2. Tujuan Pembelajaran
Dapat menjelaskan konsep dasar SIMPUS
Dapat menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan SIMPUS
Dapat menjelaskan konsep dasar SIRS, data klinik dan rekam medis
Dapat menjelaskan manfaat dan pentingnya data klinik dan rekam medik dalam menunjang
Yankes
Dapat mengetahui sistem pencacatan dan pelaporan RS di Indonesia
4. LATAR
BELAKANG
Belum Adanya validitas data
mengenai orang sakit, penyakit,
bumil, dan lain2 di wilayah suatu
Puskesmas
Memperbaiki pengumpulan data
di Puskesmas, guna laporan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Memasuki era Otonomi Daerah
mutlak diperlukan Informasi yang
tepat, akurat dan up to date
berkenaan dengan data orang
sakit, ketersediaan obat, jumlah
ibu hamil, masalah imunisasi dan
lain-lain
5. KONSEP DASAR
SIMPUS merupakan akronim dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. Menurut Kemenkes
No 128/Menkes/SK/II/2014 mengenai Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, SIMPUS
adalah
“TATANAN MANUSIA/PERALATAN YANG MENYEDIAKAN
INFORMASI UNTUK MEMBANTU PROSES MANAJEMEN
PUSKESMAS DALAM MENCAPAI SASARAN KEGIATAN”
6. SIMPUS, merupakan program aplikasi yang memberikan informasi baik
utk administrasi dan pengelolaan sebuah puskesmas demi meningkatkan
kinerja dan menangani keseluruhan proses manajemen di Puskesmas
SIMPUS dikembangkan dengan berpedoman pada MEKANISME KERJA PELAYANAN PASIEN di Puskesmas ->> berupa Program database
7. Maksud
& Tujuan
o Mengumpulkan data dari tiap
Puskesmas baik data orang sakit,
bayi lahir, ibu hamil, ketersediaan
obat, penyuluhan kesehatan
masyarakat, dan lain-lain
o Menghasilkan informasi yang up
to date sbg data awal
pengambilan kebijakan bagi
PIMPINAN
o Membantu kelancaran
ADMINISTRASI dan manajemen
Puskesmas dalam penyusunan
LAPORAN mengenai Kondisi
Puskesmas
8. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
Desain sistem komputer yang komplek untuk menolong komunikasi dan
mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.
SIR diaplikasikan untuk perijinan, catatan
medis, akuntansi, kantor, perawatan,
laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali,
mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji.
9. Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data,
pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulaninformasi serta penyampaian
informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
10. Konsep Dasar proses pengembangan Sistem Informasi Rumah
Sakit
(1) Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi,
(2) Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis,
(3) Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem,
(4) Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat intregritas sistem informasi itu sendiri,
(5) Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk
pengembangan sistem tersebut,
(6)Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan
secara menyeluruh (holistik),
(7) Informasi telah menjadi aset organisasi
(8) Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan strukturhirarkis yang mudah dipahami.
12. Sistem Informasi Rumah Sakit terdiri dari :
a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis maupun tenaga
administratif rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana yang ada di dalam rumah
sakit tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan obat-obatan dan bahan habis pakai
lainnya.
f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada didalam rumah sakit
tersebut, termasuk pengelolaan data untuk perencaan jangka panjang, jangka pendek,
pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.
13. Subsistem Layanan Kesehatan
1. Modul Rawat Jalan, yang mengelola data-data dan aktivitas layanan medis rawat jalan.
2. Modul Rawat Inap, yang mengelola data-data dan aktivitas layanan medis rawat inap.
3. Modul Layanan Penunjang Medis, termasuk didalamnya tindakan medis, pemeriksaan
laboratorium,dsb.
15. “Kriteria dan kebijakan pengembangan
SIRS”
1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah
Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun
pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap usaha-
usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang
dikembangkan.
5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan
perkembangan dimasa datang.
16. 6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu
dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil
dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.
7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-
masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan
bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user
friendly).
10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin
perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia,
untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang
kuat terhadap pengembangan SIRS.
17. Sasaran Jangka Pendek Pengembangan
SIRS
1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan atau pengawasan (auditable)
maupun dalam hal pertanggung-jawaban penggunaan dana (accountable) oleh unit-unit yang ada di
lingkungan rumah sakit.
2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup
lengkap dan terpadu.
3. Terbentunya suatu sistem informasi yang dapat memberikandukungan akan informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
5. Terjaminnya konsistensi data.
6. Orientasi ke masa depan
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun
sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya
sesuai Rancangan Global SIRS.
