dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
Tanya jawab manasik haji
1. TANYA JAWAB MANASIK HAJI
BAB I
MACAM, SYARAT, RUKUN DAN WAJIB HAJI
1.Apakah yang dimaksud dengan ibadah Haji ?
Ibadah Haji ialah berkunjung di Makkah dan sekitarnya demi mencapai ridha Allah untuk
melaksanakan ibadah tertentu dan para waktu tertentu.
2.Apakah yang dimaksud dengan ibadah umrah ?
Ibadah umrah ialah berkunjung ke Makkah dan sekitarnya demi mencapai ridha Allah untuk
melaksanakan ibadah tertentu dan dilaksanakan kapan saja.
3.Apakah hukum ibadah haji dan umrah ?
Hukum ibadah haji dan umrah adalah wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu. Ibadah
haji dan umrah yang kedua dan seterusnya hukumnya sunat.
4.Apakah setiap ibadah haji harus dirangkaikan dengan umrah ?
Ibadah haji dan ibadah umrah merupakah 2 (dua) peribadahan yang masing-masing berdiri
sedniri, dengan demikian tidak setiap ibadah haji harus dirangkaikan dengan ibadah umrah.
5.Bagaimana cara pelaksanaan ibadah haji ?
Cara ada 3 (tiga) macam yaitu : tamattu’, ifrad, dan qiran
6.Apa yang dimaksud haji tamattu’ ?
Haji tamattu’ ialah melakukan umrah terlebih dahulu pada musim haji, kemudian
melaksanakan ibadah haji.
Bila menggunakan cara ini, maka yang bersangkutan diwajibkan membayar dam bila tidak
kembali ke miqat (berupa menyembelih seekor kambing kalau tidak mampu berpuasa 10
hari yaitu 3 hari di Makkah atau Mina dan 7 hari di tanah air).
7.Apa yang dimaksud haji ifrad ?
Yang dimaksud haji ifrad adalah melakukan haji saja. Cara ini tidak dikenakan dam.
8.Apa yang dimaksud haji qiran ?
Haji qiran ialah mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus.
Cara ini juga wajib membayar dam nusuk.
9.Berapakah syarat wajib haji/umrah itu ?
Syarat haji ada 5 :
a.Islam
b.Baliq (dewasa)
c.Berakal sehat
d.Merdeka (bukan budak)
e.Istita’ah
Setiap orang yang belum memenuhi syarat tersebut belum wajib berhaji/umrah.
10.Apakah maksud Istita’ah (mampu) dalam ibadah haji itu ?
Istita’ah (mampu) dalam ibadah haji ialah :
2. a.Memiliki biaya perjalanan, juga nafkah hidup, baik untuk diri sendiri, maupun untuk
keluarga yang ditinggal.
b.Sehat jasmani dan rohani
c.Aman dalam perjalanan dan aman bagi keluarha yang ditinggal.
d.Mengetahui cara melaksanakan ibadah haji
e.Mampu melakukan perjalanan ke tanah suci
11.Berapakah rukun haji itu ?
Rukun haji ada 6 :
a.Ihram
b.Wukuf di Arafah
c.Tawaf ifadah
d.Sa’i
e.Bercukur
f. Tertib sesuai dengan tuntunan manasik haji.
Apabila tidak melaksanakan salah satu rukun haji tersebut maka hainya tidak sah.
12.Berapakah wajib haji itu ?
Wajib haji ada 6 :
a.Ihram haji dari miqat
b.Mabit di Muzdalifah
c.Mabit di Mina
d.Melontar jamrah
e.Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram.
f. Tawaf wada’.
Apabila meninggalkan salah satu wajib haji, maka wajib membayar dam.
13.Berapakah rukun umrah itu ?
Rukun umrah ada 5 :
a.Ihram
b.Tawaf
c.Sa’i
d.Bercukur
e.Tertib
Apabila meninggalkan salah satu rukun umrah, maka umrahnya tidak sah.
14.Apakah wajib umrah itu ?
Wajib umrah adalah ihram umrah dari miqat dan tidak melakukan perbuatan / hal-hal yang
diharamkan pada waktu melakukan umrah.
Apabila meninggalkan wajib umrah maka wajib membayar dam.
15.Apa yang dimaksud dengan umrah wajib ?
