SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
RESUME
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Siti Malaiha Dewi, M.SI.
Disusun Oleh : kelompok 1
1. Wafirotul Karimah 1310110313
2. Rifqi Nafidatul Unsa 1310110330
3. Siti Aminah 1310110340
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anaknya agar menjadi anggota masyarakat
yang berguna. Namun pendidikan disekolah sering kurang relevan dengan kehidupan
masyarakat.
Memerhatikan perkembangan pendidikan formal dewasa ini, kadang-kadang
sangat memprihatinkan, manakala gelar telah di sandang , tetapi keilmuannya kosong
melompong. Manusia dan masyarakat terjebak dalam formalitas dan kebohongan
intelektual karena kurang menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan. Yang
diutamakan adalah gelar karena menyandang gelar diartikan sebagai bagian dari naiknya
status sosial.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,masyarakat dan
pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak
hanyalah tanggung jawab sekolah. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk
membina kepribadiannya agar sesuai dengan norma-normaatau aturan di dalam
masyaratakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakatdapat menjadi pendidik, sebab
pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk pertumbuhan atau
perkembangan anak didik menjadi manusiayang mampu berpikir dewasa dan bijak.
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara.
Pendidikan dan masyarakat itu harus saling terkait apabila tidak ada pendidikan
maka masyarakat tidak bisa berjalan dan sebaliknya.
Ada beberapa kasus yang pertama: ada pendapat bahwa pendidikan di sekolah
dalam proses belajar mengajar disebut-sebut hanya memintarkan peserta didiknya bukan
mendidik karena dilihat masih banyak peserta didik yang bertindak kurang baik,
moralnya jelek dan sikapnya jelek. Kasus yang kedua: ada juga yang memandang
masyarakat adalah hampir rata-rata orang yang berpendidikan tinggi yang akan sukses
dimasa depan, tetapi pada kenyataannya banyak sarjana yang menganggur.
Analisis: pertama, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu
membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka
menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi
mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan
bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat
wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau penyakit
kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan dimana pun. Sehingga masyarakat,
orang tua dan pendidik harus bekerja sama dalam memantau dan membentuk karakter
dalam diri anak. Dan sudah seharusnya pendidikan di sekolah mempunyai dan
menanamkan Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Relijius, Pendidikan Budi
Pekerti, dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Sebagai aspek kepribadian atau
karakreristik, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang,
mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat di
aplikasikan sebagai pendidikan budi pekerti. Meliputi: Pembelajaran tentang tata-krama,
sopan santun, dan adat-istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih
menekankan kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut
berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual
dan kultural. Dengan begitu peserta didik akan mempunyai sikap, moral yang baik.
Kedua, Seorang sarjanawan atau sarjanawati adalah seseorang yang dianggap
memiliki kemampuan dibidang akademik dan berwawasan luas. Sarjana, dipandang
sebagai seorang yang berilmu dan memiliki masa depan cerah. Pandangan masyarakat
terhadap “sarjana” memang berlebihan. Mereka dianggap sebagai orang terdidik yang
serba bisa dalam segala hal. Namun, pada kenyataannya “penganggur profesional” ini
makin bertambah setiap tahunnya. Melihat fenomena yang terjadi, arus persaingan
lulusan perguruan tinggi semakin gencar mempromosikan perguruan tingginya masing-
masing, tanpa memperhatikan bahwa lulusan yang mereka lahirkan tidak memiliki
keterampilan khusus, selain itu mereka hanya menguasai bidang atau ilmu tertentu.
Akibatnya, mereka menjadi penganggur terpelajar, begitu lulus mereka hanya mencari
kerja dan tidak bisa menciptakan lapangan kerja. Dan sebaiknya yang harus dilakukan
perguruan tinggi selain knowledge juga harus memberikan soft skills serta mengasah
potensi diri mahasiswa yang terdiri dari cipta, rasa, dan karsa yang diaktualisasikan
dalam karya mereka. Potensi inilah yang nantinya melahirkan beragam kreasi dan
prestasi civitas akademika. Proses mengasah potensi ini juga dimaksudkan untuk
membentuk jiwa kewirausahaan dan kemandirian para mahasiswa. Sehingga, ketika lulus
dari perguruan tinggi mereka akan memiliki bekal untuk menggapai sukses, dan juga
memiliki kemampuan bersikap, berkarya serta sebagai wirausahawan baru yang
professional, mandiri, inovatif dan menjadi alumni yang berwawasan kemandirian,
