3. Perkembangan Seks Pada Remaja
Pada proses kematangan seks, sama halnya seperti
aspek perkembangan lainnya akan terlihat juga adanya
perbedaan-perbedaan individu dalam hal saat permulaan
mulainya perubahan dan lamanya proses.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh remaja
itu, sebenarnya merupakan akibat dari berfungsinya
kelenjar-kelenjar seks dalam dalam tubuh yang disertai
dengan kematangan alat-alat seks atau yang lazim
dikenal dengan sebutan organ reproduksi.
4. Menurut Gunarsa (2007), Surtiretna (2001),
Perry & Potter (2005) dan Kozier (2004)
perkembangan seks pada remaja adalah
sebagai berikut:
A. Remaja putri Pada anak perempuan sekitar
umur 9 sampai 11 tahun sudah mulai timbul tanda-
tanda pertama kematangan seks yakni pembesaran
payudara dan pinggul. Sesudah itu baru mulai
pertumbuhan rambut di daerah kemaluan bagian
luar dan ketiak. Suaranya berubah merdu, kulit
bertambah bagus dan halus
Kadar estrogen yang meningkat mempengaruhi
genital. Uterus mulai membesar, dan terjadi
peningkatan lubrikasi vaginal. Menarche atau
kedatangan haid untuk pertama kalinya, pada
umumnya akan timbul setelah memuncaknya
percepatan pertumbuhan
Umur tercapainya menarche tidak sama bagi
semua remaja putri. Menarche dapat terjadi
pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16
tahun atau lebih. Dengan timbulnya haid
pertama belum berarti bahwa perlengkapan alat
berkembangbiak sudah sempurna.
5. B. Remaja putra Proses kematangan seks pada
remaja putra mulai antara 11 dan 15 tahun,
dengan umur rata-rata 13 dan 14 tahun. Proses
ini dimulai dengan pertumbuhan buah pelir dan
zakar. Tumbuhnya rambut di daerah alat
kelamin luar lebih lambat. Percepatan
pertumbuhan buah pelir terjadi kira-kira
bersamaan dengan percepatan penambahan
tinggi badan. Baru setahun kemudian mulai penambahan
panjang alat kelamin bagian luar atau penis,
testis, prostat, dan vesikula seminalis yang
dipengaruhi oleh peningkatan kadar
testosterone dalam tubuh. Remaja putra mulai
mempunyai kumis dan jenggot, bulu-bulu
mulai tumbuh di ketiak dan daerah kelamin.
Dengan membesarnya tulang di leher bagian
depan (jakun), suara mereka berubah menjadi
pecah dan parau, karena tali-tali suara di
kerongkongan mereka sedang mengalami
penyesuaian menjadi suara orang dewasa,
demikian juga bidang bahunya menjadi lebih
besar ketimbang pinggangnya. Di samping
perubahan suara ada pula remaja pria yang
mengalami penumbuhan atau penebalan rambut
di dada.
6. Menurut Hurlock (1999) dorongan
seksual dipengaruhi oleh :
a. Faktor internal, yaitu stimulus yang berasal
dari dalam diri individu yang berupa
bekerjanya hormon-hormon alat reproduksi
sehingga menimbulkan dorongan seksual pada
individu yang bersangkutan dan hal ini
menuntut untuk segera dipuaskan.
b. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang berasal
dari luar individu yang menimbulkan dorongan
seksual sehingga memunculkan perilaku
seksual. Stimulus eksternal tersebut dapat
diperoleh melalui pengalaman kencan,
informasi mengenai seksualitas, diskusi dengan
teman, pengalaman masturbasi, pengaruh orang
dewasa serta pengaruh buku-buku bacaan dan
tontonan porno.
7. Tugas Perkembangan Remaja
Setiap tahap perkembangan akan terdapat
tantangan dan kesulitan-kesulitan yang
membutuhkan suatu ketrampilan untuk
mengatasinya (Santrock, 2009). Manakala
Haditono, Monk, dan Knoer (1994) berpendapat
bahwa pada masa remaja, mereka dihadapkan
pada dua tugas utama, yaitu; mencapai ukuran
kebebasan atau kemandirian dari orangtua dan
membentuk identitas untuk tercapainya integrasi
diri dan kematangan pribadi.
8. Kebebasan dan ketergantungan
Pada masa remaja sering terjadi adanya
kesenjangan & konflik antara remaja
dengan orang tuanya. Pada saat itu ikatan
emosional menjadi berkurang dan remaja
sangat membutuhkan kebebasan emosional
dari orangtua, misalnya dalam hal memilih
teman ataupun aktifitas. Sifat remaja yang
ingin memperoleh kebebasan emosional dan
sementara orangtua yang masih ingin
mengawasi dan melindungi anaknya dapat
menimbulkan konflik diantara mereka.
9. Pembentukan Identitas Diri
Proses pembentukan identitas diri adalah
merupakan proses yang panjang dan kompleks,
yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu,
sekarang dan yang akan datang dari kehidupan
individu dan hal ini akan membentuk kerangka
berpikir untuk mengorganisasikan dan
mengintegrasikan perilaku ke dalam berbagai
bidang kehidupan (Rice, 2012).
a. Sumber-sumber Pembentukan Identitas Diri
Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi
pembentukan identitas diri adalah lingkungan
sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang
seperti keluarga dan tetangga yang merupakan
lingkungan masa kecil, juga kelompok-
kelompok yang terbentuk ketika mereka
memasuki masa remaja, misalnya kelompok
agama atau kelompok yang mendasarkan pada
kesamaan minat tertentu
b. Macam - macam Keadaan dalam
Pembentukan Identitas Diri Berdasarkan pada
teori Erikson, terdapat empat keadaan atau
status yang berbedabeda dalam pembentukan
identitas. Dia berpendapat bahwa
perkembangan identitas itu terjadi selain dari
mencari aktif (eksplorasi) yang oleh Erikson
disebut sebagai krisis identitas, juga tergantung
dari adanya commitments terhadap sejumlah
pilihan-pilihan seperti sistem nilai atau rencana
hari depan.
10. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Usia remaja ditandai dengan tugas-tugas perkembangan
yang harus diselesaikan diantaranya; memperluas
hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih
dewasa, memperoleh peranan sosial, menerima keadaan
tubuhnya dan menggunakan secara efektif, memperoleh
kebebasan emosional dari orangtua, mencapai kepastian
akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri, memiliki
dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan,
mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan
berkeluarga dan mengembangkan dan membentuk
konsep-konsep moral.
11. Sikap dan Perilaku Seksual
Seksualitas remaja merujuk kepada perasaan
seksual, perilaku dan perkembangan pada remaja
dan merupakan tahap seksualitas manusia
(Zastrow dan Kirst-Ashman, 2012). Seksualitas
sering merupakan aspek yang sangat penting dari
kehidupan remaja. Perilaku seksual remaja
adalah, pada banyak kasus, dipengaruhi oleh
norma-norma budaya dan adat istiadat, orientasi
seksual mereka, dan isu-isu kontrol sosial,
seperti hukum umur dewasa.
12. Zastrow dan Kirt-Ashman (2012) berpendapat
bahwa secara psikologis pada fase remaja ada
dua aspek penting yang dipersiapkan, antara
lain:
A. Orientasi seksual. Pada masa ini remaja
diharapkan sudah menemukan orientasi
seksualitasnya atau arah ketertarikan
seksualnya (heteroseksualitas atau
homoseksualitas). Norma umum yang berlaku
lebih menyukai jika seseorang menyukai
orientasi seksualitas ke arah heteroseksualitas.
Namun, tidak dipungkiri ada remaja yang
memilih orientasi seksualitas homoseksualitas.
Orientasi ini dipengaruhi oleh penghayatan
terhadap jenis kelamin. Faktor individu (fisik
atau psikologis), keluarga dan lingkungan ikut
mendorong dan berperan dalam menguatkan
identitas ini.
b. Peran seks. Peran seks adalah menerima
dan mengembangkan peran serta
kemampuan tertentu selaras dengan jenis
kelaminnya. Laki-laki akan dekat dengan
sifat-sifat sebagaimana laki-laki, demikian
pula perempuan akan dekat dengan sifat-
sifat sebagaimana perempuan. Peran seks
ini sangat penting pada tahap pembentukan
identitas diri, apakah seseorang itu berhasil
mengidentifikasi dirinya atau justru
melakukan transfer pada identitas yang lain
(transsexual).
13. Dimensi Seksualitas
a. Dimensi Sosiokultural Seksualitas
dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural
yang menentukan apakah perilaku yang
diterima di dalam kultur.
b. Dimensi Agama dan etik Seksualitas juga
berkaitan dengan standar pelaksanaan agama
dan etik.
c. Dimensi Psikologis Seksualitas bagaimana
pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa
yang sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini
dalam kehidupan dengan mengamati perilaku
orangtua.
d. Dimensi Biologis Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah
dibuahi terorganisir dalam kromosom yang menjadikan perbedaan seksual. Ketika
hormon seks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia membentuk karakteristik laki-
laki dan perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali saat pubertas, dimana anak
perempuan mengalami menstruasi dan perkembangan karakteristik seks sekunder, dan
anak laki-laki mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan
perkembangan karakteristik seks sekunder.
14. Alasan Berpacaran Selama Remaja
Tekanan teman pergaulan
Remaja biasanya berpikir sosial, suka
berteman, suka bergaul, dan suka berkelompok.
Pergaulan merupakan cara untuk mengenal atau
mencari teman baru, informasi, dan menambah
wawasan. Dengan demikian kelompok teman
sebaya memiliki pengaruh yang kuat pada
evaluasi diri dan perilaku remaja.
Rasa memilki merupakan hal yang paling
penting. Oleh karena itu remaja akan
berperilaku dengan cara memperkuat
keberadaan mereka di dalam kelompok.
Remaja sangat rentan terhadap persetujuan,
penerimaan, dan tuntutan sosial. Diabaikan dan
dikritik oleh teman sebaya menimbulkan
perasaan inferioritas, tidak adekuat dan tidak
kompeten.
15. Rasa penasaran
Rasa penasaran atau rasa ingin tahu merupakan
salah satu ciri dari manusia. Manusia
mempunyai kemampuan untuk berpikir dan
dengan akal pikiran tersebut maka dapat
memuaskan rasa ingin tahunya. Rasa ingin tahu
di dorong dengan kebutuhan manusia itu
sendiri. Adanya rasa ingin tahu yang besar
maka manusia akan berpikir dan memulai
mencari jawaban yang sebanyak-banyaknya
(Yuanita, 2011).
Rasa penasaran yang kuat dari diri remaja
harus diimbangi dengan informasi yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan
agar remaja tidak terjerumus ke hal-hal
yang dapat merusak moral para remaja.