SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
Materi kuliah Pengantar Ekonomi
Makro
3 SKS
BAB VIII
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN
MONETER
Oleh
Azizah Fitriani, SE., MM.
I. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan
dengan cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran
pada APBN. Semua kebijakan yang berkaitan dengan APBN
digolongkan sebagai kebijakan fiskal misalnya kebijakan bidang
perpajakan, hutang luar negeri maupun peningkatan pengeluaran
pemerintah.
Pemerintah dalam menghadapi defisit anggaran memerlukan kebijakan
fiskal , diantaranya adalah :
1. Pajak
Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pajak yang harus
ditanggung begitu pula sebaliknya. Karena pajak berkaitan dengan
pendapatan, maka penerimaan pemerintah dari pajak sangat
tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat. Pajak dapat
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat karena mengurangi
pendapatan siap konsumsi (Disposible Income ). Apabila defisit
anggaran pemerintah dibiayai dengan peningkatan pajak maka
daya beli masyarakat akan semakin menurun.
2. Mencetak uang baru
Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran dengan meminjam dana dari
bank sentral. Bank sentral akan membiayai pinjaman tersebut dengan
mencetak uang baru sehingga jumlah uang yang beredar semakin banyak.
Dengan demikian harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan dan
inflasi juga akan mengalami kenaikan.
3. Pinjaman masyarakat dalam negeri
Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran pemerintah dengan
meminjam dana masyarakat dalam negeri dengan penerbitan surat hutang
atau obligasi pemerintah yang dijual kepada masyarakat. Pemerintah akan
membayar obligasai pada saat jatuh tempo beserta bunganya.
4. Pinjaman masyarakat luar negeri
Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran pemerintah dengan
meminjam dana masyarakat luar negeri dengan penerbitan surat hutang
atau obligasi pemerintah di pasar uang internasional. Sumber pembiayaan
ini digunakan untuk membiayai defisit neraca pembayaran internasional.
Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal :
1. Kebijakan Fiskal Ekspansioner adalah peningkatan belanja pemerintah
dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan
permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah
untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka
pengangguran.
2. Kebijakan Fiskal Kontraksioner adalah pengurangan belanja pemerintah
dan/ataupeningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan
agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
mengontrol inflasi.
3. Kebijakan Fiskal Sisi Penawaran adalah kebijakan fiskal dapat secara langsung
mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran
agregat.Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif
bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang
modal, karenamereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih
besar yang kemudian dapat dibelanjakan.
Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPB Tahun 2015
1. RAPBN 2015 disusun sebagai baseline budget, dalam arti hanya
memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu ditujukan
untuk memberi ruang gerak bagi pemerintahan baru untuk
melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan platform, visi, dan
misi yang telah direncanakan. RAPBN 2015 juga menjadi bagian awal
pelaksanaan RPJMN ketiga periode 2015–2019 dari empat tahapan
pelaksanaan RPJPN 2005–2025.
2. Tema kebijakan fiskal tahun 2015 adalah “Penguatan Kebijakan Fiskal
dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkelanjutan dan Berkeadilan.” Kebijakan fiskal tahun 2015 tetap
ditujukan untuk optimalisasi pendapatan negara, peningkatkan
kualitas belanja negara, pengendalian defisit APBN, serta
pengendalian utang negara.
3. Dengan tetap menerapkan 4 pilar strategi pembangunan (pro growth,
pro job, pro poor, pro environment), RAPBN 2015 diarahkan untuk
mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional
II . KEBIJAKAN FISKAL YANG DISENGAJA
Kebijakan fiskal yang disengaja dapat berupa mengubah aturan
tentang perpajakan ataupun mengubah pengeluaran
pemerintah. Dari kebijakan pemerintah ini terlihat seberapa
jauh peranan pemerintah dalam melakukan campur tangan
dalam pengaturan perekonomian.
Contoh Kasus 1. ( Pengaruh pajak pada konsumsi dan tabungan )
Diketahui Data :
Fungsi konsumsi masyarakat adalah C = Rp 40 miliar + 0,75 Yd.
Dimana : Yd = Y - Tx + Tr
Pemerintah menetapkan pajak sebesar Tx = Rp 30 miliar
Ditanya :
1. Hitunglah besarnya konsumsi dan tabungan sebelum adanya pajak,
apabila pendapatan Rp. 120 miliar
