Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen tertulis antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja tahunan berdasarkan sumber daya yang tersedia. Penetapan Kinerja mencakup sasaran strategis, indikator kinerja, target yang akan dicapai, dan anggaran yang direncanakan untuk pencapaian target tersebut. Penetapan Kinerja bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur serta
2. Pengertian Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja merupakan pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/ perjanjian
kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki
oleh instansi/Sator/Satker.
Pihak-pihak yang terlibat di dalam penetapan
kinerja di lingkungan K/L meliputi:
Unit eselon I, II, dan unit mandiri kepada pimpinan
masing-masing
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
3. Dasar Hukum
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
Peraturan Menteri Negara PAN & RB
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
4. Butir ketiga Inpres No. 5/2004 berbunyi:
“Membuat penetapan kinerja dengan
pejabat di bawahnya secara berjenjang,
yang bertujuan untuk mewujudkan suatu
capaian kinerja tertentu dengan sumber
daya tertentu, melalui penetapan target
kinerja serta indikator kinerja yang
menggambarkan keberhasilan pencapaiannya,
baik berupa hasil maupun manfaat”
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
6. Hakekat Penetapan Kinerja
• Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja
yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
• Penetapan Kinerja disepakati bersama antara pengemban
tugas dengan atasannya (Performance Agreement)
• Penetapan Kinerja merupakan ikhtisar Rencana Kinerja
Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan
anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgeting
process) selesai
• Aktualisasi kinerja sebagai realisasi Penetapan Kinerja
dimuat dalam laporan akuntabilitas kinerja (performance
accountability report)
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
7. Tujuan Penetapan Kinerja
Meningkatkan Akuntabilitas, Transparansi, dan
Kinerja Aparatur
Mendorong komitmen penerima amanah untuk
melaksanakan amanah yang diterimanya dan
terus meningkatkan kinerjanya
Sebagai alat pengendalian manajemen yang
praktis bagi pemberi amanah
Untuk menilai keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan
sebagai dasar pemberian penghargaan (reward)/
sanksi (punishment)
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
8. Penyusunan dan Penyampaian
Penetapan Kinerja
Tingkat Penanda Tangan
Disampaikan
kepada
Waktu
Penyampaian
Kementerian
Agama
Menteri Agama Presiden/Menpan
dan RB
3 bln setelah th
anggaran berjalan
Unit Organisasi
Eselon I Kemenag
Pusat
Menteri Agama dan
Pimpinan Unit Eselon I
masing-masing
MenteriAgama dan
Sekretaris
Jenderal
2 bln setelah th
anggaran berjalan
Unit Organisasi
Eselon II
Kemenag Pusat
Pimpinan Unit Organisasi
Es. I masing-masing dan
Pimpinan Unit Es. II
Pimpinan Unit
Organisasi Eselon
I masing-masing
1 bln setelah th
anggaran berjalan
Perguruan Tinggi
Agama Negeri
Dirjen terkait dan
Rektot/Ketua PTAN
masing-masing
Dirjen terkait
masing-masing dan
Sekretaris
Jenderal
1 bln setelah th
anggaran berjalan
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
9. Tingkat Penanda Tangan
Disampaikan
kepada
Waktu
Penyampaian
Kanwil Kemenag
Provinsi
Sekretaris Jenderal dan
Kakanwil
Sekretaris
Jenderal
2 bln setelah th
anggaran berjalan
Kankemenag
Kab/Kota
Kakanwil dan Kepala
Kankemenag
Kakanwil Kemenag
Provinsi
1 ½ bln setelah th
anggaran berjalan
Balai/Lajnah Kepala Balitbang dan
Diklat dan Kepala
Balai/Lajnah masing-
masing
Kepala Balitbang
dan Diklat
1 ½ bln setelah th
anggaran berjalan
Kantor Urusan
Haji /Atase Haji
Dirjen PHU dan Kepala
Kantor Urusan
haji/Atase Haji
Dirjen PHU 1 ½ bln setelah th
anggaran berjalan
MAN/MTs/MI Kepala Kankemenag dan
Kepala Madrasah
masing-masing
Kepala
Kankemenag
1 ½ bln setelah th
anggaran berjalan
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
10. Isi Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja memuat:
1. Pernyataan Penetapan Kinerja Aparatur;
2. Lampiran yang berisi:
Sasaran Strategis Kementerian
Agama/Sator/Satker
Indikator Kinerja Utama Organisasi
Target Kinerja yang ingin dicapai
Anggaran yang direncanakan akan
digunakan untuk mencapai sasaran
strategis
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
11. Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi
pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Jabatan : Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi ……………
Selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : Bahrul Hayat
Jabatan : Sekretaris Jenderal Kementerian Agama
Selaku atasan langsung Pihak Pertama
Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak Pertama pada tahun 2013 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini
dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pihak
Pertama.
Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.
Palu, Februari 2013
Pihak Pertama Pihak Kedua
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
12. PENETAPAN KINERJA CONTOH
Sasaran Srategis Indikator Kinerja Target
1 2 3
1 Meningkatnya
pemahaman pemuda
lintas agama terhadap
KUB
1 Jumlah pemuda lintas agama yang
paham terhadap KUB
160 orang
2 Dst .....
2 Meningkatnya akses,
mutu, kesejahteraan dan
subsidi Pendidikan Agama
Islam
1 Jumlah siswa MAN yang mengikuti
ujian nasional (UN)
7449 siswa
2 Jumlah ruang belajar MA yang
memenuhi standar
9 ruang
Dst.......
3 Meningkatnya kualitas
pengelolla administrasi
dan pelayanan bidang
Penamas
1 Jumlah kegiatan tadarusan di TVRI dan
RRI
30 hari tayang
2 Jumlah masjid yang dinilai dalam
pemilihan masjid teladan
19 masjid
3 Dst ……
4 Meningkatnya kualitas
pembinaan dan
penyuluhan masyarakat
provinsi Sumbar
Jumlah penyuluh yang menerima bantuan
tunjangan penyuluh non PNS
19 orang
penyuluh
5 Meningkatnya mutu dan
manajemen KUA
Persentase pelaksanaan Nikah dan Rujuk
sesuai dengan peraturan
100%
6 Meningkatnya mutu dan Persentase peningkatan jumlah produk halal ...%
Unit Organisasi Eselon II : Kanwil Kementerian Agama Prov. Sumatera Barat
Tahun Anggaran : 2013
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
13. Sasaran Srategis Indikator Kinerja Target
1 2 3
7 Meningkatnya pemahaman
dan kualitas ibadah sosial
1 Jumlah lembaga sosial yang diberdayakan
dalam kehidupan masyarakat
10
lembaga
2 Dst .....
2 Meningkatnya dan
berkembangnya kemitraan
umat Islam
1 Jumlah pedoman waktu sholat dan jadwal
imsakiyah yang diterbitkan untuk masyarakat
10 rim
2 Jumlah masjid/mushalla yang diukur arah
kiblatnya
7 masjid/
mushalla
Dst.......
3 Meningkatnya kualitas
Pembinaan Haji dan Umrah
1 Jumlah PPIH Embarkasi Padang yang lebih
profesional
107 orang
2 Dst …….
2 Meningkatnya kualitas
pelayanan haji
1 Jumlah visa/pasport yang selesai
pengurusannya ke Jakarta
… visa/
pasport
2 Dst…..
Sekretaris JenderalSekretaris Jenderal
....................................................................
Kepala KanwilKepala Kanwil
........................................................................
