dan Taubat adalah Kunci Rezeki
Beberapa nash (teks) al-Qur’an dan al-Hadits menunjukkan bahwa
istighfâr dan taubat termasuk sebab-sebab rezeki dengan karunia Allah Ta’ala.
Di bawah ini kami tulis beberapa nash dimaksud :
Pertama, Apa yang disebutkan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ tentang
Nuh alaihis salâm yang berkata kepada kaumnya.
ُ‫ل‬‫ت‬
ْ
‫ل‬
‫ل‬
‫ق‬
َ
‫ف‬ُ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬
َ
‫ف‬
َ
‫غ‬(٠١)
ُُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ
ُ
ْ
‫د‬
ِ
‫ّم‬‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬(٠٠)
ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
ْ
‫د‬ِ‫د‬ْ‫م‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ‫ال‬َ‫ّو‬
ْ
‫م‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬َُُ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ّب‬َ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬
ْ َ
‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
‫ّل‬ُُ‫ات‬
َ
‫ن‬َ‫ج‬ُ‫ل‬َ‫ع‬
ْ َ
‫َي‬َ‫و‬ُ
ُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
‫ّل‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ه‬
ْ
‫ّن‬
َ
‫أ‬(٠١)
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu
4
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai“. (QS Nûh/71: 10-12)
Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut ini
dengan istighfâr:
1. Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firman-Nya:
...ُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬
َ
‫ف‬
َ
‫غ‬
“Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun…“ (QS Nûh/71: 10)
2. Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas radhiyallâhu
‘anhumâ berkata “midrârâ” adalah (hujan) yang turun dengan deras.
(Shahîh al-Bukhâriy, Kitâb at-Tafsîr, Sûrat Nûh, juz VI, hal. 199)
3. Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak. Dalam menafsirkan
ayat “wayumdid kum biamwâlin wabanîna” Atha’ berkata: “Niscaya
Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian”. (Tafsîr al-
Baghâwi, juz IV, hal. 398. Lihat pula, Tafsîr al-Khâzin, juz VII, hal.
154)
4. Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun. (QS Nûh/71: 12)
‫ل‬َ‫ع‬
ْ َ
‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
‫ّل‬ُُ‫ات‬
َ
‫ن‬َ‫ج‬
5. Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai. (QS Nûh/71: 12)
‫ل‬َ‫ع‬
ْ َ
‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
‫ّل‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ه‬
ْ
‫ّن‬
َ
‫أ‬
Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya, Al-Jâmi’ li Ahkâm Qurân,
menyatakan: “Dalam ayat ini, juga yang disebutkan dalam QS Hûd/71:
3
ُِ‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ُُ
ْ
‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬
‫ل‬
‫ث‬ُُ
ْ
‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬
‫ل‬
‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ
‫َل‬ِ‫إ‬...
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya‘..” adalah dalil yang menunjukkan bahwa
istighfâr merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rezeki
dan hujan”. (Tafsîr al-Qurthubi (Al-Jâmi’ li Ahkâm Qurân), juz XVIII,
hal. 302. Lihat pula, As-Suyuthi, Al-Iklîl fî Istinbâth at-Tanzîl, hal. 274
dan Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, juz V, hal. 417)
5
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : “Maknanya, jika
kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian
senantiasa menaatiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rezeki kalian,
menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk
kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian,
melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-
anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-
macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara
kebun-kebun itu (untuk kalian)”. (Tafsîr Ibnu Katsîr, juz IV, hal. 449)
Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab
radhiyallâhu ‘anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat-
ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Subhânahu Wa Ta’âla.
Mutharif meriwayatkan dari asy-Sya’bi: “Bahwasanya Umar
radhiyallâhu ‘anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Dan
beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfâr (memohon ampun kepada Allah)
lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, ‘Aku tidak mendengar
Anda memohon hujan’. Maka ia menjawab, ‘Aku memohon diturunkannya
hujan dengan majâdih2, langit yang dengannya diharapkan bakal turun hujan.
Lalu beliau membaca ayat.
...‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬
َ
‫ف‬
َ
‫غ‬ُ(٠١ُ )ُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ
‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬
ْ
‫د‬
ِ
‫ّم‬(٠٠)
“…mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat“.
(QS Nûh/71: 10-11). (‘Alâ ad-Dîn ‘Ali ibn Ibrâhîm al-Baghdâdiy, Tafsir al-
Khâzin, juz IV, hal. 345)
Imam al-Hasan al-Bashri juga menganjurkan istighfâr (memohon
ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang
kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-kebun.
Imam al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia
berkata : “Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan al-Bashri tentang
2
Majâdih bentuk tunggalnya adalah majdah yakni salah satu jenis bintang
yang menurut bangsa Arab merupakan bintang (yang jika muncul) menunjukkan
hujan akan turun. Maka Umar radhiyallâhu ‘anhu menjadikan istighfâr sama dengan
bintang-bintang tersebut, suatu bentuk komunikasi melalui apa yang mereka ketahui.