Umrah wajib ialah umrah yang baru pertama kali dilakukan (disebut juga Umratul Islam),
atau umrah yang dilakukan karena nazar.
3. 16.Apakah yang dimaksud dengan umrah sunat ?
Umrah sunah ialah umrah yang dilaksanakan untuk yang kedua kali dan seterusnya dan
bukan karena nazar.
17.Benarkah melaksanakan umrah 7 kali sama pahalanya dengan melaksanakan ibadah
haji 1 kali ?
Tidak benar, karena tidak ada dalil yang mengatakan demikian.
18.Bolehkah melakukan umrah berkali-kali sebelum wukuf ?
Sebaiknya tidak melakukan umrah ber-kali-kali sebelum wukuf.
Rasulullah SAW melakukn umrah hanya 4 kali dalam 4 tahun yang berbeda. Di samping itu
demi menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan kuat untuk melaksanakan ibadah haji yang
menjadi tujuan utama.
BAB II
IHRAM
1.Apakah yang dimaksud dengan Ihram ?
Ihram ialah niat memulai menunaikan ibadah haji/umrah
2.Dimanakah dimulai ihram haji dan umrah bagi jamaah haji Indonesia ?
Ihram haji/umrah dimulai di miqat makani (batas tempat untuk mulai niat haji/umrah). Bagi
jamaah haji yang langsung menuju ke Madinah dan berhaji tamattu’ ihram untuk umrah di
Madinah (Bir Ali). Ihram hajinya nanti di Makkah pada saat akan berangkat wukuf.
Sedangkan kalau haji ifrad, ihram hajinya di Madinah (Bir Ali). Adapun umrahnya dilakukan
sesudah dari Tan’im atau Ji’ranah. Bagi yang haji Qiran, berihram haji digabungkan dengan
umrah pada waktu haji yang langsung ke Makkah dan berhaji tamattu’ ihram umrahnya di
Jeddah saat akan berangkat ke Makkah. Sedangkan ihram hajinya nanti di Makkah
(pemondokan) pada saat akan wukuf. Adapun yang haji ifrad ihram hajinya di Jeddah saat
akan berangkat ke Makkah. Umrahnya dilakukan sesudah selesai haji, dari Tan’im atau
Ji’ranah.
Bagi yang melaksanakan haji qiran, ihram haji dan umrah menjadi satu di Jeddah.
3.Bagaimanakah pakaian ihram bagi laki-laki dan wanita ?
Pakaian ihram bagi laki-laki adalah dua helai kain yang tidak berjahit, satu helai dipakai
sebagai sarung dan satu helai dipakai sebagai selendang. Sedangkan bagi wanita adalah
pakaian biasa yang menutup seluruh badan tetapi harus terbuka muka dan kedua telapak
tangannya. Pakaian ihram tersebut disunatkan berwarna putih.
4.Bolehkah wanita menggunakan masker waktu ihram ?
Boleh karena tidak termasuk menutup seluruh muka.
5.Apakah jamaah haji yang sedang berihram boleh melepas pakaian ihramnya untuk
mandi atau berhajat ?
Boleh, karena tidak ada larangan bagi jamaah haji yang berihram melepas pakaian ihramnya
untuk mandi, berhajat atau menggantinya karena kotor.
6.Bolehkah berihram haji/umrah sebelum sampai miqat ?
4. Boleh berihram haji/umrah sebelum sampai miqat
7.Bagiamana hukumnya jika jamaah haji melewati miqat makani tanpa berihram umrah
atau haji ?
Apabila jamaah haji melewati miqat makani tanpa ihram umrah atau haji, wajib membayar
dam isa’ah (dam kesalahan) atau mengambil cara lain, yaitu :
a.Kembali lagi ke miqat yang dilewati tadi, sebelum melaksanakan salah satu kegiatan
ibadah umrah/haji.
b.Mengambil miqat yang terdekat dengan tanah haram (yang jaraknya lebih kurang 2
marhalah 80,4 KM) misalnya Jeddah.
8.Apakah yang dimaksud miqat makani dan berapa miqat makani itu ?
Miqat makani ialah tempat yang dijadikan batas untuk memulai ihram haji/umrah.
Miqat makani ada 5 tempat, yaitu :
1.Zulhulaifah (Bir Ali), bagi penduduk Madinah dan yang melewatinya.