terdidik yang berkualitas. Jelaslah sekarang bahwa untuk menjadi seorang sarjana yang
sebenarnya sangatlah tidak mudah, perlu tanggung jawab yang besar dalam memikul
beban titel yang sinkron terhadap apa yang dicita-citakan dan sesuai dengan bidang ilmu
yang kita geluti masing-masing dan harus memiliki kemampuan atau potensi tersendiri
sehingga nantinya bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pendidikan dan masyarakat ?
2. Bagaimana konsep pendidikan dan masyarakat ?
3. Bagaimana hubungan masyarakat dan pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses
pengubahan sifat dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 1
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik,
potensi cipta, rasa, dan karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi
dalam perjalanan hidupnya.2
Sedangkan menurut taman siswa sebagaimana di sebutkan Ki hajar Dewantara
memandang pendidikan sebagai upaya pemeliharaan manusia guna mengembangkan
benih keturunan dari suatu bangsa agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin.
Manusia harus dikembangkan jiwa raganya dengan mempergunakan segala alat
pendidikan dengan berdasarkan adat istiadat rakyat .3
Jadi menurut penulis pendidikan adalah usaha membimbing dan membina serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah
kedewasaan dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengertian Masyarakat
Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang
disekitar dan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain.
Beberapa pengertian yang diberikan oleh beberapa pakar sosiologi mengenai
masyarakat antara lain yaitu: Masyarakat adalah suatu faktor pokok yang mempengaruhi
pendidikan. Masyarakat mengambil peran penting. Masyarakat diartikan sebagai suatu
kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berpikir dan
bertindak yang relative sama dan menyadari diri sebagai satu kesatuan. 4
1
Adri Efferi. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadist MTs – MA (Kudus: STAIN Kudus, 2009). Hlm. 21.
2
Hamdani. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung:Pustaka Setia. Hlm. 41.
3
Sulthon. Ilmu Pendidikan (Kudus: STAIN Kudus, 2011). Hlm . 57.
4
Ibid. hlm 120
Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu kesatuan hidup manusia
dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma
yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan.
B. Konsep Pendidikan dan Masyarakat
Konsep pendidikan masyarakat adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan
untuk masyarakat. Dari konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan masyarakat
adalah pendidikan yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang
ada di masyarakat dan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat pada setiap
kegiatan belajar serta bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Konsep tersebut
adalah untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri dan memiliki daya
saing dengan melakukan program belajar yang sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam
konteks Indonesia, Pendidikan masyarakat menurut Nielsen merujuk pada pengertian
yang beragam yaitu:
1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan.
2. Pengambilan keputusan yang berbasis sekolah.
3. Pendidikan yang diberikan oleh sekolah swasta atau yayasan.
4. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh pusat pelatihan milik swasta.
5. Pendidikan luar sekolah yang disediakan oleh pemerintah.
6. Pusat kegiatan belajar masyarakat.
7. Pendidikan luar sekolah yang diberikan oleh organisasi akar rumput seperti LSM dan
pesantren.5
Pendekatan pendidikan berbasis masyarakat ini adalah salah satu pendekatan yang
di anggap oleh masyarakat sebagai agen sekaligus tujuan, dengan melihat pendidikan
sebagai proses dan menganggap masyarakat sebagai fasilitator yang dapat menyebabkan
perubahan untuk menjadi lebih baik.
Pendidikan berbasis masyarakat ini memiliki kunci penting, yaitu masyarakat
dilibatkan sebagai subjek atau pelaku bukan objek yang hanya menerima sistem
pendidikan saja. Masyarakat pun diajak untuk bertanggung jawab dari awal perencanaan
hingga pada pelaksanaan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut
menggambarkan bahwa masyarakat lebih tahu apa yang mereka inginkan dan potensi apa
5
Dean Nielsen.2001. Memetakan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat di Indonesia. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa. Hlm. 175-176.
saja yang dapat dikembangkan dengan diadakannya fasilitas pendidikan yang ada di
daerahnya.
Begitu arahnya ada "penyerapan" dari dalam masyarakat bahwa mereka sangat
memerlukan pendidikan untuk bisa keluar dari permasalahan setempat. Proses dari input
dan output di dalam masyarakat dengan pola seperti ini dapat lebih terarah. Pendidikan
