Dokumen tersebut membahas gangguan mental yang umum menyerang lanjut usia seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar disorder, dan skizofrenia. Jenis gangguan ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti perubahan suasana hati, pikiran, dan perilaku. Pengobatan gangguan mental pada lanjut usia meliputi pemberian obat, psikoterapi, bahkan rawat inap.
1. KELOMPOK 1
• RUPINA PURBA (2113018)
• NANI ISSA PADANG (2114022)
• OGI PURBA (2114025)
• TIARA LUMBANTOBING (2114019)
• JEREMIA TOGATOROP (2114025)
• JEREMIA PURBA (2114023)
• YONATHAN HUTAGALUNG (2114021)
• HEKBRON MEHA (2114024)
• TINA SEPTI ROMAULI SIANTURI (2114020)
GANGGUAN MENTAL PADA LANJUT USIA
2. Definisi gangguan mental pada lansia
Gangguan mental pada lansia adalah
masalah kesehatan yang menyebabkan
perubahan emosi, pikiran, dan perilaku
pada orang lanjut usia.
Kondisi ini dapat menyebabkan lansia
kesulitan untuk berfungsi sebagaimana
mestinya dalam keluarga, urusan
pekerjaan, dan kegiatan sosial.
Apa itu gangguan mental pada
lansia?
3. Gangguan mental
Ada beberapa jenis gangguan kejiwaan yang lebih umum
menyerang lansia, di antaranya adalah:
•Depresi yaitu gangguan suasana hati yang membuat
seseorang terus merasa sedih dan kehilangan minat.
•Gangguan kecemasan adalah cemas berlebihan dan
sangat mudah khawatir pada hal-hal yang dianggap normal
oleh orang lain.
•Bipolar disorder yaitu perubahan suasana hati ekstrem
yang membuat orang merasa sangat bahagia dan merasa
sedih serta depresi.
•Skizofrenia adalah penyakit kejiwaan yang menyebabkan
seseorang tidak bisa membedakan kenyataan dan
khayalan.
4. Hasil riskesdas tahun 2018 menunjukan prevalensi
penyakit depresi tertinggi ada pada lansia. Tercatat
prevalensi depresi pada usia 55-64 tahun sebesar
6,5 persen, usia 65-74 tahun sebesar 8 persen, dan
usia di atas 75 tahun sebesar 8,9 persen.
Berdasarkan peringkat, penyakit depresi pada lansia
menduduki peringkat pertama sebagai penyakit
mental yang paling umum menyerang. Kemudian,
disusul dengan gangguan kecemasan, skizofrenia,
dan bipolar disorder.
Seberapa umumkah kondisi ini?
5. Tanda & gejala gangguan mental pada lansia
Pada lansia, rasa sedih bukanlah gejala utama dari depresi
yang mereka idap. Terlebih, orang yang lebih tua juga enggan untuk
meminta bantuan pada dokter. Itulah sebabnya, depresi pada usia
ini lebih sulit dikenali ketimbang pada orang yang usianya lebih
muda.
Meski begitu, ada beberapa gangguan mental depresi yang
umumnya ditunjukkan lansia, seperti dilansir dari laman Mayo
Clinic, di antaranya:
•Perubahan kepribadian dan daya ingat juga memburuk.
•Sering kali mengalami nyeri otot.
•Kelelahan disertai kehilangan nafsu makan dan minat pada seks
menurun, yang tidak disebabkan oleh masalah kesehatan lain
maupun pengobatan.
•Sulit untuk tidur dan menarik diri dari lingkungan.
•Terbesit pikiran untuk bunuh diri, terutama pada pria.
6. Tanda dan gejala gangguan kecemasan
Gejala gangguan kecemasan yang menyerang lansia tidak
berbeda jauh dengan orang dewasa maupun remaja, meliputi:
•Merasa gugup, gelisah, dan tegang karena berasumsi
dirinya sedang dalam bahaya.
•Tubuh berkeringat dan gemetar, detak jantung meningkat,
serta napas juga menjadi lebih cepat.
•Berusaha keras menghindari hal-hal memicu kecemasan
hingga mengalami kesulitan tidur.
•Sering kali mengalami masalah pencernaan.
7. Sama seperti gangguan kecemasan, skizofrenia juga
menimbulkan gejala yang umumnya sama pada lansia
maupun orang dewasa yang usianya lebih muda. Namun,
gejala yang berbeda pada tiap pasien sangat mungkin
terjadi. Berikut adalah gejala dari gangguan mental
skizofenia pada lansia.
