Dokumen tersebut membahas tentang penyataan Tuhan Allah kepada manusia melalui berbagai cara seperti firman-Nya, karya-karya-Nya dalam alam semesta dan sejarah, serta puncak penyataan-Nya dalam diri Yesus Kristus. Dibedakan antara penyataan khusus melalui firman dan karya yang berpusat pada Kristus, dengan penyataan umum melalui alam semesta, sejarah, dan hati sanubari manus
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
SEJARAH PENYATAAN ALLAH
1. Nama : Nada Ridhoi H. Silitonga
________________________________________________________________________
PENYATAAN TUHAN
1. Hakekat, Kemungkinan dan Tujuannya
1. Hakekat Penyataan Allah
Yang dimaksud dengan penyataan Allah ialah tindakan Allah untuk
menyatakan atau memperkenalkan diriNya kepada Manusia, yang menjadikan
manusia dapat kenal Allahnya atau mempunyai pengetahuan tentang Allahnya.Semua
agama didasarkan atas keyakinan bahwa Allah atau “Yang dipertuhan”
memeprkenalkan diri kepada manusia, sehingga manusia kenal Tuhannya, sekalipun
pengenalan itu tidak sempurna. Karena pengenalan itulah maka manusia dapt
menyembah Tuhannya. Pada umunya agama – agama mengeajarkan, bahwa Tuhan
memperkenalkan diriNya dan kehendakNya kepada manusia dengan perantaraan
bisikan ilahi, artinya : Tuhan memperkenalkan diriNya dan kehendakNya dengan
memperfungsi sebagai imam atau pendeta (agama suku murba), maupun berfungsi
sebagai rsi (agama Hindu), atau nabi (agama Islam) atau guru/kyai (kebatinan).
Di Kej 12 : 1 – 3 kita mendengar Allah berfirman kepada Abraham supaya ia
pergi dari negerinya dan dari sanak saudaranya seta dari rumah bapanya kepada ke
negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya dengan Janji, bahwa Allah akan
menjadikan Abraham menjadi bangsa yang besar, dan menjadikan dia berkat bagi para
bangsa. Ktia tidak mendapat kesan, bahwa firman ini diberikan dengan “ bisikan ilahi’
di dalam hatinya, sebab cara pertemuan Allah dengan Abrahan ini berkali – kali di
ulangi sebagi petermuan pribadi dengan pribadi, sebagai petermuan antara aku dan
engkau.Di dalam P.L disebutkan juga, bahwa Allah memperkenalkan diriNya dengan
memalui karya – karyaNya, baik yang dilakukan dalam bentuk penampakan –
penampakan (semak duru yang menyaala, tugu awan, malaekat Tuhan dan sebaginya)
maupun yang dilakukan dalam bentuk perbuatan – perbuatan besar yang menakjubkan
( menyebrangi lautan Teberau, manna, air keluar dari batu karang, dan sebagainya).
Semuanya itu adalah sarana Allah guna memperkenalkan diri atau menyatakan
dirinNya kepada manusia.
Akan jelas bahwa segala kata – kata dan ungkapan – ungkapan yang
menunjukan kepada perkenalan Allah kepada manusia itu hampir semuanya dikaitkan
dengan pernyataan tentang “janji Allah”. Di dalam P.B juga ada banyaka kata yang
dipakai untuk mengungkapan perkenalan atau penyataan Allah itu. Dari sekian banyak
kata kata itu mungkin kata apokaluptien dan phaneroun merupakan kata yang
2. mempunyai arti yang agak khas, asal pengertian perkenalan atau penyataan A;;aj tado
todal jamua dijabarkan dari kata – kata ini saja.kata apokaluptien berarti “mengambil
tutup” atau “ menambil selubung”, sehingga tampak apa yang tertutup atau
diselubungi. Kata Paneroun berarti “ terbuka” karena disingkapkan selubungnya.
Perbedaan antara kedua kata ini ialah demikian bahwa kata yang pertama menunjukan
kepada tindakan mengambil tutup, sedang kata yang kedua menunjukan kepada hasil
penyingkapan selubung tadi.
Dari uraian di atas teranglah, bahwa yang diuangkapkan dengan istilah
“penyataan” atau perkenalan disini adalah gagasan, bahwa seswatu yang semua
tertutup atau tidak dapat diketahui, karena diselubngi, menjadi dapat diketahui, karena
selbungnya terlah di singkapkan.