Dan sebelumnya mereka memang menganggap bahwa adanya bintang tersebut
pertanda akan turun hujan, dan bukan berarti Umar berpendapat bahwa turunnya
hujan karena bintang-bintang tersebut. (Bandingkan: HR Al-Baihaqi, Sunan al-Kubrâ,
juz III, hal. 351, hadits no. 6653)
6
kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada
Allah!. Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata
kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya,
‘Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau
mengatakan kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!. Dan yang lain lagi
mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan
(pula) kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!”.
Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal
yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan : “Maka Ar-Rabi’ bin Shabih berkata
kepadanya, ‘Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara) dan
Anda memerintahkan mereka semua untuk ber-istighfâr‘. (Tafsîr al-Khâzin, juz
VII, hal. 154. Lihat pula, Rûh al-Ma’ânî, juz XXIX, hal. 73). Maka Al-Hasan al-
Bashri menjawab, ‘Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi
sungguh Allah telah berfirman dalam QS Nuh,
...‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬
َ
‫ف‬
َ
‫غ‬(٠١)
ُُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ
‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬
ْ
‫د‬
ِ
‫ّم‬(٠٠ُ )
ُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
ْ
‫د‬ِ‫د‬ْ‫م‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ‫ال‬َ‫ّو‬
ْ
‫م‬
َ
‫أ‬ِ‫ب‬َُُ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ّب‬َ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬
ْ َ
‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
‫ّل‬ُُ‫ات‬
َ
‫ن‬َ‫ج‬ُ‫ل‬َ‫ع‬
ْ َ
‫َي‬َ‫و‬ُ
ُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
‫ّل‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ه‬
ْ
‫ّن‬
َ
‫أ‬(٠١)
“…mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai“.
(QS Nûh, 71: 10-12). (Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurâan, juz XVIII,
hal. 302-303. Lihat pula Ibnu ‘Athiyyah, Al-Muharrar al-Wajîz, juz XVI, hal.
123)
Kedua, Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan tentang
seruan Hud ‘Alaihis Shalâtu was Salam kepada kaumnya agar ber-istighfâr.
‫ا‬َ‫ي‬َ‫و‬ُُِ‫م‬ْ‫ّو‬
َ
‫ق‬ُُ
ْ
‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬
‫ل‬
‫ث‬ُُ
ْ
‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬
‫ل‬
‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ
‫َل‬ِ‫إ‬ُُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ
‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬
ْ
‫د‬
ِ
‫ّم‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
ْ
‫د‬ِ‫ز‬َ‫ي‬َ‫و‬ُُ
ً
‫ة‬َ‫ّو‬
‫ل‬
‫ق‬ُُ
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ِ‫ت‬َ‫ّو‬
‫ل‬
‫ق‬ُُ
َ
‫ل‬َ‫و‬ُُ
ْ
‫ا‬ْ‫ّو‬
َ
‫ّل‬َ‫ّو‬َ‫ت‬
َ
‫ت‬َُُ‫ي‬ِ‫ّم‬ِ‫ر‬
ْ ‫ل‬
‫ُم‬
“Dan (Hud berkata), Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat
atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan
janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa“. (QS Hûd/11: 52)
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas
menyatakan: “Kemudian Hud ‘alaihis salâm memerintahkan kaumnya untuk
7
ber-istighfâr yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan,
kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka
hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan
rezekinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah
berfirman,
ُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬
ْ
‫د‬
ِ
‫ّم‬
“Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu.“ (QS Nûh/71: 11.
Lihat: Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, juz II, hal. 492. Lihat pula, Al-Qurthubi,
Tafsîr al-Qurthubiy (Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurân), juz IX, hal. 51)
Ketiga, Ayat lain adalah firman Allah,
ُِ‫ن‬
َ
‫أ‬َ‫و‬ُُ
ْ
‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬
ْ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬
‫ل‬
‫ث‬ُُ
ْ
‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬
‫ل‬
‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ
‫َل‬ِ‫إ‬ُُ
ِ
‫ت‬َ‫م‬
‫ل‬
‫ي‬‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
ْ
‫ع‬ًُُ‫اع‬َ‫ت‬
َ
‫ّم‬ُ‫ا‬
ً
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ُُ
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ُُ‫ل‬َ‫ج‬
َ
‫أ‬ُ
ُ ً‫ّم‬ َ‫س‬
ّ
‫ّم‬ُُِ‫ت‬
ْ
‫ؤ‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ
َ ‫ل‬
‫ُك‬ُ‫ي‬ِ‫ذ‬ُُ‫ل‬
ْ
‫ض‬
َ
‫ف‬ُُ
‫ل‬
‫ه‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ض‬
َ
‫ف‬ُ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ُُ
ْ
‫ا‬ْ‫ّو‬
َ
‫ّل‬َ‫ّو‬
َ
‫ت‬َُُ ِ
‫ّن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬ُُ
‫ل‬
‫اف‬
َ
‫خ‬
َ
‫أ‬ُُْ‫م‬
‫ل‬
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ُ
َُ‫اب‬
َ
‫ذ‬َ‫ع‬ُُ‫م‬ْ‫ّو‬َ‫ي‬ُُ‫ي‬ِ‫ب‬
َ
‫ك‬
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang
yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat“. (QS
Hûd/11: 3)
Pada ayat di atas terdapat janji-janji dari Allah Yang Maha Kuasa dan
Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang ber-
istighfâr dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya,
َُ‫م‬
‫ل‬
‫ي‬‫م‬
‫ل‬
‫ك‬
ْ
‫ع‬
ِ
‫ت‬ًُُ‫اع‬َ‫ت‬
َ
‫ّم‬ُ‫ا‬
ً
‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ُ
“Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus)
kepadamu.“ (QS Hûd/11: 3) Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas
