SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
PCR
 (Polymerase Chain Reaction)
1. Keunggulan:
 Dapat menganalisis DNA yang sangat
  sedikit.
 Spesifik, sederhana
 Dapat menganalisis banyak sample
  dengan cepat.
 Mampu mendeteksi kelainan.
1. Kelemahan:

 Optimasi perlu waktu, jika tidak optimum
  menyebabkan terjadinya kesalahan
  interprestasi.
 Karena sangat sensitive menyebabkan
  problem kontaminasi sangat tinggi →
  kesalahan.
  Kebersihan, atau tanpa adanya
  kontaminasi dituntut sangat tinggi pada saat
  bekerja.
Agar berhasil dengan baik,Perlu
“ OPTIMASI “

Konsentrasi:         Suhu dan Waktu:
• Enzymes             • Annealings
• DNTP’s              • Dematurasi
• Mg. Ion             • Pemanjangan /
• Primer                Extension
Optimasi Amplifikasi DNA
dengan PCR

Konsentrasi Enzyme
•   1 - 2,5 unit/ 100 µl larutan reaksi
•   Namun tergantung dari template target dan primer
•   Setiap sample perlu dioptimasi
•   Kalau optimasi dianjurkan antara 0.5 – 5 unit/ 100 µl
•   [ Innis, et al 1990 ].
•   0.5 unit/ 15 µl larutan reaksi 30 cyclis.
•   [ Ruiz et, 1997 ]
•   Deoksinukleotida Trifosfat
•   Stok DNTP’s harus netral ( pH 7.0 )
•   Disimpan dengan konsentrasi 10mM, pada suhu -20o C
•   Keempat macam DNTP harus sama
•   Konsentrasi pada larutan DNTP’s.
•   Spesifitas dan ketelitian naik dengan rendahnya
    konsentrasi, sebab dengan konsentrasi yang rendah
    memperkecil kemungkinan terjadinya salah penempelan
    primer. ( ± 20 µM/ 100 larutan Reaksi)
•   Namun konsentrasi tersebut juga tergantung DNA yang
    diamplifikasi.
•   Konsentrasi DNA, diukur dengan spektrofotometri.
•   Konsentrasi Mg2+
• Optimasi konsentrasi ion Mg ini sangat
  penting, sebab konsentrasi ion Mg akan
  mempengaruhi penempelan primer, suhu
  dissosiasi baik jalin DNA template maupun
  produk PCR, spesifitas produk,
  pembentukan primer, dimmer, aktifitas
  enzim dan ketelitian.
• Konsentrasi sebaiknya antara 0.5 – 2.5
  mM.
•     Konsentrasi Primer
• Konsentrasi primer ini dianjurkan antara 0.1 – 0.5 µM.
• Semakin tinggi konsentrasi primer, menyebabkan
    terjadinya:
•   salah temple (“misprinning”))
•   terjadi penumpukan produk yang tidak diinginkan, dan
•   kemungkinan terjadinya “primer-dimer”
•   ini semua substrat PCR.
•   Oleh Ruiz, et al 1997 diberikan rumus untuk mengirakan
    konsentrasi primer