•Delusi yaitu berupa keyakinan yang tidak sesuai pada
kenyataan, contoh merasa orang lain membenci atau
mencintai Anda padahal tidak demikian).
•Halusinasi, misalnya mengaku melihat atau mendengar
sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
•Sering berbicara ngawur dengan kalimat yang acak.
•Gerakan tubuh menjadi lebih lambat atau melakukan
suatu gerakan tanpa tujuan secara berlebihan.
•Kehilangan minat pada aktivitas sehari-sehari, sehingga
Tanda dan gejala skizofrenia
8. •Mengalami gejala depresi, seperti terus merasa
sedih, lelah, sulit tidur, dan terbesit untuk bunuh
diri.
•Menunjukkan episode mania dan hipomania,
yakni kondisi yang membuat seseorang menjadi
sangat bersemangat hingga melakukan tindakan
tidak rasional, yang bisa merugikan diri sendiri
atau prang lain.
Tanda dan gejala bipolar
disorder
9. Kapan harus ke dokter?
Lansia yang menderita gangguan kejiwaan
umumnya enggan untuk memberi tahu kondisi
yang dialaminya pada orang lain. Oleh karena
itu, Anda sebagai keluarga atau pengasuh
harus lebih jeli dalam mengawasi perubahan
perilaku maupun suasana hati mereka.
Jika Anda sebagai keluarga atau pengasuh
melihat tanda dan gejala yang disebutkan di
atas pada lansia, segera periksa ke dokter.
10. Penyebab gangguan mental pada
lansia
Setiap jenis gangguan mental yang
menyerang lansia memiliki penyebab yang
berbeda-beda. Penyebab depresi diketahui
meliputi perubahan biologis dan senyawa
kimia di otak, ketidakseimbangan hormon
tubuh, serta kemungkinan diwariskan
dalam keluarga.
Sementara gangguan mental pada lansia
seperti bipolar disoder, tidak diketahui
penyebab pastinya. Begitu juga dengan
gangguan kecemasan, skizofrenia, dan bipolar
disorder. Meski begitu, kondisi ini
kemungkinan besar dipengaruhi oleh adanya
kelainan fungsi dan senyawa kimia di otak,
serta kombinasi genetik tertentu.
Pada beberapa kasus, gangguan kecemasan bisa
disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan
masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung,
diabetes, atau gangguan tiroid.
11. Faktor risiko gangguan mental pada
lansia
Berikut ini adalah faktor risiko dari depresi, gangguan
kecemasan, skizofrenia, dan bipolar disorder.
•Korban pelecehan seksual atau kekerasan fisik di masa lalu
menimbulkan trauma yang memicu depresi dan gangguan kecemasan.
•Stres karena memiliki penyakit kronis, ditinggalkan orang yang dicintai,
memiliki masalah keuangan, masalah pekerjaan, atau masalah keluarga.
•Riwayat keturunan dengan depresi, gangguan kecemasan, skizfrenia,
atau bipolar disorder.
•{enyalahgunaan obat-obatan, seperti narkoba dan memiliki kecanduan
alkohol.
•Cenderung mudah cemas, pesimis, self estem yang rendah dan suka
mengkritik diri sendiri.
•Dilahirkan dari ibu yang mengalami komplikasi kehamilan, seperti
kekurangan zat gizi, terpapar racun, atau terinfeksi virus yang
mengganggu perkembangan otak.
12. Gangguan mental yang terjadi pada lansia harus
diobati segera. Jika tidak, bisa menimbulkan
berbagai komplikasi, di antaranya:
•Kualitas hidup yang memburuk karena sulit
untuk menjalin hubungan dengan keluarga, dan
orang di sekitar dengan baik.
•Kesehatan tubuh menjadi lebih buruk. Pada
beberapa kasus, kecemasan dan stres bisa
menyebabkan penyakit jantung, obesitas, dan
gangguan pencernaan kronis.
•Dapat menyebabkan cacat tubuh atau kematian
jika penderitanya melakukan percobaan bunuh
diri.
Komplikasi gangguan mental pada lansia
13. Diagnosis & pengobatan gangguan
mental pada lansia
Agar komplikasi tidak terjadi dan kualitas hidup
lansia dengan penyakit mental bisa ditingkatkan,
mereka perlu menjalani pengobatan. Sebelum
pengobatan dilakukan ahli kejiwaan akan meminta
pasien untuk menjalani serangkaian tes kesehatan
dan kemudian menegakkan diagnosis.
14. Berikut ini adalah beberapa tes kesehatan untuk
mendiagnosis gangguan mental pada lansia.