2. Hitunglah besarnya akonsumsi dan tabungan setelah adanya pajak,
apabila pendapatannya Rp. 120 miliar
Jawab :
1. Besarnya C dan S apabila tanpa pajak
Pengeluaran konsumsi :
C = 40 + 0,75 Yd
C = 40 + 0,75 ( 120 - 0 + 0 )
C = 40 + 90
C = Rp. 130 miliar
Jadi pengeluaran konsumsi sebelum adanya pajak adalah sebesar
Rp. 130 miliar
Besarnya tabungan :
S = Yd - C
S = ( 120 - 0 + 0 ) - 130
S = 120 - 130
S = -10
Jadi pengeluaran tabungan sebelum adanya pajak adalah sebesar
Rp -10 miliar.
2. Besarnya C dan S apabila pajak sebesar Rp 30 miliar
Pengeluaran konsumsi :
C = C0 + ∆C atau C = C0 - c ∆Tx
C = 130 - 0,75 x 30
C = 130 - 22,5
C = Rp 107,5 miliar
Jadi pengeluaran konsumsi setelah adanya pajak sebesar Rp. 107,5 miliar
Besarnya tabungan :
S = S0 + ∆S atau S = S0 + (1 - c ) ( -∆ Tx )
S = -10 + ( 1 - 0,75 ) ( -30 )
S = -10 + ( -7,5 )
S = Rp. -17,5 miliar
Jadi besarnya tabungan dengan adanya pajak adalah sebesar Rp. –17,5 miliar
Contoh Kasus 2. ( Pengaruh transfer pada konsumsi dan
tabungan )
Diketahui data :
Fungsi konsumsi masyarakat adalah sebesar C = Rp. 40 miliar +
0,75 Yd. Pemerintah menetapkan pajak sebesar Tx = Rp 30
miliar memberikan transfer sebesar Tr = Rp. 40 miliar.
Ditanya :
1. Hitunglah pengeluaran konsumsi dan tabungan setelah
adanya transfer dari pemerintah , apabila tingkat pendapatannya
Rp. 120 miliar.
2. Hitunglah pengeluaran konsumsi dan tabungan setelah adanya
pajak dan adanya transfer dari pemerintah , apabila tingkat
pendapatannya Rp. 120 miliar.
Jawab :
1. Besarnya C dan S setelah adanya transfer
Pengeluaran konsumsi :
C = C0 + ∆C atau C = C0 + c ∆Tr
C = 130 + 0,75 x 40
C = 130 + 30
C = Rp 160 miliar
Jadi pengeluaran konsumsi setelah adanya transfer sebesar 40 adalah Rp
160 miliar
Besarnya tabungan :
S = S0 + ∆S atau S = S0 + (1 - c ) ( ∆ Tr )
S = -10 + ( 1 - 0,75 ) ( 40 )
S = -10 + 10
S = Rp. 0
Jadi besarnya tabungan dengan adanya tyransfer adalah sebesar Rp. 0
2. Besarnya C dan S setelah adanya transfer dan ada pajak
Pengeluaran konsumsi :
C = C0 + ∆C atau C = C0 + c ( ∆Tr - ∆Tx )
C = 130 + 0,75 ( 40 - 30 )
C = 130 + 7,5
C = Rp 137,5 miliar
Jadi pengeluaran konsumsi setelah adanya transfer sebesar 40 dan pajak
sebesar pajak 30 adalah Rp 137,5 miliar
Besarnya tabungan :
S = S0 + ∆S atau S = S0 + (1 - c ) ( ∆ Tr - ∆Tx )
S = -10 + ( 1 - 0,75 ) ( 40 - 30 )
S = -10 + 2,5
S = Rp. -7,5
Jadi besarnya tabungan dengan adanya tyransfer adalah sebesar Rp. -7,5
III. KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk
mengendalikan perekonomian melalui jumlah uang yang
beredar yang dilakukan oleh Bank sentral. Dalam mengendalikan
Bank sentral ada beberapa instrumen kebijakan moneter yaitu :
Instrumen Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kualitatif
Instrumen Kuantitatif Instrumen Kualitatif
a. Operasi Pasar Terbuka c. Kredit Selektif
b. Suku Bunga Diskonto d. Bujukan Moral
c. Tingkat Cadangan wajib
a. Operasi Pasar terbuka
Operasi pasar terbuka dilakukan dengan cara menjual atau membeli surat
berharga. Dalam kondisi perekonomian mengalami kelesuan, bank
sentral akan menambah jumlah uang yang beredar dengan cara
membeli surat berharga. Dengan membeli surat berharga maka
jumlah cadangan di bank umum akan bertambah sehingga
perputaran kegiatan ekonomi akan mengalami kenaikan.
Dalam kondisi Overemployment bank sentral akan menjual surat berharga .
Dengan menjual surat berharga maka jumlah cadangan di bank
umum akan berkurang sehingga perputaran kegiatan ekonomi akan
mengalami penurunan.
b. Suku Bunga Diskonto
Dalam kondisi perekonomian mengalami kelesuan maka seharusnya bank
sentral menurunkan tingkat bunga diskonto. Penurunan bunga
diskonto akan mendorong bank umum untuk meminjam dana yang
lebih banyak karena biaya yang ditanggung lebih ringan. Sebaliknya
dalam kondisi perekonomian overemployment maka bank sentral
akan menaikkan tingkat suku bunga diskonto , hal ini akan
menghambat bank umum untuk meminjam dana dari bank sentral.
c. Tingkat cadangan wajib
Dalam kondisi perekonomian yang mengalami kelesuan, maka bank
sentral sebaiknya menurunkan persentase cadangan wajib
bank umum, sebaliknya dalam kondisi perekonomian
overemployment maka seharusnya bank sentral menaikkan
persentase cadangan wajib bank umum.
d. Kredit selektif
Pemerintah dapat menggunakan instrumen kebijakan ini untuk
melakukan pengawasan poada bank umum mengenai
penyaluran kredit dan jenis investasi yang dilakukan sesuai
dengan keinginan pemerintah.
e. Bujukan Moral
Dalam kebijakan bujukan moral pemerintah tidak mewajibkan bank
umum untuk mengikuti aturan yang ditetapkan bank sentral.
Bank sentral hanya memberikan himbauan kepada bank
umum untuk membantu pemeerintah melaksanakan program
tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintan

Contenu connexe

Tendances

Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of money
PT Lion Air
 
Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...
Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...
Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...
baskoroadisucahyo
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
Juni Effendi
 

Tendances (20)

Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of money
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
 
Pegadaian
PegadaianPegadaian
Pegadaian
 
Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...
Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...
Dasar teori; keberagaman, sikap & kepuasan, konsep motivasi, persepsi dan pen...
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Bab III perekonomian jangka panjang
Bab III perekonomian jangka panjangBab III perekonomian jangka panjang
Bab III perekonomian jangka panjang
 
Studi kasus pemasaran internasional
Studi kasus pemasaran internasionalStudi kasus pemasaran internasional
Studi kasus pemasaran internasional
 
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
 
PERAMALAN PERMINTAAN.ppt
PERAMALAN PERMINTAAN.pptPERAMALAN PERMINTAAN.ppt
PERAMALAN PERMINTAAN.ppt
 
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongLingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
 
Bab 14 mengembangkan strategi dan program penetapan harga
Bab 14 mengembangkan strategi dan program penetapan hargaBab 14 mengembangkan strategi dan program penetapan harga
Bab 14 mengembangkan strategi dan program penetapan harga
 
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaranBab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
Bab 2 mengembangkan strategi dan rencana pemasaran
 
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongMengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Mengelola Informasi Pemasaran - Bab 4 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
 
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 12 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pptPermintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
Pricing strategy (Marketing)
Pricing strategy (Marketing)Pricing strategy (Marketing)
Pricing strategy (Marketing)
 
