SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  40
HIPERTENSI
Kelompok 3:
Novi Ayu S Tyas – 2102050372
Rizka Lingga Silvia – 2102050373
Dyah Puspita Sari - 2102050375
DEFINISI
01. PATOFISIOLOGI
02.
ETIOLOGI
03.
GEJALA
KLINIS
05.
HIPERTENSI
06. MANAJEMEN
TERAPI
04. FAKTOR
RESIKO
DEFINISI
01.
DEFINISI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik
>90 mmHg pada dua kali pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang
(Kemenkes, 2018).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu
hipertensi primer yang tidak diketahui sebabnya atau idiopatik dan hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Susalit, 2001).
Berdasarkan pengukuran TDS dan TDD di klinik, pasien digolongkan
menjadi sesuai dengan tabel berikut:
KATEGORI TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <130 dan 85
Normal-tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 >160 dan/atau >100
TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik.
Dikutip dari 2020 International Society of Hypertension Global
Hypertension Practice Guidelines.
TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik.
Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
hasil data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2018 menunjukkan
angka prevalensi hipertensi pada penduduk > 18 tahun berdasarkan
pengukuran secara nasional sebesar 34,11%.
PATOFISIOLOGI
02.
Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh
Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan
darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya hormone renin akan
diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II (Sylvestris, 2014).
Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang dapat
meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh pertama yaitu vasokonstriksi, timbul dengan cepat. Cara kedua
dimana angiotensin II meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan
ekskresi garam dan air.
Aldosteron yang disekresikan oleh sel-sel zona glomerulosa pada korteks adrenal. Mekanisme dimana
aldosterone meningkatkan reabsorpsi natrium sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi
kalium adalah merangsang pompa natrium kalium ATPase pada sisi basolateral dari membran tubulus
koligentes kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan permeabilitas natrium pada sisi luminal membran.
(John E. Hall, 1997)
PATOFIOLOGI HIPERTENSI
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
03.
ETIOLOGI
ETIOLOGI HIPERTENSI
Hipertensi esensial merupakan jenis
hipertensi yang paling banyak terjadi.
Penyebab hipertensi esensial tidak
diketahui atau idiopatik.
Hipertensi Primer Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi
yang penyebabnya diketahui. Hipertensi
sekunder meliputi sekitar 5–10% kasus
hipertensi.
HIPERTENSI SEKUNDER
Hipertensi sekunder didapatkan pada sekitar 5% populasi hipertensi.
•Penyebab hipertensi sekunder meliputi:
Penyakit ginjal (parenkimal2-3%, renovaskular1-2%), endokrin 0,3-1% (aldosteronisme
primer, feokromositoma, sindrom Cushing, akromegali),
vascular (koarktasio aorta,aortoarteritis non-spesifik),
obat-obat 0,5% (kontrasepsioral, NSAID, steroid, siklosporin)
dan Iain-lain 0,5%
FAKTOR RESIKO
04.
Faktor Resiko
Menurut (Elsanti, 2009), faktor risiko yang mempengaruhi
hipertensi yaitu :
Tidak Dapat Dikontrol Dapat Dikontrol
1. Jenis Kelamin 1. Obesitas
2. Umur 2. Kurang Olahraga
3. Faktor Genetik atau Keturunan 3. Kebiasaan Merokok
4. Mengkonsumsi Garam Berlebih
5. Minum Alkohol
6. Stres
GEJALA KLINIS
05.
Penyakit hipertensi dikenal sebagai the silent killer atau
pembunuh secara diam-diam karena jarang memiliki gejala
yang jelas, sehingga penderita tidak mengetahui dirnya
menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi
komplikasi (Kemenkes, 2018).
WHO 2013, Hypertension
Indonesia 2017, Hipertensi
