SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  46
PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
DEWI SAFITRI, SH, MH
Konsep Negara Hukum
o Secara embrionik Konsep negara hukum
digagas oleh PLATO dalam bukunya NOMOI
yang mengemukakan bahwa Penyelenggaraan
negara yang baik ialah yang didasarkan pada
pengaturan hukum yang baik
o Konsep ini kemudian didukung oleh muridnya
ARISTOTELES dalam bukunya Politica yang
menyatakan bahwa suatu negara yang baik
ialah negara yang diperintah dengan konstitusi
dan berkedaulatan hukum
Menurut Aristoteles ada 3 unsur
pemerintahan yang berkonstitusi
yaitu :
1.Pemerintahan dilaksanakan untuk
kepentingan umum
2.Pemerintahan dilaksanakan menurut
hukum yang berdasarkan ketentuan-
ketentuan umum bukan yang dibuat
secara sewenang-wenang
3.Pemerintah yang dilaksanakan atas
Negara hukum (De Staat) menurut F.R Botthlingk
adalah negara dimana kebebasan kehendak pemegang
kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum.
•Menurut A.Hamid S.Attamimi secara sederhana
negara hukum (rechtstaat) adalah negara yang
menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara
dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam
segala bentuknya dilakukan dibawah kekuasaan
hukum.
•Di dalam negara hukum hukum ditempatkan sebagai
aturan main dalam penyelenggaraan negara,
pemerintahan dan kemasyarakatan.
Beberapa konsep negara hukum yang lahir dan
berkembang berdasarkan historis yang berbeda
yaitu:
1.Konsep negara hukum di dalam sistem hukum Islam
(berdasarkan Al Qur’an) dikenal dengan Nomokrasi
Islam
2.Konsep negara hukum dalam sistem Eropa
Kontinental dikenal dengan Rechtstaat
3.Konsep negara hukum dalam sistem Anglo-saxon
dikenal dengan rule of law
4.Konsep negara hukum sosialist Legality
5.Konsep negara hukum Pancasila
Unsur-unsur negara hukum terdiri atas :
1.Sistem pemerintahan di dasarkan atas kedaulatan
2.Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya
harus berdasarkan hukum atau peraturan perundang-
undangan
3.Adanya jaminan terhadap HAM
4.Adanya pembagian kekuasaan dalam negara
5.Adanya pengwasan dari badan-badan peradilan yang
bebas dan mandiri
6.Adanya peran masyarakat untuk turut serta mengawasi
kebijakan yang dilakukan pemerintah
7.Adanya sistem ekonomi yang menjamin pembagian yang
merata
Indonesia sebagai negara Hukum
• Dasarnya Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “
Negara Indonesia adalah negara hukum “
• Tujuan negara Indonesia memajukan kesejahtrahan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
demikian Indonesia menganut faham negara
kesejahtrahan (welfare state).
• Kalau konsep negara kesejahtrahaan di dunia barat baru
dikenal sekitar tahun 1960, Soepomo sebagai bapak
konstitusi Indonesia telah merumuskannya pada tahun
1945 pada saat perumusan UUD 1945.
• Salah satu karakteristik konsep negara kesejahterahan
adalah kewajiban pemerintah untuk mengupayakan
kesejahtrahan umum (bestuurszorg).
Ada 13 Prinsip Pokok atau pilar utama
negara hukum :
1.Supremasi Hukum
2.Persamaan di dalam hukum
3.Asas legalitas
4.Pembatasan kekuasaan
5.Adanya organ campuran yang independen
6.Peradilan yang bebas dan tidak memihak
7.Peradilam Tata Usaha Negara
8.Peradilan tata negara
9.Perlindungan Ham
10.Bersifat demokratis
11.Berfungsi menegakan tujuan negara
12.Transparansi dan kontrol sosial
13.Berketuhanan Yang Maha Esa
Negara hukum Indonesia berorietasi kesejahtrahan,
petunjuknya dapat dilihat :
1.Pengakuan dan perlindungan ham
2.Pembagian kekuasaan
3.Prinsip kedaulatan rakyat
4.Penyelenggaraan negara dan pemerintahan
berdasarkan hukum
5.Pengawasan oleh hakim yang merdeka
6.Pemilihan umum secara periodik
7.Tersedianya tempat pengaduan bagi rakyat atas
tindakan pemerintah yg merugikan warga negara
TUGAS NEGARA
Menurut Presthus tugas negara meliputi 2 hal yaitu:
1.Policy making yaitu penentuan haluan negara
2.Task executing pelaksanaan haluan yang telah
ditetapkan
Van Vollenhoven membagi tugas negara atas 4 bagian :
1.Membuat peraturan dalam bentuk undang-undang
(regeling)
2.Memelihara kepentingan umum (bestuur)
3.Penyelesaian sengketa dalam peradilan perdata
(yustisi)
4.Mempertahankan ketertiban umum baik preventif
maupun represif (politie)
Teori Perundang-undangan
• Teori Perundang-undangan dapat diartikan sebagai
petunjuk atau pendapat yang dikemukan sebagai
keterangan dalam membahas tentang suatu perundang-
undangan .
• Menurut teori perundang-undangan, penyusunan
peraturan perundang-undangan meliputi 3 masalah
pokok, yaitu:
1. Aspek materiil/Substansial, berkenaan dengan masalah
pengolahan isi dari suatu peraturan perundang-
undangan.
2. Aspek Formal/Prosedural, berhubungan dengan kegiatan
pembentukan peraturan perundang-undangan yang
berlangsung dalam suatu negara tertentu.
3. Struktur Kaidah Hukum
ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
•Menurut Krems Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan
(Gesetzgebungswissenschaft) didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang interdisipliner tentang pembentukan hukum
Negara
•Ilmu perundang-undangan adalah sebagai ilmu yang bersifat
normatif, yang berhubungan dengan pembentukan norma-norma
dalam pembuatan peraturan perundang-undangan
• Ilmu Perundang-undangan menurut Krems terbagi 2 yaitu:
1.Ilmu Perundang-undangan
2.Teori Perundang-undangan
•Ilmu Perundang-undangan dibagi 3 bagian yaitu:
•Proses perundang-undangan
•Metode perundang-undangan dan
•Teknik perundang-undangan.
Kaidah Hukum Peraturan Perundang-undangan terdiri
atas unsur-unsur sebagai berikut:
1.Subjek kaidah: menunjuk pada subjek hukum yang
termasuk ke dalam sasaran penerapan sebuah
pengaturan.
2.Objek kaidah: menunjuk pada peristiwa-peristiwa atau
perilaku apa saja yang hendak diatur dalam aturan hukum
tersebut.
3.Operator kaidah: menunjuk pada cara bagaimana objek
kaidah diatur, misalnya menetapkan keharusan atau
larangan atas perilaku tertentu, memberikan suatu hak
atau membebankan kewajiban tertentu.
4.Kondisi kaidah: menunjuk pada kondisi atau keadaan
apa yang harus dipenuhi agar suatu aturan hukum dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Syarat Pembentukan Undang-undang
1. Syarat keterbukaan yaitu sidang-sidang di DPR dilaksanakan
secara terbuka untuk umum dengan harapan adanya
tanggapan dari masyarakat yang berminat.
2. Memberikan hak kepada masyarakat untuk mengajukan usul
dengan cara:
a. Mengundang mereka yang berminat untuk hadir
dalam membahas peraturan tertentu.
b. Suatu departemen/lembaga mengundang organisasi
tertentu untuk memberi usul-usul tentang rancangan
undang-undang tertentu.
c. Acara dengar pendapat (hearing) di DPR
d. Pembentukan komisi-komisi penasihat yg terdiri
dari tokoh-tokoh dan ahli-ahli terkemuka
Landasan Penyusunan Peraturan perundang-
undangan adalah :
1.Landasan Filosofis yaitu setiap penyusunan peraturan
perundang- undangan harus memperhatikan cita-cita moral
dan cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila.
Nilai-nilai yang bersumber pada pandangan filosofis
Pancasila yaitu :
a. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia yang terangkum
dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan
terhadap harkat dan martabat kemanusiaan
c. Nilai-nilai kepentingan bangsa secara utuh, dan
kesatuan hukum nasional
d. Nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat
e. Nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial
2. Landasan Sosiologis
Pembentukan peraturan perundang-undangan harus
sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
3. Landasan Yuridis
Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis
dalam pembuatan peraturan perundang-undangan
memuat keharusan:
a. adanya kewenangan dari pembuat peraturan a
perundang-undangan.
b. adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan
peraturan perundang-undangan.
c. mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu.
d. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
Asas-asas Pembentukan peraturan
perundang-undangan
• Asas –asas Pembentukan peraturan perundang-undangan
adalah suatu pedoman atau suatu rambu-rambu dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik
• Asas merupakan sandaran dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan
• Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan menurut Burkhardt Krems
menyangkut :
1. Isi Peraturan
2. Bentuk dan susunan Peraturan
3. Metoda pembentukan peraturan
4. Prosedur dan proses pembentukan peraturan
Ada 5 asas dalam Pembuatan Peraturan
Perundang-undangan yaitu :
1.Lex superiori derogat lex antheriori ( Peraturan hukum
yang dibuat kekuasaan yang lebih tinggi lebih tinggi pula
kedudukannya).
2.Lex Superiori derogat lex inferiori (Peraturan hukum yg
lebih tinggi membatalkan peraturan hukum yang lebih
rendah)
3.Lex Posteriori derogat lex priori ( Peraturan hukum yang
baru mencabut peraturan hukum yang lama)
4.Lex Spesialis derogat lex generalis (Peraturan hukum yg
khusus mengenyampingkan peraturan hukum yang umum
5.Asas egalitair (non diskriminatif dalam perumusan norma)
Asas Tingkatan Hirarki peraturan perundang-
undangan adalah :
1.Ketentuan peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah tingkatannya tidak dapat mengubah
atau mengesampingkan ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya tetapi sebaliknya boleh.
2.Suatu peraturan perundang-undangan hanya
dapat dicabut, diubah, atau ditambah oleh atau
dengan peraturan perundang-undangan yang
sederajat atau lebih tinggi tingkatannya.
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang
lebih rendah tingkatannya tidak mempunyai
kekuatan hukum dan tidak mengikat apabila isinya
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya.
4. Materi yang seharusnya diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
tingkatannya tidak dapat diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah
tingkatannya.
• Asas hukum lain yang dijadikan dasar hukum
dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan yaitu :
1.Asas kelaziman yaitu cara pembuatan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pembentuk
peraturan masa lampau sepanjang belum ada
ketentuan normatif yang mengaturnya secara
lain
2.Asas Mutatis mutandis yaitu mengajarkan
bahwa cara pembentukan peraturan perundang-
undangan nasional (lebih tinggi) dapat diikuti
dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan daerah.
Asas dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan berdasarkan Pasal 5 UU
PPPerUU meliputi :
1.Kejelasan tujuan
2.Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang
tepat
3.Kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi
muatann
4.Dapat dilaksanakan
5.Kedayagunaan dan kehasilgunaan
6.Kejelasan rumusan
7.Keterbukaan
Asas-asas yang harus dikandung dalam materi
muatan peraturan perundang-undangan adalah :
1.Asas pengayoman
2.Asas Kemanusiaan
3.Asas Kebangsaan
4.Asas kekeluargaan
5.Asas kenusantaraan
6.Asas bineka tunggal ika
7.Asas keadilan
8.Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan
9.Asas ketertiban dan kepastian hukum
10.Asas keseimbangan, keserasian dan keselaranan
Asas-asas peraturan perundang-undangan
menurut Prof. Purnadi P. dan Soerjono Soekanto
antara lain :
1.Undang-undang tidak berlaku surut
2.Undang-undang yg dibuat oleh penguasa yg lebih tinggi
mempunyai kedudukan yg lebih tinggi pula
3.Undang-undang yang bersifat khusus
mengenyampingkan undang-undang yang bersifat umum
4.Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan
undang-undang yang berlaku terdahulu
5.Undang-undang tidak dapat di gugat
6.Undang-undang sebagai sarana untuk mencapai
kesejahtrahaan spritual dan material bagi masyarakat
maupun individu
Pengundangan adalah pemberitahuan secara
formal suatu peraturan negara dengan
penempatanya dalam suatu penerbitan resmi yang
khusus untuk maksud itu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Tempat pengundangan peraturan perundang-
undangan adalah :
1.Lembaran negara Republik Indonesia
2.Tambahan lembaran negara Republik Indonesia
3.Berita Negara Republik Indonesia
4.Tambahan berita negara Republik Indonesia
5.Lembaran Daerah
6.Tambahan lembaran daerah
7.Berita daerah
Tujuan Pengundangan :
1.Agar setiap orang dianggap mengetahui undang-
undang, ketidaktahuan seseorang terhadap undang-
undang tidak memaafkannya.
2.Agar secara formal setiap orang dapat mengenali
peraturan negara
3.Dengan adanya pengundangan bagi suatu
peraturan perundang-undangan maka peraturan
perundang-undangan tersebut mempunyai daya ikat
dan daya laku bagi setiap orang
Ada 3 variasi Kapan mulai berlakunya suatu
undang-undang yaitu :
1.Berlaku pada tanggal diundangkan, bila
dinyatakan dalam peraturan tersebut
2.Berlaku beberapa waktu setelah
diundangkan bila dinyatakan dalam
peraturan tersebut
3.Berlaku pada tanggal diundangkan dan
berlaku surut sampai tanggal yang tertentu.
Penyebarluasan undang-undang dilakukan oleh :
1.Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
2.Pemerintah
Penyebarluasan Undang-undang dapat dilakukan
DPD sepanjang berkaitan dengan :
1.Otonomi Daerah
2.Hubungan pusat dan daerah
3.Pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah
4.Pengelolaan tentang sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya
5.Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Fungsi ilmu perundang-undangan dalam
pembentukan hukum nasional :
1.Pembangunan hukum yang baik dimulai
dengan perencanaan yang baik.
2.Melalui perencanaan dapat ditemukan
hubungan antara pembangunan hukum dan
pembangunan bidang-bidang lainya
3.Agar pembentukan hukum dapat dilakukan
secara terintegrasi dan terpadu
PERENCANAAN
• Perencanaa penyusunan undang-undang dilakukan
dalam Prolegnas yaitu program legislasi nasional yang
dilaksanakan oleh DPR dan pemerintah
• Perencanaan PP dilakukan dalam suatu program
penyusunan peraturan pemerintah
• Perencanaan penyusuna Perpres dilakukan dalam suatu
program penyusunan presiden
• Perencanaan penyusunan Perda propinsi dan kabupaten
dilakukan oleh prokegda prop/kab/kota
• Perencanaan penyusunan peraturan perundang-
undanganlainnya disesuaikan dengan kebutuhan