Di dalam pengertian penyataan yang di ajarkan Alkitab tergantung gagasan,
bahwa Tuhan Allah keluar dari tempat “persembunyianNya”, memperkenalkan
diriNya kepada manusia. Ia menyingkapkan selubung yang menyelubungiNya, dengan
tampil ke depan, berbuat di dalam sejarah dan menyatakan kehendakNya di dalam
hidup manusia. Oleh karena itu yang dimaksud dengan penyataan Allah itu bukanlah
bisikan ilahi, melainkan perkenalan atau pergaulan Allah dengan manusia yang
dilakukan dengan firman dan karnya.
2. Kemungkinan akan adanya penyataan Allah
Yang dibicarakan di dalam bagian ini ialah soal apakan mungkin manusia dari
dirinya sendiri mengenal Allah, apakah ada jalan yang berpengkala dari manusia
menuju ke pengetahuan tentang Allah?
Plato menjawab pertanyaan ini secara positip : ya, ada. Oleh karena pengaruh
Plato besar sekali dalam pemikiran theologia Kristen dan Islam, maka kita akan
membeciarakan pandangannya secara singkat.Plato sendiri tidak menuntut adanya satu
ilah atau tuhanm asal semuanya memiliki satu tabiat (nature) yaitu “tabiat ilahi”
(divine nature). Segala perbuatan para dewata tidak boleh bertentangan dengan “tabiat
ilahi” itu. Tuhan jangan di pandang sebagai manusia, Tuhan harus di pandang sebagai
“keberadaan” sehati (the real being), zat yang bersifat akali atau rohani serta yang
tidak berubah (the true, intellingble and immutable being). Bahwa yang menjadi dalil
Plato ialah : “yang ilahi” itulah Tuhan bukan “Tuhan adalah yang ilahi”. Bagi Plato
yang penting ialah “ yang ilahi” dahulu, seolah – olah ada sesuatu “ yang ilahi”, lalu
“yang ilahi” ini dianggap Tuhan.
Pengaruh pandangan Plato ini ternyata besar sekali. Pada zaman di sekitar
Tarikh Masehi telah menjadi pendat umum di daerah sekitar Lautan Tengah, bahwa
yang disebut “Tuhan” harus memiliki “Tabiat ilahi” ini harus bersifat rohani dan akali
(spiritualis dan intellectualis), dalam arti sebagi lawan dari segala yang bersifat
bendawi atau jasmani (materialis). Segala seswatu yang tidak memenuhi “tabiat ilahi”
ini harus ditolak sebagai Tuhan.
3. Alkitab dengan tegas menyatakan, bahwa tiada jalan dari pihak manusia
kepada Tuhan Allah. Dari Alkitab kita dapat mengetahui bahwa mula – mula bukan
Israel yang mencari Tuhan Allah, melainkan sebaliknya, Tuhan Allahlah yang mencari
Israel dan yang memperkenalkan atau menyatakan diriNya kepada Israel. Dengan
karya – karyaNya yang besar di dalam sejarah umat Israel Tuhan Allah telah
menyatakan diriNya. Atau memperkenalkan diriNya kepada umatNya.
3. Tujuan Penyataan Tuhan Allah
Di dalam agama mana saja, kita sering menyaksikan, baik secara teoretis
maupun secara praktis, bagaimana manusia mencobai pemperalat Tuhannya bagi
kemuliaan, kebagiaan dan kesengannya sendiri. Di dalam agama Weda kuna
umpanya, kita menyaksikan bagimana manusia menyanjung – nyanjung para dewata
dengan korban – korban serta doany, dengan maksud agar para dewata itu senang dan
oleh karenanya berkenan memberkati manusia.
Alkitab menunjukan dengan jelas bahwa Tuhan Allah bukanlah alat guna
mencukupi kekurangan – kekurangan manusia, bukan sarana untuk memberikan
kesengan dan kepuasaan manusia. Tuhan Allah jauh lebih tinggi dari pada manusia.
Tuhan Allahlah yang memamnggil manusia supaya mengabdi kepadaNya, supaya
menataati perintah – perintahNya. Jadi bukan sebaliknya, bukan Tuhan Allah yang
harus menabdi kepada manusia serta memenuhi segala keinginan manusia.
