SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
SINDROMA GUILLAIN BARRE
PHILJEUWBENSADITYA RAHANTOKNAM 07 - 016
PENDAHULUAN
 Dilaporkan lengkap pertama kali pada th 1916 oleh Guillain, Barre,
dan Strohl
 Ciri khas : paralisis ascenden, hiporefleksia, LCS: disosiasi
sitoalbumin
 PA: demielinasi & infiltrasi mononuklear pd radiks dan rami saraf
tepi
 Merupakan neuropati demielinasi akut
 Memilki berbagai macam varian klinis
 Insiden : 0,6-1,9 kasus/100.000 populasi, memuncak pada usia 30-
50 tahun, “semua golongan”, wanita dan pria hampir sama.
 Karakteristik : kelemahan anggota gerak simetris, progresif,
akut/subakut, parastesi
 distal dengan reflek tendo yang ↓ atau (-) pada pasien yang
sebelumnya sehat.
 Tak dibuktikan adanya keterlibatan genetik.
DEFENISI
Suatu kelainan sistem saraf akut dan difus
yang mengenai radiks spinalis dan saraf
perifer dan kadang-kadang juga saraf
kranialis yang biasanya timbul setelah suatu
infeksi
PENCETUS
 2/3 kasus didahului oleh penyakit akut, paling sering
sindrom viral.
 Pencetus biasanya terjadi 1 - 3 minggu sebelum muncul
gejala :
• Infeksi viral : CMV, EBV, HIV, Herpes Zoster &
simpleks, Influenza, Hepatitis A&B.
• Infeksi bakteri :C. jejuni, Mycoplasma pneumoni,
Shigella.
• Penyakit sistemik : Limfoma, tumor, SLE.
• Pembedahan,Trauma,Vaksinasi
 1/3 pasien tidak memiliki pencetus/penyakit pendahulu
Gejala Klinis SGB Pada Awal Penyakit
(%)
Pada penyakit yang
telah berkembang
penuh %
Parestesi 70 85
Kelemahan
Tungkai > lengan
Lengan > tungkai
Hampir sama antara tungkai & lengan
54
14
32
98
Oftalmoparesis 5 15
Kelemahan wajah 35 50
Kelemahan bulber 25 53
Gagal nafas 10 30
Ataksia 10 15
Disfungsi sfingter 15 5
Arefleksia 75 95
Nyeri 25 30
Hilang Rasa 40 85
PATOGENESIS
 Dianggap akibat serangan imun pada mielin
 Histologi saraf tepi menunjukkan infiltrasi monosit perivaskuler
endoneurial dan demielinasi multifokal
 Saraf-saraf tepi dapat terkena dari radiks sampai akhiran saraf distal
(poliradikuloneuropati)
Teori-teori Imun:
 Faktor humoral (antibodi terhadap gangliosid)
 Respon seluler (aktivasi makrofag)
 Berbagai laporan melaporkan adanya antibodi terhadap glikolipid,
termasuk GM1, GQ1b,berbagai gangliosid lain, seluruh komponen
membran akson
Infeksi , baik yang disebabkan
oleh bakteri maupun virus, dan
antigen lain memasuki sel
Schwann dari saraf dan
kemudian mereplikasi diri.
Antigen tersebut mengaktivasi
sel limfositT. Sel limfositT ini
mengaktivasi proses
pematangan limfosit B dan
memproduksi autoantibodi
spesifik. Ada beberapa teori
mengenai pembentukan
autoantibodi , yang pertama
adalah virus dan bakteri
mengubah susunan sel sel saraf
sehingga sistem imun tubuh
mengenalinya sebagai benda
asing.Teori yang kedua
mengatakan bahwa infeksi
tersebut menyebabkan
kemampuan sistem imun untuk
mengenali dirinya sendiri
berkurang. Autoantibodi ini yang
kemudian menyebabkan
destruksi myelin bahkan kadang
kadang juga dapat terjadi
destruksi pada axon
Location of GBS peripheral nerve
attack in peripheral nervous
system. a) Dorsal root ganglia can
be target of an antibody response
in MFS. b). Nodes of Ravier are a
target of immune response in
AMAN. c) Schwan cell mielin
surface protein can be target of
antibody binding in AIDP. d)
Neuromuskular junction (not
known to be involved with GBS).
(image from Ho et al, 1998.