2.Juhfah, sebagai miqatnya penduduk Syam dan yang melewatinya
3.Qarnul manazil (as-Sail), miqatnya penduduk Najad dan yang melewatinya.
4.Yalamlam sebagai miqatnya penduduk Yaman dan yang melewatinya.
5.Zatu Irqin, miqatnya penduduk Iraq dan yang melewatinya.
Tempat-tempat tersebut telah ditetapkan oleh Rosulullah SAW, sebagai miqat makani untuk
berhaji/umrah bagi penduduk dan bagi setiap orang yang melewatinya walaupun bukan
termasuk penduduknya. Bagi yang tidak melewati salah satu kelima miqat tersebut di atas,
maka dapat mengambil dengan perkiraan jarak sejauh 2 marhalah (80,4 km) dari Makkah
(I’anatut Talibin Juz II Hal. 303). Bagi jamaah haji Indonesia yang datang ke Arab Saudi
dengan pesawat udara miqatnya adalah Bir Ali di Madinah atau Bandara King Abdul Aziz
Jeddah bagi yang langsung ke Makkah. Sesuai dengan keputusan MUI tanggal 29 Maret
1980/12 Jumadil Awal 1404 H dan Fatwa Syekh Abdullah bin Zaid Mahmud Ketua
Mahkamah Syar’iyah negara Qatar.
9.Apakah yang dimaksud miqat zamani ?
Miqat zamani ialah batasan waktu untuk melaksanakan ibadah haji.
10.Kapankah batas mulai dan berakhirnya miqat zamani ?
Untuk haji menurut Jumhuurul Ulama, mulai tanggal 1 Syawal samapi terbit fajar tanggal 10
Zulhijjah. Sedang untuk umrah setiap waktu sepanjang tahun.
11.Bagaimana hukumnya orang yang sudah ihram dari miqat, akan tetapi karena sesuatu
hal terpaksa membatalkan ihramnya ?
Wajib membayar dam.
12.Bacaan apa yang dianjurkan setelah berihram dari miqat ?
Setelah berihram dianjurkan antara lain membaca talbiyah, salawat dan do’a sesuai dengan
kemampuan.
13.Kapan berhenti membaca talbiyah ?
5. Berhenti membaca talbiyah apabila sudah mulai tawaf bagi yang umrah atau sesudah tahallul
awal bagi yang haji.
14.Manakah yang lebih afdol (utama) membaca talbiyah, do’a dan zikir dengan suara
keras atau pelan (sir) ?
Membaca do’a dan dzikir diutamakan dengan sir (tidak nyaring) sedangkan membaca
talbiyah bagi pria diutamakan dengan bersuara nyaring.
15.Bolehkah jamaah haji yang dalam keadaan ihram memotong/mencukur/mencabut
rambut, memotong kuku atau memakai wangi-wangian ?
Jamaah haji yang dalam keadaan ihram tidak diperbolehkan memotong/mencukur/ mencabut
rambut memotong kuku atau memkai wangi-wangian.
16.Apa hukumnya memotong/mencukur/mencabut rambut, memotong kuku atau
memakai wangi-wangian dalam keadaan ihram ?
Hukum memotong/mencukur/mencabut rambut memotong kuku atau memkai wangi-
wangian wajib membayar fidyah (denda), yaitu dengan memilih menyembelih seekor
kambing, atau bersedekah ½ sha’ (= 2 mud 1 ½ kg) beras/makanan yang mengenyangkan
dan atau berpuasa tiga hari.
17.Bolehkah berbicara dengan kata-kata kotor (keji) berbuat fasiq dan berdebat sewaktu
melakukan ibadah haji ?
Tidak diperbolehkan, kalau dilakukan akan menggugurkan pahala haji.
18.Apakah laki-laki yang sedang berihram boleh menutupi kepala dengan sorban atau
payung ?
Menutup kepala dengan sorban atau apa saja yang menempel di kepala tidak boleh.
Sedangkan melindungi kepala dengan apa saja yang tidak menempel di kepala boleh, seperti
payung.
19.Apakah jamaah haji yang berihram boleh memakai jam tangan, cincin, dan sabuk ?
Jamaah haji yang sedang berihram boleh mamakai jam tangan, cincin dan sabuk karena tidak
termasuk pakaian.
BAB III
T A W A F
1.Apakah memasuki Masjidil Haram harus dari Babus Salam ?
Memasuki Masjidil Haram tidak harus dari Babus Salam tetapi boleh melalui pintu mana
saja.
2.Apakah yang dimaksud dengan tawaf ?
Tawaf ialah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali (Ka’bah selalu berada di sebelah kiri)
dimulai dan diakhiri pada garis lurus berwarna coklat yang sejajar Hajr Aswad.
3.Apakah jamaah haji yang melakukan tawaf harus suci dari hadast besar atau hadast
kecil ?
Jamaah haji yang melakukan tawaf harus suci dari hadas besar dan hadas kecil.
4.Apakah jamaah haji yang batal wudunya harus mengulangi tawafnya ?
6. Wajib berwudhu, kemudian melanjutkan dari tempat dimana ia batal (tidka mengulangi dari
awal).
5.Apakah jamaah haji harus mengehentikan tawafnya apabila datang waktu salat wajib ?
Apabila datang wktu salat wajib, maka jamaah haji harus menghentikan tawafnya untuk
mengikuti salat jamaah dan sisanya diteruskan setelah selesai salat.
6.Wajibkah menghadap sepenuh badan ke Ka’bah ketika akan memulai tawaf ?
Mmenghadapkan sepenuh badan ke Ka’bah ketika disunatkan apabila tidak wajib. Tetapi
disunatkan apabila keadaan memungkinkan. Jika tidak mungkin cukup dengan memiringkan
badan dan menghadapkan muka serta melambaikan tangan sambil membaca: Bismillahi
Wallahu Akbar.
7.Apakah hukumnya ramal (lari-lari kecil) bagi pria pada putaran tawaf ke 1 s.d. 3 ?
Disunatkan bila situasinya memungkinkan.
8.Apakah salat sunat tawaf itu ?
Salat sunat tawaf ialah salat sunat dua rakaat yang dilakukan setelah selesai tawaf.
9.Dimanakah salat sunat tawaf dilakukan ?
Salat sunat tawaf dilakukan di belakang Maqam Ibrahim. Bila tidak mungkin maka dilakukan
dimana saja asal di dalam Masjidil Haram.
10.Kapankah jamaah haji dapat melakukan munajat/berdo’a di Multazam ?
Kapan saja boleh bermunajat/berdo’a di multazam, tetapi sunahnya sesudah selesai
melakukan tawaf.
11.Dimana letak Multazam itu ?
Letak Multazam diantara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.
12.Apakah hukum salat sunah di Hijir Ismail itu ?
Salat sunat di Hijir Ismail adalah salat sunat biasa yang tidak ada hubungannya dengan sunat-
sunat tawaf. Salat sunat disini sama dengan salat sunat di dalam Ka’bah.
13.Kapankah salat sunat di Hijir Ismail itu dilakukan ?
Salat sunat di Hijir Ismail dapat dilakukan kapan saja bila ada kesempatan.
14.Apakah yang dimaksud dengan tawaf qudum ?
Tawaf qudum ialah tawaf sunat yang dilakukan oleh orang yang baru datang sebagai
penghormatan kepada Baitullah. Tawaf tersebut tidak termasuk rukun atau wajib haji.
Hukum melakukannya sunat bagi jamaah yang melaksanakan haji ifrad dan qiran.
15.Apakah setiap tawaf harus diikuti dengan sa’I ?
Tidak semua tawaf harus diikuti dengan sa’i.
16.Apakah batal wudu karena bersentuhan kulit antara pria dan wanita ketika sedang
tawaf ?
Tidak batal wudunya karena pada waktu melakukan tawaf jamaah sangat padat sehingga
sangat sulit untuk menghindari tidak bersentuhan.
BAB IV
SA’I
7. 1.Apakah yang dimaksudkan dengan sa’I itu ?
Sa’i ialah berjalan dimulai dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak 7 kali,
yang berakhir di bukit Marwah. (Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu
kali).
2.Apakah jamaah haji yang melakukan sa’I wajib suci dari hadas besar atau hadas kecil ?
Jamaah haji yang melakukan sa’i tidak wajib suci dari hadas besar atau kecil, tetapi
disunatkan.
3.Apakah disyaratkan naik ke atas bukit Safa/Marwah waktu sa’i ?
Tidak disyaratkan. Jika keadaan memungkinkan, naik ke atas bukit Safa/Marwah, tetapi jika
sulit maka cukup samapi di kaki bukit saja.
