1. A . M U S L I M I N , L C . , M . H . I
AL-QAWAID
al-FIQHiyah
2. Definisi
Segi Bahasa
Kaidah : Asas, dasar, fondasi sesuatu
Segi Istilah, Imam Al-Suyuthi
Kaidah :
ـياتهئزـجـلىعـنطبقي ـيلكـكمح
“Kaidah ialah hukum kully (kebanyakan,
menyeluruh, general) yang meliputi bagian-
bagiannya”.
3. OBJEK & Keutamaan
Objek :
- Mukallaf
- Materi Fiqh (tidak ditemukan nash khusus dalam
al-Qur’an dan al-Hadits ataupun Ijma’)
Keutamaan :
المقاصد اكردياخليقا كان القواعد اعىر ومنبالوصولحقيقا كانصول
أ
ال اعىرمن
“Barang Siapa menguasai ushul fiqh, tentu dia akan sampai
kepada maksudnya, dan barang siapa yang menguasai
kaidah-kaidah fiqh pasti dialah yang pantas mencapai
maksudnya”
4. Hukum mempelajari
Fardlu Kifayah
Sebagian ulama mewajibkan dalam menguasai
kaidah-kaidah fiqh bagi para mujtahid, pemegang
keputusan dan terutama bagi para hakim
Umar bin Khattab memberi surat kepada Abu
Musa al-Asya’ri, Umar berkata :
بنظائرهارمو
أ
القس وشباه
أ
والمثال
أ
العرفا
“Pelajarilah segala soal yang serupa dan memiliki
kesamaan dan qiyaskanlah segala urusan kepada
hal-hal yang sebandingnya”.
5. Kedudukan
Mempunyai kedudukan yang penting dan amat
besar faedahnya
Dapat menampilkan hakikat fiqh dan tempat
pengambilannya, sumber dan rahasia-
rahasianya
Dalil untuk memutuskan dan memahami
permasalahan fiqh
6. Keistimewaan
Mempunyai kaedah-kaedah yang banyak
Perkataan yang ringkas, tetapi
mengandung makna yang umum
Setiap kaedah menentukan ciri khusus
yang ada pada beberapa himpunan
permasalahan sekalipun ia datang dari
berbagai tema dan bab yang berlainan
7. Faedah Mempelajari
Memudahkan mujtahid dalam menentukan hukum
Mudah dihafal dan dihimpun satu kaedah
Membentuk kemampuan fiqh yang kuat
Dapat membedakan dan membandingkan mazhab
Mengetahui rahasia dan hikmah hukum
Mencakup fiqh Islam terhadap segala hukum
masalah yang berlaku sesuai zaman, tempat dan
keadaan
Memiliki keluasan ilmu dan hasil ijtihadnya lebih
mendekati kebenaran, kebaikan dan keindahan
Terampil memahami dan menghadirkan fiqh
Menampakkan pola pikir, filosofi yang rasional
8. Pembentukan kaidah fiqh
Abad ke 3 – 4 H, Abu Dhahir al-Dhibasi al-
Hanafi telah mengumpulkan 17 kaidah
Abu Sa’id al-Harawi al-Syafi’i menghafal
dari Abu Dhahir diantaranya 5 kaidah
pokok
100 tahun kemudian muncul Abu Hasan al-
Karkhi menambah kaidah Abu Dhahir
menjadi 37 kaidah
9. Kitab-kitab kaidah fiqh
Madzhab Hanafi
- Ushul al-Karkhi (260-340 H), 37 Kaidah
- Ta’shis al-Nadzar, al-Dabusi (w 430 H), 86 Kaidah
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Ibn Nuzaim (w 970 H), 25
Kaidah
Madzhab Maliki
- Al-Furuq, al-Qarafi (w 684 H), 548 kaidah
- Al-Qawaid, al-Maqari (w 758 H), 100 kaidah
- Idhah al-Masalik ila Qawaid al-Imam Malik, al-
Winsyarisi (w 914 H), 118 kaidah
10. lanjutan…
Madzhab Syafi’i
- Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Izzudin Abd Salam
(577-660 H)
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Taj al-Din Ibn al-Subkhi (w 771 H)
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Imam al-Sayuthi (w 911 H)
Madzhab Hambali
- Al-Qawaid al-Nuraniyah al-Fiqhiyah, Ibn Taimiyah (661-728