18. Tahapan pengembangan SIRS
1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,
2. Penyusunan Rancangan Global SIRS.
3. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
4. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
5. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaanperangkat keras
maupun perangkat lunak pendukung.
6. Operasionalisasi dan Pemantapan
19. Data Klinik dan Rekam Medis
Dalam pelayanan kedokteran di tempat praktek maupun di Rumah Sakit yang standar, dokter
membuat catatan mengenai berbagai informasi mengenai pasien tersebut dalam suatu berkas
yang dikenal sebagai Status, Rekam Medis, Rekam Kesehatan atau Medical Record.
20. Definisi Rekam Medis
1. Definisi Rekam Medis Menurut Edna K Huffman:
Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan
bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani
pengobatan.
2. Definisi Rekam Medis Menurut Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989:
Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana
kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
21. 3. Definisi Rekam Medis Menurut Gemala Hatta
Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan
riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat
lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
4. Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 Menurut Waters dan Murphy :
Rekam Medis adalah Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang
keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”.
22. Isi Rekam Medis
Catatan keadaan tubuh dan
kesehatan, termasuk data tentang
identitas dan data medis seorang
pasien.
1. Data medis atau data klinis
2. Data sosiologis atau data non
klinis
23. Isi Rekam Medis
1. Data medis atau data klinis:
segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik,
diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan dokter, perawat,
hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb.
Data-data ini merupakan data yang bersifat rahasia
(confidential) sebingga tidak dapat dibuka kepada pihak
ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika
ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-
undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.
24. Data ini oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian
lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial).
2. Data sosiologis atau data non-medis:
Segala data lain yang tidak berkaitan langsung
dengan data medis, seperti data identitas, data
sosial ekonomi, alamat dsb.
25. Penyelenggaraan Rekam Medis
Departemen Kesehatan mengatur tata cara
penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu peraturan
menteri kesehatan agar jelas rambu-rambunya, yaitu
berupa Permenkes No.749a1Menkes/Per/XII/1989.
26. Rekam Medis dalam Permenkes
I. Rekam Medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan (pasal 4). Hal ini dimaksudkan agar data yang dicatat
masih original dan tidak ada yang terlupakan karena adanya tenggang waktu.
2. Setiap pencatatan Rekam Medis harus dibubuhi nama
dan tanda tangan petugas pelayanan kesehatan. Hal ini
diperlukan untuk memudahkan sistim pertanggung-
jawaban atas pencatatan tersebut (pasal 5).
27. Kedudukan Rekam Medis
Pasal 10 Permenkes No. 749a menyatakan bahwa berkas
rekam medis itu merupakan milik sarana pelayanan
kesehatan, yang harus disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal
terakhir pasien berobat.
Pada prinsipnya isi Rekam Medis adalah milik
pasien, sedangkan berkas Rekam Medis (secara
fisik) adalah milik Rumah Sakit atau institusi
kesehatan
28. Manfaat Rekam Medis
(Permenkes no. 749a tahun 1989 )
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
29. Manfaat Rekam Medis : ALFRED
1. Adminstratlve value: Rekam medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan
kesehatan.
2. Legal value: Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan
3. Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan
kesehatan yang harus dibayar oleh pasien
4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam lapangan
kedokteran, keperawatan dan kesehatan.
5. Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan pendidikan
mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.
30. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit di Indonesia
Dikembangkan sejak tahun 1972, dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 651/XI-AU/PK/72
Disempurnakan kembali sebagai revisi ketiga
dengan surat keputusan menteri kesehatan RI
No 691 A /Menkes/SK/XII/84
31. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Pencatatan :
a. Catatan Kolektif :
Buku register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.
b. Catatan Individual :
Rekam Medis, dokumentasi segala tindakan medik yang diberikan kepada
seorang pasien.
32. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
2. Pengolahan Data Medis
Sebelum dilakukan pengolahan, berkas-berkas rekam medis tersebut diteliti
kelengkapannya baik isi maupun jumlahnya. Rekapitulasi dari sensus harian
diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit,
sedangkan formulir-formulir rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan
yang menyangkut morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 1994).
33. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
3. Penyusunan dan Analisis Data
Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa adanya dan belum
memberikan gambaran makna daripada keadaan tersebut.
Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola keadaan sesuatu
sehingga dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipakai sebagai
bahan tindak lanjut oleh pengambil keputusan.
34. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Data kegiatan rumah sakit (RL.1)
2. Data kegiatan morbiditas rumah sakit (RL.2)
3. Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3),
4. Data ketenagaan rumah sakit (RL 4)
5. Data peralatan rumah sakit (RL5)