SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
Télécharger pour lire hors ligne
Seri Panduan Pemetaan
Partisipatif No. 7 ini,
7
PEMETAAN
DENGAN
KOMPAS
Pola dasar pemetaan dengan
kompas
Persiapan pemetaan
Alat-alat yang digunakan
Pelaksanaan pemetaan
Menggambar peta dan
menghitung luas
MEMPERKENALKAN IDE
PEMETAAN
KESEPAKATAN-KESEPAKATAN
KAMPUNG YANG PENTING
PELATIHAN TEHNIK PEMETAAN
PERENCANAAN KEGIATAN
MEMETAKAN PENGETAHUAN
LOKAL / SURVEY PEMETAAN
MENGGAMBAR PETA
MEMAHAMI PEMETAAN
PARTISIPATIF
TAHAPAN KEGIATAN PEMETAAN PARTISIPATIF
“Kompas adalah alat
sangat berguna dalam
membuat peta. Cara
menggunakannya pun
sangat mudah. Hanya
perlu sedikit ketekunan
untuk mempelajari cara
menggunakan kompas
secara efektif”
Seri Panduan Pemetaan
Partisipatif No. 7
ini menjelaskan tentang:
! Cara mempersiapkan
tim pemetaannya
! Alat-alat yang
diperlukan
! Cara mengambil data
survey dengan kompas
! Cara menghitung
angka hasil pengambilan
data dengan
menggunakan kompas
! Cara menggambar
MEMERIKSA PETA, PENGESAHAAN
PETA DAN PENYUSUNAN
Untuk lebih memahami tahap-tahap pemetaan partisipatif,
lihat juga bagan pada bagian belakang kotak kemasan Seri
Panduan Pemetaan Partisipatif ini
Seri Panduan Pemetaan Partisipatif
No. 7 - PEMETAAN DENGAN KOMPAS
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)
Diterbitkan oleh Garis Pergerakan,
Jalan Cigadung Selatan I No 31
Bandung, 40191
Phone +62 - 22 - 2505531
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Rahmat Hidayat, dkk
Seri Panduan Pemetaan Partisipatif
Bandung; Garis Pergerakan, 2005
188 hlm.; 14 cm x 21 cm
ISBN: 979-25-4761-4
Cetakan Pertama, Maret 2005
Editor:
Rahmat Hidayat
Wisnu Adhi
Dianto Bachriadi
Penyusun Materi:
Ita Natalia
Restu Achmaliadi
Imam Hanafi
Hilma Safitri
Idham Kurniawan
Albertus Hadi Pramono
Grafis:
Rahmat Hidayat
Terranova Waksman
Jenis-Jenis Tranverse
Pemetaan dengan pola
transverse linear dilakukan
dengan cara mengikuti
jalur yang berbentuk garis
seperti jalan atau sungai.
Pemetaan dengan pola
transverse jaringan
dilakukan dengan
membuat beberapa garis
lurus yang sejajar satu
sama lain.
kegunaan transverse
jaringan ini adalah untuk
memetakan begitu banyak
informasi di dalam sebuah
area dengan cara yang
sistematis.
1. Transverse Linear (garis lurus) 2. Transverse Jaringan
Pada Pemetaan Dengan
Kompas (Transverse),
terdapat empat pola
1
Pemetaan dengan pola
transverse radial
dilakukan dengan
mensurvey garis-garis
linier (lurus) yang dimulai
pada suatu tempat pusat.
Contoh: Jalan
Pemetaan dengan pola
transverse tertutup ini
dilakukan untuk
menentukan batas suatu
wilayah..
3. Transverse Radial (Jari-jari). 4. Transverse Tertutup (batas).
"... Kenalilah
wilayah Anda!
Tentukan tujuan pemetaan di
wilayah Anda..!
Untuk mudah menentukan Pola”
Masing-masing pola dapat
2
Dalam satu tim pemetaan dengan kompas, setidaknya
dibutuhkan empat (4) orang anggota, yaitu : satu (1) orang
pemegang kompas dan klinometer, dua (2) orang yang
melakukan pengukuran jarak, dan satu (1) orang pencatat
Ada baiknya jika kita
menyertakan orang
yang banyak tahu
tentang lokasi yang
Mempersiapkan Tim Pemetaan
Siapa saja, bisa menjadi anggota
tim pemetaan baik itu laki-laki
maupun perempuan
3
"Alat Yang Digunakan"
1. Kompas
2. Klinometer
Kompas
penting untuk
menentukan
arah.
Alat ini berguna
untuk menetukan
kemiringan.3. Alat Ukur
Meteran yang digunakan ada baiknya memiliki
panjang 30-50 meter. Kalau tidak memiliki
meteran, dapat digunakan tali panjang yang
diberi tanda setiap meternya.
Kalau memungkinkan (ketersediaan alat), bentuk
beberapa tim pemetaan untuk pembagian tugas.
Ini akan mempercepat kerja pemetaan.
1 meter