GEJALA KLINIS (lazim terjadi)
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan, tengkuk terasa pegal.
GEJALA KLINIS (pada kasus tertentu)
Penglihatan kabur Akibat kerusakan retina akibat hipertensi
Ayunan langkah yang
tidak mantap
Karena kerusakan susunan saraf pusat.
Nokturia Karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus
Edema dependen dan
pembengkakan
Karena peningkatan tekanan kapiler
MANAJEMEN TERAPI
06.
MANAJEMEN TERAPI HIPERTENSI
Usaha untuk mengurangi faktor
risikoterjadinya peningkatan
tekanan darah, tanpa
menggunakan obat-obatan.
Intervensi Pola Hidup Inisiasi Obat
Penatalaksanaan hipertensi dengan
obat-obatan
Prinsip manajemen terapi adalah menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai
level paling rendah yang masih dapat ditoleransi oleh penderita dan mencegah komplikasi
yang mungkin timbul
Diet rendah natrium Diet rendah lemak
Hindari Alkohol Menurunkan berat badan
Intevensi Pola Hidup
Tidak merokok
Olahraga
Inisiasi Obat
Lima golongan obat antihipertensi utama yang
rutin direkomendasikan yaitu:
• ACEi
• ARB
• beta bloker
• CCB
• diuretik.
Pemilihan Obat Terapi Hipertensi
1. Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasien dengan kombinasi dua obat.
2. Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin-angiotensin
system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau diuretic
3. Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupun obat golongan lain dianjurkan bila
ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA, gagal jantung dan untuk kontrol
denyut jantung
4. Pertimbangkan monoterapi bagi pasien hipertensi derajat 1 dengan risiko rendah
(TDS <150mmHg), pasien dengan tekanan darah normal-tinggi dan berisiko sangat
tinggi, pasien usia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih.
Pemilihan Obat Terapi Hipertensi
5. Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker (ACEi atau ARB),
CCB, dan diuretik
jika TD tidak terkontrol oleh kombinasi duaobat.
6. Penambahan spironolakton untuk pengobatan hipertensi resisten, kecuali ada
kontraindikasi.
7. Penambahan obat golongan lain pada kasus tertentu bila TD belum terkendali
dengan kombinasi obat golongan di atas.
Kombinasi dua penghambat RAS tidak direkomendasikan.
Panduan Penatalaksanaan Hipertensi
KONSENSUS
PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI 2021 yang berbasis
pada
“2020 ISH Global Hypertension
Practice Guidelines“ juga berbasis
pada ESC/ESH 2018 namun lebih
sederhana, singkat, praktis dan
fleksibel yang disesuaikan dengan
kondisi dan keadaan.
Panduan ini membagi terminologi
“ESSENSIAL” yaitu standard pelayanan
kesehatan minimal yang harus tersedia,
umumnya di negara dengan sumber daya
terbatas atau belum adanya data klinis
berbasis penelitian tapi hanya berdasarkan
opini para ahli, dan “OPTIMAL” yang mana
standard pelayanan kesehatan yang ideal
“ESSENSIAL”
“OPTIMAL”
Alur Panduan Inisiasi Terapi
Obat Sesuai dengan
Klasifikasi Hipertensi
Dikutip dari
2020
International
Society of
Hypertensio
n Global
Hypertensio
n Practice
Guidelines
Strategi Penatalaksanaan Hipertensi Tanpa Komplikasi
Dikutip dari
2020
International
Society of
Hypertensio
n Global
Hypertensio
n Practice
Guidelines
Target Pengobatan Hipertensi
Pada Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi2021, disepakati target tekanan darah seperti
tercantum pada diagram berikut ini:
Dikutip dari 2020 International Society of Hypertension Global
Hypertension Practice Guidelines
Obat Anti Hipertensi Oral
Obat Anti Hipertensi Oral
Dikutip dari
ACC/AHA
Guideline of
Hypertension
2017
KASUS
Ny. K datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit
kepala dengan kepala terasa berat, nyeri di
tengkuk dan sulit tidur. Ny. K mengaku suka makan
makananan berlemak dan gurih, dan belum
pernah periksa ke dokter. Kemudian Ny. K diminta
