Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep Tuhan dalam agama Hindu dan beberapa dewa/dewi utama seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Saraswati, Laksmi. Tuhan dijelaskan sebagai Sang Hyang Maha Esa, sementara dewa-dewi merupakan manifestasi dari Tuhan yang membantu mencipta, memelihara, dan memusnahkan alam semesta.
1. (Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
OM Namaskara ya Namah, Om Swastiastu, Pranam Everyone,
Perkenalkan nama saya: Putu Eka Shanti Dharma,,,
Disini saya akan sharing tentang sedikit pengetahuan tentang Ketuhanan, simaklah
mudah-mudahan bermanfaat, semoga selalu diberkati dan dalam limpahan anugrah Ida Sang
Hyang Widhi Wasa,,,OM
Saya akan menjelaskan setitik air yang ada dalam samudra pengetahuan yang luas ini,
anugrah Tuhan dalam Manifestasinya sebagai IBU dan BAPAK ilmu pengetahuan, Om Sri
Saraswati Jaya ya Namaha,,,Hormat hamba kepada semua para dewa dan dewi serta para RSI
dan ascended Master serta Guru-guru suci yang sejalan dengan Cinta Kasih TUHAN,,,
Mari kita mulai dengan apa dan siapa sebenarnya Tuhan itu, yang anda puja, sembah dan
diserukan setiap ada persembahyangan?
Tuhan Yang Maha Esa atau didalam bahasa sansekerta dan Kawi yang telah lama
ditinggalkan akibat proses penyebaran sekta dan aliran kepercayaan sejak agama dan dpemujaan
dikembangkan oleh para guru-guru suci, Dahulu Kala beliau disebut SANG HYANG MAHA
WENANG / TUHAN YANG MAHA KUASA adalah hakikat kebenaran, realitas absolut, seru
para Rsi, Beliau itu bukan ini dan bukan itu. Beliau itu sifatnya Sat-Chit-Ananda (penuh
berlimpahan dengan eksistensi suci kesadaran karunia) yang merupakan intisari dan makna dari
seluruh penciptaan, pemeliharaan dan pengembalian jagat raya dan segala isinya yang
sebenarnya terbungkus oleh kesadaran dan kebahagiaan Ilahi yang serba gaib dan misterius
yang tak terpikirkan (Terjemahan Lontar Buana Sunya). Beliaulah yang disebut WIDHI, atau
SUNYA.
Mari kita menuju kewujud dewa-dewi, maka semua ide dan makna yang ada di balik
penampilan sebenarnya adalah sebuah fenomena alam yang sistimatik yang
sesungguhnya utusan Tuhan itu sendiri. Beliau dikenal dengan nama Parama Brahman, kata
para berarti dari zaman awal, tak bermula, dan Brahman adalah kata lain dari Tuhan Maha
Pencipta, kemudian oleh manusia dimuliakan dengan berbagai macam sebutan yang
dikaitkan dengan berbagai jenis simbol untuk mempermudah menghayatinya dengan berbagai
macam cara yang antara lain melalui budaya.
Dengan dasar kebudayaan timbul dan berkembang dari benih yang ada sejak jaman dulu kala,
yang terbukti dari peninggalan-peninggalan baik berupa lingga-lingga, arca-arca, dan candi.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut bahwa agama berkembang pada saat itu adalah agama
Hindu dan Budha, didasari oleh adanya bukti dalam bentuk relief maupun lukisan/tulisan pada
arca-arca, lingga, dan candi yang menggambarkan dewa Brahma, Wisnu, Siwa, Saraswati, Durga
dan Ganesa. Di mana temuan-temuan atau peninggalan ini ada di Jawa, Bali dan Sumatera.
Peninggalan yang ditemukan oleh ahli budayawan yang menonjolkan bentuk arca Brahma,
Wisnu, Siwa, Saraswati, Durga, dan Ganesa mengandung makna yang amat tinggi.
Demikian adanya perbedaan antara pemahaman TUHAN, dan wujud DEWA dan DEWI
2. (Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
Para Dewa dan Dewi
Om Guru Brahma (Hormat pada Dewa Brahma)
Dewa ini adalah asal-usul, benih dari seluruh ciptaan-ciptaan ini, sifatnya tak terbatas
ditinjau dari sudut ruang waktu, nama, asal-usul dan bentuk yang datang dariNya.
Beliaulah ciptaan pertama dari Hyang Maha Esa, dan membawa serta dengannya sifat ahankara.