Radhiyallâhu ‘anhumâ adalah. “Ia akan menganugerahi rezeki dan kelapangan
kepada kalian.” (Ibn al-Jauzi, Zâd al-Masîr, juz IV, hal. 75)
Sedangkan Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan: “Inilah
buah istighfâr dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada
kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rezeki dan kemakmuran
hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya
8
terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian.” (Tafsîr al-Qurthubi,
9/403. Lihat pula, Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, juz XV, hal. 229-230, Al-
Baghawi, Tafsîr al-Baghawi. Juz IV, hal. 373, Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, juz
II, hal. 695 dan Tafsîr al-Qâsimî (Mahâsin at-Ta’wîl), juz IX, hal. 63)
Dan janji Tuhan Yang Mahamulia itu diutarakan dalam bentuk
pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-
Syinqithi berkata : “Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-
istighfâr dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga
Allah menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang
melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan
(yang baik) atas istighfâr dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat
yang ditetapkan”. (Adhwâ’ al- Bayân, juz III, hal. 9)
Keempat, Dalil lain bahwa istighfâr dan taubat adalah di antara
kunci-kunci rezeki yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud,
An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas radhiyallâhu
‘anhumâ ia berkata, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُْ‫ن‬َ‫ّم‬َُُ َ
‫ث‬
ْ
‫ك‬
َ
‫أ‬َُُ‫ن‬ِ‫ّم‬ُُِ‫ار‬
َ
‫ف‬
ْ
‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ِ‫ل‬‫ا‬ُُ
َ
‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ُُ‫ل‬ َ
‫اّلل‬ُُ‫ل‬ َ
‫ل‬ُُْ‫ن‬ِ‫ّم‬ُُ
ِ ‫ل‬
‫ُك‬ُُّ‫م‬
َ
‫ه‬ُ‫ا‬ً‫ج‬َ‫ر‬
َ
‫ف‬ُ،ُُْ‫ن‬ِ‫ّم‬َ‫و‬ُُ
ِ ‫ل‬
‫ُك‬ُ
ُ‫يق‬ ِ‫ض‬ُ‫ا‬ً‫ج‬َ‫ر‬
ْ َ
‫َم‬ُ،ُُ‫ل‬‫ز‬ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫و‬ُ
‫ل‬
‫ه‬
ْ
‫ق‬ُُْ‫ن‬ِ‫ّم‬ُُ
‫ل‬
‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ُُ
َ
‫ل‬ُُ‫ل‬‫ب‬ ِ‫س‬
َ
‫ت‬
ْ َ
‫َي‬.ُ
“Barangsiapa memerbanyak istighfâr (mohon ampun kepada Allah3 niscaya
Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap
kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal)
dari arah yang tidak disangka-sangka4.)“ (HR an-Nasa-i dari Abdullah bin
Abbas, Sunan an-Nasâi, juz IX, hal. 171, hadits no. 10217)
3
“Barangsiapa menetapi -- dalam riwayat lain -- tidak meninggalkan istighfar“.
Lihat, Sunan Abî Dâuwd, juz IV, hal. 267, Sunan ibn Mâjah, juz II, hal. 339. Dan
maknanya, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abu ath-Thayyib al-Azhim Abadi,
yaitu: saat terjadinya maksiat atau adanya ujian atau ada orang yang penyakitnya terus
menerus, maka sungguh dalam setiap nafas ia membutuhkan kepadanya (istighfar dan
taubat). Karena itu Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Beruntunglah orang yang mendapati dalam shahifah (catatan amalnya) istighfar yang
banyak“. (Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin Busr, Sunan ibn Mâjah, juz V,
hal. 721, hadits no. 3818, dengan sanad hasan shahih). (Lihat juga Al-Mubarakfuri,
‘Aunul Ma’bûd, juz IV, hal. 381)
4
Al-Musnad, juz IV, hal. 55-56, hadits no. 2234, dan lafazh tersebut adalah
redaksi miliknya; Sunan Abî Dâwud, Abwâbu Qiyâm al-Lail, Tafîi’ Abwâb al-Witr, Bâb fî
al-Istighfâr, juz IV, hal. 267, hadits no. 1515,; Kitâb as-Sunan al-Kubrâ, Kitâb al-‘Amal
al-Yaum wa al-Lailah, juz VI, hal. 118, hadits no 10290/2; Sunan Ibni Mâjah, Abwâb al-
Adab, Bâb al-Istighfâr, juz II, hal. 339, hadits no. 3864; Al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhain,
9
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang
jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu, shallallâhu ‘alaihi
wa sallam mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang
memerbanyak istighfâr. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi
rezeki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terbetik dalam
hatinya.
Khâtimah
Setelah kita kaji makna Istighfâr dan Taubat, kita bisa memahami
bahwa Allah menjamin untuk membukakan pintu rezeki bagi siapa pun yang
mau beristighfâr dan bertaubat.
Untuk itu, kepada orang yang mengharapkan rezeki hendaklah dia
bersegera untuk memerbanyak istighfâr (memohon ampun), baik dengan
ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada!
Sekali lagi hendaknya waspada dari kemungkinan beristighfâr hanya sebatas
ucapan lisan tanpa perbuatan. Sebab yang demikian itu, kata para ulama,
adalah pekerjaan para pendusta. Dan segeralah bertaubat dengan taubatan
nasûhâ.
Ibda’ bi nafsik!
Yogyakarta, 29 Juni 2016
(Dikutip dan diselaraskan dari buku Mafâtîh ar-Rizq fî Dhau’ al-Kitâb wa as-
Sunnah, karya Dr. Fadhl Ilahi Zhahir, Muassasah ar-Rayyâ, 2011)
Kitâb at-Taubah wa al-Inâbah, juz IV, hal. 292. Sebagian ahli hadits menyatakan hadits
ini dha’îf karena salah satu periwayatnya (cacat). (Lihat, Al-Hafizh Adz-Dzahabi, At-
Talkhîsh, juz IV, hal. 262; ‘Aunul Ma’bûd, juz IV, hal. 267; Dha’îf as-Sunan Abî Dâwud,
Syaikh Al-Albani, hal. 149). Tetapi sanad hadits tersebut dishahihkan oleh Imam al-
Hakim (Lihat, Al-Mustadrak, juz IV, hal. 262). Dan Syaikh Ahmad Muhammad
Syakir berkata: “Sanad hadits ini shahih” (Hâmisy al-Musnad, juz IV, hal. 55).
Demikian sebagai jawaban atas apa yang dikatakan tentang salah seorang rawi
(periwayat)-nya. Wallâhu a’lamu bish-shawâb.

