SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
MAKALAH
PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN
DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun guna memenuhi tugas terstruktur
Mata kuliah : Filsafat Pendidikan Islam
Pengampu : Bapak Drs. H. Asroie Thohir., M.Pd.I.
Munifah ( 21106011204 )
M. Abdul Aziz ( 20106011095 )
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan nikmat, taufik dan
hidayah-Nya untuk kami sehingga dapat menyelesaikan makalah “Peran Lembaga Pendidikan
Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam” sebagai salah satu syarat terpenuhinya tugas dari
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang
diharapkan syafa’atnya di yaumul hisab kelak.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Bapak Drs. H. Asroie Thohir.,
M.Pd.I.yang telah bersedia memberikan tugas pembuatan makalah ini kepada kelompok 8 (
Delapan ). Serta ucapan terima kasih penyusun kepada para rekan yang telah meluangkan waktu
dan pikirannya untuk sama-sama menyelesaikan tugas yang telah diemban ini.
Dengan selesainya makalah ini, kelompok 8 ( Delapan ) selaku penyusun meminta maaf
jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan. Semoga makalah ini bermanfaat dan
memberikan tambahan ilmu bagi yang membacanya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semarang, 20 Mei 2022
Penulis,
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Pendidikan merupakan suatu wadah/tempat yang digunakan untuk
membina dan mengembangkan potensi diri menuju ke arah masa depan yang lebih baik.
Setiap orang yang berada dalam wadah/tempat tersebut akan mengalami perubahan dan
perkembangan sesuai dengan corak dan warna khas dari lembaga yang menaunginya
tersebut.
Lembaga-lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat fundamental yang
akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi anak sebagai manusia seutuhnya yang dapat berperan sebagai makhluk sosial,
individu, susila, dan religius. Dengan memahami konsep bahwa anak adalah individu yang
mampu berkembang, maka anak perlu pertolongan dari orang lain yang telah dewasa untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara penuh, bebas, namun terarah.
Sehingga, dengan adanya lembaga pendidikan akan membimbing anak untuk meraih
tujuan hidupnya secara terarah.
Lembaga pendidikan secara garis besar terbagi dalam tiga kategori. Yang pertama
Lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan Madrasah/Sekolah, dan lembaga
pendidikan masyarakat. Masing-masing dari ketiga kategori lembaga pendidikan tersebut
mempunyai peran tersendiri yang berbeda-beda antara satu lembaga dengan lembaga
lainnya. Untuk itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang “ Peran
Lembaga Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan lembaga pendidikan Islam ?
2. Bagaimana peran lembaga-lembaga pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian dan tujuan pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui apa saja peran lembaga-lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lembaga Pendidikan Islam
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Menurut KBBI lembaga adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan
suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Secara etimologi, lembaga
adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau
organisasi yang bertujuan mengadakan sesuatu penelitian keilmuan atau melakukan
sesuatu usaha. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua
arti, yaitu: (1) pengertian fisik, materil dan kongkrit. (2) pengertian secara non-fisik, non-
meteril, dan abstrak.
Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik), yaitu
sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan lembaga dalam pengertian non-
fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan.
Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam
pengertian nonfisik disebut dengan pranata.
Secara terminologi, lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang
bersifat mujarad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-
ideologi, dan sebagainya, baik tertulis atau tidak.1
Adapun lembaga pendidikan Islam
secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan Islam.
Dengan demikian lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat dari
organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam, dan mempunyai
pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur tersendiri yang
dapat mengikat individu yang berada di bawah naungannya, sehingga mempunyai
kekuatan hukum tersendiri.
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008). H.277
B. Tujuan Lembaga Pendidikan Islam
Menurut Dr. Zakiah Darajat bahwa tujuan pendidikan Islam yaitu kepribadian
seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa, Insan Kamil artinya
manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal
karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu
diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Menurut
Zakiah Darajat ada beberapa tujuan pendidikan Islam2
yaitu:
a) Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi
seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan
dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan,
situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama.
b) Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung seumur hidup (long life education), maka tujuan
akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan umum
yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik
turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Tujuan akhir
pendidikan Islam dapat difahami dalam firman Allah Surat Ali Imran ayat 102 :
‫ي‬َ‫ا‬ ‫ُّيَأ‬‫ه‬َ‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬‫ه‬َ‫أ‬‫ا‬‫ن‬‫ه‬ ‫ا‬‫م‬َ‫ن‬ َُّ‫أ‬‫ا‬‫ا‬َّ‫أ‬‫ي‬‫ه‬ ُّ‫ه‬ََ ‫أ‬ َ
‫ا‬ َُّ‫أ‬‫ا‬َ‫ا‬ ‫ي‬َِ‫ه‬ ‫أ‬‫ا‬َ‫ت‬‫أ‬َ‫ُُّأو‬‫ه‬ِ ُ‫ُُّأ‬‫ه‬‫م‬ََْ‫أ‬َ‫ااي‬‫م‬‫يأُس‬َُ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (QS. Ali Imran : 102)”3
c) Tujuan Sementara
Tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu
yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara
bentuk insan kamil dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dalam bentuk
2
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.1997.hal .41-44
3
http://www.rumahfiqih.com/quran/1.php
sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi
anak didik.
d. Tujuan Operasional Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan
bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan
tertentu. Dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan
instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum
dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional ini merupakan tujuan
pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran.
B. Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu wadah/tempat yang berguna untuk membina manusia,
membawa manusia ke arah masa depan yang lebih baik lagi. Setiap orang yang berada pada
wadah/tempat tersebut akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan
corak institusi tersebut. Lembaga pendidikan tersebut yaitu (keluarga, sekolah dan masyarakat)
dinyatakan K.H. Dewantara dengan sebutan “tri pusat pendidikan”. Sedangkan dalam Undang-
Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 familiar dengan nama pendidikan informal, formal dan
non formal.
Dalam sistem pendidikan nasional, masing-masing lembaga tersebut, mempunyai kaitan
tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Mengawali pembahasan tentang lembaga pendidikan keluarga, maka wajib
terlebih dahulu mengungkapkan hakikat keluarga. Keluarga adalah “Orang seisi rumah,
terdiri dari ayah, ibu dan anak dapat juga anggota keluarga lain yang menjadi
tanggungan.
Pola keluarga terdiri dari keluarga kecil dan keluarga luas. Keluarga kecil
beranggotakan ayah, Ibu, dan anak. Sedangkan keluarga luas terdiri dari anggota
keluarga kecil ditambah kerabat baik dekat maupun jauh (extendet family), yang
disamping mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anggota keluarga inti
yaitu ayah, ibu dan anak, juga mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan
anggota kerabat dekat dari kedua pihak pasangan suami isteri. Implementasi rasa
tanggung jawab terhadap anggota keluarga luas dapat bersifat ekonomis, pendidikan atau
psikologis.
Pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama.
Dikatakan sebagai lembaga pendidikan pertama karena keluarga adalah tempat dimana
anak pertama kali mendapat pendidikan, sedangkan dikatakan utama karena hampir
semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga.4
Karena itu, keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu
sebagai pendidik, dan anak sebagai si terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-
dasar bagi perkembangan anak agar anak dapat berkembang secara baik. Keluarga
memiliki tugas utama dalam peletakan dasar terutama bagi pendidikan akhlak, dan
pandangan hidup keagamaan. Suasana pendidikan keluarga ini sangat menentukan, sebab
dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
Allah SWT berfirman pada Q.S:An-Nisa ayat 9 yang artinya : “Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahtraan) mereka sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”.
Anak adalah bagian dari kehidupan keluarga. Anak adalah buah hubungan cinta
dan kasih sayang antara suami dan isteri. Anak merupakan amanat Allah kepada orang
tua untuk dirawat, diasuh, dibimbing, dididik agar menjadi manusia yang saleh. Anak
memiliki hak untuk dipenuhi orang tua yang merupakan kewajiban orang tua kepada
anak.
Hak anak merupakan hak yang melekat pada diri anak. Hak anak merupakan
keniscayaan agar anak dapat tumbuh berkembang secara humanis sejalan dengan
perkembangan kejiwaannya. Melalui pendidikan keluarga ini, hak yang melekat pada diri
anak untuk memperoleh pendidikan dapat terealisasi khususnya kebutuhan akan rasa
kasih sayang sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya
hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, yang didasarkan atas hubungan rasa
cinta kasih sayang. Demikian halnya suasana relegius, diharapkan dapat dijumpai dalam
kehidupan keluarga untuk memberikan pengalaman religius bagi anak.
4
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), h. 3
Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan
berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat
penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan
selanjutnya.5
Karenanya dalam kehidupan keluarga perlu dibangun proses pendidikan
yang demokratis, berkeadilan, dialogis, tolong menolong (saling mengasihi) dengan
berbasis pada keteladanan orang tua. Dengan keteladanan orang tua, masing-masing
anggota keluarga berpeluang untuk menerima dan memberi sesuatu yang bermakna dan
bersikap apresiatif dari anggota keluarga yang lain. Sehingga, dari keteladanan orang tua
melahirkan bentuk untuk anak-anaknya.
Peribahasa mengatakan anak ayam pulang ke lesung, anak itik pulang ke air, dan
pinang pulang ke tampuknya. Dari kebiasaan yang terbangun dan terbentuk dalam
keluarga maka, keluarga dapat dikatakan sebagai pusat pemberdayaan masing-masing
anggota keluarga sebagai subyek yang berperan untuk saling mengingatkan kepada
kebaikan. Jika anggota keluarga mampu memperlakukan anggota keluarganya secara
manusiawi berarti mereka dapat memperlakukan anggota keluarga sebagai makhluk
jasmani dan makhluk pikir. Mereka juga harus memperhatikan anggota keluarganya
secara penuh.
Orang tua hendaknya sadar bahwa anggota keluarga adalah makhluk berperasaan
yang kadang-kadang butuh diperhatikan, dipuji, dikagumi disapa dengan lemah lembut.
Sebagai makhluk sosial, anggota keluarga perlu dibekali dan berhak mendapat
bimbingan bagaimana bergaul di dalam keluarga dan antar keluarga. Dari pergaulan
inilah mereka memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan berharga yang akan
memberi pengaruh secara langsung terhadap perkembangan anak.
Untuk lebih mengetahui apa fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga,
maka berikut ini akan diuraikan secara rinci fungsi dan peranan lembaga pendidikan
keluarga :
a) Pengalaman pertama masa kanak-kanak
5
bid. h. 35
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang
merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan
keluarga ini sangat diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam
perkembangan individu selanjutnya ditentukan. Sebagaimana dikemukakan
terdahulu, bahwa pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama.
b) Menjamin kehidupan emosional anak
Melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan
rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini
dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, dimana
hubungan itu didasarkan atas hubungan rasa cinta dan kasih sayang.
c) Menanamkan dasar pendidikan moral
Dalam hubungan ini K. Hajar Dewantara menyatakan bahwa: Rasa cinta,
rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat
berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti,
dimana suasana seperti ini hanya dapat diperoleh dalam kehidupan keluarga.
d) Memberikan dasar pendidikan sosial
Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat penting dalam
peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga
merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.
e) Peletakan dasar-dasar keagamaan
Keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama, di samping sangat
menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak kalah pentingnya
adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai
keagamaan ke dalam pribadi anak.
Dari uraian di atas tentang fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga,
maka dapat dikatakan bahwa untuk membentuk manusia yang cerdas dan berkualitas,
peran orang tua sangat strategis. Sebab kelurgalah yang memberikan pengalaman
pertama bagi anak, memenuhi kehidupan emosional anak, menanamkan dasar
pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial, dan yang terpenting adalah
peletakan dasar-dasar keagamaan sebagai makhluk relegius.
Selanjutnya orang tualah yang mengetahui dan memahami lebih awal tentang
bakat anaknya, orang tualah yang paling mengetahui karakter dasar anak. Karenanya,
dengan pengetahuannya itu orang tua bisa memupuk kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
menekan kebiasaan-kebiasaan yang buruk yang bisa merusak masa depan anak. Oleh
sebab itu, lembaga keluarga harus menjadi tempat menyemaikan benih-benih
kemanusiaan secara utuh. Mulai dari keyakinannya, sikap hidupnya, kebiasaan-
kebiasaan yang baik sampai kepada intelektualitasnya yang sesuai dengan minat.
Pentingya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam
disyaratkan dalam Al Qur’an (Q.S.Al-Tahrim:6)
‫ي‬َ‫ا‬ ‫ي‬َُ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫اايَأ‬‫م‬‫ُس‬ ُُّ‫ه‬‫م‬ََْ ُُّ‫ه‬‫ا‬ ‫أ‬
‫ا‬‫ن‬‫ه‬‫ف‬َ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ا‬‫م‬َ‫ن‬ ‫أ‬
‫ا‬‫ن‬‫ه‬‫ف‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ك‬َ‫ن‬ َُّ َُ‫َيا‬‫م‬ ‫َي‬‫ك‬‫ه‬‫و‬ُّ‫ه‬‫ا‬ َُّ ‫أ‬‫ه‬‫ين‬‫ُسم‬ ‫أ‬
‫ه‬‫ا‬ َ‫يا‬َ‫ج‬ ‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ُس‬ َُّ ‫أ‬
َُ‫ا‬‫ا‬َ ََ‫ي‬
‫أ‬
َ‫َل‬َ‫ف‬‫ا‬‫ك‬ َ
‫ة‬ََ ‫أ‬
َ‫َل‬ َ
‫ة‬‫ا‬ٌ ‫أ‬
َ‫و‬َُ‫و‬‫ا‬ٌ ‫أ‬َ
‫ا‬ ‫ُّيَأ‬‫ه‬ُ‫ا‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫أ‬
َ‫و‬ ‫ي‬ََ ‫أ‬
‫ا‬‫ن‬‫ه‬‫ك‬ َ‫ا‬َََ‫ن‬ ‫ُّيَأ‬‫ه‬ َ‫ن‬‫ا‬‫ك‬َ‫ا‬ َُّ ‫ي‬ََ ‫ُّيَأ‬‫ه‬‫ا‬ََ‫نا‬‫ه‬‫ا‬
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim : 6)
Karena begitu pentingnya peran keluarga sebagai lembaga pendidikan, maka
lembaga keluarga harus dihidupkan dengan suasana keharmonisan. Keharmonisan
keluarga hendaknya senantiasa dipelihara agar terjaga dari hal-hal yang dapat
menghilangkan wibawa untuk tidak mengatakan menghilangkan fungsinya sebagai
lembaga pendidikan. Dimana pendidikan keluarga ini berlangsung secara alami, dalam
arti anak dapat diwarnai atau terbentuk sesuai dengan suasana lingkungan keluarga.
Anak adalah bagian dari kehidupan keluarga. Anak adalah buah dari hubungan
cinta dan kasih sayang antara suami dan istri. Anak juga merupakan amanat Allah kepada
orang tua untuk dirawat, diasuh, dibimbing, dididik agar menjadi manusia yang berguna
kepada agama bangsa dan negara. Anak memiliki hak untuk dipenuhi oleh orang tua yang
merupakan kewajiban orang tua kepada anak. Hak anak merupakan hak yang melekat
pada diri anak.
2. Lembaga Pendidikan Madrasah/Sekolah
Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka orang
tua mempercayakan tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain dalam artian Guru yang
lebih ahli dalam mendidik anaknya.6
Madrasah/Sekolah sebagai tempat pendidikan ini,
menjadi produsen (penghasil) individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill.
Oleh karena itu, Madrasah/Sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik.
Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki beberapa karakteristik
antara lain :
a) Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis dan jenjang yang memiliki
hubungan hierarkis.
b) Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen.
c) Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus
diselesaikan.
d) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
e) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa
yang akan datang.
Selain memiliki karakteristik, proses pendidikan di Madrasah/Sekolah juga
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a) Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya Madrasah/Sekolah
memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
b) Lembaga pendidikan formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan
resmi.
c) Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan
murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.
Pada prnsipnya, Madrasah/Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan
efisien dari, oleh dan untuk masyarakat. Madrasah/Sekolah berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Secara rinci, dapat kita
lihat tentang apa peranan lembaga pendidikan Madrasah/Sekolah berikut ini :
a) Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan
karyawan.
b) Tempat anak didik belajar mentaati peraturan Madrasah/Sekolah.
6
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agam Islam)(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 10
c) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.7
Kemudian, Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bersifat formal,
maka Madrasah/Sekolah memiliki fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung
jawab sebagai berikut:
a) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, dalam hal ini Undang-
undang Pendidikan; UUSPN Nomor 20 Tahun 2003.
b) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan
yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.
c) Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengolah dan
pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-
ketentuan jabatannya.8
Sehingga, Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga
bertugas membantu lingkungan keluarga mengajar dan mendidik serta memperbaiki dan
memperluas wawasan dan tingkah laku anak didik. Madrasah/Sekolah memberi
sumbangan yang tak terhingga nilainya bagi kelangsungan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan bangsa. Berikut ini dikemukakan beberapa sumbangan Madrasah/Sekolah
