Radiasi radioaktif dapat berupa sinar alfa yang bermuatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gama yang tidak bermuatan. Uranium adalah unsur radioaktif pertama yang ditemukan pada tahun 1869 oleh Henry Becquerel. Marie Curie kemudian menemukan polonium dan radium sebagai unsur radioaktif lain dari uranium pada tahun 1898. Reaksi inti spontan terjadi pada inti atom yang tidak stabil dan memancarkan energi untuk mencap
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil
1. Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903, Ernest
Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa,
sedangkan yang bermuatan negatif disebut sinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yan
tidak bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya adalah Paul U. Vilard.
Keradioaktifan adalah radiasi yang terjadi secara spontan. Pada tahun 1869 Henry
Becquerel menemukan unsur radioaktif yang memancarkan sinar berdaya tembus tinggi
dengan sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu (spontan). Unsur radioaktif tersebut
adalah uranium. Jadi unsur radioaktif yang pertama kali dikenal adalah uranium. Henry
Becquerel terilhami oleh W.C. Rontgen yang telah menemukan sinar X. W.C. Rontgen
menemukan bahwa sinar katode menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus tinggi yang
dapat menghitamkan film foto walaupun film tersebut terbungkus kertas hitam.
Karena mempunyai daya tembus yang sangat kuat, sinar X digunakan untuk rontgen
yaitu untuk mengetahui keadaan organ tubuh bagian dalam. Selanjutnya pada tahun 1898
Marie Curie bersama dengan Pierre Curie menemukan dua unsur radioaktif lain dari bantuan
uranium yaitu polonium dan radium. Reaksi inti spontan terjadi pada inti yang tidak stabil
dan akan memancarkan energi (disebut radiasi) untuk mencapai keadaan yang lebih stabil.
Sebagian besar unsur-unsur mengandung isotop-isotop. Di antrara isotop-isotop unsur ini,
ada yang inti atomnya tidak stabil sehingga inti atom yang tidak stabil secara spontan akan
memancarkan energi, yaitu energi untuk mencapai keadaan yang lebih stabil.
Sifat inilah yang dinamakan sifat radioakif. Ternyata banyak unsur yang isotopnya
secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom di atas 83 bersifat
radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil,
kecuali unsur teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut
radioisotope, sedangkan isotop yang tidak bersifat radioaktif disebut isotop stabil. Sejauh ini
radioaktif telah banyak digunakan sebagai sumber radiasi maupun sumber tenaga.