Kelompok sosial & perilaku konsumen
Kelompok sosial & perilaku konsumenKelompok sosial & perilaku konsumen
Kelompok sosial & perilaku konsumen
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
 

Similaire à 8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt

Kebijakan pempemerintah makro & mikro
Kebijakan pempemerintah makro & mikroKebijakan pempemerintah makro & mikro
Kebijakan pempemerintah makro & mikro
sam kempo
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
Arief Wibowo
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Wahono Diphayana
 

Similaire à 8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt (20)

5b.kebijakan fiskal
5b.kebijakan fiskal5b.kebijakan fiskal
5b.kebijakan fiskal
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
 
Kebijakan pempemerintah makro & mikro
Kebijakan pempemerintah makro & mikroKebijakan pempemerintah makro & mikro
Kebijakan pempemerintah makro & mikro
 
Presentation media
Presentation mediaPresentation media
Presentation media
 
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.pptPIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docx
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Kebijakan moneter & fiskal
Kebijakan moneter & fiskalKebijakan moneter & fiskal
Kebijakan moneter & fiskal
 
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnisAplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
Aplikasi kebijakan fiskal dalam bisnis
 
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
 
Moneter & Fiskal
Moneter & FiskalMoneter & Fiskal
Moneter & Fiskal
 
Tugas kebijakan fiskal
Tugas kebijakan fiskalTugas kebijakan fiskal
Tugas kebijakan fiskal
 
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.pptPIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan MoneterKebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan Moneter
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Ekonomi Publik
Ekonomi PublikEkonomi Publik
Ekonomi Publik
 
KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA SEKTOR.pptx
KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA SEKTOR.pptxKESEIMBANGAN EKONOMI TIGA SEKTOR.pptx
KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA SEKTOR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Keseimbangan ekonomi tiga sektor
Keseimbangan ekonomi tiga sektorKeseimbangan ekonomi tiga sektor
Keseimbangan ekonomi tiga sektor
 

Dernier

Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Ika Putri
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
ZainalArifin848408
 

Dernier (20)

APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 

8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt

  • 1. Materi kuliah Pengantar Ekonomi Makro 3 SKS
  • 2. BAB VIII KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER Oleh Azizah Fitriani, SE., MM.
  • 3. I. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran pada APBN. Semua kebijakan yang berkaitan dengan APBN digolongkan sebagai kebijakan fiskal misalnya kebijakan bidang perpajakan, hutang luar negeri maupun peningkatan pengeluaran pemerintah. Pemerintah dalam menghadapi defisit anggaran memerlukan kebijakan fiskal , diantaranya adalah : 1. Pajak Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pajak yang harus ditanggung begitu pula sebaliknya. Karena pajak berkaitan dengan pendapatan, maka penerimaan pemerintah dari pajak sangat tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat. Pajak dapat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat karena mengurangi pendapatan siap konsumsi (Disposible Income ). Apabila defisit anggaran pemerintah dibiayai dengan peningkatan pajak maka daya beli masyarakat akan semakin menurun.
  • 4. 2. Mencetak uang baru Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran dengan meminjam dana dari bank sentral. Bank sentral akan membiayai pinjaman tersebut dengan mencetak uang baru sehingga jumlah uang yang beredar semakin banyak. Dengan demikian harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan dan inflasi juga akan mengalami kenaikan. 3. Pinjaman masyarakat dalam negeri Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran pemerintah dengan meminjam dana masyarakat dalam negeri dengan penerbitan surat hutang atau obligasi pemerintah yang dijual kepada masyarakat. Pemerintah akan membayar obligasai pada saat jatuh tempo beserta bunganya. 4. Pinjaman masyarakat luar negeri Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran pemerintah dengan meminjam dana masyarakat luar negeri dengan penerbitan surat hutang atau obligasi pemerintah di pasar uang internasional. Sumber pembiayaan ini digunakan untuk membiayai defisit neraca pembayaran internasional.
  • 5. Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal : 1. Kebijakan Fiskal Ekspansioner adalah peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran. 2. Kebijakan Fiskal Kontraksioner adalah pengurangan belanja pemerintah dan/ataupeningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol inflasi. 3. Kebijakan Fiskal Sisi Penawaran adalah kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat.Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karenamereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat dibelanjakan.
  • 6. Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPB Tahun 2015 1. RAPBN 2015 disusun sebagai baseline budget, dalam arti hanya memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu ditujukan untuk memberi ruang gerak bagi pemerintahan baru untuk melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan platform, visi, dan misi yang telah direncanakan. RAPBN 2015 juga menjadi bagian awal pelaksanaan RPJMN ketiga periode 2015–2019 dari empat tahapan pelaksanaan RPJPN 2005–2025. 2. Tema kebijakan fiskal tahun 2015 adalah “Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan.” Kebijakan fiskal tahun 2015 tetap ditujukan untuk optimalisasi pendapatan negara, peningkatkan kualitas belanja negara, pengendalian defisit APBN, serta pengendalian utang negara. 3. Dengan tetap menerapkan 4 pilar strategi pembangunan (pro growth, pro job, pro poor, pro environment), RAPBN 2015 diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional
  • 7. II . KEBIJAKAN FISKAL YANG DISENGAJA Kebijakan fiskal yang disengaja dapat berupa mengubah aturan tentang perpajakan ataupun mengubah pengeluaran pemerintah. Dari kebijakan pemerintah ini terlihat seberapa jauh peranan pemerintah dalam melakukan campur tangan dalam pengaturan perekonomian. Contoh Kasus 1. ( Pengaruh pajak pada konsumsi dan tabungan ) Diketahui Data : Fungsi konsumsi masyarakat adalah C = Rp 40 miliar + 0,75 Yd. Dimana : Yd = Y - Tx + Tr Pemerintah menetapkan pajak sebesar Tx = Rp 30 miliar Ditanya : 1. Hitunglah besarnya konsumsi dan tabungan sebelum adanya pajak, apabila pendapatan Rp. 120 miliar 2. Hitunglah besarnya akonsumsi dan tabungan setelah adanya pajak, apabila pendapatannya Rp. 120 miliar