bagi pendidikan anak :
a) Madrasah/Sekolah melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta
memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik yang dibawa dari keluarga.
b) Madrasah/Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menjadi pribadi dewasa
susila, sekaligus warga negara dewasa susila.
c) Madrasah/Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki
kebudayaan bangsa.
d) Lewat bidang pengajaran, Madrasah/Sekolah membantu anak didik
mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja, sehingga anak
didik memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut membangun bangsa dan negara.
7
Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung:Angkasa, 1981), h. 69
8
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agam Islam)(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.
47.
Dengan melihat karakteristik dan peranan Madrasah/Sekolah sebagai lembaga
pendidikan kedua setelah keluarga, maka Madrasah/Sekolah diharapkan dapat
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
3. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat dalam konteks lembaga pendidikan, merupakan lingkungan ketiga
setelah keluarga dan Madrasah/Sekolah. Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang
yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki
sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk
mencukupi krisis kehidupannya.9
Masyarakat sebagai lingkungan/lembaga pendidikan ketiga memiliki pengaruh
besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai
peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu
pengadaan tenaga, biaya, sarana prasarana dan menyediakan lapangan kerja.
Sebagaimana amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada
Pasal 9 berbunyi “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam
penyelenggaraan pendidikan.”10
Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk membantu
pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya, pendidikan
dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
b) Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
c) Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek.
d) Peserta tidak perlu homogen.
e) Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f) Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
9
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986), h. 133
10
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
g) Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
meningkatkan taraf hidup.11
Selanjutnya, ada beberapa istilah yang diberikan kepada lembaga pendidikan
masyarakat sebagai jalur pendidikan luar sekolah :
a) Pendidikan sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam
masyarakat untuk mendidik individu dan lingkungan sosial, supaya bebas dan
bertanggung jawab.
b) Pendidikan masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang
dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi, kewajiban belajar dan
dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
c) Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang
mengenai seluruh rakyat.
d) Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem
persekolahan biasa.
e) Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar
lingkungan sekolah
f) Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur
batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
g) Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan
yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan
Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas,
misalnya Universitas Terbuka.
h) Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat
untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi
yang layak.
Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-
peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari
tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian integral sehingga
ia harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Begitu juga dengan
tanggung jawabnya dalam melaksanakan dalam tugas-tugas kependidikan. Berpijak pada
11
Wens Tanlain, dkk, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: Gramedia,1989), h.44
tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang dapat
dikelompokan dalam jenis ini adalah:
a) Mesjid, mushalla, langgar, surau dan rangkang.
b) Madrasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi.
c) Majlis ta’lim, taman pendidikan Al-Qur’an, taman pendidikan seni. Al-Qur’an,
wirid remaja/dewasa.
d) Kursus-kursus ke-Islaman dan badan pembinaan rohani.
e) Badan pembinaan rohani.
f) Badan-badan konsultasi keagamaan.
g) Musabaqah tilawah al-Qur’an12
Oleh karena itu, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa sangat diharapkan. Masyarakat sebagai lembaga
pendidikan ketiga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan dan aktualisasi diri setiap
individu.
12
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008). H.281-284
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan Pendidikan bisa terwujud manakala ketiga lembaga pendidikan menjalankan
perannya secara optimal, karena masing-masing lembaga tersebut, mempunyai kaitan
tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Mulai dari lembaga rumah tangga, bertanggung jawab penuh untuk memberikan dasar
dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
Kemudian Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar tersebut
yang dimiliki masing-masing individu untuk mengembangkan kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual anak didik. Selanjutnya, masyarakat sebagai lembaga pendidikan
ketiga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan dan aktualisasi diri setiap individu.
Dengan mengoptimalkan peran ketiga lembaga pendidikan tersebut, dapat dipastikan
akan melahirkan pribad yang unggul. Selanjutnya hanya pribadi yang unggul yang mampu
memecahkan masalahnya sendiri dengan solusi terbaik dan mumpuni.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986)
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
http://www.rumahfiqih.com/quran/1.php
Idris, Zahara,Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung :Angkasa;1981)
Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1995)
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.1997.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008).
Tanlain, Wens, dkk, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: Gramedia,1989)
Undang-Undang No.20 tahun 2013 tentang SISDIKNAS