lembaga
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses
perancangan peraturan perundang-
undangan adalah :
1.Norma hukum
2.Asas Hukum
3.Asas kelaziman
4.Teori Perundang-undangan
5.Kaedah bahas Indonesia baku
Prinsip-prinsip Peraturan perundang-
undangan
• Peraturan yang baik adalah peraturan yang normanya
mengandung hukum dan nilai moral yaitu :
1. Mengandung hukum karena di dalamnya berisikan perintah,
larangan, kebolehan ,penghargaan dan sanksi
2. Mengandung nilai moral karena dalam setiap klausulnya
terkandung nilai kebenaran sejati , nilai keadilan hakiki dan
nilai kesusilaan
Ciri-ciri Peraturan perundang-undangan yaitu :
1. Berisi norma hukum (rechtsnormen)
2. Berlaku keluar (noor buitenwerken)
3. Bersifat umum dalam arti luas (algemenene heid inruimezin)
Hirarki Peraturan Perundang-undangan
Hirarki peraturan perundang-undangan adalah tingkatan
peraturan perundang-undangan, yang dijelaskan melalui
stufenbau teori Hans Kelsen.
Hirarki peraturan perundang-undangan Berdasarkan
Undang-undang nomor 12 tahun 2011 terdiri dari :
1.Undang-undang Dasar 1945
2.Tap Majelis Permusyawaratan Rakyat
3.Undang-undang/Perpu
4.Peraturan Pemerintah
5.Peraturan Presiden
6.Peraturan Daerah Propinsi
7.Peraturan Daerah Kabupaten/kota
Undang-Undang Dasar 1945
Kedudukannya sebagai hukum dasar (grundnorm)
merupakan dasar segala kekuasaan dan legalitas hukum
positif yang berlaku di Indonesia.
Derajatnya dalam arti materil lebih tinggi daripada derajat
undang-undang atau peraturan lainnya karena :
1.Undang-udang Dasar dibentuk menurut suatu cara yang
formil”istimewa”
2.Karena dibuat secara istimewa maka undang-undang dasar
dapat dianggap sebagai sesuatu yang luhur dan sifatnya lebih
sempurna dan sebagai dasar tertinggi organisasi kenegaraan
suatu bangsa (faham yn berasal dari konsepsi perjanjian
negara)
3.Undang-undang dasar memuat dalam garis-garis besar dasar
dan tujuan negara dan memuat kaedah-kaedah dasar atau
pokok
Ketetapan MPR(Tap MPR)
Perubahan (amandemen) UUD 1945 membawaimplikasi
terhadap kedudukan , tugasdan wewenang MPR, yang
sebelumnyaberkedudukan sebagai lembagatertinggi negara
kini kedudukannyasetaradengan lembagatinggi negara
lainnya
Kini MPR hanyamenetapkan ketetapan yang bersifat :
1.Menetapkan presiden dan wapres
2.Menetapkan wapresmenjadi presiden bilapresiden
meninggal dunia
3.Memilih wapresbilaterjadi kekosongan jabatan wapres
4.Memilih presiden dan wapresbilapresiden dan wapres
mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajibannyadalam masajabatanya
UNDANG-UNDANG/PERATURAN
PEMERINTAHPENGGANTIUNDANG-UNDANG
(PERPU)
Undang-undang adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh oleh DPR dengan
persetujuan presiden
Materi Muatan Undang-undang adalah :
1.Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang
meliputi ham, hak dan kewajiban warganegara,
penegakan kedaulatan negaradll.
2.Diperintahkan oleh suatu UUD 1945 untuk diatur
dengan undang-undang
Undang-undang terbagi 2 yaitu
1.Undang-undang dalam arti materil yaitu setiap
peraturan tertulis yang dikeluarkan oleh pejabat
berwenang yang mengikat secara umum atau keputusan
pemerintah yang mengikat langsung setiap penduduk.
Contoh Keputusan
gubernur tentang larangan menggunakan mobil pada hari
jum’at
2.Undang-undang dalam arti formal adalah setiap
keputusan tertulis sebagai hasil kerja sama antara
pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang berisi
aturan yang mengikat secara umum. Contoh
Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi
daerah
Peraturan Pemerintah pengganti undang-
undang adalah peraturan peundang-undangan
yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ikwal
kegentingan yang memaksa(darurat) dengan
ketentuan sebagai berikut :
1.Perpu harusdiajukan keDPR dalam
persidangan berikut
2.DPR dapat menerimaatau menolak perpu
dengan tidak mengadaakan perbaikan
3.Jikaditolak DPR perpu tersebut harusdicabut
 Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh presiden untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya
 Materi muatan Peraturan pemerintah adalah materi
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya
 Peraturan Presiden adalah peraturan yang dibuat
oleh presiden
 Materi muatan peraturan presiden adalah materi
yang diperintahakan oleh undang-undang atau materi
untuk melaksanakan peraturan pemerintah
Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama kepala daerah( gubernur atau
bupati/walikota)
Materi muatan peraturan daerah seluruh materi
muatan dalam rangka :
1.Penyelenggaraan otonomi daerah
2.Tugas pembantuan
3. Menampung kondisi khusus daerah
4. Penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi
Lembaga Pembentuk Peraturan
Perundang-undangan
o Setelah adanya amandemen UUD 1945 Kedudukan
seluruh lembaga negara sejajar sebagai lembaga tinggi
negara.
o Lembaga -lembaga tinggi negara setelah amandemen
UUD 1945 adalah :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden
5. Mahkamah Agung (MA)
6. Mahkamah Konstitusi (MK)
7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kekuasaan Membentuk Perundang-undangan
1.DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Melaksanaan fungsi legislasi, DPR mempunyai hak
atau kewajiban mengajukan rancangan Undang-
undang, hak Amandemen atau hak untuk merubah
setiap rancangan Undang-undang yang diajukan oleh
pemerintah.
Menurut Jimly Ashidigie: fungsi legislasi mencakup
kegiatan mengkaji, merancang, membahas dan
mengesahkan Undang-undang
Berkenaan dengan fungsi legislatif DPR mempunyai
hak-hak seperti :
a. hak inisiatif
b. hak amandemen
2. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
DPD merupakan representasi wilayah Provinsi.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi sebanyak 4
orang.
Berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 2003
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD,
dan DPRD (Undang-undang Susduk) fungsi DPD
yaitu :
– Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan
memberikan pertimbangan dengan bidang legislasi
tertentu
– Pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang
tertentu.
 DPD ikut membahas sejumlah rancangan Undang-
undang serta memberikan pertimbangan kepada DPR
atas Rancangan Undang-Undang APBN dan rancangan
Undang-undang berkaitan dengan pajak, pendidikan
dan agama, (Pasal 22 D Ayat (2) UUD1945).
 DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang dan menyampaikan hasilnya kepada
DPR (Pasal 22 D Ayat (3) UUD1945).
 Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya,
(Pasal 22 D Ayat (4) UUD1945). Artinya, DPR dan
Presiden bisa mengatur pemberhentian anggota DPD.
3. PRESIDEN
Kekuasaan Presiden dalam Pembentukan
UU, Sebelum perubahan UUD1945,
Presiden merupakan lembaga yang
memegang kekuasaan untuk membentuk
undang-undang. Sesudah perubahan
UUD1945, Presiden masih berwenang :
4. Mengajukan rancangan undang-undang.
5. Pembahasan RUU yang dilakukan secara
bersama dengan DPR
6. Pengesahan RUU menjadi undang-undang.
Pembentukan per uu (nindya)

