Perkembangan Penularan COVID-19 dari Manusia ke Hewan - Ditkesmavet, Jakarta, 17 April 2020
1. Perkembangan
penularan COVID-19
dari manusia ke hewan
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Rapat Koordinasi Perkembangan Terkait COVID-19 Pada Hewan dan
Produk Hewan (on-line) – Jakarta, 17 April 2020
2. COVID-19
• Penyebaran COVID-19 saat ini adalah hasil penularan dari
manusia ke manusia.
• COVID-19 telah dideklarasikan sebagai ‘Public Health
Emergency of International Concern’ (PHEIC) pada 30
Januari 2020 oleh World Health Organization (WHO).
• Sekitar 210 negara di 6 benua telah terjangkit COVID-19
dengan 2.116.323 kasus dan sekitar 141.846 orang telah
meninggal dunia (s/d 16 April 2020).
• 33.332 orang meninggal dunia di Amerika Serikat.
• 496 orang meninggal dunia di Indonesia (s/d 16 April 2020).
Sumber: https://www.statista.com/statistics/1093256/novel-coronavirus-2019ncov-deaths-worldwide-
by-country/
3. SARS-CoV-2
• Analisis bioinformatika mengindikasikan bahwa virus
SARS-CoV-2 mempunyai gambaran khas dari keluarga
virus corona yaitu Betacoronavirus lineage 2B.
• Sekuens genom penuh SARS-CoV-2 dan genom lain yang
tersedia dari Betacoronavirus menunjukkan hubungan
terdekat (homologi 96%) dengan “bat SARS-like
coronavirus” strain BatCov RaTG13.
• Dari analisis filogenetik yang dilakukan terhadap sekuens
genom penuh, kelelawar nampaknya menjadi reservoir
virus COVID-19, tetapi inang perantara (intermediate host)
belum teridentifikasi.
Sumber: Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
16-24 February 2020.
4. Reservoir kunci dan modus penularan
virus-virus corona
• Reservoir SARS-CoV-2 dalam kotak merah.
• Panah hitam titik-titik menunjukkan kemungkinan penularan virus
dari kelelawar, sedangkan panah hitam padat mewakili penularan
yang telah terkonfirmasi.
Sumber: Shereen M.A. et al (2020). COVID-19 infection: Origin,
transmission, and characteristics of human coronaviruses.
Journal of Advanced Research, Volume 24, pages 91-98.
5. WHO: Apa yang diperoleh dari informasi
susunan genetik virus SARS-CoV-2?
• Semua SARS-CoV-2 yang diisolasi pada manusia sampai saat
ini berhubungan erat secara genetik dengan virus-virus corona
yang diisolasi dari populasi kelelawar, khususnya kelelawar dari
genus Rhinolophus.
• SARS-CoV-2 tidak berhubungan secara genetik dengan virus-
virus corona lain yang ditemukan pada hewan-hewan yang
diternakkan atau domestik.
• Analisis sekuens genom virus juga mengindikasikan bahwa
SARS-CoV-2 beradaptasi sangat baik terhadap sel reseptor
manusia, sehingga mampu menyerang sel manusia dan
menginfeksi orang dengan mudah.
Sumber: https://www.who.int/health-topics/coronavirus/who-recommendations-to-reduce-risk-of-
transmission-of-emerging-pathogens-from-animals-to-humans-in-live-animal-markets
6. OIE: COVID-19 pada hewan
• Infeksi hewan dengan virus COVID-19 memenuhi kriteria
“penyakit baru muncul” (emerging disease).
• Virus COVID-19 yang diisolasi dari manusia berbagi
homologi 96% dengan beta coronaviruses yang diisolasi
dari berbagai spesies genus Rhinolophus (Yunnan, 2013).
• Perbandingan homologi sekuens genetik yang kuat antara
virus COVID-19 dan betacoronavirus yang diisolasi dari
kelelawar menyatakan bahwa leluhur dari virus COVID-19
virus bersirkulasi pada kelelawar genus Rhinolophus.
• Kelelawar genus Rhinolophus secara luas tersebar di
seluruh Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa.
8. Penularan dari manusia ke hewan
(positif uji COVID-19)
• 2 ekor anjing di Hong Kong - Pomeranian umur 17 tahun
(29/2/2020) dan Gembala Jerman umur 2 tahun (20/3/2020)
– Pemilik menderita gejala dan positif COVID-19.
• 1 ekor kucing di Belgia (18/3/2020)
– Pemilik menderita gejala dan positif COVID-19.
• 1 ekor kucing di Hong Kong (3/4/2020)
– Pemilik menderita gejala dan positif COVID-19
• 1 ekor harimau di Amerika Serikat (6/4/2020)
– Diasumsikan penularan dari pekerja kebun binatang
yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik).