H)
- Al-Qawaid al-Fiqhiyah, Ibn Qadhi al-Jabal (w 771 H)
- Taqrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid, Ibn Rajab, 160 kaidah
11. Perbedaan Antara
Qawa’id Fiqhiyyah & Qawa’id usuliyyah
Usul Fiqh adalah neraca ilmu fiqh untuk
menyimpulkan hukum yang sahih
Kaedah usul dibuat untuk mengeluarkan hukum,
kaedah fiqh juga untuk mengikat berbagai
masalah dengan satu kaedah
Hanya hukum yang ijmali yang masuk dalam
kaedah usul. Kaedah fiqh adalah ‘illah kepada
hukum masalah
Kaedah usul hanya terbatas dalam bab usul fiqh
saja, sedangkan kaedah fiqh tidak terbatas
12. Lanjutan…
Kaedah usul yang disepakati tidak mempunyai
pengecualian, tetapi kaedah fiqh akan sentiasa
mempunyai pengecualian
Kaedah fiqh ada setelah kaedah usul dari segi
munculnya
Jika terjadi perselisihan, maka didahulukan
hukum yang dihasilkan melalui kaedah usul
13. Perbedaan antara al-qa’idah ()القاعدة dan dhabit ()الضابط
Kaedah menghimpun berbagai furu’ dari
berbagai bab. Dhabit hanya khusus untuk
satu bab fiqh saja
Kebiasaannya, kandungan kaedah adalah
disepakati di kalangan seluruh atau
kebanyakan ulama suatu mazhab, tetapi
dhabit hanya tertentu kepada satu
mazhab saja, bahkan kepada seseorang
faqih saja
14. Perbedaan antara al-Qawa’id al-Fiqhiyyah dan al-Nazariyyah al-Fiqhiyyah
قضايا أو فقهية مسائل على يشتمل موضوع أو فقهية موضوعات
صلة منها كل بين تقوم وأحكام وشروط أركان حقيقتها فقهية
جميعا العناصر هذه تحكم موضوعية وحدة تجمعها فقهية
.
Satu atau beberapa tema dalam bidang fiqh yang
mengandung permasalahan-permasalahan atau isu-
isu fiqh yang terdiri dari rukun, syarat dan hukum
yang dihubungkan oleh satu bentuk hubungan fiqh,
dan dihimpun oleh satu kesatuan tema yang
meletakkan hukum terhadap elemen-elemen
tersebut.
15. Perbedaan antara kaedah fiqh dan
al-qa’idah al-tashri’iyyah
al-Qawa’id al-tashri’iyyah adalah
kaedah yang diturunkan oleh Allah
dengan jalan yang diyakini dari sudut
wurud dan dalalah.
Kaedah fiqh hanya bersifat rajih
sedangkan al-qawa’id al-tashri’iyyah
bersifat yakin.
16. Lima Kaedah Fiqh Utama
Segala amalan berdasarkan niat
(بمقاصدها )األمور
Keyakinan tidak boleh dihilangkan dengan keraguan
(بالشك يزول ال )اليقين
Kemudaratan hendaklah dihilangkan
(يزال )الضرر
Kesulitan membawa keringanan
(التيسير تجلب )المشقة
Adat diterima sebagai hukum
(محكمة )العادة
18. Niat
Tempat Niat di Hati
Perbuatan Ibadah
- Niat adalah rukun
Perbuatan Mu’amalah
- Niat adalah Penentu : Ibadah / Bukan
Pembeda Tingkatan Ibadah
- Fardlu dan Sunnah
- Ibadah dan Adat
19. cabang Kaedah niat
يضر لماخطاءو عينهاذاتفصيلوجملة لهالتعرضيشترطلما
Suatu amal dalam pelaksanaannya tidak
disyaratkan niat, baik secara garis besar atau
terperinci, kemudian dipastikan dan salah, maka
kesalahan ini tidak membahayakan (syahnya
amal).
Sholat : Menentukan masjid/rumah, rabu/kamis, imamnya
umar/amir, dan ternyata salah, maka sholatny tetap sah.
(Karena semua tidak masuk rukun)
20. cabang Kaedah niat
مبطلفاالخطاءالتعرضفيهيشترطوما
Suatu amal dalam pelaksanaannya disyaratkan
niat, maka kesalahan akan membatalkan amal
Sholat : Niat sholat dhuhur, tidak sah melaksanakn
sholat Ashar.
