SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
MAKALAH AKAD SALAM



 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah

                        “Akuntansi Syariah”




                 Disusun oleh kelompok IV(EKIS-A-V) :



                         Muhamad Arif

                            081400120



                  Retno Octaviani Sukirman

                            081400121




  FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN “SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
             TAHUN AKADEMIK 2010-2011

                                  1
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Warahmatulllahi Wabarakatuh

       Alhamdulillahirrabil ‘Alamin merupakan kata yang patut terucap dengan selesainya
tugas Makalah Akuntansi Syari’ah Di Indonesia ini, ,oleh karena dengan izin-Nya – Allah
SWT Pemilik dn Pengatur seluruh Alam, begitu banyak nikmat yang telah di berikan kepada
kami selaku penyusun, sehinggga kami mampu bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Selawat serta Salam juga tidak lupa kami ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa kita selaku umatnya agar selalu menegakkan Akhlaqul Karimah, dmulai
dari kita hidup di dunia ini sampai di akhirat nanti.

       Insya Allah Makalah Akuntansi Syari’ah Di Indonesia yang berjudul Akad Salam ini
akan memberikan manfaat untuk meningkatkan pemahaman mngenai akuntansi syari’ah yang
berlau di Indonesia.

       Tidak lupa juga kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak/Ibu Dosen Pengajar pada Mata Kuliah Akuntansi Syari’ah Di Indonesia di Fakultas
Syari’ah Dan Ekonomi Islam IAIN “SMH” Banten yang telah mampu memberikan kritik
dan saran membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

       Terakhir kami selaku penyusun akan sangat terbuka jika para pembaca dapat
memberikan saran dan kritik atas makalah ini, karena makalah ini sejujurnya jauh dari
kesempurnaan.

Wa’alaikumsalam Warahmatulllahi Wabarakatuh



                                                                Serang, 24 Maret 2011




                                                                      Penyusun




                                                2
BAB I
                                   PENDAHULUAN

        Merupakan kehendak Allah, bahwa manusia diciptakan dalam bingkisan social,
dimana manusia dituntut untuk berinterakasi (bermasyarakat, tolong meneolong, dll). Oleh
karenanya, manusia harus menyadari akan keterlibatan orang lain dalam suatu kehidupan ini,
yaitu saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama-sama, dan mencapai
tujuan hidup yang lebih maju.

        Ajaran Islam yang dibawa Muhammad ini memiliki sisi keunikan tersendiri, dimana
didalam ajaran tersebut tidak hanya bersifat komprehensif, tapi juga bersifat
universal.Komprehensip berarti mencakup seluruh aspek kehidupan, baik ritual, ataupun
social (hubungan antara sesamam makhluk).Sedangkan Universal bisa diterapkan kapan saja,
hingga hari akhir.

        Landasan ajaram Islam Al-Qur’an dan Al-Hadits memiliki daya jangkau dan daya
atur, yang secara universal dapat dilihat dari sisi teksnya yang selalu pas untuk
diimplementasikan dalam wacana kehidupan actual, misalnya daya jangkau dan daya atur
dalam masalah perekonomian. Dalam hal ini ekonomi maupun bidang-bidang ilmu lainnya
tidak luput dalam kajian Islam, yang bertujuan untuk menuntun manusia agar selalu tetap
berada dijalan Allah, jalan kebenaran dan keselamatan.

Aspek perekonomian merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana posisi ini
menentukan akan kesejahteraan manusia semuanya. Seiring dengan perjalana sang wasktu
dan pertumbuhan masyarakat, serta kemajuan IPTEK (illmu pengetahuan dan tekhnologi),
maka dalam hal ini mengarah pada suatu titik, yaitu membentuk dan mewujudkan perubahan
terhadap pola kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali dalam bidang ekonomi, yaitu
tentang suatu perdagangan.

        Transaksi salam, sebagaimana model transaksi jual beli lainnya telah ada, bahkan
sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sebagai bentuk transaksi yang ada sejak lama dan
praktekkan dalam masyarakat luas. Dalam transaksi ini terlampir seperangkat aturan yang
tercantum dalam Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijma’ para Ulama’.Akan tetapi dengan adanya
berkembangnya kemajuan zaman, yang ditandai dengan majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi, membawa manusia pada perubahan secara signifikan.Contoh kecil, perkembangan
teknologi elektronik yang berlangsung sangat pesat akhir-akhir ini, telah mempengaruhi
hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, bagaimana tidak, kalo adanya digunakan
sebagai alat transaksi bisnis jarak jauh (E-Commerce / non face), yang hanya melakukan
pertukaran data.