Contenu connexe

Tendances

Bacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBob Arrio
 
Pintu pintu pahaladanpenghapusdosa
Pintu pintu pahaladanpenghapusdosaPintu pintu pahaladanpenghapusdosa
Pintu pintu pahaladanpenghapusdosaHelmon Chan
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahSakinah Saptu
 
Jangan kau buat allah cemburu
Jangan kau buat allah cemburuJangan kau buat allah cemburu
Jangan kau buat allah cemburuErman Hidayat
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranRidlo Abelian
 
مقلة العلوم القرآن
مقلة العلوم القرآنمقلة العلوم القرآن
مقلة العلوم القرآننور الرضية
 
01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyu01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyuArifuddin Ali.
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMuhsin Hariyanto
 
Kitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninya
Kitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninyaKitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninya
Kitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninyaSeptian Muna Barakati
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 

Tendances (17)

Bacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyah
 
Pintu pintu pahaladanpenghapusdosa
Pintu pintu pahaladanpenghapusdosaPintu pintu pahaladanpenghapusdosa
Pintu pintu pahaladanpenghapusdosa
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
 
Jangan kau buat allah cemburu
Jangan kau buat allah cemburuJangan kau buat allah cemburu
Jangan kau buat allah cemburu
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
 
Ulumul qur'an ii
Ulumul qur'an iiUlumul qur'an ii
Ulumul qur'an ii
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
مقلة العلوم القرآن
مقلة العلوم القرآنمقلة العلوم القرآن
مقلة العلوم القرآن
 
01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyu01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyu
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Kitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninya
Kitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninyaKitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninya
Kitab bentuk kenikmatan surga dan penghuninya
 
Tatacara Shalat
Tatacara ShalatTatacara Shalat
Tatacara Shalat
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
 
Istighfar
IstighfarIstighfar
Istighfar
 
Zikir Munajat
Zikir MunajatZikir Munajat
Zikir Munajat
 
Tafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihahTafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihah
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 

En vedette

En vedette (6)

Taubat itu...
Taubat itu...Taubat itu...
Taubat itu...
 
APARF
APARFAPARF
APARF
 
Types of Companies
Types of CompaniesTypes of Companies
Types of Companies
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Campanha APARF
Campanha APARFCampanha APARF
Campanha APARF
 
Kumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arabKumpulan pidato bahasa arab
Kumpulan pidato bahasa arab
 

Similaire à Istighfar dan Taubat sebagai Kunci Rezeki

Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01jefri_rofik
 
Kajian ahad taubat sebagai tugas manusia
Kajian ahad   taubat sebagai tugas manusiaKajian ahad   taubat sebagai tugas manusia
Kajian ahad taubat sebagai tugas manusiahayatuna net
 
Bab ii siap!
Bab ii siap!Bab ii siap!
Bab ii siap!yogzz05
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfarErman Hidayat
 
vdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptx
vdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptxvdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptx
vdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptxABDULMUHAJIR2
 
Mempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimal
Mempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimalMempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimal
Mempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimalssuser37eab1
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMuhsin Hariyanto
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfarAhmad Harmoko
 
Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu.
Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu. Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu.
Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu. Rifki Aminuddin
 
3 sungai pembersih dosa
3 sungai pembersih dosa3 sungai pembersih dosa
3 sungai pembersih dosaSai Nudin
 
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaWaktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaHendri Syahrial
 
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptxKajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptxAgungWahyudi66
 
PPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptx
PPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptxPPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptx
PPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptxRatnanengsi
 
Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1Deni Mulyana
 
Istighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah ta
Istighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah taIstighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah ta
Istighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah taMuklis Khoirudin
 

Similaire à Istighfar dan Taubat sebagai Kunci Rezeki (20)

Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
Keajaibanistighfar 120913210030-phpapp01
 
One day one hadist
One day one hadistOne day one hadist
One day one hadist
 
Kajian ahad taubat sebagai tugas manusia
Kajian ahad   taubat sebagai tugas manusiaKajian ahad   taubat sebagai tugas manusia
Kajian ahad taubat sebagai tugas manusia
 
One day one hadist nov
One day one hadist novOne day one hadist nov
One day one hadist nov
 
Bab ii siap!
Bab ii siap!Bab ii siap!
Bab ii siap!
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar
 
vdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptx
vdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptxvdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptx
vdocuments.mx_tafsir-surat-al-fatihah.pptx
 
Mempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimal
Mempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimalMempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimal
Mempersiapkan diri menyambut ramadhan dengan optimal
 
Mari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekahMari kita segera bersedekah
Mari kita segera bersedekah
 
32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar32 manfaat dan keutamaan istighfar
32 manfaat dan keutamaan istighfar
 
Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu.
Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu. Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu.
Tafsir al aminuddin,Tentang wudhu.
 
