SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
Teknik Pencarian dan Pelacakan
Ibnu Adkha, S.Kom., M.Pd.
Pertemuan Ke-3
Teknik Rekayasa Multimedia
Metode-metode Pencarian Dalam
Kecerdasan Buatan
Pendahuluan
Terdapat banyak metode yang telah diusulkan. Semua
metode yang ada dapat dibedakan ke dalam 2 jenis :
Pencarian buta / tanpa informasi (blind / un-informed
search)
Pencarian heuristik / dengan informasi (heuristic atau
informed search)
Setiap metode mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda dengan kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Untuk mengukur performansi metode pencarian, terdapat 4
kriteria yang digunakan :
 Completeness
Apakah metode tersebut menjamin penemuan solusi jika
solusinya memang ada?
 Time complexity
Berapa lama waktu yang diperlukan ?
 Space complexity
Berapa banyak memori yang diperlukan ?
 Optimality
Apakah metode tersebut menjamin menemukan solusi yang
terbaik jika terdapat beberapa solusi yang berbeda ?
Heuristic Searching Sebagai Dasar dari AI
 Para peneliti awal kecerdasan buatan menitik beratkan pada penyelesaian
masalah yang tidak menggunakan metoda komputasi konvensional, hal ini
disebabkan metoda pemecahan masalah konvensional tidak dapat lagi
digunakan.
 Permasalahan pada sistem kecerdasan buatan tidak memiliki algoritma
tertentu, kalaupun ada tentulah sangat kompleks. Karena itu haruslah
ditemukan sebuah teknik baru yang mirip dengan cara yang digunakan oleh
manusia untuk menyelesaikan masalah dan dapat diimplementasikan pada
komputer.
 Salah satu metoda yang cukup terkenal adalah metoda searching.
 Searching dalam sebuah struktur data telah menjadi dasar bagi algoritma
komputer, tetapi proses searching pada kecerdasan buatan memiliki
perbedaan.
 Metoda searching pada kecerdasan buatan merupakan searching terhadap
problem space bukan searching data (e.g., angka, karakter, string) tertentu
 Proses searching ini berupa jalur yang menggambarkan keadaan awal sebuah masalah
menuju kepada penyelesaian masalah yang diinginkan (i.e., the solved problem).
 Jalur-jalur ini mengambarkan langkah-langkah penyelesaian masalah.
 Melalui proses searching menuju sebuah penyelesaian akan terbentuk sebuah solution
space.
 Perhatikan contoh penyelesaian masalah komputer pada Gambar 1.4.
 Langkah pertama untuk mengetahui apakah komputer dapat digunakan atau tidak
adalah men-switch ON.
 Selanjutnya dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi lampu indikator kita dapat
menentukan langkah berikutnya.
 Misalnya kondisi lampu OFF.
 Dengan melakukan searching terhadap problem space kita akan tiba pada sebuah
penyelesaian masalah agar komputer dapat diaktifkan kembali.
BLIND / UN-INFORMED SEARCH
Istilah blind atau buta digunakan karena memang tidak ada informasi awal
yang digunakan dalam proses pencarian.
Berikut ini, sekilas 6 metode yang tergolong blind search
a. Breadth-First Search (BFS)
b. Depth-First Search (DFS)
c. Depth-Limited Search (DLS)
d. Uniform Cost Search (UCS)
e. Iterative-Deepening Search (IDS)
f. Bi-Directional Search (BDS)
Breadth-first Search (BFS)
Breadth-first search (BFS) melakukan proses searching pada
semua node yang berada pada level atau hirarki yang sama
terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses searching pada
node di level berikutnya.
Urutan proses searching BFS ditunjukkan dalam Gambar 1.6
adalah: A,B,C,D,E,F,
Kelebihan dan kelemahan BFS
Tidak akan menemui jalan buntu
Menjamin ditemukannya solusi (jika solusinya memang ada)
dan solusi yang ditemukan pasti yang paling baik
Jika ada satu solusi maka bread-first search akan
menemukannya
Membutuhkan memori yang cukup banyak
Membutuhkan waktu yang cukup lama
Depth-first Search (DFS)
Depth-first search (DFS) adalah proses searching sistematis buta yang
melakukan ekpansi sebuah path (jalur) menuju penyelesaian masalah
sebelum melakukan ekplorasi terhadap path yang lain.
Proses searching mengikuti sebuah path tunggal sampai menemukan goal
atau dead end.