Contenu connexe

Tendances

Hukum laut internasional
Hukum laut internasionalHukum laut internasional
Hukum laut internasionalpuput riana
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalDimebag Darrell
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanSigit Riono
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaNakano
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikFKP2B Cikarang
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaSigit Riono
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 

Tendances (20)

9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum laut internasional
Hukum laut internasionalHukum laut internasional
Hukum laut internasional
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baik
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Makalah Hukum Laut
Makalah Hukum LautMakalah Hukum Laut
Makalah Hukum Laut
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 

En vedette

Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfADIJM
 
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususUndang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususPenataan Ruang
 
Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)
Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)
Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)Dian Cahyaningrum
 
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014iceu novida adinata
 
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6pechakuchajakarta
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANblackpepperspicy
 
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII manafhsb
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaNena Puji
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingTri Widodo W. UTOMO
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHAde Suerani
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan DaerahFungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan DaerahDeddy Supriady Bratakusumah
 

En vedette (20)

Lembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undanganLembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
 
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
 
Lembaga Pemerintahan dan Perundang-undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang-undangan Lembaga Pemerintahan dan Perundang-undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang-undangan
 
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
 
Ring ( gelanggang_)
Ring ( gelanggang_)Ring ( gelanggang_)
Ring ( gelanggang_)
 
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususUndang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
 
Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)
Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)
Kerajaan Tarumanegara (SMAN7 SMG)
 
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
 
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
Koalisi Jakarta 2030-Pecha Kucha Jakarta Vol. 6
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
 
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
 
Program legislasi daerah
Program legislasi daerahProgram legislasi daerah
Program legislasi daerah
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan DaerahFungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
Fungsi dan Peran DPRD dalam Manajemen Pembangunan Daerah
 