Secara teologis beliau sering dianggap sebagai pencipta yang tidak diciptakan (Svayambhu),
manusia yang terlahir sendiri. Beliaulah leluhur utama kita dengan segala kebajikan dan
kebejatan morlanya, tetapi juga adalah yang serba maha dan disebut juga sebagai ayah-bunda
kita (Pitamaha). Beliau juga Lokesa, pemimpin alam semesta, beliau juga disebut Dhatr, yang
mengayomi. Beliau juga disebut Viswakarma, sang arsitek agung dari jagat-raya ini.
Menurut mitologi Hindu, Brahma lahir dari pusar Maha Wisnu, itulah sebabnya beliau
juga disebut Nabhija ( yang lahir dari pusar), Kanja ( yang lahir dari air) dan sebagainya.
Sebenarnya nama asli beliau adalah Narayana, namun kemudian nama tersebut diambil alih oleh
Sri Vishnu.
Setiap candi Shiwa atau Vishnu menyediakan sudut utara atau dinding utara untuk
arca sang Brahma, dan arcanya ini harus dipuja setiap hari, karena beliau adalah inti dewata
yang terpenting (Pariwara Dewata), yang bertugas utama Yang Maha Esa). Di
Manawadharmasastra 10 terdapat sloka berikut ini :
“dari benih tercipta telur alam-semesta yang maha suci
terang-benderang laksana jutaan sinar. Dari telur ini
Ia menciptakan dirinya sendiri ke rupa Sang Brahma,
sang pencipta asal-muasal (ayah-ibu) jagat raya ini”
OM Sri Hare Vishnu (Hormat pada Dewa Wisnu)
Dewa ini disebut Sang Pemelihara jagat-raya dan seluruh isinya. Beliau adalah dewa
kedua di dalam konsep Trimurti yang bersifatkan Satvaguna, yang amat bertanggung
jawab dengan kelestarian alam-semesta ini. Kata Vishnu itu berarti : “Yang telah
memasuki atau mengisi semuanya. Sifat beliau dengan demikian adalah teramat gaib, namun
beliau hadir dimana saja. (Baca Bhagavar-gita). Beliaulah inti jiwa yang bergerak dari dalam
raga manusia, para dewa dan berbagai makhluk lainnya. Nama lain beliau adalah Narayana,
yang dapat berarti :
(a) Yang telah merubah air sorgawi sebagai tempatnya bersemayam.
(b) Yang adalah tujuan semua manusia
(c) Yang telah menciptakan hati nurani manusia.
(d) Tujuan terakhir umat manusia.
Hyang Vishnu digambarkan sebagai Nilameghasyama, yang artinya berbadan biru
atau ungu, bunga ibarat warna antariksa yang dilihat dari bumi. Beliau disimbolkan dengan
satu wajah dan empat lengan tangan yang masing-masing memegang Sankha (kerang laut
sebagai alat tiup) cakra, gada, dan bunga padma (teratai). Beliau mengenakan kalungan
Kaustubha, yang tergantung cantik pada ikal rambutnya yang disebut Srivatsa. Di dada
3. (Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
kirinya Beliau juga mengenakan kalungan bunga warna-warni penuh wewangian yang disebut
Waijayanti. Keempat tangan berarti empat mata angin, di mana hadir kekuatan beliau. Sankha
bermakna maha panca bhuta, cakra berarti pikiran kosmis, gada berarti budhi (intelek) kosmis,
dan bunga teratai, lambang kesucian yang berasal dari kekotoran. Ikal rambut Srivasta
menyiratkan berbagai objek-objek kenikmatan duniawi, mutiara Kaustubha adalah
simbol penikmat Srivasta. jadi yang menikmati dan dinikmati adalah perhiasan bagiNya
semata, demikian arti kedua hal ini. Kalungan bunga Waijayanti berarti elemen lembut yang
hadir di alam-semesta ini (bhuta-tanmatras). Kadang-kadang ada dua buah senjata,
yaitu Nandaka (pedang kebijaksanaan) dan Sarnga (anak panah) yang
menyiratkan indriyas kosmis.
OM Namah Shiwaya (Hormat pada Dewa Siwa)
Shiwa adalah dewa ketiga di dalam Trimurti atau trinitas, beliau bertanggung
jawab dalam melebur kembali dunia ini, bersifatkan Tamas, beliau ditugaskan Tuhan Yang
Maha Esa untuk menghancurkan semua ciptaan yang sudah habis masa kerjanya, untuk didaur
ulang kembali, sesuai karma masing-masing ke bentuk baru. Sabda para resi, Shiwa ini
sebenarnya adalah Brahma dan Vishnu itu menjadi satu. Shiwa berasal dari Puranas dan
Rudra dari Veda dan agamas. Ada pendapat lain, bahwa Shiwa berasal dari ajaran non Aryan
dan usianya lebih tua dari Rudra, karena banyak lingga-yoni yang ditemukan di peradaban
Mohanjo-Daro.