Puasa : Niat Ramadhan, tidak sah untuk puasa
nadzar.
Kifarat : Pembunuhan, tidak sah untuk Dzihar.
21. cabang Kaedah niat
ضاخطاءوعينهاذاتفصيالتعينهيشترطلو جملةلهالتعرضيحبوما
ر
Suatu amal dipastikan niat secara garis besar
kemudian dipastikan terperinci dan ternyata
salah, maka membahayakan sahnya amal.
Sholat : Niat makmum dengan Umar, ternyata
imamnya adalah Zaid, maka tidak sah makmumnya.
Jenazah : Niat untuk laki-laki, ternyata jenazah
perempuan, maka tidak sah.
22. cabang Kaedah niat
الخاصتعممولالعاماللفظتخصصاليمين فىالنية
Niat dalam sumpah mengkhususkan lafadz ‘am,
tidak menjadikan ‘am, lafadz yang khusus.
Sumpah : tidak bicara dengan orang, tetapi orang
tertentu, maka sumpahnya hanya berlaku untuk orang
yang dimaksud.
23. cabang Kaedah niat
عاليمينوهوواحدموضوع فىالالالفظنيةعلىاللفظمقاصد
القاضند
القاض نيةعلىفانها
Maksud lafal adalah menurut niat orang yang
mengucapkan, kecuali dalam suatu tempat,
yaitu sumpah dihadapan qadhi, maka maksud
lafal adalah menurut niat qadhi.
Talak : berturut-turut tiga kali, jika niat sebagai
awal kalimat jatuh talak tiga, akan tetapi kalau
sebagai penguat, jatuh talak satu.
25. ـكشبال لويز لـقينيال
Yakin :
والدليل بالنظرثابتاكانماهو
Sesuatu yang pasti, dengan dasar pemeriksaan
atau dengan dasar dalil (bukti)
Syak
والخالصواب طرفىتساوىمععدمهوالثبوتبينمتردداكانماهو
طاء
خر
أ
العلىاحدهماترجيحدون
Suatu hal yang keadaannya tidak pasti, berada tepat ditengah-tengah
antara kemungkinan adanya dan kemungkinan tidak adanya, tanpa
ada yang dapat lebih dimenangkan atau dipastikan dari salah satu
kedua kemungkinan tersebut
27. Cabang-cabang kaidah
كانما علىكانمابقاءصل
أ
ال
“Yang pokok atau kuat adalah tetap berlakunya
apa/hukum yang ada menurut keadaannya semula”
Contoh :
Berbuka menjelang Maghrib tanpa adanya penelitian,
kemudian timbul keraguan bahwa kemungkinan
matahari belum terbenam, maka puasanya dihukumi
batal, sebab menurut yang asal adalah berlakunya
hukum sebelum maghrib.
28. Next…
يفعللمانهفالصللامشيائافعلشكمن
“Barangsiapa yakin dan ragu-ragu apakah dia telah
melakukan sesuatu atau belum, maka yang lebih kuat
adalah dia belum melakukan sesuatu”
العدمالصل
“Hukum yang lebih kuat dari sesuatu itu
asalnya tidak ada”
Contoh :
Seseorang makan makanan orang lain, ia mengatakan pemiliknya
sudah mengizinkan, padahal belum, dalam hal ini dibenarkan
pemilik makanan, sebab makan makanan orang lain tidak boleh.
29. Next…
زمنباقرب تقديرهحادثكلفىالصل
“Yang lebih kuat dari tiap-tiap kejadian perkiraan
waktunya adalah waktu yang terdekat”
Contoh :
Seorang wudlu dari air sumur, kemudian dia shalat,
setelah selesai dia melihat bangkai (tikus) didalam
sumur itu. Dia tidak wajib mengqadla (mengulang)
shalatnya, kecuali dia yakin bahwa dia wudlu dengan
air najis.
