Makalah ini membahas tentang pengertian akhlak, moral, dan etika dalam Islam. Terdapat pembahasan mengenai perbedaan dan persamaan ketiganya serta sumber-sumber akhlak dalam agama Islam."
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Topik 6 ( tugas 4 )
1. i
Makalah
“Ahlak, moral dan Etika”
Pendidikan agama Islam
Bapak Tatang muhajang. M.Ag
Di susun oleh kelompok 6 :
Devia Sri Ramadhanti ( 037118014 )
Ulfiani umi khayati ( 037118016 )
Nani mariyani ( 037118026 )
Fakultas Ilmu keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pakuan
Tahun ajaran 2018-2019
2. ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah Pendidikan Agama
Islam dengan judul “Etika, Moral, dan Akhlak” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh allah SWT.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman kami yang telah
memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana ini. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas
makalah ini kedepannya. Semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua.
Amin
3. iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ahklak, Moral, dan Etika
a) Pengertian Ahklak
b) Pengertian Moral
c) Pengertian Etika
2. Perbedaan dan Persamaan Antara Ahklak, Etika, dan Moral
3. Sumber Ahklak Dalam Islam
4. Ahklak Sebagai Moral Sosial bagi Keberhasilan Hidup Seseorang
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
4. 1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika.
a. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan
adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau
Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian
(menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup
bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan
kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
Menurut Ibnu Maskawaih : Menurutnya akhlak ialah "hal li nnafsi daa'iyatun lahaa ila af'aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin"
yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan
yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana
keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat atau nafsu.
Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani : Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat
dalam diri manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan.
5. 2
Dalam Al-Qur'an surat Al-Qalam ayat 4 dikatakan bahwa :
Artinya : "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung".
Dan dalam sebuah hadits dikatakan bahwa :
Artinya : " Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada
Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah,
mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya
“Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan
(berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik
bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam
membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah
Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Q.S. Ar-Ruum).
6. 3
Seperti yang telah disebutkan di atas Akhlak juga dibagi kedalam 2 jenis yaitu, Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah. Akhlak
mahmudah adalah akhlak yang baik dan dibenarkan oleh Allah. Sedangkan Akhlak Mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh
Allah.
b. Pengertian Moral
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk
perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi,
berarti kerusakan moral.
Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa
sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi,
moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa
Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-
peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas
batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi,
kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.
Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni
disebut juga hati nurani.
7. 4
Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.
c. Pengertian Etika
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian
yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika
adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat
dinilai tidak baik. Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai
yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah
kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat dikatakan, etika
ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat
bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga
merupakan filsafat praxis manusia. Etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah
dan benar dalam pengertian lain tentang moral.1
2. Perbedaan Antara Akhlak, Etika, dan Moral
Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, dan moral, sama, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu
perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan
masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya. Objek dari akhlak, etika, dan moral,
yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik dan buruk .
1 Ahmad Sanusi :Etika, Moral,dan Ahlah dalamislam
8. 5
Sedangkan perbedaan antara akhlak dengan etika, dan moral, dapat kita lihat pada sifat dan kawasan pembahasannya, di mana etika lebih
bersifat teoritis dan memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral lebih bersifat praktis, yang ukurannya adalah bentuk
perbuatan. Serta sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk pun berbeda, di mana akhlak berdasarkan pada al-
Qur’an dan al-Sunnah, etika berdasarkan akal pikiran, sedangkan moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat.
Adapun hubungan antara akhlak dengan etika, dan moral, ini bisa kita lihat dari segi fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan
hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik dan buruknya, benar dan salahnya sehingga
dengan ini akan tercipta masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram serta sejahtera lahir dan batin.
3. Sumber Akhlak Dalam Islam
9. 6
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an
bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam Maha bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim
berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-Hadits
meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.
Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:
َقَدْكَاََلَكَمَفَِيَْرسَوَكَليِاَرَكََ ٌََر ََ ََلَل ََِّسَِي ََِّلِّييِاْوَرَسََلَكََْدََِْاََََََِْ َََََِّْلِا َك ََِّْ ََرس
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab : 21)
Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu sabda Nabi:
َن َمَََ َلعَل َُلَكَدَدَْدََْ َاَِْوَْلَْلَداََي
Artinya : “Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”.
Jadi telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya
merupakan sumber akhlaqul karimah.
4. Akhlak Sebagai Moral Sosial Bagi Keberhasilan Hidup Seseorang
Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah
SWT. Maka, tidak ada lagi sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat ilahi rabbi, dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali
karenanya…"
10. 7
Jelaslah, al-Ghazāli menempatkan kebahagiaan jiwa manusia sebagai tujuan akhir dan kesempurnaan dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi
dari jiwa berarti mengenal adanya Allah tanpa keraguan ( ma’rifatullah).
Allah merupakan sumber cinta dalam manusia dan kebenaran yang memuaskan rohani. Implikasi etis, jiwa manusia meninggalkan segala
hal duniawi supaya mengalami kebahagiaan jiwa. Manusia yang berpegang pada prinsip akhlak akan mengupayakan hidupnya secara bijak.
Semua perbuatannya/amalnya diyakini keterarahan kepada Allah yang telah menanamkan segala yang baik dalam ciptaan. Dengan
keseimbangan jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut akan hal-hal bersifat material sejauh hal itu bisa menambah kesempurnaan akhlak.
Kebahagiaan itu diyakini mampu diwujudkan dalam keutamaan-keutamaan hidup. Jalan keutamaan itu sendiri perlu dilatihkan dan
diterangi dengan prinsip akhlak di mana terjadi perpaduan anugerah Tuhan dan rasionalitas manusia untuk terarah pada kebaikan moral.
Bahkan, dalam daya jiwa difokuskan suatu perbuatan mesti diorientasikan pada tindakan yang mengarah pada keadilan dan memandang
kebebasan mutlak setiap individu.
Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:
1. Beribadah dengan benar
2. Bertakwa dengan baik
3. Belajar tiada henti
4. Bekerja keras dan ikhlas
5. Bersahaja dalam hidup
6. Bantu sesama dan
7. Bersihkan hati selalu
11. 8
Dengan 7 konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari – hari namun tetap dengan akhlak yang baik maka
kesuksesan akan dengan mudah kita dapat, baik kesuksesan dunia maupun akhirat.
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur”(Diriwayatkan
oleh At-Tirmidzi).
13. 10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih
dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan petunjuk-
petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan etika,
dan moral.
Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-perbuatan manusia yang mendorong kepada baik atau
buruknya. Ilmu akhlak bukanlah tingkah laku manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan manusia itu sendiri yang selalu
dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam diri manusia itu sendiri.
2. Saran
Dari Penulisan ini, yang kami kutip dari referensi-referensi yang kami anggap terpercaya semoga dapat menambah wawasan, terutama bagi
penulis dan bagi pembacanya, di samping itu semoga penulisan ini dapat membawa kita kepada berbudi pekerti luhur dan dapat menjadi
akhlakul karimah. Dan apabila ada kesalahan dan kesilapan dalam penulisan ini harap di perbaiki dan kami mohon kritikan ke arah
membangun.