Sumber: https://www.oie.int/scientific-expertise/specific-information-and-recommendations/questions-
and-answers-on-2019novel-coronavirus/
9. Hasil pengujian COVID-19 pada
anjing ke-1 di Hong Kong (29/2/2020)
• Anjing dikarantinakan pada
26 Februari 2020.
• Sampel swab nasal, oral,
rektal dan feses diambil dari
anjing tersebut. Sampel
nasal dan oral diuji positif
terhadap SARS-CoV-2.
Uji Tanggal uji Hasil
RRT-PCR 26/2/2020 Positif
RRT-PCR 28/2/2020 Positif
RRT-PCR 2/3/202 Positif
RRT-PCR 5/3/2020 Positif
RRT-PCR 9/3/2020 Positif
RRT-PCR 12/3/2020 Negatif
RRT-PCR 13/3/2020 Negatif
• Sampel serum yang diambil diuji positif untuk antibodi netralisasi.
• Tidak ada gejala klinis selama periode karantina.
• Anjing mati dua hari setelah keluar dari karantina. Kematian tidak
berkaitan langsung dengan infeksi sebelumnya.
10. Hasil pengujian COVID-19 pada
anjing ke-2 di Hong Kong (20/3/2020)
• Anjing dikarantinakan pada 18 Maret 2020.
• Sampel swab nasal, oral, dan rektal diambil dari anjing tersebut.
• Sampel serum diambil juga positif serologis.
• Sampel swab yang diambil setelah 10 hari menunjukkan hasil
negatif.
• Tidak ada gejala klinis selama periode karantina.
Uji Tanggal uji Hasil
RRT-PCR 18/3/2020 Positif
RRT-PCR 19/3/2020 Positif
RRT-PCR 20/3/2020 Positif
Isolasi virus 25/3/2020 Positif
PRN 3/4/2020 Positif
RRT-PCR 14/4/2020 Negatif
11. Hasil pengujian COVID-19 pada
kucing di Belgia (18/3/2020)
• Virus SARS-CoV-2 terdeteksi dari feses dan muntahan seekor
kucing yang menunjukkan gejala klinis penyakit pencernaan dan
pernafasan.
• Pemilik kucing adalah seseorang yang terinfeksi COVID-19.
• Keberadaan SARS-CoV-2 pada kucing dikonfirmasi melalui
sekuensing. Suatu infeksi yang produktif dicurigai tetapi belum
bisa dikonfirmasi.
• Belum bisa disimpulkan bahwa suatu infeksi virus yang
produktif, tetapi dimungkinkan untuk menduga hal tersebut (nilai
PCR Ct kompatibel dengan sejumlah besar salinan genom virus
dan gejala klinis kompatibel dengan infeksi virus corona).
Sumber: Information provided to OIE by the National Veterinary Services of Belgium (28/03/20).
12. Hasil pengujian COVID-19 pada
kucing di Hong Kong (3/4/2020)
• Kucing dikarantinakan pada 30 Maret 2020.
• Sampel swab nasal, oral, dan rektal diambil dari kucing tersebut.
• Seluruh sampel diuji positif terhadap SARS-CoV-2.
• Kucing tidak menunjukkan gejala klinis spesifik.
• Investigasi terus berlanjut untuk menentukan durasi deteksi virus.
Uji Tanggal uji Hasil
RRT-PCR 31/3/2020 Positif
RRT-PCR 3/4/2020 Positif
? ? ?
13. Hasil pengujian COVID-19 pada
harimau di AS (6/4/2020)
• Harimau pertama menunjukkan gejala klinis pada 27 Maret 2020.
• 3 ekor harimau dan semua singa menunjukkan gejala klinis pada 3
April 2020.
• Sampel diambil dari harimau pertama dan dikonfirmasi positif
COVID-19.
• Semua harimau dan singa dalam kondisi stabil dan sembuh.
• Diasumsikan seorang pekerja kebun binatang yang tidak
memperlihatkan gejala (asimptomatik) menginfeksi hewan tersebut.
Uji Tanggal uji Hasil
RRT-PCR 3/4/2020 Positif
Gene sequensing 5/4/2020 Positif
RRT-PCR 4/4/2020 Positif
Gene sequensing 4/4/2020 Positif
• 5 ekor harimau dan 3
ekor singa di kandang
yang berdekatan di
suatu kebun binatang.
14. Reseptor ACE2
• Virus SARS-CoV-2 menggunakan angiotensin-converting
enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor untuk masuk ke dalam
sel manusia atau hewan.