•Tes fisik. Pada tes ini dokter akan menanyakan gejala apa
saja yang dialami pada pasien dan anggota keluarga atau
pengasuh. Selain itu, dokter juga akan melihat riwayat
kesehatan pasien dan keluarga.
•Tes laboratorium. Pada tes ini dokter mungkin akan
memeriksa fungsi tiroid, jantung, atau kondisi otak pasien
lewat tes darah, elektrokardiogram, ekokardiogram, dan tes
pencitraan.
•Evaluasi psikiatri. Dokter akan bertanya tentang gejala,
pikiran, perasaan, dan pola perilaku pasien. Dokter juga akan
meminta pasien untuk mengisi kuesioner.
•Panduan DSM-5. Dokter dapat menggunakan kriteria
depresi, gangguan kecemasan, bipolar disorder, atau
skizofrenia yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan
Statistik Gangguan Mental (DSM-5).
15. Minum obat-obatan
Ada berbagai obat yang biasanya diresepkan dokter maupun psikiater
pada pasien,
seperti:
•Obat antidepresan. Obat ini diresepkan untuk menangani depresi dan
mengatasi
bipolar disorder. Sebagai contoh obat antidepresan yang umumnya
digunakan
adalah citalopram (Celexa), escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Prozac)
, paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft) dan vilazodone (Viibryd).
•Obat antipsikotik. Obat antipsikotik diresepkan
untuk mengatasi skizofrenia yakni gejaladelusi dan
halusinasi serta pengidap bipolar. Sebagai contoh obat
antipsikotik
yang biasanya digunakan adalah olanzapine (Zyprexa),
risperidone (Risperdal), quetiapine (Seroquel), aripiprazole
(Abilify), asenapine (Saphris),
Apa saja pilihan pengobatan untuk gangguan mental pada
lansia?
16. •Obat antikecemasan. Obat ini diresepkan
untuk pasien gangguan kecemasan, dan yang
paling umum digunakan adalah buspirone.
Pada jarang kasus, benzodiazepin mungkin
juga diresepkan pada pengidap gangguan
kecemasan dan bipolar disorder.
•Obat penstabil suasana hati. Obat ini
digunakan untuk mengendalikan gejala mania
dan hipomania pada pasien bipolar disorder.
Dokter dapat memberikan obat golongan ini,
seperti valproic acid (Depakene), divalproex
sodium (Depakote), carbamazepine (Tegretol,
Equetro, others) dan lamotrigine (Lamictal).
17. Psikoterapi
Selain minum obat, gangguan
mental pada lansia juga bisa diobati
dengan psikoterapi, khususnya jenis terapi
perilaku kognitif. Pada terapi ini, terapis
akan membantu pasien untuk mengelola
gejala seperti stres atau kecemasan dan
mengalihkan hal tersebut pada cara yang
lebih sehat.
Pada terapi ini, akan diberikan
bimbingan agar lansia dapat hidup sehat,
juga membantu lansia untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, dan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi.
18. Rawat inap di rumah sakit
Pada kasus parah, gangguan mental pada lansia bisa
mengancam jiwa, baik pada penderitanya maupun orang
di sekitarnya. Sebagai contoh, berulang kali melukai diri
sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri. Jika sudah
pada tahap ini, biasanya pasien akan dianjurkan
menjalani rawat inap.
Selama di rumah sakit, dokter akan mengawasi gejala
dan mencegah kemungkinan tindakan buruk yang akan
dilakukan pasien.
19. Pengobatan gangguan mental pada lansia di
rumah
Selain pengobatan di rumah sakit, perubahan gaya
hidup juga diperlukan untuk mendukung efektivitas
pengobatan. Berikut ini perubahan gaya hidup yang
perlu diterapkan pada lansia dengan gangguan
mental adalah:
•Cukup tidur karena kurang tidur bisa memicu
kecemasan, stres, depresi, maupun suasana hati
yang buruk.
•Konsumsi makanan yang sehat bergizi untuk
menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
•Olahraga rutin untuk mengurangi stresdan
kecemasan.
•Ikut serta dalam kegiatan di rumah atau lingkungan
jika memungkinkan.
20. Pencegahan gangguan mental pada
lansia
•Berhenti minum alkohol dan obat-obatan yang sifatnya
menimbulkan kecanduan dan euphoria(menimbulkan
perasaan gembira dan “high”).
•Belajar untuk mengurangi stres dengan cara yang sehat,
seperti olahraga, berkebun, atau melakukan konseling ke
psikolog.
•Selalu terhubungan dengan keluarga, teman, dan orang-
orang di sekitar agar tidak merasa sendiri dan kesepian.