Dokumen tersebut membahas implementasi Water Safety Plan (WSP) di Nepal. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain: (1) Cakupan sanitasi di Nepal masih 50% berdasarkan kepemilikan toilet, (2) Sebagian besar sistem penyediaan air menggunakan mata air sebagai sumber air, (3) WSP digunakan untuk memastikan keamanan air minum secara konsisten, (4) Studi kasus menunjukkan penurunan kadar E.coli setelah
4. Luas 147,000 km2
Populasi 26.6 juta
Cakupan air minum 80 %
Cakupan sanitasi
Berdasarkan kepemilikan toilet atau ODF (Open defecation Free) - 50 %
ODF- districts 2 out of 75
ODF –VDCs 235 out of 4000
Jumlah Sistem Penyediaan Air = 37,000
Hanya 200 proyek diperuntukkan bagi populasi >5,000
Hanya 150 proyek memiliki fasilitas pengolahan air
80 % proyek menggunakan mata air sebagai sumber air
National drinking water standard (2005)
4
5. Parameter Unit Max Limit /Limit
National Drinking
Turbidity NTU 5 (10)*
Water Quality
TDS Mg/L 1000
Standards, 2005
Iron Mg/L 0.3 (3.0)*
Manganese Mg/L 0.2
Arsenic Mg/L 0.05
Chromium Mg/L 0.05
Flu0ride Mg/L 0.5 – 1.5
Lead Mg/L 0.01
Ammonia Mg/L 1.5
Nitrate Mg/L 50
Total Hardness Mg/L as CaCO3 500
Residual Chlorine Mg/L 0.1 - 0.2
Total Coliform MPN/100 mL 0 (in 95 % tests)
E. Coli MPN/100 mL 0 ( )* If there is no alternate source
5
6. Penyedia air harus memberikan Program
Peningkatan Kualitas Air (PPKA) kepada
Kementerian terkait dan Kementerian
Kesehatan Publik
Penyedia layanan berkewajiban untuk
mengimplementasikan program tersebut sejak
tahun kedua dari disetujuinya program tersebut
oleh Kementerian
PPKA WSP
6
7. Sebuah perangkat manajement untuk mencapai target
penyediaan air minum berbasis kesehatan
Sebuah cara yang efektif untuk memastikan keamanan air
minum secara konsisten
Sebuah rangkaian pekerjaan dalam analisis resiko yang
diikuti oleh manajemen resiko, dari sumber air hingga
konsumen
Beragam intervensi pada tingkat rumah tangga, komuniats,
penyedia air dan regulator, yang umumnya memiliki rasio
biaya-keuntungan yang optimal
Sebuah koreksi terhadap terabaikannya sanitasi
7
13. Pembentukan
Analisis Sistem
Tim
Identifikasi bahaya dan
analisis resiko
3
13
14. Pembentukan
Tim Analisis
Sistem
Identifikasi bahaya dan
analisis resiko
Upaya
pengendalian
4
14
15. Titik-titik berbahaya atau Skor resiko Upaya
proses (1 to 4) pengendalian
Sumber dan daerah tangkapan
Limpasan masuk ke dalam 4 Diversion channel
intake
Reservoirs
Tidak ada pembatas 3 Pemagaran
Tutup manhole yang rusak 4 Perbaikan/pengganti
an
Jaringan pipa
Kebocoran di dekat sekolah 4 Perbaikan
Keran dan daerah pengguna
Platform yang rusak 2 Perbaikan
15
16. Pembentukan
tim Analisis
sistem
Identifikasi bahaya dan
analisis resiko
Perbaikan
Upaya
mendesak dengan pengendalian
prioritas
Perbaikan jangka
panjang 5Dukungan dan koreksi16
17. Pembentukan
Tim Analisis
sistem
Identifikasi bahaya dan
analisis resiko
Upaya
pengendalian
6
Koreksiyang
Rencana
mendesak 17
Monitoring
18. Apa yang akan dimonitor? Siapa yang memonitor? Kapan akan
dimonitor(frekuensi)?