                   0.067 γ / oD 260 = χ

•   γ = volume reaksi dalam µl.
•   χ = volume primer yang akan dipakai dalam µl
•   oD 260  = optical density λ 260 nm.
•     Suhu Annealing
• Suhu dan waktu yang diperlukan untuk “primer
    Annealing” tergantung dari:
    – Komposisi basanya
    – Panjangnya
    – Konsentrasinya
• Suhu annealing terbaik biasanya 5o C dibawah
    Tm nya.
•   Biasanya suhu antara 5o – 72o C akan
    menghasilkan produk yang bagus.
•   Suhu terlalu tinggi menyebabkan penempelan
    primer tidak betul dan kesalahan perpanjangan
    pada ujung 3’ primer. Sehingga suhu annealing
    sangat kritis lebih-lebih pada putaran-putaran
    permukaan.
a) Pemanjangan Primer
   (primer Extention)
• Waktu prmanjangan tergantung dari:
• Panjangnya DNA yang diamplifikasi
• Konsentrasi DNA yang diamplifikasi
• Suhu
• Suhu pemanjangan umumnya 72oC
• Suhu 72o C selama 1 menit cukup untuk
 produk dengan panjang 2 Kb.
a) Suhu dan Waktu Denaturasi
• Penyebab utama gagalnya reaksi PCR adalah tidak
    sempurnanya proses Denaturasi.
     Biasanya, 95o C selama 30 detik atau 97o C selama 15 detik.
     Namun, lebih tinggi mungkin lebih baik, terutama DNA yang
      kaya pasangan G-C (Innis, et al., 1990)
     Jika dinaturasi tidak sempurna, mungkin DNA kembali berikatan
      ataupun tidak mampu (menerima primer yang akan menempel,
      sehingga sensitifitasnya turun  produk turun.
       Ini terjadi jika waktu denaturasi terlalu pendek.
     Jika waktu terlalu lama enzyme Taq polimerase akan rusak.
      Beberapa protocol menganjurkan denaturasi mula-mula 94o C
      selama 1 – 10 menit (Ruiz, et al., 1997)
• Ines et al (1990) menyebutkan waktu paro Taq
    Polymerase DNA kadang dari 2 jam – 92.5 0C.
•   40 menit suhu 950C
•   5 menit suhu 97.50C
a) Jumlah Putaran

• Jumlah putaran tergantung dari hasil
  konsentrasi DNA mula-mula, dengan
  catatan semua parameter sudah
  dioptimasi.
• Amplifikasi lebih dari 40 putaran akan
  menghasilkan produk PCR yang salah.
• Terlalu sedikit putaran akan mendapatkan
  produk yang sedikit.
Rekomendasi putaran versus
konsentrasi mula-mula:
• Number of target   • Number of cycles:
  molicules:
     3 x 105          25 to 30
     1.5 x 104        30 to 35
     1 x 103          35 to 40
     50               40 to 45
PCR
•   PCR : Polymerese Chain Reaction
•   Ditemukan oleh Kary Mullis 1984
•   Memperbanyak potongan DNA
•   Bahan :
       DNA
       Primer
       Enzyme “Taq Polimerese”
       4 macam deoxynucleoside triphosphate
       Magnesium ion.
• PCR terdiri atas beberapa proses:
    – Pemanasan DNA untuk mendenaturasi DNA ( memisahkan 2
      rantai DNA )
    – Dinginkan dan “oliganucleotide primer” menera panjang rantai
      DNA.
    – Terjadi polimerisasi karena adanya primer dan deoxynucleoside
      triphosphate serta enzyme.
    – Kemudian proses 1) diulang kembali ke tahap 2) dan tahap 3).
• Proses tersebut diulang-ulang sampai 25-30 kali.
SKEMA CARA KERJA PCR
PCR

Contenu connexe

Tendances

Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Santika Dewi
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
Titis Sari
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Afifi Rahmadetiassani
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Mifta Rahmat
 
Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)
Nur Eka Oktafiani
 

Tendances (20)

Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Isolasi DNA
Isolasi DNAIsolasi DNA
Isolasi DNA
 
Ekspresi gen
Ekspresi genEkspresi gen
Ekspresi gen
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)Polymerase chain reactions (pcr)
Polymerase chain reactions (pcr)
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 b
 
Elektroforesis
ElektroforesisElektroforesis
Elektroforesis
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 
komplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologikomplemen dan sitokin imunoserologi
komplemen dan sitokin imunoserologi
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 

Similaire à PCR

TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
Aasastriani1
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
Yona Oktasari
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkman
Mulkan Fadhli
 

Similaire à PCR (20)

Polymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcrPolymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcr
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxKELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
 
DNA
DNADNA
DNA
 
Metoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikan
Metoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikanMetoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikan
Metoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikan
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
Tabm prak
Tabm prakTabm prak
Tabm prak
 