Copyright 1998 by Annual Reviews,
Inc. Permission pending)
Immunopatology of AIDP.a)
Immunostating showing C3d surrounding
two nerve fibers indicated by asterisk (*)
b) Complement activation and influx of
calcium along with demyelination. C)
complement-mediated activation of
macrophages. d) Depiction of pathology
in AIDP involving complement activation
and macrophage-mediated
demyelination. (image from Ho et al.
1998. copyright 1998 by Annual Review,
inc. Permission pending.)
KRITERIA DIAGNOSTIK
 Kelemahan ascenden dan simetris
 Anggota gerak bawah terjadi lebih dulu dari anggota gerak atas.
kelemahan otot proksimal lebih dulu terjadi dari otot distal
kelemahan otot trunkal, bulbar dan otot pernafasan juga terjadi.
 Kelemahan terjadi akut dan progresif bisa ringan sampai tetraplegi
dan gangguan nafas
 Puncak defisit dicapai 4 minggu
 Recovery biasanya dimulai 2-4minggu
 Gangguan sensorik biasanya ringan bisa parasthesi,baal atau sensasi
sejenis
 Gangguan Nn cranialis: facial drop, diplopia disartria, disfagia (N. VII,
VI, III,V, IX, dan X)
 Banyak pasien mengeluh nyeri punggung dan tungkai
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala awal biasanya berupa parestesi dan nyeri
 Abnormalitas motorik (kelemahan)
 Mengikuti gejala sensorik, khas: mulai dari tungkai,
ascenden ke lengan
 10% dimulai dengan kelemahan lengan
 Walaupun jarang, kelemahan bisa dimulai dari wajah
(cervical-pharyngeal-brachial)
 Kelemahan wajah terjadi pd setidaknya 50% pasien
dan biasanya bilateral
 Refleks: hilang / ↓pada sebagian besar kasus
MANIFESTASI KLINIS
 Abnormalitas sensorik
 Klasik : parestesi terjadi 1-2 hari sebelum kelemahan,
glove & stocking sensation,
 simetris, tak jelas batasnya
 Nyeri bisa berupa mialgia otot panggul, nyeri
radikuler, manifes sebagai sensasi
 terbakar, kesemutan, tersetrum
 Ataksia sensorik krn proprioseptif terganggu
 Variasi : parestesi wajah & trunkus
MANIFESTASI KLINIS
Disfungsi Otonom
 Hipertensi
 Hipotensi
 Sinus takikardi / bradikardi
 Aritmia jantung
 Ileus
 Refleks vagal
 Retensi urine
VARIAN KLINIS
Fisher syndrome
Acute inflammatory
demyelinating
polyneuropathy
(AIDP)
Acute motor axonal
neuropathy (AMAN)
AIDP with secondary
degeneration
Acute motor sensory
axonal neuropathy
(AMSAN)
Axonal pattern
Gullain-barre
syndome
Subtype Features Electrodiagnosis Pathology
Acute inflammatory
demyelinating
polyneuropathy
(AIDP)
Adults affected more than
children; 90% of cases in
western world; recovery
rapid; anti-GM1 antibodies
(?50%)
Demyelinating First attack on Schwann cell
surface; widespread myelin
damage, macrophage
activation, and lymphocytic
infiltration; variable
secondary axonal damage
Acute motor axonal
neuropathy (AMAN)
Children and young adults;
prevalent in China and
Mexico;may be seasonal;
recovery rapid; anti-GD1a
antibodies
Axonal First attack at motor nodes of
Ranvier; macrophage
activation, few lymphocytes,
frequent periaxonal
macrophages; extent of
axonal damage highly
variable
Acute motor
sensory axonal
neuropathy
(AMSAN)
Mostly adults; uncommon;
recovery slow, often
incomplete; closely
related to AMAN
Axonal Same as AMAN, but also
affects sensory nerves and
roots; axonal damage usually
severe
M. Fisher syndrome
(MFS)
Adults and children;
uncommon;
ophthalmoplegia, ataxia,
and areflexia; anti-GQ1b
antibodies (90%)
Demyelinating Few cases examined;