4
Catatan Kiri Catatan Kanan
Patok
(stasiun)
Derajat Depan
(Azimuth)
Derajat Belakang
(back azimuth)
Jarak
(meter)
Kemiringan
4. Alat Tulis dan Tabel Data.
Ini diperlukan untuk mencatat data
dalam informasi yang didapat.
Untuk memulai pemetaan, kita harus
menentukan titik awal dan dari titik awal
tersebut kita dapat menentukan rute
"Memulai Pemetaan"
Titik awal yang dipilih sebaiknya adalah objek yang mudah
dikenali dan mudah dicari dalam peta topografi. Misalnya,
jembatan atau persimpangan jalan.
Kalau tidak memiliki peta dasar, kita dapat menentukan titik
awal dengan menggunakan GPS
5
Mengukur Arah, Jarak,
dan Kemiringan
Untuk mengukur arah dapat dilakukan dengan kompas.
Bidiklah arah dari satu patok ke patok lain dengan
menggunakan kompas.
Ukurlah jarak dari patok satu ke patok lainnya,
dengan menggunakan meteran
Penggunaan
kompas dibahas
pada bab 10
Patok 1 Patok 2
Patok 1 Patok 2
6
Ukurlah kemiringan dengan
Sudut Kemiringan
yang diukur
Bidang datar
Bidang miring
Kenapa
kemiringan
Peta merupakan gambar bumi dalam bentuk
datar, sementara permukaan bumi yang asli
bukan merupakan bidang datar karena terdiri
dari gunung dan lembah yang tidak datar.
Untuk itu, permukaan bumi yang miring atau
tidak datar harus dihitung bidang datarnya.
Patok 1
Patok 2
7
Masukkan setiap data ke dalam
tabel yang telah dibuat.
Mencatat Data dan Informasi Wilayah
Ingat..!!
Dari data inilah
peta wilayah
akan dibuat.
Catatan Kiri Catatan Kanan
Patok
(stasiun)
Derajat Depan
(Azimuth)
Derajat Belakang
(back azimuth)
Jarak
(meter)
Kemiringan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
130
80
100
55
20
330
240
263
293
241
214
310
260
280
235
200
150
320
83
113
61
34
50
45
34.6
42
33
37
23
45
17
53.3
37
0
10
30
0
0
0
0
0
10
38
0
Titik awal di jembatan sungai paku
hutan lindung
hutan lindung, 46 makam keramat
318 makam keramat
padang rumput, sawah
sungai
sawah
212 arah kampung
155 arah kampung
hutan
padang rumput
kembali ke titik awal
-
sungai paku
-
-
-
sungai
-
-
-
-
-
-
Sepanjang perjalanan Kita harus mencatat semua informasi
penting yang terdapat di dalam wilayah kita, seperti
keberadaan makam keramat/leluhur, mata air, sungai, jalan,
Ada beberapa tehnik untuk memcatat informasi wilayah
Mencatat atau Menggambar sketsa dari suatu wilayah yang dilalui
dalam melakukan pemetaan
Menggunakan tehnik persimpangan, yaitu membidik tempat penting
dari dua patok yang berbeda. Ketika menggambar pertemuan kedua
Patok 6
Patok 7 Patok 8
Patok 9
Makam Keramat
8
Mengolah Data
1. Mengubah jarak kemiringan
menjadi jarak datar.
Setelah pemetaan dengan kompas selesai, dan
semua data telah dicatat, langkah selanjutnya
adalah mengubah jarak kemiringan menjadi jarak
Untuk
melakukannya,
Jarak datar =
Jarak kemiringan x cosinus (sudut kemiringan).
Tentukan nilai cosinus dari 20 !
- cosinus 20 = 0,9397
- jarak datar = 50 x 0,9397
20Jarak kemiringan = 50
Sudut
Contoh :
TERNYATA MUDAH MENGHITUNGNYA...!!
9
Bagaimana
cara
mengetahui
nilai
cosinus?
Selalu
gunakan
kalkulator
untuk
menghitung.
Gunakanlah
tabel kosinus
yang biasa
dimiliki anak
sekolahan!
2. Menentukan skala peta.
Yang pertama-tama harus dilakukan dalam
menggambar peta adalah menentukan skala peta.
SKALA PETA adalah
perbandingan jarak
sebenarnya dengan jarak
yang ada dalam peta.
Penentuan skala ini bertujuan untuk dapat menampung
gambar peta dalam kertas yang tersedia.
Misalnya...
Jarak sari kampung kita ke
kampung tetangga 100 m,
maka jarak di dalam peta
10
Cara menentukan besaran skala :
1. Tentukan panjang kertas yang Anda miliki.
2. Perkirakanlah berapa jarak terpanjang dari survey
pemetaan yang Anda lakukan, ubahlah ke dalam sa-