dari masyarakat, oleh masyakat, dan untuk masyarakat ini mencerminkan bahwa
pendidikan bukan lagi suatu hal yang sulit di jangkau oleh sistem sederhana yang di
miliki oleh masyarakat.
Masyarakat dalam kiprahnya sangat mempengaruhi pendidikan baik tujuan
pendidikan maupun prakteknya. Apa yang diajarkan dan dibudayakan tentang nilai-nilai
dalam pendidikan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam
suatu masyarakat. Apa yang dianggap luhur dalam suatu masyarakat juga akan diajarkan
dan dibudayakan dalam pendidikan. Sebagai contoh di daerah tertentu yang selalu
melakukan kegiatan keagamaan jamiyyah yasinan, tahlilan, berzanjian, manaqiban, dan
seterusnya maka di sekolah juga akan diajarkan tentang yasinan, tahlilan, berzanjian, dan
manaqiban serta menanamkan budaya tersebut melalui kegiatan ekstra kurikuler atau
dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam dan sebagainya.
Masyarakat yang peradabannya maju, pendidikannya tinggi maka akan
mempengaruhi pendidikannya juga maju. Sebaliknya masyarakat yang pendidikannya
rendah maka pendidikan yang berkembang di masyarakat tersebut juga kurang baik.6
C. Hubungan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan antara sekolah dan masyarakat masih sangat minim oleh sebab itu
pendidikan sekolah dipandang terutama sebagai persiapan kesiapan untuk kelanjutan
pelajaran. Kurikulum sekolah kita bersifat akademis dan dapat dijalankan berdasarkan
buku pelajaran tanpa menggunakan sumber-sumber masyarakat.
Padahal seharusnya hubungan sekolah dan masyarakat haruslah erat, sekolah
disini sebagai pelaksana agar masyarakat menjadi baik dan murid-murid dapat aktif
dalam bagian masyarakat baik anak-anak maupun dewasa.
Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan
oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan
6
Sulthon. OP.Cit. Hlm. 120
aspirasi, simpati dari masyarakat. Mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar
sekolah dan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah
penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-program yang
bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Jika dilihat dari segi maknanya, hubungan sekolah dan masyarakat memiliki
pengertian yang luas. Sehingga, masing-masing ahli memiliki persepsi yang berbeda,
seperti7
diungkapkan. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia mengemukakan bahwa : ” hubungan masyarakat dan sekolah merupakan
komunikasi dua arah antar organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama
serta pemenuhan kepentingan bersama.”
Dikatakan E. Mulyasa (2009) mengatakan bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan kesenjangan antara sekolah dan masyarakat adalah minimnya informasi
yang bertalian dengan pendidikan di sekolah dan kurang kuatnya hubungan antara
masyarakat dengan pemerintah. Untuk memperoleh dukungan yang lebih luas dari
masyarakat perlu dilakukan upaya sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan beragam
hal tentang implementasi kurikulum dan kondisi objektifnya. Hal ini bertujuan agar dapat
menarik berbagai perhatian dari berbagai elemen yang berhubungan dengan manajemen
sekolah, agar terdorong untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan
di sekolah.
Maksud hubungan sekolah dengan masyarakat, dikatakan Sutisna dalam Mulyasa
(2009) yakni untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan saran-
saran dari sekolah; untuk menilai program sekolah; untuk mempersatukan orang tua
murid dengan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik; untuk
mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era
pembangunan; untuk membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
sekolah; untuk memberitahukan masyarakat tentang pekerjaan sekolah; dan untuk
mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
sekolah.
7
Abdullah Idi, 2013. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan.. Raja Grafindo Persada:
Jakarta. Hlm. 178.
Sekolah juga banyak menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran
memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat. Diharapkan agar
anak didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarkat, lebih mengenal
lingkunagn sosial, dapat berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang keluarga
berbeda, seperti : sosial-ekonomi, agama, budaya, etnis. Apa yang dipelajari di sekolah
hendaknya berguna bagi kehidupan anak di masyarakat dan didasarkan atas masalah
masyarakat. Anak diharapkan pula lebih serasi dipersiapkan sebagai warga masyarakat.8
Hubungan timbal balik pendidikan di sekolah dan masyarakat sangat besar
manfaat dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, materiil, dan
pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar. Bagi masyarakat, dapat mengetahuai
beragam hal tentang sekolah dan inovasi-inovasi yang dihasilkan, menyalurkan
kebutuhan berpastisipasi dalam pendidikan, melakukan tekanan, dan tuntutan terhadap
