2. KONSEP ANAK
Menurut WJS. Poerwodarminto:
“Anak adalah: manusia yang masih kecil”
Menurut RA. Koesnoen
Anak adalah manusia muda, muda dalam umur, muda dalam jiwa muda dalam pengalaman
hidupnya. Karena mudah terkena pengaruh lingkungan sekitarnya
Menurut sugiri:
Anak adalah selama dalam tubuh nya berjalan proses pertumbuhan dan perkembangan, orang
itu masih menjadi anak. Jadi batas umur anak-anak adalah sama dengan permulaan menjadi
dewasa. Yaitu umur 18 tahun untuk wanita dan 20 tahun untuk laki-laki
3. KONSEP PERLINDUNGAN
Perlindungan adalah pemberian jaminan atas keamanan, ketentraman, kesejahteraan,
kedamaian dari pelidung atas segala bahaya yang mengancam pihak yang di lindungi.
KONSEP PERLINDUNGAN ANAK
Perlindungan anak adalah Segala usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar
anak dapat melaksanakan hak dan kewajibab demi perkembangan dan pertumbuhan anak
secara wajar baik fisik , mental dan sosial
4. TUJUAN PERLINDUNGAN ANAK
Diatur dalam undang-undang tentang perlindungan anak
1. Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerminkan setiap nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.
2. Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia merupakan identitas ataupun jati diri dari
orang-orang ataupun penduduk Indonesia.
3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Bahasa Indonesia
menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di tengah
masyarakat yang majemuk.
4. Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia mempersatukan setiap
suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda dengan total
tujuh ratusan bahasa daerah, bahasa Indonesia pun menyatukan. Dengan demikian,
peranan bahasa Indonesia adalah krusial dalam menunjang bangsa dan negara serta setiap
dari pada rakyat Indonesia.
5. PENGERTIAN RAGAM BAHASA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda -
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara. orang yang dibicarakan. serta menurut medium pembicara
(Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang ini
masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami
perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya
Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, yaitu disebut
ragam standar (Subarianto, 2000)
6. PENGERTIAN RAGAM BAHASA
Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai
berikut.
1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan bicara. orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono (1999) Sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pekok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi remi. seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di taman, atau di
pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
7. PENGERTIAN RAGAM BAHASA
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa terdiri atas:
1. Ragam bahasa lisan
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem
sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa,
kosakata dan lafal.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa lisan ini,
kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan)
di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata.
8. Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah
dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan
tersebut menghasilkan naskah yang pada tahun 2015 telah
ditetapkan menjadi Peraturan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia.
Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan
bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901
berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan
Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim, telah dilakukan penyempurnaan ejaan dalam
berbagai nama dan bentuk.
9. Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
(PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi
ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.
Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti dengan nama
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang
penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan
dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
10. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!