4.Apakah hukum lari-lari kecil antara dua pilar hijau ?
Bagi laki-laki disunatkan lari-lari kecil antara dua pilar hijau. Sedangkan bagi wanita tidak
disunatkan.
5.Apakah mengangkat tangan sambil takbir ketika berada di Safa atau Marwah
dianjurkan ?
Mengangkat tangan sambil takbir menghadap Ka’bah di waktu sa’i tidak dianjurkan. Yang
dianjurkan adalah mengangkat kedua tangan untuk berdo’a sambil menghadap Ka’bah.
6.Apakah jamaah haji harus menghentikan sa’inya apabila datang waktu salat wajib?
Jamaah haji harus menghentikan sa’inya apabila datang waktu salat wajib dan
kekurangannya dilanjutkan setelah selesai salat.
7.Apakah ada sa’i sunat ?
Tidak ada sa’i sunat.
8.Apakah yang harus dikerjakan setelah selesai melakukan sa’i dalam rangkaian umrah ?
Bila selesai melakukan sa’i, maka mencukur atau menggunting rambut (bertahallul).
9.Bagaimana jika jamaah haji ragu-ragu dalam hitungan tawaf atau sa’i ?
Ia harus berpegang pada hitungan yang lebih kecil.
10.Bagaimana jika jamaaj haji memulai sa’inya di Marwah ?
Tidak batal sa’inya tetapi harus menambah satu perjalanan lagi sehingga berakhir di Marwah.
BAB V
W U K U F
1.Kapankah waktu wukuf dan berapa lama melakukannya ?
Waktu wukuf mulai tergelincir matahari tanggal 9 Zulhijjah samapi dengan terbit fajar
tanggal 10 Zulhijjah.
Wukuf dinilai sah, walaupun dilaksanakan hanya sesaat selama dalam rentang waktu
tersebut, akan tetapi diutamakan mendapatkan sebagiam waktu siang dan waktu malam.
2.Apakah yang harus dilakukan ketika jamaah haji sedang wukuf ?
Jamaah haji yang sedang melakukan wukuf, dianjurkan untuk membaca do’a-do’a serta
memperbanyak membaca Al-Qur’an, istigfar, tahlil, zikir, dll.
3.Apakah membaca do’a-do’a tersebut dilakukan sendiri-sendiri ?
8. Boleh membaca do’a sendiri-sendiri atau bersama-sama.
4.Apakah jamaah haji yang melakukan wukuf disyaratkan suci dari hadist besar atau
kecil ?
Jamaah haji yang melakukan wukuf tidak disyaratkan suci dari hadas besar atau kecil.
Dengan demikian wukuf jamaah haji yang sedang haid, nifas, junub dan hadas kecil adalah
sah.
5.Apakah wukuf itu harus di luar tenda ?
Tidak harus
BAB VI
MABIT DI MUZDALIFAH
1.Kapankah dan berapa lamakah jamaah haji melakukan mabit di Muzdalifah ?
Jamaah haji melakukan mabit di Muzdalifah mulai matahari terbenam sampai lewat tengah
malam tanggal 10 Zulhijjah dan lamanya boleh sesaat asal sudah lewat tengah malam.
2.Apakah jamaah haji boleh tidak mabit di Muzdalifah ?
Bagi yang sehat wajib mabit di Muzdalifah. Tetapi bagi yang sakit dan yang mengurus orang
sakit ataupun yang mengalami kesulitan (masyaqqah) sehingga ia tidak mabit di Muzdalifah,
maka tidak wajib mereka dan tidka juga dikenakan dam atas mereka.
3.Apakah jamaah haji yang melakukan mabit di Muzdalifah harus turun dari
kendaraannya ?
Jamaah haji yang melakukan mabit di Muzdalifah tidak harus turun dari kendaraannya.
4.Dimakanakah jamaah haji mengambil batu kerikil yang akan digunakan untuk
melontar jamrah ?
Dimana saja, tetapi disunatkan mengambil kerikil di Muzdalifah.
5.Sebesar apakah batu yang dipergunakan untuk melontar jamrah ?
Batu yang digunakan untuk melontar jamrah sebesar kelereng (gundu) kecil.
6.Berapa butir kerikil yang diambil di Muzdalifah ?