tuan centimeter. 1 km = 100.000 cm.
-------------- 90 cm ----------------
“ Panjang kertas
yang biasa
digunakan untuk
menggambar
peta adalah 90cm
Harus diingat!
100 cm = 1 meter
1 km = 1000 meter.
Jarak terpanjang kurang lebih
1 kilometer, atau sama dengan
11
3. Menentukan skala.
Setelah sisi terpanjang kertas dan jarak terpanjang
pemetaan sudah ditentukan, maka dapat dimulai
perhitungan skala.
RUMUS UNTUK MENENTUKAN SKALA :
1 :
Skala =
Skala = 100.000 cm : 90 cm
= 1111,11
= 1200
Karena angka 1111,11 adalah angka yang tidak
lazim, maka kita harus bulatkan angka tersebut
menjadi 1200 .
Maka, skala untuk peta yang kita buat adalah
Jarak terpanjang pemetaan (cm)
Panjang kertas (cm)
Meskipun terdapat banyak rumus
dan hitungan, bukan berarti ini
pekerjaan yang sulit..!
Lakukanlah latihan terus menerus
saya yakin anda pasti BISA...!!
12
- Jarak sebenarnya 20 meter
- Skala 1 : 1200
Berapakah jarak peta?
* Ubahlah satuan jarak sebenarnya
dari meter menjadi centimeter
20 m = 2000 cm
Jarak peta = 2000 / 1200
= 1,66 cm
= 1,7 cm
Contoh :
5. Membuat tabel baru.
Untuk mencatat semua penghitungan dan untuk
memudahkan memindahkan data ke dalam bentuk
gambar, buatlah tabel baru...
4. Mengubah jarak sebenarnya ke dalam jarak peta.
Jarak peta (cm) =
Jarak sebenarnya (cm)
Skala
Jarakskalapadatabel
iniberdasarkan
skala1
:
1000
130
80
100
55
20
330
240
263
293
241
214
310
260
280
235
200
150
320
83
113
61
34
50
45
34.6
42
33
37
23
45
17
53.3
37
0
10
30
0
0
0
0
0
10
38
0
50
45
30
42
33
37
23
45
17
42
37
5
4.5
3
4.2
3.3
3.7
2.3
4.5
1.7
4.2
3.7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Patok Derajat Depan
(Azimuth)
Derajat Belakang
(Azimuth)
Jarak
(Meter)
Kemiringan Jarak Datar
(Meter)
Jarak Skala
(Centimeter)
130
80
100
55
20
330
240
263
293
241
214
310
260
280
235
200
150
320
83
113
61
34
50
45
34.6
42
33
37
23
45
17
53.3
37
0
10
30
0
0
0
0
0
10
38
0
50
45
30
42
33
37
23
45
17
42
37
5
4.5
3
4.2
3.3
3.7
2.3
4.5
1.7
4.2
3.7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Patok Derajat Depan
(Azimuth)
Derajat Belakang
(Azimuth)
Jarak
(Meter)
Kemiringan Jarak Datar
(Meter)
Jarak Skala
(Centimeter)
13
RUMUS PEMBULATAN
Jika angka dibelakang
koma lebih besar dari 5,
maka pembulatan keatas,
dan sebaliknya jika sama
atau lebih kecil dari 5,
maka pembulatan
kebawah
Menggambar Peta
Menyiapkan kertas milimeter block dan alat-alat lainnya.
Agar
menggambar
peta lebih
mudah,
gunakanlah
Kertas milimeter block terdiri dri
garis-garis lurus yang mendatar
(horizontal) dan menurun
(vertikal), sehingga akan
memudahkan penentuan garis
Alat-alat yang digunakan :
Busur Derajat
Pensil Mistar /
14
Langkah-langkah menggambar peta
1. Menentukan titik awal penggambaran.
2. Dari titik tersebut tentukan su-
dut pemetaan (azimut) dari
Titik awal penggambaran lebih baik
Utara
Stasiun awal
Titik 360/0 harus tepat
berada digaris utara
Titik stasiun 0, harus tepat
berada disumbu busur
Berilah tanda titik dengan pensil.
Ini merupakan titik untuk
menentukan garis kearah patok
kedua ( stasiun 1 )
Utara
15
3. Gambarlah garis lurus yang panjang-
nya sesuai dengan jarak yang sudah
4. Dari titik kedua ( patok 1 ), lakukanlah hal
yang sama, untuk menentukan gambar
dari patok kedua.
Patok 0
Patok 1
0
5
Utara
Lakukanlah langkah-langkah tersebut di atas sampai semua
patok (stasiun) tergambar dan anda mendapatkan sebuah
gambar peta hasil pemetaan anda
Patok 0
Patok 1
16
5. Lakukan terus-menerus sampai semua
tergambar, sehingga Anda mendapat-
6. Jika Anda melakukan penggabungan
pola dalam melakukan pemetaan, ma-
ka gambarlah pola lainnya, berdasar-
kan hasil pemetaan dengan pola ter-
sebut.