resembles AIDP
Fase
Prodormal
Fase
Progresif
Fase
Plateu
Fase
penyembuhan
11 – 4 mgg 3 – 6 bln1 – 4 mgg 1 – 3 mgg
PERJALANAN KLINIS
KELEMAHANMOTORIK
WAKTU
PERJALANAN KLINIS
1. Fase Prodromal
 Fase sebelum gejala klinis muncul
2. Fase Laten
 Waktu antara timbul infeksi/ prodromal yang mendahuluinya
sampai timbulnya gejala klinis.
 Lama : 1 – 28 hari, rata-rata 9 hari
3. Fase Progresif
 Fase defisit neurologis (+)
 Beberapa hari - 4 mgg, jarang > 8 mgg.
 Dimulai dari onset (mulai tjd kelumpuhan yg bertambah berat
sampai maksimal)
PERJALANAN KLINIS
 Perburukan > 8 minggu disebut chronic inflammatory-
demyelinating polyradiculoneuropathy (CIDP)
4. Fase Plateau
 Kelumpuhan telah maksimal dan menetap.
 Fase pendek :2 hr, >> 3 mg, jrg > 7 mg
5. Fase Penyembuhan
 Fase perbaikan kelumpuhan motorik
 beberapa bulan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LCS
 Disosiasi sito albumin
 Pada fase akut terjadi peningkatan protein LCS > 0,55 g/l,
tanpa peningkatan dari sel < 10 limposit/mm3
 Hitung jenis pada panel metabolik tidak begitu bernilai
 Peningkatan titer dari agent seperti CMV, EBV,
membantu menegakkan etiologi.
 Antibodi glicolipid
 Antibodi GMI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EMG
 Gambaran poliradikuloneuropati
 Test Elektrodiagnostik dilakukan untuk mendukung klinis
bahwa paralisis motorik akut disebabkan oleh neuropati
perifer.
 Pada EMG kecepatan hantar saraf melambat dan respon
F dan H abnormal.
Ro: CT atau MRI Untuk mengeksklusi diagnosis lain
seperti mielopati.
Guillain-Barre Syndrome Disability Score
0 Healthy state
1 Minor symptoms and capable of running
2 Able to walk 10 m or more without assistance but unable to run
3 Able to walk 10 m across an open space with help
4 Beddriden assisted ventilation for at least part of the day
5 Dead
Diferensial
Diagnosis
Kelainan batang otak
 Trombosis arteri basilaris dengan
infark batang otak*
 Ensefalomielitis batang otak
Kelainan medulla spinalis
 Mielitis transversa
 Mielopati nekrotik akut
 Kompresi neoplasma pada medulla
spinalis servikal / foramen magnum
 Mielopati akut lain
Kelainan sel kornu anterior
 Poliomielitis
 Rabies
 leher
 Tetanus
Poliradikulopati
 Difteri
 ParalisisTick
 Logam berat : arsen, timbal,
thallium, emas
 Keracunan organofosfate.
 Heksakarbon (neuropati penghirup lem)
 Perhexilineg.
 Obat-obatan : vincristine, disulfiram,
nitrofurantoin
 Critical illness polyneropathy
Kelainan transmisi neuromuskuler
 Myastenia gravis
 Botulismu
 Hipermagnesemid.
 Paralisis yang diinduksi antibiotikae.
 Bisa gigitan ular
Diferensial diagnosis
Miopati
 Polimiositis
 Miopati akut lain, misalnya
akibat induksi obat
Abnormalitas metaboli
 Hipokalemi
 Hipermagnesemia
 Hipofosfatemia
Lain-lain
 Histeri
 Malingering
KOMPLIKASI
 Paralisis menetap
 Gagal nafas
 Hipotensi
 Tromboembolisme
 Pneumonia
 Aritmia Jantung
 Ileus aspirasi
 Retensi urin
 Problem psikiatrik
TERAPI
• Plasma Exchange: 200-250 ml/kgBB selama
10-14 hari
• Intravenous Immunoglobulin (IVIg): 2 g/kgBB
selama 5 hari
• Terapi fisik: - alih baring
• latihan ROM dini u/ cegah kontraktur
• Hidroterapi
• Supportif: profilaksis DVT (heparin s.c)
• Steroid
PROGNOSIS
Faktor prognostik negatif :
 Penurunan hebat amplitudo potensial aksi
berbagai otot
 Umur tua
 Kebutuhan dukungan ventilator
 Perjalanan penyakit progresif & berat
SGB