Contenu connexe

Similaire à peran lmbg pnddkn.docx

Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)HaffazFurqani
 
Filsafat pendidikan jajal
Filsafat pendidikan jajalFilsafat pendidikan jajal
Filsafat pendidikan jajalHida II
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxsaidatunnisa12
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxRahmaWati413908
 
Bab i proposal
Bab i  proposalBab i  proposal
Bab i proposalAbie Tomy
 
Metopen Sonia
Metopen SoniaMetopen Sonia
Metopen Soniaregas12
 
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2Fitri Nofiati
 
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptxLANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptxMuhammadIkhwansah
 
Ilmu pendidikan dan pendidikan islam
Ilmu pendidikan dan pendidikan islamIlmu pendidikan dan pendidikan islam
Ilmu pendidikan dan pendidikan islamZURYATI1
 
Perspektif tokoh pendidikan islam indonesia
Perspektif tokoh pendidikan islam indonesiaPerspektif tokoh pendidikan islam indonesia
Perspektif tokoh pendidikan islam indonesiaMuhamad Fatih Rusydi
 
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam IndonesiaPerspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam IndonesiaMuhamad Fatih Rusydi
 
Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI
Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI
Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI LyaUlfiyana
 

Similaire à peran lmbg pnddkn.docx (20)

Ipi
IpiIpi
Ipi
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
 
Filsafat pendidikan jajal
Filsafat pendidikan jajalFilsafat pendidikan jajal
Filsafat pendidikan jajal
 
Ss
SsSs
Ss
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
Resume.docx
Resume.docxResume.docx
Resume.docx
 
Ipi2.rtf
Ipi2.rtfIpi2.rtf
Ipi2.rtf
 
Bab%203(2)
Bab%203(2)Bab%203(2)
Bab%203(2)
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
Bab i proposal
Bab i  proposalBab i  proposal
Bab i proposal
 
Metopen Sonia
Metopen SoniaMetopen Sonia
Metopen Sonia
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
 
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptxLANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
Ilmu pendidikan dan pendidikan islam
Ilmu pendidikan dan pendidikan islamIlmu pendidikan dan pendidikan islam
Ilmu pendidikan dan pendidikan islam
 
Perspektif tokoh pendidikan islam indonesia
Perspektif tokoh pendidikan islam indonesiaPerspektif tokoh pendidikan islam indonesia
Perspektif tokoh pendidikan islam indonesia
 
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam IndonesiaPerspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI
Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI
Ppt KULIAH TENTANG PENDIDIKAN HATI
 

Dernier

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Dernier (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