  • 8. Jawab : 1. Besarnya C dan S apabila tanpa pajak Pengeluaran konsumsi : C = 40 + 0,75 Yd C = 40 + 0,75 ( 120 - 0 + 0 ) C = 40 + 90 C = Rp. 130 miliar Jadi pengeluaran konsumsi sebelum adanya pajak adalah sebesar Rp. 130 miliar Besarnya tabungan : S = Yd - C S = ( 120 - 0 + 0 ) - 130 S = 120 - 130 S = -10 Jadi pengeluaran tabungan sebelum adanya pajak adalah sebesar Rp -10 miliar.
  • 9. 2. Besarnya C dan S apabila pajak sebesar Rp 30 miliar Pengeluaran konsumsi : C = C0 + ∆C atau C = C0 - c ∆Tx C = 130 - 0,75 x 30 C = 130 - 22,5 C = Rp 107,5 miliar Jadi pengeluaran konsumsi setelah adanya pajak sebesar Rp. 107,5 miliar Besarnya tabungan : S = S0 + ∆S atau S = S0 + (1 - c ) ( -∆ Tx ) S = -10 + ( 1 - 0,75 ) ( -30 ) S = -10 + ( -7,5 ) S = Rp. -17,5 miliar Jadi besarnya tabungan dengan adanya pajak adalah sebesar Rp. –17,5 miliar
  • 10. Contoh Kasus 2. ( Pengaruh transfer pada konsumsi dan tabungan ) Diketahui data : Fungsi konsumsi masyarakat adalah sebesar C = Rp. 40 miliar + 0,75 Yd. Pemerintah menetapkan pajak sebesar Tx = Rp 30 miliar memberikan transfer sebesar Tr = Rp. 40 miliar. Ditanya : 1. Hitunglah pengeluaran konsumsi dan tabungan setelah adanya transfer dari pemerintah , apabila tingkat pendapatannya Rp. 120 miliar. 2. Hitunglah pengeluaran konsumsi dan tabungan setelah adanya pajak dan adanya transfer dari pemerintah , apabila tingkat pendapatannya Rp. 120 miliar.
  • 11. Jawab : 1. Besarnya C dan S setelah adanya transfer Pengeluaran konsumsi : C = C0 + ∆C atau C = C0 + c ∆Tr C = 130 + 0,75 x 40 C = 130 + 30 C = Rp 160 miliar Jadi pengeluaran konsumsi setelah adanya transfer sebesar 40 adalah Rp 160 miliar Besarnya tabungan : S = S0 + ∆S atau S = S0 + (1 - c ) ( ∆ Tr ) S = -10 + ( 1 - 0,75 ) ( 40 ) S = -10 + 10 S = Rp. 0 Jadi besarnya tabungan dengan adanya tyransfer adalah sebesar Rp. 0
  • 12. 2. Besarnya C dan S setelah adanya transfer dan ada pajak Pengeluaran konsumsi : C = C0 + ∆C atau C = C0 + c ( ∆Tr - ∆Tx ) C = 130 + 0,75 ( 40 - 30 ) C = 130 + 7,5 C = Rp 137,5 miliar Jadi pengeluaran konsumsi setelah adanya transfer sebesar 40 dan pajak sebesar pajak 30 adalah Rp 137,5 miliar Besarnya tabungan : S = S0 + ∆S atau S = S0 + (1 - c ) ( ∆ Tr - ∆Tx ) S = -10 + ( 1 - 0,75 ) ( 40 - 30 ) S = -10 + 2,5 S = Rp. -7,5 Jadi besarnya tabungan dengan adanya tyransfer adalah sebesar Rp. -7,5
  • 13. III. KEBIJAKAN MONETER Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian melalui jumlah uang yang beredar yang dilakukan oleh Bank sentral. Dalam mengendalikan Bank sentral ada beberapa instrumen kebijakan moneter yaitu : Instrumen Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kualitatif Instrumen Kuantitatif Instrumen Kualitatif a. Operasi Pasar Terbuka c. Kredit Selektif b. Suku Bunga Diskonto d. Bujukan Moral c. Tingkat Cadangan wajib
  • 14. a. Operasi Pasar terbuka Operasi pasar terbuka dilakukan dengan cara menjual atau membeli surat berharga. Dalam kondisi perekonomian mengalami kelesuan, bank sentral akan menambah jumlah uang yang beredar dengan cara membeli surat berharga. Dengan membeli surat berharga maka jumlah cadangan di bank umum akan bertambah sehingga perputaran kegiatan ekonomi akan mengalami kenaikan. Dalam kondisi Overemployment bank sentral akan menjual surat berharga . Dengan menjual surat berharga maka jumlah cadangan di bank umum akan berkurang sehingga perputaran kegiatan ekonomi akan mengalami penurunan. b. Suku Bunga Diskonto Dalam kondisi perekonomian mengalami kelesuan maka seharusnya bank sentral menurunkan tingkat bunga diskonto. Penurunan bunga diskonto akan mendorong bank umum untuk meminjam dana yang lebih banyak karena biaya yang ditanggung lebih ringan. Sebaliknya dalam kondisi perekonomian overemployment maka bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga diskonto , hal ini akan menghambat bank umum untuk meminjam dana dari bank sentral.
  • 15. c. Tingkat cadangan wajib Dalam kondisi perekonomian yang mengalami kelesuan, maka bank sentral sebaiknya menurunkan persentase cadangan wajib bank umum, sebaliknya dalam kondisi perekonomian overemployment maka seharusnya bank sentral menaikkan persentase cadangan wajib bank umum. d. Kredit selektif Pemerintah dapat menggunakan instrumen kebijakan ini untuk melakukan pengawasan poada bank umum mengenai penyaluran kredit dan jenis investasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan pemerintah. e. Bujukan Moral Dalam kebijakan bujukan moral pemerintah tidak mewajibkan bank umum untuk mengikuti aturan yang ditetapkan bank sentral. Bank sentral hanya memberikan himbauan kepada bank umum untuk membantu pemeerintah melaksanakan program tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintan