2. KEJADIAN SEBELUM
FATHU MAKKAH
1 2 3
Fathu Makkah adalah penaklukan Makkah yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW dan pasukan kaum muslim. Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat
tanggal 20 dan 21 Ramadan di tahun ke-8 Hijriah.
Dalam sejarah Islam, peristiwa Fathu Makkah adalah momen penting karena
menjadi titik balik perjuangan umat Islam yang saat itu selalu mendapat
ancaman.
PERANG BADAR PERANG UHUD PERANG
AHZAB/KHANDAQ
4
PERJANJIAN
HUDAIBIYAH
5
MASA
GENJATAN
SENJATA
6
PENAKLUKAN
KOTA MAKKAH
3. Perang Badar
Sebelum pertempuran Badar, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal
624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang
terjadi antara kedua kekuatan itu. Nabi Muhammad Saw saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy
yang baru saja pulang dari Syam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak
maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting
Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.
4. PENTING DALAM BADAR
Etimologi Pertempuran ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab )الخندق karena parit yang digali oleh umat Islam dalam persiapan untuk
pertempuran. Kalimat Khandaq kata adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Persia "kandak" (yang berarti "Itu yang telah digali").[butuh
rujukan] Pertempuran juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (bahasa Arab غزوة
االحزاب ). Al-Qur'an menggunakan istilah sekutu (Arab
)االحزاب dalam surah Al-Ahzab [Quran 33:9-32] untuk menunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam.
Sebab Perang Orang-orang Yahudi yang diusir lalu ditempatkan di Khaibar, sebuah wilayah di luar Kota Madinah. Hal itu membuat mereka
kecewa dan marah. Mereka terdiri atas dua suku utama, yaitu Bani Nadhir dan Bani Wail.
Pertempuran
Pengepungan adalah "pertempuran kecerdasan", di mana para ahli taktik Muslim[siapa?] mengatasi lawan-lawan mereka, sementara jatuh
korban sangatlah sedikit. Upaya konfederasi untuk mengalahkan kaum Muslim gagal, dan kekuatan Islam menjadi berpengaruh di wilayah
tersebut. Akibatnya, tentara Muslim mengepung sekitar Banu Qurayza, yang mengarah ke penyerahan tanpa syarat mereka. Kekalahan itu
menyebabkan Mekah kehilangan perdagangan mereka dan sebagian besar adalah kehormatan harga diri mereka.[butuh rujukan]
Untuk melindungi Madinah dari serangan gabungan, maka dibuatlah parit sebagai strategi berperang untuk menghindari serbuan langsung
dari pasukan Al-Ahzab Quraisy dan bani Nadir. Strategi pembuatan parit di sela sela daerah yang tidak terlindungi oleh pegunungan sebagai
tempat perlindungan adalah strategi dari sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bernama Salman al-Farisi yang berasal dari Persia,
sehingga perang ini disebut dengan pertempuran parit/khandaq.[butuh rujukan] Sejatinya strategi ini berasal dari Persia, yang dilakukan
apabila mereka terkepung atau takut dengan keberadaan pasukan berkuda.
Lalu digalilah parit di bagian utara Madinah selama sembilan/sepuluh hari. Pasukan gabungan datang dengan kekuatan 10.000 pasukan yang
siap berperang. Pasukan gabungan membuat kemah di bagian utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk
melakukan perang. Pada Pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi Bani Qurayzhah atas kesepakatan yang telah
disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah, tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu.[butuh rujukan]
Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh Nua'im bin Mas'ud al-Asyja'i yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan
gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah Subhanahu wa ta'ala mengirimkan angin yang
memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka. Hingga akhirnya
pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Setelah peperangan itu, Rasulullah dan para
sahabat berangkat menuju kediaman bani quraizah untuk mengadili mereka
5.
6. Perang Uhud
Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M (7 Syawal 3
H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan
tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Muhammad sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.
Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki
dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
7. PENTING DALAM UHUD
Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M (7 Syawal 3
H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan
tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Muhammad sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.
Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki
dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Jumlah pasukan Pasukan muslimin berjumlah 700 orang yang terbagi menjadi pasukan infanteri dan pasukan kavaleri. Jumlah pasukan
infanteri sebanyak 650 orang. Jumlah pasukan kavaleri sebanyak 50 orang. Sedangkan pasukan musyrikin berjumlah 3.000 orang. Sebanyak
2.900 orang berasal dari suku Quraisy dan para sekutunya. Sedangkan 100 orang lainnya berasal dari Bani Tsaqif. Sebanyak 700 orang
memakai baju besi. Pasukan musyrikin dilengkapi dengan 200 ekor kuda dan 3.000 ekor unta. Pemimpinnya adalah Abu Sufyan bin Harb. Para
istri dari pemuka suku Quraisy turut serta dalam pasukan ini.
Peristiwa Sebelum peperangan, pasukan muslimin telah menguasai seluruh jalur perdagangan yang menghubungkan Makkah dengan Syam
dan Irak. Mereka melakukan pencegahan atas suku Quraisy sehingga tidak dapat melewati kedua jalur tersebut. Jalur perdagangan yang
tersisa bagi suku Quraisy adalah jalur perdagangan dari Makkah ke Habasyah. Pada saat ini, pasukan muslimin juga menjadikan madinah
sebagai basis aman untuk kegiatan dakwah dan pangkalan militer.[4]
Di sisi lain, pasukan musyrikin dari suku Quraisy mengumpulkan laba hasil perdagangan untuk dipakai membeli perbekalan dan senjata serta
menyewa pasukan. Pengelolaanya diserahkan kepada Abu Sufyan bin Harb. Sedangkan kaum musyrikin di Madinah dan sekelilingnya
sebagian besar mengadakan perjanjian damai dengan pasukan muslimin di Madinah. Mereka tidak ikut dalam peperangan dan memilih untuk
menetap di pemukiman mereka.[5]
Di Madinah juga tidak ada lagi penduduk yang berasal dari kaum Yahudi. Ini terjadi setelah pengusiran Bani Qaynuqa akibat melanggar
perjanjian damai. Kaum Yahudi di sekeliling kota Madinah memilih mengadakan perjanjian damai dengan pasukan muslimin.[6]
Setelah genap setahun, persiapan mereka benar-benar sudah matang. Tidak kurang dari tiga ribu prajurit Quraisy bersatu dengan sekutu-
sekutu mereka dan kabilah-kabilah kecil. Para pemimpin Quraisy berpikir untuk membawa serta para wanita. Karena hal ini dianggap bisa
memompa semangat mereka. Adapun jumlah wanita yang diikutsertakan ada lima belas orang
8.
9. • Perang
Ahzab/Khandaq
Dikenali sebagai Pertempuran Al-Ahzab (Pertempuran Konfederasi) atau Pengepungan Madinah, terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah
atau pada tahun 627 Masehi. Pertempuan dan pengepungan Madinah ini dipelopori oleh pasukan gabungan (al-Ahzab, konfederasi) antara
kaum kafir Quraisy Makkah, suku-suku Arab lain sekutu Quraisy, dan Yahudi Bani Nadir. Pengepungan tersebut dimulai pada 31 Maret 627,
dan berakhir setelah 27 hari.
10. PERANG KHONDAK
Pertempuran ini dinamai Pertempuran Khandaq (Arab )الخندق karena parit yang digali oleh umat Islam dalam persiapan untuk pertempuran.
Kalimat Khandaq kata adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Persia "kandak" (yang berarti "Itu yang telah digali").[butuh rujukan]
Pertempuran juga disebut sebagai Pertempuran Konfederasi (bahasa Arab غزوة
االحزاب ). Al-Qur'an menggunakan istilah sekutu (Arab )االحزاب
dalam surah Al-Ahzab [Quran 33:9-32] untuk menunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam.
Sebab
Orang-orang Yahudi yang diusir lalu ditempatkan di Khaibar, sebuah wilayah di luar Kota Madinah. Hal itu membuat mereka kecewa dan
marah. Mereka terdiri atas dua suku utama, yaitu Bani Nadhir dan Bani Wail.
Pertempuran
Pengepungan adalah "pertempuran kecerdasan", di mana para ahli taktik Muslim[siapa?] mengatasi lawan-lawan mereka, sementara jatuh
korban sangatlah sedikit. Upaya konfederasi untuk mengalahkan kaum Muslim gagal, dan kekuatan Islam menjadi berpengaruh di wilayah
tersebut. Akibatnya, tentara Muslim mengepung sekitar Banu Qurayza, yang mengarah ke penyerahan tanpa syarat mereka. Kekalahan itu
menyebabkan Mekah kehilangan perdagangan mereka dan sebagian besar adalah kehormatan harga diri mereka
11. • Perjanjian
Hudaibiyah
Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah. Namun karena saat itu kaum Quraisy di Mekkah sangat anti
terhadap kaum Muslim Madinah (terkait kekalahan dalam Perang Khandaq), maka Mekkah tertutup untuk kaum Muslim. Quraisy, walaupun begitu,
menyiagakan pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah. Pada waktu ini, bangsa Arab benar benar bersiaga terhadap kekuatan militer
Islam yang sedang berkembang. Nabi Muhammad mencoba agar tidak terjadi pertumpahan darah di Mekkah, karena Mekkah adalah tempat suci.
Akhirnya kaum Muslim menyetujui langkah Nabi Muhammad, bahwa jalur diplomasi lebih baik daripada berperang. Kejadian ini diabadikan dalam Alquran
sebagai berikut.
12. PERJANJIAN HUDAIBIYAH
Perjanjian
Tidak ada peperangan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti Muhammad, diperbolehkan secara bebas. Dan
siapapun yang ingin mengikuti Quraisy, diperbolehkan secara bebas. Seorang pemuda, yang masih berayah atau berpenjaga, jika mengikuti
Muhammad tanpa izin, maka akan dikembalikan lagi ke ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak akan
dikembalikan. Tahun ini Muhammad akan kembali ke Madinah. Tapi tahun depan, mereka dapat masuk ke Mekkah, untuk melakukan tawaf
disana selama tiga hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundur ke bukit-bukit. Mereka haruslah tidak bersenjata saat
memasuki Mekkah.