Pemujaan kepada Shiwa penuh dengan mantram dan ritual-ritual serta gaib dan
misterius, disimbolkan sebagai Lingga, beliau selalu diwujudkan sebagai pria atletis yang
amat tampan menawan berkulit kebiru-biruan dan harum ibarat kamfer. Tangan
dan kakinya dibedaki dengan abu suci. Beliau bermata tiga, dan mata ketiganya yang jarang
sekali terbuka ini terletak ditengah-tengah kedua alis-matanya, berlengan empat, masing-
masing memegang Trisula, Damaru, (gendang kecil), sedang dua tangan yang lainnya
bermudra abhaya (memberikan perlindungan) dan Varada (memberikan berkah).
Dari gelungan rambutnya yang ibarat mahkota, terpancar dan mengalirlah sungai Gangga. bulan
sabit adalah penghias rambutnya, dan berkilau memakai sarung pendek yang terbuat dari kulit
harimau, kadang-kadang dari kulit gajah. Berbagai ular, khususnya ular kobra (lambang sperma)
adalah kalungan yang menghiasi leher dan lengannya, diantaranya yang disebut Yajnopavita
(benang suci). Beliau juga memakai kalungan yang terdiri dari tengkorak kepala.
OM Sri Saraswati Dewi Ya Namah (Hormat pada Dewi Saraswati)
Saraswati adalah shakti Sang Hyang Brahma, semenjak zaman permulaan beliau
sudah dianggap bundanya alam semesta dan segala penciptaan ini, karena beliaulah yang
mendapatkan tugas khusus dari dari Sang Pencipta Brahma untuk mencipta dan
merancang semua ciptaan ini. Arti kata Saraswati adalah “yang mengalir”; di Reg-Veda, beliau
digambarkan sebagai sebuah sungai yang senantiasa mengalir, beliau memberkahi kesuburan
setiap kandungan wanita dan juga kesucian bagi semua pemuja-pemujanya. Ada
beberapa sebutan lainnya untuk beliau ini seperti : Sarada (pemberi arti), Vagiswari (guru
tutur-bahasa), Brahmi (istri sang Brahma), Mahavidua (ilmu yang maha tinggi), dan lain
sebagainya. Beliau adalah personifikasi dari semua bentuk ilmu…… seni, budaya, literatur,
sains, dan berbagai keterampilan seperti seni ukir, pahat, patung dan lain-laian nya. Setiap
4. (Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
seniman di India berwarna brahmana karena berada di bawah naungan Saraswati!
Beliau berkulit putih karena dasar ilmu pengetahuan, beliau adalah putih, suci dan bersih.
Kebodohan atau kekurang-pengetahuan (avidya) berwarna hitam karena diliputi oleh kegelapan.
Beliau dilambangkan duduk di atas bunga teratai, dengan berwahanakan seekor angsa
dengan keempat tangannya, masing-masing beliau memegang Vina (suling), Akshamala
(tasbih), Pustaka (kitab buku). Tangan yang satunya bermain Vina dan bermudra memberkahi.
Sering juga beliau dilukiskan dengan Pasa (kwas), Ankusa (alat penyuntik, bunga Padma
(teratai), Trisula, Sankha (alat tiup yang terbuat dari lokan raksasa), cakra, kecapi, dan
sebagainya. Kadang-kadang beliau berwajah lima dan bertangan delapan, juga bermata tiga,
berleher biru; dalam aspek ini beliau disebut sebagai Mahasaraswati yang penuh dengan unsur
inti Durga (Parwati). Tunggangan beliau, sang angsa bernama Hamsa, seperti tunggangan Dewa
Brahma. Sering sekali seekor burung merak menjadi wahana beliau selain angsa tersebut.
Om Sri Laksmi Dewi Ya Namah (Hormat pada Dewi Laksmi)
Dewi Laksimi adalah manifestasi dari Maheswari yang maha sakti, berdasarkan tiga
bentuk gunas (tamas, rajas dan satvas). Beliau dewi Kemakmuran, Kekayaan dan Keberlimpahan
karena semua yang ada didunia ini adalah hasil kreasi beliau. Beliau juga sebagai pendamping
Wisnu didalam memelihara Jagat raya ini. Dalam agama Hindu, Laksmi (Dewanagari:
लक्ष्मी; IAST: Lakshmī) adalah dewi kekayaan, kesuburan, kemakmuran, keberuntungan,
kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan. Dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah Ibu
dari alam semesta, sakti dari Dewa Wisnu. Dewi Laksmi memiliki ikatan yang sangat erat
dengan Dewa Wisnu. Dalam beberapa inkarnasi Wisnu (Awatara) Dewi Laksmi ikut serta
menjelma sebagai Sita (ketika Wisnu menjelma sebagai Rama), Rukmini (ketika Wisnu
menjelma sebagai Kresna), dan Alamelu (ketika Wisnu menjelma sebagai Wenkateswara).