sekolah. Beragam teknik dan media dapat dilakukan dalam konteks ini, seperti
melakukan rapat dan pertemuan, surat menyurat,buku penghubung, bulletin sekolah, dan
kegiatan ekstrakulikuler yang melibatkan anak didik dan orang tua. Hubungan sekolah
dan masyarakat merupakan sarana yang berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi anak didik di sekolah. Sekolah, dalam konteks ini, sebagai system
sosial yang merupakan bagian integral dari system yang lebih besar, yakni masyarakat.
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang lebih erat dalam mencapai tujuan
sekolah atau pendidikan dengan efektif dan efisien. Sekolah juga harus menunjang proses
pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan
pendidikan. Sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan
masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan singkat, antara sekolah dan masyarakat
perlu dibina dan dikembangkan suatu hubunagn yang harmonis.9
Sebagai upaya dalam mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat, maka
elemen-elemen sekolah, terutama kepala sekolah dan guru-guru, merupakan kunci
keberhasilan yang harus memerhatiakan kebutuhan anak didik, orang tua, dan
masyarakat. Kepala sekolah, dituntut berupaya membina dan mengembangkan hubungan
kerja yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif
dan efisien. Hubungan yang konstruktif ini akan membentuk: saling pengertian antara
8
Ibid. Abdullah Idi. Hlm. 69.
9
Ibid, Abdullah Idi. Hlm. 79.
sekolah, orang tua, masyarakat, dan dunia kerja; saling membantu antara sekolah dan
masyarakatkarena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing;
kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai elemen masyarakat karena
kebanggabn mereka terhadap sekolah berkualitas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah tersebut dapat di simpulkan bahwa :
1. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik,
potensi cipta, rasa, dan karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Jadi pendidikan merupakan usaha
membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan
intelektual pribadi anak didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannnya
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masyarakat adalah suatu kesatuan hidup
manusia dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat,
kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan.
2. Konsep pendidikan dan masyarakat adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan
untuk masyarakat. Pendidikan yang dikelola oleh masyarakat dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada di masyarakat dan menekankan pentingnya
partisipasi masyarakat pada setiap kegiatan belajar serta bertujuan untuk
menjawab kebutuhan masyarakat sehingga mewujudkan masyarakat yang cerdas,
terampil, mandiri dan memiliki daya saing dengan melakukan program belajar
yang sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat dalam kiprahnya sangat
mempengaruhi pendidikan baik tujuan pendidikan maupun prakteknya. Apa yang
diajarkan dan dibudayakan tentang nilai-nilai dalam pendidikan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat.
3. Hubungan pendidikan dan masyarakat diupayakan terjadinya jalinan interaksi
sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi, simpati dari masyarakat. Mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik
antar sekolah dan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi
sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-
program yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Hubungan
masyarakat dan sekolah merupakan komunikasi dua arah antar organisasi dengan
publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan
kepentingan bersama.
B. Saran Praktis
a. Bagi Penulis
Semoga dengan makalah ini kita sebagai calon pendidik nantinya dapat
mengambil inti sari dari pembahasan diatas, agar kita dapat memaknai hal-hal yang dapat
mempengaruhi pendidikan. Agar nantinya kita dapat mengantisipasi hal-hal yang
nantinya bisa terjadi. Dan juga supaya kita lebih bersungguh-sungguh lagi dalam
menempuh pendidikan agar kelak nanti dimasyarakat kita bisa dihargai dengan kemapuan
dan keterampilan yang kita miliki.
b. Bagi Pendidikan dan Mayarakat
Tentunya sebagai lembaga pendidikan dan lembaga masyarakat harus saling
mempengaruhi dan bekerjasama dalam hal-hal positif. Karena pendidikan dan
masyarakat satu sama lain saling berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. 2013. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Adri Efferi. 2009. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadist MTs – MA. STAIN Kudus:
Kudus.
Dean Nielsen. 2001. Memetakan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat di Indonesia.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sulthon. 2011. Ilmu Pendidikan. STAIN Kudus: Kudus.