untuk melakukan pengecekan laboratorium dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
LDL : 250 mg/dL
Trigliserida : 210 mg/dL
GDP : 100 mg/Dl
Pemeriksaan tanda vital:
TD 150/90 mmHg
Suhu 36℃
RR 15x/menit
Nadi 70x/menit
Terapi yang diberikan oleh dokter:
Amlodipin 5 mg 1x sehari 1 tab (pagi)
Simvastatin 10 mg 1x sehari 1 tab (malam)
ANALISA SOAP
Subjective Objective Assasment Plan
Px mengalami keluhan sakit
kepala dengan kepala terasa
berat, nyeri di tengkuk dan
sulit tidur. Px mengaku suka
makan makananan berlemak
dan gurih, dan belum pernah
periksa ke dokter.
*kita asumsikan Px <60 th
dan tidak sedang hamil
LDL : 250 mg/dL
Trigliserida : 210 mg/dL
GDP : 100 mg/Dl
Pemeriksaan tanda
vital:
TD 150/90 mmHg
Suhu 36℃
RR 15x/menit
Nadi 70x/menit
 Sakit kepala, kepala terasa
berat merupakan gejala
yang biasa timbul pada px
hipertensi
 Nyeri di tengkuk merupakan
gejala khas koleterol tinggi
 Dari hasil lab diketahui Px
mengalami hipertensi stage
1 dan hiperlipidemia yang
disebabkan gaya hidup tidak
sehat
 Mulai perubahan gaya hidup
(turunkan BB, kurangi garam, diet
sehat, olahraga, stop merokok)
 Merujuk pada guide line
penatalaksaan hipertensi ISH
2020, untuk px HT stage 1 resiko
rendah, first line tx tunggal ACEI
atau ARB - direkomendasikan
Captopril 25 mg 2-3x sehari 1 jam
a.c
 Jika ada ESO batuk, ganti
Lisinopril 10 mg 1x sehari
 Jika Px alergi ACEI bisa
menggunakan ARB
PLAN (Lanjutan)
 Jika penggunaan terapi tunggal tidak memungkinkan, gunakan kombinasi ACEI/ARB + DHP-CCB
dosis rendah.
 Merujuk pada panduan pengelolaan dislipidemia PERKENI 2021, pilihan terapi untuk px
hiperkolesterolemia, Statin direkomendasikan sebagai pilihan utama untuk mencapai target K-
LDL berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang efektivitas obat ini dalam menurunkan
angka kematian dan mortalitas kardiovaskular.
 Merujuk pada guide line dyslipidemia ACC/AHA 2018, Px dengan K-LDL ≥190 mg/dl termasuk
dalam kelompok px yang memerlukan tx statin high intensity, merekomendasikan Atorvastatin
40 – 80 mg 1x sehari.
PLAN (Lanjutan)
 Tambahkan ezetimibe bila penurunan K-LDL <50% dengan tx statin atau kadar K-LDL masih tetap
≥100 mg/dl
 Tambahkan bile acid sequestrant jika penurunan K-LDL <50% dengan statin dan ezetimibe.
 Tidak perlu penambahan Fibrat. Pada px hipertrigliserida dengan risiko KV yang tinggi, maka statin
tetap merupakan pilihan pertama umtuk menurunkan tingkat risiko KV.
 Fibrat, hanya direkomendasikan sebagai tx lini pertama pada px dengan kadar TG >500 mg/dl dengan
tujuan utama untuk mencegah pankreatitis.
 Boleh ditambahkan Paracetamol prn untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat sakit kepala. Nyeri
kepala akan hilang jika TD terkontrol.
MONITORING DAN EVALUASI
• Tindak lanjut pasien hipertensi terdiri dari pemantauan efektivitas pengobatan,
kepatuhan dalam berobat, serta deteksi dini HMOD (hypertension mediated
organ damage)
• Setelah inisiasi pengobatan hipertensi, tekanan darah seharusnya turun dalam 1-
2 minggu dan target tercapai dalam 3 bulan.
• Jika tekanan darah sudah mencapai target, frekuensi kunjungan dapat dikurangi
hingga 3-6 bulan sekali.
RUJUKAN
1. American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association (AHA) tahun 2017
2. American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association (AHA) Guideline on the
Management of Blood Cholesterol tahun 2018
3. European Society of Cardiology (ESC)/European Society of Hypertension (ESH) tahun 2018
4. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PerHI) tahun
2019
5. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PerHI) tahun
2021
6. International Society of Hypertension (ISH) Global Hypertension Practice Guidelines tahun
2020
7. Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI) tahun 2021
Terima Kasih!
Please, contact us at Muhammadiyah Hospital 
Semoga Bermanfaat