3 sungai pembersih dosa
3 sungai pembersih dosa3 sungai pembersih dosa
3 sungai pembersih dosa
 
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoaWaktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
Waktu mustajab berdoa: 10 waktu mustajab untuk berdoa
 
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptxKajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
 
PPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptx
PPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptxPPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptx
PPT HADIS TARBAWI KLP 8.pptx
 
Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1
 
PINTU PAHALA DAN PENGHAPUS DOSA
PINTU PAHALA DAN PENGHAPUS DOSAPINTU PAHALA DAN PENGHAPUS DOSA
PINTU PAHALA DAN PENGHAPUS DOSA
 
Bab 2 taubat
Bab 2 taubatBab 2 taubat
Bab 2 taubat
 
Istighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah ta
Istighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah taIstighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah ta
Istighfar dan taubat adalah kunci rizki dan keberkahan dari allah ta
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 

Plus de Muhsin Hariyanto

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlMuhsin Hariyanto
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMuhsin Hariyanto
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaMuhsin Hariyanto
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramMuhsin Hariyanto
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Muhsin Hariyanto
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisMuhsin Hariyanto
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikMuhsin Hariyanto
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMuhsin Hariyanto
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMuhsin Hariyanto
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaMuhsin Hariyanto
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihMuhsin Hariyanto
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Muhsin Hariyanto
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahMuhsin Hariyanto
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMuhsin Hariyanto
 

Plus de Muhsin Hariyanto (20)

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserl
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunci
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
 
Hukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatanHukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatan
 

Dernier

Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 

Dernier (13)

Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 

Istighfar dan Taubat sebagai Kunci Rezeki

  • 1. 1 UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARASIBAZHU (Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur) Istighfâr dan Taubat sebagai Pintu Rezeki Iftitâh Setiap manusia berpotensi untuk melakukan kesalahan, dan sebaik- baik orang-orang yang (pernah) berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat. Inilah sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang berasal dari sahabatnya – Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu. – yang dikutip oleh Ibnu Majah: ُ ّ ‫ل‬ ‫ُك‬ُُ ِ‫ن‬َ‫ب‬َُُ‫م‬ َ ‫آد‬ُُ‫اء‬ َ‫ّط‬ َ ‫خ‬،ُُ‫ل‬ ْ‫ي‬ َ ‫خ‬َ‫و‬َُُ‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ّط‬َْ ‫اْل‬ُُ َ ‫ّون‬‫ل‬‫اب‬َ‫ّو‬َ‫اّتل‬. "Semua Bani Adam (manusia) pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat." (HR Ibnu Majah, Sunan ibn Mâjah, juz V, hal. 321, hadits no. 4251) Pernyataan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ini selaras dengan firman Allah: ُِ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ُُ ْ ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ث‬ُُ ْ ‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬ ‫ل‬ ‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ ‫َل‬ِ‫إ‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ْ ‫ع‬ ِ ‫ت‬َ‫م‬ ‫ل‬ ‫ي‬َُُ‫ت‬ َ ‫ّم‬ًُ‫اع‬ُ‫ا‬ ً ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ُُ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ُُ‫ل‬َ‫ج‬ َ ‫أ‬ُ ُ ً‫ّم‬ َ‫س‬ ّ ‫ّم‬ُُِ‫ت‬ ْ ‫ؤ‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ َ ‫ل‬ ‫ُك‬ُ‫ي‬ِ‫ذ‬ُُ‫ل‬ ْ ‫ض‬ َ ‫ف‬ُُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ض‬ َ ‫ف‬ُ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ُُ ْ ‫ا‬ْ‫ّو‬ َ ‫ّل‬َ‫ّو‬ َ ‫ت‬َُُ ِ ‫ّن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ُُ ‫ل‬ ‫اف‬ َ ‫خ‬ َ ‫أ‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ َُ‫اب‬ َ ‫ذ‬َ‫ع‬ُُ‫م‬ْ‫ّو‬َ‫ي‬ُُ‫ي‬ِ‫ب‬ َ ‫ك‬ “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang memunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS Hûd/11: 3) ‫ا‬َ‫م‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ ‫ل‬ ‫ة‬َ‫ّب‬ْ‫ّو‬َ‫اّتل‬ُُ َ َ‫َع‬ُُِ َ ‫اّلل‬َُُ‫ين‬ِ َ ‫َّل‬ِ‫ل‬ُُ َ ‫ّون‬ ‫ل‬ ‫ل‬َ‫م‬ ْ ‫ع‬ َ ‫ي‬َُُ‫ء‬َ‫ّو‬ ّ‫الس‬ُُ‫ة‬ َ ‫اّل‬َ‫ه‬َ ِ‫ِب‬َُُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ث‬ُُ َ ‫ّون‬‫ل‬‫ّوّب‬‫ل‬‫ت‬ َ ‫ي‬ُ‫ن‬ِ‫ّم‬ُ ُ‫يب‬ِ‫ر‬ َ ‫ق‬ُُ َ ‫ك‬ِ َ ‫َل‬ْ‫و‬ ‫ل‬ ‫أ‬ َ ‫ف‬ُُ‫ل‬‫ّوب‬‫ل‬‫ت‬ َ ‫ي‬ُُ‫ل‬ َ ‫اّلل‬ُُْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُُ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬َ‫و‬ُ‫ا‬ُ‫ل‬ َ ‫ّلل‬ُُ ً ‫يما‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُُ ً ‫يما‬ِ‫ك‬َ‫ح‬
  • 2. 2 “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan1, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS an-Nisâ’/4: 17) Oleh karena itu, jangan sampai kita menunda taubat kita, dengan memerbanyak istighfâr dan membuktikan taubat kita dengan tindakan nyata. Membuka Pintu Rezeki dengan Istighfâr dan Taubat Berkaitan dengan istighfâr dan taubat ini, banyak ulama yang menyatakan bahwa di antara sebab terpenting diturunkannya rezeki adalah istighfâr (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan). Untuk itu, pembahasan mengenai hal ini kami bagi menjadi dua pembahasan. Pertama, hakikat istighfâr dan taubat. Kedua, dalil syar’i bahwa istighfâr dan taubat termasuk miftâh ar-rizq (kunci rezeki). Pertama : Hakikat Istighfâr dan Taubat Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfâr dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan: “Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya“. Tetapi kalimat- kalimat di atas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfâr dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta. Para ulama telah menjelaskan hakikat istighfâr dan taubat. Imam Ar-Raghib al-Ashfihani menerangkan: “Dalam istilah syara’, taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna”. (Al-Mufradât Fî Gharîbil Qur’ân, hal. 76) Sementara itu Imam an-Nawawi dengan menjelaskan: “Para ulama berkata, bahwa bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya. 1 Maksudnya ialah: (1) orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu; (2) orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak dan (3) orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.
  • 3. 3 Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah. Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta maaf kepadanya. Jika berupa ghîbah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf”. (An-Nawawi, Riyâdhush Shâlihîn, hal. 41-42) Adapun istighfâr, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib al- Asfahani adalah “Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan”, berpijak pada firman Allah, ُ‫ل‬‫ت‬ ْ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ق‬ َ ‫ف‬ُ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬ َ ‫ف‬ َ ‫غ‬ “Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun“. (QS Nûh/71: 10) Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun (istighfâr) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta”. (Al-Mufradât fî Gharîil Qur’ân, dari asal kata “ghafara” hal. 362) Kedua: Istighfâr dan Taubat adalah Kunci Rezeki Beberapa nash (teks) al-Qur’an dan al-Hadits menunjukkan bahwa istighfâr dan taubat termasuk sebab-sebab rezeki dengan karunia Allah Ta’ala. Di bawah ini kami tulis beberapa nash dimaksud : Pertama, Apa yang disebutkan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ tentang Nuh alaihis salâm yang berkata kepada kaumnya. ُ‫ل‬‫ت‬ ْ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ق‬ َ ‫ف‬ُ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬ َ ‫ف‬ َ ‫غ‬(٠١) ُُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ ُ ْ ‫د‬ ِ ‫ّم‬‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬(٠٠) ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ْ ‫د‬ِ‫د‬ْ‫م‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ‫ال‬َ‫ّو‬ ْ ‫م‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬َُُ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ّب‬َ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ ‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ َ ‫ّل‬ُُ‫ات‬ َ ‫ن‬َ‫ج‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ ‫َي‬َ‫و‬ُ ُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ َ ‫ّل‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ه‬ ْ ‫ّن‬ َ ‫أ‬(٠١) “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu
  • 4. 4 dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai“. (QS Nûh/71: 10-12) Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut ini dengan istighfâr: 1. Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firman-Nya: ...ُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬ َ ‫ف‬ َ ‫غ‬ “Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun…“ (QS Nûh/71: 10) 2. Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas radhiyallâhu ‘anhumâ berkata “midrârâ” adalah (hujan) yang turun dengan deras. (Shahîh al-Bukhâriy, Kitâb at-Tafsîr, Sûrat Nûh, juz VI, hal. 199) 3. Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak. Dalam menafsirkan ayat “wayumdid kum biamwâlin wabanîna” Atha’ berkata: “Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian”. (Tafsîr al- Baghâwi, juz IV, hal. 398. Lihat pula, Tafsîr al-Khâzin, juz VII, hal. 154) 4. Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun. (QS Nûh/71: 12) ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ ‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ َ ‫ّل‬ُُ‫ات‬ َ ‫ن‬َ‫ج‬ 5. Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai. (QS Nûh/71: 12) ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ ‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ َ ‫ّل‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ه‬ ْ ‫ّن‬ َ ‫أ‬ Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya, Al-Jâmi’ li Ahkâm Qurân, menyatakan: “Dalam ayat ini, juga yang disebutkan dalam QS Hûd/71: 3 ُِ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ُُ ْ ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ث‬ُُ ْ ‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬ ‫ل‬ ‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ ‫َل‬ِ‫إ‬... “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya‘..” adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfâr merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rezeki dan hujan”. (Tafsîr al-Qurthubi (Al-Jâmi’ li Ahkâm Qurân), juz XVIII, hal. 302. Lihat pula, As-Suyuthi, Al-Iklîl fî Istinbâth at-Tanzîl, hal. 274 dan Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, juz V, hal. 417)
  • 5. 5 Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : “Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa menaatiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rezeki kalian, menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak- anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam- macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu (untuk kalian)”. (Tafsîr Ibnu Katsîr, juz IV, hal. 449) Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab radhiyallâhu ‘anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat- ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Subhânahu Wa Ta’âla. Mutharif meriwayatkan dari asy-Sya’bi: “Bahwasanya Umar radhiyallâhu ‘anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfâr (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, ‘Aku tidak mendengar Anda memohon hujan’. Maka ia menjawab, ‘Aku memohon diturunkannya hujan dengan majâdih2, langit yang dengannya diharapkan bakal turun hujan. Lalu beliau membaca ayat. ...‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬ َ ‫ف‬ َ ‫غ‬ُ(٠١ُ )ُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬ ْ ‫د‬ ِ ‫ّم‬(٠٠) “…mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat“. (QS Nûh/71: 10-11). (‘Alâ ad-Dîn ‘Ali ibn Ibrâhîm al-Baghdâdiy, Tafsir al- Khâzin, juz IV, hal. 345) Imam al-Hasan al-Bashri juga menganjurkan istighfâr (memohon ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-kebun. Imam al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia berkata : “Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan al-Bashri tentang 2 Majâdih bentuk tunggalnya adalah majdah yakni salah satu jenis bintang yang menurut bangsa Arab merupakan bintang (yang jika muncul) menunjukkan hujan akan turun. Maka Umar radhiyallâhu ‘anhu menjadikan istighfâr sama dengan bintang-bintang tersebut, suatu bentuk komunikasi melalui apa yang mereka ketahui. Dan sebelumnya mereka memang menganggap bahwa adanya bintang tersebut pertanda akan turun hujan, dan bukan berarti Umar berpendapat bahwa turunnya hujan karena bintang-bintang tersebut. (Bandingkan: HR Al-Baihaqi, Sunan al-Kubrâ, juz III, hal. 351, hadits no. 6653)
  • 6. 6 kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!. Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya, ‘Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau mengatakan kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!. Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, ‘Ber-istighfâr-lah kepada Allah!”. Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan : “Maka Ar-Rabi’ bin Shabih berkata kepadanya, ‘Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk ber-istighfâr‘. (Tafsîr al-Khâzin, juz VII, hal. 154. Lihat pula, Rûh al-Ma’ânî, juz XXIX, hal. 73). Maka Al-Hasan al- Bashri menjawab, ‘Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam QS Nuh, ...‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬ُُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬ُُ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ُ‫ا‬ً‫ار‬ َ ‫ف‬ َ ‫غ‬(٠١) ُُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬ ْ ‫د‬ ِ ‫ّم‬(٠٠ُ ) ُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ْ ‫د‬ِ‫د‬ْ‫م‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ‫ال‬َ‫ّو‬ ْ ‫م‬ َ ‫أ‬ِ‫ب‬َُُ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ّب‬َ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ ‫َي‬َ‫و‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ َ ‫ّل‬ُُ‫ات‬ َ ‫ن‬َ‫ج‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ ْ َ ‫َي‬َ‫و‬ُ ُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ َ ‫ّل‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ه‬ ْ ‫ّن‬ َ ‫أ‬(٠١) “…mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai“. (QS Nûh, 71: 10-12). (Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurâan, juz XVIII, hal. 302-303. Lihat pula Ibnu ‘Athiyyah, Al-Muharrar al-Wajîz, juz XVI, hal. 123) Kedua, Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan tentang seruan Hud ‘Alaihis Shalâtu was Salam kepada kaumnya agar ber-istighfâr. ‫ا‬َ‫ي‬َ‫و‬ُُِ‫م‬ْ‫ّو‬ َ ‫ق‬ُُ ْ ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ث‬ُُ ْ ‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬ ‫ل‬ ‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ ‫َل‬ِ‫إ‬ُُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬ ْ ‫د‬ ِ ‫ّم‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ْ ‫د‬ِ‫ز‬َ‫ي‬َ‫و‬ُُ ً ‫ة‬َ‫ّو‬ ‫ل‬ ‫ق‬ُُ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ِ‫ت‬َ‫ّو‬ ‫ل‬ ‫ق‬ُُ َ ‫ل‬َ‫و‬ُُ ْ ‫ا‬ْ‫ّو‬ َ ‫ّل‬َ‫ّو‬َ‫ت‬ َ ‫ت‬َُُ‫ي‬ِ‫ّم‬ِ‫ر‬ ْ ‫ل‬ ‫ُم‬ “Dan (Hud berkata), Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa“. (QS Hûd/11: 52) Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan: “Kemudian Hud ‘alaihis salâm memerintahkan kaumnya untuk