Manfaat
Manfaat Hudaibiyah bagi kaum Muslim adalah:
• Bebas dalam menunaikan agama Islam
• Tidak ada teror dari Quraisy
• Mengajak kerajaan-kerajaan luar seperti Ethiopia-Afrika untuk masuk Islam
HAsil
Perjanjian Hudaibiyah ternyata dilanggar oleh Quraisy, tetapi kaum Muslim bisa membalasnya dengan penaklukan Mekkah (Fathul Makkah)
pada tahun 630 M
Kaum Muslim berpasukan sekitar 10000 tentara. Di Mekkah, mereka hanya menemui sedikit rintangan. Setelah itu, mereka meruntuhkan
segala simbol keberhalaan di depan Ka'bah
14. PENAKLUKAN KOTA MAKAH
Penaklukan Makkah
Takluknya Makkah atau Fathul Makkah adalah peristiwa penaklukan Ka'bah berikut Makkah yang dilakukan kaum muslim. Saat itu, kota suci
dan kiblat kaum muslim tersebut dikuasai dari kaum kafir Quraisy.
Karena itu, peristiwa ini juga disebut sebagai pembebasan Makkah dari kedzaliman kafir Quraisy, seperti dikutip dari The Great Sahaba oleh
Rizem Aizid. Setelah penaklukan, Kota Makkah resmi dikuasai kaum muslim.
Peristiwa yang terjadi pada tahun 8 Hijriah atau 629 M ini sekaligus mengakhiri masa hijrah kaum muslim. Sebelum pembebasan Makkah,
hijrah seperti kewajiban seorang muslim.
Hal ini disebabkan minimnya kekuatan kaum muslim untuk bertahan dari kafir Quraisy di Makkah. Keterbatasan kekuatan kaum muslim ini
disebutkan dalam buku Mentari Kasih Sayang Rasulullah SAW karya Dr Rasyid Haylamaz.
Hijrah juga memungkinkan kaum muslim membentuk kekuatan untuk membela hak keluarga yang tertindas di Makkah, agar tidak terus
ditindas kafir Quraisy. Pentingnya hijrah yang lain adalah memberi contoh akhlak dan moral Islam yang baik bagi masyarakat Madinah.
Wilayah Madinah menjadi pilihan Nabi SAW untuk hijrah dan menyebarkan Islam.
15. PERJANJIAN HUDAIBIYAH
Lailatul Qadar
Peristiwa penting di bulan Ramadan berikutnya adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan atau lailatul qadar. Rasulullah SAW
menganjurkan umatnya mempersiapkan diri dengan memperbanyak i'tikaf dan ibadah.
Quraish Shihab dalam buku Lentera Al Quran mengatakan, malam Lailatul Qadar datang pada bulan Ramadan sebagai penyucian jiwa. Malam
lailatul qadar datang di 10 hari terakhir Ramadan meski tidak ada yang tahu saat tepatnya.
Seiring pelaksanaan puasa Ramadan, jiwa manusia yang berpuasa selama 20 hari sebelumnya diharapkan sudah lebih bersih dan suci. Quraish
Shihab menuturkan, malam Lailatul Qadar adalah malam yang amat mulia. Kata-kata dan nalar manusia tidak dapat melukiskan mulianya
malam itu.
"Karena itu, ketika menjelaskan, Al Quran mendahulukan ungkapan Wa maa Adraka (dan apakah yang menjadikan engkau mengetahui)
Lailatu'l Qadr (malam Lailatul Qadar)," tuturnya.
Menurut Quraish Shihab, malam lailatul qadar sebetulnya dapat ditemui atau menemui orang selain Rasulullah SAW. Karena itu, Nabi SAW
menganjurkan umatnya memperbanyak i'tikaf dan ibadah lain di 10 malam terakhir Ramadan.
Tanda kedatangan lailatul qadar yang paling jelas adalah sikap dan perilaku keseharian orang yang mendapatkannya. Tanda yang lain seperti
dijelaskan dalam surat Al Qadar adalah malam yang berisi kedamaian hingga terbitnya fajar.
Tak heran jika hati seseorang yang mendapatkan lailatul qadar akan selalu damai dan tenteram. Dia jauh dari sifat buruk, kesombongan dan
kebodohan yang dilakukan seorang manusia.
"Sehingga, orang yang mendapatkan malam lailatul qadar diantarkan dari ragu menjadi yakin, dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada
ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dan sombong kepada tahu diri," katanya dalam buku M Quraish
Shihab Menjawab.
Dengan pengetahuan seputar peristiwa penting di bulan Ramadan, semoga kita bisa menjemput kemuliaan dan kemenangan seperti kaum
muslimin di masa Rasulullah SAW, amin.