Contenu connexe

Tendances

Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
vonysafitri
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
Kindal
 

Tendances (20)

ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
 
Tamponade Jantung
Tamponade JantungTamponade Jantung
Tamponade Jantung
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematikPenyakit jantung rematik
Penyakit jantung rematik
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 

Similaire à SGB

Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
Ekky Rahmawan
 
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaEpilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Dyah Sekar Nirwana
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
Sumadin1112
 
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathyChronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Vertilia Desy
 
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdfDiagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
suciptosucipto26
 

Similaire à SGB (20)

164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
 
Guillain barré syndrome
Guillain barré syndromeGuillain barré syndrome
Guillain barré syndrome
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
 
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaEpilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Japanese encep
Japanese encepJapanese encep
Japanese encep
 
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathyChronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
 
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdfDiagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptxPPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 

Plus de Phil Adit R

Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Phil Adit R
 

Plus de Phil Adit R (20)

Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)
 
Fee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In TabelFee Jaga Dokter In Tabel
Fee Jaga Dokter In Tabel
 
This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015This is my honor for few days work as doctor in 2015
This is my honor for few days work as doctor in 2015
 
Working And Learning As Physichian
Working And Learning As PhysichianWorking And Learning As Physichian
Working And Learning As Physichian
 
Klinik umum wera medika
Klinik umum wera medikaKlinik umum wera medika
Klinik umum wera medika
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
 
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada KehamilanApendisitis Akut Pada Kehamilan
Apendisitis Akut Pada Kehamilan
 
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauLaporan Team advance PKM Kepulauan Riau
Laporan Team advance PKM Kepulauan Riau
 
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKILaporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
Laporan Operasi Bedah Orthopedi RSU FK UKI
 
Laporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKILaporan Operasi RSU FK UKI
Laporan Operasi RSU FK UKI
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
 
Visum Gantung Diri
Visum Gantung DiriVisum Gantung Diri
Visum Gantung Diri
 
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE BEDAH UMUM 9 NOVEMER 2012
 
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
CONFRENCE ORTHOPEDI 9 NOVEMER 2012
 
Anaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis PediatricAnaphylaxis Pediatric
Anaphylaxis Pediatric
 
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXISPEDIATRIC ANAPHYLAXIS
PEDIATRIC ANAPHYLAXIS
 
TB Case
TB CaseTB Case
TB Case
 
PPOK Case
PPOK CasePPOK Case
PPOK Case
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 

Dernier

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 

Dernier (20)