• Hanya ACE2 dari spesies tertentu yang dapat digunakan
oleh SARS-CoV-2 (Shi J. et al, 2020; Qiu Y. et al, 2020).
• Analisis filogenetik mengindikasikan SARS-CoV-2 juga
berpotensi mengenali ACE2 dari beragam spesies hewan
(kecuali tikus dan tikus besar), mengimplikasikan adanya
kemungkinan bahwa spesies-spesies hewan tersebut dapat
bertimdak sebagai inang perantara atau model hewan
untuk infeksi (Sun K. et al, 2020; Wan Y. et al, 2020).
15. STUDI: Prediksi kemampuan penggunaan
ACE2 sebagai reseptor SARS-CoV-2
• Studi mengevaluasi dan menentukan peringkat kemampuan
penggunaan ACE2 dari berbagai spesies dengan
pengelompokkan filogenetik dan kaitannya dengan sekuens
ACE2 dari SARS-CoV-2.
• Hasilnya diprediksi SARS-CoV-2 cenderung menggunakan
ACE2 dari berbagai mamalia (trenggiling, kucing, sapi, kerbau,
kambing, domba) dan merpati, mengindikasikan potensi
penularan virus antar spesies dari kelelawar ke hewan dan di
antara hewan-hewan tersebut.
• Prediksi ini dapat membantu dalam menyaring ‘inang perantara’
(intermediate host) dari SARS-CoV-2.
Sumber: Qiu Y. et al (2020). Predicting the angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) utilizing capability
as the receptor of SARS-CoV-2. Microbes and Infection, https://doi.org/10.1016/j.micinf.2020.03.003.
16. Bagian dari
pohon
filogenetik
ACE2 dari
spesies yang
diseleksi
Sumber: Qiu Y. et al (2020). Predicting the
angiotensin converting enzyme 2 (ACE2)
utilizing capability as the receptor of SARS-
CoV-2. Microbes and Infection,
https://doi.org/10.1016/j.micinf.2020.03.003.
17. STUDI: Kepekaan sejumlah hewan
berbeda terhadap infeksi SARS-CoV-2
• Studi mempelajari kepekaan musang, kucing, anjing, ayam dan
unggas di China.
• Hasil paparan menunjukkan bahwa musang dan kucing memiliki
kepekaan (susceptibility) yang tinggi terhadap SARS-CoV-2,
anjing memiliki kepekaan yang rendah, dan ternak termasuk
babi, ayam, dan itik tidak peka terhadap virus SARS-CoV-2.
• Secara eksperimental ditemukan bahwa kucing peka terhadap
infeksi lewat udara (airborne).
• Fakta bahwa SARS-CoV-2 bereplikasi secara efisien pada
organ pernafasan bagian atas dari musang membuatnya
sebagai calon model hewan untuk mengevaluasi obat antiviral
penangkal COVID-19.
Sumber: Shi J. et al (2020). Susceptibility of ferrets, cats, dogs, and other domesticated animals
to SARS–coronavirus 2. Science 10.1126/science.abb7015.
18. STUDI: Kucing di Wuhan sero-
positif terhadap SARS-CoV-2
• Sampel serum dikumpulkan dari kucing di Wuhan, 102 sampel
setelah wabah COVID-19, dan 39 sampel sebelum wabah.
• 15 dari 102 (14,7%) sera kucing setelah wabah positif untuk
‘receptor binding domain’ (RBD) SARS-CoV-2 dengan indirect
enzyme linked immunosorbent assay (ELISA).
• Di antara sampel positif, 11 memiliki antibodi netralisasi SARS-
CoV-2 dengan titer berkisar dari 1/20 sampai 1/1080.
• Secara serologis, tidak ada reaksi silang terdeteksi antara
SARS-CoV-2 dan tipe I/II virus feline infectious peritonitis (FIP).
• Data memperlihatkan bahwa SARS-CoV-2 menginfeksi populasi
kucing di Wuhan selama terjadinya wabah.
Sumber: Zhang Q. et al., 2020. SARS-CoV-2 neutralizing serum antibodies in cats: a serological
investigation. bioRxiv preprint doi: https://doi.org/10.1101/2020.04.01.021196.
19. OIE: Kriteria pelaporan dan
Definisi Kasus
• Setiap infeksi hewan dengan SARS-CoV-2 harus dilaporkan ke
OIE sebagai ‘emerging disease’ , tetapi hasil positif yang
didapatkan melalui infeksi eksperimental tidak dilaporkan.
• Spesies ternak yang relevan untuk perdagangan tidak terbukti
memiliki kepekaan terhadap infeksi SARS-CoV-2.