peran lmbg pnddkn.docx

  • 1. MAKALAH PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Disusun guna memenuhi tugas terstruktur Mata kuliah : Filsafat Pendidikan Islam Pengampu : Bapak Drs. H. Asroie Thohir., M.Pd.I. Munifah ( 21106011204 ) M. Abdul Aziz ( 20106011095 ) Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang 2022
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan nikmat, taufik dan hidayah-Nya untuk kami sehingga dapat menyelesaikan makalah “Peran Lembaga Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam” sebagai salah satu syarat terpenuhinya tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang diharapkan syafa’atnya di yaumul hisab kelak. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Bapak Drs. H. Asroie Thohir., M.Pd.I.yang telah bersedia memberikan tugas pembuatan makalah ini kepada kelompok 8 ( Delapan ). Serta ucapan terima kasih penyusun kepada para rekan yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk sama-sama menyelesaikan tugas yang telah diemban ini. Dengan selesainya makalah ini, kelompok 8 ( Delapan ) selaku penyusun meminta maaf jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan. Semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu bagi yang membacanya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Semarang, 20 Mei 2022 Penulis, Kelompok 8
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Pendidikan merupakan suatu wadah/tempat yang digunakan untuk membina dan mengembangkan potensi diri menuju ke arah masa depan yang lebih baik. Setiap orang yang berada dalam wadah/tempat tersebut akan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan corak dan warna khas dari lembaga yang menaunginya tersebut. Lembaga-lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat fundamental yang akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi anak sebagai manusia seutuhnya yang dapat berperan sebagai makhluk sosial, individu, susila, dan religius. Dengan memahami konsep bahwa anak adalah individu yang mampu berkembang, maka anak perlu pertolongan dari orang lain yang telah dewasa untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara penuh, bebas, namun terarah. Sehingga, dengan adanya lembaga pendidikan akan membimbing anak untuk meraih tujuan hidupnya secara terarah. Lembaga pendidikan secara garis besar terbagi dalam tiga kategori. Yang pertama Lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan Madrasah/Sekolah, dan lembaga pendidikan masyarakat. Masing-masing dari ketiga kategori lembaga pendidikan tersebut mempunyai peran tersendiri yang berbeda-beda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Untuk itu pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang “ Peran Lembaga Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam”. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan tujuan lembaga pendidikan Islam ? 2. Bagaimana peran lembaga-lembaga pendidikan ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk memahami pengertian dan tujuan pendidikan Islam. 2. Untuk mengetahui apa saja peran lembaga-lembaga pendidikan.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Lembaga Pendidikan Islam A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam Menurut KBBI lembaga adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan sesuatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu: (1) pengertian fisik, materil dan kongkrit. (2) pengertian secara non-fisik, non- meteril, dan abstrak. Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan lembaga dalam pengertian non- fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik disebut dengan pranata. Secara terminologi, lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat mujarad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi- ideologi, dan sebagainya, baik tertulis atau tidak.1 Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dengan demikian lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat dari organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam, dan mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada di bawah naungannya, sehingga mempunyai kekuatan hukum tersendiri. 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008). H.277
  • 5. B. Tujuan Lembaga Pendidikan Islam Menurut Dr. Zakiah Darajat bahwa tujuan pendidikan Islam yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa, Insan Kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Menurut Zakiah Darajat ada beberapa tujuan pendidikan Islam2 yaitu: a) Tujuan Umum Tujuan umum merupakan tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. b) Tujuan Akhir Pendidikan Islam itu berlangsung seumur hidup (long life education), maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Tujuan akhir pendidikan Islam dapat difahami dalam firman Allah Surat Ali Imran ayat 102 : ‫ي‬َ‫ا‬ ‫ُّيَأ‬‫ه‬َ‫ا‬ ‫ا‬‫ل‬‫ه‬َ‫أ‬‫ا‬‫ن‬‫ه‬ ‫ا‬‫م‬َ‫ن‬ َُّ‫أ‬‫ا‬‫ا‬َّ‫أ‬‫ي‬‫ه‬ ُّ‫ه‬ََ ‫أ‬ َ ‫ا‬ َُّ‫أ‬‫ا‬َ‫ا‬ ‫ي‬َِ‫ه‬ ‫أ‬‫ا‬َ‫ت‬‫أ‬َ‫ُُّأو‬‫ه‬ِ ُ‫ُُّأ‬‫ه‬‫م‬ََْ‫أ‬َ‫ااي‬‫م‬‫يأُس‬َُ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬ Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran : 102)”3 c) Tujuan Sementara Tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dalam bentuk 2 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.1997.hal .41-44 3 http://www.rumahfiqih.com/quran/1.php
  • 6. sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. d. Tujuan Operasional Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu. Dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran. B. Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan adalah suatu wadah/tempat yang berguna untuk membina manusia, membawa manusia ke arah masa depan yang lebih baik lagi. Setiap orang yang berada pada wadah/tempat tersebut akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut. Lembaga pendidikan tersebut yaitu (keluarga, sekolah dan masyarakat) dinyatakan K.H. Dewantara dengan sebutan “tri pusat pendidikan”. Sedangkan dalam Undang- Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 familiar dengan nama pendidikan informal, formal dan non formal. Dalam sistem pendidikan nasional, masing-masing lembaga tersebut, mempunyai kaitan tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. 1. Lembaga Pendidikan Keluarga Mengawali pembahasan tentang lembaga pendidikan keluarga, maka wajib terlebih dahulu mengungkapkan hakikat keluarga. Keluarga adalah “Orang seisi rumah, terdiri dari ayah, ibu dan anak dapat juga anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan. Pola keluarga terdiri dari keluarga kecil dan keluarga luas. Keluarga kecil beranggotakan ayah, Ibu, dan anak. Sedangkan keluarga luas terdiri dari anggota keluarga kecil ditambah kerabat baik dekat maupun jauh (extendet family), yang disamping mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anggota keluarga inti yaitu ayah, ibu dan anak, juga mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anggota kerabat dekat dari kedua pihak pasangan suami isteri. Implementasi rasa