Peta ini dibuat dari hasil pemetaan dengan
menggambar pola (transverse) batas.
Gambar peta yang menggabungkan pola
(traverse) tertutup dengan traverse linear (garis).
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
17
Memasukan Informasi Wilayah dan
Catatan Survey
Setelah data survey telah tergambar, langkah
selanjutnya adalah memasukan informasi wilayah
kedalam peta
Kalau anda melakukan pemetaan dengan melakukan pola
gabungan, isikanlah catatan atau informasi wilayah dari
survey pemetaan dengan pola lain
Untuk mengisi informasi wilayah, dapat juga
dilakukan dengan menyalin dari peta
topografi. Tetapi anda harus lebih dulu
menyalin peta yang anda buat di kertas
milimeter block ke dalam kertas kalkir (kertas
tembus pandang), kemudian dari kertas kalkir
itu salinlah rincian informasinya. Untuk itu anda
harus membuat peta sesuai dengan skala peta
topografi
18
Membuat legenda dan Kolom
Pengesahan
Membuat Legenda
dan Kolom
Pengesahan dalam
pemetaan
partisipatif
merupakan
keharusan
Sawah
Hutan Lindung
Perkampungan
Makam Keramat/Leluhur
Kebun Rakyat
Padang Rumput
Hutan Rakyat
Batas Wilayah
Sungai
Jalan Setapak
Skala 1 : 1.000
Kolom Pengesahan
Disahkan pada tanggal :Tempat Pengesahan
:
LEGENDA
KOLOM
19
Menghitung Luas
Bagaimana caranya agar kita
tahu luas wilayah yang sudah
Gampang sekali...
Cara menghitungnya tidak
Untuk mengetahui luas wilayah yang kita petakan, dapat dihitung
secara manual yaitu dengan menggunakan kertas milimeter blok
Lakukan perhitungan luas sesuai
dengan skala yang digunakan.
Pada skala 1 : 1000,
maka luas 1 cm persegi dipeta
sama dengan
10 x 10 = 100 meter persegi
Untuk kotak yang kecil (milimeter)
satu kotaknya sama dengan
1 x 1 = 1 meter persegi
1 cm
1cm
PENTING UNTUK DIINGAT SAAT MENGHITUNG LUAS
Skala 1 : 1000 artinya, setiap jarak 1 cm dipeta, sama dengan
1000 cm jarak sebenarnya.
Untuk mengitung luas, skala tersebut harus dirubah kedalam
PERHITUNGAN INI SANGAT PENTING
SEBAGAI ACUAN UNTUK
MENGHITUNG LUAS KESELURUHAN
20
Terpotongnya kotak oleh garis batas pasti terjadi...
Untuk menghitungnya kita dapat melakukan generalisasi, yaitu
dengan cara menghitung semua kotak milimeter (kotak kecil) yang
terpotong, kemudian dibagi dengan angka 2 maka hasilnya
dianggap sebagai kotak milimeter utuh
Setelah acuan tersebut diketahui,
lakukanlah perhitungan dengan cermat,
teliti dan sabar pada tiap-tiap kotak
Wah banyak sekali
kotaknya....! dan ada
yang terpotong
batas wilayah
Dalam gambar tersebut, jumlah kotak milimeter (kotak kecil) yang
terpotong berjumlah 38, maka 38 dibagi 2 adalah 19. Jumlah 19
itulah yang kemudian kita hitung luasnya......
Gambar di samping ini
menunjukan kotak-kotak kecil
yang terpotong oleh garis batas
wilayah (berwarna biru) dan
garis merah merupakan batas
dari kotak-kotak kecil yang tidak
21
Saya sudah menghitungnya, terdapat
80 kotak centimeter, 2308 kotak
milimeter dan 350 kotak milimeter
yang terpotong.
Kotak milimeter yang terpotong dibagi
2, adalah 350 dibagi 2 adalah 175.
Sekarang kita dapat
menghitung luas wilayah yang
80 x 100 = 8000 m2
2483 x 1 = 2483 m2
Luas = 10483 m2
+
Bagaimana kalau kita ingin merubah satuan
luasnya menjadi hektar?
I hektar = 10000 m2
Jadi 10483 m2 (persegi) dibagi
10000, sama dengan 1.0483
Hektar
Jangan lupa !!! pada skala 1 : 1000,
Maka luas
1 cm2 = 10 x 10 = 100 m2
1 mm2 = 1 x 1 = 1 m2!
22
Contoh-contoh yang disajikan dalam
buku ini adalah contoh yang sangat
sederhana
Ketika anda melakukan pemetaan yang
sebenarnya, anda akan menghadapi
persoalan yang lebih rumit.
Tetapi inti dan cara mengerjakannya
adalah sama. Anda harus tekun berlatih
dan berlatih
SELAMAT MELAKUKAN PEMETAAN
PARTISIPATIF
23