2. ALAT – ALAT PENYATAAN ALLAH
1. Macamnya
Di Dalam bagian ini akan dibicarakan dengan alat – alat apakah Tuhan Allah
telah menyatakan atau memperkenalkan diriNya kepada manusia. Berdasarkan
keyakinan kami, bahwa Alkitab adalah kesaksian mengenai pengalam para orang yang
pernah bertemu atau bergaul dengan Tuhan Allah, maka kita akan menyelidiki
kesaksian – kesakisan itu untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan di atas.
Kita berpangkal pada kel. 3 : 13 – 15 dimana disebutkan, bahwa Tuhan Allah
memanggil Musa supaya mengeluarkan umat israel dari tanah perhambaan di Mesir.
Pada kesempataan ini Musa bertanya kepada Tuhan Allah, bagaimana ia harus
menjawab, seandainya Israel akan menanyakan siapa yang mengutusnya. Hal ini
4. disebabkan karena mungkin Israel sudah tidak dapat membeda – bedakan lagi siapa
Allahnya dan siapa para dewa orang Mesir. Tuhan Allah menjawab, bahwa manaNya :
“AKU ADALAH AKU” yang dalam bahasa aslinya berbunyi : Ehyeh asyer Ehyeh.
Kata ehyeh, yang berarti “Aku berada” berasal dari kata hyh, yang menurut
para ahli mewujudkan rangkuman dari kata – kata : berada, menjadi dan bekerja (to
be, to become dan to work). Yang harus kita perhatikan ialah, bahwa disini nama
Tuhan Allah di ungkapkan dengan bentuk kata kerja, kata yang hidup bukan dengan
kata – nama – benda, kata yang mati. Hal ini menunjukkan bahwa dengan demikian
Tuhan Allah bagi Israel bukanlah Allah yang tidak bergerak, bukanlah Allah yang
mati melainkan Allah yang hidup , yang bekerja yang penuh dengan dinamika.
Pertama – tama Tuhan Allah memeperkenalkan diri kepada Israel dengan
menampakkan diri dalam tanda – tanda yang menjadikan Israel tahu bahwa Tuhan
Allah hadir. Penampkan ini di dalam bahasa Yunani disebut theophani.Di sini Tuhan
Allah menampkkan diri dengan tanda- tanda yang dapat dihayati oleh Israel, sehingga
Israel sadar bahwa mereka berhadapan dengan Tuhan Allah sendiri. Theophani atau
penampakan diri Allah ini bukanlah kehadiran Allah yang tanpa keaktipan dan tanpa
waktu, melainkan dengan nemapkkan diri ini Tuhan Allah hadir dengan nyata atau
mendatangi umatNya serta berada di tengah – tengah umatNya.ia berdiam di antara
umatNya. Maka penampakan diri ini termasuk buatan atau karya Allah yang histori
baik yang mendatangkan hukuman maupun yang mendatakan pertolongan.
2. Tempat Kristus di dalam penyataan Tuhan Allah
Penyataan Allah yang dengan penampkan diri (theophani_ adalah karya Allah
di dalam sejarah umatNya yang penuh dengan dinamika, di mana Allah keluar dari
persembunyianNya, sehinggal Israel yakin, bahwa mereka bertemu dengan Allah.
Demikian juga halnya dengan penyataan Allah yang dengan mujizat.. Oleh karena itu
maka kedua karyaNya di dalam sejarah Israel.
A. Di dalam PL
Kata yang di paki dalam P.L bagi firman adalah dabar. Kata dabar berarti :
perkataan, akan tetapi bukan perkataan yang kosong. Dabar adalah
perkataan yang telah berisikan latar belakang atau dasar yang terkandung
dalam perkataan itu.
B. Di dalam PB
Di dalam P.B ada gagasan yang baru, yaitu bahwa penayataan atau
perkenalan Tuhan Allah yang dengan FirmanNya itu wudukan di dalam
diri Tuhan Yesus Kristus.
3. Bukan Eksklusivsme
Sekalipun Tuhan Yesus Kristus adalah puncak dan akhir penyataan Tuhan
Allah, namun hal itu tidak berarti, bahwa kristus adalah satu – satunya penataan Tuhan
5. Allah. Pertama – tama hal ini jelas dari Ibr. 1 : 1 – 2 yang menyebutkan, bahwa setelah
pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada
nenek moyang kita perantaraan nabi – nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya.