                                            3
BAB II
                                         PEMBAHASAN
   A. Pengertian


       Menurut bahasa salam berasal dari kata “as salaf” yang berarti pendahuluan karena
       pemesan barang menyerahkan uangnya di muka. Menurut terminology para fuqaha
       menamainya Al mahawi ‘ij (barang-barang mendesak) karena ia merupakan sejenis
       jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjual belikan tidak ada
       di tempat. Di lihat dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut
       dikemudian hari sementara penjual sangat membutuhkan uang tersebut.

       Sedangkan definisi akad salam yaitu akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)
       dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya
       dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-
       syarat tertentu.

       Karateristik akad salam yaitu :

  •   harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan aset yang
      dipesan sudah ditentukan dan disepakati ketika akad terjadi.

  •   Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah
      selama jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan
      yang telah disepakati sebelumnya, maka pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih
      apakah transaksi dilanjutkan atau dibatalkan.

  •   Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau
      manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam
      bentuk pembebasan hutang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.

  •   Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih
      dahulu untuk memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barangnya, barang
      yang dipesan memiliki spesifikasi khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian
      dari penjual. Transaksi salam diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang
      kepada pembeli.


Akad salam terbagi atas dua yaitu :

       1) Salam, merupakan transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum
           ada ketika transaksi dilakukan, pembeli melakukan pembayaran dimuka
           sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.



                                             4
2) Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’ salam yaitu antara
        pemesan dan penjual dan antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak
        ketiga lainnya secara simultan. Beberapa ulama kontemporer melarang transaksi
        salam paralel terutama jika perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan
        secara terus menerus. Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam
        dibolehkan asalkan eksekusi kontrak salam kedua tidak tergantung pada eksekusi
        kontrak yang pertama.


    Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:

        akad antara lembaga keuangan syariah (pembeli) dan produsen (penjual)
         terpisah dari akad antara lembaga keuangan syariah (penjual) dan pembeli
         akhir; dan

        kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq).


B. Dasar Hukum Akad Salam

•   Al Qur’an

     “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan benar ....” (QS
2:282)

    ”Hai orang orang yang beriman penuhilah akad akad itu...” (QS 5:1)

•   Al Hadits

    “Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang
jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR.Bukhari
Muslim).

  Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan
untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)

C. Rukun dan ketentuan Akad Salam


    Rukun salam ada tiga yaitu :


•   Pelaku (pembeli dan penjual)

•   Obyek akad (barang yang akan diserahkan dan modal salam yang berbentuk harga),

•   Ijab kabul

                                          5
Ketentuan Akad Syariah,yaitu :

    1. Pelaku

           a. ada penjual dan pembeli

           b. Cakap hukum (Berakal dan dapat membedakan),

    2. Obyek akad

•   modal salam :

       –   modal harus diketahui jenis dan jumlahnya

       –   Berbentuk uang tunai. Para ulama berbeda pendapat masalah bolehnya
           pembayaran dalam bentuk aset perdagangan. Beberapa ulama menganggapnya
           boleh.

       –   Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak boleh utang atau
           merupakan pelunasan utang. Hal ini adalah untuk mencegah praktek riba
           melalui mekanisme salam.


•   Barang Salam:

       –   Barang tersebut harus dapat dibedakan/ diidentifikasi mempunyai spesifikasi
           dan karakteristik yang jelas seperti kualitas, jenis, ukuran dan lain sebagainya
           sehingga tidak ada gharar.

       –   Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi /ditakar/ ditimbang.

       –   Waktu penyerahan barang harus jelas, tidak harus tanggal tertentu boleh juga
           dalam kurun waktu tertentu. Hal tersebut diperlukan untuk mencegah gharar
           atau ketidakpastiahan yaitu harus ada pada waktu yang ditentukan.

       –   Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu yang
           ditentukan

       –   Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan, akad
           menjadi fasakh/rusak dan pembeli dapat memilih apakah menunggu sampai
           dengan barang yang dipesan tersedia atau membatalkan akad sehingga penjual
           harus mengembalikan dana yang telah diterima

       –   Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati
           dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk
           menerima atau menolak. Kalau pilihannya menolak maka si penjual memiliki
           utang yang dapat diselesaikan dengan pengembalian dana atau menyerahkan
           produk yang sesuai dengan akad.

                                          6
–   Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual
           tidak boleh meminta tambahan pembayaran dan hal ini dianggap sebagai
           pelayanan kepuasan pelanggan

       –   Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, pembeli boleh memilih
           menolaknya atau menerima. Apabila pembeli menerima maka pembeli tidak
           boleh meminta kembali sebagian uangnya atau (diskon),

       –   Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan disetujui oleh kedua pihak
           dan dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan
           tidak boleh mwnuntut penambahan harga.