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 

SGB

  • 2. PENDAHULUAN  Dilaporkan lengkap pertama kali pada th 1916 oleh Guillain, Barre, dan Strohl  Ciri khas : paralisis ascenden, hiporefleksia, LCS: disosiasi sitoalbumin  PA: demielinasi & infiltrasi mononuklear pd radiks dan rami saraf tepi  Merupakan neuropati demielinasi akut  Memilki berbagai macam varian klinis  Insiden : 0,6-1,9 kasus/100.000 populasi, memuncak pada usia 30- 50 tahun, “semua golongan”, wanita dan pria hampir sama.  Karakteristik : kelemahan anggota gerak simetris, progresif, akut/subakut, parastesi  distal dengan reflek tendo yang ↓ atau (-) pada pasien yang sebelumnya sehat.  Tak dibuktikan adanya keterlibatan genetik.
  • 3. DEFENISI Suatu kelainan sistem saraf akut dan difus yang mengenai radiks spinalis dan saraf perifer dan kadang-kadang juga saraf kranialis yang biasanya timbul setelah suatu infeksi
  • 4. PENCETUS  2/3 kasus didahului oleh penyakit akut, paling sering sindrom viral.  Pencetus biasanya terjadi 1 - 3 minggu sebelum muncul gejala : • Infeksi viral : CMV, EBV, HIV, Herpes Zoster & simpleks, Influenza, Hepatitis A&B. • Infeksi bakteri :C. jejuni, Mycoplasma pneumoni, Shigella. • Penyakit sistemik : Limfoma, tumor, SLE. • Pembedahan,Trauma,Vaksinasi  1/3 pasien tidak memiliki pencetus/penyakit pendahulu
  • 5. Gejala Klinis SGB Pada Awal Penyakit (%) Pada penyakit yang telah berkembang penuh % Parestesi 70 85 Kelemahan Tungkai > lengan Lengan > tungkai Hampir sama antara tungkai & lengan 54 14 32 98 Oftalmoparesis 5 15 Kelemahan wajah 35 50 Kelemahan bulber 25 53 Gagal nafas 10 30 Ataksia 10 15 Disfungsi sfingter 15 5 Arefleksia 75 95 Nyeri 25 30 Hilang Rasa 40 85
  • 6. PATOGENESIS  Dianggap akibat serangan imun pada mielin  Histologi saraf tepi menunjukkan infiltrasi monosit perivaskuler endoneurial dan demielinasi multifokal  Saraf-saraf tepi dapat terkena dari radiks sampai akhiran saraf distal (poliradikuloneuropati) Teori-teori Imun:  Faktor humoral (antibodi terhadap gangliosid)  Respon seluler (aktivasi makrofag)  Berbagai laporan melaporkan adanya antibodi terhadap glikolipid, termasuk GM1, GQ1b,berbagai gangliosid lain, seluruh komponen membran akson
  • 7. Infeksi , baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus, dan antigen lain memasuki sel Schwann dari saraf dan kemudian mereplikasi diri. Antigen tersebut mengaktivasi sel limfositT. Sel limfositT ini mengaktivasi proses pematangan limfosit B dan memproduksi autoantibodi spesifik. Ada beberapa teori mengenai pembentukan autoantibodi , yang pertama adalah virus dan bakteri mengubah susunan sel sel saraf sehingga sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing.Teori yang kedua mengatakan bahwa infeksi tersebut menyebabkan kemampuan sistem imun untuk mengenali dirinya sendiri berkurang. Autoantibodi ini yang kemudian menyebabkan destruksi myelin bahkan kadang kadang juga dapat terjadi destruksi pada axon
  • 8.
  • 9. Location of GBS peripheral nerve attack in peripheral nervous system. a) Dorsal root ganglia can be target of an antibody response in MFS. b). Nodes of Ravier are a target of immune response in AMAN. c) Schwan cell mielin surface protein can be target of antibody binding in AIDP. d) Neuromuskular junction (not known to be involved with GBS). (image from Ho et al, 1998. Copyright 1998 by Annual Reviews, Inc. Permission pending)