Contenu connexe

Similaire à PPT HIPERTENSI KEL 3.pptx

Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptBahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptFajrianAulia
 
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)Charlespangandaheng
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorMulkan Fadhli
 
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015trias102016130
 
Portofolio hipertensi
Portofolio hipertensiPortofolio hipertensi
Portofolio hipertensiyaya jaya
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSISulistia Rini
 
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetesTatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetesgigihR
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaJeny Ayu
 
HIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptxHIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptxpkmsegarau
 
394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptx394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptxsjamsulbahri3
 
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
206328315-Hipertensi-Power-Point.pptadindaknt
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiWarnet Raha
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensiarfian vhio
 
Penanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputra
Penanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputraPenanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputra
Penanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputragede sariputra
 

Similaire à PPT HIPERTENSI KEL 3.pptx (20)

Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptBahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
2. askep kmb. hipertensi. (charles pangandaheng)
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektor
 
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
[Kardiologi]perki hipertensi. 2015
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Portofolio hipertensi
Portofolio hipertensiPortofolio hipertensi
Portofolio hipertensi
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
 
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetesTatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 
HIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptxHIPERTENSI BARU.pptx
HIPERTENSI BARU.pptx
 
394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptx394861085-Hipertensi-ppt.pptx
394861085-Hipertensi-ppt.pptx
 
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Penanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputra
Penanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputraPenanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputra
Penanganan Hipertensi Secara Rasional dr gede sariputra
 
Teori 2
Teori 2Teori 2
Teori 2
 
ASUPAN GIZI HT.pptx
ASUPAN GIZI HT.pptxASUPAN GIZI HT.pptx
ASUPAN GIZI HT.pptx
 

Dernier

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Dernier (20)