       –   Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum barang tersebut diterima
           tidak dibolehkan secara syari’ah.

       –   Penggantian barang yang dipesan dengan barang lain. Para ulama melarang
           penggantian barang yang dipesan dengan barang lainnya. Bila barang tersebut
           diganti dengan barang yang memiliki spesifikasi dan kualitas yang sama,
           meskipun sumbernya berbeda, para ulama membolehkannya,

       –   Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah. Namun
           sebaiknya dijelaskan dalam akad, apabila tidak disebutkan maka harus dikirim
           ke tempat yang menjadi kebiasaan.




D. Berakhirnya Akad Salam


    Hal-hal yang dapat membatalkan kontrak adalah :

•   Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan

•   Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad,

•   Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah dan pembeli membatalkan.

•   Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi pembeli menerimanya.

•   Barang diterima.




                                         7
Apabila barang yang dikirim tidak sesuai kualitasnya dan pembeli memilih untuk
    membatalkan akad, maka pembeli berhak atas pengembalian modal salam yang sudah
    diserahkannya. Pembatalan dimungkinkan untuk keseluruhan barang pesanan, yang
    mengakibatkan pengambilan semua modal salam yang telah dibayarkan. Dapat juga
    berupa pembatalan sebagian penyerahan barang pesanan dengan pengembalian
    sebagian modal salam.


E. Perlakuan Akuntansi


    Akuntansi untuk pembeli


•   Pengakuan piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
    dialihkan kepada penjual.


•   Modal salam dalam bentuk kas (sejumlah yg dibayarkan)

         Dr. Piutang Salam                                         xxx

            Cr. Kas                                                                 xxx


•   Jika modal salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara
    nilai wajar dan nilai tercatat aset nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan
    atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut.


       - Pencatatan apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat:

        Dr. Piutang Salam                                          xxx

        Dr. Kerugian                                               xxx

              Cr. Aktiva Non Kas                                                    xxx


       - Pencatatan apabila nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat:

        Dr. Piutang Salam                                          xxx

        Cr. Aktiva Non Kas                                         xxx

              Cr. Keuntungan                                                        xxx




                                            8
•   Penerimaan Barang Pesanan

       a. jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai

         nilai yang disepakati;


          Dr. Aset Salam                                        xxx

               Cr. Piutang Salam                                               xxx

       b. jika barang pesanan berbeda kualitasnya

        (i) nilai wajar barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari
    nilai yang tercantum dalam akad; maka barang pesanan yang diterima diukur dengan
    nilai akad.

           Dr. Aset Salam (diukur pada nilai akad)               xxx

              Cr. Piutang Salam                                                xxx

       (ii) nilai wajar dari barang pesanan yang diterima lebih rendah dari nilai yang
    tercantum dalam akad; maka barang pesanan yang diterima diukur dengan nilai wajar
    pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian.

           Dr. Aset Salam (diukur pada nilai akad)               xxx

           Dr. Kerugian Salam                                    xxx

               Cr. Piutang Salam                                               xxx


•   jika pembeli menolak sebagian atau seluruh barang pesanan, maka:

    (i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar
    bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad; jurnal:

      Dr. Aset Salam (sebesar jumlah yang diterima)             xxx

          Cr. Piutang Salam                                                  xxx

    (ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah
    menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat
    dipenuhi; jurnal:

       Dr. Aset Lain-Lain – Piutang                             xxx

               Cr. Piutang Salam                                               xxx

    (iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai
    jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari

                                          9
nilai piutang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil
    penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual.

       Dr. Kas                                                    xxx

       Dr. Aset lain – Piutang pada Penjual                       xxx

          Cr. Piutang Salam                                                     xxx

•   jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka
    selisihnya menjadi hak penjual

       Dr. Kas                                              xxx

          Cr. Utang Penjual                                                     xxx

          Cr. Piutang Salam                                                     xxx



•   Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli diakui sebagai bagian dana
    kebajikan.


        Dr. Dana kebajikan - Kas                                   xxx

            Cr. Dana Kebajikan – pendapatan denda                               xxx

•   Denda hanya boleh dikenakan kepada penjual yang mampu menyelesaikan
    kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya.

•   Hal ini tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya
    karena force majeur.

•   Penyajian

    a. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam.

    b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi
    kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piutang salam.

c. Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya
   perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat
   direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

•   Pengungkapan, pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:

    a. besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai
    secara bersama-sama dengan pihak lain;

    b. jenis dan kuantitas barang pesanan; dan
                                           10
c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK N0. 101 tentang Penyajian Laporan
    Keuangan Syari’ah.