  • 10. Immunopatology of AIDP.a) Immunostating showing C3d surrounding two nerve fibers indicated by asterisk (*) b) Complement activation and influx of calcium along with demyelination. C) complement-mediated activation of macrophages. d) Depiction of pathology in AIDP involving complement activation and macrophage-mediated demyelination. (image from Ho et al. 1998. copyright 1998 by Annual Review, inc. Permission pending.)
  • 11. KRITERIA DIAGNOSTIK  Kelemahan ascenden dan simetris  Anggota gerak bawah terjadi lebih dulu dari anggota gerak atas. kelemahan otot proksimal lebih dulu terjadi dari otot distal kelemahan otot trunkal, bulbar dan otot pernafasan juga terjadi.  Kelemahan terjadi akut dan progresif bisa ringan sampai tetraplegi dan gangguan nafas  Puncak defisit dicapai 4 minggu  Recovery biasanya dimulai 2-4minggu  Gangguan sensorik biasanya ringan bisa parasthesi,baal atau sensasi sejenis  Gangguan Nn cranialis: facial drop, diplopia disartria, disfagia (N. VII, VI, III,V, IX, dan X)  Banyak pasien mengeluh nyeri punggung dan tungkai
  • 12. MANIFESTASI KLINIS  Gejala awal biasanya berupa parestesi dan nyeri  Abnormalitas motorik (kelemahan)  Mengikuti gejala sensorik, khas: mulai dari tungkai, ascenden ke lengan  10% dimulai dengan kelemahan lengan  Walaupun jarang, kelemahan bisa dimulai dari wajah (cervical-pharyngeal-brachial)  Kelemahan wajah terjadi pd setidaknya 50% pasien dan biasanya bilateral  Refleks: hilang / ↓pada sebagian besar kasus
  • 13. MANIFESTASI KLINIS  Abnormalitas sensorik  Klasik : parestesi terjadi 1-2 hari sebelum kelemahan, glove & stocking sensation,  simetris, tak jelas batasnya  Nyeri bisa berupa mialgia otot panggul, nyeri radikuler, manifes sebagai sensasi  terbakar, kesemutan, tersetrum  Ataksia sensorik krn proprioseptif terganggu  Variasi : parestesi wajah & trunkus
  • 14. MANIFESTASI KLINIS Disfungsi Otonom  Hipertensi  Hipotensi  Sinus takikardi / bradikardi  Aritmia jantung  Ileus  Refleks vagal  Retensi urine
  • 15. VARIAN KLINIS Fisher syndrome Acute inflammatory demyelinating polyneuropathy (AIDP) Acute motor axonal neuropathy (AMAN) AIDP with secondary degeneration Acute motor sensory axonal neuropathy (AMSAN) Axonal pattern Gullain-barre syndome
  • 16. Subtype Features Electrodiagnosis Pathology Acute inflammatory demyelinating polyneuropathy (AIDP) Adults affected more than children; 90% of cases in western world; recovery rapid; anti-GM1 antibodies (?50%) Demyelinating First attack on Schwann cell surface; widespread myelin damage, macrophage activation, and lymphocytic infiltration; variable secondary axonal damage Acute motor axonal neuropathy (AMAN) Children and young adults; prevalent in China and Mexico;may be seasonal; recovery rapid; anti-GD1a antibodies Axonal First attack at motor nodes of Ranvier; macrophage activation, few lymphocytes, frequent periaxonal macrophages; extent of axonal damage highly variable Acute motor sensory axonal neuropathy (AMSAN) Mostly adults; uncommon; recovery slow, often incomplete; closely related to AMAN Axonal Same as AMAN, but also affects sensory nerves and roots; axonal damage usually severe M. Fisher syndrome (MFS) Adults and children; uncommon; ophthalmoplegia, ataxia, and areflexia; anti-GQ1b antibodies (90%) Demyelinating Few cases examined; resembles AIDP