Apabila proses searching menemukan dead-end, DFS akan melakukan
penelusuran balik ke node terakhir untuk melihat apakah node tersebut
memiliki path cabang yang belum dieksplorasi.
Apabila cabang ditemukan, DFS akan melakukan cabang tersebut.
Apabila sudah tidak ada lagi cabang yang dapat dieksplorasi, DFS akan
kembali ke node parent dan melakukan proses searching terhadap cabang
yang belum dieksplorasi dari node parent sampai menemukan
penyelesaian masalah.
Urutan proses searching DFS ditunjukkan dalam Gambar 1.5 adalah: A, B, E,
F, G, C, ...
Kelebihan dan kelemahan DFS
Pemakaian memori hanya sedikit, berbeda jauh dengan BFS yang
harus menyimpan semua node yang pernah dibangkitkan.
Jika solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri,
maka DFS akan menemukannya secara cepat.
Jika pohon yang dibangkitkan mempunyai level yang dalam (tak
terhingga), maka tidak ada jaminan untuk menemukan solusi (Tidak
Complete).
Jika terdapat lebih dari satu solusi yang sama tetapi berada pada
level yang berbeda, maka pada DFS tidak ada jaminan untuk
menemukan solusi yang paling baik (Tidak Optimal).
Depth-Limited Search (DLS)
Metode ini berusaha mengatasi kelemahan DFS (tidak
complete) dengan membatasi kelemahan maksimum dari
suatu jalur solusi. Tetapi, sebelum menggunakan DLS, kita
harus tahu berapa level maksimum dari suatu solusi.
Uniform Cost Search (UCS)
Konsepnya hampir sama dengan BFS, bedanya adalah bahwa
BFS menggunakan urutan level yang paling rendah sampai
yang paling tinggi, sedangkan UCS menggunakan urutan biaya
dari yang paling kecil sampai yang terbesar.
UCS berusaha menemukan solusi dengan total biaya terendah
yang dihitung berdasarkan biaya dari simpul asal menuju ke
simpul tujuan.
Iterative-Deepening Search (IDS)
IDS merupakan metode yang menggabungkan kelebihan BFS
(Complete dan Optimal) dengan kelebihan DFS (space
complexity rendah atau membutuhkan sedikit memori)
Tetapi konsekuensinya adalah time complexity-nya menjadi
tinggi.
Bi-Directional Search (BDS)
Pencarian dilakukan dari dua arah : pencarian maju (dari start
ke goal) dan pencarian mundur (dari goal ke start). Ketika dua
arah pencarian telah membangkitkan simpul yang sama, maka
solusi telah ditemukan, yaitu dengan cara menggabungkan
kedua jalur yang bertemu.
Pencarian Heuristik
Pencarian buta tidak selalu dapat diterapkan dengan baik
 Waktu aksesnya yang cukup lama
 Besarnya memori yang diperlukan
Metode heuristic search diharapkan bisa menyelesaikan
permasalahan yang lebih besar.
Metode heuristic search menggunakan suatu fungsi yang
menghitung biaya perkiraan (estimasi) dari suatu simpul
tertentu menuju ke simpul tujuan ➔ disebut fungsi heuristic
Aplikasi yang menggunakan fungsi heuristic : Google
Pencarian Heuristik
Contoh pada masalah 8 puzzle
1 2 3
7 8 4
6 5
1 2 3
8
6
4
7 5
Keadaan Awal Tujuan
Operator
Ubin kosong geser ke kanan
Ubin kosong geser ke kiri
Ubin kosong geser ke atas
Ubin kosong geser ke bawah
Pencarian Heuristik
• Langkah Awal
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
Langkah Awal hanya 3 operator
yang bisa digunakan`
Ubin kosong digeser ke kiri, ke
kanan dan ke atas.
Jika menggunakan pencarian buta,
tidak perlu mengetahui operasi
apa yang akan dikerjakan
(sembarang)`
Pada pencarian heuristik perlu
diberikan informasi khusus dalam
domain tersebut`
Informasi yang bisa diberikan
• Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang benar jumlah yang lebih tinggi
adalah yang lebih diharapkan (lebih baik)
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
h=6
h=6 h=4
h=4 h=5
h=5
Informasi yang bisa diberikan
• Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang salah jumlah
yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik).
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
h=2
h=2 h=4
h=4 h=3
h=3
Informasi yang bisa diberikan
• Menghitung total gerakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih
baik).
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
h=2
h=2 h=4
h=4 h=4
h=4