Nucleic Acid Techniques
Nucleic Acid TechniquesNucleic Acid Techniques
Nucleic Acid Techniques
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
genetika.pdf
genetika.pdfgenetika.pdf
genetika.pdf
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
 
BIOUnnes_PCR
BIOUnnes_PCRBIOUnnes_PCR
BIOUnnes_PCR
 
(7) Sidik Jari DNA.ppt
(7) Sidik Jari DNA.ppt(7) Sidik Jari DNA.ppt
(7) Sidik Jari DNA.ppt
 
KELOMPOK 3 PRIMER.pptx
KELOMPOK 3 PRIMER.pptxKELOMPOK 3 PRIMER.pptx
KELOMPOK 3 PRIMER.pptx
 
TRANSKRIPSI TRANSLASI DNA OK.pdf
TRANSKRIPSI TRANSLASI DNA OK.pdfTRANSKRIPSI TRANSLASI DNA OK.pdf
TRANSKRIPSI TRANSLASI DNA OK.pdf
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
Kenaikan aktivitas enzim
Kenaikan aktivitas enzimKenaikan aktivitas enzim
Kenaikan aktivitas enzim
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkman
 
Pp biokim
Pp biokimPp biokim
Pp biokim
 

Plus de NURSAPTIA PURWA ASMARA

Plus de NURSAPTIA PURWA ASMARA (20)

MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
 
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
 

Dernier

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Dernier (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