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

PPT HIPERTENSI KEL 3.pptx

  • 1. HIPERTENSI Kelompok 3: Novi Ayu S Tyas – 2102050372 Rizka Lingga Silvia – 2102050373 Dyah Puspita Sari - 2102050375
  • 4. DEFINISI Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg pada dua kali pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (Kemenkes, 2018). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui sebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Susalit, 2001).
  • 5. Berdasarkan pengukuran TDS dan TDD di klinik, pasien digolongkan menjadi sesuai dengan tabel berikut: KATEGORI TDS (mmHg) TDD (mmHg) Normal <130 dan 85 Normal-tinggi 130-139 dan/atau 85-89 Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99 Hipertensi derajat 2 >160 dan/atau >100 TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik. Dikutip dari 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines.
  • 6. TDS=tekanan darah sistolik; TDD=tekanan darah diastolik. Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.
  • 7. hasil data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk > 18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,11%.
  • 9. Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya hormone renin akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II (Sylvestris, 2014). Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh pertama yaitu vasokonstriksi, timbul dengan cepat. Cara kedua dimana angiotensin II meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan ekskresi garam dan air. Aldosteron yang disekresikan oleh sel-sel zona glomerulosa pada korteks adrenal. Mekanisme dimana aldosterone meningkatkan reabsorpsi natrium sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi kalium adalah merangsang pompa natrium kalium ATPase pada sisi basolateral dari membran tubulus koligentes kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan permeabilitas natrium pada sisi luminal membran. (John E. Hall, 1997) PATOFIOLOGI HIPERTENSI
  • 12. ETIOLOGI HIPERTENSI Hipertensi esensial merupakan jenis hipertensi yang paling banyak terjadi. Penyebab hipertensi esensial tidak diketahui atau idiopatik. Hipertensi Primer Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya diketahui. Hipertensi sekunder meliputi sekitar 5–10% kasus hipertensi.
  • 13. HIPERTENSI SEKUNDER Hipertensi sekunder didapatkan pada sekitar 5% populasi hipertensi. •Penyebab hipertensi sekunder meliputi: Penyakit ginjal (parenkimal2-3%, renovaskular1-2%), endokrin 0,3-1% (aldosteronisme primer, feokromositoma, sindrom Cushing, akromegali), vascular (koarktasio aorta,aortoarteritis non-spesifik), obat-obat 0,5% (kontrasepsioral, NSAID, steroid, siklosporin) dan Iain-lain 0,5%
  • 15. Faktor Resiko Menurut (Elsanti, 2009), faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi yaitu : Tidak Dapat Dikontrol Dapat Dikontrol 1. Jenis Kelamin 1. Obesitas 2. Umur 2. Kurang Olahraga 3. Faktor Genetik atau Keturunan 3. Kebiasaan Merokok 4. Mengkonsumsi Garam Berlebih 5. Minum Alkohol 6. Stres
  • 17. Penyakit hipertensi dikenal sebagai the silent killer atau pembunuh secara diam-diam karena jarang memiliki gejala yang jelas, sehingga penderita tidak mengetahui dirnya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi (Kemenkes, 2018).
  • 19.
  • 20. GEJALA KLINIS (lazim terjadi) Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan, tengkuk terasa pegal.
  • 21. GEJALA KLINIS (pada kasus tertentu) Penglihatan kabur Akibat kerusakan retina akibat hipertensi Ayunan langkah yang tidak mantap Karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia Karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus Edema dependen dan pembengkakan Karena peningkatan tekanan kapiler
  • 23. MANAJEMEN TERAPI HIPERTENSI Usaha untuk mengurangi faktor risikoterjadinya peningkatan tekanan darah, tanpa menggunakan obat-obatan. Intervensi Pola Hidup Inisiasi Obat Penatalaksanaan hipertensi dengan obat-obatan Prinsip manajemen terapi adalah menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah yang masih dapat ditoleransi oleh penderita dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul
  • 24. Diet rendah natrium Diet rendah lemak Hindari Alkohol Menurunkan berat badan Intevensi Pola Hidup Tidak merokok Olahraga
  • 25. Inisiasi Obat Lima golongan obat antihipertensi utama yang rutin direkomendasikan yaitu: • ACEi • ARB • beta bloker • CCB • diuretik.
  • 26. Pemilihan Obat Terapi Hipertensi 1. Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasien dengan kombinasi dua obat. 2. Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin-angiotensin system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau diuretic 3. Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupun obat golongan lain dianjurkan bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA, gagal jantung dan untuk kontrol denyut jantung 4. Pertimbangkan monoterapi bagi pasien hipertensi derajat 1 dengan risiko rendah (TDS <150mmHg), pasien dengan tekanan darah normal-tinggi dan berisiko sangat tinggi, pasien usia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih.
  • 27. Pemilihan Obat Terapi Hipertensi 5. Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker (ACEi atau ARB), CCB, dan diuretik jika TD tidak terkontrol oleh kombinasi duaobat. 6. Penambahan spironolakton untuk pengobatan hipertensi resisten, kecuali ada kontraindikasi. 7. Penambahan obat golongan lain pada kasus tertentu bila TD belum terkendali dengan kombinasi obat golongan di atas. Kombinasi dua penghambat RAS tidak direkomendasikan.