Contenu connexe

Tendances

SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
Muhamad SýLvêstër
 
Pengantar sistem informasi
Pengantar sistem informasiPengantar sistem informasi
Pengantar sistem informasi
AMIKYMI
 
Sistem informasi perpustakaan smp2
Sistem informasi perpustakaan smp2Sistem informasi perpustakaan smp2
Sistem informasi perpustakaan smp2
Julia Purnama Sari
 
Artikel teknologi informasi-dan-komunikasi
Artikel teknologi informasi-dan-komunikasiArtikel teknologi informasi-dan-komunikasi
Artikel teknologi informasi-dan-komunikasi
Alexs Ys
 

Tendances (20)

Pemodelan proses
Pemodelan prosesPemodelan proses
Pemodelan proses
 
Pertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input outputPertemuan 11 input output
Pertemuan 11 input output
 
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan InformasiTantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
Tantangan Perlindungan Privasi dan Keterbukaan Informasi
 
01 Pengatantar Basis Data
01 Pengatantar Basis Data01 Pengatantar Basis Data
01 Pengatantar Basis Data
 
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6 SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA BAB 6
 
Sistem Antrian Simulasi Model
Sistem Antrian Simulasi ModelSistem Antrian Simulasi Model
Sistem Antrian Simulasi Model
 
Pengantar sistem informasi
Pengantar sistem informasiPengantar sistem informasi
Pengantar sistem informasi
 
Telekomunikasi dan Jaringan
Telekomunikasi dan JaringanTelekomunikasi dan Jaringan
Telekomunikasi dan Jaringan
 
Sistem informasi perpustakaan smp2
Sistem informasi perpustakaan smp2Sistem informasi perpustakaan smp2
Sistem informasi perpustakaan smp2
 
Sistem informasi enterprise
Sistem informasi enterpriseSistem informasi enterprise
Sistem informasi enterprise
 
Artikel teknologi informasi-dan-komunikasi
Artikel teknologi informasi-dan-komunikasiArtikel teknologi informasi-dan-komunikasi
Artikel teknologi informasi-dan-komunikasi
 
Permasalahan terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur dan penerapa...
Permasalahan terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur dan penerapa...Permasalahan terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur dan penerapa...
Permasalahan terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur dan penerapa...
 
Project Charter
Project CharterProject Charter
Project Charter
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasi
 
Sistem Operasi: Arsitektur komputer, Pengantar Sistem Operasi dan Kernel
Sistem Operasi:   Arsitektur komputer, Pengantar Sistem Operasi dan KernelSistem Operasi:   Arsitektur komputer, Pengantar Sistem Operasi dan Kernel
Sistem Operasi: Arsitektur komputer, Pengantar Sistem Operasi dan Kernel
 
Struktur Data Tree
Struktur Data TreeStruktur Data Tree
Struktur Data Tree
 
Sorting ppt
Sorting ppt Sorting ppt
Sorting ppt
 
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
 
19 achieving operational excellence and customer intimacy enterprise applic...
19   achieving operational excellence and customer intimacy enterprise applic...19   achieving operational excellence and customer intimacy enterprise applic...
19 achieving operational excellence and customer intimacy enterprise applic...
 
