3. Didalam multikultural, terdapat pengertian
yang kompleks. Yaitu “Multi” yang artinya
plural, banyak, beragam. Dan “kultural”
diartikan sebagai budaya.
Masyarakat multikultural tidak mengenal
perbedaan hak dan kewajiban antara
kelompok minoritas maupun mayoritas, baik
secara hukum maupun sosial.
4. Multikulturalisme merupakan paham yang
menerima perbedaan dan menganggap
bahwa perbedaan budaya terdapat di
masyarakat tidak bersifat hierarkis, tetapi
sederajat.
Dengan demikian, secara sederhana,
masyarakat multikultural dapat dimengerti
sebagai masyarakat yang terdiri atas
beragam kelompok sosial dengan sistem
norma dan budaya yang berbeda.
5. Masyarakat multikultural merupakan bentuk
dari masyarakat modern yang anggotanya
terdiri atas berbagai golongan, suku,
etnis(suku bangsa), ras, agama dan budaya.
Dalam multikulturalisme terkandung
pengertian bahwa tidak ada sistem norma
dan budaya yang lebih tinggi daripada
budaya lainnya. Semua perbedaan adalah
sederajat.
6. Masyarakat multikulturalisme berbeda
dengan masyarakat majemuk (masyarakat
majemuk ini biasanya lebih men-fokuskan
kelompok keanekaragaman suku bangsa
dan budaya).
Keanekaragaman ini memiliki beberapa
karakteristik(ciri-ciri).
Menurut Pierre L. Van den Berghe
7. Terjadinya segmentasi atau pembagian ke
kelompok-kelompok yang berbeda-beda.
Memiliki struktur sosial
Kurang mengembangkan konsensus atau
yang disebut kesepakatan. Biasanya
kesepakatan ini digunakan untuk
mengontrol perlakuan dalam suatu
kelompok.
8. Sering terjadinya konflik antar kelompok satu
dengan yang lainnya. Misalnya antar geng
motor.
Intergrasi sosial tumbuh atas dasar paksaan
juga terjadinya saling ketergantungan dalam
bidang ekonomi.
Dominasi politik oleh suatu kelompok atas
kelompok lain.
HOME
9. Narsisme budaya atau menganggap budaya
sendiri yang paling baik.
Pertentangan budaya barat dan budaya
timur. Adanya anggapan bahwa, budaya
barat adalah budaya maju yang sarat akan
ke dinamisan. Sebaliknya, budaya timur
identik dengan budaya yang dingin dan
kurang dinamis.
10. Pluralisme dianggap eksotis. Mereka
memandang budaya lain memiliki sifat
eksotik dan menarik perhatian. Mereka tidak
memandang budaya lain melalui ke-khas-an
suatu budaya.
Pandangan paternalistis. Hingga sekarang,
masih banyak yang menganggap status
perempuan sebagai suatu yang minor.
11. Mencari apa yang disebut Indigenous
culture, yaitu sesuatu yang dianggap asli.
Misalnya, di Jakarta ada kecenderungan
menamai gedung-gedung dengan nama
dalam bahasa Sansekerta.
Pandangan negatif penduduk asli terhadap
orang asing yang dapat berbicara mengenai
kebudayaan penduduk asli.
HOME
12. Ada beberapa faktor yang mendorong
terjadinya proses realita sosial didalam
masyarakat indonesi, realita yang dimaksud
disini adalah nyatanya pengelompokkan
masyarakat yang ada di indonesia.
Keadaan geografis di indonesia
Pengaruh kebudayaan asing(kondisi
geografis indonesia menyebabkan daya tarik
tersendiri bagi negara lain).
Iklim yang berbeda
Pembangunan(ini merupakan proses
modernialisme)
13. Sedangkan untuk dinamika masyarakat
indonesia sendiri menunjukkan bahwa
potensi konflik berbagai kelompok lebih
besar, ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya konflik di
masyarakat.
Harga diri dan kebanggaan kelompok
terusik
Perbedaan pendirian atau sikap
Adanya sikap etnis dalam tiap kelompokhome
14. Tiga dasar ini merupakan acuan untuk
pendidikan multikultural, dimaksudkan
sebagai contoh untuk proses
multikulturalisme.
Pengakuan terhadap identitas budaya lain
Adat kebiasaan - sebagai tali pengikat –
Kemajuan yang diperoleh kelompok tertentu
dalam masyarakat, bagi kelompok yang
luas, seperti negara. back
15. Dapat digali ke-arifan budaya yang dimilki
budaya
Munculnya rasa penghargaan terhadap
budaya lain, memunculkan sikap toleransi
Merupakan benteng pertahanan terhadap
ancaman yang timbul dari budaya kapital
Alat untuk membina dunia
Mengajarkan kita bahwa kebenaran itu
berada dimana-mana, tergantung dari sudut
pandang setiap orang.