EVALUASI HASIL SOSIALISASI LAKIP
KEMENAG
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Republik Indonesia selalu menekankan perlu adanya peningkatan transparansi dan akuntabilitas bagi seluruh jajaran kabinetnya. Hal ini mengindikasikan adanya keinginan Presiden agar seluruh jajaran birokrasi pemerintahan untuk dapat menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat apa yang sedang dan akan dilakukan serta secara proporsional mempertanggungjawabkan kinerja apa yang telah diberikan kepada rakyat.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) merupakan bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi kinerja instansi pemerintah selama ini. Sistem AKIP ini diharapkan mampu mengubah paradigma manajemen instansi pemerintah dari yang berprientasi kepada input menjadi berorientasi kepada hasil (result oriented). Meski secara kuantitas terjadi peningkatan jumlah instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah yang menerapkan Sistem AKIP, namun secara kualitas belum memuaskan. Hal yang menonjol adalah masih enggannya instansi pemerintah untuk menetapkan ukuran kinerja dan target-targetnya pada awal periode pelaksanaan anggaran. Akibatnya hingga kini masih banyak instansi pemerintah bekerja tanpa ukuran dan target kinerja yang jelas. Untuk itu kiranya diperlukan suatu Penetapan kinerja yang merupakan komitmen rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh instansi pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pada dasarnya Penetapan kinerja merupakan suatu kesepakatan pencapaian kinerja antara penerima mandat (amanah) dengan pemberi mandat. Penetapan kinerja ini juga merupakan suatu kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan suatu capaian kinerja tertentu dengan sumber dana tertentu. Kesanggupan ini disetujui oleh pemberi mandat. Penetapan kinerja ini merupakan salah satu komponen dalam suatu sistem manajemen berbasis kinerja. Manajemen berbasis kinerja adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kinerja melalui proses berkelanjutan untuk: menetapkan strategic performance objectives; mengukur kinerja; mengumpulkan, menganalisis, mereview dan melaporkan data kinerja; serta menggunakannya untuk mendorong peningkatan kinerja.
Penetapan kinerja bukan merupakan Penetapan kinerja individu pejabat/pegawai, tetapi merupakan wujud akuntabilitas dari para pimpinan unit organisasi terhadap perencanaan kinerja organisasi.
Penetapan kinerja ini diwajibkan kepada seluruh aparatur negara sampai dengan eselon II.
Dalam Sistem AKIP, rencana strategis, rencana kinerja dan Penetapan kinerja mempunyai keterkaitan yang sangat erat sebagai dokumen perencanaan. Jika perencanaan strategis memberikan arah pembangunan organisasi dalam jangka menengah, maka rencana kinerja dan Penetapan kinerja menetapkan target dan komitmen kinerja yang akan diwujudkan pada suatu tahun tertentu. Setiap tahun perencanaan strategis ini dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja tahunan (annual performance plan). Rencana kinerja ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis, di dalamnya memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak dicapai dalam suatu tahun yang dituangkan dalam sejumlah indikator kinerja strategis (strategic performance indicators) yang relevan. Rencana kinerja yang telah disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran, dituangkan dalam suatu Penetapan kinerja. Pada setiap akhir tahun, Penetapan kinerja ini akan dipertanggungjawabkan capaian kinerjanya pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Hingga kini, dari hasil evaluasi LAKIP belum banyak instansi pemerintah yang menetapkan target kinerjanya dalam dokumen rencana kinerja secara formal.
Adanya Penetapan kinerja diharapkan akan mendorong instansi pemerintah untuk menetsapkan target kinerja pada awal periode sehingga realisasi capaian kinerja dapat dibandingkan dengan rencana kinerjanya. Selain itu penerapan Penetapan kinerja ini akan mendorong instansi pemerintah untuk menerapkan Sistem AKIP secara penuh yang pada akhirnya:
meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja secara terukur.
merupakan wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah
menjadi dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
merupakan dasar Pemberian reward atau penghargaan dan sanksi
Peningkatan akuntabilitas, transparansi dan kinerja dimaksudkan bahwa setiap pejabat sampai pada eselon II akan mempertanggungjawabkan capaian kinerjanya kepada atasannya. Selain itu masyarakat juga dapat melihat pelaksanaan tugas instansi pemerintah kepada masyarakat melalui berbagai indikator kinerja dan targetnya. Pada akhirnya karena target kinerja telah ditetapkan, Penetapan kinerja ini diharapkan dapat memicu peningkatan kinerja dari pejabat yang menerima amanah.