Contenu connexe

Tendances

sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
agyana_nadian
 
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIANRESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN
7171708
 
tugasan Edu 3106 individu
tugasan Edu 3106 individu tugasan Edu 3106 individu
tugasan Edu 3106 individu
fitri norlida
 
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remajaPeranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
YAGHAVI
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Potpotya Fitri
 
Kelas sosial
Kelas sosialKelas sosial
Kelas sosial
aishahwan
 

Tendances (19)

Guru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasaGuru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasa
 
PLS/PNF dengan Pemberdayaan Masyarakat
PLS/PNF dengan Pemberdayaan MasyarakatPLS/PNF dengan Pemberdayaan Masyarakat
PLS/PNF dengan Pemberdayaan Masyarakat
 
Ppt kel 2
Ppt kel 2Ppt kel 2
Ppt kel 2
 
Landasan Sosial Budaya
Landasan Sosial BudayaLandasan Sosial Budaya
Landasan Sosial Budaya
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
 
Sesi 2. Profil Pendidikan di Indonesia
Sesi 2.   Profil Pendidikan di IndonesiaSesi 2.   Profil Pendidikan di Indonesia
Sesi 2. Profil Pendidikan di Indonesia
 
Landasan sosial budaya pendidikan
Landasan sosial budaya pendidikanLandasan sosial budaya pendidikan
Landasan sosial budaya pendidikan
 
LANDASAN SOSIAL-BUDAYA
LANDASAN SOSIAL-BUDAYALANDASAN SOSIAL-BUDAYA
LANDASAN SOSIAL-BUDAYA
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Ppt kel 2
Ppt kel 2Ppt kel 2
Ppt kel 2
 
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIANRESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN
 
tugasan Edu 3106 individu
tugasan Edu 3106 individu tugasan Edu 3106 individu
tugasan Edu 3106 individu
 
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remajaPeranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
 
Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012
 
Landasan sosial budaya
Landasan sosial budayaLandasan sosial budaya
Landasan sosial budaya
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
 
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
 
Konsep desentralisasi pendidikan
Konsep desentralisasi pendidikanKonsep desentralisasi pendidikan
Konsep desentralisasi pendidikan
 
Kelas sosial
Kelas sosialKelas sosial
Kelas sosial
 

Similaire à Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting

Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanManajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Edwarn Abazel
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
Sugeng Riadi
 
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanPemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
wt_19_88
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
yani12345
 

Similaire à Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting (20)

Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanManajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
 
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanPemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Pendidikan Yang Humanis
Pendidikan Yang HumanisPendidikan Yang Humanis
Pendidikan Yang Humanis
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
 
RESUME MAKALAH FILSAFAT KEL.5.pdf
RESUME MAKALAH FILSAFAT KEL.5.pdfRESUME MAKALAH FILSAFAT KEL.5.pdf
RESUME MAKALAH FILSAFAT KEL.5.pdf
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikan
 
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxPENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
 
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docxRESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
 
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
pendidikan yang berkarakter akan menciptakan intelektual terpelajar bukan int...
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Dernier (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 

Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting

  • 1. PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT RESUME Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan Dosen Pengampu : Siti Malaiha Dewi, M.SI. Disusun Oleh : kelompok 1 1. Wafirotul Karimah 1310110313 2. Rifqi Nafidatul Unsa 1310110330 3. Siti Aminah 1310110340 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH / PAI TAHUN 2015
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap sekolah mendidik anaknya agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Namun pendidikan disekolah sering kurang relevan dengan kehidupan masyarakat. Memerhatikan perkembangan pendidikan formal dewasa ini, kadang-kadang sangat memprihatinkan, manakala gelar telah di sandang , tetapi keilmuannya kosong melompong. Manusia dan masyarakat terjebak dalam formalitas dan kebohongan intelektual karena kurang menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan. Yang diutamakan adalah gelar karena menyandang gelar diartikan sebagai bagian dari naiknya status sosial. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,masyarakat dan pemerintah. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya agar sesuai dengan norma-normaatau aturan di dalam masyaratakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakatdapat menjadi pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk pertumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi manusiayang mampu berpikir dewasa dan bijak. Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Pendidikan dan masyarakat itu harus saling terkait apabila tidak ada pendidikan maka masyarakat tidak bisa berjalan dan sebaliknya. Ada beberapa kasus yang pertama: ada pendapat bahwa pendidikan di sekolah dalam proses belajar mengajar disebut-sebut hanya memintarkan peserta didiknya bukan mendidik karena dilihat masih banyak peserta didik yang bertindak kurang baik, moralnya jelek dan sikapnya jelek. Kasus yang kedua: ada juga yang memandang masyarakat adalah hampir rata-rata orang yang berpendidikan tinggi yang akan sukses dimasa depan, tetapi pada kenyataannya banyak sarjana yang menganggur. Analisis: pertama, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka
  • 3. menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan dimana pun. Sehingga masyarakat, orang tua dan pendidik harus bekerja sama dalam memantau dan membentuk karakter dalam diri anak. Dan sudah seharusnya pendidikan di sekolah mempunyai dan menanamkan Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Relijius, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Sebagai aspek kepribadian atau karakreristik, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang, mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat di aplikasikan sebagai pendidikan budi pekerti. Meliputi: Pembelajaran tentang tata-krama, sopan santun, dan adat-istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih menekankan kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat kontekstual dan kultural. Dengan begitu peserta didik akan mempunyai sikap, moral yang baik. Kedua, Seorang sarjanawan atau sarjanawati adalah seseorang yang dianggap memiliki kemampuan dibidang akademik dan berwawasan luas. Sarjana, dipandang sebagai seorang yang berilmu dan memiliki masa depan cerah. Pandangan masyarakat terhadap “sarjana” memang berlebihan. Mereka dianggap sebagai orang terdidik yang serba bisa dalam segala hal. Namun, pada kenyataannya “penganggur profesional” ini makin bertambah setiap tahunnya. Melihat fenomena yang terjadi, arus persaingan lulusan perguruan tinggi semakin gencar mempromosikan perguruan tingginya masing- masing, tanpa memperhatikan bahwa lulusan yang mereka lahirkan tidak memiliki keterampilan khusus, selain itu mereka hanya menguasai bidang atau ilmu tertentu. Akibatnya, mereka menjadi penganggur terpelajar, begitu lulus mereka hanya mencari kerja dan tidak bisa menciptakan lapangan kerja. Dan sebaiknya yang harus dilakukan perguruan tinggi selain knowledge juga harus memberikan soft skills serta mengasah potensi diri mahasiswa yang terdiri dari cipta, rasa, dan karsa yang diaktualisasikan dalam karya mereka. Potensi inilah yang nantinya melahirkan beragam kreasi dan prestasi civitas akademika. Proses mengasah potensi ini juga dimaksudkan untuk
  • 4. membentuk jiwa kewirausahaan dan kemandirian para mahasiswa. Sehingga, ketika lulus dari perguruan tinggi mereka akan memiliki bekal untuk menggapai sukses, dan juga memiliki kemampuan bersikap, berkarya serta sebagai wirausahawan baru yang professional, mandiri, inovatif dan menjadi alumni yang berwawasan kemandirian, terdidik yang berkualitas. Jelaslah sekarang bahwa untuk menjadi seorang sarjana yang sebenarnya sangatlah tidak mudah, perlu tanggung jawab yang besar dalam memikul beban titel yang sinkron terhadap apa yang dicita-citakan dan sesuai dengan bidang ilmu yang kita geluti masing-masing dan harus memiliki kemampuan atau potensi tersendiri sehingga nantinya bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian pendidikan dan masyarakat ? 2. Bagaimana konsep pendidikan dan masyarakat ? 3. Bagaimana hubungan masyarakat dan pendidikan ?
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 1 Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, dan karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.2 Sedangkan menurut taman siswa sebagaimana di sebutkan Ki hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai upaya pemeliharaan manusia guna mengembangkan benih keturunan dari suatu bangsa agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin. Manusia harus dikembangkan jiwa raganya dengan mempergunakan segala alat pendidikan dengan berdasarkan adat istiadat rakyat .3 Jadi menurut penulis pendidikan adalah usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pengertian Masyarakat Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Beberapa pengertian yang diberikan oleh beberapa pakar sosiologi mengenai masyarakat antara lain yaitu: Masyarakat adalah suatu faktor pokok yang mempengaruhi pendidikan. Masyarakat mengambil peran penting. Masyarakat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang relative sama dan menyadari diri sebagai satu kesatuan. 4 1 Adri Efferi. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadist MTs – MA (Kudus: STAIN Kudus, 2009). Hlm. 21. 2 Hamdani. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung:Pustaka Setia. Hlm. 41. 3 Sulthon. Ilmu Pendidikan (Kudus: STAIN Kudus, 2011). Hlm . 57. 4 Ibid. hlm 120