  • 28. Panduan Penatalaksanaan Hipertensi KONSENSUS PENATALAKSANAAN HIPERTENSI 2021 yang berbasis pada “2020 ISH Global Hypertension Practice Guidelines“ juga berbasis pada ESC/ESH 2018 namun lebih sederhana, singkat, praktis dan fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan. Panduan ini membagi terminologi “ESSENSIAL” yaitu standard pelayanan kesehatan minimal yang harus tersedia, umumnya di negara dengan sumber daya terbatas atau belum adanya data klinis berbasis penelitian tapi hanya berdasarkan opini para ahli, dan “OPTIMAL” yang mana standard pelayanan kesehatan yang ideal “ESSENSIAL” “OPTIMAL”
  • 29. Alur Panduan Inisiasi Terapi Obat Sesuai dengan Klasifikasi Hipertensi Dikutip dari 2020 International Society of Hypertensio n Global Hypertensio n Practice Guidelines
  • 30. Strategi Penatalaksanaan Hipertensi Tanpa Komplikasi Dikutip dari 2020 International Society of Hypertensio n Global Hypertensio n Practice Guidelines
  • 31. Target Pengobatan Hipertensi Pada Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi2021, disepakati target tekanan darah seperti tercantum pada diagram berikut ini: Dikutip dari 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines
  • 33. Obat Anti Hipertensi Oral Dikutip dari ACC/AHA Guideline of Hypertension 2017
  • 34. KASUS Ny. K datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala dengan kepala terasa berat, nyeri di tengkuk dan sulit tidur. Ny. K mengaku suka makan makananan berlemak dan gurih, dan belum pernah periksa ke dokter. Kemudian Ny. K diminta untuk melakukan pengecekan laboratorium dan didapatkan hasil sebagai berikut: LDL : 250 mg/dL Trigliserida : 210 mg/dL GDP : 100 mg/Dl Pemeriksaan tanda vital: TD 150/90 mmHg Suhu 36℃ RR 15x/menit Nadi 70x/menit Terapi yang diberikan oleh dokter: Amlodipin 5 mg 1x sehari 1 tab (pagi) Simvastatin 10 mg 1x sehari 1 tab (malam)
  • 35. ANALISA SOAP Subjective Objective Assasment Plan Px mengalami keluhan sakit kepala dengan kepala terasa berat, nyeri di tengkuk dan sulit tidur. Px mengaku suka makan makananan berlemak dan gurih, dan belum pernah periksa ke dokter. *kita asumsikan Px <60 th dan tidak sedang hamil LDL : 250 mg/dL Trigliserida : 210 mg/dL GDP : 100 mg/Dl Pemeriksaan tanda vital: TD 150/90 mmHg Suhu 36℃ RR 15x/menit Nadi 70x/menit  Sakit kepala, kepala terasa berat merupakan gejala yang biasa timbul pada px hipertensi  Nyeri di tengkuk merupakan gejala khas koleterol tinggi  Dari hasil lab diketahui Px mengalami hipertensi stage 1 dan hiperlipidemia yang disebabkan gaya hidup tidak sehat  Mulai perubahan gaya hidup (turunkan BB, kurangi garam, diet sehat, olahraga, stop merokok)  Merujuk pada guide line penatalaksaan hipertensi ISH 2020, untuk px HT stage 1 resiko rendah, first line tx tunggal ACEI atau ARB - direkomendasikan Captopril 25 mg 2-3x sehari 1 jam a.c  Jika ada ESO batuk, ganti Lisinopril 10 mg 1x sehari  Jika Px alergi ACEI bisa menggunakan ARB
  • 36. PLAN (Lanjutan)  Jika penggunaan terapi tunggal tidak memungkinkan, gunakan kombinasi ACEI/ARB + DHP-CCB dosis rendah.  Merujuk pada panduan pengelolaan dislipidemia PERKENI 2021, pilihan terapi untuk px hiperkolesterolemia, Statin direkomendasikan sebagai pilihan utama untuk mencapai target K- LDL berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang efektivitas obat ini dalam menurunkan angka kematian dan mortalitas kardiovaskular.  Merujuk pada guide line dyslipidemia ACC/AHA 2018, Px dengan K-LDL ≥190 mg/dl termasuk dalam kelompok px yang memerlukan tx statin high intensity, merekomendasikan Atorvastatin 40 – 80 mg 1x sehari.
  • 37. PLAN (Lanjutan)  Tambahkan ezetimibe bila penurunan K-LDL <50% dengan tx statin atau kadar K-LDL masih tetap ≥100 mg/dl  Tambahkan bile acid sequestrant jika penurunan K-LDL <50% dengan statin dan ezetimibe.  Tidak perlu penambahan Fibrat. Pada px hipertrigliserida dengan risiko KV yang tinggi, maka statin tetap merupakan pilihan pertama umtuk menurunkan tingkat risiko KV.  Fibrat, hanya direkomendasikan sebagai tx lini pertama pada px dengan kadar TG >500 mg/dl dengan tujuan utama untuk mencegah pankreatitis.  Boleh ditambahkan Paracetamol prn untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat sakit kepala. Nyeri kepala akan hilang jika TD terkontrol.
  • 38. MONITORING DAN EVALUASI • Tindak lanjut pasien hipertensi terdiri dari pemantauan efektivitas pengobatan, kepatuhan dalam berobat, serta deteksi dini HMOD (hypertension mediated organ damage) • Setelah inisiasi pengobatan hipertensi, tekanan darah seharusnya turun dalam 1- 2 minggu dan target tercapai dalam 3 bulan. • Jika tekanan darah sudah mencapai target, frekuensi kunjungan dapat dikurangi hingga 3-6 bulan sekali.
  • 39. RUJUKAN 1. American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association (AHA) tahun 2017 2. American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association (AHA) Guideline on the Management of Blood Cholesterol tahun 2018 3. European Society of Cardiology (ESC)/European Society of Hypertension (ESH) tahun 2018 4. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PerHI) tahun 2019 5. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PerHI) tahun 2021 6. International Society of Hypertension (ISH) Global Hypertension Practice Guidelines tahun 2020 7. Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2021
  • 40. Terima Kasih! Please, contact us at Muhammadiyah Hospital  Semoga Bermanfaat