Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting melalui 5 paket layanan konvergensi stunting desa yang mencakup layanan kesehatan ibu dan anak serta konseling gizi terpadu.
7. Stuntingadalah Kondisi Kekurangan Gizi Kronis
Secara fisik anak stunting memiliki tinggi badan di bawah standar
pertumbuhan anak normal seusianya (WHO)*
7
8. 8
Penilaian dilakukan secara antropometri berdasarkan indeks nilai z-skor tinggi badan menurut
umur (TB/U) (Kemenkes 2010): < -3 SD (sangat pendek) -3 SD s/d < -2 SD (pendek) -2
SD s/d 2 SD (normal) > 2 SD (tinggi)
Cara Penilaian Status Stunting
9. 9
HUBUNGAN STUNTING DAN PERKEMBANGAN
OTAK
Perkembangan otak anak yang sehat dan bergizi baik lebih baik dibandingkan anak
yang stunting
10. 10
Praktek pengasuhan yg tdk baik
Kurang pengetahuan ttg kesehatan &
gizi sebelum & pd masa kehamilan
55% anak usia 0-6 bln tidak mendpt
ASI eksklusif (Susenas, 2015)
1 dari 3 anak usia 6-23 bln tdk
menerima MP-ASI tepat (SDKI,2012)
Kurangnya akses ke bahan
makanan bergizi
1 dari 3 ibu hamil anemia
Bahan makanan mahal
Terbatasnya layanan kesehatan
termasuk layanan ANC, PNC, &
pembelajaran dini berkualitas
1 dari 3 anak usia 3-6 thn tidak
terdaftara di PAUD
2 dari 3 bumil belum mengkonsumsi
suplemen besi yg memadai
Menurunnya tingkat kehadiran anak
di Posyandu (dr 79% di 2007 menjadi
64% di 2013)
Tdk mendpt akses yg memadai ke
layanan imunisasi
Kurangnya akses ke air bersih
dan sanitasi
1 dari 5 rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka
1 dari 3 rumah tangga belum memiliki
akses ke air minum bersih
Penyebab stunting di Indonesia Multi-dimensional
11. 11
Akibat Stunting
Kematian
Jangka Pendek:
• Gangguan
perkembangan otak
• Gangguan
pertumbuhan fisik
• Gangguan
perkembangan
motorik pada bayi
Jangka Panjang:
• Tingkat kecerdasan
rendah
• Prestasi belajar tidak baik
• Prestasi kerja tidak baik
(produktivitas rendah).
• Kalah bersaing dalam
mencari kerja.
• Cenderung gemuk diusia
tua sehingga menderiita
penyakit degeneratif
(hipertensi, jantung,
diabetes, dll)
Dampak jangka panjang:
Kerugian negara karena generasi penerus
mengalami kondisi yang tidak sehat dan
tidak produktif
14. 14
PROGRAM PENANGANAN STUNTING
Komitmen
dan
Visi
Pimpinan
Tertinggi
Negara
Kampanye
Nasional
Berfokus pada
pemahaman,
perubahan
perilaku,
komitmen
politik dan
akuntabilitas
Konvergensi,
Koordinasi, dan
Konsolidasi
Program
Nasional,
Daerah, dan
Masyarakat
Mendorong
Kebijakan
“Nutritional
Food Security”
Pemantauan
dan Evaluasi
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL
(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar,
berinovasi dan berkompetisi)
MENINGKATKAN DAYA SAING
MENGURANGI
KESENJANGAN/INEQUALITY
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5
15. 15
Intervensi gizi
Spesifik
(Bila cakupan 90%,
berkontribusi
20-30%)
Intervensi yang ditujukan kepada anak
dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh
sektor kesehatan. Intervensi spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat
dicatat dalam waktu relatif pendek.
Intervensi yang ditujukan melalui berbagai
kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat
umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK.
Intervensi gizi
Sensitif
(berkontribusi 70-
80%)
1
2
Kerangka Penanganan Stunting
16. 16
Intervensi Percepatan Perbaikan Gizi Multisektor
Intervensi Gizi Spesifik (Kesehatan) Intervensi Gizi Sensitif (Non-Kesehatan)
Ibu Hamil
Suplementasi besi folat
Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Penanggulangan kecacingan
Suplementasi kalsium
Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria
Ibu Menyusui
Promosi menyusui
Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki pemberian makanan
pendamping ASI
Bayi 0-23 Bulan
Suplementasi zink
Zink untuk manajemen diare
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
Pencegahan kurang gizi akut
Pemberian obat cacing
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
• Penyediaan air bersih
dan sanitasi
• Meningkatkan
kualitas dan fasilitas
air bersih dan
sanitasi serta
integrasi dengan
lokus masalah gizi
• Ketahanan pangan dan
gizi
• Budidaya sumber
pangan lokal
• Memperkuat
program KRPL
• Keluarga Berencana
• Pelatihan dan
penguatan PLKB
• Mengembangkan
kurikulum kursus
calon pengantin
• Jaminan Kesehatan
Masyarakat
• Meningkatkan
coverage atau
jumlah
• Jaminan Persalinan
Dasar
• Meningkatkan
kualitas layanan
• Fortifikasi Pangan
• Perluasan
pengawasan garam
beryodium dan
implementasi tindak
lanjut hasil
pengawasan
• Pendidikan Gizi
Masyarakat
• Memperkuat strategi
KIE dan perubahan
perilaku serta
pelaksanaan PAUD-
HI
• Intervensi untuk
Remaja Perempuan
• Pendidikan
kesehatan
reproduksi
• Pengentasan
Kemiskinan
• PKH dan bantuan
pangan non-tunai
18. Contoh Pencegahan Stunting
No. PAKET LAYANAN SPESIFIK SENSITIF
1 Kesehatan Ibu dan Anak • Pemeriksaan kehamilan (4x)
• Pemberiaan Pil Fe
• Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan
• Pemeriksaan masa nifas ( 3 x)
• IMD (Inisiasi Menyusu Dini) :
Colostrum, ASI Eklusif, MP-ASI.
• Imunisasi lengkap
• Pemberian obat cacing dan obat
malaria
• Pengolahan gizi seimbang
keluarga.
• Pemantauan minum pil Fe.
• Menerapkan ASI-Ekslusif.
• Menerapkan MP-ASI
• Konsumsi garam beryodium
• Pencegahan malaria
• Pencegahan kecacingan
2 Konseling gizi terpadu • Penanganan KEK (kekurangan
energi kronis)
• Penyuluhan gizi dan pengolahan
makanan
• PMBA (pemberian makanan bayi
dan anak)
• Peningkatan ekonomi keluarga
• Pemanfaatan pekarangan
rumah/ kebun gizi
• Promosi PHBS
18
19. No. PAKET LAYANAN SPESIFIK SENSITIF
3 Perlindungan Sosial
• Menyiapkan
form keterangan
proses kelahiran
• Penerbitan akte kelahiran, KTP, KK
• Pemberian Kartu Jaminan Sosial
• BPJS
• Program subsidi keluarga miskin:
• KIS
• KIP
• PKH
• Beras miskin
4 Sanitasi dan air bersih
• Penyuluhan
PHBS dan
Sanitasi
• Penyediaan sarana air minum
• Penyediaan jamban (keluarga/umum)
• Pengolahan limbah keluarga (sampah dan
limbah cair)
5 Layanan PAUD
• Kegiatan Bina Keluarga Balita
• Latihan pengasuhan anak (kelas parenting).
• Menerapkan pola asuh anak.
19
Contoh Pencegahan Stunting