Contenu connexe

Tendances

Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosettetaufiqrafie
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangNoveriady
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiMario Yuven
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Aulia Nofrianti
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambangheny novi
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahLaporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahChairulHuda03
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 

Tendances (20)

CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambang
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMPengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GM
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
DASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIKDASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIK
 
Genesa batubara
Genesa batubaraGenesa batubara
Genesa batubara
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahLaporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 

Similaire à Bab 7: Pemetaan dengan Kompas

1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)Ofiq Sa'durrofiq
 
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UII
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UIINavigasi Darat TBMM Humerus FK UII
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UIIYanasta Pratama
 
Seminar perpetaan
Seminar perpetaanSeminar perpetaan
Seminar perpetaanMul Hadramy
 
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptxRENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptxmancangkul1
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Survei tanah dan penggunaan gps
Survei tanah dan penggunaan gpsSurvei tanah dan penggunaan gps
Survei tanah dan penggunaan gpsNina Yulianti
 
Cara menggunakan kompas
Cara menggunakan kompasCara menggunakan kompas
Cara menggunakan kompasFerdy Satria
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahyonolino
 
Materi diksar kempala
Materi diksar kempalaMateri diksar kempala
Materi diksar kempaladeni Titik
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianahmadahmad237
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahDevita Anjani
 
Matematika kelas 5
Matematika kelas 5Matematika kelas 5
Matematika kelas 5achmatashari
 

Similaire à Bab 7: Pemetaan dengan Kompas (20)

Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)1214 modul 1 pendahuluan(1)
1214 modul 1 pendahuluan(1)
 
Laporan edit
Laporan editLaporan edit
Laporan edit
 
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UII
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UIINavigasi Darat TBMM Humerus FK UII
Navigasi Darat TBMM Humerus FK UII
 
Seminar perpetaan
Seminar perpetaanSeminar perpetaan
Seminar perpetaan
 
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptxRENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
RENCANA-MENGAJAR-ILMU-MEDAN.pptx
 
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAANTOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Survei tanah dan penggunaan gps
Survei tanah dan penggunaan gpsSurvei tanah dan penggunaan gps
Survei tanah dan penggunaan gps
 
Cara menggunakan kompas
Cara menggunakan kompasCara menggunakan kompas
Cara menggunakan kompas
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
Materi diksar kempala
Materi diksar kempalaMateri diksar kempala
Materi diksar kempala
 
ilmu ukur tambang
ilmu ukur tambangilmu ukur tambang
ilmu ukur tambang
 
Ilmu ukur tambang
Ilmu ukur tambangIlmu ukur tambang
Ilmu ukur tambang
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitian
 
1. PENDAHULUAN.ppt
1. PENDAHULUAN.ppt1. PENDAHULUAN.ppt
1. PENDAHULUAN.ppt
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanah
 
Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1
 
Matematika kelas 5
Matematika kelas 5Matematika kelas 5
Matematika kelas 5
 

Plus de Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif

Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 

Plus de Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (20)

Potret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang SulawesiPotret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang Sulawesi
 
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang KalimantanPotret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
 
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
 
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix FlavellePanduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
 
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
 
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
 
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
 
Reforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk PemulaReforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk Pemula
 
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan PetaniKonsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
 
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
 
Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22
 
Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019
 
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat AdatMemahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
 
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data IndonesiaPerpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
 
Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21
 

Dernier

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 

Dernier (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

Bab 7: Pemetaan dengan Kompas

  • 1. Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 7 ini, 7 PEMETAAN DENGAN KOMPAS Pola dasar pemetaan dengan kompas Persiapan pemetaan Alat-alat yang digunakan Pelaksanaan pemetaan Menggambar peta dan menghitung luas
  • 2. MEMPERKENALKAN IDE PEMETAAN KESEPAKATAN-KESEPAKATAN KAMPUNG YANG PENTING PELATIHAN TEHNIK PEMETAAN PERENCANAAN KEGIATAN MEMETAKAN PENGETAHUAN LOKAL / SURVEY PEMETAAN MENGGAMBAR PETA MEMAHAMI PEMETAAN PARTISIPATIF TAHAPAN KEGIATAN PEMETAAN PARTISIPATIF “Kompas adalah alat sangat berguna dalam membuat peta. Cara menggunakannya pun sangat mudah. Hanya perlu sedikit ketekunan untuk mempelajari cara menggunakan kompas secara efektif” Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 7 ini menjelaskan tentang: ! Cara mempersiapkan tim pemetaannya ! Alat-alat yang diperlukan ! Cara mengambil data survey dengan kompas ! Cara menghitung angka hasil pengambilan data dengan menggunakan kompas ! Cara menggambar MEMERIKSA PETA, PENGESAHAAN PETA DAN PENYUSUNAN Untuk lebih memahami tahap-tahap pemetaan partisipatif, lihat juga bagan pada bagian belakang kotak kemasan Seri Panduan Pemetaan Partisipatif ini
  • 3. Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 7 - PEMETAAN DENGAN KOMPAS Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) Diterbitkan oleh Garis Pergerakan, Jalan Cigadung Selatan I No 31 Bandung, 40191 Phone +62 - 22 - 2505531 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Rahmat Hidayat, dkk Seri Panduan Pemetaan Partisipatif Bandung; Garis Pergerakan, 2005 188 hlm.; 14 cm x 21 cm ISBN: 979-25-4761-4 Cetakan Pertama, Maret 2005 Editor: Rahmat Hidayat Wisnu Adhi Dianto Bachriadi Penyusun Materi: Ita Natalia Restu Achmaliadi Imam Hanafi Hilma Safitri Idham Kurniawan Albertus Hadi Pramono Grafis: Rahmat Hidayat Terranova Waksman
  • 4. Jenis-Jenis Tranverse Pemetaan dengan pola transverse linear dilakukan dengan cara mengikuti jalur yang berbentuk garis seperti jalan atau sungai. Pemetaan dengan pola transverse jaringan dilakukan dengan membuat beberapa garis lurus yang sejajar satu sama lain. kegunaan transverse jaringan ini adalah untuk memetakan begitu banyak informasi di dalam sebuah area dengan cara yang sistematis. 1. Transverse Linear (garis lurus) 2. Transverse Jaringan Pada Pemetaan Dengan Kompas (Transverse), terdapat empat pola 1
  • 5. Pemetaan dengan pola transverse radial dilakukan dengan mensurvey garis-garis linier (lurus) yang dimulai pada suatu tempat pusat. Contoh: Jalan Pemetaan dengan pola transverse tertutup ini dilakukan untuk menentukan batas suatu wilayah.. 3. Transverse Radial (Jari-jari). 4. Transverse Tertutup (batas). "... Kenalilah wilayah Anda! Tentukan tujuan pemetaan di wilayah Anda..! Untuk mudah menentukan Pola” Masing-masing pola dapat 2
  • 6. Dalam satu tim pemetaan dengan kompas, setidaknya dibutuhkan empat (4) orang anggota, yaitu : satu (1) orang pemegang kompas dan klinometer, dua (2) orang yang melakukan pengukuran jarak, dan satu (1) orang pencatat Ada baiknya jika kita menyertakan orang yang banyak tahu tentang lokasi yang Mempersiapkan Tim Pemetaan Siapa saja, bisa menjadi anggota tim pemetaan baik itu laki-laki maupun perempuan 3
  • 7. "Alat Yang Digunakan" 1. Kompas 2. Klinometer Kompas penting untuk menentukan arah. Alat ini berguna untuk menetukan kemiringan.3. Alat Ukur Meteran yang digunakan ada baiknya memiliki panjang 30-50 meter. Kalau tidak memiliki meteran, dapat digunakan tali panjang yang diberi tanda setiap meternya. Kalau memungkinkan (ketersediaan alat), bentuk beberapa tim pemetaan untuk pembagian tugas. Ini akan mempercepat kerja pemetaan. 1 meter 4
  • 8. Catatan Kiri Catatan Kanan Patok (stasiun) Derajat Depan (Azimuth) Derajat Belakang (back azimuth) Jarak (meter) Kemiringan 4. Alat Tulis dan Tabel Data. Ini diperlukan untuk mencatat data dalam informasi yang didapat. Untuk memulai pemetaan, kita harus menentukan titik awal dan dari titik awal tersebut kita dapat menentukan rute "Memulai Pemetaan" Titik awal yang dipilih sebaiknya adalah objek yang mudah dikenali dan mudah dicari dalam peta topografi. Misalnya, jembatan atau persimpangan jalan. Kalau tidak memiliki peta dasar, kita dapat menentukan titik awal dengan menggunakan GPS 5
  • 9. Mengukur Arah, Jarak, dan Kemiringan Untuk mengukur arah dapat dilakukan dengan kompas. Bidiklah arah dari satu patok ke patok lain dengan menggunakan kompas. Ukurlah jarak dari patok satu ke patok lainnya, dengan menggunakan meteran Penggunaan kompas dibahas pada bab 10 Patok 1 Patok 2 Patok 1 Patok 2 6
  • 10. Ukurlah kemiringan dengan Sudut Kemiringan yang diukur Bidang datar Bidang miring Kenapa kemiringan Peta merupakan gambar bumi dalam bentuk datar, sementara permukaan bumi yang asli bukan merupakan bidang datar karena terdiri dari gunung dan lembah yang tidak datar. Untuk itu, permukaan bumi yang miring atau tidak datar harus dihitung bidang datarnya. Patok 1 Patok 2 7
