1. BERPIKIR TINGKAT TINGGI
(Higher Order Thinking)
Oleh :
Arifah Zurotunnisa
Linda Novika Arum
Malihatun Nisa’
Veronika
Bulan
2. Pendahuluan
Berpikir merupakan suatu upaya kompleks dan reflektif
dan juga pengalaman kreatif
Berpikir merupakan faktor penting dalam proses
pembelajaran siswa
Kemampuan berpikir ini dimungkinkan untuk berkembang
karena manusia memiliki rasa ingin ta-hu yang selalu terus
berkembang. Berarti keterampilan berpikir setiap orang
akan selalu berkembang dan dapat dipelajari
Depdiknas (2003a) menegaskan salah satu kecakapan
hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses
pendidikan adalah keterampilan berpikir
Beyer menekankan pentingnya mendefinisikan
keterampilan secara akurat dan menyarankan untuk mere-
view kerja para peneliti seperti Bloom, Guilford, dan
Feuerstein untuk menemukan definisi yang bermakna
tentang berpikir. Agar tidak bingung membedakan proses
seperti inkuiri dan mengingat sederhana. Beyer konsisten
dengan para peneliti sebelum-nya tentang proses kognitif,
untuk membedakan keterampilan berpikir tingkat rendah,
3. Pembahasan
Ketrampilan
berfikir
Berpikir Kreatif
Proses Berpikir
(Creative
Dasar
Thinking)
Berpikir
Tingkat
Tinggi
(Higher
Berpikir Kritis Order Proses Berpikir
(Critical Thinking) Thinking) Kompleks
Membuat Memecahkan
Keputusan Masalah (Problem
(Decision Making) Solving)
4. Ketrampilan berfikir
Tingkat kemampuan berpikir menurut
Bloom (Anderson dan Krat-hohl, 2001)
dengan mengelompokkan proses yang
digunakan siswa untuk memperoleh
pengetahuan terdiri atas dimensi
pengetahuan dan proses. Dimensi
pengetahuan mencakup pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
pengetahuan metakognitif. Proses terdiri
atas kategori mengingat, memahami,
aplikasikan, analisis, evaluasi, dan
5. Definisi berpikir Menurut Para
Ahli
• berpikir sebagai proses penarikan
Taylor kesimpulan.
• berpikir sebagai satu proses yang kompleks
Edward de yang berlaku dalam pikiran seseorang apabila
orang itu menceritakan pengalamannya secara
Bono terperinci untuk mencapai sesuatu tujuan
• berpikir itu sendiri merupakan manipulasi
atau organisasi unsur lingkungan dengan
menggunakan lambang sehingga tidak perlu
langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Ruch Berpikir merujuk pada pelbagai aktivitas
yang melibatkan penggunaan lambang dan
konsep, sebagai pengganti objek dan
peristiwa.
6. Tugas berpikir secara umum bergerak dari
operasi sederhana menuju operasi yang lebih
kompleks, dari dimensi konkrit menuju abstrak,
dan dari penekanan bekerja dengan materi
yang diketahui menuju kreasi atau penemuan
sesuatu yang baru
Berpikir biasa adalah
berpikir sederhana dan
dapat dilakukan oleh
kebanyakan
Tingkatan berpikir
Sedangan berpikir
tingkat tinggi adalah
proses berpikir yang
mendalam terhadap
suatu
7. Proses Berpikir Dasar
Tabel 1. Model keterampilan berpikir dasar menurut
Bloom dan GuifordDasar
No Keterampilan Berpikir Proses Dasar
1 Sebab Prediksi; Inferensi;
- memantapkan sebab dan akibat, Pertimbangan;
- menguji Evaluasi
2 Transformasi Analogi
- mengaitkan karakteristik yang sudah dan Metafor
belum diketahui, menciptakan makna Induksi logis
3 Relasi Fakta dan pola; Analisis dan
- mendeteksi operasi reguler sintesis; Urutan dan
pilihandeduksi logis
4 Klasifikasi Persamaan dan perbedaan
- menentukan ciri umum pengelompokan dan pemilahan
perbandingan dan pemisahan
5 Kualifikasi Unit identitas dasar
- menentukan karakteristik unik definisi, fakta-fakta
pengenalan masalah
9. Memecahkan Masalah (Problem Solving)
Analisis Kreatif
(1) mendefinisikan
masalah
(2) membuat
akternatif
pemecahan
masalah
(3) evaluasi alternatif
pemecahan masalah
(4) solusi dan tindak
lanjut
10. Beberapa karakteristik dari pendefinisian
masalah yang baik adalah:
(1) Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi, dan
data objektif dipisahkan dari persepsi;
(2) Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai
sumber informasi;
(3) Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/ tegas.
Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari
pembuatan definisi yang tidak jelas;
(4) Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan
jelas adanya ketidaksesuaian antara standar atau
harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
kenyataan yang terjadi;
(5) Definisi yang dibuat harus me-nyatakan dengan
jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan
de-ngan terjadinya masalah; dan
(6) Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah
11. Karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang
baik adalah:
(1) Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan
dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian
dilakukannya evaluasi terhadap mereka;
(2) Alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang
terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya
orang yang mengusulkan al-ternatif, dapat meningkatkan
kualitas solusi dan penerimaaan kelompok;
(3) Alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan
atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi
penghambat baik terhadap proses orga-nisasi maupun
proses pembuatan alternatif pemecahan masalah;
(4) Alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan
konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun
jangka panjang;
(5) Alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan
lainnya. Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi
gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan
gagasan-gagasan lainnya.
(6) Alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan
12. Karakteristik dari evaluasi alternatif pemecahan
masalah yang baik adalah:
(1) Alternatif yang ada dinilai secara relatif
berdasarkan suatu standar yang optimal, dan
bukan sekedar standar yang memuaskan;
(2) Penilaian terhadap alternatif yang ada dilakukan
secara sistematis, sehingga semua alternatif yang
diusulkan akan dipertimbangkan;
(3) Alternatif yang ada dinilai berdasarkan
kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan
mempertimbangkan preferensi dari orang-orang
yang terlibat didalamnya;
(4) Alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak
yang mungkin ditim-bulkannya, baik secara
langsung, maupun tidak langsung; dan
(5) Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara
eksplisit/tegas.
13. Karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut yang
efektif adalah:
(1) Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam
urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor yang
membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3
dalam proses pemecahan masalah dilakukan;
(2) Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi
"sedikit demi sedikit" dengan tujuan untuk meminimalkan
terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan
(3) Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian
umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus
dikomunikasikan, sehingga terjadi proses pertukaran informasi
(4) Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari
penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun
dukungan dan komitmen;
(5) Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan
solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek,
maupun jangka panjang diukur
(6) Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan
atas terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena
adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan
14. Membuat Keputusan (Decision Making)
Luthans dan Davis (1996) mengemukakan bahwa,
decision making is almost universally defined as
choosing between alternatives. Artinya, bahwa
secara umum pengertian dari pengambilan
keputusan adalah me-milih di antara berbagai
alternatif. Pengertian ini diperkuat oleh Garry
Deslerr (2001) yang mengatakan bahwa, decision
is a choice made between available alternatives.
Ditinjau dari sudut pandang lain dinyatakan pula
bahwa, decision making is the process of
Dari pengertian yang disebutkan di atas, terdapat
developing and analyzing alternatives and
satu kata kunci yang penting untuk memahami makna
choosing from among them. memilih (choice)
pengambilan keputusan yakni
15. Berpikir Kritis (Critical Thinking)
.
Menurut Ennis & Beyer berpikir kritis
dapat didefinisikan sebagai
memutuskan apa yang harus diyakini
atau dilakukan secara masuk akal
dan reflektif. Jadi berpikir kritis artinya
membuat pertimbangan yang masuk
akal
16. Berpikir Kreatif (Creative Thinking)
Menurut Coleman & Hammen (1974)
berpikir kreatif merupakan cara berpikir
yang menghasilkan sesuatu yang baru
dalam bentuk konsep, penemuan maupun
karya seni. Salah satu cara untuk
mengembangkan dan menguatkan
kemampuan kita untuk berpikir kreatif
adalah percaya bahwa sesuatu itu dapat
dilakukan. Sehingga akan muncul adanya
suatu dorongan untuk menggerakkan
pikiran untuk mencari dan melaksanakan
sesuatu yang diinginkan.
17. Tabel 2: Suatu model keterampilan berpikir: Proses-proses
kompleks
Tingkat Tinggi Memecahkan Membuat Berpikir Kritis Berpikir Kreatif
Berpikir Masalah Keputusan
Tugas Memecahkan Memahami makna Menciptakan ide
Memilih alternatif
kesulitan spesifik atau produk baru
terbaik
Keterampilan Transformasi Klasifikasi, kaitan Kaitan, Kualifikasi, kaitan,
esensial yang Sebab akibat transformasi, sebab transformasi
ditekankan akibat
Hasil Solusi, generalisasi Respons Alasan, bukti, teori Makna baru,
produk baru
18. Kesimpulan:
Proses kompleks ini secara jelas menggambarkan
dan mengelaborasi keterampilan esensial.
Beberapa keterampilan esensial tertentu dapat lebih
signifikan terhadap proses kompleks yang lain,
namun penelitian terbaru tidak menjelaskan
pemahaman diskrit tentang relasi ini. Yang paling
penting adalah bahwa siswa mengembangkan
kompetensi kete-rampilan esensial pada awal tahun
pertama sekolah dan kemudian ketika memasuki
sekolah menengah pertama mulailah dikenalkan
pada proses berpikir yang lebih kompleks pada
materi tertentu yang spesifik yang sangat dekat
dengan penggunaan beberapa keterampilan. Saat
para siswa berada di sekolah menengah pertama
awal merupakan waktu yang tepat untuk
mengenalkan keterampilan berpikir tingkat tinggi