Similaire à Pembentukan per uu (nindya)

09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLatuulll
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLatuulll
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IMariske Myeke Tampi
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan hamRobet Saputra
 
Negara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawNegara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawGozali Ghozi
 
DOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptxDOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptxSriRahayu777458
 
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxPPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxAhmadRuslyPurba
 
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptxAsas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptxBenedetaML
 

Similaire à Pembentukan per uu (nindya) (20)

09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Makalah rule of law
Makalah rule of lawMakalah rule of law
Makalah rule of law
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
Penemuan Hukumm
Penemuan HukummPenemuan Hukumm
Penemuan Hukumm
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Tugas isd wahyu 5
Tugas isd wahyu 5Tugas isd wahyu 5
Tugas isd wahyu 5
 
SISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIASISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIA
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part I
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi KontemporerIsu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer
 
Negara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawNegara hukum rule of law
Negara hukum rule of law
 
DOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptxDOC-20230403-WA0010..pptx
DOC-20230403-WA0010..pptx
 
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxPPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
 
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptxAsas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundangan.pptx
 

Plus de Nandya Guvita

Plus de Nandya Guvita (20)

Pbb pelatihan nindya praja smt 6
Pbb pelatihan nindya praja smt 6Pbb pelatihan nindya praja smt 6
Pbb pelatihan nindya praja smt 6
 
Kebijakan penjaminan sosial i
Kebijakan penjaminan sosial iKebijakan penjaminan sosial i
Kebijakan penjaminan sosial i
 
Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Kebijakan penjaminan sosial (ii)Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Kebijakan penjaminan sosial (ii)
 
pembangunan modal sosial
pembangunan modal sosialpembangunan modal sosial
pembangunan modal sosial
 
Ekdes 10 dan 11 a
Ekdes 10 dan 11 aEkdes 10 dan 11 a
Ekdes 10 dan 11 a
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Ekdes 9 a
Ekdes 9 aEkdes 9 a
Ekdes 9 a
 
Ekdes 8 a
Ekdes 8 aEkdes 8 a
Ekdes 8 a
 
Kapita selekta sjns
Kapita selekta sjnsKapita selekta sjns
Kapita selekta sjns
 
Implementation a minimum wage to all sectors in
Implementation a minimum wage to all sectors inImplementation a minimum wage to all sectors in
Implementation a minimum wage to all sectors in
 
Ekdes 1
Ekdes 1Ekdes 1
Ekdes 1
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
 
Ekdes 5
Ekdes 5Ekdes 5
Ekdes 5
 
Ekdes 4
Ekdes 4Ekdes 4
Ekdes 4
 
Ekdes 3
Ekdes 3Ekdes 3
Ekdes 3
 
Ekdes 2
Ekdes 2Ekdes 2
Ekdes 2
 
Etika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktekEtika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktek
 
Membaca berita
Membaca beritaMembaca berita
Membaca berita
 
Al insyirah n al isra'
Al insyirah n al isra'Al insyirah n al isra'
Al insyirah n al isra'
 
Gerunds2
Gerunds2Gerunds2
Gerunds2
 

Dernier

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Dernier (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Pembentukan per uu (nindya)