    Akuntansi untuk penjual


•   Pengakuan Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam

•   Pengukuran kewajiban salam sebesar jumlah yang diterima.

•   Jika modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima:

       Dr. Kas                                            xxx

           Cr. Utang Salam                                              xxx


•    Jika modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar

       Dr. Aset Non Kas (diukur pada nilai wajar)         xxx

          Cr. Utang Salam                                               xxx


•   Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan
    barang kepada pembeli.

          Dr. Utang Salam                             xxx

              Cr. Penjualan                                          xxx

•   Dalam transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli dan
    biaya perolehan barang pesanan diakui keuntung an/kerugian pada saat penyerahan
    barang pesanan oleh penjual.

      - Pencatatan ketika membeli persediaan:

          Dr. Aset Salam                              xxx

              Cr. Kas                                                xxx

        - Pencatatan penyerahan persediaan bila jumlah yang dibayar oleh pembeli lebih
    kecil dari biaya perolehan barang.

         Dr. Utang Salam                              xxx

         Dr. Kerugian Salam                           xxx

             Cr. Aset Salam                                          xxx

                                        11
- Pencatatan penyerahan persediaan bila jumlah yang dibayar oleh pembeli lebih
    besar dari biaya perolehan barang

          Dr. Utang Salam                            xxx

            Cr. Aset Salam                                         xxx

             Cr. Keuntungan Salam                                  xxx


•   Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi
    salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat
    direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
    perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

•   Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban
    salam.

•   Pengungkapan, penjual dalam transaksi salam:

    a.piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan
    istimewa;

    b. jenis dan kuantitas barang pesanan; dan

    c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK N0. 101 tentang Penyajian Laporan
    Keuangan Syari’ah.




                                          12
BAB III

                                  KESIMPULAN

1. Transaksi salam adalah transaksi pesanan dengan melibatkan penjual dan sipembeli,
   dengan membayar uang dimuka dan barangnya diserahkan dikemudian hari
2. Transaksi memesan barang secara online non face atau maya world, dengan cara
   menular data, dengan menampakkan keperluan, kejelasan barang, baik berupa tulisan
   atau gambar
3. Ketika bentuk barang sudah jelas, dengan menampakkan keseluruhan barang,
   walaupun tidak secara langsung, akan tetapi, dengan tidak adanya niat saling
   merugikan, hanya sebatas bisnis, agar saling menguntungkan dan memuaskan.
4. Akad Salam merupakan akad jual beli dengan uang muka dan pengiriman di
   belakang. Walaupun barang baru diserahkan di kemudian hari namun, harga
   spesifikasi karakteristik, kualitas, kuantitasdan waktu penyerahannyasudah di
   tentukan ketika akad terjadi, sehingga tidak ada gharar. Hal inilah yang membedakan
   salam dengan transaksi ijon.
5. Salam meupakan transaksi yang di izinkan oleh syari’ah islam sesuai dengan
   tuntjunan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta harus mengikuti rukun dan ketentuan yang
   di gariskan.




                                       13
DAFTAR PUSTAKA

 Nurhayati, Sri, Akuntansi Syari’ah Di Indonesia, Edisi 2 Revisi, (Jakarta :
   Salemba Empat, 2011, 2009, 2008)
 Ibn Abidin¸ Ad-Dar Al-Muhtar, Hasan, Ali ,Berbagai Macam Transaksi
   Dalam Islam
 Basyit, Ahmad Azhar, Asas-asas Hukum Mu’amalah. (Yogyakarta : UII
   pres,1990)




                                  14

Contenu connexe

Tendances

Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam IslamFiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam IslamHaristian Sahroni Putra
 
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Anto Apriyanto, M.E.I.
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Neyna Fazadiq
 
Mekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi Islam
Mekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi IslamMekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi Islam
Mekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi IslamEris Hariyanto
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusimas karebet
 
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islamPpt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islamppt education
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahPT. TERSERAH ANDA
 
Laporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesionalLaporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesionalArif Arif
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 

Tendances (20)

Makalah qardh al hasan
Makalah qardh al hasanMakalah qardh al hasan
Makalah qardh al hasan
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam IslamFiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
 
Presentasi ijarah
Presentasi ijarahPresentasi ijarah
Presentasi ijarah
 
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
 
Mekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi Islam
Mekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi IslamMekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi Islam
Mekanisme Pasar Dalam Islam - Ekonomi Islam
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
 
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islamPpt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
Ppt presentasi ekonomi islam pengertian harta dalam islam
 
