4. LATAR BELAKANG
Suatu pengertian mengenai struktur atom dan metoda mekanika gelombang,.
Berdasarkan jenis ikatan antara atom-atom, secara garis besar dikenal ikatan
kovalen, ion, gaya interaksi vanderwaals dan ikatan logam. Dalam hal ini dibahas
mengenai iaktan kovalen. Dikenal dua jenis pendekatan mengenai ikatan kovalen
yaitu teori Orbital Molekul (teori MO) dan teori ikatan valensi (teori VB). Teori
molekul orbital mengandaikan suatu system molekul yang stabil, dengan berbagai
inti yang ada dalam keadaan seimbang serta menghasilkan fungsi gelombang
molekul yang mengambarkan tingkaat energi molekula atau orbital molekul. Ke
dalam orbital molekul ini dimasukkan electron-elektron. Orbitsl molekul dapat
dibentuk dari orbital atom dengan cara kombinasi linier dari orbital-orbital atom
(cara LCAO). Model MO dapat menerangkan terjadinya spectrum dari senyawa
serta kekuatan ikatan.
5. Menurut gambaran struktur Lewis Oksigen di atas, semua elektron pada O2
berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat diamagnetik, namun
kenyataanya, menurut hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen bersifat
paramagnetik dengan dua elektron tidak berpasangan. Temuan ini membuktikan
adanya kekurangan mendasar dalam teori ikatan valensi, sesuatu yang
mendorong pencarian alternatif pendekatan ikatan yang lain yang dapat
menjelaskan sifat-sifat O2 dan molekul-molekul lain yang tidak cocok dengan
ramalan teori ikatan valensi. Untuk menjawab hal tersebut diperlukan teori lain
yang dapat mendukung kelemahan teori ikatan valensi ini yaitu teori Orbital
Molekul.
LATAR BELAKANG
6. LATAR BELAKANG
Teori OM menjelaskan bahwa atom-atom individu tidak lagi terdapat dalam
molekul. Menurut Bird, T (1987), atom-atom telah melebur menjadi satu kesatuan
yaitu molekul itu sendiri. Pendekatan dimulai dengan inti-inti atom yang terdapat
dalam molekul pada posisi-posisi tertentu sebagai suatu kesatuan, baru kemudian
satu per satu elektron ditempatkan ke dalam sistem tersebut. Kebalikannya, teori
ikatan valensi lebih mendasarkan pendekatannya pada sudut pandangan kimia
dalam arti bahwa atom-atom secara individu dianggap memang terdapat dalam
molekul. Struktur molekul dianggap sebagai ikatan-ikatan yang terbentuk karena
pertumpangtindihan orbital-orbital atom-atom yang terdapat dalam molekul
tersebut.
7. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui definisi teori molekul orbital.
Untuk mengetahui pembentukan molekul orbital.
Untuk mengetahui molekul orbital pada senyawa.
Untuk mengetahui derajat ikatan molekul orbital.
Untuk mengetahui metoda molekul orbital.
8. Apa definisi teori molekul
orbital?
Bagaimana pembentukan
molekul orbital?
Bagaimana molekul orbital
pada senyawa?
Bagaimana derajat ikatan
molekul orbital?
Bagaimana metoda
molekul orbital?
Rumusan
masalah
9. MANFAAT
Setiap teori orbital molekul itu memiliki maksud dan tujuan masing masing
tapi dimana setiap teori orbital molekul itu akan berbeda fungsi dan tujuan tetapi
secara garis besar fungsi dan tujuan teori orbital molekul sebagai berikut :
1. Memahami definisi molekul orbital.
2. Memahami pembentukan molekul orbital.
3. Memahami molekul orbital pada senyawa.
4. Memahami derajat ikatan molekul orbital.
5. Memahami metoda molekul orbital.
10. BAB II
PEMBAHASAN
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik
dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut
sebagai teori orbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen melalui
istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari
atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan
DEFINISI TEORI
MOLEKUL
ORBITAL
11. BAB II
PEMBAHASAN
Menurut teori OM, tumpang tindih orbital 1s dua atom hidrogen mengarah
pada pembentukan dua orbital molekul, satu orbital molekul ikatan dan satu orbital
molekul antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi yang lebih rendah dan
kestabilan yang lebih besar dibandingkan dengan orbital atom pembentuknya.