Cukup mengambil 7 batu kerikil untuk melontar jamrah Aqabah. Sedangkan untuk melontar
jamrah pada hari-hari tasyriq boleh diambil di Mina. Boleh juga di Muzdalifah sebanyak
yang diperlukan untuk melontar jamrah yaitu 49 butir bagi yang nafar awal atau 70 butir bagi
yang akan nafar sani.
7.Apakah batu kerikil yang akan digunakan untuk melontar jamrah harus dicuci lebih
dahulu ?
Tidak harus dicuci lebih dahulu, tetapi dianjurkan.
BAB VII
MELONTAR JAMRAH
1.Apakah yang dimaksud melontar jamrah ?
Yang dimaksud ialah melontar jamrah Ula, Wusta, dan Aqabah dnegan batu kerikil pada hari
nahar dan hari-hari tasyriq.
2.Kapankah waktu melontar jamrah Aqabah ?
9. Waktunya mulai lewat tengah malam hari nahar sampai magrib. Bila mengalami kesulitan
dapat dilakukan malam hari hingga subuh.
3.Kapankah waktu melontar tiga jamrah pada hari-hari tasyriq ?
Melontar jamrah pada hari-hari tasyriq dilakukan setelah tergelincir matahari hingga
terbenam matahari. Dalam hal dirasakan mengalami kesulitan, dapat dilakukan setelah
terbenam matahari hingga subuh.
4.Apakah 7 batu kerikil boleh sekaligus dilontarkan dalam satu jamrah ?
Tidak boleh melontarkan 7 batu kerikil sekaligus untuk satu jamrah. Jika orang melontar 7
batu kerikil sekaligus untuk satu jamrah maka dihitung hanya satu kali lontaran.
5.Apakah melontar ketiga jamrah itu harus tertib dari Ula, Wusta dan Aqabah ?
Harus tertib dari Ula, Wusta dam Aqabah. Apabila tidak tertib maka harus diulang dari awal.
6.Apakah melontar jamrah boleh diwakilkan kepada orang lain ?
Melontar jamrah tidak boleh diwakilkan kecuali karena uzur, baik karena sakit atau karena
masyaqat (kesulitan yang berat).
7.Bagaimanakah cara mewakili melontar jamrah ?
Cara mewakili melontar jamrah dilakukan dengan melontar setiap jamrah untuk diri sendiri,
kemudian untuk yang diwakili.
8.Apakah melontar jamrah boleh dijama’kan (sekaligur) pada tanggal 12 Zulhijjah bagi
nafar awal dan tanggal 13 Zulhijjah bagi nafar sani ?
Melonntar jamrah boleh dijama’kan (sekaligus) dan tidak usah membayar dam.
9.Bagaimanakah caranya melontar yang dijama’kan itu ?
Cara melontar yang dijama’kan itu ialah dimulai dari jamrah Ula, Wusta dan Aqabah secara
sempurna sebagai lontaran untuk hari pertama. Kemudian mulai lagi dari jamrah Ula hingga
Aqabah untuk lontaran hari kedua, demikian pula jika lontaran dijama’kan sampai hari
ketiga.
10.Kapankah melontar jamrah Aqabah apabila terlambat tiba di Mina dari Arafah ?
Setiba di Mina langsung melontar jamrah Aqabah.
11.Apakah yang dilakukan apabila bus yang membawa jamaah dari Arafah sesat jalan ke
Makkah ?
Yang dilakukan adalah tawaf ifadah, sa’i dan bercukur yang berarti sudah tahallul awal
kemudian di Mina melontar jamrah Aqabah, yang berarti sudah tahallul sani dan seterusnya
mabit.
BAB VIII
TAHALLUL
1.Apakah tahallul awal itu ?
Tahallul awal ialah melepaskan diri dari keadaan ihram setelah melakukan dua diantara tiga
perbuatan yaitu :
a.Melontar jamrah Aqabah dan mencukur
b.Melontar jamrah Aqabah dan tawaf ifadah beserta sa’i.
10. c.Tawaf ifadah beserta sa’i dan mencukur.
2.Apakah tahallul sani itu ?
Tahallul sani yaitu melakukan ketiga perbuatan melontar jamrah Aqabah, bercukur dan tawaf
ifadah beserta sa’i.
3.Larangan apakah yang masih berlaku bagi jamaah haji yang sudah tahallul awal ?