  • 2. Konsep Negara Hukum o Secara embrionik Konsep negara hukum digagas oleh PLATO dalam bukunya NOMOI yang mengemukakan bahwa Penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didasarkan pada pengaturan hukum yang baik o Konsep ini kemudian didukung oleh muridnya ARISTOTELES dalam bukunya Politica yang menyatakan bahwa suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum
  • 3. Menurut Aristoteles ada 3 unsur pemerintahan yang berkonstitusi yaitu : 1.Pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum 2.Pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan ketentuan- ketentuan umum bukan yang dibuat secara sewenang-wenang 3.Pemerintah yang dilaksanakan atas
  • 4. Negara hukum (De Staat) menurut F.R Botthlingk adalah negara dimana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum. •Menurut A.Hamid S.Attamimi secara sederhana negara hukum (rechtstaat) adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan dibawah kekuasaan hukum. •Di dalam negara hukum hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan negara, pemerintahan dan kemasyarakatan.
  • 5. Beberapa konsep negara hukum yang lahir dan berkembang berdasarkan historis yang berbeda yaitu: 1.Konsep negara hukum di dalam sistem hukum Islam (berdasarkan Al Qur’an) dikenal dengan Nomokrasi Islam 2.Konsep negara hukum dalam sistem Eropa Kontinental dikenal dengan Rechtstaat 3.Konsep negara hukum dalam sistem Anglo-saxon dikenal dengan rule of law 4.Konsep negara hukum sosialist Legality 5.Konsep negara hukum Pancasila
  • 6. Unsur-unsur negara hukum terdiri atas : 1.Sistem pemerintahan di dasarkan atas kedaulatan 2.Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya harus berdasarkan hukum atau peraturan perundang- undangan 3.Adanya jaminan terhadap HAM 4.Adanya pembagian kekuasaan dalam negara 5.Adanya pengwasan dari badan-badan peradilan yang bebas dan mandiri 6.Adanya peran masyarakat untuk turut serta mengawasi kebijakan yang dilakukan pemerintah 7.Adanya sistem ekonomi yang menjamin pembagian yang merata
  • 7. Indonesia sebagai negara Hukum • Dasarnya Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “ Negara Indonesia adalah negara hukum “ • Tujuan negara Indonesia memajukan kesejahtrahan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian Indonesia menganut faham negara kesejahtrahan (welfare state). • Kalau konsep negara kesejahtrahaan di dunia barat baru dikenal sekitar tahun 1960, Soepomo sebagai bapak konstitusi Indonesia telah merumuskannya pada tahun 1945 pada saat perumusan UUD 1945. • Salah satu karakteristik konsep negara kesejahterahan adalah kewajiban pemerintah untuk mengupayakan kesejahtrahan umum (bestuurszorg).
  • 8. Ada 13 Prinsip Pokok atau pilar utama negara hukum : 1.Supremasi Hukum 2.Persamaan di dalam hukum 3.Asas legalitas 4.Pembatasan kekuasaan 5.Adanya organ campuran yang independen 6.Peradilan yang bebas dan tidak memihak 7.Peradilam Tata Usaha Negara 8.Peradilan tata negara 9.Perlindungan Ham 10.Bersifat demokratis 11.Berfungsi menegakan tujuan negara 12.Transparansi dan kontrol sosial 13.Berketuhanan Yang Maha Esa
  • 9. Negara hukum Indonesia berorietasi kesejahtrahan, petunjuknya dapat dilihat : 1.Pengakuan dan perlindungan ham 2.Pembagian kekuasaan 3.Prinsip kedaulatan rakyat 4.Penyelenggaraan negara dan pemerintahan berdasarkan hukum 5.Pengawasan oleh hakim yang merdeka 6.Pemilihan umum secara periodik 7.Tersedianya tempat pengaduan bagi rakyat atas tindakan pemerintah yg merugikan warga negara
  • 10. TUGAS NEGARA Menurut Presthus tugas negara meliputi 2 hal yaitu: 1.Policy making yaitu penentuan haluan negara 2.Task executing pelaksanaan haluan yang telah ditetapkan Van Vollenhoven membagi tugas negara atas 4 bagian : 1.Membuat peraturan dalam bentuk undang-undang (regeling) 2.Memelihara kepentingan umum (bestuur) 3.Penyelesaian sengketa dalam peradilan perdata (yustisi) 4.Mempertahankan ketertiban umum baik preventif maupun represif (politie)
  • 11. Teori Perundang-undangan • Teori Perundang-undangan dapat diartikan sebagai petunjuk atau pendapat yang dikemukan sebagai keterangan dalam membahas tentang suatu perundang- undangan . • Menurut teori perundang-undangan, penyusunan peraturan perundang-undangan meliputi 3 masalah pokok, yaitu: 1. Aspek materiil/Substansial, berkenaan dengan masalah pengolahan isi dari suatu peraturan perundang- undangan. 2. Aspek Formal/Prosedural, berhubungan dengan kegiatan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlangsung dalam suatu negara tertentu. 3. Struktur Kaidah Hukum
  • 12. ILMU PERUNDANG-UNDANGAN •Menurut Krems Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan (Gesetzgebungswissenschaft) didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang interdisipliner tentang pembentukan hukum Negara •Ilmu perundang-undangan adalah sebagai ilmu yang bersifat normatif, yang berhubungan dengan pembentukan norma-norma dalam pembuatan peraturan perundang-undangan • Ilmu Perundang-undangan menurut Krems terbagi 2 yaitu: 1.Ilmu Perundang-undangan 2.Teori Perundang-undangan •Ilmu Perundang-undangan dibagi 3 bagian yaitu: •Proses perundang-undangan •Metode perundang-undangan dan •Teknik perundang-undangan.
  • 13. Kaidah Hukum Peraturan Perundang-undangan terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut: 1.Subjek kaidah: menunjuk pada subjek hukum yang termasuk ke dalam sasaran penerapan sebuah pengaturan. 2.Objek kaidah: menunjuk pada peristiwa-peristiwa atau perilaku apa saja yang hendak diatur dalam aturan hukum tersebut. 3.Operator kaidah: menunjuk pada cara bagaimana objek kaidah diatur, misalnya menetapkan keharusan atau larangan atas perilaku tertentu, memberikan suatu hak atau membebankan kewajiban tertentu. 4.Kondisi kaidah: menunjuk pada kondisi atau keadaan apa yang harus dipenuhi agar suatu aturan hukum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
  • 14. Syarat Pembentukan Undang-undang 1. Syarat keterbukaan yaitu sidang-sidang di DPR dilaksanakan secara terbuka untuk umum dengan harapan adanya tanggapan dari masyarakat yang berminat. 2. Memberikan hak kepada masyarakat untuk mengajukan usul dengan cara: a. Mengundang mereka yang berminat untuk hadir dalam membahas peraturan tertentu. b. Suatu departemen/lembaga mengundang organisasi tertentu untuk memberi usul-usul tentang rancangan undang-undang tertentu. c. Acara dengar pendapat (hearing) di DPR d. Pembentukan komisi-komisi penasihat yg terdiri dari tokoh-tokoh dan ahli-ahli terkemuka
  • 15. Landasan Penyusunan Peraturan perundang- undangan adalah : 1.Landasan Filosofis yaitu setiap penyusunan peraturan perundang- undangan harus memperhatikan cita-cita moral dan cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Nilai-nilai yang bersumber pada pandangan filosofis Pancasila yaitu : a. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia yang terangkum dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa b. Nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan c. Nilai-nilai kepentingan bangsa secara utuh, dan kesatuan hukum nasional d. Nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat e. Nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial
  • 16. 2. Landasan Sosiologis Pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat. 3. Landasan Yuridis Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-undangan memuat keharusan: a. adanya kewenangan dari pembuat peraturan a perundang-undangan. b. adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan perundang-undangan. c. mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu. d. tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
  • 17. Asas-asas Pembentukan peraturan perundang-undangan • Asas –asas Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah suatu pedoman atau suatu rambu-rambu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik • Asas merupakan sandaran dalam pembentukan peraturan perundang-undangan • Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan menurut Burkhardt Krems menyangkut : 1. Isi Peraturan 2. Bentuk dan susunan Peraturan 3. Metoda pembentukan peraturan 4. Prosedur dan proses pembentukan peraturan
  • 18. Ada 5 asas dalam Pembuatan Peraturan Perundang-undangan yaitu : 1.Lex superiori derogat lex antheriori ( Peraturan hukum yang dibuat kekuasaan yang lebih tinggi lebih tinggi pula kedudukannya). 2.Lex Superiori derogat lex inferiori (Peraturan hukum yg lebih tinggi membatalkan peraturan hukum yang lebih rendah) 3.Lex Posteriori derogat lex priori ( Peraturan hukum yang baru mencabut peraturan hukum yang lama) 4.Lex Spesialis derogat lex generalis (Peraturan hukum yg khusus mengenyampingkan peraturan hukum yang umum 5.Asas egalitair (non diskriminatif dalam perumusan norma)
  • 19. Asas Tingkatan Hirarki peraturan perundang- undangan adalah : 1.Ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya tidak dapat mengubah atau mengesampingkan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi tingkatannya tetapi sebaliknya boleh. 2.Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diubah, atau ditambah oleh atau dengan peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi tingkatannya.
  • 20. 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mengikat apabila isinya bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. 4. Materi yang seharusnya diatur oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya tidak dapat diatur oleh peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya.
  • 21. • Asas hukum lain yang dijadikan dasar hukum dalam pembentukan peraturan perundang- undangan yaitu : 1.Asas kelaziman yaitu cara pembuatan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pembentuk peraturan masa lampau sepanjang belum ada ketentuan normatif yang mengaturnya secara lain 2.Asas Mutatis mutandis yaitu mengajarkan bahwa cara pembentukan peraturan perundang- undangan nasional (lebih tinggi) dapat diikuti dalam pembentukan peraturan perundang- undangan daerah.
  • 22. Asas dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan berdasarkan Pasal 5 UU PPPerUU meliputi : 1.Kejelasan tujuan 2.Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat 3.Kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi muatann 4.Dapat dilaksanakan 5.Kedayagunaan dan kehasilgunaan 6.Kejelasan rumusan 7.Keterbukaan
  • 23. Asas-asas yang harus dikandung dalam materi muatan peraturan perundang-undangan adalah : 1.Asas pengayoman 2.Asas Kemanusiaan 3.Asas Kebangsaan 4.Asas kekeluargaan 5.Asas kenusantaraan 6.Asas bineka tunggal ika 7.Asas keadilan 8.Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan 9.Asas ketertiban dan kepastian hukum 10.Asas keseimbangan, keserasian dan keselaranan
  • 24. Asas-asas peraturan perundang-undangan menurut Prof. Purnadi P. dan Soerjono Soekanto antara lain : 1.Undang-undang tidak berlaku surut 2.Undang-undang yg dibuat oleh penguasa yg lebih tinggi mempunyai kedudukan yg lebih tinggi pula 3.Undang-undang yang bersifat khusus mengenyampingkan undang-undang yang bersifat umum 4.Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu 5.Undang-undang tidak dapat di gugat 6.Undang-undang sebagai sarana untuk mencapai kesejahtrahaan spritual dan material bagi masyarakat maupun individu
  • 25. Pengundangan adalah pemberitahuan secara formal suatu peraturan negara dengan penempatanya dalam suatu penerbitan resmi yang khusus untuk maksud itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku Tempat pengundangan peraturan perundang- undangan adalah : 1.Lembaran negara Republik Indonesia 2.Tambahan lembaran negara Republik Indonesia 3.Berita Negara Republik Indonesia 4.Tambahan berita negara Republik Indonesia 5.Lembaran Daerah 6.Tambahan lembaran daerah 7.Berita daerah
  • 26. Tujuan Pengundangan : 1.Agar setiap orang dianggap mengetahui undang- undang, ketidaktahuan seseorang terhadap undang- undang tidak memaafkannya. 2.Agar secara formal setiap orang dapat mengenali peraturan negara 3.Dengan adanya pengundangan bagi suatu peraturan perundang-undangan maka peraturan perundang-undangan tersebut mempunyai daya ikat dan daya laku bagi setiap orang
  • 27. Ada 3 variasi Kapan mulai berlakunya suatu undang-undang yaitu : 1.Berlaku pada tanggal diundangkan, bila dinyatakan dalam peraturan tersebut 2.Berlaku beberapa waktu setelah diundangkan bila dinyatakan dalam peraturan tersebut 3.Berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sampai tanggal yang tertentu.
  • 28. Penyebarluasan undang-undang dilakukan oleh : 1.Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2.Pemerintah Penyebarluasan Undang-undang dapat dilakukan DPD sepanjang berkaitan dengan : 1.Otonomi Daerah 2.Hubungan pusat dan daerah 3.Pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah 4.Pengelolaan tentang sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya 5.Perimbangan keuangan pusat dan daerah
  • 29. Fungsi ilmu perundang-undangan dalam pembentukan hukum nasional : 1.Pembangunan hukum yang baik dimulai dengan perencanaan yang baik. 2.Melalui perencanaan dapat ditemukan hubungan antara pembangunan hukum dan pembangunan bidang-bidang lainya 3.Agar pembentukan hukum dapat dilakukan secara terintegrasi dan terpadu
  • 30. PERENCANAAN • Perencanaa penyusunan undang-undang dilakukan dalam Prolegnas yaitu program legislasi nasional yang dilaksanakan oleh DPR dan pemerintah • Perencanaan PP dilakukan dalam suatu program penyusunan peraturan pemerintah • Perencanaan penyusuna Perpres dilakukan dalam suatu program penyusunan presiden • Perencanaan penyusunan Perda propinsi dan kabupaten dilakukan oleh prokegda prop/kab/kota • Perencanaan penyusunan peraturan perundang- undanganlainnya disesuaikan dengan kebutuhan lembaga