Orbital molekul antiikatan memiliki energi yang lebih besar dan kestabilan yang
lebih rendah dibandingkan dengan orbital atom pembentuknya. Penempatan
elektron dalam orbital molekul ikatan menghasilkan ikatan kovalen yang stabil,
sedangkan penempatan elektron dalam orbital molekul antiikatan menghasilkan
ikatan kovalen yang tidak stabil.
Dalam orbital molekul ikatan kerapatan elektron lebh besar di antara inti atom
yang berikatan. Sementara, dalam orbital molekul antiikatan, kerapatan elektron
mendekati nol diantara inti. Perbedaa ini dapat dipahami bila kita mengingat sifat
gelombang pada elektron. Gelombang dapat berinteraksi sedemikian rupa dengan
gelombang lain membentuk interferensi konstruktif yang memperbesar amplitudo,
dan juga interferensi destruktif yang meniadakan amplitudo.
12. BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi gelombang elektron dalam suatu atom disebut orbital atom. Karena
kebolehjadian menemukan elektron dalam orbital molekul sebanding dengan
kuadrat fungsi gelombang, peta elektron nampak seperti fungsi gelombang. Suatu
fungsi gelombang mempunyai daerah beramplitudo positif dan negatif yang
disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif
dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan,
tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak
membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral
tumpang tindih dalam kimia kuantum.
13. BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan
orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital
molekul adalah jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi
orbital molekul ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya
partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom. Kondisi pembentukan orbital
molekul ikatan adalah sebagai berikut. Syarat pembentukan orbital molekul ikatan:
1. Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
2. Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
3. Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.
PEMBENTUKAN ORBITAL MOLEKUL
14. BAB II
PEMBAHASAN
Kasus paling sederhana adalah orbital molekul yang dibentuk dari orbital atom
A dan B dan akan dijelaskan di sini. Orbital molekul ikatan dibentuk antara A dan
B bila syarat-syarat di atas dipenuhi, tetapi bila tanda salah satu orbital atom
dibalik, syarat ke-2 tidak dipenuhi dan orbital molekul anti ikatan yang memiliki
cuping yang bertumpang tindih dengan tanda berlawanan yang akan dihasilkan
Tingkat energi orbital molekul ikatan lebih rendah, sementara tingkat energi orbital
molekul anti ikatan lebih tinggi dari tingkat energi orbital atom penyusunnya.
Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan.
Bila tidak ada interaksi ikatan dan anti ikatan antara A dan B, orbital molekul yang
dihasilkan adalah orbital non ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari
energi terendah ke energi yang tertinggi. Orbital molekul terisi dan berenergi
tertinggi disebut HOMO (highest occupied molecular orbital) dan orbital molekul
kosong berenergi terendah disebut LUMO (lowest unoccupied molecular orbital).
Ken’ichi Fukui (pemenang Nobel 1981) menamakan orbital-orbital ini orbital-
orbital terdepan (frontier).
15. BAB II
PEMBAHASAN
Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital
terdegenerasi (degenerate). Simbol orbital yang tidak terdegenerasi adalah a atau b,
yang terdegenerasi ganda e, dan yang terdegenerasi rangkap tiga t. Simbol g
(gerade) ditambahkan sebagai akhiran pada orbital yang sentrosimetrik dan u
(ungerade) pada orbital yang berubah tanda dengan inversi di titik pusat inversi.
Bilangan sebelum simbol simetri digunakan dalam urutan energi untuk
membedakan orbital yang sama degenarasinya. Selain itu, orbital-orbital itu
dinamakan sigma (σ) atau pi(π) sesuai dengan karakter orbitalnya. Suatu orbital
sigma mempunyai simetri rotasi sekeliling sumbu ikatan, dan orbital pi memiliki
bidang simpul. Oleh karena itu, ikatan sigma dibentuk oleh tumpang tindih orbital
s-s, p-p, s-d, p-d, dan d-ddan ikatan pi dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-p, p-
d, dan dd
16. KESIMPULAN
Orbital molecular merupakan hasil tumpeng tindih dan penggabungan orbital
atomic pada molekul. Menurut pendekatan lurus (linear combination), jumlah
molekuler yang bergabung sama dengan orbital atomic yang bergabung.
Dalam pembentukan moleku, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan
orbital molekul yaitu fungsi gelombang elektron dalam molekul.
Orde ikatan dapat digunakan untuk menentukan tingkat kestabilan molekul.
Semakin tinggi orde ikatan, maka semakin tinggi pula kestabilan molekulnya.
17. LAMPIRAN
Gambar : Diagram korelasi orbital molekul HCl
Gambar : Bentuk orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom
Gambar : Kombinasi orbital atom yang membentuk orbital atom