Yang dilarang adalah bersetubuh. Sedang hal-hal lain yang dilarang sewaktu ber-ihram
diperbolehkan (mencukur rambut, memotong kuku, memakai wangi-wangian, memakai
pakaian bertangkup, menutup muka atay memakai sarung tangan bagi wanita, membunuh
binatang).
4.Bagaimana cara memotong rambut ?
a.Bagi pria memotong sekurang-kurangnya 3 helai atau mencukur habis
b.Bagi wanita sedikitnya memotong 3 helai atau memotong ujung rambut.
BAB IX
MABIT DI MINA
1.Apakah yang dimaksud mabit di Mina ?
Mabit di Mina ialah bermalam di Mina pada hari-hari tasyriq (malam tgl. 11, 12, dan 13
Zulhijjah)
2.Apa hukum mabit di Mina ?
Imam Malik, Ibnu Hambal, dan Imam Syafi’i berpendapat wajib. Imam Abu Hanifah dan
pendapat Imam Syafi’i yang lain (qaul jaded) sunat.
3.Kapan dan berapa lama mabit di Mina ?
Bagi yang mengambil nafar awal mabit di Mina pada tanggal 11 dan 2 Zulhijjah dan yang
mengambil nafar tsani mabit di Mina pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah.
4.Apakah yang dimaksud nafar awal ?
Yang dimaksud dengan nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina
pada tanggal 12 Zulhijjah sebelum terbenam matahari (bermalam di Mina hanya dua
malam).
5.Apakah yang dimaksud nafar tsani ?
Yang dimaksud nafar tsani ialah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada tgl. 13
Zulhijjah (bermalam di Mina tiga malam).
6.Mana yang utama nafar awal atau nafar tsani ?
Nafar awal maupun nafar tsani sama nilainya
7.Apa yang harus dilakukan apabila tidak mabit di Mina seluruh hari tasyriq ?
Apabila tidak mabit di Mina seluruh hari tasyriq, maka wajib membayar dam (satu ekor
kambing). Tetapi apabila tidak mabit di Mina hanya satu malam atau dua malam, maka
harus diganti dengan denda yaitu satu malam satu mud (3/4 kg beras / makanan pokok), dua
malam dua mud (1 ½ kg beras/makanan pokok).
BAB X
D A M
11. 1.Apakah dam itu ?
Dam menurut bahasa artinya darah, sedangkan menurut istilah adalah mengalirkan darah
(menyembelih ternah yaitu kambing, unta atau sapi).
2.Apakah dam boleh dilakukan di tanah air ?
Dam tidak boleh dilakukan di tanah air.
3.Siapakah yang dikenakan dam tersebut ?
Yang dikenakan adalah :
a.Jamaah yang melaksanakan haji tamattu’ atau qiran
b.Yang dengan sengaja melanggar larangan ihram (seperti mencukur rambut, memotong
kuku, memakai wangi-wangian, memakai pakaian bertangkup, menutup muka atau
memakai sarung tangan bagi wanita, bersetubuh, membunuh binatang buruan,
mencabut/memotong tumbuh-tumbuhan).
4.Apakah yang harus dilakukan apabila tidak sanggup membayar dam ?
a.Bila jamaah haji tamattu’ dan qiran tidak sanggup membayar dam, maka wajib mengganti
dengan puasa 10 hari (3 hari dilakukan selama dalam ibadah haji dan 7 hari dilakukan
sesudah kembali ke tanah air). Bila tidak mampu puasa 3 hari semasa haji, maka harus
melaksanakan puasa 10 hari di tanah air.
b.Yang dengan sengaja melanggar larangan ihram seperti mencukur rambut, memotong
kuku, memakai wangi-wangian, memakai pakaian bertangkup, menutup muka, memakai
sarung tangan bagi wanita, boleh memilih membayar dam atau bersedekah ½ sha’ (2
mud : 1 ½ kg beras) makanan pokok atau berpuasa 3 hari.
c.Bila melanggar larangan membunuh hewan buruan dan tidak sanggup membayar dam
wajib membayar fidyah dengan makanan pokok seharga binatang tersebut. Bila benar-
benar tidak mampu harus diganti dengan puasa dengan perbandingan 1 hari = 1 mud
makanan (3/4 kg beras).
5.Kapankah waktu mengerjakan puasa tiga hari dilakukan selama dalam ibadah haji itu ?
Waktunya ialah selama berada di Makkah atau Mina dalam bulan haji. Dalam keadaan
benar-benar tidak mampu berpuasa 3 hari di Makkah atau Mina dalam bulan haji, maka
dapat diqada (diganti) setelah pulang haji.
6.Kapankah waktu mengerjakan puasa 7 hari yang dilakukan setelah pulang ?
Puasa 7 hari dianjurkan (diutamakan secepatnya setelah kembali ke tanah air).
BAB XI
BADAL HAJI
1.Apakah yang dimaksud dengan badal haji ?
Badal haji ialah haji yang dilakukan oleh seorang atas nama orang lain yang sudah
meninggal atau karena uzur (jasmani dan rohani yang tidak dapat diharapkan
kesembuhannya) sehingga dia tidak dapat melaksanakan sendiri.
2.Apakah syarat orang melakukan badal haji ?
12. Syarat orang yang melakukan badal haji ialah dia harus memenuhi syarat wajib haji dan
sudah haji untuk dirinya.
3.Apakah orang laki-laki boleh melaksanakan badal haji untuk orang perempuan ?
Orang laki-laki boleh melaksanakan badal haji untuk orang perempuan dan sebaliknya orang
perempuan boleh melaksanakan badal haji untuk orang laki-laki.
BAB XII
TAWAF WADA’
1.Apakah yang dimaksud dengan tawaf wada’ ?
Tawaf wada’ adalah tawaf pamitan yang dilakukan oleh orang yang telah selesai melakukan
ibadah haji dan akan meninggalkan kota Makkah.
2.Apakah hukum tawaf wada’ ?
Hukum tawaf wada’ adalah wajib.
3.Apakah hukum tawaf wada’ bagi wanita haid/nifas?
Tidak diwajibkan, cukup berdo’a di pintu Masjidil Haram.
4.Kapankah tawaf wada’ itu dilakukan ?
Tawaf wada’ dilakukan setelah selesai pelaksanaan ibadah haji dan pada waktu akan
meninggalkan kotaMakkah, baik akan pulang ke tanah air atau akan ziarah ke Madinah,
yang tidak akan kembali lagi ke Makkah.
5.Apakah jamaah haji yang telah melakukan tawaf wada’ boleh kembali ke pondokan ?
Jamaah haji yang telah melakukan tawaf wada’ tidak boleh kembali lagi ke pondokan
kecuali untuk sesuatu keperluan, seperti untuk mengambil barang atau membuang hajat, atau
menghindari terik panas matahari.
BAB XIII
HAJI WANITA
1.Apakah syarat bagi wanita yang akan berhaji ?
Bagi wanita yang akan berhaji, selain harus memenuhi syarat umum disyaratkan pula harus
ada suami atau mahram yang menyertainya.
2.Siapakah yang dimaksud dengan mahram itu ?
Mahram ialah pria lain yang dilarang menikah dengan wanita yang akan berhaji itu.
3.Apakah wanita boleh pergi haji tanpa suami atau mahram ?
Pada dasarnya, wanita tidak boleh pergi haji tanpa suami atau mahram, akan tetapi dalam
keadaan aman, wanita boleh pergi haji dengan teman wanita lainnya yang dapat dipercaya.
Sebaiknya mereka tidak kurang dari tiga orang
13. Kosakata Bahasa Arab (Tes Potensi TKHI)
KOSAKATA BAHASA ARAB
(TES POTENSI TKHI)
Wafat : Tuwuffiya
Sakit : Maridlun
Sehat : Shihattun
Kamu : Antum
Pimpinan : Muridlun
Laki-laki : Rijaalun
Perempuan : Imraatun
Kantor Haji : Maktabun Hajja
Apoteker : Shaidaliyyatun
Dokter : Thabiibun
Rumah Sakit : Mustashfaa
Jalan : Thariqun
Terminal bus : Mahatthatun
Haji : Hajja
Surga : Jannah
Asrama Haji : Tsuknatun Hajja
Alamat : Unwaanun
Kami : Nahnu
Visi utama Puskeshaji adalah agar calon dan jemaah haji bebas dari penularan penyakit,
mandiri dalam pemeliharaan kesehatan, untuk melaksanakan ibadah haji dengan baik.