  • 11. Masukkan setiap data ke dalam tabel yang telah dibuat. Mencatat Data dan Informasi Wilayah Ingat..!! Dari data inilah peta wilayah akan dibuat. Catatan Kiri Catatan Kanan Patok (stasiun) Derajat Depan (Azimuth) Derajat Belakang (back azimuth) Jarak (meter) Kemiringan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 130 80 100 55 20 330 240 263 293 241 214 310 260 280 235 200 150 320 83 113 61 34 50 45 34.6 42 33 37 23 45 17 53.3 37 0 10 30 0 0 0 0 0 10 38 0 Titik awal di jembatan sungai paku hutan lindung hutan lindung, 46 makam keramat 318 makam keramat padang rumput, sawah sungai sawah 212 arah kampung 155 arah kampung hutan padang rumput kembali ke titik awal - sungai paku - - - sungai - - - - - - Sepanjang perjalanan Kita harus mencatat semua informasi penting yang terdapat di dalam wilayah kita, seperti keberadaan makam keramat/leluhur, mata air, sungai, jalan, Ada beberapa tehnik untuk memcatat informasi wilayah Mencatat atau Menggambar sketsa dari suatu wilayah yang dilalui dalam melakukan pemetaan Menggunakan tehnik persimpangan, yaitu membidik tempat penting dari dua patok yang berbeda. Ketika menggambar pertemuan kedua Patok 6 Patok 7 Patok 8 Patok 9 Makam Keramat 8
  • 12. Mengolah Data 1. Mengubah jarak kemiringan menjadi jarak datar. Setelah pemetaan dengan kompas selesai, dan semua data telah dicatat, langkah selanjutnya adalah mengubah jarak kemiringan menjadi jarak Untuk melakukannya, Jarak datar = Jarak kemiringan x cosinus (sudut kemiringan). Tentukan nilai cosinus dari 20 ! - cosinus 20 = 0,9397 - jarak datar = 50 x 0,9397 20Jarak kemiringan = 50 Sudut Contoh : TERNYATA MUDAH MENGHITUNGNYA...!! 9
  • 13. Bagaimana cara mengetahui nilai cosinus? Selalu gunakan kalkulator untuk menghitung. Gunakanlah tabel kosinus yang biasa dimiliki anak sekolahan! 2. Menentukan skala peta. Yang pertama-tama harus dilakukan dalam menggambar peta adalah menentukan skala peta. SKALA PETA adalah perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang ada dalam peta. Penentuan skala ini bertujuan untuk dapat menampung gambar peta dalam kertas yang tersedia. Misalnya... Jarak sari kampung kita ke kampung tetangga 100 m, maka jarak di dalam peta 10
  • 14. Cara menentukan besaran skala : 1. Tentukan panjang kertas yang Anda miliki. 2. Perkirakanlah berapa jarak terpanjang dari survey pemetaan yang Anda lakukan, ubahlah ke dalam sa- tuan centimeter. 1 km = 100.000 cm. -------------- 90 cm ---------------- “ Panjang kertas yang biasa digunakan untuk menggambar peta adalah 90cm Harus diingat! 100 cm = 1 meter 1 km = 1000 meter. Jarak terpanjang kurang lebih 1 kilometer, atau sama dengan 11
  • 15. 3. Menentukan skala. Setelah sisi terpanjang kertas dan jarak terpanjang pemetaan sudah ditentukan, maka dapat dimulai perhitungan skala. RUMUS UNTUK MENENTUKAN SKALA : 1 : Skala = Skala = 100.000 cm : 90 cm = 1111,11 = 1200 Karena angka 1111,11 adalah angka yang tidak lazim, maka kita harus bulatkan angka tersebut menjadi 1200 . Maka, skala untuk peta yang kita buat adalah Jarak terpanjang pemetaan (cm) Panjang kertas (cm) Meskipun terdapat banyak rumus dan hitungan, bukan berarti ini pekerjaan yang sulit..! Lakukanlah latihan terus menerus saya yakin anda pasti BISA...!! 12
  • 16. - Jarak sebenarnya 20 meter - Skala 1 : 1200 Berapakah jarak peta? * Ubahlah satuan jarak sebenarnya dari meter menjadi centimeter 20 m = 2000 cm Jarak peta = 2000 / 1200 = 1,66 cm = 1,7 cm Contoh : 5. Membuat tabel baru. Untuk mencatat semua penghitungan dan untuk memudahkan memindahkan data ke dalam bentuk gambar, buatlah tabel baru... 4. Mengubah jarak sebenarnya ke dalam jarak peta. Jarak peta (cm) = Jarak sebenarnya (cm) Skala Jarakskalapadatabel iniberdasarkan skala1 : 1000 130 80 100 55 20 330 240 263 293 241 214 310 260 280 235 200 150 320 83 113 61 34 50 45 34.6 42 33 37 23 45 17 53.3 37 0 10 30 0 0 0 0 0 10 38 0 50 45 30 42 33 37 23 45 17 42 37 5 4.5 3 4.2 3.3 3.7 2.3 4.5 1.7 4.2 3.7 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Patok Derajat Depan (Azimuth) Derajat Belakang (Azimuth) Jarak (Meter) Kemiringan Jarak Datar (Meter) Jarak Skala (Centimeter) 130 80 100 55 20 330 240 263 293 241 214 310 260 280 235 200 150 320 83 113 61 34 50 45 34.6 42 33 37 23 45 17 53.3 37 0 10 30 0 0 0 0 0 10 38 0 50 45 30 42 33 37 23 45 17 42 37 5 4.5 3 4.2 3.3 3.7 2.3 4.5 1.7 4.2 3.7 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Patok Derajat Depan (Azimuth) Derajat Belakang (Azimuth) Jarak (Meter) Kemiringan Jarak Datar (Meter) Jarak Skala (Centimeter) 13 RUMUS PEMBULATAN Jika angka dibelakang koma lebih besar dari 5, maka pembulatan keatas, dan sebaliknya jika sama atau lebih kecil dari 5, maka pembulatan kebawah