Fiqh - Muamalah
Fiqh - MuamalahFiqh - Muamalah
Fiqh - Muamalah
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariah
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Laporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesionalLaporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesional
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Ppt jual beli
Ppt jual beliPpt jual beli
Ppt jual beli
 

Similaire à Kel.4 salam

Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)AliRomay
 
FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)
FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)
FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)Marlinn Marlinn
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahBernard Anjas
 
Makalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih MuamalatMakalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih MuamalatDianaZn
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literatur
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literaturDigital 126691 6115-analisis perbedaan-literatur
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literaturaalmutawali
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMiftah Iqtishoduna
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariahasksalman
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamMiftah Iqtishoduna
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...nishannisa
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxZukét Printing
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfZukét Printing
 
SISTEM MUAMALAH ISLAM.pptx
SISTEM MUAMALAH ISLAM.pptxSISTEM MUAMALAH ISLAM.pptx
SISTEM MUAMALAH ISLAM.pptxNedQilla
 

Similaire à Kel.4 salam (20)

Salam
SalamSalam
Salam
 
Mu'amalah xi
Mu'amalah xiMu'amalah xi
Mu'amalah xi
 
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
 
Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)
FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)
FIQH MUAMALAH (Asuransi,perbankan,sharf,salam,suf'ah)
 
Akad Ba'i Salam
Akad Ba'i SalamAkad Ba'i Salam
Akad Ba'i Salam
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
Makalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih MuamalatMakalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih Muamalat
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literatur
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literaturDigital 126691 6115-analisis perbedaan-literatur
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literatur
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
 
Bab xviii memahami uang dan perbankan
Bab xviii memahami uang dan perbankanBab xviii memahami uang dan perbankan
Bab xviii memahami uang dan perbankan
 
PPT Akad.pptx
PPT Akad.pptxPPT Akad.pptx
PPT Akad.pptx
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
 
SISTEM MUAMALAH ISLAM.pptx
SISTEM MUAMALAH ISLAM.pptxSISTEM MUAMALAH ISLAM.pptx
SISTEM MUAMALAH ISLAM.pptx
 

Plus de Mulyanah

Kel.15 zakat
Kel.15 zakatKel.15 zakat
Kel.15 zakatMulyanah
 
Kel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahnKel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahnMulyanah
 
Kel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalahKel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalahMulyanah
 
Kel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanKel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanMulyanah
 
Kel.10 al kafalah
Kel.10 al  kafalahKel.10 al  kafalah
Kel.10 al kafalahMulyanah
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahMulyanah
 
Kel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ahKel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ahMulyanah
 
Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’Mulyanah
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarahMulyanah
 
Kel.3 murabahah
Kel.3 murabahahKel.3 murabahah
Kel.3 murabahahMulyanah
 
Kel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahKel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahMulyanah
 
Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahMulyanah
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakafMulyanah
 
Kel.14 jualah
Kel.14 jualahKel.14 jualah
Kel.14 jualahMulyanah
 

Plus de Mulyanah (15)

Kel.15 zakat
Kel.15 zakatKel.15 zakat
Kel.15 zakat
 
Kel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahnKel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahn
 
Kel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalahKel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalah
 
Kel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanKel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasan
 
Kel.10 al kafalah
Kel.10 al  kafalahKel.10 al  kafalah
Kel.10 al kafalah
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
 
Kel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ahKel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ah
 
Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’
 
Kel.7 sharf
Kel.7 sharfKel.7 sharf
Kel.7 sharf
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarah
 
Kel.3 murabahah
Kel.3 murabahahKel.3 murabahah
Kel.3 murabahah
 
Kel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahKel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokah
 
Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabah
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakaf
 