Jikalau Tuhan Allah menyatakan atau memperkenalkan diriNya, Ia tidak
memperkenalkan diriNya sepenuhnya atau secara sempurna saat itu. PenyataanNya
atau perkenalanNya setiap waktu diselaraskan dengan keadaan orang yang menerima
penyataan tadi. Bukankah penayataan Allah itu dikaitkan dengan janji – janjiNya?
Bukan hanya alam semesta sebagai hasil karya tangga Allah saja yang
menyatakan atau memeprkenalkan Tuhan Allah kepada manusia, melainkan juga
karya Allah untuk memelihara alam semesta itu. Mzm. 33 mengajak kita untuk
memuhi Tuhan Allah, karena kensetiaanNya terhadap segala perbuatan tanganNya.
Bumi telah dipenuhi dengan kemurahan Allah. Demikan dapat disimpulkan yaitu
Tuhan Allah yang menunju kepada puncak penyataan tadi, yaitu Tuhan Yesus kristus,
dan ada penyataan Allah yang memaluli hasil karnya di dalam alam semesta dan di
dalam pemeliharaan serta pemerintahanNya terhadap dunia. Maka kiranya tidaklah
benar, jika penyataan Allah hanya di pandang sebagi terjadi pada diri Tuhan Yesus
Kristus semata – mata.
4. Pembedaan penyataan Tuhan Allah
Telah diuraikan di atas, bahwa Tuhan Allah menyatakan diriNya dengan
Firman dan karyaNya guna menyelamatkan umat manusia, dan bahwa penayataan ini
dapat di rangkumkan di dalam penayataan dengan FirmanNya, yang berpuncak pada
diri Kristus. Yang di maksud penayataan yang khusus ialah penayataan yang diberikan
Tuhan Allah denang Firman dan karyaNya, yang meberpusat kepada Kristus. Yang
dimaksud dengan penayataan yang umum ialah penayataan Tuhan Allah yang dengan
perantaan firman dan karyaNya di dalam alam semstesa, di dalam sejarah dan juga di
dalam hati sanubari manusia.
A. Penayataan yang tidak langsung
a. Pengetahuan tentang Allah
Pernyaatan yang tidak langsung ialah penayataan Allah yang
diberikan dengan karyaNya di dalam alam semesta dan di dalam
karya pemeliharaanNya atau di dalam sejarah.
Penayataan Tuhan Allah ini bersuara terus, artinya: Tuhan
Allah di sepanjang sejarah umat manusia, sejak dahulu kala terus –
menerus menayatakan atau memperkenalkan diriNya dengan
karyaNya di dalam alam dan di dalam sejarah.
b. Theologia Naturalis
Gereja R.K mengajarkan apa yang disebut : theologia
naturalis atau theologia kodrati atau theologia alamiah. Yang di
6. maksud denagan theologia naturalis ialah, bahwa pengetahuan
tentang Tuhan Allah dapat diperoleh dengan menggunakan akal
manusia. Dasar ajaran itu dalah demikan : sebelum manusia
jatuh ke dalam dosa, ia memiliki 2 hal, yaitu : keadaan yang
kodrati atau keadaan manusia sebagai makhluk dengan hukum –
hukum kodratnya, dan keadaan yang adikodrati , yang melebihi
keadaannya yang kodrati itu. Sebagai makhluk yang kodrati,
manusia adalah makhluk yang lengkap, yang memilki akal dan
kesulian. Sebagai makhluk yang adikodrati manusia menjadi
gambar yang serupa dengan Allah, yang menjadikan manusia
dapat mengenal Allah secara mendalam.
B. Penayataan yang langsung
Apakah isi penayataan Tuhan Allah yang langsung itu ? apakah yang
diperkenalkan Allah kepada manusia secara langsung? Sudah barang tentu
keadaan atau hakekatNya sneidir. Hakekat Tuhan Allah itu dieperkenalkan
dengan cara yang bermacam – macam, yang semuanya melukiskan hakekat
ilahi dalam segal seginya. Hakekat Allah itu di ungkapkan didalam segala
firman dan karyaNya, baik yang di dalam P.L. maupun yang di dalam P.B yang
terjadi di dalam diri tuhan Yesus Kristus, sebagai puncak penayataan Allah.