  • 7. tanggung jawab terhadap anggota keluarga luas dapat bersifat ekonomis, pendidikan atau psikologis. Pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Dikatakan sebagai lembaga pendidikan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan, sedangkan dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga.4 Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai si terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar- dasar bagi perkembangan anak agar anak dapat berkembang secara baik. Keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar terutama bagi pendidikan akhlak, dan pandangan hidup keagamaan. Suasana pendidikan keluarga ini sangat menentukan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan. Allah SWT berfirman pada Q.S:An-Nisa ayat 9 yang artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahtraan) mereka sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Anak adalah bagian dari kehidupan keluarga. Anak adalah buah hubungan cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri. Anak merupakan amanat Allah kepada orang tua untuk dirawat, diasuh, dibimbing, dididik agar menjadi manusia yang saleh. Anak memiliki hak untuk dipenuhi orang tua yang merupakan kewajiban orang tua kepada anak. Hak anak merupakan hak yang melekat pada diri anak. Hak anak merupakan keniscayaan agar anak dapat tumbuh berkembang secara humanis sejalan dengan perkembangan kejiwaannya. Melalui pendidikan keluarga ini, hak yang melekat pada diri anak untuk memperoleh pendidikan dapat terealisasi khususnya kebutuhan akan rasa kasih sayang sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, yang didasarkan atas hubungan rasa cinta kasih sayang. Demikian halnya suasana relegius, diharapkan dapat dijumpai dalam kehidupan keluarga untuk memberikan pengalaman religius bagi anak. 4 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), h. 3
  • 8. Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.5 Karenanya dalam kehidupan keluarga perlu dibangun proses pendidikan yang demokratis, berkeadilan, dialogis, tolong menolong (saling mengasihi) dengan berbasis pada keteladanan orang tua. Dengan keteladanan orang tua, masing-masing anggota keluarga berpeluang untuk menerima dan memberi sesuatu yang bermakna dan bersikap apresiatif dari anggota keluarga yang lain. Sehingga, dari keteladanan orang tua melahirkan bentuk untuk anak-anaknya. Peribahasa mengatakan anak ayam pulang ke lesung, anak itik pulang ke air, dan pinang pulang ke tampuknya. Dari kebiasaan yang terbangun dan terbentuk dalam keluarga maka, keluarga dapat dikatakan sebagai pusat pemberdayaan masing-masing anggota keluarga sebagai subyek yang berperan untuk saling mengingatkan kepada kebaikan. Jika anggota keluarga mampu memperlakukan anggota keluarganya secara manusiawi berarti mereka dapat memperlakukan anggota keluarga sebagai makhluk jasmani dan makhluk pikir. Mereka juga harus memperhatikan anggota keluarganya secara penuh. Orang tua hendaknya sadar bahwa anggota keluarga adalah makhluk berperasaan yang kadang-kadang butuh diperhatikan, dipuji, dikagumi disapa dengan lemah lembut. Sebagai makhluk sosial, anggota keluarga perlu dibekali dan berhak mendapat bimbingan bagaimana bergaul di dalam keluarga dan antar keluarga. Dari pergaulan inilah mereka memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan berharga yang akan memberi pengaruh secara langsung terhadap perkembangan anak. Untuk lebih mengetahui apa fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga, maka berikut ini akan diuraikan secara rinci fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga : a) Pengalaman pertama masa kanak-kanak 5 bid. h. 35
  • 9. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan. Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. b) Menjamin kehidupan emosional anak Melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, dimana hubungan itu didasarkan atas hubungan rasa cinta dan kasih sayang. c) Menanamkan dasar pendidikan moral Dalam hubungan ini K. Hajar Dewantara menyatakan bahwa: Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, dimana suasana seperti ini hanya dapat diperoleh dalam kehidupan keluarga. d) Memberikan dasar pendidikan sosial Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak. e) Peletakan dasar-dasar keagamaan Keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama, di samping sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak kalah pentingnya adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan ke dalam pribadi anak. Dari uraian di atas tentang fungsi dan peranan lembaga pendidikan keluarga, maka dapat dikatakan bahwa untuk membentuk manusia yang cerdas dan berkualitas, peran orang tua sangat strategis. Sebab kelurgalah yang memberikan pengalaman pertama bagi anak, memenuhi kehidupan emosional anak, menanamkan dasar pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial, dan yang terpenting adalah peletakan dasar-dasar keagamaan sebagai makhluk relegius.
  • 10. Selanjutnya orang tualah yang mengetahui dan memahami lebih awal tentang bakat anaknya, orang tualah yang paling mengetahui karakter dasar anak. Karenanya, dengan pengetahuannya itu orang tua bisa memupuk kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menekan kebiasaan-kebiasaan yang buruk yang bisa merusak masa depan anak. Oleh sebab itu, lembaga keluarga harus menjadi tempat menyemaikan benih-benih kemanusiaan secara utuh. Mulai dari keyakinannya, sikap hidupnya, kebiasaan- kebiasaan yang baik sampai kepada intelektualitasnya yang sesuai dengan minat. Pentingya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam disyaratkan dalam Al Qur’an (Q.S.Al-Tahrim:6) ‫ي‬َ‫ا‬ ‫ي‬َُ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫اايَأ‬‫م‬‫ُس‬ ُُّ‫ه‬‫م‬ََْ ُُّ‫ه‬‫ا‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ن‬‫ه‬‫ف‬َ‫ل‬‫ه‬‫ك‬‫ا‬‫م‬َ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫ن‬‫ه‬‫ف‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ك‬َ‫ن‬ َُّ َُ‫َيا‬‫م‬ ‫َي‬‫ك‬‫ه‬‫و‬ُّ‫ه‬‫ا‬ َُّ ‫أ‬‫ه‬‫ين‬‫ُسم‬ ‫أ‬ ‫ه‬‫ا‬ َ‫يا‬َ‫ج‬ ‫ا‬‫ت‬‫ا‬‫ُس‬ َُّ ‫أ‬ َُ‫ا‬‫ا‬َ ََ‫ي‬ ‫أ‬ َ‫َل‬َ‫ف‬‫ا‬‫ك‬ َ ‫ة‬ََ ‫أ‬ َ‫َل‬ َ ‫ة‬‫ا‬ٌ ‫أ‬ َ‫و‬َُ‫و‬‫ا‬ٌ ‫أ‬َ ‫ا‬ ‫ُّيَأ‬‫ه‬ُ‫ا‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ي‬ََ ‫أ‬ ‫ا‬‫ن‬‫ه‬‫ك‬ َ‫ا‬َََ‫ن‬ ‫ُّيَأ‬‫ه‬ َ‫ن‬‫ا‬‫ك‬َ‫ا‬ َُّ ‫ي‬ََ ‫ُّيَأ‬‫ه‬‫ا‬ََ‫نا‬‫ه‬‫ا‬ Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim : 6) Karena begitu pentingnya peran keluarga sebagai lembaga pendidikan, maka lembaga keluarga harus dihidupkan dengan suasana keharmonisan. Keharmonisan keluarga hendaknya senantiasa dipelihara agar terjaga dari hal-hal yang dapat menghilangkan wibawa untuk tidak mengatakan menghilangkan fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Dimana pendidikan keluarga ini berlangsung secara alami, dalam arti anak dapat diwarnai atau terbentuk sesuai dengan suasana lingkungan keluarga. Anak adalah bagian dari kehidupan keluarga. Anak adalah buah dari hubungan cinta dan kasih sayang antara suami dan istri. Anak juga merupakan amanat Allah kepada orang tua untuk dirawat, diasuh, dibimbing, dididik agar menjadi manusia yang berguna kepada agama bangsa dan negara. Anak memiliki hak untuk dipenuhi oleh orang tua yang merupakan kewajiban orang tua kepada anak. Hak anak merupakan hak yang melekat pada diri anak. 2. Lembaga Pendidikan Madrasah/Sekolah Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka orang tua mempercayakan tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain dalam artian Guru yang
