3. Introduction Plasmodium Sp.
Ada ± 140 Spesies
teridentifikasi
> 300 spesies
> 300 spesies
unclassified
4 (Pf, Pv, Pm, & Po) + 1 (Pk) spesies
“Pendatang baru” patogen
pd manusia.
4. Malaria mrpkn penyakit kambuhan
(re-emerging disease), disebabkan banyak
faktor. Diantaranya: sosial ekonomi,
perubahan/ (mutasi) gen, perubahan
iklim, lingkungan, dsb.
11. Sporozoit hati
(Pf, Pv, Po & Pm),
Akan tetapi sbgn Pv & Po
sbgn berubah mnjd
hypnozoit (skizon hati)
Manusia & Nyamuk
hypnozoit (skizon hati)
dan “tidur” bertahun-
tahun.
Potensi resurjensi
(kambuh)
12. Rawat jalan evaluasi
klinis (ex; cek lab) pada
hari ke 3, 7, 14, 21 dan 28
Rawat inap evaluasi
klinis setiap hari
hingga membaik & hasil
hingga membaik & hasil
mikroskopis negatif.
Disarankan
monitoring lanjutan
pd hari ke 7, 14, 21 dan
28.
13. Mikroskopis Bentuk aseksual parasit pd
apusan darah tepi (ADT).
Kimia darah (malaria berat)hipoglikemia,
asidosis metabolik, anemia normositik,
haemoglobinuria, hiperparasitemia,
haemoglobinuria, hiperparasitemia,
hiperlaktatemia, gangguan renal,
trombositopenia & hiperbilirubinemia.
Quantitative buffy coat (QBC), tes
fluoresensi, cepat tp tdk dpt bedakan jenis
plasmodium & hitung kepadatan parasit.
14.
15. Kasus; Pria 26 tahun
di Sragen 15 April
2007 keluhan utama
panas
(Diah, et. al., 2007)
16. Ditemukan infestasi
plasmodium
pd sumsum tulang
(jarang
(jarang
ditemukan ),
Pemeriksaan
u/ kasus dugaan malaria
disertai dgn
pansitopenia (↓Ery,
Leu, & Trom)
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24. Apusan Darah Tepi (ADT) Skrining
keberadaan, penentuan jenis, dan menghitung
kepadatan parasit Plasmodium spp.,
25. Metode uji mikroskopis (apusan tebal-tipis) paling
banyak dipakai.
Mrpkn gold standard murah, cepat & relatif sensitif serta
mampu membedakan spesies & menghitung
jmlh parasit.
26. Butuh keahlian khusus, jika jmlh Plasmodium
rendah & mengarah ke hasil negatif.
27. Pewarnaan Acridine
Orange (AO) P. falciparum,
inti parasit berwarna hijau
berpendar
berpendar &
sitoplasma parasit
berwarna orange (Tantular, 2014)
28. Quantitative buffy coat
(QBC) cepat, tapi
tidak dapat
membedakan jenis
plasmodium & hitung
parasit.
(Diah, et.al., 2007)
(CDC, 2018)
29. Upgrade IPTEKS Deteksi antibodi
enzyme-linked immunosorbent assays (ELISA)
serta deteksi molekuler Polymerase chain
reaction (PCR)
reaction (PCR)
Beberapa dekade belakangan dikembangkan
pemeriksaan epat menggunakan rapid
diagnostic test (RDT) u/ deteksi keberadaan
Ab Plasmodium spp.
30. Rapid Diagnostic Test (RDT) dpt
digunakan pd tempat** dgn sumber daya
& fasilitasyg terbatas Alternatif
31.
32.
33. Diagnostik Molekuler (ex;PCR) lbh sensitif
dibandingkan dgn mikroskopis
untuk diagnosis malaria mix.
Metode molekuker sangat sensitif & mampu
mendeteksi hingga kepadatan <5 parasit/µL.
mendeteksi hingga kepadatan <5 parasit/µL.
Kelemahan; PCR butuh waktu lama (time-
consuming), ada risiko kontaminasi slm
amplifikasi.
34. Metode PCR sgt sensitif & spesifik dlm
penegakan diagnosis malaria & mampu
mengidentifikasi spesies parasit scr
akurat Mahal & Sarana Terbatas
37. Bbrp dekade terakhir, ditemukan jenis
plasmodium ke-5 yg patogen pada
manusia Plasmodium knowlesi.
Ditemukan pd kera ekor pjg (Macaca
Ditemukan pd kera ekor pjg (Macaca
fascicularis), kera ekor babi (Macaca
nemestrina), & langur (Presbytis melalophos).
Vektor; nyamuk grup Leucosphyrus yaitu
Anopheles latens dan Anopheles cracens.
38. Pertama kali dideskripsikan ol/ Giuseppe Franchini
(Italia) pd darah kera ekor pjg (Macaca fascicularis)
Distribusi Malaysia (Sarawak & Sabah), Thailand, perbatasan
Myanmar & Cina, Filipina, Singapura, Vietnam & Indonesia
(Kalimantan dan Sumatra).
Scr mikroskopis, morfologi P. Knowlesi, mirip dgn P.
Scr mikroskopis, morfologi P. Knowlesi, mirip dgn P.
Malariae (Stadium tropozoit akhir dlm bentuk pita, skizon,
& gametosit).
Jg sgt mirip dgn P. falciparum (stadium tropozoit awal)
shg sering terjadi misidentification.
39. Perbedaan utama P. knowlesi dgn spesies
Plasmodium (manusia) lainnya terdapat pd
siklus replikasi pd eritrosit.
Pf dan Pv = ±48 jam, Pm = 72 jam, & Po = 50 jam,
P knowlesi = 24 jam
sdkn P knowlesi = 24 jam.
P. knowlesi disebut jg malaria
quotidian.
40. Scr filogeni, P. knowlesi sangat menyerupai P.
vivax.
Keduanya pux proses invasi merozoit yg sama;
butuh interaksi Duffy-binding proteins (DBP) dgn
Duffy antigen receptor for chemokines (DARC).
Duffy antigen receptor for chemokines (DARC).
Namun, perbedaan ke duanya fase “dorman”
(Hipnosit) di hati (hanya P.vivax), preferensi sel
darah inang, serta pnjg siklus aseksual (Antinori et al., 2012).
41. Panjang genom Plasmodium knowlesi
= 23,5 Mb, terdiri dari 5.188 gen.
Panjang genom < Plasmodium vivax
(26,8 Mb), namun > Plasmodium
(26,8 Mb), namun > Plasmodium
falciparum (23,3 Mb).
43. Gejala klinis (P.knowlesi) Umumnya mirip dgn
gejala malaria lainnya, tp keluhan gastrointestinal
sering terjadi dan trombositopenia lbh
menonjol.
Angka kematian malaria knowlesi berkisar 1-2%.
Angka kematian malaria knowlesi berkisar 1-2%.
Pemeriksaan scr mikroskopis sulit u/ menegakkan
diagnosis malaria knowlesi.
Direkomendasikan Diagnosis Molekuler
(PCR), ttp mahal & butuh keterampilan khusus.
Obat yg sensitifArtemisin dan Klorokuin.
44. Multiplex quantiative qPCR sudah
dikembangkan u/ deteksi P. knowlesi
nama komersial PlasmoNex multiplex
PCR.
PCR.
Primer spesifik & elektroforesis gel.
Kurang praktis pd daerah dgn sarana lab
yg terbatas