Dengan adanya Penetapan kinerja ini, ukuran keberhasilan ataupun kegagalan instansi pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat secara jelas terlihat. Hal ini sekaligus akan memudahkan melakukan evaluasi atas pencapaian kinerja tersebut.
Secara umum Penetapan kinerja tersebut berisi:
Pernyataan dari penerima mandat bahwa dia akan mewujudkan kinerja sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan. Pernyataan ini diwujudkan dengan sebuah tanda tangan kesanggupan.
Tanda tangan pemberi mandat yang menyetujui target kinerja yang akan dihasilkan oleh penerima mandat.
Program utama yang menggambarkan keberadaan instansi/ unit organisasi dengan memperhatikan core business dan strategic issue.
Seperangkat indikator kinerja yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan suatu organisasi. indikator kinerja yang digunakan pada dasarnya merupakan indikator kinerja kunci yang secara langsung dapat menggambarkan keberhasilan organisasi.
Target kinerja yang akan diwujudkan pada suatu tahun tertentu untuk setiap indikator kinerja.
Anggaran yang telah ditetapkan/dialokasikan untuk mewujudkan sasaran. indikasi anggaran ini termasuk overhead cost jika memungkinkan, namun setidaknya biaya langsung yang terkait.
Penetapan kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), meski belum diatur secara eksplisit dalam Inpres 7 tahun 1999. Penyusunan Penetapan kinerja ini diharapkan dapat mendorong keberhasilan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Penyusunan Penetapan kinerja ini dimulai dengan merumuskan renstra yang merupakan rencana jangka menengah (lima tahunan) yang dilanjutkan dengan menjabarkan rencana lima tahunan tersebut kedalam rencana kinerja tahunan. Berdasarkan rencana kinerja tahunan tersebut, maka diajukan dan disetujui anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai rencana tahunan tersebut. Berdasarkan rencana kinerja tahunan yang telah disetujui anggarannya, maka ditetapkan suatu Penetapan kinerja yang merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah direncanakan.
Dalam tahun berjalan, pelaksanaan Penetapan kinerja ini akan dilakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan oleh organisasi serta dilaporkan dalam suatu laporan kinerja yang biasa disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Penetapan kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), meski belum diatur secara eksplisit dalam Inpres 7 tahun 1999. Penyusunan Penetapan kinerja ini diharapkan dapat mendorong keberhasilan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Penyusunan Penetapan kinerja ini dimulai dengan merumuskan renstra yang merupakan rencana jangka menengah (lima tahunan) yang dilanjutkan dengan menjabarkan rencana lima tahunan tersebut kedalam rencana kinerja tahunan. Berdasarkan rencana kinerja tahunan tersebut, maka diajukan dan disetujui anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai rencana tahunan tersebut. Berdasarkan rencana kinerja tahunan yang telah disetujui anggarannya, maka ditetapkan suatu Penetapan kinerja yang merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah direncanakan.
Dalam tahun berjalan, pelaksanaan Penetapan kinerja ini akan dilakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan oleh organisasi serta dilaporkan dalam suatu laporan kinerja yang biasa disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pada dasarnya kontrak kinerja disampaikan kepada pejabat atau instansi setingkat di atas dengan tembusan kepada Kementerian PAN untuk tujuan pemantauan dan evaluasi.
Pemantauan dimaksudkan untuk mengidentifikasi unit kerja atau instansi pemerintah yang belum secara baik menerapkan kontrak kinerja ini, seperti perumusan program utama, perumusan sasaran, perumusan indikator kinerja serta penetapan target kinerja.
Evaluasi dimaksudkan untuk menilai realisasi capaian kinerja dibandingkan dengan kontrak kinerja yang telah disepakati serta membantu manajemen melakukan perbaikan kinerja berkelanjutan.