  • 17. Fase Prodormal Fase Progresif Fase Plateu Fase penyembuhan 11 – 4 mgg 3 – 6 bln1 – 4 mgg 1 – 3 mgg PERJALANAN KLINIS KELEMAHANMOTORIK WAKTU
  • 18. PERJALANAN KLINIS 1. Fase Prodromal  Fase sebelum gejala klinis muncul 2. Fase Laten  Waktu antara timbul infeksi/ prodromal yang mendahuluinya sampai timbulnya gejala klinis.  Lama : 1 – 28 hari, rata-rata 9 hari 3. Fase Progresif  Fase defisit neurologis (+)  Beberapa hari - 4 mgg, jarang > 8 mgg.  Dimulai dari onset (mulai tjd kelumpuhan yg bertambah berat sampai maksimal)
  • 19. PERJALANAN KLINIS  Perburukan > 8 minggu disebut chronic inflammatory- demyelinating polyradiculoneuropathy (CIDP) 4. Fase Plateau  Kelumpuhan telah maksimal dan menetap.  Fase pendek :2 hr, >> 3 mg, jrg > 7 mg 5. Fase Penyembuhan  Fase perbaikan kelumpuhan motorik  beberapa bulan
  • 20. PEMERIKSAAN PENUNJANG LCS  Disosiasi sito albumin  Pada fase akut terjadi peningkatan protein LCS > 0,55 g/l, tanpa peningkatan dari sel < 10 limposit/mm3  Hitung jenis pada panel metabolik tidak begitu bernilai  Peningkatan titer dari agent seperti CMV, EBV, membantu menegakkan etiologi.  Antibodi glicolipid  Antibodi GMI
  • 21. PEMERIKSAAN PENUNJANG EMG  Gambaran poliradikuloneuropati  Test Elektrodiagnostik dilakukan untuk mendukung klinis bahwa paralisis motorik akut disebabkan oleh neuropati perifer.  Pada EMG kecepatan hantar saraf melambat dan respon F dan H abnormal. Ro: CT atau MRI Untuk mengeksklusi diagnosis lain seperti mielopati.
  • 22. Guillain-Barre Syndrome Disability Score 0 Healthy state 1 Minor symptoms and capable of running 2 Able to walk 10 m or more without assistance but unable to run 3 Able to walk 10 m across an open space with help 4 Beddriden assisted ventilation for at least part of the day 5 Dead
  • 23. Diferensial Diagnosis Kelainan batang otak  Trombosis arteri basilaris dengan infark batang otak*  Ensefalomielitis batang otak Kelainan medulla spinalis  Mielitis transversa  Mielopati nekrotik akut  Kompresi neoplasma pada medulla spinalis servikal / foramen magnum  Mielopati akut lain Kelainan sel kornu anterior  Poliomielitis  Rabies  leher  Tetanus Poliradikulopati  Difteri  ParalisisTick  Logam berat : arsen, timbal, thallium, emas  Keracunan organofosfate.  Heksakarbon (neuropati penghirup lem)  Perhexilineg.  Obat-obatan : vincristine, disulfiram, nitrofurantoin  Critical illness polyneropathy Kelainan transmisi neuromuskuler  Myastenia gravis  Botulismu  Hipermagnesemid.  Paralisis yang diinduksi antibiotikae.  Bisa gigitan ular
  • 24. Diferensial diagnosis Miopati  Polimiositis  Miopati akut lain, misalnya akibat induksi obat Abnormalitas metaboli  Hipokalemi  Hipermagnesemia  Hipofosfatemia Lain-lain  Histeri  Malingering
  • 25. KOMPLIKASI  Paralisis menetap  Gagal nafas  Hipotensi  Tromboembolisme  Pneumonia  Aritmia Jantung  Ileus aspirasi  Retensi urin  Problem psikiatrik
  • 26. TERAPI • Plasma Exchange: 200-250 ml/kgBB selama 10-14 hari • Intravenous Immunoglobulin (IVIg): 2 g/kgBB selama 5 hari • Terapi fisik: - alih baring • latihan ROM dini u/ cegah kontraktur • Hidroterapi • Supportif: profilaksis DVT (heparin s.c) • Steroid
  • 27. PROGNOSIS Faktor prognostik negatif :  Penurunan hebat amplitudo potensial aksi berbagai otot  Umur tua  Kebutuhan dukungan ventilator  Perjalanan penyakit progresif & berat