Kel.14 jualah
Kel.14 jualahKel.14 jualah
Kel.14 jualah
 

Kel.4 salam

  • 1. MAKALAH AKAD SALAM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah “Akuntansi Syariah” Disusun oleh kelompok IV(EKIS-A-V) : Muhamad Arif 081400120 Retno Octaviani Sukirman 081400121 FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM IAIN “SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN TAHUN AKADEMIK 2010-2011 1
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatulllahi Wabarakatuh Alhamdulillahirrabil ‘Alamin merupakan kata yang patut terucap dengan selesainya tugas Makalah Akuntansi Syari’ah Di Indonesia ini, ,oleh karena dengan izin-Nya – Allah SWT Pemilik dn Pengatur seluruh Alam, begitu banyak nikmat yang telah di berikan kepada kami selaku penyusun, sehinggga kami mampu bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Selawat serta Salam juga tidak lupa kami ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita selaku umatnya agar selalu menegakkan Akhlaqul Karimah, dmulai dari kita hidup di dunia ini sampai di akhirat nanti. Insya Allah Makalah Akuntansi Syari’ah Di Indonesia yang berjudul Akad Salam ini akan memberikan manfaat untuk meningkatkan pemahaman mngenai akuntansi syari’ah yang berlau di Indonesia. Tidak lupa juga kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen Pengajar pada Mata Kuliah Akuntansi Syari’ah Di Indonesia di Fakultas Syari’ah Dan Ekonomi Islam IAIN “SMH” Banten yang telah mampu memberikan kritik dan saran membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Terakhir kami selaku penyusun akan sangat terbuka jika para pembaca dapat memberikan saran dan kritik atas makalah ini, karena makalah ini sejujurnya jauh dari kesempurnaan. Wa’alaikumsalam Warahmatulllahi Wabarakatuh Serang, 24 Maret 2011 Penyusun 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN Merupakan kehendak Allah, bahwa manusia diciptakan dalam bingkisan social, dimana manusia dituntut untuk berinterakasi (bermasyarakat, tolong meneolong, dll). Oleh karenanya, manusia harus menyadari akan keterlibatan orang lain dalam suatu kehidupan ini, yaitu saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama-sama, dan mencapai tujuan hidup yang lebih maju. Ajaran Islam yang dibawa Muhammad ini memiliki sisi keunikan tersendiri, dimana didalam ajaran tersebut tidak hanya bersifat komprehensif, tapi juga bersifat universal.Komprehensip berarti mencakup seluruh aspek kehidupan, baik ritual, ataupun social (hubungan antara sesamam makhluk).Sedangkan Universal bisa diterapkan kapan saja, hingga hari akhir. Landasan ajaram Islam Al-Qur’an dan Al-Hadits memiliki daya jangkau dan daya atur, yang secara universal dapat dilihat dari sisi teksnya yang selalu pas untuk diimplementasikan dalam wacana kehidupan actual, misalnya daya jangkau dan daya atur dalam masalah perekonomian. Dalam hal ini ekonomi maupun bidang-bidang ilmu lainnya tidak luput dalam kajian Islam, yang bertujuan untuk menuntun manusia agar selalu tetap berada dijalan Allah, jalan kebenaran dan keselamatan. Aspek perekonomian merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana posisi ini menentukan akan kesejahteraan manusia semuanya. Seiring dengan perjalana sang wasktu dan pertumbuhan masyarakat, serta kemajuan IPTEK (illmu pengetahuan dan tekhnologi), maka dalam hal ini mengarah pada suatu titik, yaitu membentuk dan mewujudkan perubahan terhadap pola kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali dalam bidang ekonomi, yaitu tentang suatu perdagangan. Transaksi salam, sebagaimana model transaksi jual beli lainnya telah ada, bahkan sebelum kedatangan Nabi Muhammad, sebagai bentuk transaksi yang ada sejak lama dan praktekkan dalam masyarakat luas. Dalam transaksi ini terlampir seperangkat aturan yang tercantum dalam Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijma’ para Ulama’.Akan tetapi dengan adanya berkembangnya kemajuan zaman, yang ditandai dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, membawa manusia pada perubahan secara signifikan.Contoh kecil, perkembangan teknologi elektronik yang berlangsung sangat pesat akhir-akhir ini, telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, bagaimana tidak, kalo adanya digunakan sebagai alat transaksi bisnis jarak jauh (E-Commerce / non face), yang hanya melakukan pertukaran data. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Menurut bahasa salam berasal dari kata “as salaf” yang berarti pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka. Menurut terminology para fuqaha menamainya Al mahawi ‘ij (barang-barang mendesak) karena ia merupakan sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjual belikan tidak ada di tempat. Di lihat dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut dikemudian hari sementara penjual sangat membutuhkan uang tersebut. Sedangkan definisi akad salam yaitu akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat- syarat tertentu. Karateristik akad salam yaitu : • harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan aset yang dipesan sudah ditentukan dan disepakati ketika akad terjadi. • Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, maka pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi dilanjutkan atau dibatalkan. • Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain. • Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki spesifikasi khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli. Akad salam terbagi atas dua yaitu : 1) Salam, merupakan transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari. 4