Sumber
1. Govinda BK ( staff) Dua bulan sekali
a) Identifikasi lokasi dimana 2. Kamal Narayan
banjir dapat masuk ke intake 3. Krishna Kattel
b) Identifikasi titik masuk
pencemar
Instalasi Pengolahan Air
Katup yang terekspos untuk 1.Raghupati KC ( staff) Dua kali dalam sebulan
menggelontor unit pengolahan 2. Krishna B. Devkota
3. Balaram Shrestha
18
19. Pembentukan
Tim Analisis
sistem
Identifikasi bahaya dan
analisis resiko
Upaya
pengendalian
7
Validasi
Koreksi yang
Rencana
mendesak 19
monitoring
20. Pembentukan
Tim Analisis
Sistem
Identifikasi bahaya dan
analisis resiko
8
Verifikasi Upaya
pengendalian
Validasi
Koreksi mendesak
Rencana
20
monitoring
22. Validasi unit pengolahan (studi kasus)
TSS = 500 TSS = 100 TSS = 20
Tu=2000 Tu=1400 Tu=50 TSS = 0
Tu=<1
CF=352 CF=320 CF=52
CF=0
RVT
GC/PST
RF SSF FRC (Cl2 )=
Cl2 = 1mg/l
0.2 mg/l
FRC (Cl2 )= 0.1 mg/l T#200
T#300
T# 300
T# 500
TSS in mg/L
Tu in NTU
CF in CFU per 100 mL
23. Pembentukan
Tim Analisis
Sistem
9
Identifikasi bahaya dan
Kepuasan pengguna
analisis resiko
Verifikasi Upaya
pengendalian
Validasi
Koreksi mendesak
Rencana
23
Monitoring
24. 10
Pembentukan
Tim Analisis
Sistem
Dokumentasi
?
Identifikasi bahaya dan
Kepuasan Pengguna
analisis resiko
Verifikasi Upaya
pengendalian
Validasi
Koreksi mendesak
Rencana
24
monitoring
25.
26. Manajemen Sumber Daya
Anggaran
▪ Donor luar negeri (WHO, UN-Habitat, UNICEF etc.)
▪ Nasional (DWSS, DOLIDAR etc.)
▪ Lokal (Project’s)
Peralatan (Microbial Test-kit)
Sumber Daya Manusia (WSP Training for 200
Engineers)
Advokasi(National Workshop, Awareness Program)
266
27. Jenis-jenis proyek untuk WSP
Pompa tangan/Sumur dangkal
Proyek penyediaan air minum perdesaan
Proyek penyediaan air minum perkotaan/semi-urban
Organisasi yang terlibat dalam WSP
DWSS/ WHO/ UN Habitat
NEWAH / Water Aid
ENPHO
Centre for Integrated Urban Development (CIUD)
Municipal Association of Nepal (MuAN)
Rural Water Supply and Sanitation Project, WN &
RVWRMP
27
28. Dari 2006 to 2009
Sumur dangkal – 1 Cluster
Pilot projects di 12 daerah perdesaan
Pilot projects di 5 daerah perkotaan
Pada 2010/2011
22 Projects di daerah perdesaan
20 Projects di daerah perkotaan
150 Projects (@ 2 # per distrik)
Rencana 2011/12
150 Projects (@ 2 # per distrik)
10 Projects di daerah perkotaan
WHO/AusAid Project III Phase
28
37. Nama proyek Distrik E-coli per 100 mL Sample
point
Sebelum Setelah
WSP WSP
Sanopatiyani Chitawan 150 0 RVT
100 0 Tap
Jante Morang 150 26 Tap
120 2 Source
Gahate Nuwakot 90 0 RVT
Bhyagute
95 0 Tap
Motipur Kapilbastu 65 0 Deep Well
95 5 Tap
Deurali Kaski 300 0 RVT
60 0 Pipeline 37
38. Sistem yang sumbernya berkualitas bukan berarti
tidak memerlukan WSP
Ada berbagai pendekatan untuk melaksanakan
WSP
WSP tidak membutuhkan banyak dana, namun
WSP bisa menghemat pembiayaan
Tim WSP harus memiliki pengalaman dan keahlian
yang cukup
Pembelajaran perlu didokumentasikan dari setiap
studi kasus
38