  • 6. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu kesatuan hidup manusia dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan. B. Konsep Pendidikan dan Masyarakat Konsep pendidikan masyarakat adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Dari konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di masyarakat dan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat pada setiap kegiatan belajar serta bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Konsep tersebut adalah untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri dan memiliki daya saing dengan melakukan program belajar yang sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, Pendidikan masyarakat menurut Nielsen merujuk pada pengertian yang beragam yaitu: 1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan. 2. Pengambilan keputusan yang berbasis sekolah. 3. Pendidikan yang diberikan oleh sekolah swasta atau yayasan. 4. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh pusat pelatihan milik swasta. 5. Pendidikan luar sekolah yang disediakan oleh pemerintah. 6. Pusat kegiatan belajar masyarakat. 7. Pendidikan luar sekolah yang diberikan oleh organisasi akar rumput seperti LSM dan pesantren.5 Pendekatan pendidikan berbasis masyarakat ini adalah salah satu pendekatan yang di anggap oleh masyarakat sebagai agen sekaligus tujuan, dengan melihat pendidikan sebagai proses dan menganggap masyarakat sebagai fasilitator yang dapat menyebabkan perubahan untuk menjadi lebih baik. Pendidikan berbasis masyarakat ini memiliki kunci penting, yaitu masyarakat dilibatkan sebagai subjek atau pelaku bukan objek yang hanya menerima sistem pendidikan saja. Masyarakat pun diajak untuk bertanggung jawab dari awal perencanaan hingga pada pelaksanaan pendidikan di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat lebih tahu apa yang mereka inginkan dan potensi apa 5 Dean Nielsen.2001. Memetakan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat di Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Hlm. 175-176.
  • 7. saja yang dapat dikembangkan dengan diadakannya fasilitas pendidikan yang ada di daerahnya. Begitu arahnya ada "penyerapan" dari dalam masyarakat bahwa mereka sangat memerlukan pendidikan untuk bisa keluar dari permasalahan setempat. Proses dari input dan output di dalam masyarakat dengan pola seperti ini dapat lebih terarah. Pendidikan dari masyarakat, oleh masyakat, dan untuk masyarakat ini mencerminkan bahwa pendidikan bukan lagi suatu hal yang sulit di jangkau oleh sistem sederhana yang di miliki oleh masyarakat. Masyarakat dalam kiprahnya sangat mempengaruhi pendidikan baik tujuan pendidikan maupun prakteknya. Apa yang diajarkan dan dibudayakan tentang nilai-nilai dalam pendidikan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat. Apa yang dianggap luhur dalam suatu masyarakat juga akan diajarkan dan dibudayakan dalam pendidikan. Sebagai contoh di daerah tertentu yang selalu melakukan kegiatan keagamaan jamiyyah yasinan, tahlilan, berzanjian, manaqiban, dan seterusnya maka di sekolah juga akan diajarkan tentang yasinan, tahlilan, berzanjian, dan manaqiban serta menanamkan budaya tersebut melalui kegiatan ekstra kurikuler atau dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam dan sebagainya. Masyarakat yang peradabannya maju, pendidikannya tinggi maka akan mempengaruhi pendidikannya juga maju. Sebaliknya masyarakat yang pendidikannya rendah maka pendidikan yang berkembang di masyarakat tersebut juga kurang baik.6 C. Hubungan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat Hubungan antara sekolah dan masyarakat masih sangat minim oleh sebab itu pendidikan sekolah dipandang terutama sebagai persiapan kesiapan untuk kelanjutan pelajaran. Kurikulum sekolah kita bersifat akademis dan dapat dijalankan berdasarkan buku pelajaran tanpa menggunakan sumber-sumber masyarakat. Padahal seharusnya hubungan sekolah dan masyarakat haruslah erat, sekolah disini sebagai pelaksana agar masyarakat menjadi baik dan murid-murid dapat aktif dalam bagian masyarakat baik anak-anak maupun dewasa. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan 6 Sulthon. OP.Cit. Hlm. 120
  • 8. aspirasi, simpati dari masyarakat. Mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-program yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Jika dilihat dari segi maknanya, hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang luas. Sehingga, masing-masing ahli memiliki persepsi yang berbeda, seperti7 diungkapkan. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia mengemukakan bahwa : ” hubungan masyarakat dan sekolah merupakan komunikasi dua arah antar organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.” Dikatakan E. Mulyasa (2009) mengatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kesenjangan antara sekolah dan masyarakat adalah minimnya informasi yang bertalian dengan pendidikan di sekolah dan kurang kuatnya hubungan antara masyarakat dengan pemerintah. Untuk memperoleh dukungan yang lebih luas dari masyarakat perlu dilakukan upaya sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan beragam hal tentang implementasi kurikulum dan kondisi objektifnya. Hal ini bertujuan agar dapat menarik berbagai perhatian dari berbagai elemen yang berhubungan dengan manajemen sekolah, agar terdorong untuk melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Maksud hubungan sekolah dengan masyarakat, dikatakan Sutisna dalam Mulyasa (2009) yakni untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan saran- saran dari sekolah; untuk menilai program sekolah; untuk mempersatukan orang tua murid dengan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik; untuk mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era pembangunan; untuk membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sekolah; untuk memberitahukan masyarakat tentang pekerjaan sekolah; dan untuk mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah. 7 Abdullah Idi, 2013. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan.. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Hlm. 178.