PCR

  • 1. PCR (Polymerase Chain Reaction) 1. Keunggulan:  Dapat menganalisis DNA yang sangat sedikit.  Spesifik, sederhana  Dapat menganalisis banyak sample dengan cepat.  Mampu mendeteksi kelainan.
  • 2. 1. Kelemahan:  Optimasi perlu waktu, jika tidak optimum menyebabkan terjadinya kesalahan interprestasi.  Karena sangat sensitive menyebabkan problem kontaminasi sangat tinggi → kesalahan.   Kebersihan, atau tanpa adanya kontaminasi dituntut sangat tinggi pada saat bekerja.
  • 3. Agar berhasil dengan baik,Perlu “ OPTIMASI “ Konsentrasi: Suhu dan Waktu: • Enzymes • Annealings • DNTP’s • Dematurasi • Mg. Ion • Pemanjangan / • Primer Extension
  • 4. Optimasi Amplifikasi DNA dengan PCR Konsentrasi Enzyme • 1 - 2,5 unit/ 100 µl larutan reaksi • Namun tergantung dari template target dan primer • Setiap sample perlu dioptimasi • Kalau optimasi dianjurkan antara 0.5 – 5 unit/ 100 µl • [ Innis, et al 1990 ]. • 0.5 unit/ 15 µl larutan reaksi 30 cyclis. • [ Ruiz et, 1997 ]
  • 5. Deoksinukleotida Trifosfat • Stok DNTP’s harus netral ( pH 7.0 ) • Disimpan dengan konsentrasi 10mM, pada suhu -20o C • Keempat macam DNTP harus sama • Konsentrasi pada larutan DNTP’s. • Spesifitas dan ketelitian naik dengan rendahnya konsentrasi, sebab dengan konsentrasi yang rendah memperkecil kemungkinan terjadinya salah penempelan primer. ( ± 20 µM/ 100 larutan Reaksi) • Namun konsentrasi tersebut juga tergantung DNA yang diamplifikasi. • Konsentrasi DNA, diukur dengan spektrofotometri.
  • 6. Konsentrasi Mg2+ • Optimasi konsentrasi ion Mg ini sangat penting, sebab konsentrasi ion Mg akan mempengaruhi penempelan primer, suhu dissosiasi baik jalin DNA template maupun produk PCR, spesifitas produk, pembentukan primer, dimmer, aktifitas enzim dan ketelitian. • Konsentrasi sebaiknya antara 0.5 – 2.5 mM.
  • 7. Konsentrasi Primer • Konsentrasi primer ini dianjurkan antara 0.1 – 0.5 µM. • Semakin tinggi konsentrasi primer, menyebabkan terjadinya: • salah temple (“misprinning”)) • terjadi penumpukan produk yang tidak diinginkan, dan • kemungkinan terjadinya “primer-dimer” • ini semua substrat PCR. • Oleh Ruiz, et al 1997 diberikan rumus untuk mengirakan konsentrasi primer 0.067 γ / oD 260 = χ • γ = volume reaksi dalam µl. • χ = volume primer yang akan dipakai dalam µl • oD 260 = optical density λ 260 nm.
  • 8. Suhu Annealing • Suhu dan waktu yang diperlukan untuk “primer Annealing” tergantung dari: – Komposisi basanya – Panjangnya – Konsentrasinya • Suhu annealing terbaik biasanya 5o C dibawah Tm nya. • Biasanya suhu antara 5o – 72o C akan menghasilkan produk yang bagus. • Suhu terlalu tinggi menyebabkan penempelan primer tidak betul dan kesalahan perpanjangan pada ujung 3’ primer. Sehingga suhu annealing sangat kritis lebih-lebih pada putaran-putaran permukaan.
  • 9. a) Pemanjangan Primer (primer Extention) • Waktu prmanjangan tergantung dari: • Panjangnya DNA yang diamplifikasi • Konsentrasi DNA yang diamplifikasi • Suhu • Suhu pemanjangan umumnya 72oC • Suhu 72o C selama 1 menit cukup untuk produk dengan panjang 2 Kb.
  • 10. a) Suhu dan Waktu Denaturasi • Penyebab utama gagalnya reaksi PCR adalah tidak sempurnanya proses Denaturasi.  Biasanya, 95o C selama 30 detik atau 97o C selama 15 detik.  Namun, lebih tinggi mungkin lebih baik, terutama DNA yang kaya pasangan G-C (Innis, et al., 1990)  Jika dinaturasi tidak sempurna, mungkin DNA kembali berikatan ataupun tidak mampu (menerima primer yang akan menempel, sehingga sensitifitasnya turun  produk turun. Ini terjadi jika waktu denaturasi terlalu pendek.  Jika waktu terlalu lama enzyme Taq polimerase akan rusak. Beberapa protocol menganjurkan denaturasi mula-mula 94o C selama 1 – 10 menit (Ruiz, et al., 1997) • Ines et al (1990) menyebutkan waktu paro Taq Polymerase DNA kadang dari 2 jam – 92.5 0C. • 40 menit suhu 950C • 5 menit suhu 97.50C
  • 11. a) Jumlah Putaran • Jumlah putaran tergantung dari hasil konsentrasi DNA mula-mula, dengan catatan semua parameter sudah dioptimasi. • Amplifikasi lebih dari 40 putaran akan menghasilkan produk PCR yang salah. • Terlalu sedikit putaran akan mendapatkan produk yang sedikit.
  • 12. Rekomendasi putaran versus konsentrasi mula-mula: • Number of target • Number of cycles: molicules: 3 x 105 25 to 30 1.5 x 104 30 to 35 1 x 103 35 to 40 50 40 to 45
  • 13. PCR • PCR : Polymerese Chain Reaction • Ditemukan oleh Kary Mullis 1984 • Memperbanyak potongan DNA • Bahan :  DNA  Primer  Enzyme “Taq Polimerese”  4 macam deoxynucleoside triphosphate  Magnesium ion. • PCR terdiri atas beberapa proses: – Pemanasan DNA untuk mendenaturasi DNA ( memisahkan 2 rantai DNA ) – Dinginkan dan “oliganucleotide primer” menera panjang rantai DNA. – Terjadi polimerisasi karena adanya primer dan deoxynucleoside triphosphate serta enzyme. – Kemudian proses 1) diulang kembali ke tahap 2) dan tahap 3). • Proses tersebut diulang-ulang sampai 25-30 kali.