  • 17. Menggambar Peta Menyiapkan kertas milimeter block dan alat-alat lainnya. Agar menggambar peta lebih mudah, gunakanlah Kertas milimeter block terdiri dri garis-garis lurus yang mendatar (horizontal) dan menurun (vertikal), sehingga akan memudahkan penentuan garis Alat-alat yang digunakan : Busur Derajat Pensil Mistar / 14
  • 18. Langkah-langkah menggambar peta 1. Menentukan titik awal penggambaran. 2. Dari titik tersebut tentukan su- dut pemetaan (azimut) dari Titik awal penggambaran lebih baik Utara Stasiun awal Titik 360/0 harus tepat berada digaris utara Titik stasiun 0, harus tepat berada disumbu busur Berilah tanda titik dengan pensil. Ini merupakan titik untuk menentukan garis kearah patok kedua ( stasiun 1 ) Utara 15
  • 19. 3. Gambarlah garis lurus yang panjang- nya sesuai dengan jarak yang sudah 4. Dari titik kedua ( patok 1 ), lakukanlah hal yang sama, untuk menentukan gambar dari patok kedua. Patok 0 Patok 1 0 5 Utara Lakukanlah langkah-langkah tersebut di atas sampai semua patok (stasiun) tergambar dan anda mendapatkan sebuah gambar peta hasil pemetaan anda Patok 0 Patok 1 16
  • 20. 5. Lakukan terus-menerus sampai semua tergambar, sehingga Anda mendapat- 6. Jika Anda melakukan penggabungan pola dalam melakukan pemetaan, ma- ka gambarlah pola lainnya, berdasar- kan hasil pemetaan dengan pola ter- sebut. Peta ini dibuat dari hasil pemetaan dengan menggambar pola (transverse) batas. Gambar peta yang menggabungkan pola (traverse) tertutup dengan traverse linear (garis). 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 17
  • 21. Memasukan Informasi Wilayah dan Catatan Survey Setelah data survey telah tergambar, langkah selanjutnya adalah memasukan informasi wilayah kedalam peta Kalau anda melakukan pemetaan dengan melakukan pola gabungan, isikanlah catatan atau informasi wilayah dari survey pemetaan dengan pola lain Untuk mengisi informasi wilayah, dapat juga dilakukan dengan menyalin dari peta topografi. Tetapi anda harus lebih dulu menyalin peta yang anda buat di kertas milimeter block ke dalam kertas kalkir (kertas tembus pandang), kemudian dari kertas kalkir itu salinlah rincian informasinya. Untuk itu anda harus membuat peta sesuai dengan skala peta topografi 18
  • 22. Membuat legenda dan Kolom Pengesahan Membuat Legenda dan Kolom Pengesahan dalam pemetaan partisipatif merupakan keharusan Sawah Hutan Lindung Perkampungan Makam Keramat/Leluhur Kebun Rakyat Padang Rumput Hutan Rakyat Batas Wilayah Sungai Jalan Setapak Skala 1 : 1.000 Kolom Pengesahan Disahkan pada tanggal :Tempat Pengesahan : LEGENDA KOLOM 19
  • 23. Menghitung Luas Bagaimana caranya agar kita tahu luas wilayah yang sudah Gampang sekali... Cara menghitungnya tidak Untuk mengetahui luas wilayah yang kita petakan, dapat dihitung secara manual yaitu dengan menggunakan kertas milimeter blok Lakukan perhitungan luas sesuai dengan skala yang digunakan. Pada skala 1 : 1000, maka luas 1 cm persegi dipeta sama dengan 10 x 10 = 100 meter persegi Untuk kotak yang kecil (milimeter) satu kotaknya sama dengan 1 x 1 = 1 meter persegi 1 cm 1cm PENTING UNTUK DIINGAT SAAT MENGHITUNG LUAS Skala 1 : 1000 artinya, setiap jarak 1 cm dipeta, sama dengan 1000 cm jarak sebenarnya. Untuk mengitung luas, skala tersebut harus dirubah kedalam PERHITUNGAN INI SANGAT PENTING SEBAGAI ACUAN UNTUK MENGHITUNG LUAS KESELURUHAN 20
  • 24. Terpotongnya kotak oleh garis batas pasti terjadi... Untuk menghitungnya kita dapat melakukan generalisasi, yaitu dengan cara menghitung semua kotak milimeter (kotak kecil) yang terpotong, kemudian dibagi dengan angka 2 maka hasilnya dianggap sebagai kotak milimeter utuh Setelah acuan tersebut diketahui, lakukanlah perhitungan dengan cermat, teliti dan sabar pada tiap-tiap kotak Wah banyak sekali kotaknya....! dan ada yang terpotong batas wilayah Dalam gambar tersebut, jumlah kotak milimeter (kotak kecil) yang terpotong berjumlah 38, maka 38 dibagi 2 adalah 19. Jumlah 19 itulah yang kemudian kita hitung luasnya...... Gambar di samping ini menunjukan kotak-kotak kecil yang terpotong oleh garis batas wilayah (berwarna biru) dan garis merah merupakan batas dari kotak-kotak kecil yang tidak 21
  • 25. Saya sudah menghitungnya, terdapat 80 kotak centimeter, 2308 kotak milimeter dan 350 kotak milimeter yang terpotong. Kotak milimeter yang terpotong dibagi 2, adalah 350 dibagi 2 adalah 175. Sekarang kita dapat menghitung luas wilayah yang 80 x 100 = 8000 m2 2483 x 1 = 2483 m2 Luas = 10483 m2 + Bagaimana kalau kita ingin merubah satuan luasnya menjadi hektar? I hektar = 10000 m2 Jadi 10483 m2 (persegi) dibagi 10000, sama dengan 1.0483 Hektar Jangan lupa !!! pada skala 1 : 1000, Maka luas 1 cm2 = 10 x 10 = 100 m2 1 mm2 = 1 x 1 = 1 m2! 22
  • 26. Contoh-contoh yang disajikan dalam buku ini adalah contoh yang sangat sederhana Ketika anda melakukan pemetaan yang sebenarnya, anda akan menghadapi persoalan yang lebih rumit. Tetapi inti dan cara mengerjakannya adalah sama. Anda harus tekun berlatih dan berlatih SELAMAT MELAKUKAN PEMETAAN PARTISIPATIF 23