  • 9. Sekolah juga banyak menggunakan masyarakat sebagai sumber pelajaran memberikan kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat. Diharapkan agar anak didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarkat, lebih mengenal lingkunagn sosial, dapat berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang keluarga berbeda, seperti : sosial-ekonomi, agama, budaya, etnis. Apa yang dipelajari di sekolah hendaknya berguna bagi kehidupan anak di masyarakat dan didasarkan atas masalah masyarakat. Anak diharapkan pula lebih serasi dipersiapkan sebagai warga masyarakat.8 Hubungan timbal balik pendidikan di sekolah dan masyarakat sangat besar manfaat dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, materiil, dan pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar. Bagi masyarakat, dapat mengetahuai beragam hal tentang sekolah dan inovasi-inovasi yang dihasilkan, menyalurkan kebutuhan berpastisipasi dalam pendidikan, melakukan tekanan, dan tuntutan terhadap sekolah. Beragam teknik dan media dapat dilakukan dalam konteks ini, seperti melakukan rapat dan pertemuan, surat menyurat,buku penghubung, bulletin sekolah, dan kegiatan ekstrakulikuler yang melibatkan anak didik dan orang tua. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan sarana yang berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi anak didik di sekolah. Sekolah, dalam konteks ini, sebagai system sosial yang merupakan bagian integral dari system yang lebih besar, yakni masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang lebih erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan dengan efektif dan efisien. Sekolah juga harus menunjang proses pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan singkat, antara sekolah dan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan suatu hubunagn yang harmonis.9 Sebagai upaya dalam mengembangkan hubungan sekolah dan masyarakat, maka elemen-elemen sekolah, terutama kepala sekolah dan guru-guru, merupakan kunci keberhasilan yang harus memerhatiakan kebutuhan anak didik, orang tua, dan masyarakat. Kepala sekolah, dituntut berupaya membina dan mengembangkan hubungan kerja yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang konstruktif ini akan membentuk: saling pengertian antara 8 Ibid. Abdullah Idi. Hlm. 69. 9 Ibid, Abdullah Idi. Hlm. 79.
  • 10. sekolah, orang tua, masyarakat, dan dunia kerja; saling membantu antara sekolah dan masyarakatkarena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing; kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai elemen masyarakat karena kebanggabn mereka terhadap sekolah berkualitas. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
  • 11. Dari pemaparan makalah tersebut dapat di simpulkan bahwa : 1. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi manusia, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, dan karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Jadi pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masyarakat adalah suatu kesatuan hidup manusia dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan. 2. Konsep pendidikan dan masyarakat adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Pendidikan yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di masyarakat dan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat pada setiap kegiatan belajar serta bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat sehingga mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri dan memiliki daya saing dengan melakukan program belajar yang sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat dalam kiprahnya sangat mempengaruhi pendidikan baik tujuan pendidikan maupun prakteknya. Apa yang diajarkan dan dibudayakan tentang nilai-nilai dalam pendidikan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat. 3. Hubungan pendidikan dan masyarakat diupayakan terjadinya jalinan interaksi sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program- program yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Hubungan masyarakat dan sekolah merupakan komunikasi dua arah antar organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.
  • 12. B. Saran Praktis a. Bagi Penulis Semoga dengan makalah ini kita sebagai calon pendidik nantinya dapat mengambil inti sari dari pembahasan diatas, agar kita dapat memaknai hal-hal yang dapat mempengaruhi pendidikan. Agar nantinya kita dapat mengantisipasi hal-hal yang nantinya bisa terjadi. Dan juga supaya kita lebih bersungguh-sungguh lagi dalam menempuh pendidikan agar kelak nanti dimasyarakat kita bisa dihargai dengan kemapuan dan keterampilan yang kita miliki. b. Bagi Pendidikan dan Mayarakat Tentunya sebagai lembaga pendidikan dan lembaga masyarakat harus saling mempengaruhi dan bekerjasama dalam hal-hal positif. Karena pendidikan dan masyarakat satu sama lain saling berkaitan.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Idi. 2013. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Adri Efferi. 2009. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadist MTs – MA. STAIN Kudus: Kudus. Dean Nielsen. 2001. Memetakan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat di Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sulthon. 2011. Ilmu Pendidikan. STAIN Kudus: Kudus.