Merak dalam penggambaran Dewi laksmi, yang mana adalah simbol dari kebenaran mutlak
penciptaan hitam dan putih. sebab merak sesekali waktu mengembangkan bulu-bulunya sebagai
lambang keindahan yang abadi dan lambang pernikahan.
Dewi Laksmi disebut juga Dewi Uang. Ia juga disebut "Widya", yang berarti
pengetahuan, karena Beliau juga Dewi pengetahuan keagamaan. Ia juga dihubungkan dengan
setiap kebahagiaan yang terjadi di antara keluarga dan sahabat, perkawinan, anak-anak,
kekayaan, dan kesehatan yang menjadikannya Dewi yang sangat terkenal di kalangan umat
Hindu.
Om Sri Durga Dewi Ya Namah (Hormat pada Dewi Durga)
Durga adalah dewa yang paling di puja di India dan berbagai pelosok dunia pada saat
ini, beliau terkenal dengan nama-nama Dewi, Dewi Ma, Dewi Mata, Durga Ma dan lain
sebagainya. Seluruh Purana dan Dewi Bhavatham didedikasikan kepadanya, demikian juga
halnya dengan karya shahstra suci yang disebut Dewi Mahatmyam. Dewi Durga disebut juga
sebagai Dewi Durga Saptasati atau Candi, dan hadir secara penuh hormat di dalam karya suci
yang disebut Markandeya Purana, kitab ini dianggap sangat sakral dan setiap sloka dianggap
5. (Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
sebagai sebuah mantram, setiap mantram ini mampu menghasilkan pengharapan, hasrat
dan permohonan kita.
Durga juga bisa berarti “sulit untuk didekati”, karena beliau adalah personifikasi
berbagai kesaktian dan gabungan kekuatan para dewa-dewi, namun sebagai bunda jagat-raya
beliau adalah ibu yang penuh kasih sayang yang tidak terhingga. India dan Indoesia
penuh dengan berbagai candi demi pemujaan yang pernah jaya-raya (di Indonesia), namun
pada saat ini konsep yang terkembang di Indonesia adalah konsep salah-kaprah, Dewi
Durga dianggap dewinya setan dedemit, semua ini adalah propaganda agama lain yang pernah
mengalahkan kerajaan-kerajaan Hindu di masa oknum-oknum lalu, dengan menjelek-jelekkan
peranan Dewi Durga yang sesungguhnya, padahal candi Prambanan dan Candi Sewu terang-
terang didedikasikan kepada kebesaran Sang Pertiwi, Maheswari ini. Demikian juga konsep Ratu
Kidul, laut selatan, adalah personifikasi Dewi Sri (berbaju hijau dan ungu, lambang Vishnu)
yang sengaja diselewengkan oleh oknum-oknum agama lain dimasa lalu, ternyata kaum Hindu
sendiri banyak terkecoh dan termakan oleh isu-isu itu.
Para dewa dan dewi TRI MURTI tersebut yang merupakan awal atau cikal bakal dari
keberadaan dan terciptanya para dewa dan dewi diseluruh jagat raya dengan berbagai
macam bentuk dan rupa sampai Bhatara dan Leluhur kita.
Maka kembali dengan seloka bagawadgita yang saya padukan dengan Lontar Siwa, Wisnu
dan Brahma Tatwa serta Lontar Buana Kosa dan Sunya, Yang kesemuanya menjelaskan
seperti ini kurang lebih,,,
Om Semoga diberkati dan Mohon ampun apabila ada yang kurang Sempura ya Tuhan.
Jika engkau wahai pemujaku yang suci dan bijaksana, memujaKU maka engkau akan
kembali kepadaKU, apabila engkau memuja manifestasiKu (Para Dewa dan Dewi) maka
saat engkau kembali engkau akan sampai pada alam dewa dan dewi, apabila engkau selalu
memuja bhutha (buta sakti, bhatara sakti dan sejenisnya) maka engkau kembali kealam
ciptaanKu itu, maka itu pahamilah semua keberadaanKu itu.
Sebelum anda mengerti dengan semua hal diatas, maka berhati-hatilah didalam mencari
jalan Ketuhanan itu, yang sepertinya kelihatan Mudah, NIKMAT, Gampang, Simple
bahasa kerennya, tetapi efek dan akibatnya harus dipahami terlebih dahulu sebelum
mengambil langkah yang ingin dituju,,,
Terimakasih, Salam Bahagia untuk KITA semua,,,
(Dharma Enlightenment Smart World)