  • 11. lebih ahli dalam mendidik anaknya.6 Madrasah/Sekolah sebagai tempat pendidikan ini, menjadi produsen (penghasil) individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Oleh karena itu, Madrasah/Sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik. Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki beberapa karakteristik antara lain : a) Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis dan jenjang yang memiliki hubungan hierarkis. b) Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen. c) Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan. d) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum. e) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa yang akan datang. Selain memiliki karakteristik, proses pendidikan di Madrasah/Sekolah juga memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a) Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya Madrasah/Sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka. b) Lembaga pendidikan formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi. c) Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah. Pada prnsipnya, Madrasah/Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan untuk masyarakat. Madrasah/Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Secara rinci, dapat kita lihat tentang apa peranan lembaga pendidikan Madrasah/Sekolah berikut ini : a) Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan. b) Tempat anak didik belajar mentaati peraturan Madrasah/Sekolah. 6 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agam Islam)(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 10
  • 12. c) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.7 Kemudian, Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bersifat formal, maka Madrasah/Sekolah memiliki fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab sebagai berikut: a) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, dalam hal ini Undang- undang Pendidikan; UUSPN Nomor 20 Tahun 2003. b) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa. c) Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengolah dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan- ketentuan jabatannya.8 Sehingga, Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga bertugas membantu lingkungan keluarga mengajar dan mendidik serta memperbaiki dan memperluas wawasan dan tingkah laku anak didik. Madrasah/Sekolah memberi sumbangan yang tak terhingga nilainya bagi kelangsungan pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa. Berikut ini dikemukakan beberapa sumbangan Madrasah/Sekolah bagi pendidikan anak : a) Madrasah/Sekolah melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik yang dibawa dari keluarga. b) Madrasah/Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menjadi pribadi dewasa susila, sekaligus warga negara dewasa susila. c) Madrasah/Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki kebudayaan bangsa. d) Lewat bidang pengajaran, Madrasah/Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja, sehingga anak didik memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut membangun bangsa dan negara. 7 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung:Angkasa, 1981), h. 69 8 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agam Islam)(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 47.
  • 13. Dengan melihat karakteristik dan peranan Madrasah/Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, maka Madrasah/Sekolah diharapkan dapat memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 3. Lembaga Pendidikan Masyarakat Masyarakat dalam konteks lembaga pendidikan, merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan Madrasah/Sekolah. Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.9 Masyarakat sebagai lingkungan/lembaga pendidikan ketiga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Sebagaimana amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada Pasal 9 berbunyi “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.”10 Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya, pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah b) Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out c) Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek. d) Peserta tidak perlu homogen. e) Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis. f) Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus. 9 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986), h. 133 10 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
  • 14. g) Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.11 Selanjutnya, ada beberapa istilah yang diberikan kepada lembaga pendidikan masyarakat sebagai jalur pendidikan luar sekolah : a) Pendidikan sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik individu dan lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab. b) Pendidikan masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi, kewajiban belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi. c) Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai seluruh rakyat. d) Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan biasa. e) Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah f) Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar. g) Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Universitas Terbuka. h) Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak. Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan- peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian integral sehingga ia harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Begitu juga dengan tanggung jawabnya dalam melaksanakan dalam tugas-tugas kependidikan. Berpijak pada 11 Wens Tanlain, dkk, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: Gramedia,1989), h.44
  • 15. tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang dapat dikelompokan dalam jenis ini adalah: a) Mesjid, mushalla, langgar, surau dan rangkang. b) Madrasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi. c) Majlis ta’lim, taman pendidikan Al-Qur’an, taman pendidikan seni. Al-Qur’an, wirid remaja/dewasa. d) Kursus-kursus ke-Islaman dan badan pembinaan rohani. e) Badan pembinaan rohani. f) Badan-badan konsultasi keagamaan. g) Musabaqah tilawah al-Qur’an12 Oleh karena itu, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sangat diharapkan. Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan dan aktualisasi diri setiap individu. 12 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008). H.281-284
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tujuan Pendidikan bisa terwujud manakala ketiga lembaga pendidikan menjalankan perannya secara optimal, karena masing-masing lembaga tersebut, mempunyai kaitan tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Mulai dari lembaga rumah tangga, bertanggung jawab penuh untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Kemudian Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar tersebut yang dimiliki masing-masing individu untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual anak didik. Selanjutnya, masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan dan aktualisasi diri setiap individu. Dengan mengoptimalkan peran ketiga lembaga pendidikan tersebut, dapat dipastikan akan melahirkan pribad yang unggul. Selanjutnya hanya pribadi yang unggul yang mampu memecahkan masalahnya sendiri dengan solusi terbaik dan mumpuni.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986) Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003) http://www.rumahfiqih.com/quran/1.php Idris, Zahara,Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung :Angkasa;1981) Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.1997. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008). Tanlain, Wens, dkk, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: Gramedia,1989) Undang-Undang No.20 tahun 2013 tentang SISDIKNAS