Laporan praktikum modul 5 (normalisasi)
Laporan praktikum modul 5 (normalisasi)Laporan praktikum modul 5 (normalisasi)
Laporan praktikum modul 5 (normalisasi)
 

Similaire à Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-3.pptx

Slide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptx
Slide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptxSlide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptx
Slide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptx
AyuRosyidazain1
 
Metode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanMetode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakan
Ali Nardi
 

Similaire à Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-3.pptx (20)

Slide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptx
Slide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptxSlide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptx
Slide-INF401-KECERDASAN-BUATAN-PERTEMUAN-3.pptx
 
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdfKecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf
 
Pertemuan 04 Teknik Pencarian (Search)
Pertemuan 04 Teknik Pencarian (Search)Pertemuan 04 Teknik Pencarian (Search)
Pertemuan 04 Teknik Pencarian (Search)
 
Tugas2 -metode searching ai
Tugas2 -metode searching aiTugas2 -metode searching ai
Tugas2 -metode searching ai
 
131111092-Forum5-PencarianHeuristik
131111092-Forum5-PencarianHeuristik131111092-Forum5-PencarianHeuristik
131111092-Forum5-PencarianHeuristik
 
Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (AI)Kecerdasan Buatan (AI)
Kecerdasan Buatan (AI)
 
Materi4 searching
Materi4 searchingMateri4 searching
Materi4 searching
 
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxKECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
 
Ai 2
Ai 2Ai 2
Ai 2
 
Metode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanMetode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakan
 
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.pptBERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
 
Searching
SearchingSearching
Searching
 
Praktikum Algoritma3
Praktikum Algoritma3Praktikum Algoritma3
Praktikum Algoritma3
 
Praktikum algoritma 3 baru
Praktikum algoritma 3 baruPraktikum algoritma 3 baru
Praktikum algoritma 3 baru
 
Pengantar Teknologi Informasi " Sistem Pakar "
Pengantar Teknologi Informasi " Sistem Pakar "Pengantar Teknologi Informasi " Sistem Pakar "
Pengantar Teknologi Informasi " Sistem Pakar "
 
Tugas sistem pakar
Tugas sistem pakarTugas sistem pakar
Tugas sistem pakar
 
Analisis algoritma
Analisis algoritmaAnalisis algoritma
Analisis algoritma
 
Tugas Problem solving AI.pptx
Tugas Problem solving AI.pptxTugas Problem solving AI.pptx
Tugas Problem solving AI.pptx
 
Pertemuan 8 AI.pptx
Pertemuan 8 AI.pptxPertemuan 8 AI.pptx
Pertemuan 8 AI.pptx
 
[NEW] SEARCHING METHODOLIGIES in COMPUTER.pdf
[NEW] SEARCHING METHODOLIGIES in COMPUTER.pdf[NEW] SEARCHING METHODOLIGIES in COMPUTER.pdf
[NEW] SEARCHING METHODOLIGIES in COMPUTER.pdf
 

Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-3.pptx

  • 1. Teknik Pencarian dan Pelacakan Ibnu Adkha, S.Kom., M.Pd. Pertemuan Ke-3 Teknik Rekayasa Multimedia
  • 3. Pendahuluan Terdapat banyak metode yang telah diusulkan. Semua metode yang ada dapat dibedakan ke dalam 2 jenis : Pencarian buta / tanpa informasi (blind / un-informed search) Pencarian heuristik / dengan informasi (heuristic atau informed search) Setiap metode mempunyai karakteristik yang berbeda- beda dengan kelebihan dan kekurangan masing- masing.
  • 4. Untuk mengukur performansi metode pencarian, terdapat 4 kriteria yang digunakan :  Completeness Apakah metode tersebut menjamin penemuan solusi jika solusinya memang ada?  Time complexity Berapa lama waktu yang diperlukan ?  Space complexity Berapa banyak memori yang diperlukan ?  Optimality Apakah metode tersebut menjamin menemukan solusi yang terbaik jika terdapat beberapa solusi yang berbeda ?
  • 5. Heuristic Searching Sebagai Dasar dari AI  Para peneliti awal kecerdasan buatan menitik beratkan pada penyelesaian masalah yang tidak menggunakan metoda komputasi konvensional, hal ini disebabkan metoda pemecahan masalah konvensional tidak dapat lagi digunakan.  Permasalahan pada sistem kecerdasan buatan tidak memiliki algoritma tertentu, kalaupun ada tentulah sangat kompleks. Karena itu haruslah ditemukan sebuah teknik baru yang mirip dengan cara yang digunakan oleh manusia untuk menyelesaikan masalah dan dapat diimplementasikan pada komputer.  Salah satu metoda yang cukup terkenal adalah metoda searching.  Searching dalam sebuah struktur data telah menjadi dasar bagi algoritma komputer, tetapi proses searching pada kecerdasan buatan memiliki perbedaan.  Metoda searching pada kecerdasan buatan merupakan searching terhadap problem space bukan searching data (e.g., angka, karakter, string) tertentu
  • 6.  Proses searching ini berupa jalur yang menggambarkan keadaan awal sebuah masalah menuju kepada penyelesaian masalah yang diinginkan (i.e., the solved problem).  Jalur-jalur ini mengambarkan langkah-langkah penyelesaian masalah.  Melalui proses searching menuju sebuah penyelesaian akan terbentuk sebuah solution space.  Perhatikan contoh penyelesaian masalah komputer pada Gambar 1.4.  Langkah pertama untuk mengetahui apakah komputer dapat digunakan atau tidak adalah men-switch ON.  Selanjutnya dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi lampu indikator kita dapat menentukan langkah berikutnya.  Misalnya kondisi lampu OFF.  Dengan melakukan searching terhadap problem space kita akan tiba pada sebuah penyelesaian masalah agar komputer dapat diaktifkan kembali.
  • 7.
  • 8. BLIND / UN-INFORMED SEARCH Istilah blind atau buta digunakan karena memang tidak ada informasi awal yang digunakan dalam proses pencarian. Berikut ini, sekilas 6 metode yang tergolong blind search a. Breadth-First Search (BFS) b. Depth-First Search (DFS) c. Depth-Limited Search (DLS) d. Uniform Cost Search (UCS) e. Iterative-Deepening Search (IDS) f. Bi-Directional Search (BDS)
  • 9. Breadth-first Search (BFS) Breadth-first search (BFS) melakukan proses searching pada semua node yang berada pada level atau hirarki yang sama terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses searching pada node di level berikutnya. Urutan proses searching BFS ditunjukkan dalam Gambar 1.6 adalah: A,B,C,D,E,F,
  • 10.
  • 11. Kelebihan dan kelemahan BFS Tidak akan menemui jalan buntu Menjamin ditemukannya solusi (jika solusinya memang ada) dan solusi yang ditemukan pasti yang paling baik Jika ada satu solusi maka bread-first search akan menemukannya Membutuhkan memori yang cukup banyak Membutuhkan waktu yang cukup lama