33. Macam keringanan
Menggugurkan : Ada udzur, Haid dan Nifas
Mengurangi : Qashar Shalat
Menggantikan : Wudlu, Mandi dengan
Tayamum
Mendahulukan : Jama’ Taqdim
Mengakhirkan : Jama’ Takhir
Memperbolehkan : Memakan Bangkai
Merubah : Tatacara Shalat karena Takut
34. Cabang-cabang kaidah
ضاقالمراتسعواذااتسعالمرضاقاذا
Apabila sesuatu sempit, maka hukumnya
menjadi luas dan apabila sesuatu itu luas
maka menjadi sempit hukumnya.
Contoh :
- Wanita tdk berwali ketika bepergian diantara laki2 bkn muhrim
- Bejana air terbuat dari tanah bercampur kotoran
- Lalat hinggap dikotoran, kemudian hinggap dipakaian
- Orang longgar shalatnya harus dalam waktu, syarat dan rukun
35. Cabang-cabang kaidah
Kedua kaidah itu dikumpulkan oleh
Imam Ghazali dalam Ihya’
ضدهالى انعكسحدهزتجاوماكل
‘Semua yang melampai batas, maka hukumnya
berbalik kepada kebalikannya’
36. Cabang-cabang kaidah
الهوبزبطللعذرجازما
Apa yang diperbolehkan karena udzur, maka batal
dengan hilangnya halangan tadi.
Contoh : Wanita haid dilarang shalat dan puasa
البدلالى يصارالصل تعذراذا
Apabila yang asli sukar dikerjakan, maka
berpindah kepada penggantinya.
Contoh : wadlu dg tayamum, pejabat dengan
wakilnya
38. الزيرالضر
رالضر
:
النفعقابلما
Bahaya atau kemudharatan itu telah terjadi
dan akan terjadi. Apabila demikian halnya
wajib untuk dihilangkan
Tujuan Syari’ah adalah meraih kemaslahatan
dan menolak kemafsadatan.
Contoh : larangan menimbun kebutuhan pokok
Berbagai sanksi untuk menghilangkan mudharat
43. Cabang-cabang kaidah
العامرالضرجل
أ
لالخاضرالضر يحتمل
اخفهما تكابرباراعظمهماضر عىورمفسدتان تعارضاذا
Apabila dua mudharat bertentangan maka perhatikan
yang lebih besar mudharatnya dengan mengerjakan
yang lebih ringan mudharatnya
Contoh :
- Membedah mayit demi bayi yang masih hidup
- Tidak menutup aurat daripada tinggal shalat
- Memotong pohon org lain yg mengganggu
- Diam melihat kemungkaran, melarang jd bencana
51. Kaidah-kaidah umum
عطاءهاحرماخذهحرموما اتخاذهحرماستعمالهحرمما
Apa yg haram digunakannya, haram pula
didapatkannya dan apa yang haram diambilnya haram
pula diberikannya.
Contoh :
Khamr, narkoba haram membuat, membeli,
membawa, menyimpan dan hasilnya haram.
Hasil korupsi, suap haram.
Ibnu Majah dan Turmudzi : 10 org dikutuk :
produsen, distributor, pemakai, pembawa,
pengirim, penuang, penjual, pemakai hasil,
pembeli dan pemesan
52. Kaidah-kaidah umum
أ
والمكنة
أ
وال زمنة
أ
ال تغيربحسبواختالفهاالفتوىتغيرفى
والنياتحوال
والعوائد
Fatwa berubah dan berbeda sesuai dengan
perubahan waktu, tempat, keadaan, niat dan adat.
Contoh :
Qaul qadim dan qaul jadid
Niat
Nabi Musa dan nabi sebelumnya dengan Nabi
Muhammad Saw
55. Kaidah-kaidah khusus
بالمصلحةمنوط الرعيةعلىالمامتصرف
Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya
bergantung kepada kemaslahatan
Contoh :
- Setiap kebijakan yang maslahat dan manfaat bagi
rakyat maka itulah yang harus direncanakan,
dilaksanakan, diorganisir dan dievaluasi kemajuannya
57. Kaidah-kaidah skala prioritas
اخفهماتكابرباارضر اعظمهماعىور المفسدتانتعارضاذا
ينرالضرخف
أ
با تكابرال
Apabila dua hal mafsadah bertentangan maka
perhatikanlah yang mudharatnya lebih besar dengan
melaksanakan yang mudharatnya lebh kecil
Contoh :
- Sanksi bg penjahat dan biarkan kejahatan merajalela
- Merusak fisik dan penyakit perut membawa kematian