  • 7. 7 ber-istighfâr yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rezekinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman, ُِ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫ر‬‫ل‬‫ي‬ُ‫اء‬َ‫م‬ َ‫الس‬ُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ر‬ ْ ‫د‬ ِ ‫ّم‬ “Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu.“ (QS Nûh/71: 11. Lihat: Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, juz II, hal. 492. Lihat pula, Al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubiy (Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qurân), juz IX, hal. 51) Ketiga, Ayat lain adalah firman Allah, ُِ‫ن‬ َ ‫أ‬َ‫و‬ُُ ْ ‫وا‬‫ل‬‫ر‬ِ‫ف‬ ْ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬َ‫ّب‬َ‫ر‬َُُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ث‬ُُ ْ ‫ّوا‬‫ل‬‫ّوّب‬ ‫ل‬ ‫ت‬ُُِ‫ه‬ْ َ ‫َل‬ِ‫إ‬ُُ ِ ‫ت‬َ‫م‬ ‫ل‬ ‫ي‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ْ ‫ع‬ًُُ‫اع‬َ‫ت‬ َ ‫ّم‬ُ‫ا‬ ً ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ُُ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ُُ‫ل‬َ‫ج‬ َ ‫أ‬ُ ُ ً‫ّم‬ َ‫س‬ ّ ‫ّم‬ُُِ‫ت‬ ْ ‫ؤ‬‫ل‬‫ي‬َ‫و‬ُُ َ ‫ل‬ ‫ُك‬ُ‫ي‬ِ‫ذ‬ُُ‫ل‬ ْ ‫ض‬ َ ‫ف‬ُُ ‫ل‬ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ض‬ َ ‫ف‬ُ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ُُ ْ ‫ا‬ْ‫ّو‬ َ ‫ّل‬َ‫ّو‬ َ ‫ت‬َُُ ِ ‫ّن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬ُُ ‫ل‬ ‫اف‬ َ ‫خ‬ َ ‫أ‬ُُْ‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ُ َُ‫اب‬ َ ‫ذ‬َ‫ع‬ُُ‫م‬ْ‫ّو‬َ‫ي‬ُُ‫ي‬ِ‫ب‬ َ ‫ك‬ “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat“. (QS Hûd/11: 3) Pada ayat di atas terdapat janji-janji dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang ber- istighfâr dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya, َُ‫م‬ ‫ل‬ ‫ي‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ْ ‫ع‬ ِ ‫ت‬ًُُ‫اع‬َ‫ت‬ َ ‫ّم‬ُ‫ا‬ ً ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ُ “Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu.“ (QS Hûd/11: 3) Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallâhu ‘anhumâ adalah. “Ia akan menganugerahi rezeki dan kelapangan kepada kalian.” (Ibn al-Jauzi, Zâd al-Masîr, juz IV, hal. 75) Sedangkan Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan: “Inilah buah istighfâr dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rezeki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya
  • 8. 8 terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian.” (Tafsîr al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabari, juz XV, hal. 229-230, Al- Baghawi, Tafsîr al-Baghawi. Juz IV, hal. 373, Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, juz II, hal. 695 dan Tafsîr al-Qâsimî (Mahâsin at-Ta’wîl), juz IX, hal. 63) Dan janji Tuhan Yang Mahamulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy- Syinqithi berkata : “Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber- istighfâr dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfâr dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang ditetapkan”. (Adhwâ’ al- Bayân, juz III, hal. 9) Keempat, Dalil lain bahwa istighfâr dan taubat adalah di antara kunci-kunci rezeki yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas radhiyallâhu ‘anhumâ ia berkata, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ُْ‫ن‬َ‫ّم‬َُُ َ ‫ث‬ ْ ‫ك‬ َ ‫أ‬َُُ‫ن‬ِ‫ّم‬ُُِ‫ار‬ َ ‫ف‬ ْ ‫غ‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ِ‫ل‬‫ا‬ُُ َ ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ُُ‫ل‬ َ ‫اّلل‬ُُ‫ل‬ َ ‫ل‬ُُْ‫ن‬ِ‫ّم‬ُُ ِ ‫ل‬ ‫ُك‬ُُّ‫م‬ َ ‫ه‬ُ‫ا‬ً‫ج‬َ‫ر‬ َ ‫ف‬ُ،ُُْ‫ن‬ِ‫ّم‬َ‫و‬ُُ ِ ‫ل‬ ‫ُك‬ُ ُ‫يق‬ ِ‫ض‬ُ‫ا‬ً‫ج‬َ‫ر‬ ْ َ ‫َم‬ُ،ُُ‫ل‬‫ز‬ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫و‬ُ ‫ل‬ ‫ه‬ ْ ‫ق‬ُُْ‫ن‬ِ‫ّم‬ُُ ‫ل‬ ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ُُ َ ‫ل‬ُُ‫ل‬‫ب‬ ِ‫س‬ َ ‫ت‬ ْ َ ‫َي‬.ُ “Barangsiapa memerbanyak istighfâr (mohon ampun kepada Allah3 niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka4.)“ (HR an-Nasa-i dari Abdullah bin Abbas, Sunan an-Nasâi, juz IX, hal. 171, hadits no. 10217) 3 “Barangsiapa menetapi -- dalam riwayat lain -- tidak meninggalkan istighfar“. Lihat, Sunan Abî Dâuwd, juz IV, hal. 267, Sunan ibn Mâjah, juz II, hal. 339. Dan maknanya, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abu ath-Thayyib al-Azhim Abadi, yaitu: saat terjadinya maksiat atau adanya ujian atau ada orang yang penyakitnya terus menerus, maka sungguh dalam setiap nafas ia membutuhkan kepadanya (istighfar dan taubat). Karena itu Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beruntunglah orang yang mendapati dalam shahifah (catatan amalnya) istighfar yang banyak“. (Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin Busr, Sunan ibn Mâjah, juz V, hal. 721, hadits no. 3818, dengan sanad hasan shahih). (Lihat juga Al-Mubarakfuri, ‘Aunul Ma’bûd, juz IV, hal. 381) 4 Al-Musnad, juz IV, hal. 55-56, hadits no. 2234, dan lafazh tersebut adalah redaksi miliknya; Sunan Abî Dâwud, Abwâbu Qiyâm al-Lail, Tafîi’ Abwâb al-Witr, Bâb fî al-Istighfâr, juz IV, hal. 267, hadits no. 1515,; Kitâb as-Sunan al-Kubrâ, Kitâb al-‘Amal al-Yaum wa al-Lailah, juz VI, hal. 118, hadits no 10290/2; Sunan Ibni Mâjah, Abwâb al- Adab, Bâb al-Istighfâr, juz II, hal. 339, hadits no. 3864; Al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhain,
  • 9. 9 Dalam hadits yang mulia ini, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu, shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memerbanyak istighfâr. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rezeki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terbetik dalam hatinya. Khâtimah Setelah kita kaji makna Istighfâr dan Taubat, kita bisa memahami bahwa Allah menjamin untuk membukakan pintu rezeki bagi siapa pun yang mau beristighfâr dan bertaubat. Untuk itu, kepada orang yang mengharapkan rezeki hendaklah dia bersegera untuk memerbanyak istighfâr (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada! Sekali lagi hendaknya waspada dari kemungkinan beristighfâr hanya sebatas ucapan lisan tanpa perbuatan. Sebab yang demikian itu, kata para ulama, adalah pekerjaan para pendusta. Dan segeralah bertaubat dengan taubatan nasûhâ. Ibda’ bi nafsik! Yogyakarta, 29 Juni 2016 (Dikutip dan diselaraskan dari buku Mafâtîh ar-Rizq fî Dhau’ al-Kitâb wa as- Sunnah, karya Dr. Fadhl Ilahi Zhahir, Muassasah ar-Rayyâ, 2011) Kitâb at-Taubah wa al-Inâbah, juz IV, hal. 292. Sebagian ahli hadits menyatakan hadits ini dha’îf karena salah satu periwayatnya (cacat). (Lihat, Al-Hafizh Adz-Dzahabi, At- Talkhîsh, juz IV, hal. 262; ‘Aunul Ma’bûd, juz IV, hal. 267; Dha’îf as-Sunan Abî Dâwud, Syaikh Al-Albani, hal. 149). Tetapi sanad hadits tersebut dishahihkan oleh Imam al- Hakim (Lihat, Al-Mustadrak, juz IV, hal. 262). Dan Syaikh Ahmad Muhammad Syakir berkata: “Sanad hadits ini shahih” (Hâmisy al-Musnad, juz IV, hal. 55). Demikian sebagai jawaban atas apa yang dikatakan tentang salah seorang rawi (periwayat)-nya. Wallâhu a’lamu bish-shawâb.