  • 12. Depth-first Search (DFS) Depth-first search (DFS) adalah proses searching sistematis buta yang melakukan ekpansi sebuah path (jalur) menuju penyelesaian masalah sebelum melakukan ekplorasi terhadap path yang lain. Proses searching mengikuti sebuah path tunggal sampai menemukan goal atau dead end. Apabila proses searching menemukan dead-end, DFS akan melakukan penelusuran balik ke node terakhir untuk melihat apakah node tersebut memiliki path cabang yang belum dieksplorasi. Apabila cabang ditemukan, DFS akan melakukan cabang tersebut. Apabila sudah tidak ada lagi cabang yang dapat dieksplorasi, DFS akan kembali ke node parent dan melakukan proses searching terhadap cabang yang belum dieksplorasi dari node parent sampai menemukan penyelesaian masalah. Urutan proses searching DFS ditunjukkan dalam Gambar 1.5 adalah: A, B, E, F, G, C, ...
  • 13.
  • 14. Kelebihan dan kelemahan DFS Pemakaian memori hanya sedikit, berbeda jauh dengan BFS yang harus menyimpan semua node yang pernah dibangkitkan. Jika solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri, maka DFS akan menemukannya secara cepat. Jika pohon yang dibangkitkan mempunyai level yang dalam (tak terhingga), maka tidak ada jaminan untuk menemukan solusi (Tidak Complete). Jika terdapat lebih dari satu solusi yang sama tetapi berada pada level yang berbeda, maka pada DFS tidak ada jaminan untuk menemukan solusi yang paling baik (Tidak Optimal).
  • 15. Depth-Limited Search (DLS) Metode ini berusaha mengatasi kelemahan DFS (tidak complete) dengan membatasi kelemahan maksimum dari suatu jalur solusi. Tetapi, sebelum menggunakan DLS, kita harus tahu berapa level maksimum dari suatu solusi.
  • 16. Uniform Cost Search (UCS) Konsepnya hampir sama dengan BFS, bedanya adalah bahwa BFS menggunakan urutan level yang paling rendah sampai yang paling tinggi, sedangkan UCS menggunakan urutan biaya dari yang paling kecil sampai yang terbesar. UCS berusaha menemukan solusi dengan total biaya terendah yang dihitung berdasarkan biaya dari simpul asal menuju ke simpul tujuan.
  • 17. Iterative-Deepening Search (IDS) IDS merupakan metode yang menggabungkan kelebihan BFS (Complete dan Optimal) dengan kelebihan DFS (space complexity rendah atau membutuhkan sedikit memori) Tetapi konsekuensinya adalah time complexity-nya menjadi tinggi.
  • 18. Bi-Directional Search (BDS) Pencarian dilakukan dari dua arah : pencarian maju (dari start ke goal) dan pencarian mundur (dari goal ke start). Ketika dua arah pencarian telah membangkitkan simpul yang sama, maka solusi telah ditemukan, yaitu dengan cara menggabungkan kedua jalur yang bertemu.
  • 19. Pencarian Heuristik Pencarian buta tidak selalu dapat diterapkan dengan baik  Waktu aksesnya yang cukup lama  Besarnya memori yang diperlukan Metode heuristic search diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang lebih besar. Metode heuristic search menggunakan suatu fungsi yang menghitung biaya perkiraan (estimasi) dari suatu simpul tertentu menuju ke simpul tujuan ➔ disebut fungsi heuristic Aplikasi yang menggunakan fungsi heuristic : Google
  • 20. Pencarian Heuristik Contoh pada masalah 8 puzzle 1 2 3 7 8 4 6 5 1 2 3 8 6 4 7 5 Keadaan Awal Tujuan Operator Ubin kosong geser ke kanan Ubin kosong geser ke kiri Ubin kosong geser ke atas Ubin kosong geser ke bawah
  • 21. Pencarian Heuristik • Langkah Awal 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri Langkah Awal hanya 3 operator yang bisa digunakan` Ubin kosong digeser ke kiri, ke kanan dan ke atas. Jika menggunakan pencarian buta, tidak perlu mengetahui operasi apa yang akan dikerjakan (sembarang)` Pada pencarian heuristik perlu diberikan informasi khusus dalam domain tersebut`
  • 22. Informasi yang bisa diberikan • Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang benar jumlah yang lebih tinggi adalah yang lebih diharapkan (lebih baik) 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri h=6 h=6 h=4 h=4 h=5 h=5
  • 23. Informasi yang bisa diberikan • Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang salah jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik). 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri h=2 h=2 h=4 h=4 h=3 h=3
  • 24. Informasi yang bisa diberikan • Menghitung total gerakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik). 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri h=2 h=2 h=4 h=4 h=4 h=4