• Jika mengembangkan suatu ‘definisi kasus’ (case definition)
untuk infeksi SARS-CoV-2 pada hewan, pertimbangan harus
diberikan kepada:
• bukti infeksi (ditunjukkan dengan diagnostik molekuler);
• bukti respon kekebalan (dideteksi dengan metoda serologik);
• keberadaan virus (melalui isolasi virus); atau
• bukti penularan virus ke hewan lain.
20. Penularan kembali (spillback) dari
manusia ke kelelawar?
• Kelelawar adalah ‘carrier’ yang umum dari ratusan virus-virus
corona yang berbeda, tetapi masih belum jelas apa efeknya
kepada mereka.
• Pemerintah AS merekomendasikan semua pengujian lapangan
dan penelitian mengenai kelelawar di AS ditangguhkan selama
pandemi COVID-19.
• Ada kekhawatiran jika manusia menularkan virus ke kelelawar,
bisa menyebabkan efek penularan kembali (spillback) dan
menjadikan lebih sulit lagi untuk menghentikan penyebaran
penyakit di masa depan.
Sumber: https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-8208835/US-government-asks-field-
research-involving-bats-suspended-COVID-19-pandemic.html
21. Penularan kembali (spillback) dari
manusia ke kera besar?
• Semua spesies kera besar (gorila, bonobo, simpanse dan
orangutan) – khususnya berisiko mengingat mereka
berbagi DNA antara 97% dan 99% dengan manusia.
• Ada bukti saintifik yang banyak bahwa kera besar peka
terhadap infeksi dengan patogen pernafasan manusia.
• Kera besar sangat mungkin peka (susceptible) terhadap
infeksi COVID-19, dan diprediksi terjadi dengan tingkat
kematian yang lebih tinggi dari populasi manusia.
Sumber: Coronavirus: Gorillas and chimpanzees 'at risk of catching COVID-19 from humans’. Sky
News, 15 April 2020.
22. Bagaimana potensi penularan dari
hewan peliharaan ke manusia?
• Hasil positif pada hewan peliharaan (companion animal)
merupakan ‘kasus terisolasi’ yang berkaitan dengan
kontak dekat dengan manusia yang positif SARS-CoV-2.
• Sampai sekarang, tidak ada bukti bahwa hewan
peliharaan dapat menyebarkan COVID-19.
• Infeksi hewan dengan virus COVID-19 dapat berimplikasi
terhadap kesehatan dan kesejahteraan hewan, dan
konservasi satwa liar.
Sumber: 2nd Call OIE Advisory Group on COVID-19 and Animals (2nd March 2020) and 4th Call
OIE Advisory Group on COVID-19 and Animals (31st March 2020).
23. Bagaimana potensi penularan dari
manusia ke hewan?
• Mengingat infeksi virus COVID-19 menyebar secara luas
pada populasi manusia, ada kemungkinan sejumlah
hewan menjadi terinfeksi melalui kontak dekat dengan
orang terinfeksi.
• Dengan lebih dari 2,1 juta kasus COVID-19 secara global
(s/d 16 April 2020), jumlah hewan peliharaan yang
dilaporkan terinfeksi sangat kecil sekali dan tidak ada
orang yang menjadi sakit karena hewan peliharaannya.
• Kucing bukanlah vektor penting dalam penyebaran
COVID-19 di antara manusia.
24. Komunikasi risiko mencegah penularan
COVID-19 dari manusia ke hewan
JIKA ANDA MEMILIKI HEWAN PELIHARAAN
• Jangan biarkan hewan peliharaan berinteraksi dengan
orang atau hewan lain di luar rumah.
• Jaga kucing tetap di dalam rumah jika memungkinkan
untuk mencegah mereka berinteraksi dengan hewan atau
orang lain.
• Gunakan tali jika berjalan dengan anjing, menjaga jarak
minimal 2 meter dari orang dan hewan lain.
• Hindari anjing pergi ke taman atau ke tempat-tempat publik
lainnya ketika sejumlah besar orang dan anjing berkumpul.
Sumber: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/animals.html
25. Komunikasi risiko mencegah penularan
COVID-19 dari manusia ke hewan
LINDUNGI HEWAN PELIHARAAN JIKA ANDA SAKIT
• Jika memungkinkan, ada anggota rumah tangga lain
yang menangani hewan peliharaan anda ketika anda
sakit.
• Hindari kontak dengan hewan peliharaan termasuk
menimang, merapat, membiarkan dicium atau dijilat, dan
berbagi makanan atau selimut di tempat tidur.
• Jika anda harus menangani hewan peliharaan anda atau
berada si sekitar hewan apabila anda sakit, gunakan kain
penutup wajah dan cuci tangan anda sebelum dan
setelah anda berinteraksi dengan hewan peliharaan.
Sumber: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/animals.html