  • 31. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan peraturan perundang- undangan adalah : 1.Norma hukum 2.Asas Hukum 3.Asas kelaziman 4.Teori Perundang-undangan 5.Kaedah bahas Indonesia baku
  • 32. Prinsip-prinsip Peraturan perundang- undangan • Peraturan yang baik adalah peraturan yang normanya mengandung hukum dan nilai moral yaitu : 1. Mengandung hukum karena di dalamnya berisikan perintah, larangan, kebolehan ,penghargaan dan sanksi 2. Mengandung nilai moral karena dalam setiap klausulnya terkandung nilai kebenaran sejati , nilai keadilan hakiki dan nilai kesusilaan Ciri-ciri Peraturan perundang-undangan yaitu : 1. Berisi norma hukum (rechtsnormen) 2. Berlaku keluar (noor buitenwerken) 3. Bersifat umum dalam arti luas (algemenene heid inruimezin)
  • 33. Hirarki Peraturan Perundang-undangan Hirarki peraturan perundang-undangan adalah tingkatan peraturan perundang-undangan, yang dijelaskan melalui stufenbau teori Hans Kelsen. Hirarki peraturan perundang-undangan Berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2011 terdiri dari : 1.Undang-undang Dasar 1945 2.Tap Majelis Permusyawaratan Rakyat 3.Undang-undang/Perpu 4.Peraturan Pemerintah 5.Peraturan Presiden 6.Peraturan Daerah Propinsi 7.Peraturan Daerah Kabupaten/kota
  • 34. Undang-Undang Dasar 1945 Kedudukannya sebagai hukum dasar (grundnorm) merupakan dasar segala kekuasaan dan legalitas hukum positif yang berlaku di Indonesia. Derajatnya dalam arti materil lebih tinggi daripada derajat undang-undang atau peraturan lainnya karena : 1.Undang-udang Dasar dibentuk menurut suatu cara yang formil”istimewa” 2.Karena dibuat secara istimewa maka undang-undang dasar dapat dianggap sebagai sesuatu yang luhur dan sifatnya lebih sempurna dan sebagai dasar tertinggi organisasi kenegaraan suatu bangsa (faham yn berasal dari konsepsi perjanjian negara) 3.Undang-undang dasar memuat dalam garis-garis besar dasar dan tujuan negara dan memuat kaedah-kaedah dasar atau pokok
  • 35. Ketetapan MPR(Tap MPR) Perubahan (amandemen) UUD 1945 membawaimplikasi terhadap kedudukan , tugasdan wewenang MPR, yang sebelumnyaberkedudukan sebagai lembagatertinggi negara kini kedudukannyasetaradengan lembagatinggi negara lainnya Kini MPR hanyamenetapkan ketetapan yang bersifat : 1.Menetapkan presiden dan wapres 2.Menetapkan wapresmenjadi presiden bilapresiden meninggal dunia 3.Memilih wapresbilaterjadi kekosongan jabatan wapres 4.Memilih presiden dan wapresbilapresiden dan wapres mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masajabatanya
  • 36. UNDANG-UNDANG/PERATURAN PEMERINTAHPENGGANTIUNDANG-UNDANG (PERPU) Undang-undang adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh oleh DPR dengan persetujuan presiden Materi Muatan Undang-undang adalah : 1.Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi ham, hak dan kewajiban warganegara, penegakan kedaulatan negaradll. 2.Diperintahkan oleh suatu UUD 1945 untuk diatur dengan undang-undang
  • 37. Undang-undang terbagi 2 yaitu 1.Undang-undang dalam arti materil yaitu setiap peraturan tertulis yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang yang mengikat secara umum atau keputusan pemerintah yang mengikat langsung setiap penduduk. Contoh Keputusan gubernur tentang larangan menggunakan mobil pada hari jum’at 2.Undang-undang dalam arti formal adalah setiap keputusan tertulis sebagai hasil kerja sama antara pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang berisi aturan yang mengikat secara umum. Contoh Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah
  • 38. Peraturan Pemerintah pengganti undang- undang adalah peraturan peundang-undangan yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ikwal kegentingan yang memaksa(darurat) dengan ketentuan sebagai berikut : 1.Perpu harusdiajukan keDPR dalam persidangan berikut 2.DPR dapat menerimaatau menolak perpu dengan tidak mengadaakan perbaikan 3.Jikaditolak DPR perpu tersebut harusdicabut
  • 39.  Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang- undangan yang ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya  Materi muatan Peraturan pemerintah adalah materi untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya  Peraturan Presiden adalah peraturan yang dibuat oleh presiden  Materi muatan peraturan presiden adalah materi yang diperintahakan oleh undang-undang atau materi untuk melaksanakan peraturan pemerintah
  • 40. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala daerah( gubernur atau bupati/walikota) Materi muatan peraturan daerah seluruh materi muatan dalam rangka : 1.Penyelenggaraan otonomi daerah 2.Tugas pembantuan 3. Menampung kondisi khusus daerah 4. Penjabaran lebih lanjut peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi
  • 41. Lembaga Pembentuk Peraturan Perundang-undangan o Setelah adanya amandemen UUD 1945 Kedudukan seluruh lembaga negara sejajar sebagai lembaga tinggi negara. o Lembaga -lembaga tinggi negara setelah amandemen UUD 1945 adalah : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 4. Presiden 5. Mahkamah Agung (MA) 6. Mahkamah Konstitusi (MK) 7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
  • 42. Kekuasaan Membentuk Perundang-undangan 1.DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Melaksanaan fungsi legislasi, DPR mempunyai hak atau kewajiban mengajukan rancangan Undang- undang, hak Amandemen atau hak untuk merubah setiap rancangan Undang-undang yang diajukan oleh pemerintah. Menurut Jimly Ashidigie: fungsi legislasi mencakup kegiatan mengkaji, merancang, membahas dan mengesahkan Undang-undang Berkenaan dengan fungsi legislatif DPR mempunyai hak-hak seperti : a. hak inisiatif b. hak amandemen
  • 43. 2. DPD (Dewan Perwakilan Daerah) DPD merupakan representasi wilayah Provinsi. Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi sebanyak 4 orang. Berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Undang-undang Susduk) fungsi DPD yaitu : – Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan dengan bidang legislasi tertentu – Pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang tertentu.
  • 44.  DPD ikut membahas sejumlah rancangan Undang- undang serta memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang APBN dan rancangan Undang-undang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama, (Pasal 22 D Ayat (2) UUD1945).  DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasilnya kepada DPR (Pasal 22 D Ayat (3) UUD1945).  Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, (Pasal 22 D Ayat (4) UUD1945). Artinya, DPR dan Presiden bisa mengatur pemberhentian anggota DPD.
  • 45. 3. PRESIDEN Kekuasaan Presiden dalam Pembentukan UU, Sebelum perubahan UUD1945, Presiden merupakan lembaga yang memegang kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Sesudah perubahan UUD1945, Presiden masih berwenang : 4. Mengajukan rancangan undang-undang. 5. Pembahasan RUU yang dilakukan secara bersama dengan DPR 6. Pengesahan RUU menjadi undang-undang.