  • 5. 2) Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’ salam yaitu antara pemesan dan penjual dan antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan. Beberapa ulama kontemporer melarang transaksi salam paralel terutama jika perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara terus menerus. Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam dibolehkan asalkan eksekusi kontrak salam kedua tidak tergantung pada eksekusi kontrak yang pertama. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:  akad antara lembaga keuangan syariah (pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari akad antara lembaga keuangan syariah (penjual) dan pembeli akhir; dan  kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq). B. Dasar Hukum Akad Salam • Al Qur’an “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan benar ....” (QS 2:282) ”Hai orang orang yang beriman penuhilah akad akad itu...” (QS 5:1) • Al Hadits “Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR.Bukhari Muslim). Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah) C. Rukun dan ketentuan Akad Salam Rukun salam ada tiga yaitu : • Pelaku (pembeli dan penjual) • Obyek akad (barang yang akan diserahkan dan modal salam yang berbentuk harga), • Ijab kabul 5
  • 6. Ketentuan Akad Syariah,yaitu : 1. Pelaku a. ada penjual dan pembeli b. Cakap hukum (Berakal dan dapat membedakan), 2. Obyek akad • modal salam : – modal harus diketahui jenis dan jumlahnya – Berbentuk uang tunai. Para ulama berbeda pendapat masalah bolehnya pembayaran dalam bentuk aset perdagangan. Beberapa ulama menganggapnya boleh. – Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak boleh utang atau merupakan pelunasan utang. Hal ini adalah untuk mencegah praktek riba melalui mekanisme salam. • Barang Salam: – Barang tersebut harus dapat dibedakan/ diidentifikasi mempunyai spesifikasi dan karakteristik yang jelas seperti kualitas, jenis, ukuran dan lain sebagainya sehingga tidak ada gharar. – Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi /ditakar/ ditimbang. – Waktu penyerahan barang harus jelas, tidak harus tanggal tertentu boleh juga dalam kurun waktu tertentu. Hal tersebut diperlukan untuk mencegah gharar atau ketidakpastiahan yaitu harus ada pada waktu yang ditentukan. – Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu yang ditentukan – Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan, akad menjadi fasakh/rusak dan pembeli dapat memilih apakah menunggu sampai dengan barang yang dipesan tersedia atau membatalkan akad sehingga penjual harus mengembalikan dana yang telah diterima – Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak. Kalau pilihannya menolak maka si penjual memiliki utang yang dapat diselesaikan dengan pengembalian dana atau menyerahkan produk yang sesuai dengan akad. 6
  • 7. Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran dan hal ini dianggap sebagai pelayanan kepuasan pelanggan – Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, pembeli boleh memilih menolaknya atau menerima. Apabila pembeli menerima maka pembeli tidak boleh meminta kembali sebagian uangnya atau (diskon), – Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan disetujui oleh kedua pihak dan dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan tidak boleh mwnuntut penambahan harga. – Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum barang tersebut diterima tidak dibolehkan secara syari’ah. – Penggantian barang yang dipesan dengan barang lain. Para ulama melarang penggantian barang yang dipesan dengan barang lainnya. Bila barang tersebut diganti dengan barang yang memiliki spesifikasi dan kualitas yang sama, meskipun sumbernya berbeda, para ulama membolehkannya, – Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah. Namun sebaiknya dijelaskan dalam akad, apabila tidak disebutkan maka harus dikirim ke tempat yang menjadi kebiasaan. D. Berakhirnya Akad Salam Hal-hal yang dapat membatalkan kontrak adalah : • Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan • Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, • Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah dan pembeli membatalkan. • Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi pembeli menerimanya. • Barang diterima. 7
  • 8. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai kualitasnya dan pembeli memilih untuk membatalkan akad, maka pembeli berhak atas pengembalian modal salam yang sudah diserahkannya. Pembatalan dimungkinkan untuk keseluruhan barang pesanan, yang mengakibatkan pengambilan semua modal salam yang telah dibayarkan. Dapat juga berupa pembatalan sebagian penyerahan barang pesanan dengan pengembalian sebagian modal salam. E. Perlakuan Akuntansi Akuntansi untuk pembeli • Pengakuan piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. • Modal salam dalam bentuk kas (sejumlah yg dibayarkan) Dr. Piutang Salam xxx Cr. Kas xxx • Jika modal salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat aset nonkas yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan modal usaha tersebut. - Pencatatan apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatat: Dr. Piutang Salam xxx Dr. Kerugian xxx Cr. Aktiva Non Kas xxx - Pencatatan apabila nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat: Dr. Piutang Salam xxx Cr. Aktiva Non Kas xxx Cr. Keuntungan xxx 8
  • 9. Penerimaan Barang Pesanan a. jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai nilai yang disepakati; Dr. Aset Salam xxx Cr. Piutang Salam xxx b. jika barang pesanan berbeda kualitasnya (i) nilai wajar barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai yang tercantum dalam akad; maka barang pesanan yang diterima diukur dengan nilai akad. Dr. Aset Salam (diukur pada nilai akad) xxx Cr. Piutang Salam xxx (ii) nilai wajar dari barang pesanan yang diterima lebih rendah dari nilai yang tercantum dalam akad; maka barang pesanan yang diterima diukur dengan nilai wajar pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian. Dr. Aset Salam (diukur pada nilai akad) xxx Dr. Kerugian Salam xxx Cr. Piutang Salam xxx • jika pembeli menolak sebagian atau seluruh barang pesanan, maka: (i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, maka nilai tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad; jurnal: Dr. Aset Salam (sebesar jumlah yang diterima) xxx Cr. Piutang Salam xxx (ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh penjual sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi; jurnal: Dr. Aset Lain-Lain – Piutang xxx Cr. Piutang Salam xxx (iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari 9
  • 10. nilai piutang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai piutang kepada penjual. Dr. Kas xxx Dr. Aset lain – Piutang pada Penjual xxx Cr. Piutang Salam xxx • jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak penjual Dr. Kas xxx Cr. Utang Penjual xxx Cr. Piutang Salam xxx • Denda yang diterima dan diberlakukan oleh pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan. Dr. Dana kebajikan - Kas xxx Cr. Dana Kebajikan – pendapatan denda xxx • Denda hanya boleh dikenakan kepada penjual yang mampu menyelesaikan kewajibannya, tetapi sengaja tidak melakukannya. • Hal ini tidak berlaku bagi penjual yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur. • Penyajian a. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam. b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piutang salam. c. Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. • Pengungkapan, pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan: a. besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain; b. jenis dan kuantitas barang pesanan; dan 10
  • 11. c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK N0. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah. Akuntansi untuk penjual • Pengakuan Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam • Pengukuran kewajiban salam sebesar jumlah yang diterima. • Jika modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima: Dr. Kas xxx Cr. Utang Salam xxx • Jika modal usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar Dr. Aset Non Kas (diukur pada nilai wajar) xxx Cr. Utang Salam xxx • Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan barang kepada pembeli. Dr. Utang Salam xxx Cr. Penjualan xxx • Dalam transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli dan biaya perolehan barang pesanan diakui keuntung an/kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh penjual. - Pencatatan ketika membeli persediaan: Dr. Aset Salam xxx Cr. Kas xxx - Pencatatan penyerahan persediaan bila jumlah yang dibayar oleh pembeli lebih kecil dari biaya perolehan barang. Dr. Utang Salam xxx Dr. Kerugian Salam xxx Cr. Aset Salam xxx 11
  • 12. - Pencatatan penyerahan persediaan bila jumlah yang dibayar oleh pembeli lebih besar dari biaya perolehan barang Dr. Utang Salam xxx Cr. Aset Salam xxx Cr. Keuntungan Salam xxx • Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. • Penyajian, penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai kewajiban salam. • Pengungkapan, penjual dalam transaksi salam: a.piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan istimewa; b. jenis dan kuantitas barang pesanan; dan c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK N0. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah. 12
  • 13. BAB III KESIMPULAN 1. Transaksi salam adalah transaksi pesanan dengan melibatkan penjual dan sipembeli, dengan membayar uang dimuka dan barangnya diserahkan dikemudian hari 2. Transaksi memesan barang secara online non face atau maya world, dengan cara menular data, dengan menampakkan keperluan, kejelasan barang, baik berupa tulisan atau gambar 3. Ketika bentuk barang sudah jelas, dengan menampakkan keseluruhan barang, walaupun tidak secara langsung, akan tetapi, dengan tidak adanya niat saling merugikan, hanya sebatas bisnis, agar saling menguntungkan dan memuaskan. 4. Akad Salam merupakan akad jual beli dengan uang muka dan pengiriman di belakang. Walaupun barang baru diserahkan di kemudian hari namun, harga spesifikasi karakteristik, kualitas, kuantitasdan waktu penyerahannyasudah di tentukan ketika akad terjadi, sehingga tidak ada gharar. Hal inilah yang membedakan salam dengan transaksi ijon. 5. Salam meupakan transaksi yang di izinkan oleh syari’ah islam sesuai dengan tuntjunan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta harus mengikuti rukun dan ketentuan yang di gariskan. 13
  • 14. DAFTAR PUSTAKA  Nurhayati, Sri, Akuntansi Syari’ah Di Indonesia, Edisi 2 Revisi, (Jakarta : Salemba Empat, 2011, 2009, 2008)  Ibn Abidin¸ Ad-Dar Al-Muhtar, Hasan, Ali ,Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam  Basyit, Ahmad Azhar, Asas-asas Hukum Mu’amalah. (Yogyakarta : UII pres,1990) 14